Anda di halaman 1dari 13

SENAM KAKI DIABETES MELITUS

Dosen pembimbing : Ns. Rina Puspita Sari, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep.Kom

Di susun oleh :

1. Eka Haniawati 19216060


2.Heppy Osca Mekarliawati Simbolon 19216074
3. Intan 19216083
4. Intan Riska 19216083
5. Jihan Salsabila 19216085
6. Mochamad Handi Prasetyo 19216102
7. Muhamad Aditya 19216103
8. Mohamad Yusup Ardawilly 19216091
9. Muhamad Rohedi 19216105

UNIVERSITAS YATSI MADANI

Jl. Arya Santika No. 40 A, Bugel, Margasari, Karawaci Kota Tangerang

Telp : (021) 5572655 / 55725974 Fax : (021) 22252518

Website : www.uym.ac.id

2022/ 2023
 Definisi

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, lemak, protein
sebagai hasil dari ketidakfungsian insulin (resistensi insulin), menurunnya fungsi pankreas
maupun keduanya. Jadinya, diabetes melitus adalah kelainan kadar gula darah ditandai
kenaikan glukosa darah (Hyperglikemia), gangguan pada tubuh dan perlu terapi secara
bertahap untuk mengatasinya.

Jadi, Diabetes Melitus adalah suatu penyakit kronis kompleks yang membutuhkan perawatan
medis yang lama atau terus menerus dengan cara mengendalikan kadar gula darah untuk
mengurangi risiko multifaktorial. (WHO, 2011)

 Etiologi

Penyebab yang berhubungan dengan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada
diabetes melitus tipe 2 menurut Soegondo, 2007 dalam Damayanti, 2015, diperkirakan
karena:

1. Faktor genetik
2. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 40 tahun)
3. Obesitas
4. Riwayat keluarga

Faktor Risiko Diabetes Melitus

Menurut Damayanti (2015) faktor-faktor resiko terjadinya Diabetes Melitus antara lain :

1. Faktor Keturunan (genetik)


2. Obesitas
3. Usia
4. Tekanan Darah
5. Aktivitas Fisik
6. Stress
 Patofisiologi

Ada bermacam-macam penyebab diabetes mellitus yang berbeda-beda dan akhirnya akan
mengarah pada defisiensi insulin. Diabetes mellitus yang mengalami defisiensi insulin,
menyebabkan glikogen meningkat sehingga terjadi pemecahan gula baru (glukoneogenesis)
yang dapat menyebabkan metabolisme lemak meningkat.Penggunaan glukosa oleh sel yang
menurun mengakibatkan produksi energi menjadi menurun, sehingga tubuh menjadi lemah
dan lesu. Hiperglikemia dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil, arteri kecil sehingga
suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang, yang akan menyebabkan luka
tidak cepat sembuh, karena suplai makanan dan oksigen tidak adekuat akan menyebabkan
terjadinya infeksi dan terjadinya gangguan. Defisiensi insulin ini menyebabkan penggunaan
glukosa oleh sel menjadi menurun, sehingga kadar gula dalam plasma tinggi (Hiperglikemia).
Jika hiperglikemianya parah dan melebihi ambang ginjal maka akan timbul glukosuria.
Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran kemih
(poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Keterbatasan jumlah pada penderita diabetes
melitus mengakibatkan kadar gula darah meningkat hal ini menyebabkan rusaknya pembuluh
darah, saraf, dan struktur internal lainnya sehingga pasokan darah ke kaki semakin terhambat,
akibatnya pasien diabetes melitus akan mengalami ganguan sirkulasi pada kakinya yaitu
neuropati. Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi
dalam tubuh yang menyebabkan hilangnya kemampuan untuk merasakan atau sensitivitas
kaki menurun (Tambunan, 2007).

1. Poliuria
2. Polidipsia
3. Rasa lelah dan kelemahan otot
4. Polifagia
5. Peningkatan angka infeksi
6. Kelainan kulit
7. Kelainan ginekologis
8. Kesemutan rasa baal akibat terjadinya neuropati.
9. Luka/ bisul yang tidak sembuh-sembuh
10. Pada laki-laki terkadang mengeluh impotensi
11. Mata kabur
 Komplikasi

Menurut Black dan Hawks (2005) Smeltzer et al, (2008) mengklasifikasikan diabetes melitus
menjadi 2 kelompok besar yaitu :

1. Komplikasi akut
a) Ketoasidosis diabetik
b) Hipoglikemi
c) Hiperglikemia
d) hiperosmolar non ketotik
2. Komplikasi kronis
a. Mikroangiopati
b. Makroangiopati

 Penatalaksanaan

Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal
(euglikemia) tanpa terjadinya hipoglikemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien.
Menurut Konsensus perkeni (2011), ada empat pilar penatalaksanaan diabetes melitus.

1. EdukasI

2. Terapi gizi medis

3. Latihan jasmani

4. Terapi Farmakologis

 Senam Kaki

Pengertian

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus
untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarakan peredaran darah bagian kaki.
Senam kaki dapat membantu memperbaiki terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat
meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha, dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan
sendi (Proverawati & Widianti, 2010). Senam kaki diabetik yang dilakukan pada telapak kaki
terutama diarea organ yang bermasalah akan memberikan rangsangan pada titik-titik saraf
yang berhubungan dengan pankreas agar menjadi aktif sehingga menghasilkan insulin melalui
titik-titik saraf yang berada di telapak kaki. Sehingga dengan adanya peningkatan sirkulasi
darah perifer dapat meminimalkan kerusakan saraf perifer sehingga neuropati dapat menurun
dan sensitivitas kaki meningkat. Latihan fisik merupakan salah satu prinsip dalam
penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus. Kegiatan fisik sehari-hari dan latihan fisik teratur
(3-4 kali seminggu lebih 30 menit) merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan diabetes.
Latihan fisik yang dimaksud adalah berjalan, bersepeda santai, jogging, senam dan berenang.
Latihan fisik sebaiknya disesuaikan dengan unsur dan status kesegaran jasmani (Perkeni,2002
dalam Priyanto, 2012).

