Anda di halaman 1dari 32

HENTI JANTUNG HENTI

NAFAS
dengan Tim Code Blue System

Oleh : dr. HENDI RASTIAWAN

PELATIHAN CODE BLUE SYSTEM RS AMANAH UMAT


Purworejo, 29-30 April 2019
HENTI NAFAS DAN HENTI JANTUNG

HENTI NAFAS  NAFAS BERHENTI [APNEA]


HENTI JANTUNG  JANTUNG BERHENTI BERKONTRAKSI
DAN MEMOMPA DARAH.

Penyebab.
•Henti nafas  dapat primer masalah jalan nafas atau pernafasan.
•Henti jantung  dapat primer karena masalah kardiovaskuler.
•Banyak penyakit gawat yang secara sekunder menyebabkan
henti nafas dan atau henti jantung.

Sistim kardiovaskuler dan pernafasan selalu berinteraksi.


Gagal Nafas dapat terjadi akibat Gagal Jantung
Gagal Jantung dapat terjadi akibat Gagal Nafas
Sumbatan jalan nafas

Pernafasan tidak adekuat

Rangsangan pernafasan turun / hilang


[pada depresi SSP]
Henti
Nafas Gangguan usaha pernafasan

Gangguan paru

Kelainan jantung
•Iskhemia miokard
•Infark miokard
•Sengatan listrik
VF/VT •Obat-obatan [Quinidin, Phenothiazine,
Erythromycine, anti depresan trisiklik,
Digoxin]
•Alkohol [juga berhubungan dengan
HENTI kardiomiopati]
JANTUNG •Asidosis
•Gangguan elektrolit [K, Mg, Ca]

Gagal jantung, tamponade, ruptur, Miokarditis dan


kardiomiopati hipertropik.

•Asfiksia karena sumbatan jalan nafas/apnea.


Kelainan •Anoksia karena edema paru, tercekik dll
Jantung •Kehilangan darah banyak dan akut[shock]
sekunder •Hipoksemia berat dengan anemia
•Hipotermia
•Shock septik fase akhir.
LURUS

Langsung letakkan telapak tangan di tengah tulang dada


AIRWAY INTERVENTION
KUALITAS CPR

-Kedalaman pijatan 5 cm dg kecepatan 100-120x/menit


-“Recoil” sempurna dinding dada
-Minimalkan jeda diantara kompresi
-Evaluasi CPR tiap 2 menit (= 5 siklus)
- Advance ventilasi : beri nafas 10 x/menit ( tiap 6 det),
setelah terpasang ETT
Penyebab asistol/ VT-VF berulang :
(5 T 5 H)

-Hipovolemia
-Hypoksia
-Hidrogen ion (Asidosis)
-Hipo/hiperkalemia
-Hipotermia
-Tension pneumothorak
-Toksin
-Tamponade jantung
-Trombosis jantung
-Trombosis paru
BREATHING INTERVENTION
AMBUBAG
 CODE BLUE merupakan salah satu kode
prosedur emergensi yg harus segera
diaktifkan jika ditemukan seseorang
dalam kondisi henti jantung/nafas
(Cardiac Respiratory Arrest) di dalam
area RSAU.
 Tujuan :
- Memastikan pencapaian hasil yg
terbaik bagi pasien yg mengalami henti
nafas henti jantung
- Memisahkan tanggung jawab dan
pengelolaan pada saat code blue.
 Respon awal (responder awal) berasal
dari petugas RSAU baik medis maupun
non medis yg berada di sekitar korban
dalam bentuk Bantuan Hidup Dasar
(BHD).
 Respon kedua (responder kedua)
berasal dari tim Code Blue RSAU dalam
bentuk Bantuan Hidup Lanjut (BHL).
Prinsip Basic Life Support
2010
1. Cek kesadaran & Nadi
2. Panggil bantuan
Circulation, Airway, Breathing
3. CPR 30 kompresi (100x/minute)
4. Buka jalan nafas 5 siklus
5. Beri 2 nafas buatan
BLS

ALS
Advance Life Support
Sebagai
Penolong di RS (Tim Code Blue)
 Area penanganan cardiac/pulmonary
arrest di RSAU adalah seluruh area yg
meliputi seluruh unit dan lingkungan di
sekitar RSAU dari halaman depan
sampai halaman belakang.
1. Konsulen : dr Anestesi
2. Leader : dokter jaga IGD
3. Co-leader : perawat IGD/ICU
4. Tim Kompressor : perawat Firdaus
5. Tim Ventilator : perawat Naim/Mawa

POS Code Blue dan penempatan


Resusitasi Kit berada di ruang ICU.
1. Troli emergency /RESUSITASI KIT yg
lengkap dan siap pakai.
2. Oksigen suplly dg flow meter yg siap
pakai dan suction.
3. Defibrilator dengan monitor.
4. Dokumen / form code blue.
1. Berikan BHD oleh petugas di area terjadi
kegawatan.
2. Petugas mengaktifkan Code Blue System
dengan menelepon nomor 22.
3. Petugas call center 22 (TPPRI)
mengumumkan Code Blue sesuai
area/ruangan tempat kejadian.
4. Tim Code Blue segera merespon dan
menuju tempat kejadian dalam waktu 5-10
menit dengan membawa Resusitasi Kit.
5. Tim Code Blue memberikan BHL.
6. BHL selesai :
› Bukan pasien RSAU jika ROSC/stabil maka dikirim ke
IGD oleh Tim Code Blue dan jika meninggal dikirim
ke ruang jenazah.
› Pasien RSAU setelah BHL dikirim ke ruang ICU/tetap
di ruang perawatan dan jika meninggal dikirim ke
ruang jenazah.
7. Leader Tim Code Blue melaporkan dan
mengkonsultasikan ke konsulen / DPJP untuk
penangan selanjutnya.
8. Tim membuat laporan kegiatan dan kembali
ke ruang masing-masing.
Orang pertama yg 1. Cek respon.
menemukan klien 2. Meminta pertolongan dg menekan bel
emergency atau telp emergency call nomor 22.
Amankan 3. Memeriksa nadi carotis
lingkungan, CPR dan 4. Membaringkan pasien posisi terlentang
Airway management 5. Mengamankan lingkungan dan berikan
ruangan yg cukup luas utk memberi
pertolongan
6. CPR jika nadi carotis tdk ada, 30 : 2 kecepatan
100x/m (di UGD/ ICU CPR tdk ada jeda utk
ventilasi)
7. Membersihkan jalan nafas
8. Melakukan head till chin lift
9. Memberi ventilasi nafas
Leader 1. Mengkoordinir Tim Code Blue
2. Membawa menyiapkan defibrilator dan
melakukan DC shock jk indikasi
3. Memasang ET bila diperlukan
4. Memutuskan apakah proses resusitasi
dilanjutkan atau dihentikan, dan
menjelaskan didepan keluarga

Tim Kompressor 1. Memberikan kompresi dada (CPR


adekuat)
2. Bergantian posisi dengan Tim Ventilator
Tim Ventilator 1. Membawa oksigen supply yg terdekat
2. Memasang orofaring
3. Menyambungkan ambubag dg oksigen
10-12 LPM
4. Memberi ventilasi dg ambubag
5. Menyiapkan suction
Co-leader 1. Membawa Resusitasi Kit
2. Memasang akses IV line dg NS atau RL
3. Menyiapkan dan memberikan obat
emergency sesuai koordinasi dari Leader
4. Memastikan rekam medis/ dokumentasi
tercatat dg lengkap dan benar
5. Mempersiapkan transport pindah ruangan
1. Cek kesadaran &
Nadi
2.Panggil bantuan

ICU
Tidak sadar & tak ada respon Aktifkan emergency “Code Blue”

Tdk ada nadi

CPR 30:2
Beri oksigen 100% dg ambubag 10x/menit
Segera Lihat monitor jantung (quick look)

Irama Flat/ datar (asistol) Irama VF/ VT tanpa nadi

Cek true asistol DC Shock (defibrilator) 360 joule


CPR 100x/menit
Ulangi DC shock /2 menit jika VF/ VT
CPR 30:2
membandel
kecepatan kompresi 100x/menit
Pasang IV akses
Pasang IV akses
Injeksi epinefrin 1mg tiap 3-5 menit
Injeksi epinefrin 1mg tiap 3-5 menit
Irama Jantung Datar / flat ( Asistole )

CPR

Irama Jantung VF / VT tanpa Nadi

Defib
Epinefrin/ adrenalin Jika setelah CPR Jika setelah defib
1 mg (1 ampul)iv tiap jantung merespon irama jantung yg baik
3-5 menit Tapi bradikardia maka kembali ke VT/VF
berikan atropin 1mg maka berikan inj bolus
(4ampul) tiap 5 menit amiodaron 300mg (2ml)
1 ampul = 1ml =0,25 mg diencerkan 20ml NS /
D5 (iv). Diulangi 150
mg iv. Selanjutnya drip
900mg/ 24jam
DC Shock (Defibrilasi)

Direct Curent Shock Pada Ventrikel Fibrilasi, diberikan


energi 360 Joule (defib monofasik),
150-200 Joule (defib Bifasik).
Pada anak 2-4 joule/kg BB
• Berikan jely pada kedua
permukaan pedal defibrilator
secara merata.
• Nyalakan defibrilator, putar energi
hingga 360 joule (monofasik).
• Tekan pedal defibrilator dg kuat ke
kulit dada pasien, pedal (sternum)
di sternum, pedal (apeks) di apeks
jantung
• Tekan charge energi hingga energi
penuh
• Teriakkan ‘I’m Clear, You’re Clear,
Every body’s Clear’ agar semua
orang tdk menyentuh pasien
• Tekan tombol pelepas energi di
kedua pedal secara bersamaan.
• Langsung lanjutkan RJP lagi.
Apeks Sternum

Anda mungkin juga menyukai