Anda di halaman 1dari 4

Azizallah Fauzi

14/367563/tk/42543

Peranan EKG (Electrokardiogram) dalam Monitoring Kondisi Jantung


Gagal jantung atau payah jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala) ditandai
oleh sesak napas (dispneu) dan mudah lelah (fatigue), baik pada saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung, yang mengganggu kemampuan ventrikel (bilik
jantung) untuk mengisi dan mengeluarkan darah ke sirkulasi. Gagal jantung kongestif merupakan suatu
sindrom klinis yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan kelainan regulasi
neurohormonal, disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisis retensi cairan, dan memendeknya umur
hidup.
Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin meningkat. Oleh karena
itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal
jantung masih punya harapan hidup 5 tahun(4). Penelitian Framingham menunjukkan mortalitas 5 tahun
sebesar 62% pada pria dan 42% wanita Berdasar perkiraan tahun 1989, di Amerika terdapat 3 juta
penderita gagal jantung dan setiap tahunnya bertambah 400.000 orang. Walaupun angka-angka yang pasti
belum ada untuk seluruh Indonesia, dapat diperkirakan jumlah penderita gagal jantung akan bertambah
setiap tahunnya. Dan angka kematian pun secara tidak langsung akan meningkat karena tidak tertangani
dengan baik akibat biaya pengobatan yang sangat mahal. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu tindakan
preventif atau pencegahan, yaitu dengan cara memonitoring kondisi jantung dengan cara merekam
aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan untuk melakukan tindakan ini
disebut Elektrokardiogram (EKG).
Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung.
EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada
badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kondisi jantung dari pasien.
Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf. Elektrokardiogram tidak menilai
kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naikturunnya suatu kontraktilitas.

https://yunitakusumahandayani.wordpress.com )

Fungsi Elektrokardiogram (EKG)


1. Merupakan standar terbaik untuk mendiagnosis aritmia jantung

2. Memandu tingkatan terapi dan resiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung
3. Membantu menemukan gangguan elektrolit seperti hiperkalemia dan hipokalemia
4. Memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi seperti blok cabang berkas kanan dan kiri
5. Sebagai alat untuk mencegah penyakit jantung sistemik selama uji stres jantung
6. Mendeteksi penyakit bukan jantung seperti emboli paru dan hipotermia
Sensor Elektrokardiogram (EKG)

https://yunitakusumahandayani.wordpress.com )

Sensor EKG

https://yunitakusumahandayani.wordpress.com )

Elektroda EKG
Fungsi dasar dari elektroda adalah mendeteksi sinyal kelistrikan jantung. Fungsi dari transducer
adalah untuk mengkonversi informasi biologis menjadi sinyal elektrik yang dapat diukur. Transducer ini
dipakai dengan menggunakan interface jelly electrode-electrolyte. Dengan menggunakan elektroda
Ag/AgCl mengurangi noise dengan frekuensi rendah pada sinyal EKG yang terjadi karena pergerakan.
Signal EKG yang berasal dari jantung merambat keseluruh tubuh dan mempunyai magnitude
dengan arah tertentu (cardiac vector). Untuk mendeteksi signal EKG, ditentukan tittik-titik referensi
pengukuran untuk menempatkan elektroda. Pengukuran signal EKG dilakukan dengan pemilihan tiga titik
bipolar (diperkenalkan pertama kali oleh Einthoven) sehingga disebut dengan istilah segitiga Einthoven.
Standarisasi Elektrokardiogram (EKG)
Standarisasi diperlukan karena adanya beberapa pabrik pembuat alat ini. Kebutuhan akan
standarisasi ini telah dikembangkan beberapa tahun yang lalu (anonymous 1991). Rekomendasi tersebut
bagian dari voluntary standard (standar tidak mengikat). FDA berencana untuk mengembangkan
mandatory standard.
Blok Diagram Instrumentasi Elektrokardiogram (EKG)

Elektrokardiogram merupakan suatu instrumen yang prinsip kerjanya dapat dijelaskan melalui
suatu blok diagram. Dimana diagram blok elektrokardiogram tersebut terdiri atas :
1. Rangkaian Proteksi
2. Lead Selector
3. Sinyal Kalibrasi
4. Preamplifier
5. Rangkaian isolasi
6. Rangkaian Driven Right Leg
7. Driver Amplifier
8. Sistem Memory
9. Mikrokomputer
10. Recorder Printer
Rangkaian proteksi berfungsi untuk mencegah tegangan tinggi yang muncul pada input EKG
pada kondisi tertentu agar tidak merusak alat. Lead selector berfungsi untuk memilih elektroda yang akan
diambil datanya. Sinyal kalibrasi 1 mV berfungsi pada saat tertentu pada setiap kanal yang direkam.
Preamplifier merupakan penguat awal sinyal EKG dimana impedansi input dan CMRR tinggi. Rangkaian
Isolasi merupakan rangkaian pencegah arus dari power line (50 Hz atau 60 Hz). Rangkaian driven right
leg ialah rangkaian titik referensi pada pasien (normal sebagai ground) yang dihubungkan dengan
elektroda pada kaki kanan pasien. Driver amplifier ialah rangkaian dengan penguatan yang mendekati
sinyal perekaman. Inputnya merupakan kopling ac sehingga tegangan offset yang dikuatkan preamplifier
dapat dihilangkan. Status memory berfungsi untuk menyimpan hasil perekaman sinyal ECG.
Mikrokomputer digunakan untuk mengontrol semua operasi alat. Recorder printer merupakan alat
pencetak (hardcopy) hasil perekaman sinyal ECG termasuk identitas pasien dan informasi klinis yang
dimasukkan oleh operator.
Bagian penting lainnya dari EKG ialah elektrokardiograf dan kertas perekam. Elektrokardiograf
telah mengembangkan model sederhana untuk menyatakan aktivitas listrik jantung. Sebuah
elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan yang di
atas daripada itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm. Dengan kecepatan 25
mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang
sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada 5 kotak besar per detik. 12 sadapan EKG berkualitas
diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal kalibrasi harus
dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal,
yakni 2 kotak besar di kertas EKG.
Peranan Elektrokardiogram
Kemampuan EKG untuk menganalisis irama jantung menjadikannya berperan penting dalam
mengontrol kondisi aktivitas kelistrikan jantung manusia. Ada beberapa aturan dasar yang dapat diikuti
untuk mengenali irama jantung pasien, yaitu denyutan, keteraturan denyut dan lain-lain.

Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung normal (atau siklus jantung) terdiri atas 1
gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1 gelombang T. Sebuah gelombang U kecil normalnya terlihat pada
50-75% di EKG. Voltase garis dasar elektrokardiogram dikenal sebagai garis isoelektrik. Khasnya, garis
isoelektrik diukur sebagai porsi pelacakan menyusul gelombang T dan mendahului gelombang P
berikutnya.
Daftar Referensi
https://yunitakusumahandayani.wordpress.com/2011/05/24/instrumentasi-medis-fisika-ui-5/
Surawan, Tri. 2011. Modul Biopotensial Amplifier. Instrumentasi Medis. Fisika UI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai