Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN BEDSIDE TEACHING DENGAN PEMBERIAN TINDAKAN

PEMASANGAN EKG PADA TN D DENGAN DIAGNOSA MEDIS CHF


STASE GADAR KRITIS RSUD KARDINAH TEGAL

DISUSUN OLEH:

RIZQIANA DWI AMBARWATI


210104087

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STASE GADAR KRITIS


UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2022
A. DEFINISI
Definisi EKG : Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung.
Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung.

Cara Menggunakan EKG untuk merekam listrik jantung :


Persiapan alat:
Mesin EKG, yang dilengkapi :
kabel untuk sumber listrik
kabel untuk bumi (ground)
Kabel elektroda ekstremitas dan dada
Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat
Balon penghisap elektroda dada
Jelly
Kertas tissue
Kapas Alkohol
Kertas EKG
Spidol
B. TINJAUAN KASUS
Pasien datang dengan keluhan sesak napas sudah 1minggu, pasien dengan riwayat CHF
sudah 2 tahun.
Pasien atas nama Tn D, umur 55 tahun pekerjaan karyawan swasta, agama islam,tidak
memiliki riwayat alergi obat maupun makanan, pasien mengatakan ada riwayat keluarga
dengan hipertensi.
TD: 145/86, S: 36,4, RR: 28x/mnt, SPO2: 99x/mnt, N: 104x/mnt.
Pasien dilakukan tindakan pengecekan EKG.

C. KONSEP TOPIK
1. Manfaat dan Tujuan
Secara umum, alat rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG) adalah sebuah tes
yang digunakan untuk menilai kesehatan jantung secara menyeluruh, termasuk
mengukur detak jantung seseorang. Tes ini biasanya dilakukan dengan menggunakan
alat pendeteksi impuls listrik yang diberi nama elektrokardiograf.
Dengan alat tersebut, aliran listrik yang dihasilkan tiap kali jantung berdetak akan
diterjemahkan menjadi grafik yang akan ditampilkan pada layar monitor. Penting
dipahami, alat ini tidak hanya dipakai untuk mendeteksi ketidakteraturan detak
jantung seseorang, tapi juga berbagai keluhan yang berkaitan dengan organ tersebut.
Di bawah ini adalah beragam kegunaan alat EKG yang perlu Anda ketahui.
Mengevaluasi kesehatan jantung seseorang, baik sebelum maupun sesudah menjalani
operasi jantung.
Mendeteksi gejala masalah jantung seperti nyeri dada, jantung berdebar, napas
pendek, sesak napas, cepat lelah, pusing, dan pingsan.
Mencari tahu penyakit yang mungkin saja menyerang jantung seperti aritmia,
serangan jantung, penyakit jantung koroner, dan kardiomiopati.
Mendeteksi kondisi lain yang bisa mempengaruhi organ jantung, misalnya saja
gangguan keseimbangan elektrolit dan penyakit paru.
Memantau fungsi alat pacu jantung yang dipasangkan ke tubuh, apakah bekerja
secara optimal atau tidak.
2. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan

Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang melekat.
Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG
Jenis-Jenis Elektrokardiogram (EKG)
Tes Elektrokardiogram (EKG) terbagi menjadi beberapa jenis dan yang paling umum
adalah EKG standar. Tapi terkadang, EKG standar tidak cukup efektif dalam
mendeteksi kelainan jantung sehingga diperlukan tes elektrokardiogram lain untuk
memastikan diagnosisnya. Jenis tes EKG lain yang dimaksud, antara lain:
● Stress Test
Berbeda dengan tes EKG standar, perekaman aktivitas kelistrikan di jantung
menggunakan stress test dilakukan ketika Anda sedang beraktivitas. Misalnya saja
mengayuh sepeda statis atau berlari di atas treadmill selama tes berlangsung.
● Holter Monitor
Holter monitor adalah perangkat kecil atau portable yang digunakan untuk merekam
aktivitas kelistrikan di jantung selama periode 24 atau 48 jam penuh. Alat ini
biasanya disarankan untuk mereka yang mengalami kondisi seperti aritmia
(gangguan irama jantung).
● Event Monitor
Pada dasarnya, alat ini serupa dengan holter monitor. Bedanya, event monitor hanya
dipakai ketika waktu-waktu tertentu saja, misalnya saat merasakan gejala gangguan
jantung. Cara menggunakannya pun mudah, Anda tinggal menekan tombol recorder
untuk merekam segala aktivitas listrik pada jantung selama beberapa menit. Tapi
ingat, Anda harus menekan tombol tersebut setiap kali merasakan gejala gangguan
jantung.
Sebagai organ tubuh yang vital, penting untuk selalu menjaga kesehatan jantung.
Pasalnya, ketika jantung Anda bermasalah, maka hal tersebut juga otomatis akan
mengancam kelangsungan hidup Anda. Menjaga kesehatan jantung pun tidak sesulit
yang dibayangkan.
Anda dapat melakukannya dengan olahraga teratur dan mencukupi kebutuhan nutrisi,
didukung dengan rutin minum Anlene Actifit 3X yang mengandung formula
MOVEMAX dengan kandungan nutrisi yang lengkap, dan kandungan tinggi kalsium
yang akan membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mempertahankan
kekuatannya.
Kemudian, kandungan proteinnya bermanfaat dalam membangun dan memperbaiki
jaringan tubuh, ditambah dengan vitamin B6 yang merupakan faktor penting dalam
metabolisme energi dan pembentukan jaringan.
Selain itu, Anlene Actifit 3X dibuat dengan kandungan kolagen 100 mg/saji dan
vitamin C yang akan membantu pembentukan dan pemeliharaan jaringan kolagen
dan menjaga kelenturan sendi.
3. Indikasi
Indikasi pemeriksaan elektrokardiografi atau EKG adalah untuk pemeriksaan
kelainan irama jantung. American Heart Association (AHA) menyebutkan pada
tahun 2004 bahwa EKG direkomendasikan dilakukan berkelanjutan pada semua
pasien yang di rawat di rumah sakit. Kondisi pasien gawat darurat seperti nyeri dada
dan jantung berdebar, pemeriksaan EKG harus dilakukan segera untuk menentukan
penanganan selanjutnya.
Pemeriksaan EKG dapat membantu menegakkan diagnosis kondisi sindrom koroner
akut, aritmia, gangguan konduksi jantung, gangguan elektrolit terutama kalium, dan
kecurigaan keracunan obat. EKG juga biasa dikerjakan untuk evaluasi pasien yang
terpasang implan defibrillator dan pacu jantung, serta monitoring kelainan jantung
pasca terapi.
Pemeriksaan EKG, berdasarkan rekomendasi AHA, harus dilakukan pada pasien
dengan keluhan sebagai berikut:
Angina pektoris atau nyeri dada, yaitu rasa tidak nyaman yang menetap di area
pinggang ke atas
Dada terasa ditekan atau diinjak
Nyeri epigastrium atau rasa terbakar di dada (heartburn), terutama pada pasien yang
tidak membaik dengan pemberian obat lambung 
Palpitasi, yaitu frekuensi nadi >150 kali/menit atau nadi tidak teratur dengan
frekuensi >120 kali/menit
Detak jantung lambat, yaitu frekuensi nadi <50 kali/menit dan bergejala
Episode sinkop atau fatigue (severe weakness) yang tidak diketahui penyebabnya,
terutama pada populasi geriatri karena pingsan adalah gejala sindrom koroner akut
yang paling sering
Gejala stroke akut atau kurang dari 24 jam
Kesulitan bernapas tanpa penyebab di luar jantung 
Cardiac arrest
Penggunaan kokain, narkoba, atau keracunan obat lainnya
4. Prosedur Tindakan
1. Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG
2. Nyalakan mesin EKG
3. Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak
saling bersentuhan
4. Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau
perlu dada dan pergelangan kaki dicukur)
5. Keempat electrode ektremitas diberi jelly.
6. Pasang keempat elektrode ektremitas tersebut pada kedua pergelangan tangan dan
kaki. Untuk tangan kanan biasanya berwarna merah, tangan kiri berwarna kuning,
kaki kiri berwarna hijau dan kaki kanan berwarna hitam.
7. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektrode V1 s/d V6.
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah
- V2 di garis parasternal kiri sejajar dengan ICS 4 berwarna kuning
-V3 di antara V2 dan V4, berwarna hijau
- V4 di garis mid klavikula kiri sejajar ICS 5, berwarna coklat
- V5 di garis aksila anterior kiri sejajar ICS 5, berwarna hitam
- V6 di garis mid aksila kiri sejajar ICS 5, berwarna ungu
1. Pasang elektrode dada dengan menekan karet penghisap.
2. Buat kalibrasi
3. Rekam setiap lead 3-4 beat (gelombang), kalau perlu lead II panjang (minimal 6
beat)
4. Kalau perlu buat kalibrasi setelah selesai perekaman
5. Semua electrode dilepas
6. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
7. Beritahu pasien bahwa perekaman sudah selesai
8. Matikan mesin EKG
9. Tulis pada hasil perekaman : nama, umur, jenis kelamin, jam, tanggal, bulan dan
tahun pembuatan, nama masing-masing lead serta nama orang yang merekam
10.Bersihkan dan rapikan alat
Perhatian :
Sebelum bekerja periksa kecepatan mesin 25 mm/detik dan voltase 10 mm. Jika
kertas tidak cukup kaliberasi voltase diperkecil menjadi ½ kali atau 5 mm. Jika
gambaran EKG kecil, kaliberasi voltase diperbesar menjadi 2 kali atau 20 mm.
Hindari gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
Saat merekam, operator harus menghadap pasien

