Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ASUHAN PENYULUHAN

PADA TN. Z DIDESA KEMUTUG KIDUL

Disusun Oleh:

VADILLA RACHMA ZEIN


210104108

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2021

1
SATUAN ASUHAN PENYULUHAN

Hari/Tanggal : Kamis, 04 November 2021

Waktu : 10.00–10.40 WIB

Pokok Bahasan : Senam Kaki Diabetes Melitus

Sub Pokok Bahasan : Memberikan penyuluhan mengenai senam kaki DM dan


melakukan senam kaki DM

Penyuluh : Vadilla Rachma Zein

Tempat : Rumah Tn Z

A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sensitivitas atau keduanya dan menyebabkan
komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (Nurarif,
2015).
Estimasi terakhir International Diabtes Federation (IDF) tahun 2013, di
dunia lebih dari 382 juta orang terkena DM, dan pada tahun 2035
diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi 592 juta oranng. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah penyandang diabetes
melitus di Indonesia dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
juta pada tahun 2030 (Perkeni, 2006).
Indonesia salah satu negara yang masuk dengan prevalensi DM yang
meningkat dan diperkirakan pada tahun 2025 DM di Indonesia menjadi
urutan kelima (12.4 juta orang) dari sebelumnya urutan ketujuh pada tahun
1995 (4.7 juta orang) (Suyono, 2014).

2
Komplikasi yang lebih sering terjadi pada penderita Diabetes Melitus yaitu
neuropati. Hal ini disebabkan karena kadar gula darah meninggi secara terus-
menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur
internal lainnya (Badawi, 2009).
Senam kaki yang dilakukan oleh penderita DM dapat mempengaruhi
penurunan kadar gula darah. Penurunan kadar gula darah ini sebagai indikasi
terjadinya perbaikan diabates melitus yang dialami. Oleh karena itu
pemberian aktivitas senam kaki merupakan salah satu cara efektif dalam
mengelola diabetes melitus (Ruben. G dkk, 2016). Untuk meningkatkan
vaskularisasi perawatan kaki dapat juga dilakukan dengan gerakan-gerkan
kaki yang dikenal sebagai senam kaki diabetes. (Black & Hawks, 2009);
Smeltzer et al., 2010; Lewis et al., 2011).

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mendapatkan penyuluhan tentang senam kaki DM selama 15
menit dan diberikan contoh bagaimana cara melakukan senam kaki DM
diharapakan peserta dapat mengerti dan dapat melakukan senam DM.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


1. Peserta dapat mengetahui tentang senam kaki DM.
2. Partisipan dapat melakukan senam kaki DM.

D. Garis-garis Besar Materi


1. Pengertian diabetes melitus
2. Faktor risiko diabetes melitus
3. Gambaran Klinik diabetes melitus
4. Klasifikasi diabetes melitus
5. Penatalaksanaan diabetes melitus
6. Pengertian senam kaki diabetes melitus
7. Indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetes melitus
8. Manfaat senam kaki diabetes melitus

3
9. Tujuan senam kaki diabetes melitus
10. Langkah-langkah senam kaki diabetes melitus

E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi senam kaki DM

F. Media dan Alat Peraga


1. Koran
2. Kursi

G. Setting Tempat

Keterangan:

: Penyuluh

: Peserta

H. Proses Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiataan Peserta


.
1. 5 menit Pembukaan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Memperkenalkan
mahasiswa dan  Mendengarkan dan
pembimbing memperhatikan

4
 Menjelaskan tujuan
penyuluhan
 Menjelaskan kontrak
 Menyetujui kegiatan
waktu
2. 25 menit Pelaksanaan
 Menggali pengetahuan  Mengemukakan
klien tentang senam pendapat
kaki DM
 Memberikan  Mendengarkan dan
reinforcement positif memperhatikan
atas jawaban peserta
 Menjelaskan tentang
 Mendengarkan dan
DM dan juga senam
memperhatikan
DM
 Memberikan
 Memberikan
pertanyaan
kesempatan peserta
untuk bertanya
 Mendengarkan dan
 Menjawab pertanyaan
memperhatikan
 Memperhatikan dan
 Melakukan
mengamati senam
demonstrasi senam
DM
DM
 Melakukan senam
 Memberikan
DM
reinforcement

3. 10 menit Penutup
 Mendengarkan dan
 Menyimpulkan materi memperhatikan
 Memberi pertanyaan
 Memberi kesempatan
bertanya kepada

5
peserta  Menjawab
 Melakukan evaluasi pertanyaan
 Menutup dan memberi  Menjawab salam
salam

I. Evaluasi
Pertanyaan yang diajukan saat tanya jawab:
1. Berapa kali sebaiknya senam kaki DM dilakukan dalam waktu satu
minggu?
2. Apa tujuan dilakukannya senam DM?
3. Coba praktikkan langkah ke 7 dalam senam DM!

6
J. Lampiran
SENAM KAKI DIABETES MELITUS

A. Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes melitus adalah kelompok penyakit metabolik yang
ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia)
yang diakibatkan gangguan sekresi insulin, penurunan kerja insulin atau
keduanya (American Diabtes Assosiation, 2011).
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas atau keduanya dan
menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler, makrovaskuler, dan
neuropati (Nurarif, 2015).

B. Faktor Risiko Diabetes Melitus


Faktor risiko diabetes melitus dibagi menjadi:
1. Faktor yang dapat diubah
Faktor risiko yang dapat diubah adalah seperti berat badan yang
berlebihan/obesitas, gula darah tinggi, tekanan darah tinggi, kurang
aktifitas dan merokok.
2. Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu usia, suku bangsa, jenis
kelamin, riwayat keluarga. Bertambahnya usia menyebabkan risiko
diabetes dan penyakit jantung semakin meningkat. Kelompok usia
yang menjadi faktor resiko diabtes adalah usia lebih dari 45 tahun.

7
C. Gambaran Klinik Diabetes Melitus
Gejala yang lazim terjadi pada diabetes melitus sebagai berikut
(Smeltzer & Bare, 2008):
1. Poliuria (banyak kencing)
Hal ini disebabkan karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit
sehingga klien mengeluh banyak kencing.
2. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebebakan karena kadar glukosa darah meningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga untuk
mengimbangi klien lebuh banyak minum.
3. Poliphagia (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel
mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan
terus makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai
pada pembuluh darah.
4. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal ini disebebkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi
glukosa, maka tubuh berusaha mendapat peleburan zat dari bagian
tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karema tubuh terus
merasakan lapar maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan
makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan
lemak sehingga klien dengan diabetes melitus walaupun banyak
makan akan tetap kurus.
5. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa-sarbitol
fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat
terdapatnya penimbunan sorbitol dari lensa, sehingga menyebabkan
pembentukan katarak.
D. Klasifikasi Diabetes Melitus
Diabetes melitus dibedakan menjadi beberapa bagian (Perkeni,2011),
antara lain:
1. Tipe I : Diabetes melitus tergantung insulin(IDDM)
Diabetes melitus tipe ini dikenal sebagai diabetes yang
tergantung insulin. Tipe ini berkembang jika tubuh tidak mampu
memproduksi insulin, biasanya muncul sebelum usia 40 tahun.
Diabetes melitus tipe ini disebabkan oleh faktor genetik dimana
penderita diabetes tidakmewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ini
ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA. Faktor
imunologi yaitu adanya respon autoimun yang merupakan respon
abnormal dimana antibodi terhadap sel-sel pulau langerhansdan
insulin endogen. Faktor lingkungan dimana virus atau toksin
tertentu dapat memicu proses autoimun yang menyebabkan
destruksi sel beta.
2. Tipe II : diabetes melitus tidak tergantung insulin(NIDDM)
Diabetes melitus yang tidak tergantung insulin dan terjadi
akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin)
hal ini disebabkan karena turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengembalian glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel ini tidak
mampumengimbangi resistensi insulin ini sepenuhnya. Hal ini
berarti terjadi defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini
terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa
bersama bahan perangsang sekresi insulin lain, berarti sel pankreas
mengalami desensitisasi terhadap glukosa.
3. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atausindrom
lainnya.
Diabetes melitus tipe ini dapat disebabkan oleh faktor atau
kondisi lainnya seperti: subtipe genetik spesifik, biasanya disebut
matirity-onset diabetes of the young (MODY), defek genetic
yang terjadi akibat disfungsi sel-beta, perbedaan encoding resptor
insulin. Penyakit eksokrin pada pankreas berkaitan dengan
agenesis pankreas yaitu insulin promotor faktor 1 mengalami
gangguan. Toksik dengan pemakaian bahan-bahan kimia dan
obat-obatan dalam jangka panjang mengakibatkan encoding
kromosomdan reseptor berubah. Diabetes melitus juga
disebabkan oleh yang berkaitan dengan imunitas tubuh
autoantibodi.
4. Diabetes melitus gestasional(GDM)
Adalah suatu gangguan toleransi karbohidrat yang terjadi
atau diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Definisi
ini juga mencakup pasien yang sebetulnya masih mengidap
diabetes melitus tetapi belum terdeteksi, dan baru diketahui saat
kehamilan berlangsung. Faktor resiko diabetes melitus
gestasional ialah abortus berulang, riwayat melahirkananak
meninggal tanpa sebab yang jelas, riwayat pernah melahirkan
bayi dengan cacat bawaan, pernah melahirkan bayi lebih dari
4000gram, pernah pre-eklamsia, polihidramnion. Faktor
predisposisi diabetes melitus gestasional adalah umur ibu hamil
lebih dari 30 tahun, riwayat diabetes melitus dalam keluarga,
pernah mengalami diabetes melitus gestasional pada kehamilan
sebelumnya, infeksi saluran kemih berulang-ulang selama hamil
(Perkeni,2011).

