Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DIAGNOSTIK DASAR
ELECTROCARDIOGRAF

Disusun oleh :
Uswatun Hasanah (20193010027)
Dosen Pengampu :
Wisnu Kusuma Wardana, S.T.

LABORATORIUM TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTRO-MEDIS
PROGRAM VOKASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahakan rahamat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang
Electrocardiograf, laporan ini telah susun dengan maksimal.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, serta keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami. Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memeperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “ELECTROCARDIOGRAF” ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Electrocardiograph (ECG) adalah suatu gambaran dari arus elektrik yang dihasilkan oleh otot
jantung selama suatu denyut jantung. Electrocardiograph dibuat dengan menerapkan electroda
untuk pada komponen badan untuk mengambil sinyal kecil dari tubuh kepada monitoring
instrumen. ECG menyediakan informasi kondisi jantung. Rekaman ECG ini digunakan oleh
dokter atau ahli medis untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui
hal-hal seperti frekuensi (rate) jantung, arrhytmia, infark miokard, pembesaran atrium, hipertrofi
ventrikular, dll. Selama melakukan aktifitasnya diruangan kantornya, si dokter juga seharusnya
dengan mudah mendapatkan data monitoring kondisi jantung pasien, dan perangkat ini akan
melakukan pengiriman data tentang kondisi jantung pasien melalui jaringan yang akan
diteruskan ke computer si dokter. Dimungkinkan dengan sistem ini dunia kedokteran dapat lebih
dimudahkan dalam pemilihan catatan data medis si pasien oleh dokter. perubahan kondisi dapat
dengan cepat dideteksi untuk kemudian mengambil langkah-langkah berikutnya. Untuk itulah
maka dibuatlah Desain dan Implementasi Monitoring EKG 12 Lead, dengan sistem ini
mempunyai kemampuan yang lebih untuk dapat mendeteksi segala kondisi perubahan kesehatan
jantung pasien dan memudahkan dalam pengarsipan data hasil rekam medis pasien sehingga bisa
digunakan untuk analisa tindakan selanjutnya dan history penyakit pasien.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian ECG ?
2. Apa sajakah fungsi ECG ?
3. Apa sajakah jenis-jenis ECG ?
4. Bagaimana cara pengoperasian ECG ?
5. Bagaimana cara pemeliharaan ECG ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ECG
2. Untuk mengetahui fungsi dari ECG
3. Untuk mengetahui jenis-jenis ECG
4. Untuk mengetahui cara pengoperasian ECG
5. Untuk mengetahui cara pemeliharaan ECG
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ECG
Elektrokardiograf yaitu alat untuk merekam aktivitas listrik jantung, sedangkan
Elektrokardiogram adalah grafik hasil catatan potensial listrik yang dihasilkan oleh denyut
jantung untuk membantu dokter dalam menentukan diagnosis atau Merupakan suatu proses
untuk merekam aktifitas listrik jantung pada kertas grafik yang bergerak. Rekaman ini dibuat
dengan alat elektrokardiograph Elektrokardiograph adalah suatu instrumen yang digunakan
dalam merekan aktifitas listrik jantung, dimana pemasangannya di lakukan di dada.
Elektrokardiografi yaitu ilmu yang mempelajari potensial listrik jantung
Electrocardiogram (ECG) merupakan metode yang umum digunakan untuk mendiagnosa
kondisi jantung seorang pasien. Komponen utama yang terdapat pada sebuah sinyal ECG adalah
kompleks QRS yang menggambarkan proses depolarisasi pada ventrikel. Faktor penting pada
diagnosa ini adalah pengukuran interval waktu antara puncak-puncak R kompleks QRS sinyal
ECG (interval RR) yang menyatakan frekuensi detak jantung.

