Anda di halaman 1dari 30

TROUBLE”SHOOTING

PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK


Ventilasi mekanik merupakan suatu prosedur
yang tidak fisiologis akan tetapi tetap harus
diberikan pada gangguan ventilasi
TUJUAN DARI PEMBERIAN VENTILASI MEKANIK

- mempertahankan ventilasi dan oksigenisasi yang adekuat


- menjaga agar antara ventilator dengan pasien tetap sinkron
- meminimalkan efek samping

Untuk mencapai tujuan tersebut maka salah satu prosedur yang harus dilakukan

adalah melakukan monitoring dan melakukan intervensi untuk setiap


keadaan yang akan meyebabkan efek samping yang tidak diinginkan

“TROUBLE SHOOTING”
Setting Dasar Ventilasi Mekanik
• Pressure : P insp < 30 mmHg
• Volume : 8 – 10 mL/kg
• Frekuensi : 10 – 16 x/m
• I:E ratio : 1 : 2 (Tinsp 1,0 – 1,5 detik)
• PEEP : 5 cmH2O (4 – 8 cmH2O)
• Trigger : -2 cmH2O

Alarm
• Pinsp < 30 cmH2O
• RR < 6 x/m > 30 x/m
5
• MV < 25 mL/kg > 125 mL/kg
2

• PEEP < 3cmH20


Pemantauan Ventilasi Mekanik
• Penilaian Ventilasi dan Oksigenasi
• Alarm
• Klinis : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
– Analisis gas darah: pCO2, pO2, SaO2
– Foto toraks: posisi ujung ETT, paru, pleura
• Monitor: RR, SpO2
• Ventilator: tidal volume, respiratory rate (RR),
Pinsp, grafik flow, pressure, volume
Hal-hal lain yang harus diperhatikan atau diwaspadai saat
monitoring pada pemberian ventilasi mekanik adalah terjadinya
apnea saat diberikan mode assist dan terjadinya respiratory
distress yang mendadak

→ ditandai dengan adanya

takhipnoe, keringat, gerakan cuping hidung, peningkatan WOB,


retraksi suprasternal, epigastrik, dan interkostal, tracheal tug ,
gerakan abdominal yang tidak synchron dengan gerakan dada
dan biasanya diikuti dengan gangguan sistim kardiovaskuler
seperti : tachycardia, arrhythmia, dan hipotensi
Bila terjadi ketidak sesuaian (dysynchrony) antara
pasien dengan ventilator harus segera dicari
penyebabnya untuk segera diatasi

Masalah yang timbul dapat


berasal dari ventilator, sirkuit,
ETT, atau pasiennya sendiri
Mari kita bahas mengenai berbagai hal antara lain :

a. Mengenal masalah yang timbul saat dilakukan ventilasi mekanik


b. Mengatasi masalah-masalah yang timbul saat dilakukan
vent.mek
c. Penyebab-penyebab yang spesifik dari respiratory distress yang
terjadi mendadak saat ventilasi mekanik
Masalah yang berasal dari artifisial airway

ETT yang teralu dalam Cara mengatasi hal ini


Hal ini dapat terjadi karena adalah dengan menarik ETT
pergerakan ETT misalnya karena 1 - 2 cm, dan dengarkan
perubahan posisi menjadi fleksi, suara pernafasan di dada
akan menyebabkan pergeseran ETT kanan dan kiri, kemudian
kira-kira 1.9 cm kearah karina fiksasi dari ET Tdengan baik
→Bahaya dari keadaan ini adalah
terjadinya atelektasis dari paru-
paru kiri
lanjutan
ETT yang tertarik sampai diatas
pita suara
Keadaan ini dapat menyebabkan
distress mendadak dengan Untuk mengatasinya harus
penurunan volume tidal dan adanya dilakukan reintubasi
kebocoran udara lewat hidung dan
mulut.
→Keadaan ini dapat terjadi karena
perubahan posisi menjadi ekstensi (
dapat menggeser ETT 1.9 – 5.2 cm
kearah keluar dari trachea)

- Herniasi dari cuff ETT dapat


Tindakan yang harus dilakukan
menyebabkan oklusi adalah dengan deflasi /
Biasanya terjadi setelah merubah mengempiskan cuff ETT ybs
posisi leher/ kepala
Penyebab / masalah yang berasal dari pasien
Sekret
Masalah sekret dapat ditimbulkan oleh sekret yang terlalu
kental atau terlalu banyak , dapat juga hal ini terjadi karena
bekuan darah pada lumen ETT→ Pada keadaan ini dapat
menyebabkan obstruksi dan atelektasis.
→Yang harus dilakukan adalah mengganti ETT, atau sekret
dapat diangkat dengan melakukan bronchoscopy

