Anda di halaman 1dari 6

EVIDENCE BASED PRACTICE

SENAM KAKI DIABETES UNTUK MENURUNKAN


INTENSITAS NYERI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas : Keperawatan Medikal Bedah


Dosen Pengampu : Agustina Boru Gultom, S.Kep, M.Kes

Disusun Oleh :

NAMA : Roito Julianti Simanjuntak


NIM : P07520622003

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik menahun
akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang
mengatur keseimbangan gula darah. Akibatnya terjadi peningkatan konsenterasi
glukosa di dalam darah (hiperglikemia) (Infodatin Kemenkes RI,2014). DM dikenal
sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat
diketahui sudah terjadi komplikasi (Infodatin Kemenkes RI, 2014). World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa Indonesia berada di urutan keempat negara
yang jumlah penyandang DM terbanyak. Jumlah ini akan mencapai 21,3 juta pada
tahun 2030 (Wild,et.al., 2004).
Berdasarkan estimasi IDF (International Diabetes Federation), pada tahun
2013 terdapat 382 juta orang yang hidup dengan diabetes di dunia. Pada tahun 2035
jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang. Diperkirakan
dari 382 juta orang tersebut 175 juta antaranya belum terdiagnosis, sehingga dapat
mengakibatkan berkembang secara progresif terjadinya komplikasi diabetes tanpa
disadari dan tanpa pencegahan (Infodatin, 2014). Jumlah penderita diabetes mellitus
di Indonesia diprediksi akan terus meningkat, hal ini berkaitan dengan usia harapan
hidup semakin meningkat, diet kurang sehat, kegemukan serta gaya hidup modern
seperti kurangnya aktivitas atau berolahraga karena kesibukan dan tuntutan
penyelesaian pekerjaan (Tarwoto, dkk, 2012).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (2013), Indonesia menempati urutan ke-7
dengan 8,5 juta penderita diabetes mellitus setelah Mexic. Angka kejadian diabetes
mellitus mengalami peningkatan dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% pada
tahun 2013 dari keseluruhan penduduk sebanyak 250 juta jiwa. Prevalensi diabetes
mellitus di Indonesia berdasarkan diagnosa dokter sebesar 1,5% dan berdasarkan
diagnosa atau gejala sebesar 2,1%. Semakin lama seseorang menderita DM akan
semakin besar kemungkinan untuk menderita retinopati diabetik. Dua puluh lima
hingga lima puluh persen pasien DM tipe 1 akan mengalami retinopati diabetik
dalam jangka waktu 10-15tahun, meningkat menjadi 75-95% setelah 15 tahun dan
mencapai 100% setelah 30 tahun. Enam puluh persen pasien DM tipe 2 akan
menunjukkan tanda-tanda Non Proliferative Diabetic Retinopathy (NPDR) setelah
16 tahun (Willard and Herman, 2012). Lama menderita DM dan retinopati diabetik
mempunyai hubungan linear. Semakin lama menderita DM maka semakin tinggi
kejadian dan derajat keparahan retinopati diabetik (Harnita, 2013).
Untuk mengurangi beratnya gejala neuropati perifer diatas dibutuhkan
tindakan pencegahan. Salah satu tindakan pencegahan yang dapat dilakukan yaitu
melakukan latihan pada senam dengan benar (Tarwoto, dkk 2012). Latihan senam
yang dianjurkan pada penderita diabetes mellitus yang mengalami gangguan
sirkulasi dan neuropati adalah senam kaki (Soegondo, dkk, 2009). Senam kaki
adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien diabetes mellitus untuk
mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki
(Widianti & Proverawati, 2010). Menurut Soegondo, dkk (2009) latihan senam kaki
dapat dilakukan setiap hari secara teratur dengan posisi berdiri, duduk, dan tidur,
dengan cara menggerakan kaki dan sendi-sendi kaki. Peran kita sebagai perawat
adalah membimbing pasien untuk melakukan senam kaki secara mandiri.
Sasaran dilakukan tindakan terapi senam kaki yaitu pada penderita diabetes
mellitus. Subjek studi kasus terapi senam kaki ini berjumlah 2 orang yang
dilaksanakan setiap hari pada tanggal 20 februari 2023 sampai 22 februari 2023.
Terapi ini dilakukan 2 kali sehari, pagi dan sore hari dengan lama waktu yaitu selama
10-20 menit dari pukul 09.00-09.20 wib. Latihan dilaksanakan 2 jam setelah makan.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan Intensitas Nyeri
Diabetes Mellitus ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan diatas, tujuan dari


penelitian untuk mengetahui Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap
Perubahan Intensitas Nyeri Diabetes Mellitus.
b. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi Intensitas Nyeri pada klien sebelum dilakukan Terapi


Senam Kaki Diabetes
2) Mengidentifikasi Intensitas Nyeri pada klien sesudah dilakukan
Terapi Senam Kaki Diabetes
3) Menganalisa Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri Penderita Diabetes Mellitus.

