Oleh :
ADHITYA SETIAWAN
P27 838 109 001
PROGRAM DIPLOMA IV
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
SURABAYA
2010
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Tampak pula besarnya amplitude defleksi yang terekam
berbanding lurus dengan besarnya arus depolarisasi. Hal ini data dilihat
apabila ada bagian jantung yang hipertrofi (membesar), maka pada
elektroda perekam yang bersangkutan akan memperlihatkan amplitude
defleksi yang lebih besar.
Atas dasar hukum ini, maka potensial gelombang ECG dapat
diperoleh dengan jalan menentukan jumlah aljabar amplitude gelombang-
gelombang ECG. Gelombang yang digunakan adalah besar nilai
amplitudo R dan S. Aksis jantung dapat ditentukan dengan menggunakan
sandapan 1 dan aVF.
Denggan ini dapat diperoleh hasil yang akurat, cepat dan juga
dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran bagi para medis muda/
perawat muda. Cara ini juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan
faktor human error dalam tahap diagnosis dan analisa kelainan pada
jantung pasien yang dilakukan secara manual.
3
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari pembatasan masalh diatas maka dapat diketahui
rumusan masalah yang ada yaitu :
“ Dapatkah dianalisa kelainan axis pada jantung dengan program
Delphi ”
1.5 TUJUAN
Tujuan pembuatan modul Tugas Akhir ini adalah
1.6 Manfaat
4
1.6.2 Manfaat Praktis
pengukuran ECG.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Jantung
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling
vital fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan
kata lain, apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar
pengaruhnya terhadap organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak.
Karena fungsi utama jantung adalah sebagai single pompa yang
memompakan darah ke seluruh tubuh untuk kepentingan metabolisme sel-
sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun orangnya sebelum
belajar EKG harus menguasai anatomi dan fisiologi dengan baik dan bena
6
Dalam topik anatomi & fisiologi jantung ini, saya akan menguraikan
dengan beberapa sub-topik di bawah ini :
1. Ukuran,Posisi atau letak Jantung
2. Lapisan Pembungkus Jantung
3. Lapisan Otot Jantung
4. Katup Jantung
5. Ruang Jantung
6. Arteri Koroner
7. Siklus Jantung
7
preparat yang dikenal sebagai rheoscopic frog, yaitu bila saraf dari otot
gastroknemius kodok ditelentangkan pada permukaan jantung yang sedang
berdenyut, maka otot tersebut akan ikut berkontraksi sesuai dengan irama
denyut jantung.karena tubuh merupakan sebuah konduktor yang baik,
maka impuls yag dibentuk oleh jantung dapat menjalar ke seluruh tubuh.
Sehingga potensial bioelektrik yang dipancarkan oleh jantung dapat diukur
dengan sebuah galvanometer melalui electrode-elektrode yang diletakkan
pada berbagai posisi dipermukaan tubuh. Grafik yang tercatat melalui
rekaman ini disebut elektrokardiogram.
8
.
9
Impuls yang dikeluarkan oleh SA node akan menyebar keseluruh
sel-sel otot kedua atrium melalui sistem konduksi jantung. Setelah semua
sel-sel otot atrium didepolarisasi, impuls diteruskan untuk mendepolarisasi
sel-sel otot ventrikel oleh sistem konduksi jantung melalui AV node,
bundle his, sampai furkinje fiber. Istilah aksis jantung otot atrium yang
ditentukan dengan melihat gelombang P, dan ada aksis jantung otot
ventrikel yang ditentukan dengan melihat gelombang atau komplek QRS.
Karena otot atrium komposisinya lebih kecil dari otot ventrikel, maka
untuk mengevaluasi aksis jantung otot atrium kadang diabaikan. Jadi untuk
menentukan aksis jantung, cukup dengan menentukan aksis jantung otot
ventrikel dengan melihat komplek QRS.
Saya akan memberikan perumpamaan untuk menjelaskan aksis
jantung. A adalah SA node, B,C,D adalah otot atrium jantung yang harus
di depolarisasi oleh A ( SA node). Impuls yang dikeluarkan oleh SA node
akan menyebar keseluruh tubuh dimana elektroda EKG yang kita
tempatkan diseluruh permukaan tubuh akan merekam aktivitas
bioelektrikal yang dikeluarkan oleh SA node. Misalkan jarak antara A
dengan B = 1 meter, A dengan C = 3 meter, A dengan C = 2 meter. Jadi
rata rata jarak atau waktu yang di butuhkan A untuk mendepolarisasi BCD
kemungkinan besar rata-rata akan mengarah ke C karena mempunyai jarak
dan waktu lebih dibanding dengan BD.
Begitupun dengan otot ventrikel, impuls akan disebarkan
keseluruh otot ventrikel dan seluruh tubuh yang nantinya akan terekam
oleh elektroda EKG yang kita tempatkan di permukaan tubuh. Bagi
elektroda yang menghasilkan hasil rekaman dengan amplitudo yang paling
tinggi, menandakan aksis jantung mengarah ke elektrode tersebut.
Normalnya aksis jantung mengarah dari arah tangan kanan ke arah kaki
kiri kira-kira 30-60 derajat karena otot ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan otot jantung lainya. Adapun normal axis jantung antara -30
derajat s/d +110 derajat dibawah usia 40 thn, -30 derajat s/d +90 derajat
diatas 40 thn
10
Gambar 2.1.3.1 Computing the Axis
Gambar 2.1.3.2
Apabila aksis jantung antara-30 s/d -90 derajat dinamakan left axis deviation
(LAD), apabila +110 derajat s/d +180 derajat dinamakan Right axis deviation
(RAD), apabila aksis jantung antara +180 derajat s/d +270 derajat atau -90
derajat s/d -180 derajat dinamakan extrem axis
11
diidentifikasi penyebab gagalnya SA node sebagi generator utama. Karena
impuls dikeluarkan oleh AV node, maka sel-sel otot atrium akan
didepolarisasi secara retrograf sehingga akan nampak jelas sekali perbedaan
pada gambaran EKG khususnya gelombang P.
12
2.2 Simulator EKG
Untuk simulasi jantung buatan. Alat ini digunakan untuk kalibrasi ECG,
karena dengan phantom ECG, kita dapat mengatur pola waveform ECG yang
kita inginkan.
12 leads I,II,III,avR,avL,avF,V1,V2,V3,V4,V5,V6
13
9 ventricular arrhythmia
3 pacemaker
2 ST segments (elevation, depression)
Each with horizontal, ascending and descending ST wave
Bradycardia
Tachycardia
ECG with artefacts
ECG with interference 50/60 Hz
2.3 Delphi
14
1. Delphi versi 1 (berjalan pada windows 3.1 atau windows 16 bit)
2. Delphi versi 2 (Berjalan pada windows 95 atau delphi 32 bit)
3. Delphi versi 3 (berjalan pada windows 95 keatas dengan tambahan fitur
internet atua web)
4. Perkembangan selanjutnya diikuti dengan Delphi versi 4, 5 dan 6.
5. Versi terkini dari delphi adalahversi 7 dengan tambahan vitur .net dengan
tambahan file XML
15
BAB III
KERANGKA KONSEP
Simulator Ecg
Personal Sinyal
Computer RS 232 Conditioning Dan
Adc
16
• Sinyal yang dihasilkan dari simulator ECG yang hanye berorde mv
dikuatkan oleh instrument ampilfer, rangkaian penguat intrumentasi
tersebut mampu menguatkan sinyal tanpa mengubah sifat sinyal asli,
kemudian sinyal ecg tersebut diswitching anatara lead 1 dan afv.
• Sinyal Ekg dirancang untuk keperluan klinis sehingga
penapisan/pemfilteran dilakukan pada frekuensi dibawah 0,5 hz dan
diatas 100 hz, penapisan / pemfilteran juga dilakukan pada frekuensi
50 hz (sinyal gangguan yang berasal dari jala-jala listrik
• Agar sinyal analog yang telah diproses dapat diolah pada
microcontroller sinyal tersebut diubah terlebih dahulu dalam bentuk
digital dengan menggunakan rangkaian ADC
• Microcontroler berfungsi sebagai pengendali utama yang mengatur
kerja ADC, menyimpan data sementara pada RAM exsternal, dan
melakukan komunikasi dengan PC, untuk mendapatkan nilai konversi
digital pada ADC,microcontroller terlebih dahulu mengirim sinyal
control, kemudian data ADC dapat diambil.Data ADC kemudian
disimpan untuk sementara di RAM eksternal dan kemudian dikirimkan
ke computer lewat komunikasi data RS232
• Data yang dikirim diPC kemudian diolah oleh perangkat lunak yang
akan meampilkan sinyal berupa grafik dank an diperoleh perhitungan
axis jantung
17
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
18
Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan jenis penelitian
eksperimental yang observasinya dilakukan terhadap objek dalam
keadaan apa adanya tanpa manipulasi dari penelitian, yaitu membuat
alat “ANALISA PENENTUAN AKSIS JANTUNG SINYAL ECG
DENGAN PROGRAM DELPHI ”
Bulan ke
No Kegiatan
I II III IV V
1 Studi Literatur
2 Pengumpulan Data – data
3 Analisa data pengukuran
4 Pembuatan software
5 Penyusunan Laporan
19
LEMBAR PENGESAHAN
Penyusun Proposal
Adhitya Setiawan
NIM. P27 838 109 001
Dosen Penguji I
TRIBOWO INDARTO.MT
Nip.19581118 198810 1 001
20
KATA PENGANTAR
kekurangan. Untuk itu, besar harapan penulis untuk saran dan kritik dari
dan pratikum yang diperoleh selama masa kuliah dan literature penunjangnya
21
Penulis
22