Lead EKG
Terdapat 2 jenis lead :
A. Lead bipolar : merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode
Lead I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan tangan kiri (LA)
yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri bermuatan (+)
Lead II : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF)
yang mana tangan kanan bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
Lead III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF) yang
mana tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+)
B. Lead unipolar : merekam beda potensial lebih dari 2 elektode
Dibagi 2 : lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial
Lead unipolar ekstremitas
Lead aVR : merekam beda potensial pada tangan kanan (RA) dengan tangan kiri dan
kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan (+)
Lead aVL : merekam beda potensial pada tangan kiri (LA) dengan tangan kanan dan
kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan (+)
Lead aVF : merekam beda potensial pada kaki kiri (LF) dengan tangan kanan dan
tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan (+)
Lead unipolar prekordial : merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead
ekstremitas. Yaitu V1 s/d V6
Kertas EKG
Kertas EKG merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan vertikal
berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. Garis yang lebih tebal (kotak besar)
terdapat pada setiap 5 mm. Garis horizontal menggambarkan waktu (detik) yang
mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,04 detik, 5 mm (1 kotak besar) = 0,20 detik. Garis
vertical menggambarkan voltase yang mana 1 mm (1 kotak kecil) = 0,1 mV.
Kurva EKG
Kurva EKG menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan ventrikel.
Proses listrik terdiri dari :
Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang P)
Repolarisasi atrium (tidak tampak di EKG karena bersamaan dengan depolarisasi
ventrikel)
Depolarisasi ventrikel (tampak dari kompleks QRS)
Repolarisasi ventrikel (tampak dari segmen ST)
Kurva EKG normal terdiri dari gelombang P,Q,R,S dan T kadang-kadang tampak
gelombang U.
EKG 12 Lead
Lead I, aVL, V5, V6 menunjukkan bagian lateral jantung
Lead II, III, aVF menunjukkan bagian inferior jantung
Lead V1 s/d V4 menunjukkan bagian anterior jantung
Lead aVR hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan EKG sudah benar
Aksis jantung
Sumbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan
horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead I dan aVF sedangkan bidang
horisontal dengan melihat lead-lead prekordial terutama V3 dan V4. Normal aksis
jantung frontal berkisar -30 s/d +110 derajat.Deviasi aksis ke kiri antara -30 s/d -90
derajat, deviasi ke kanan antara +110 s/d -180 derajat.
Sekilas mengenai EKG Normal
Gelombang P
Nilai normal :
Lebar ≤ 0,12 detik
Tinggi ≤ 0,3 mV
Selalu (+) di lead II
Selau (-) di lead aVR
Interval PR
Diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS. Nilai
normal berkisar 0,12-0,20 detik.
Gelombang QRS (kompleks QRS)
Nilai normal : lebar 0,04 - 0,12 detik, tinggi tergantung lead.
Gelombang Q : defleksi negatif pertama gelombang QRS
Nilai normal : lebar < 0,04 detik, dalam < 1/3 gelombang R. Jika dalamnya > 1/3
tinggi gelombang R berarti Q patologis.
Gelombang R adalah defleksi positif pertama pada gelombang QRS. Umumnya di
Lead aVR, V1 dan V2, gelombang S terlihat lebih dalam, dilead V4, V5 dan V6
makin menghilang atau berkurang dalamnya.
Gelombang T
Merupakan gambaran proses repolirisasi Ventrikel. Umumnya gelombang T positif,
di hampir semua lead kecuali di aVR
Gelombang U
Adalah defleksi positif setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya.
Penyebabnya timbulnya gelombang U masih belum diketahui, namun diduga timbul
akibat repolarisasi lambat sistem konduksi Interventrikuler.
Interval PR
Interval PR diukur dari permulaan gelombang P sampai permulaan gelombang QRS.
Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik ini merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk depolarisasi Atrium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan
depolarisasi Ventrikuler
Segmen ST
Segmen ST diukur dari akhir gelombang QRS sampai permulaan gelombang T.
segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari –
0,5 sampai +2mm. segmen ST yang naik diatas garis isoelektris disebut ST eleveasi
dan yang turun dibawah garis isoelektris disebut ST depresi
Cara menilai EKG
Tentukan apakah gambaran EKG layak dibaca atau tidak
Tentukan irama jantung ( “Rhytm”)
Tentukan frekwensi (“Heart rate”)
Tentukan sumbu jantung (“Axis”)
Tentukan ada tidaknya tanda tanda hipertrofi (atrium / ventrikel)
Tentukan ada tidaknya tanda tanda kelainan miokard (iskemia/injuri/infark)
Tentukan ada tidaknya tanda tanda gangguan lain (efek obat obatan, gangguan
keseimbangan elektrolit, gangguan fungsi pacu jantung pada pasien yang terpasang
pacu jantung)
1. MENENTUKAN FREKWENSI JANTUNG
Cara menentukan frekwensi melalui gambaran EKG dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu :
300 dibagi jumlah kotak besar antara R – R’
1500 dibagi jumlah kotak kecil antara R – R’
Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik tsb
kemudian dikalikan 10 atau ambil dalam 12 detik, kalikan 5
2. MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai
berikut
Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak
Tentukan berapa frekwensi jantung (HR)
Tentukan gelombang P ada/tidak dan normal/tidak
Tentukan interval PR normal atau tidak
Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
Irama EKG yang normal implus (sumber listrik) berasal dari Nodus SA, maka
irmanya disebut dengan Irama Sinus (“Sinus Rhytem”)
Kriteria Irama Sinus adalah :
Iramanya  teratur
frekwensi jantung (HR) 60 – 100 x/menit
Gelombang P normal, setiap gelombang P selalu diikuti gel QRS, T
Gelombang QRS normal (0,06 – <0,12 detik)
PR interval normal (0,12-0,20 detik)
Irama yang tidak mempunyai criteria tersebut di atas kemungkinan suatu kelainan.

Anda mungkin juga menyukai