 Tujuan Senam Kaki Diabetes Melitus


Menurut Damayanti (2015). Ada 6 tujuan dilakukan senam kaki :

1. Membantu melancarkan peredaran darah


2. Memperkuat otot-otot
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
6. Menjaga terjadinya luka

 Indikasi dan Kontrindikasi

Indikasi dari senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes melitus
dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosa menderita
Diabetes Melitus sebagai tindakan pencegahan dini. Senam kaki ini juga dikontraindikasi
pada klien yang mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispnea atau sesak . Orang
yang depresi, khawatir atau cemas. Keadaan-keadaan seperti hal iniperlu diperhatikan
sebelum dilakukan tindakan senam kaki.

Selain itu kaji keadaan umum dan keadaaan pasien apakah layak untuk dilakukan senam kaki
tersebut, cek tanda-tanda vital dan status respiratori (adakah Dispnea atau nyeri dada), kaji
status emosi pasien (suasana hati/mood, motivasi),

serta perhatikan indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian tindakan senam kaki
(Damayanti, 2015)

 Macam-macam senam kaki


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM KAKI DM

Pokok bahasan : DM

Sub pokok bahasan : Langkah-langkah senam kaki DM


Waktu : 30 menit
Tempat : Jln. Karawaci Tangerang
Metode : ceramah
Media : vidio

1. Tujuan instruksional umum


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, keluarga dan pasien dapat
mengetahui tentang langkah-langkah senam kaki pada pasien DM
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dan pasien mengetahui:
a. Definisi Senam DM
b. Tujuan Senam kaki DM
c. Langkah-langkah Senam kaki

3. Kegiatan penyuluhan

No Tahap Kegiatan penyuluh Kegiatan audiens waktu

1 Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam 2 menit

- Menjelaskan tujuan - memperhatikan


penyuluhan

2 Penyajian - definisi Senam Kaki - memperhatikan 20


DM- Tujuan Senam menit
- memperhatikan
Kaki DM
- Langkah-langkah - memperhatikan
Senam Kaki DM

3 Penutup - memberikan - mengajukan pertanyaan 8 menit


kesempatan kepada
- memperhatikan
keluarga dan pasien
- menjawab pertanyaan
untuk mengajukan
pertanyaan - menjawab salam

- menjawab pertanyaan

- melakukan evaluasi
tentang materi yang
disampaikan

- salam penutup

4. Evaluasi
prosedur: akhir kegiatan
waktu: 8 menit
bentuk soal: tanya jawab
5. materi penyuluhan
Materi penyuluhan
1. Definisi
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredarah darah bagian kaki.
2. Tujuan Senam Kaki DM
 Memperbaiki sirkulasi darah
 Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
 Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
Mengatasi keterbatasan gerak sendi
3. Langkah-langkah Senam Kaki DM
Langkah - langkah senam diabetes

Dengan tumit yang diletakkan di lantai, gerakan jari-jari kaki ke atas dan kebawah,
ulangi sebanyak 2 set x 10 repetisi.
Angkat telapak kaki kiri ke atas dengan bertumpu dengan tumit, lakukan gerakan
memutar keluar dengan pergerakan pada telapak kaki sebanyak 2 set x 10 repetisi,
lakukan gerakan bergantian pada kaki yang satunya.

Angkat kaki sejajar, gerakan kaki ke depan dan kebelakang sebanyak 2 set x 10
repitisi.
Angkat kaki sejajar gerakan telapak kaki ke depan dan ke belakang sebanyak 2 set x
10 repetisi.

Selanjutnya luruskan salah satu kaki dan angkat. Lalu putar kaki pada pergelangan
kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan kaki dari angka 0 hingga 10
dilakukan secara bergantian.
Letakkan selembar koran dilantai. Kemudian bentuk kertas koran tersebut menjadi
seperti bola dengan kedua belah kaki.

Lalu buka kembali bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.
Kemudian robek koran menjadi 2 bagian, lalu pisahkan kedua bagian koran tersebut.
Sebagian koran di sobek - sobek menjadi kecil - kecil dengan kedua kaki.

Kemudian pindahkan kumpulan sobekan - sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu
letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas yang utuh tadi. Lalu bungkus semua
sobekan - sobekan tadi dengan kedua kaki kanan dan kiri menjadi bentuk bola.
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association, 2010. Diagnosis and Classification ofDiabetes


Mellitus. Diabetes Care. 33:1.

Anisa, N. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Diit Diabetes Melitus


Dengan Pola Makan Penderita Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas
Demangan Kota Madiun. Skripsi: FK Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI.
Black, J. M dan Hawks, J . M. 2005. Medical Surgical Nursing.7th ed.
ElsevierSaunder. St louis.
Damayanti, S. 2015. Diabetes Mellitus Dan Penatalaksanaan Keperawatan. Edisi
Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Nuha Medika.
IDF. 2014. IDF Diabetes Atlas. http://www.idf.org/atlasmap/atlasmap, 23 Januari
2015.

Anda mungkin juga menyukai