Gambar 1.1. Electrocardiograf


Rekaman EKG dapat digunakan untuk mendiagnosis adanya :
1. Hipertrofi atria dan ventrikel
2. Infark miokard
3. Aritmia
4. Perikarditis
5. Efek obat – obatan khususnya digitalis
6. Gangguan elektrolit
7. Beberapa penyakit sistemik seperti hipertiroid
2.2. Fungsi-fungsi ECG
1. Mengetahui adanya infark jantung (penyumbatan pembuluh darah koroner).
2. Kelainan di dinding depan jantung.
3. Kelainan pada dinding bawah jantung.
4. Kelainan pada dinding belakang dan samping jantung.
5. Kelainan pada sekat dinding jantung.
6. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru
atau hipotermia)

2.3. Bagian-Bagian ECG

1. Elektroda

Gambar 1.2.1. Elektroda

2. Kabel pasien

Gambar 1.2.2. Kabel Pasien


3. Kertas ECG

Gambar 1.2.3. Kertas ECG

2.4. Jenis – Jenis ECG

1. ECG recorder
Hasil sinyal ECG dikuatkan kemudian difungsikan untuk menggerakkan pena,
sehingga terbentuk sinyal ECG, Hasil ECG ini bisa dicetak dengan menggunakan paper
termal, sehingga ketika ada panas kertas tersebut berwarna hitam, dan terbentuklah sinyal
ECG
 STYLUS

Gambar 1.3.1. ECG recorder stylus

 PRINTER

Gambar 1.3.2. ECG recorder printer


2. ECG monitor

Gambar 1.3.3. ECG monitor

ECG ini tak hanya bisa mendeteksi sinyal jantung namun juga bisa mendeteksi, SPO2,
NiBP, respirasi, atau pada ECG monitor yang lebih kompleks juga mendeteksi parameter
lainnya. Berdasarkan jumlah channel, yaitu :

1. Elektrokardiograf Channel 1 yaiu ECG ini ketika mengeluarkan hasil print akan
mengeluarkan channel 1 per satu, misal lead 1, kemudian lead 2 dan seterusnya.
2. Elektrokardiograf Channel 3 yaitu ECG ini ketika mengeluarkan hasil print akan
mengeluarkan 3 channel, misal lead 1, lead 2, lead 3 dan kemudian aVR, aVL, dan avF,
V1-V3, V4-V6.
3. Elektrokardiograf Channel 12 yaitu ECG ini ketika mengeluarkan hasil print akan
mengeluarkan channel 12, yaitu lead 1-V6.

2.5. Prinsip Kerja

Elektrokardiograph bekerja dengan prinsip mengukur perbedaan potensial listrik. Tubuh


manusia menghasilkan listrik walaupun dengan jumlah yang sangat kecil. Apabila ada liastrik
maka pasti ada perbedaan potensial atau tegangan listrik. Tegangan listrik dapat menggmbarkan
atau meilustrasikan keadaan denyut jantung manusia. Cara merekam denyut jantung
menggunakan EKG tidaklah sembarangan. Sensor atau dalam hal ini elektroda, harus diletakkan
pada tempat – tempat tertentu biasanya ditempatkan pada lengan tangan dan kaki. Sebab pada
bagian – bagian tersebutlah pulsa tegangan menggambarkan kerja denyut jantung mendekati
keadaan sebenarnya.
2.6. Parameter ECG

Elektrokardiograf memiliki 2 buah parameter yang harus diperhatikan secara berkala dan
harus sesuai standar acuan yang digunakan. Berikut ini nilai batas toleransi yang dimiliki oleh 2
buah parameter yang terdapat pada Elektrokardiograf :

1. Kecepatan Kertas : ± 2 %

2. Heart rate : ± 5 %

2.7. Ukuran – ukuran Dalam Kertas EKG


Pada kertas EKG terdapat kotak – kotak dalam ukuran millimeter (mm), dimana :
 1 kotak kecil = 1 mm x 1 mm
  1 kotak sedang = 5 mm x 5 mm
  Pada setiap 5 kotak sedang terdapat 1 garis tanda menunjukan panjang kertas EKG yaitu
5 x 5 mm = 25 mm
Pada rekaman EKG baku telah ditetapkan bahwa:
 Kecepatan rekaman : 25 mm/detik
 Kekuatan voltage : 1 milivolt (mV) = 10 mm
Jadi ini berarti ukuran di kertas EKG
a. Pada garis horizontal
 Tiap 1 mm = 1/25 detik = 0,04 detik
 Tiap 5 mm = 5/25 detik = 0,20 detik
 Tiap 25 mm = 1,00 detik
b. Pada garis vertical
 1 mm = 0,10 m
 10 mm = 1,00 mV

