Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KOMBINASI BUERGER ALLEN EXERCISE DAN SENAM KAKI

DIABETES TERHADAP NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI)


PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

ABSTRAK

Rachmania Putri 2020. Pengaruh Kombinasi Buerger Allen Exercise dan Senam Kaki
Diabetes Terhadap Nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2. Skripsi Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan. Pembimbing (1) Virgianti Nur F, S.Kep.,
Ns., M.Kep (2) Nur Hidayati, S.Kep., Ns., M.Kep

Salah satu komplikasi yang paling banyak dialami penderita diabetes melitus tipe 2 adalah
terganggunya pembuluh darah perifer pada ekstremitas bawah, dideteksi dengan cara mengukur
nilai Ankle Brachial Index (ABI). Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi resiko komplikasi yaitu buerger allen exercise dan senam kaki diabetes. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi buerger allen exercise dan senam kaki diabetes
terhadap nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada penderita diebetes melitus tipe 2. Penelitian ini
menggunakan desain quasy-experiment pre-post test with control group dengan teknik purposive
sampling. Responden penelitian ini sebanyak 11 responden kelompok intervensi mendapat
kombinasi buerger allen exercise dan senam kaki diabetes dan 11 responden kelompok kontrol
tidak. Hasil penelitian diperoleh ada perbedaan yang signifikan nilai ABI antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan kombinasi buerger allen exercise dan senam
kaki diabetes (p value = 0,000). Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat pengaruh kombinasi
buerger allen exercise dan senam kaki diabetes terhadap nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada
penderita diabetes melitus tipe 2.

Kata Kunci : Ankle Brachial Index, Buerger Allen Exercise, Diabetes Melitus Tipe 2, Senam
Kaki Diabetes

THE EFFECT OF THE COMBINATION OF BUERGER ALLEN EXERCISE AND


DIABETES FOOT EXERCISES ON THE ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) IN
PATIENTS WITH TYPE 2 DIABETES MELLITUS

ABSTRACT

Rachmania Putri 2020. The Effect of The Combination of Buerger Allen Exercise and
Diabetes Foot Exercises on The Ankle Brachial Index (ABI) in Patients with
Type 2 Diabetes Mellitus. Advisor (1) Virgianti Nur F, S.Kep., Ns., M.Kep (2) Nur
Hidayati, S.Kep., Ns., M.Kep

One of the most common complications experienced by people with type 2 diabetes mellitus is the
disruption of peripheral blood vessels in the lower extremities, which can be detected by measuring
the value of the Ankle Brachial Index (ABI). One of the nursing interventions that can be done to
reduce the risk of complications is the Buerger Allen exercise and diabetes foot exercises. The
purpose of this study was to obtain the effectiveness of Buerger Allen exercise and diabetes foot
exercises on the value of the Ankle Brachial Index (ABI) combination in patients with type 2
diabetes mellitus. This research used a Quasi-Experiment design of the pre-test and post-test with a
control group with a purposive sampling technique. The research subjects were 11 respondents in
the intervention group who received a combination of Buerger Allen exercise and diabetes foot
exercise. Then, 11 respondents as a control group did not receive the treatment. The results showed
that there was a significant difference in the ABI value between the intervention group and the
control group after being given a combination of Buerger Allen exercise and diabetes foot exercises
(p-value = 0,000). This study concludes that there was an effect of Buerger Allen exercise and
diabetes foot exercises on the value of the Ankle Brachial Index (ABI) combination in patients with
type 2 diabetes mellitus.

Keywords : Ankle Brachial Index, Buerger Allen Exercise, Type 2 Diabetes Mellitus, Diabetes
Foot Exercises

PENDAHULUAN perubahan sistem saraf perifer, perubahan


Diabetes Melitus (DM) merupakan suasana hati (mood), dan peningkatan
penyakit sistem endokrin yang paling sering kerentanan infeksi (LeMone dkk, 2016).
dijumpai dan merupakan kasus tertinggi ke 3 Komplikasi kronis timbul akibat
penyebab kematian di Amerika Serikat. DM penanganan yang kurang maksimal sehingga
termasuk salah satu dari empat penyakit tidak menyebabkan terjadinya gangguan pembuluh
menular yang menjadi prioritas untuk darah besar (makrovaskuler) dan gangguan
ditindak lanjut oleh pemimpin dunia karena pembuluh darah kecil (mikrovaskuler).
jumlahnya yang terus meningkat beberapa Gangguan pembuluh darah besar
dekade terakhir. Diabetes melitus adalah (makrovaskuler) yaitu penyakit jantung
penyakit kronis serius yang disebabkan koroner (PJK), gagal jantung kongestif dan
pankreas tidak menghasilkan cukup insulin stroke. Gangguan pembuluh darah kecil atau
(hormon yang mengatur glukosa) atau tidak perfusi (mikrovaskuler) yaitu nefropati
dapat menggunakan insulin secara efektif diabetik, retinopati (kebutaan) dan neuropati
(WHO, 2016). (Smeltzer & Barre, 2010).
Menurut International Diabetes Salah satu cara deteksi gangguan
Federation (IDF) (2017) prevalensi diabetes pembuluh darah kecil atau perifer
melitus di Indonesia mengalami peningkatan (mikrovaskuler) adalah dengan pengukuran
yaitu peringkat ke enam dunia dengan jumlah ABI yaitu metode dengan cara
penderita sekitar 10,3 juta orang. membandingkan tekanan sistolik pada daerah
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar kaki dan tangan, ABI merupakan tindakan
(Riskesdas) terdapat peningkatan prevalensi yang tepat untuk mendeteksi adanya
penyakit diabetes melitus dari 6,9% pada gangguan sirkulasi perifer pada pasien DM
tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018, (Williams & Wilkins, 2012; Gitarja, 2015).
sehingga estimasi jumlah penderita di Nilai ABI dapat dikatakan baik atau normal
Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang apabila nilai ABI > 1.0 dan dikatakan
(Depkes, 2018). beresiko terjadi gangguan sirkulasi perifer
Hasil studi pendahuluan yang apabila nilai ABI < 0.9 (Williams dan
dilakukan pada tanggal 10 November 2019 di Wilkins, 2012).
Puskesmas Kebonsari Kabupaten Tuban, Pencegahan kaki diabetes dapat
didapatkan jumlah rata-rata penderita dilakukan dengan cara modifikasi gaya
diabetes melitus sebanyak 40 orang / bulan. hidup, mengontrol kadar glukosa darah dan
Puskesmas Kebonsari mempunyai tekanan darah, manajemen lipid, berhenti
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) merokok, serta melakukan perawatan kaki
khusus untuk penderita diabetes melitus (Iraj dkk, 2013). Perawatan kaki yang dapat
berupa follow up pasien DM untuk dilakukan yaitu membersihkan kaki,
mengambil obat. memakai kaos kaki, pemilihan alas kaki yang
Penatalaksanaan yang tidak efektif tepat dan melakukan latihan kaki. Latihan
dalam menangani penyakit diabetes melitus kaki merupakan salah satu latihan fisik untuk
dapat mengakibatkan komplikasi akut hingga perawatan kaki yang diberikan kepada pasien
kronis. Komplikasi akut yang dapat terjadi diabetes melitus yang bertujuan untuk
pada penderita diabetes melitus yaitu meningkatkan sirkulasi perifer kaki sehingga
perubahan kadar glukosa, sedangkan dapat mencegah terjadinya penyakit arteri
komplikasi kronis yang dapat terjadi yaitu perifer. Latihan kaki yang dapat dilakukan
perubahan pada sistem kardiovaskular,
yaitu buerger allen exercise dan senam kaki 2x/minggu selama 4 minggu. Tempat
diabetes (Aalaa, 2012). penelitian dilakukan di Puskesmas Kebonsari
Buerger allen exercise adalah suatu Kabupaten Tuban dan dilaksanakan pada
latihan fisik pada kaki yang dapat dilakukan tanggal 19 Februari – 17 Maret 2020.
pada pasien diabetes melitus untuk Alat pengumpulan data pada penelitian
meningkatkan suplai darah ke arteri pada ini berupa kuesioner (meliputi karakteristik
ekstremitas bawah (Sari dkk, 2019). responden seperti umur, jenis kelamin,
Penelitian Supriyadi (2018) menyatakan pekerjaan, pendidikan dan lama menderita
bahwa buerger allen exercise yang diberikan DM), intrumen pengukuran nilai Ankle
3 kali/minggu selama 3 minggu, Brachial Index (ABI) yaitu
menunjukkan adanya peningkatan perfusi sphygmomanometer dan stetoskop, SOP
ekstremitas bawah dari nilai ABI 0,84 pelaksanaan kombinasi buerger allen exercise
menjadi 0,93. dan senam kaki diabetes, serta lembar
Senam kaki juga salah satu metode observasi nilai Ankle Brachial Index (ABI).
yang digunakan untuk mencegah terjadinya Analisis univariat dilakukan untuk
penyakit arteri perifer dengan cara mendiskripsikan semua variabel yang diteliti.
melancarkan peredaran darah. Senam kaki Adapun variabel yang dianalisis dengan
adalah latihan yang dilakukan dengan univariat adalah karakteristik responden
menggerakkan seluruh sendi kaki dan seperti usia, jenis kelamin, pendidikan,
disesuaikan dengan kemampuan pasien pekerjaan dan lama durasi DM. Variabel
(Damayanti, 2015). Menurut penelitian independen adalah kombinasi buerger allen
Mangiwa dkk (2017) senam kaki diabetes exercise dan senam kaki diabetes sedangkan
yang diberikan 5 kali/ minggu menunjukkan variabel dependen adalah nilai Ankle
adanya peningkatan nilai ABI dari 0,8 Brachial Index (ABI).
menjadi 1. Data yang didapat diuji normalitas
Sari dkk (2019) mencoba menggunakan uji Saphiro-Wilk dengan hasil
membandingkan buerger allen exercise yang 0,001 (p < 0,05), yang bermakna data tidak
dilakukan 2 kali/hari selama 5 hari dengan berdistribusi normal sehingga uji yang
senam kaki diabetes yang dilakukan 2 digunakan adalah Uji Wilcoxon dan Uji
kali/hari selama 1 bulan menunjukkan bahwa Mann-Whitney. Uji Wilcoxon digunakan
secara statistik buerger allen exercise dan untuk membandingkan nilai ABI sebelum
senam kaki diabetes sama-sama efektif dan sesudah kombinasi buerger allen
meningkatkan nilai ABI. Namun bila dilihat exercise dan senam kaki diabetes pada tiap
dari selisih rerata nilai ABI pasien yang kelompok. Uji Mann-Whitney digunakan
dilakukan buerger allen exercise lebih tinggi untuk membandingkan nilai ABI pada
(0,0820) dibandingkan dengan pasen yang masing-masing kelompok sesudah kombinasi
dilakukan senam kaki diabetes (0,0726). buerger allen exercise dan senam kaki
Bila dibandingkan dengan skor diabetes pada tiap kelompok dengan tingkat
maksimal ( >1.3 ), dua intervensi tersebut kemaknaan yang digunakan adalah α < 0.05.
belum bisa menaikkan nilai ABI hingga Bila α < 0.05 maka terdapat pengaruh
maksimal. Oleh karena itu peneliti ingin kombinasi pengaruh kombinasi buerger allen
menggabungkan dua intervensi tersebut yaitu exercise dan senam kaki diabetes terhadap
kombinasi buerger allen exercise dan senam nilai ABI pada penderita diabetes melitus tipe
kaki diabetes untuk memaksimalkan nilai 2. Uji statistik menggunakan menggunakan
ABI pada penderita diabetes melitus tipe 2 perangkat lunak computer yaitu program
METODE PENELITIAN Statistical Product and Service Solutions
Penelitian ini menggunakan quasy- (SPSS) 16.0 for Windows.
experiment pre-post test with control group
dengan teknik sampling purposive sampling.
Responden penelitian ini sebanyak 11
responden kelompok intervensi mendapat
kombinasi buerger allen exercise dan senam
kaki diabetes dan 11 responden kelompok
kontrol tidak. Kombinasi buerger allen
exercise dan senam kaki diabetes diberikan
HASIL PENELITIAN Tabel 2
Distribusi Frekuensi Nilai Ankle Brachial
Tabel 1 Index (ABI) pada Penderita Diabetes Melitus
Distribusi Frekuensi Data Demografi Pasien Tipe 2 Sebelum dan Sesudah Kombinasi
PROLANIS DM Puskesmas Kebonsari Buerger Allen Exercise dan Senam Kaki
Kabupaten Tuban pada Kelompok Kontrol Diabetes pada Kelompok Intervensi
dan Kelompok Perlakuan
Kelompok Intervensi
Inter Mean Min-
Intrepretasi
