IN HOUSE TRAINING
RSUD BANGKINANG
2017
Oleh:
dr. Lasmaria Flora, Sp.An, M.Kes
BANTUAN HIDUP DASAR DAN
BANTUAN HIDUP LANJUT
DEFINISI
Resusitasi Jantung Paru :
Suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk
mengembalikan keadaan henti napas dan atau henti
jantung ke fungsi optimal, untuk mencegah kematian.
Indikasi RJP:
Henti nafas
⁻ Tidak ada gerakan dada dan aliran udara pernafasan
⁻ Penyebab: tenggelam, stroke, keracunan obat, inhalasi asap/
uap/ gas, sengatan listrik, tercekik, obstruksi jalan nafas oleh
benda asing, trauma, infark miokard, dll.
Henti jantung
⁻ Curah jantung tidak sanggup memenuhi kebutuhan oksigen
ke otak & organ vital lainnya, tjd mendadak
⁻ Penyebab: VF, VT, asistol.
Komponen RJP
Keterlambatan
90
80
Kemungkinan berhasil
70 berkurang 7 % sampai
10 % tiap menitnya
60
%success
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 minute
Composite data illustrating relationship between probability of survival to discharge
(indicated as success in figure), after VF cardiac arrest and interval between collapse
and defibrillation
Alur BHD
Resusitasi Jantung Paru
C A B
Penyediaan layanan kesehatan BLS
algoritma serangan jantung pada
orang dewasa – pembaruan 2015
Penyediaan layanan kesehatan BLS
algoritma serangan jantung pada
pasien pediatri untuk satu penolong –
pembaruan 2015
Penyediaan layanan kesehatan
BLS algoritma serangan
jantung pada pediatri untuk 2
penolong atau lebih
Pengenalan Gangguan Jalan Nafas
ekstensi
chin lift
Tindakan lain untuk
membebaskan jalan nafas bila
Dengan head tilt dan chin lift ,
jalan nafas tetap obstruksi adalah :
JAW THRUST
Head tilt chin lift in infant
Head tilt chin lift in infant Head tilt - Chin lift - Jaw thrust
Jaw trust : digunakan jika korban merupakan
curiga cedera servikal.
Menentukan
lokasi pijat jantung.
•Oro-tracheal
•Naso-tracheal
•Cricothyroidotomy/tracheostomy
Indikasi pemasangan jalan nafas definitif
1. Apnoe
2. Kegagalan menjaga jalan nafas dengan cara lain
3. Proteksi jalan nafas terhadap aspirasi darah atau muntahan
4. Kemungkinan terganggu jalan nafas krn luka bakar inhalasi, fraktur
tulang wajah, kejang
5. Kegagalan memberikan jalan nafas melalui face mask
Gambar intubasi oro-tracheal
Pengelolaan ventilasi
Oksigenisasi
Sebaiknya diberikan mll masker yang terpasang
dengan flow 10 -12 L/M
Ventilasi
Mouth to mouth, mouth to mask, bag valve face
mask (ambu bag).
Bila sudah intubasi ventilasi bantu dgn bagging
Mouth to mouth
Mouth to mouth
Bag valve face mask
Pernafasan; Breating (B)
Setiap nafas buatan diberikan lebih dari 1 detik, setiap kali
diberikan dada akan terangkat
a. Mulut ke mulut c. Mulut ke sungkup
Vasopresor
•Meningkatkan pengembalian sirkulasi spontan pada henti jantung.
eg: epinefrin iv 1mg; vasopressin iv 40unit
Anti-aritmia
•Amiodaron Dosis inisial: 300mg iv
•Lidokain Dosis awal 1-1,5 mg/kg; max: 3mg/kg
•Magnesium sulfat diberikan secara intravena atau intraosseus dengan dosis
1-2 gram dilarutkan dengan 10 ml D5%
EKG
◦ Pemantauan melalui EKG harus segera
dilakukan
◦ EKG 12 lead mengetahui diagnosis ritme
jantung yang pasti.
DEFIBRILATOR
DEFIBRILASI
SHOCKABLE UNSHOCKABLE
VF EMD
PEA
V T -
ASISTOLE
Indikasi : shockable
Ventrikel Fibrilasi = VF
EMD
Asistole PEA
Kunci keberhasilan CPR
drug cpr
30 : 2
istilah
Basic Life Suppor = B L S
= jalan nafas + nafas buatan + pijat jantung (A-B-C)
Advanced Life Support = A L S
= Drug (+fluid) + E K G + Defibrilasi
Cardio Pulmonary Resuscitation = CPR
Cardio Pulmonary Cerebral Resuscitation
= CPCR = CPR = RJPO
= BLS + ALS
Semua tindakan akut/ segera
untuk menghentikan proses
yang menuju kematian.
Perhatian saat melakukan
DC shock
Stand clear
Charge hanya dilakukan oleh operator DC
Charging diisi saat padel kontak pasien
Tidak boleh ada cairan sekitar pasien
Oksigen harus dijauhkan
Barang metal harus dijauhkan
Kapan Resusitasi Jantung Paru
diperlukan ?
|
segera pasang monitor
siap DC-shock
| |
VF/VT Asystole / PEA
| |
DC shock CPR terus 3 mnt
VF atau VT
CPR 3 menit ….
Cardiac arrest = carotis (-)
ROSC
|
ROSC
ROSC
2 MINUTES, 30 : 2
NO Check pulse YES
1. Mesin DC shock
2. EKG – monitor
3. Jelly elektrode
4. Alat / obat resusitasi
5. Oksigen
6. Peralatan suction dengan
kateter suction
DC shock
1. Switch ON
Oles paddles dengan jelly
ECG tipis rata
sternum
apex
Komplikasi DC shock
Perlukaan miokard
Luka bakar
Disritmia post DC shock
Emboli
Jelly kurang rata, menekan paddles kurang kuat - luka bakar
Adrenalin, Atropin, Lidocain
Intra-venous
Intra-tracheal / trans-tracheal
◦ dosis 3-10 x intravena
Intra-osseus
TIDAK intra-cardial
◦ menghentikan pijat jantung
◦ sukar pastikan intra-ventrikuler
◦ kena miokard : nekrosis
◦ kena a. coronaria : infark
cardiac arrest membandel ???
Hipoksia
4H Hipovolemia
Hiperkalemia
Hipotermia
Tamponade jantung
Tension pneumothorax
4T Thromboemboli paru
Toxic overdose
B-block, Ca-block
Digitalis, Tricyclic AD
Massive Myocard Infarct
MA Asidosis
Fase III: Bantuan Hidup Jangka
Panjang
G (Gauge) :
melakukan monitoring terus-menerus (sistem pernapasan, kardiovaskuler dan sistem saraf).
H (Head) :
Tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistem saraf dari kerusakan lebih lanjut mencegah
terjadinya kelainan neurologis yang permanen.
H (Hypothermy) :
Segera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan saraf pusat yaitu pada suhu antara 30 o-32oC.
H (Humanization) :
Semua tindakan hendaknya berdasarkan perikemanusiaan.
I (intensive care) :
Perawatan intensif di ICU yaitu tunjangan ventilasi : trakheostomi, pernapasan dikontrol terus menerus,
sonde lambung, pengukuran pH, pCO2 bila diperlukan, dan tunjangan sirkulasi, mengendalikan kejang.
PENGHENTIAN RJP
Setelah RJP, pasien diketahui mengidap penyakit stadium terminal
Irama, pompa jantung, dan nadi tidak kembali semula setelah
pemberian atropin
Kematian otak, pada pemeriksaan klinis selang waktu minimal 2 jam:
napas spontan (-), dilatasi pupil menetap selama 15-30 menit
Dalam keadaan darurat, RJP dapat
dihentikan, bila:
Sirkulasi dan ventilasi spontan yg efektif telah kembali
Upaya resusitasi dilanjutkan oleh dokter/tenaga ahli
Penolong terlalu lelah sehingga tidak sanggup meneruskan resusitasi.
Pasien dinyatakan mati
chocking
( tersedak )
CHOKING
Back blows
Korban : sadar
CHOKING
Heimlich
Abdominal trust
Korban : sadar
Heimlich Abdominal trust
RSUD BANGKINANG
DEFINISI
Hipovolemik
Kardiogenik
Septik
Anafilaktik
Neurogenik
Definisi Syok Hipovolemic
Etiologi :
Perdarahan
Kehilangan Plasma
RJP
Definisi Syok Kardiogenik
Etiologi :
4. Myocarditis
5. Cardiomyopathy
Tanda Penting Syok Kardiogenik :
Etiologi
Penatalaksanaan Medis
ABC
Pengobatan berupa resusitasi cairan segera
Dapat dipakai dopamin, norepinephrine dan
vasopressin.
Untuk menurunkan suhu tubuh dapat
diberikan antipiretik.
Pengobatan lainnya bersifat simtomatik.
Syok Neurogenik
Etiologi
Cedera pada sistem saraf (seperti: trauma kepala, cidera spinal, atau
Gambaran klasik
Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).
Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-obat
vasoaktif (adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila ada perdarahan
seperti ruptur lien)
Definisi Syok Anafilaktik
Etiologi
Zat penyebab anafilaksis (injeksi, minum obat, disengat hewan, makan sesuatu
atau setelah test kulit ), timbul biduran mendadak, gatal dikulit, suara parau
sesak ,sesak nafas, lemas, pusing, mual,muntah sakit perut setelah terpapar sesuatu
Syok Anafilaktik
TATALAKSANA
PROGNOSIS
Jika syok tidak di tangani segera, biasanya berakibat fatal.
jantung atau syok septik pada penderita usia lanjut sangat tinggi
TERIMA KASIH