DIABETIK
Latar belakang
Penyakit DM tercantum dalam urutan
nomor empat dari prioritas penelitian
nasional untuk penyakit degeneratif
setelah penyakit kardiovaskuler,
serebrovaskuler dan geriatri
(Tjokroprawiro, 2003).
World Health Organization (WHO)
memperkirakan akan meningkat menjadi
350 juta jiwa pada 2025 karena setiap
tahunnya ada sekitar enam penderita
DM baru di dunia (soegondo, 2007).
Fenomena Masalah
Indonesia berada pada peringkat
keempat dengan jumlah penderita DM
terbanyak setelah China, India dan
Amerika Serikat (Soegondo,2007).
Diabetes Mellitus dapat menyebabkan
komplikasi pada berbagai sistem tubuh,
baik bersifat jangka pendek seperti
hypoglikemia dan ketoasidosis dan
komplikasi jangka panjang dapat berupa
kerusakan makroangiopati dan
mikroangiopati
Kerusakan makroangiopati meliputi:
penyakit arteri koroner, kerusakan
pembuluh darah serebral dan kerusakan
pembuluh darah perifer. Adapun
komplikasi mikroangiopati meliputi:
retinopati, nefropati dan neuropati
(Smeltzer & Bare, 2008).
Dari hasil penelitian, didapatkan sekitar
60,3 % pasien DM mengalami
komplikasi neuropathy sensorik
(kerusakan serabut saraf sensorik)
(Waspadji,2005).
neuropathy sangat beresiko
mengakibatkan munculnya ulkus kaki,
yang disebut neuropathic foot ulcer dan
juga infeksi, yang lama kelamaan bisa
menjalar ke tulang dan terjadi
osteomielitis yang memerlukan tindakan
amputasi (Tandra, 2007).
Lima puluh hingga 75% amputasi ekstrimitas
bawah dilakukan pada pasien-pasien yang
menderita diabetes (Brunner &
Suddarth,2001).
Penatalaksanaan terapi diabetes terdiri dari lima
komponen, yaitu diet, latihan jasmani,
pemantauan kadar glukosa, terapi dan
pendidikan (smeltzer & Bare, 2001).
Komponen latihan jasmani atau olahraga
sangat penting dalam penatalaksanaan
diabetes karena efeknya dapat menurunkan
kadar glukosa darah dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan
memperbaiki pemakaian insulin (Smeltzer and
bare, 2001).
Contoh latihan jasmani atau olah raga
yang dianjurkan salah satunya adalah
senam kaki diabetes.
Senam kaki diabetes dapat membantu
memperbaiki sirkulasi darah dan
memperkuat otot-otot kecil kaki dan
mencegah terjadinya kelainan bentuk
kaki (deformitas), dan mengatasi
keterbatasan gerak sendi.
penelitian yang dilakukan di Spanyol oleh Calle
dkk. pada 318 diabetisi dengan neuropati
dilakukan edukasi perawatan kaki kemudian
diikuti selama 3-6 tahun dihasilkan pada
kelompok I (223 responden) melaksanakan
perawatan kaki teratur dan kelompok II (95
responden) tidak melaksanakan perawatan
kaki. Hasil penelitian pada diabetisi dengan
neuropati yaitu kelompok yang tidak melakukan
perawatan kaki 13 kali lebih besar risiko terjadi
ulkus diabetika dibandingkan kelompok yang
melakukan perawatan kaki secara teratur
Pengertian
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan
yang dilakukan oleh pasien diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya luka
dan membantu melancarkan peredaran
darah bagian kaki. (S,Sumosardjuno,1986)
Pentingnya Senam Kaki Diabetik
b. Kontraindikasi
1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis
seperti dipsneu atau nyeri dada.
2) Orang yang depresi, khawatir atau cemas.
Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan