1, 2
Akper Karya Bhakti Nusantara Magelang
Telp. 085292885982/ E-mail : astuti.wahyutri@yahoo.co.id
ABSTRAK
Latar belakang : Diabetes melitus merupakan penyakit yang mampu menimbulkan berbagai
macam masalah sekunder berupa komplikasi neuropati sensorik, dalam mengatasi masalah tersebut
hal ini perlu dilakukan penanganan dengan cara melakukan latihan jasmani berupa senam kaki
diabetes sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan sensitivitas kaki pada pasien dengan diabetes
melitus tipe II. Tujuan : Menggali tentang pengaruh senam kaki diabetes terhadap peningkatan
sensitivitas kaki sebelum dan setelah dilakukan. Metode : Penelitian deskriptif kualitatif. Sampel 1
responden. Hasil : Setelah dilakukan latihan senam kaki selama 3 hari sebanyak 3 kali latihan
dalam sehari dengan lama waktu latihan 15- 30 menit menunjukkan tingkat sensitivitas kaki dari 4
lokasi yang tidak mampu merasakan getaran pada saat pemeriksaan menjadi 3 lokasi yang tidak
mampu merasakan getaran pada saat pemeriksaan. Simpulan : Terdapat adanya pengaruh yang
besar yaitu terjadinya peningkatan tingkat sensitivitas kaki dari angka 4 menjadi angka 3 setelah
dilakukan pemberian senam kaki diabetes sebanyak 3 kali dalam sehari dengan lama latihan 20-30
menit selama 3 hari.
ABSTRACT
Background: Diabetes mellitus is a disease that can cause various secondary problems in the form
of complications of sensory neuropathy. To overcome this problem, it is necessary to do this by
doing physical exercise in the form of diabetic foot exercises as an effort to increase the sensitivity
of the feet in patients with diabetes mellitus type II. Objective: To explore the effect of diabetic foot
exercise on increasing foot sensitivity before and after it is done. Method: A qualitative descriptive
study. Sample 1 respondent. Results: After 3 days of leg exercises, 3 times a day with a length of
15-30 minutes of exercise, it shows the level of sensitivity of the legs from 4 locations that were
unable to feel vibrations during the examination to 3 locations that were unable to feel vibrations
during the examination. Conclusion: There is a big influence, namely an increase in the level of
sensitivity of the feet from number 4 to number 3 after giving diabetic foot exercises 3 times a day
with 20-30 minutes of exercise for 3 days.
Metode karya ilmiah ini menggunakan langkah yang akan dilakukan sebelum
metode pedoman observasi tentang latihan melakukan senam kaki diabetes yaitu
senam kaki diabetes sesuai dengan Standar pemeriksaan tingkat sensitivitas kaki sebelum
Operasional Prosedur, menggunakan dilakukan latihan senam kaki diabetes
pedoman wawancara tidak terstruktur yaitu menggunakna rangsang getar dari garputala,
dengan menyusun pedoman wawancara pada melatih senam kaki diabetes sesuai dengan
Ny. Y dengan diabetes melitus yang SOP dan melakukan pemeriksaan tingkat
mengalami komplikasi berupa neuropati sensitivitas kaki setelah dilakukan senam kaki
diabetik. Menggunakan metode test sebelum diabetes, kemudian pada hari berikutnya
dan sesudah dilakukan latiahn senam kaki peneliti melakukan langkah yang sama sesuai
diabetes. Menggunakan metode dokumentasi, dengan pertemuan pertama, senam ini
yang berupa mendokumentasikan data tentang dilakukan sebanyak 1 kali dalam sehari
kondisi Ny. Y. dengan lama waktu latihan selama 20-30
Alat yang digunakan dalam penelitian menit, kemudian hasil yang didapat
meliputi pedoman wawancara pada pasien, dimasukkan ke dalam lembar observasi pre
lembar observasi pre dan post, alat tulis, dan post tingkat sensitivitas kaki sebelum dan
pedoman melakukan senam kaki diabetes, setelah dilakukan senam kaki diabetes yang
kursi, kertas koran bekas, pedoman dilakukan selama 3 hari yang berlangsung
melakukan pemeriksaan tingkat sensitivtas sejak tanggal 25 Mei- 27 Mei 2019.
kaki dan garputala. Uji keabsahan data/trianggulasi data
Metode pengumpulan data diawali dilakukan dengan menggunakan validasi
dengan memilih satu pasien yang menderita antara perawat (P), klien (A) dan perawat
diabetes melitus, mengalami komplikasi ruangan (B) sebagai sumber dalam menggali
sekunder berupa neuropati diabetikum, cukup informasi, validasi data penelitian untuk
kooperatif, bersedia dijadikan subjek dalam menjamin keabsahan maka perlu dilakukan
penelitian, bersedia menandatangani informed triangulasi, yaitu triangulasi sumber dengan
consent. Pengumpulan data ini dilakukan melakukan cek silang antara klien dengan
selama 3 hari berturut-turut, pada hari perawat ruangan serta melalui rekam medik
pertama peneliti melakukan pengkajian klien, triangulasi metode dengan
menyeluruh tentang masalah yang dihadapi menggunakan observasi apa yang telah
pasien, melakukan kontrak yang telah disampaikan oleh klien dan perawat dalam
disepakati bersama, menjelaskan tentang wawancara.
prosedur yang akan dilakukan dan langkah-
36
“Bagian kedua telapak kaki dan kedua pemeriksaan subjek A tidak mampu
ujung ibu jari kaki aku ngga terasa
merasakan getaran pada 4 lokasi pada bagian
apapun mba” (A,46- 48).
kedua telapak kaki dan kedua ujung ibu jari
Dibuktikan dengan hasil observasi kaki.
dari pemeriksaan persepsi rangsang getar Pertemuan ke tiga yang dilakukan
dengan garputala bahwa dari 8 lokasi pada hari Senin tanggal 27 Maret 2019 pukul
pemeriksaan subjek A tidak mampu 14.00 WIB, peneliti menggali dan memeriksa
merasakan getaran pada 4 lokasi pada bagian kembali tingkat sensitivitas kaki sebelum
kedua telapak kaki dan kedua ujung ibu jari dilakukan latihan senam kaki diabetes pada
kaki. subjek A dengan menggunakan pemberian
Kemudian pada pertemuan kedua pada persepsi rangsang getar dengan garputala,
tanggal 26 Maret 2019 pukul 14.00 WIB, setelah dilakukan pemeriksaan didapati bahwa
peneliti menggali dan memeriksa kembali belum terjadi adanya perubahan tingkat
tingkat sensitivitas kaki sebelum dilakukan sensitivitas hal ini dapat dilihat dari setelah
latihan senam kaki diabetes pada subjek A dilakukan pemeriksaan tingkat sensitivitas
menggunakan pemberian persepsi rangsang subkej A belum mampu merasakan pada 4
getar dengan garputala, setelah dilakukan lokasi yang sama saat melakukan
pemeriksaan didapati bahwa belum terjadi pemeriksaan pada waktu pertama dan kedua
adanya perubahan tingkat sensitivitas hal ini kali yaitu pada bagian kedua telapak kaki dan
dapat dilihat dari setelah dilakukan kedua ujung ibu jari kaki kanan dan kiri, hal
pemeriksaan tingkat sensitivitas subjek A ini juga dapat dilihat dari kutipan wawancara
belum mampu merasakan pada 4 lokasi yang yang diungkapkan antara peneliti dan subjek
sama saat melakukan pemeriksaan pada A, sebagai berikut :
waktu pertama kali yaitu pada bagian kedua “Dari kemaren tetep sama saja
mba, telapak kaki dan ujung ibu
telapak kaki dan kedua ujung ibu jari kaki
jari kakinya belum terasa juga”
kanan dan kiri, hal ini juga dapat dilihat dari (A,186- 188).
kutipan wawancara yang diungkapkan antara
Dibuktikan dengan hasil observasi
peneliti dan subjek A, sebagai berikut :
dari pemeriksaan persepsi rangsang getar
“Ini juga belum terasa, masih sama aja
dengan garputala bahwa dari 8 lokasi
telapak kaki sama ujung ibu jarinya
belum bisa terasa” (A,11- 121). pemeriksaan subjek A tidak mampu
merasakan getaran pada 4 lokasi pada bagian
Dibuktikan dengan hasil observasi
kedua telapak kaki dan kedua ujung ibu jari
dari pemeriksaan persepsi rangsang getar
kaki.
dengan garputala bahwa dari 8 lokasi
38
Kegiatan post senam kaki diabetes sebanyak 2 kali dengan lama waktu latihan
dilakukan pertemuan pertama pada tanggal 25 20-30 menit, namun pada pertemuan kedua
Maret 2019, pukul 14.55 WIB, peneliti ini peneliti belum mendapati adanya tanda
menggali kembali tingkat sensitivitas kaki daripeningkatan tingkat sensitivitas kaki,
dengan pemberian persepsi getar dengan dikarenakan hasil pemeriksaan yang di dapat
rangsang garputala setelah dilakukan latihan belum mengalami peningkatan yang ditandai
senam kaki selama 2 kali dengan lama waktu dengan masih adanya 4 lokasi yaitu pada
latihan 20-30 menit didapatkan hasil berupa bagian kedua telapak kaki dan kedua ujung
belum adanya tanda-tanda terjadinya jari kaki yang belum mampu merasakan
peningkatan pada kaki yang ditandai dengan rangsang getar pada saat dilakukan
masih adanya 4 lokasi pada bagian kedua pemeriksaan, hal ini dapat dilihat dari kutipan
telapak kaki dan kedua ujung ibu jari kaki percakapan antara peneliti dan subjek A
yang belum mampu merasakan persepsi sebagai berikut :
rangsang getar pada saat dilakukan “Kok masih belum terasa semuanya ya
mba, telapak kakinya belum ujung
pemeriksaan. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
jari kakinya juga tidak terasa” (
percakapan yang diperoleh antara peneliti dan A,148- 149).
subjek A, sebagai berikut :
Dibuktikan dengan hasil observasi
“Masih sama saja mba, kedua telapak
dari pemeriksaan persepsi rangsang getar
kakiku dan kedua ujung ibu jari kakiku
masih belum terasa apa-apa”(A, 86- 88). dengan garputala bahwa dari 8 lokasi
pemeriksaan subjek A tidak mampu
Dibuktikan dengan hasil observasi
merasakan getaran pada 4 lokasi pada bagian
dari pemeriksaan persepsi rangsang getar
kedua telapak kaki dan kedua ujung ibu jari
dengan garputala bahwa dari 8 lokasi
kaki.
pemeriksaan subjek A tidak mampu
Pertemuan ke tiga pada hari Senin
merasakan getaran pada 4 lokasi pada bagian
tanggal 28 Maret 2019, pukul 14.55 WIB,
kedua telapak kaki dan kedua ujung ibu jari
peneliti menggali dan memeriksa kembali
kaki.
tingkat sensitivitas kaki subjek A setelah
Pertemuan kedua pada tanggal 26
dilakukan senam kaki sebanyak 5 kali selama
Maret 2019, pukul 14.55 WIB, peneliti
3 hari dengan lama waktu 20-30 menit setiap
menggali dan memeriksa kembali tingkat
kali latihan, dan didapatkan hasil terjadi
sensitivitas kaki dengan pemberian persepsi
adanya perubahan jumlah lokasi yang belum
rangsang getar menggunakan garputala,
mampu merasakan getaran pada saat
setelah dilakukan senam kaki diabetes
dilakukan pemeriksaan, yaitu semula tidak
39
ketlatenan pada saat melakukan latihan senam Elny Lorensi Silalahi, Surita G., dkk. 2015.
Pengaruh Senam Kaki Terhadap
kaki diabetes.
Sensitivitas Kaki Pada penderita
Diabetes Melitus Di Puskesmas
Medan Tuntungan. Dari
UCAPAN TERIMA KASIH
http://media.neliti.com. Diakses
Dalam hal ini penulis mengucapkan tanggal 21 Februari 2019.
terima kasih kepada Direktur Akper Karya Erika Emnira, Pomarida S., dkk. 2018.
Bhakti Nusantara Magelang Ketua Yayasan Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Penurunan Neuropati Pada Pasien
Karya Bhakti Magelang dan Ketua Lembaga Dengan Luka Kaki Diabetik di ASRI
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang Wound Care Medan. Dari http://e-
journal.sari-mutiara.ac.id. Diakses
telah memberikan dukungan moril maupun tanggal 22 Februari 2019.
materiil dalam penyelesaian publikasi ini.
Kushariyadi & Setyoadi. 2011. Terapi
Modalitas Keperawatan Pada Klien
Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan
American Diabetes Association (ADA). Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
2011.Diagnosis And Classification Of Medika.
Diabetes Mellitus Position Statement.
Diabetes Care, 33: 1. Perkeni. 2002. Konsensus Pengelolaan
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Indonesia.
Anneahira. 2011. Senam Kaki Diabetes. Dari Jakarta: PB Perkeni.
http://www.anneahira.com/Senam-
kaki-diabetes.html. Diakses tanggal 19 Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan Dan
Februari 2019. Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2
Di Indonesia. Dari http://perkeni.net/.
Dendi. Rusandi, Prabowo Tri., dkk. 2014. Diakses tanggal 19 Februari 2019.
Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Tingkat Sensitivitas Kaki Dan Kadar Price, Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep
Gula Darah Pada Penderita Diabetes Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi.
Melitus Di Kelurahan Banyuraden 6. Jakarta: EGC.
Gamping Sleman. Dari Setiawan, Yahmin. 2013. Senam Kaki Untuk
http://repository.unjaya.ac.id/. Diakses Penderita Diabetes Melitus. Dari
tanggal 21 Februari 2019. http://www.ikc.or.id. Diakses tanggal
Dorland, 2010. Kamus Kedokteran. Jakarta: 22 Februari 2019.
EGC. Smeltzer, Suzane C., and Bare., Brenda G.,
Eko Endriyanto, Yesi H., dkk. 2013. 2008. Buku Ajar Kesehatan Medical
Efektifitas Senam Kaki Diabetes Bedah. Edisi 8. Jakarta: Buku
Melitus Dengan Koran Terhadap Kedokteran EGC.
Tingkat Sensitivitas Kaki Pada Pasien Soegondo, S. 2011. Hidup Secara Mandiri
Diabetes Melitus Tipe 2. Dari Dengan Diabetes Mellitus Kencing
http://respiratory.Unri.ac.id/bitstream. Manis Sakit Gula. FKUI. Jakarta.
Diakses tanggal 9 Februari 2019.
42