Karakteris Kontrol Total pre-test post-test p-
No vensi Max Nilai ABI
tik Pasien n % n % value
N % N % N %
1 Usia Dugaan
40-50 tahun 5 45 2 18 7 32 Kalsifikasi 0 0 0 0
51-60 tahun
3 27 5 45 8 36
54.8 30- Arteri (> 1.3)
77 Normal ( 0.91 –
61-70 tahun 3 27 3 27 6 27 2 18 10 91
>70 tahun 0 0 1 9 1 5
1.3 )
Total 11 100 11 100 22 100 Ringan ( 0.81 –
7 64 1 9
Jenis 0.90 )
2 0.003
Kelamin Sedang (0.50 –
Laki-laki 1 9 4 36 5 23 2 18 0 0
Perempuan 9 91 7 64 17 77
0.80 )
Total 11 100 11 100 22 100 Berat ( < 0.50 ) 0 0 0 0
3 Pendidikan N 11 100 11 100
SD 2 18 4 36 6 27 Mean 0.85 1
SMP 2 18 1 9 3 14
Min-Max 0.77-
SMA 4 36 4 36 8 36 0.9-1.2
Perguruan 0.92
3 27 2 18 5 23
Tinggi
Total 11 100 11 100 22 100 Berdasarkan tabel 4.2 nilai rerata ABI
4 Pekerjaan
Bekerja 2 18 5 45 7 32 pada kelompok intervensi sebelum perlakuan
Tidak
9 82 6 55 15 68
adalah 0,85 dan setelah perlakuan meningkat
Bekerja menjadi 1 dengan selisih peningkatan 0,15.
Total 11 100 11 100 22 100
5 Lama Nilai ABI terendah sebelum perlakuan yaitu
Durasi DM 0,77 menjadi 0,9 setelah perlakuan dan nilai
< 1 tahun 3 27 6 55 9 41 ABI tertinggi 0,92 menjadi 1,2 setelah
1-4 tahun 2 18 2 18 4 18 5 1-10
5-10 tahun 6 55 3 27 9 41 perlakuan.
Total 11 100 11 100 22 100 Hasil uji Wilcoxon menunjukkan p value
= 0,003 atau p < 0,05 yang bermakna
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan kombinasi buerger allen exercise dan senam
bahwa rata-rata usia responden adalah 50.48 kaki diabetes efektif meningkatkan nilai ABI
dengan usia responden minimal 30 tahun dan pada kelompok intervensi pasien diabetes
maksimal 77 tahun. Jenis kelamin responden melitus tipe 2
terbanyak pada kelompok intervensi adalah
perempuan 9 (91%) dan begitu juga dengan Tabel 3
kelompok kontrol 7 (64%). Tingkat Distribusi Frekuensi Nilai Ankle Brachial
pendidikan terbanyak pada kelompok Index (ABI) Pre Test dan Post Test pada
intervensi dan kelompok kontrol adalah SMA Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada
sebanyak 4 (36%). Sebagian besar Kelompok Kontrol
responden pada kelompok intervensi tidak
bekerja yaitu 9 (82%). Responden yang Kelompok Kontrol
mengalami DM paling banyak pada Intrepretasi Nilai pre- post-
p-
kelompok intervensi yang menderita DM ABI test test
value
selama 5-10 tahun yaitu 6 (55%). n % n %
Dugaan Kalsifikasi
Arteri (> 1.3) 0 0 0 0
Normal (0.91 – 1.3) 1 9 1 9
Ringan (0.81 –
0.90) 3 27 3 27 1.000
Sedang (0.50 – 0.80 ) 7 64 7 64
Berat ( < 0.50 ) 0 0 0 0 PEMBAHASAN
N 11 100 11 100 Karakteristik Responden
Mean 0.78 0.78 1. Usia
Min-Max 0.7-1 0.7-1 Rentang usia responden pada kedua
kelompok yaitu 30 - 77 tahun. Menurut
Berdasarkan tabel 4.3 tidak terdapat Damayanti (2015) faktor resiko penyandang
perubahan nilai rerata ABI sebelum dan DM tipe 2 adalah usia diatas 30 tahun, hal ini
sesudah perlakuan pada kelompok kontrol disebabkan karena penurunan anatomis,
dengan nilai 0,78 dan tidak ada perubahan fisiologis dan biokimia dalam tubuh. Usia
nilai minimal dan maksimal pada kelompok merupakan faktor resiko utama penyebab
kontrol. PAP (kondisi adanya penyempitan pembuluh
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan p value darah sehingga aliran darah ke ekstremitas
= 1,000 atau p > 0,05 yang bermakna tidak terganggu) (AHA,2011). Menurut Wang, dkk
ada peningkatan nilai ABI pada kelompok (2012) hubungan usia dan kejadian PAP
kontrol pasien diabetes melitus tipe 2 disebabkan proses penuaan secara alami
sehingga semakin bertambahnya usia
Tabel 4 pembuluh darah lebih rentan mengalami
Perbandingan Nilai Ankle Brachial ateriosklerosis yang menyebabkan gangguan
Index (ABI) Sesudah Kombinasi Buerger sirkulasi perifer. Hal tersebut sejalan dengan
Allen Exercise dan Senam Kaki Diabetes penelitian yang dilakukan Simatupang (2013)
Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok yang menyatakan bahwa semakin
Kontrol bertambahnya usia betambah pula resiko