E. Penatalaksanaan Diabetes Melitus


1. Edukasi
Penyuluhan kesehatan pada penderita DM merupakan suatu hal
yang amat penting dalam regulasi gula darah penderita DM dan
mencegah atau setidaknya menghambat munculnya penyulit kronik
maupun akut yang ditakuti penderita. Dalam hal ini diperlukan
kerjasama yang baik antara penderita dan keluarganya dengan para
pengelola/penyuluh yang dapat terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi
dan tenaga lain.
2. Perencanaan Makan
Terapi gizi medis (TGM) merupakan bagian dari penatalaksanaan
DM. Kunci keberhasilan TGM adalah keterlibatan secara menyeluruh
dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan, dan pasien itu
sendiri). MenurutAmerican Diabetes Association (2012) bahwa
perencanan makan pada pasien DM meliputi:
a. Memenuhi kebutuhan energi pada pasienDM

b. Terpenuhinya nutrisi yang optimal pada makanan yang disajikan.


c. Mencapai dan memelihara berat badan yangstabil
d. Menghindari makanan yang mengandung lemak, karena pada
penderita DM juga serum lipid menurun, maka resiko komplikasi
penyakit makrovaskuler akanmenurun.
e. Mencegah level glukosa darah naik, karena dapat mengurangi
komplikasiyang dapat ditimbulkan dariDM.
3. Latihan jasmani
Latihan jasmani merupakan prinsip dalam penatalaksanaan
penyakit DM. Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani teratur
(3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit) merupakan salah
satu pilar dalam pengelolaan diabetes. Latihanyang dimaksud adalah
berjalan, jogging, bersepeda santai, senam dan berenang. Latihan
jasmani ini sebaiknya disesuaikan dengan umur dan status kesegaran
jasmani. Batasi atau jangan terlalu lama melakukan kegiatan yang
tidak memerlukan pergerakan seperti menonton televisi
(Perkeni,2011).
Olahraga akan meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang
aktif, dimana otot mengubah simpanan glukosa menjadi energi
sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan glukosa
dalam darah. Selain itu olahraga juga terjadi pembakaran kalori yang
menambah metabolisme tubuh, sehingga selain dapat mengendalikan
kadar gula darah juga dapat menurunkan berat badan. Olahraga akan
mengurangi kolesterol LDL, meningkatkan HDL, dan mengurangi
trigliserida 4 dalam darah, yang berarti mengurangi risiko komplikasi
penyakit jantung kardiovaskuler (Meirani, 2014).
Salah satu jenis latihan fisik adalah senam kaki.Senam kaki
adalahkegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki(Sumosardjuno,2006). Senam kaki dapat
membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil
kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki.Selain itu dapat
meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi
keterbatasan pergerakan sendi(Wibisono,2009).
Dengan melakukan senam kaki terjadi pergerakan tungkai yang
mengakibatkan menegangnya otot tungkai dan menekan vena