1.4 Manfaat penelitian


a. Manfaat bagi mahasiswa

Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam


pembelajaran.

b. Manfaat bagi Institusi

Asuhan keperawatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam


pelayanan kesehatan terkait cara mengurangi nyeri pada penderita diabetes
mellitus dengan terapi senam kaki diabetes

c. Manfaat Bagi Lansia

Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan memberikan informasi kepada


lansia khususnya yang terjadi diabetes mellitus dapat diatasi dengan
menggunakan pengobatan alternative yaitu dengan terapi senam kaki
diabetes

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetesmelitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno, 2008). Senam kaki adalah
suatu modulasi nyeri neuropati ( Ismail, 2010). Latihan kaki yang dianjurkan
pada penderita diabetes mellitus yang mengalami gangguan sirkulasi dan
neuropati adalah senam kaki (Soegondo, dkk, 2009).

2.2 Tujuan

Latihan atau olah raga mampu memberikan dampak pada pengendalian kondisi
pasien DM :
1. Meningkatkan penggunaan insulin oleh tubuh.
2. Membantu pembakaran lemak tubuh serta membantu mengontrol berat
badan.
3. Meningkatkan kekuatan otot.
4. Meningkatkan sirkulasi darah dan menurunkan kerusakan saraf.
5. Menurunkan stress, meningkatkan relaxasi, menurunkan ketegangan
dan kecemasan .

2.3 Manfaat
1. Memperbaiki sirkulasi darah
2. Memperkuat otot-otot kecil
3. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
4. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
5. Mengatasi keterbatasan gerak sendi
6. Mengurangi rasa nyeri, kram dan kaku.

2.4 Indikasi
Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita diabetes mellitus.

2.5 Kontraindikasi
Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispnea atau nyeri dada.

2.6 Persiapan Alat dan Bahan


1) Kertas koran
2) Kursi

2.7 Prosedur
A. Fase Pra Interaksi
1) Menyiapkan alat dan bahan

B. Fase orientasi
1) Mengucapkan salam dan menyapa klien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4) Menanyakan kesiapan pasien

C. Fase Kerja
1) Menjaga privasi klien
2) Pasien berada di ruangan yang nyaman
3) Peserta dalam posisi duduk sambal meletakkan kaki ke lantai (nyaman)
4) Sambil meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan
ke atas dan dibengkokkan ke bawah sebanyak 10 kali.
5) Sambil meletakkan tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas.
Kemudian, jari-jari kaki diletakkan di lantai sambil tumit kaki diangkat ke
atas. Langkah diulangi sebanyak 10 kali
6) Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian depan kaki diangkat ke atas dan
putaran 360 º dibuat dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak
10 kali
7) Jari-jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan putaran 360º
dibuat dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
8) Kaki diangkat ke atas dengan meluruskan lutut. Putaran 360º dibuat
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
9) Lutut diluruskan dan dibengkokkan ke bawah sebanyak 10 kali. Ulangi
langkah ini untuk kaki yang sebelah lagi.
10) Letakkan sehelai kertas koran di lantai. Remas kertas itu menjadi bola
dengan kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi kertas yang lebar
menggunakan kedua belah kaki. Langkah ini dilakukan sekali saja.

2.8 Fase terminasi


1) Mengevaluasi perasaan klien setelah dilakukan tindakan
2) Menyampaikan hasil prosedur setelah dilakukan tindakan
3) Melakukan kontrak waktu untuk melakukan tindakan selanjutnya
4) Mengakhiri kegiatan dengan memberikan salam dan berpamitan

2.9 Fase dokumentasi


1) Dokumentasi hasil kegiatan
2) Tulis tanggal pelaksanaan
3) Nama dan tanda tangan perawat yang melakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Litbangkes, Badan.2020. ” InfoDATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian


Kesehatan RI”. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan RI
Syukrina, Khansa Rizki.2019. Jurnal Evidence Based Practice Senam Kaki Diabetik Dalam
Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Pasien Diabetus Mellitus.Riau: Universitas Riau
Fakultas Keperawatan.
Gunawan, Deny S.Kep.,Ns.,M.Kep.2022. Apa pengaruh senam kaki diabetik pada
pasien diabetes mellitus.Palembang: RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang
Data International Diabetes Federation.2019 : Amerika Serikat

Anda mungkin juga menyukai