2.8. Sadapan ECG (Ecg Leads)


Untuk rekaman rutin terdapat 12 sandapan, yaitu :
a. 3 buah bipolar standard lead (I, II dan III)
b. 3 buah unipolar limb lead (aVR, aVL, dan aVF)
c. 6 buah unipolar chest lead (V1 sampai dengan V6)

Sandapan baku bipolar (Bipolar standard lead Einthoven)


 Sandapan I
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan (RA) dan lengan kiri (LA),
dimana LA bermuatan lebih positif dari RA
 Sandapan II
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kanan dan tungkai kiri (LL), dimana
LL bermuatan lebih positif dari RA
 Sandapan III
Menggambarkan perbedaan potensial antara lengan kiri dan tungkai kiri, dimana LL
bermuatan lebih positif dari LA

Sandapan ekstremitas unipolar (Unipolar limb lead Wilson)


Sandapan ekstremitas unipolar adalah rekaman perbedaan potensial antara lengan kanan,
lengan kiri atau tungkai kiri terhadap elektroda indifferen yang potensial nol, jadi sebenarnya
adalah rekaman potensial dari bagian-bagian tubuh tersebut.
 Sandapan aVR
Sandapan unipolar lengan kanan yang diperkuat (augmented)
 Sandapan aVL
Sandapan unipolar lengan kiri yang diperkuat (augmented)
 Sandapan aVF
Sandapan unipolar tungkai kiri yang diperkuat (augmented)

Sandapan dada unipolar (unipolar chest lead = V Lead)


Adalah rekaman potensial dari satu titik di permukaan dada.
 Sandapan V1
Di intercosta ke-4 garis sternal kanan
 Sandapan V2
Intercosta ke-4 garis sternal kiri
 Sandapan V3
Antara V2 dan V4
 Sandapan V4
Intercosta ke-5 garis midclavikula kiri
 Sandapan V5
Intercosta ke-5 garis aksilaris anterior kiri
 Sandapan V6
Intercosta ke-5 garis midaksilaris kiri
2.9. Pembentukan Gelombang Jantung Pada ECG

Dalam gelombang ECG ada yang disebut titik, interval dan segmen.

 Titik adalah P, Q, R, S, T dan U.

 Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT interval.

 Segmen terdiri dari PR segmen dan ST segmen.

1. Gelombang P

Gelombang P ialah suatu defleksi/ penyimpangan yang disebabkan oleh proses


depolarisasi atrium. Terjadinya gelombang P adalah akibat depolarisasi atrium
menyebar secara radial dari nodus SA ke nodus AV (atrium conduction time).
Gelombang P yang normal memenuhi kriteria sbb:

a. panjang gelombang tidak lebih dari 0,12 detik

b. tinggi atau amplitudo tidak lebih dari 3 mm

c. biasanya defleksi ke atas (positif) pada lead-lead I, II, aVL dan V3-V6

d. biasanya defleksi ke bawah (negatif) pada aVR, sering pula pada V1 dan kadang-
kadang V2

2. Interval P-R

Interval P-R atau lebih teliti disebut P-Q interval, diukur dari permulaan timbulnya
gelombang P sampai permulaan kompleks QRS. Ini menunjukkan lamanya konduksi
atrio ventrikuler di mana termasuk pula waktu yang diperlukan untuk depolarisasi
atrium dan bagian awal dan repolarisasi atrium. Repolarisasi atrium bagian akhir
terjadi bersamaan waktunya dengan depolarisasi ventrikuler. Nilai interval P-R normal
ialah: 0,12-0,20 detik.