Bronchospame
Tanda-tanda klinis yang didapatkan antara lain adalan adanya peningkatan WOB,
wheezing, retraksi supra sternal, intercostal, terjadi peningkatan Pins ( peak
airway pressure), dynamic characteristic menurun sementara static compliance
relative tetap atau berubah sedikit saja.
→Terapi yang harus dilakukan adalah dengan membeikan bronchodilator per
inhalasi, parenteral corticosteroid, dan theophylline.
Pneumotorax
Kejadian respiratory distress yang mendadak saat ventilasi mekanik harus dicurigai
adanya pneumotoraks.
Kejadian ini terjadi pada 43% pasien yang mendapat Pins ( peak inspiratory pressure) >
70 cm H2O, pasien2 dengan ARDS, COPD, necritizing pneumonia.
Tanda-tanda klinis yang didapatkan antara lain repiratory distress, hyperresonance,
tracheal deviation, kearah kontralateral, penurnan suara VBS pada daerah yang
terkena, penurunan compliance paru, dan tanda2 kolaps sistim kardiovaskular.

→Tinadakan torakostomi dengan jarum iv kateter no 16 -14 yang dihubungkan dengan


syringe yang diisi aquadest steril, atau NaCl sol, pada ics 2 linea mid clavicula, harus
segera dilakukan karena bila terlambat akan cepat menyebabkan kematian. Setelah
insersi jarum tadi baru dilakukan chest Xray sebelum pemasangan chest tube yang
definitive.
lanjutan
Edema paru
Perlu dipertimbangkan apakah penyebab kardiak atau non kardiak.
Keadaan ini paling sering sebagai penyebab respiratory distress pada pasien-tanda yang
dilakukan ventilasi mekanik.

Emboli paru
Kejadiannya jarang akan tetapi mempunyai angka kematian yang tinggi.
Tanda-tanda klinis yang didapatkan antara lain : dyspnea, tachypnea, chest pain, fever,
hemoptisis, tanda-tanda deep vein thrombosis.
→Terapi : biasanya diberikan heparin yang dilanjutkan dengan pemberian warfarin.
Penyebab yang berasal dari ventilator
- Kebocoran pada sistem
- Malfunction pada sirkuit
- FiO2 yang tidak cukup
- Support dari ventilator yang tidak cukup
Massalah ventilator yang dapat diidentifikasikan
- Airway pressure ( Paw)
Paw yang tinggi akan menyebabkan barotrauma
Bila terjadi gangguan pada Paw maka kemungkinan masalah terdapat di :
ventilator, sirkuit, ETT atau pada pasien

Tidal volume
Tidal volume yang terlalu tinggi akan menyebabkan acute lung injury, ARDS
Tidal volume yang tidak mencukupi akan menyebabkan hipoventilasi dan
asidosis respiratorik.

TV yang diukur biasanya TV yang keluar dari ventilator, dan pengukuran TV


ekspirasi akan lebih akurat dalam menunjukkan TV pasien yang sebenarnya.
Perbedaan antara insp TV dan exp TV biasanya disebabkan oleh kebocoran
pada sistem ( ventilator, sirkuit, ETT, atau pasien ).
Cont…..
Cont…..
Cont…..
Cont…..
Cont…..
Alur
Bila terjadi desaturasi saat ventilasi mekanik maka yang harus dilakukan
adalah mendeteksi penyebabnya secepat mungkin :
masalah→ pasiennya, sirkuit, atau ventilator

➢ Tindakan pertama yang dilakukan adalah memeriksa kembali apakah


gambaran gelombang yang ditampilkan pada pulse oksimetri memang
menunjukkan kedaan yang sebenarnya, kemudian naikkan FiO2
menjadi 100%, dan pastikan apakah pasien masih bernafas ( apakah
nafas spontan pasien masih ada

➢ Disconect pasien dari ventilator dan bila pasien mudah diventilasi


secara manual maka diduga penyebabnya dari ventilator.

➢ Bila pada saat disconect terdapat kesulitan untuk melakukan ventilasi


secara manual, maka diduga penyebabnya dari ETT seperti sudah
diuraikan diatas, dan bila bukan masalah ETT maka cari penyebab dari
pasien .
Penutup
• Ventilasi mekanik merupakan salah satu sarana
bantuan proses pernapasan
• Tiap parameter klinis pasien yang menggunakan
ventilator harus dikonfirmasi dengan setting yang
diberikan
• Hal-hal lain yang harus diperhatikan atau diwaspadai
saat monitoring pada pemberian ventilasi mekanik
adalah terjadinya apnea saat diberikan mode assist dan
terjadinya respiratory distress yang mendadak
• Cari masalahnya dan segera diatasi
• Kerja sama dan diskusi dengan dokter ICU dalam
pengelolaan pasien di ICU 5
1
Daftar Pustaka
Gomersall . C, Joynt, G., Cheng, F., Mechanical ventilation – monitoring &
trouble shooting , Basic assessment and support in intensive care ; Dept of
Anaesthesia & Intensive Care the Chinese University
Tobin.MJ., Fahey. PJ., Management of the patients who is fighting the ventilator,
Principle and practice of mechanical ventilation, 1st Ed , Mc Graw Hill United
State, 1994
TERIMAKASIH

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai