Disusun Oleh :
HELMI AZIZ
20194010166
Diajukan kepada :
dr. H. Ardi Pramono, Sp.An., M.Kes.
Cardiac Arrest
Kondisi dimana jantung tiba-tiba berhenti berdetak à sirkulasi darah ke otak dan
organ vital lainnya terganggu
Indikasi
Serangan Jantung
Tersedak
Tenggelam
Tersengat arus listrik
Overdosis obat (amphetamine, morphine, beta blocker, digitalis etc )
PRINSIP
SAFETY
RESPONSIVENESS
SHOUT FOR HELP
CIRCULATION
AIRWAY
BREATHING
SAFETY
– Penolong : Perkenalan diri secara singkat + Informed consent + lingkungan
RESPONSIVENESS
Cek Respon
– Menepuk pundak atau dada korban
– Berteriak / berkata keras
Respon
– Rintihan
– Gerakan
• Nafas abnormal / gasping tidak dinilai sebagai respon
• Identifikasi Penderita Dicurigai Henti jantung mendadak
– Tidak ada respon
– Tidak bernafas atau tidak adekuat
1. Identitas penolong
3. Identitas korban
5. Lokasi spesifik
CIRCULATION
CPR Chest Compressions
• Cek nadi (dilakukan oleh tenaga kesehatan maksimal 10 detik)
• Posisi penolong berlutut pada sisi dada penderita atau berdiri disamping tempat tidur
• Posisi Penderita terlentang pada alas datar dan keras
• Posisi pijatan ½ bawah tulang dada
• Posisi tangan letakan tumit tangan pada daerah pijatan dan tangan lain diatasnya
Pijat dada efektif (Hight Quality CPR)
a. Frekuensi 100 – 120 kali per menit
b. Kedalaman minimal 5 cm / 2 inchi tetapi tidak lebih dari 6 cm / 2,4 inci
c. Memberi kesempatan dada kembali mengembang sempurna (complete recoil)
d. Minimalkan interupsi
e. Ventilasi secara adekuat, tetapi tidak berlebihan
AIRWAY
• Gerakan Head tilt – Chin lift jika tidak ada kecurigaan cedera servikal
o Letakkan tangan penolong pada dahi korban dan dengan lembut “tilt”/
dorong kepala pasien ke belakang
BREATHING
• Lakukan ventilasi 2 kali tiap kali selesai 30 pijat dada
• Melihat pergerakan dada
• Mendengarkan suara napas
• Merasakan hembusan napas dengan pipi
Recovery Position
→ →
2. Bantuan Hidup Lanjut
Bantuan Hidup Lanjut (BHL) merupakan tindakan yang dilakukan secara
simultan dengan bantuan hidup dasar dengan tujuan memulihkan dan
mempertahankan fungsi sirkulasi spontan sehingga perfusi dan oksigenasi jaringan
dapat segera dipulihkan dan dipertahankan. BHL memiliki tiga tahapan, yaitu terapi
obat dan cairan, electrokardiografi, dan terapi fibrilasi
3. Bantuan Hidup Jangka Panjang
a. Gauging
Pada tahap ini, menentukan dan memberi terapi penyebab kematian dan menilai
sampai sejauh mana pasien dapat diselamatkan.
b. Human Mentation
Mentasi manusia diharapkan dapat dipulihkan dengan tindakan resusitasi otak
yang baru.
Tindakan-tindakan ini meliputi penggunaan agen vasoaktif untuk memelihara
tekanan darah sistemik yang normal, penggunaan steroid untuk mengurangi
sembab otak, dan penggunaan diuretik untuk menurunkan tekanan intrakranial.
c. Intensive Care
Post cardiac arrest, korban harus dirawat di ICU
Langkah ini merupakan pengelolaan intensif berorientasi otak pada penderita
dengan kegagalan organ multiple pascaresusitasi
REFERENSI
American Heart Association. 2015. AHA Guideline Update for CPR and
ECC.Circulation Vol. 132.
American Red Cross. 2015. Basic Life Support for Healthcare Providers
Handbook.
Latief SA. 2007. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. FKUI. Jakarta