3. Kompleks QRS Menunjukkan waktu depolarisasi ventrikel (total ventricular


depolarization time), diukur dari permulaan gelombang Q (atau permulaan R bila Q tak
tampak), sampai akhir gelombang S. Nilai normal durasi kompleks QRS adalah 0,08-
0,10 detik.

4. Segmen S-T

 Segmen S-T disebut juga segmen Rs-T, ialah pengukuran waktu dari akhir
kompleks QRS sampai awal gelombang T. Ini menunjukkan waktu di mana kedua
ventrikel dalam keadaan aktif (excited state) sebelum dimulai repolarisasi. Titik
yang menunjukkan di mana kompleks QRS berakhir dan segmen S-T dimulai, biasa
disebut J point. Panjang segmen S-T normal antara 0,05-0,15 detik (interval ST).

 Gelombang T ialah suatu defleksi yang dihasilkan oleh proses repolarisasi ventrikel
jantung. Panjang gelombang T biasanya 0,10-0,25 detik.

2.10. Block Diagram

Gambar 1.5. Block Diagram Fetal Dopler

2.11. Penempatan
Penempatan alat ini biasanya pada rumah khusus jantung yang digunakan untuk mendeteksi
detak jantung pasian, dan biasanya ada di rumah sakit, dan klinik.

2.12. Pemasangan
Prosedur Pemasangan EKG
1. Persiapan Pasien
 Beri penjelasan mengenai tindakan dan tujuan tindakan
 Atur posisi pasien terlentang,
 Anjurkan pasien untuk tidak melakukan gerakan selama pemeriksaan berlangsun
 Pertahankan privasi pasien
2. Peralatan
 Alat EKG
 Kassa/tissue
 EKG jelli
 Bengkok

3. Pelaksanaan
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Buka dan longgarkan pakaian atas pasien
3. Bila pasien menggunakan asesoris logam, lepaskan
4. Bersihkan daerah dada, pergelangan kedua tangan dan kedua kaki dengan kapas alkohol
5. Lalu oleskan jellly
6. Pasang manset elektroda pada kedua lengan dan kaki
7. Sambung kabel merah dilengan kanan, kuning dilengan kiri, hijau dikaki kiri & hitam
dikaki kanan.
8. Pasang elektroda dada untuk merekam precordial lead dengan cara :
- V1 pada ICS 4 pada garis sternum kanan
- V2 pada ICS 4 pada garis sternum kiri
- V3 pertengahan V2 dan V4
- V4 pada ICS 5 pada midklavikula kiri
- V5 pada ICS 5 aksila sebelah kiri depan
- V6 pada ICS 5 mid aksila
9. Nyalakan mesin EKG
10. Buat rekaman secara berurutan sesuai pemilihan lead
11. Bersihkan kembali bekas alat pemasangan elektroda dengan kassa atau tissue.
12. Buat identitas pasien pada hasil rekaman, t.a : nama, umur, medrek, tanggal, jam
pemeriksaan
13. Alat-alat dibersihkan kembali
14. Cuci tangan setelah melakukan tindaka

2.13. Pengoperasian
1. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda
2. Pasang Elektroda extremitas ke kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai
pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL,
AVF) dengan cara Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
• V1 pada ruang iga keempat sternum kanan (Merah)
• V2 pada interkosta keempat garis sternum kiri (Kuning)
• V3 pada pertengahan V2 dan V4 (Hijau)
• V4 pada interkosta kelima garis pertengahan clavikula kiri(coklat)
• V5 pada axila sebelah depan kiri (Hitam)
• V6 pada axila sebelah belakang kiri(Ungu)
3. Hubungkan kabel pasien dengan elektrode,
 Kabel RA (right arm) / Warna merah pada pergelangan tangan kanan
 Kabel LL (left leg) / Warna hijau pada kaki kiri
 Kabel RL (right leg) / Warna hitam pada kaki kanan.
 Kabel LA (left arm) / Warna kuning pada pergelangan tangan kiri.
4. Tekan tombol On pada ECG
5. Posisikan stylus ditengah-tengah kertas perekam EKG(jika masih memakai stylus)
6. Pilih sensitifity yang diinginkan yaitu 0.5 untuk impuls sangat besar pulsa 5mm/mv
untuk tinggi pulsa 10mm/mv, dan untuk impuls tinggi pulsa 20 mm/mv
7. Pilih kecepatan kertas yang diinginkan yaitu 25mm/s atau frekuensi jantung tinggi pilih
50mm/s.
8. Masukkan id pasien meliputi: id, nama, usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan
maupun jam pemeriksaan
9. Setelah selesai digunakan tekan power pada posisi OFF dan matikan power AC pada
bagian belakang panel pada posisi 'O’(OFF)
10. Selesai, dan kemudian lepas elektroda pada pasien dan bersihkan gel-gel yang
menempel.

2.14. Pemeliharaan (SOP)

1. Periksa tegangan alat EKG.

2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.

3. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, hp, gelang, cincin.

4. Beritahu tenaga medis jika alat on agar tak menyentuh pasien


5. Gulunglah kabel pasien yang tersisa, perlu diletakan dibawah pantat pasien dan jangan
sampai jatuh ketanah , karena bila hal ini terjadi maka hasil recorder ECG ada kemungkinan
akan bisa terjadi interferensi frekuensi 50 HZ

6. Sadapan ekstremitas biasanya berlabel, apabila tidak sesuaikan dengan kode warna yang
ada.Sambung sadapan ekstremitas dengan tangan serta kaki pasien. Diusakan daerah yang
tidak berambut. Yaitu didaerah pergelangan tangan dan kaki.
7. Setelah terpasang dengan benar, pastikan mesin terkalibrasi dengan baik. Dengan
mempertahankan tombol pada angka 0. Ketinggian rekaman awal harus 10 kotak kecil.

2.15. Perbaikan

1. AC Plug / Colokan sumber Daya PLN


Periksa konektor daya AC untuk kerusakan. Mencoba untuk menggoyangkan
untuk memeriksa bahwa mereka aman. Cek steker dan apakah ada hal yang bisa
menunjukkan sekrup longgar. Jika kerusakan diduga, buka steker dan pemeriksa. Jika
peralatan tersebut ditempatkan pada keranjang yang memiliki sumber listrik tambahan
untuk peralatan lain, masukkan AC dihubungkan ke masing-masing dan
memverifikasi mereka dalam keadaan kuat. Pastikan tidak ada kerusakan.

2. Jalur Kabel
Periksa kabel untuk tanda-tanda kerusakan. Jika rusak, ganti kabel seluruh atau jika
kerusakan sudah dekat salah satu ujungnya, potong bagian yang rusak. Kawat kabel listrik
baru atau plug pada polaritas yang sama. Periksa kabel dari pengisi daya baterai.
3. Kabel
Periksa kabel sensor, elektroda, remote control dan relief ketegangan dan
 kondisi umum. Hati-hati memeriksa kabel untuk mendeteksi dalam isolasi dan untuk
memastikan bahwa mereka mencengkeram kuat pada konektor di kedua ujungnya untuk
mencegah rotasi atau regangan lainnya. EKG : Hubungkan unit ke simulator EKG dan
memverifikasi bahwa jejak yang memadai telah diterima di setiap pasien memimpin seleksi.
Pastikan tidak ada kesalahan intermiten dengan kabel regang dekat setiap akhir dan mencari
operasi tidak menentu gunakan ohmmeter.