disekitar otot tersebut. Hal ini akan mendorong darah kearah jantung
dan tekanan vena akan menurun, mekanisme ini juga dikenal dengan
“pompa vena”. Mekanisme ini akan membantu melancarkan
peredaran darah pada bagian kaki, memperbaiki sirkulasi darah,
sehingga mempengaruhi nilai ABI (Wibisono, 2009).
4. Intervensifarmakologi
Menurut Perkeni (2011) ada beberapa intervensi yang dapat
diberikan kepada pasien DM seperti obat pemicu sekresi insulin,
sulfonylurea yang bekerja meningkatkan sekresi insulin.Salah satu
contohnya yaitu klorpropamid, biasanya dosis yang diberikan adalah
100-250mg/tablet. Adapun cara kerja sulfonylurea ini utamanya
adalah meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta pankreas,
meningkatkan performance danjumlah resptor insulin pada otot dan
sel lemak, meningkatkan efisisensi sekresi insulin dan potensiasi
stimulasi insulin transport karbohidrat ke sel otot dan jaringan lemak
serta penurunan produksi glukosa oleh hati. Cara kerja obat ini pada
umumnya melalui suatu alur kalsium yang sensitive terhadap ATP.
Glinid merupakan obat generasi baru yang cara kerjanya sama
dengan sulfonilurea dengan meningkatkan sekresi insulin fase pertama
yang terdiri dari dua macam obat yaitu replaginid dan nateglinid.
Dosisnya untuk replaginid 0,5 mg/tab dan untuk repaglinid 120mg/tab
(Perkini,2011). Selain obat pemicu insulin diberikan juga obat
penambah sensitifitas terhadap insulin, seperti metformin bekerja
untuk mengurangi produksi glukosa hati, metformin ini tidak
merangsang sekresi insulin dan menurunkan kadar glukosa darah
sampai normal (euglikemia) dan tidak pernah menyebabkan
hipoglikemia. Metformin menurunkan glukosa darah dan
memperbaiki transport glukosa kedalam sel otot. Metformin
menurunklen produksi glukosa hati dengan jalan mengurangi
glikogenolisis dan glukoneogenesis dan juga dapat menurunkan kadar
trigliserida, LDL kolesterol dan kolesterol total (Soegondo,2008).
Biasanya dosis yang digunakan adalah 500-850mg/tab(Perkeni,2011).

F. Pengertian Senam Kaki Diabetes Melitus


Latihan fisik adalah salah satu dari prinsip penatalaksanaan
penyakit DM. Latihan fisik setiap hari secara teratur (3-4 kali seminggu
selama 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM.
Latihan fisik yang dimasksud adalah berjalan, bersepda santai, jogging,
senam dan berenang. Latihan fisik ini sebaiknya disesuaikan dengan umur
dan status kesegaran jasmani, salah satu jenis latihan fisik bagi penderita
DM adalah senam kaki (Perkeni, 2011).
Senam kaki merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pasien DM
untuk mencegah terjadinya luka serta membantu melancarkan peredaran
darah bagian kaki (Sumosardjuno, 2006). Senam kaki dapat membantu
memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan
mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan
kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan
pergerakan sendi (Wibisono,2009).

G. Indikasi dan Kontraindikasi Senam Kaki Diabetes Melitus


1. Indikasi dari senam kaki diabetes dapat diberikan pada semua
penderita DM tipe 1 dan tipe 2. Namun sebaiknya diberikan sejak
awal pasien didiagnosa menderita DM, yaitu memperlancar sirkulasi
darah pada kaki sebagai upaya pencegahan dini terjadinya komplikasi
footdiabetic.
2. Kontraindikasi senam kaki diabetes yaitu pada klien yang mengalami
perubahan fungsi fungsi fisiologis seperti dispnea/sesak nafas dan
nyeri dada. Kaji keadan umum pasien, cek tanda-tanda vital dan status
emosi pasien(Perkeni,2011).
3. Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk, dan
tidur (Kemenkes, 2018)
4. Senam kaki dapat dilakukan dengan cara menggerakkan kaki dan
sendi-sendi kaki misalnya berdiri dengan kedua tumit diangkat,
mengangkat kaki dan menurunkan kaki (Kemenkes, 2018)
5. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meluruskan, mengangkat
memutar keluar atau kedalam. Selain itu gerakan mencengkram dan
meluruskan jari-jari kaki juga menjadi bagian dari senam kaki
Diabetes (Kemenkes, 2018)

H. Manfaat Senam Kaki Diabetes Melitus


Senam kaki dapat memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot
kecil kaki serta mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, selain itu senam kaki
juga dapat meningkatkan kekuatan pada otot betis, otot paha dan juga mengatasi
keterbatasan dalam pergerakan sendi (Wibisono,2009).
I. Tujuan Senam Kaki Diabtes Melitus
Berikut merupakan tujuan dari senam kaki Diabetes Melitus
(Wibisono, 2009)

a. Memperbaiki sirkulasidarah

b. Memperkuat ototkecil

c. Mencegah terjadinya kelainan bentukkaki

d. Meningkatkan kekuatan otot betis danpaha

e. Mengatasi keterbatasangerak

J. Langkah-langkah Senam Kaki DM


1. Jari kaki mencengkram sebanyak 8x

2. Memutar telapak kaki sebanyak 8x


Angkat salah satu telapak kaki depan, lakukan gerakan kaki
memutar kiri dan kanan
3. Angkat tumit kaki, lalu lakukan gerakan memutar
Angkat salah satu tumit bagian belakang, lakukan gerakan
memutar sebanyak 8x, kiri dan kanan.

4. Gerakan mengayunkan telapak kaki ke depan dan belakang


Ayunkan kaki depan dan belakang sebanyak 8x
5. Angkat kedua kaki sejajar dengan paha
Rapatkan kedua kaki, angkat kedua kaki sejajar dengan paha
sebanyak 8x

6. Angkat kedua kaki, lalu gerakkan jari kaki ke arah depan dan
wajah
Rapatkan kedua kaki, angkat kaki ke atas, gerakkan jari-jari kaki
ke arah depan dan wajah sebanyak 8x
7. Membuat angka 0-9
Angkat salah satu kaki, buat angka 0-9, lakukan kaki kiri dan
kanan

8. Membuat bola koran


Membuat bola koran dengan menggunakan kaki
Lalu buka koran kembali menggunakan kaki

9. Belah koran menjadi dua. Lalu sisihkan salah satu koran


10. Robek koran menjadi bagian kecil menggunakan kaki

Pindahkan sobekan koran ke koran yang sudah disisihkan


sebelumnya.
Dan bentuk seperti bola lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Suciningtyas, P.D. 2017. Penatalaksanaan Senam Kaki Diabetik Pada Keluarga


Diabetes Melitus Untuk Mencegah Komplikasi. Fakultas Ilmu Kesehatan,
Surakarta.

http://repository.unimus.ac.id/486/3/BAB%20II.pdf diakses tanggal 16 Januari


2020

https://youtu.be/ABaJCNK5AYU

Hardika, B.D. 2018. Penurunan Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II
Melalui Senam Kaki Diabetes. Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan. 16. 2. 60-66.

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/page/9/lakukan-senam-kaki-diabetes-secara-rutin-dimana-saja-sambil-
bersantai

Anda mungkin juga menyukai