4. Elektroda / Probe
Konfirmasikan elektroda tersedia dengan baik dan sesuai untuk daerah penggunaan. Periksa
semua dan probe untuk kondisi fisik dan kebersihan. Peralatan memiliki cairan, gel
elektroda kering atau bekas-bekas di atasnya, beritahukan staf klinis.
Membersihkan bantalan probe dan permukaan elektroda jika diperlukan dan memastikan
mereka benar-benar kering sebelum pengujian. Preventive Maintenance Protokol. Pastikan
bahwa label penyelidikan jelas mengidentifikasi unit terkait. Tidak benar dipertukarkan
probe dari berbagai jenis atau dari produsen yang berbeda dapat mempengaruhi kontrol
suhu. Menegaskan bahwa setiap transduser diperlukan (jika ada) berada di tangan dan
memeriksa kondisi fisik mereka.

2.16. Pencatatan

1. Tanggal masuk alat.


2. Merk, type, dan nomor seri alat.
3. Tahun produksi alat.
4. Tahun kalibrasi alat.
5. Spesifikasi alat.
6. Lama alat bekerja secara non stop.
7. Tanggal alat beroperasi.
8. Berapa kali alat telah dikalibrasi.
9. Komponen alat yang diganti atau diperbaiki.

2.17. Analisis Teknis

Analisis teknis dilakukan keika alat mengalami kerusakan. Sebelumelectrokardiograf


diperbaiki, analisis terlebih dahulu kerusakan pada electrocardiograf, dan mengetahui trouble
shoot yang harus dilakukan. analisis teknis bertujuan untuk memudahkan teknis atau user
memperbaiki alat.

2.18. Prinsip K3 Alat

1. Menggunakan alat sesuai SOP.


2. Menggunakan alat sesuai fungsinya.
3. Menjaga alat agar tidak terkena cairan atau bahan kimia.
4. Melakukan pemeliharaan alat meliputi komponen, dan kebersihan alat agar alat tetap
bekerja baik saat digunakan, dan tahan lama.

2.19. Kalibrasi Internal

Persiapan
1. Lakukanpendataanalatmeliputi data alat – alatkalibrator yang digunakandan data
pelaksanaankalibrasidenganrinciansebagaiberikut :
 Mencatat nama alat
 Mencatat nama merk
 Mencatat model dan type serial number
 Mencatatnomorserialat
 Mencatat tahun pemakaiannya.
2. Lakukan pemeriksaan fisik dan fungsi alat yang akan dikalibrasi meliputi :
 Persiapkan accesoris dan kalibrator: persiapkan alat elektrocardiograph yang akan di
kalibrasi pada kalibrator dan accesoris
 Pendataan: Mendata merk, Tipe, No. Seri dan suhu ruangan
 Uji Fungsi: pengecekan fisik Dan uji fungsi tombol-tombol atau kabel accesoris.
 Kalibrasi: Pengambil data sampel yang akan di uji yaitu 30, 60, 80, 120, 180 BPM dan
Kecepatan kertas 25, 50 mm/sec
 Peralatan kalibrator yang digunakan: Electrical Safety Analyzer, Thermohygrometer,
ECG simulator,
BAB III
PENUTUP
4. KESIMPULAN
Electrocardiogram (ECG) merupakan metode yang umum digunakan untuk mendiagnosa
kondisi jantung seorang pasien. Komponen utama yang terdapat pada sebuah sinyal ECG adalah
kompleks QRS yang menggambarkan proses depolarisasi pada ventrikel. Faktor penting pada
diagnosa ini adalah pengukuran interval waktu antara puncak-puncak R kompleks QRS sinyal
ECG (interval RR) yang menyatakan frekuensi detak jantung.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://wwwn.cdc.gov/nchs/data/nhanes3/manuals/ecg.pdf
2. https://www.sehatq.com/tindakan-medis/elektrokardiografi
3. https://elibrary.unikom.ac.id/861/8/12.10111291_MUHAMMAD YASIN TAHIR_BAB
2.pdf
4. http://digilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Studi-812-
DraftSeminar.pdf
5. https://hellosehat.com/jantung/aritmia/ekg-adalah-elektrokardiografi/
6. https://wwwn.cdc.gov/nchs/data/nhanes3/manuals/ecg.pdf

Anda mungkin juga menyukai