seseorang menderita PAP sebanyak 1,881.
Nilai ABI Min- p
N Mean
Post Max value 2. Jenis Kelamin
Kelompok Sebagian besar responden pada masing-
11 0.82 0.7-1
Kontrol masing kelompok adalah perempuan yaitu
0.000
Kelompok 0.7- kelompok intervensi 9 responden (91%) dan
11 0.9
Intervensi 1.2 kelompok kontrol 7 responden (64%). Hasil
penelitian Wahyuni (2015) menunjukkan dari
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan 12 responden yang menderita DM tipe 2, 11
nilai rata-rata kelompok setelah perlakuan responden berjenis kelamin perempuan
kombinasi buerger allen exercise dan senam (73,3%) dan 4 orang berjenis kelamin laki-
kaki diabetes adalah 0,9, sedangkan pada laki (26,7%). Hormon estrogen dan
kelompok kontrol memiliki nilai rata-rata progesterone pada wanita mempengaruhi sel-
0,82. Terdapat selisih angka 0,08 antara nilai sel dalam merespon insulin, sehingga
rata-rata ABI kelompok kontrol dan nilai perubahan kadar hormone akan memicu
rata-rata ABI kelompok intervensi. Rentang fluktuasi kadar gula darah, hal tersebut yang
nilai ABI pada kelompok intervensi 0,7 - 1,2 menyebabkan kejadian DM lebih tinggi pada
sedangkan pada kelompok kontrol 0,7 - 1. wanita dibanding laki-laki. (Mayoclinic,
Peningkatan nilai ABI tersebut karena 2010). Sehingga jenis kelamin dapat
perbedaan perlakuan antara kelompok berpengaruh terhadap vaskularisasi perifer
kontrol yang tidak mendapatkan kombinasi yang dalam penelitian ini dapat dilihat
buerger allen exercise dan senam kaki dengan nilai ABI.
diabetes dan kelompok intervensi yang diberi
kombinasi buerger allen exercise dan senam 3. Pendidikan
kaki diabetes. Sebagian besar responden memiliki
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan tingkat pendidikan SMA (36%). Tingkat
nilai p value = 0,000 atau p < 0,05 yang pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan
bermakna terdapat terdapat perbedaan nilai seseorang dalam memahami dan melakukan
ABI sesudah pemberian kombinasi buerger perilaku hidup sehat terutama melakukan
allen exercise dan senam kaki diabetes antara perawatan pada penyakit DM. Semakin
kelompok kontrol dan kelompok intervensi. tinggi pendidikan dari seseorang diharapkan
pengetahuan yang dimilikinya juga semakin
baik, semakin luas dan tinggi sehingga dapat
lebih mudah menerima informasi (Riyanto, kontinu dan berulang, hal tersebut
2013). berhubungan dengan pelebaran arteri
(vasodilatasi), peningkatan permeabilitas
4. Pekerjaan kapiler yang memungkinkan terjadinya
Penelitian ini menunjukkan bahwa pada penyerapan glukosa oleh sel-sel (Rosales-
kedua kelompok 68% responden tidak Valderrain dkk, 2013). Buerger allen
bekerja 32% bekerja. American Diabetes exercise merupakan salah satu variasi
Association (2011) menyatakan bahwa gerakan aktif pada area plantar dengan
aktivitas fisik bermanfaat untuk mengontrol menerapkan gaya gravitasi sehingga setiap
kadar glukosa sehingga dapat mencegah tahapan gerakan harus dilakukan dengan
komplikasi, komplikasi yang sering terjadi teratur, gerakan yang baik dan teratur dapat
adalah neuropati yang menyebabkan aliran membantu meningkatkan aliran darah arteri
darah ekstremitas tidak lancar. dan vena dengan cara pembukaan kapiler
(pembuluh darah kecil di otot), gerakan ini
5. Lama menderita DM meningkatkan vaskularsasi pembuluh darah
Lama menderita DM kedua sehingga meningkatkan penyediaan darah
kelompok yaitu 1 tahun - 10 tahun. Lamanya dalam jaringan (Salindeho dkk, 2016).
seseorang mengalami DM dapat menambah Latihan lain yang dapat dilakukan untuk
resiko komplikasi DM salah satunya adalah meningkatkan perfusi pada ekstremitas yaitu
menghambat vaskularisasi perifer sehingga senam kaki diabetes. Penelitian Wahyuni
dapat menurunkan nilai ABI (Black dan (2013) menunjukkan bahwa senam kaki
Hwaks, 2014). Durasi DM yang lama dapat meningkatkan nilai ABI dengan hasil
menyebabkan penumpukan glukosa pada sel analisis statistik didapatkan nilai p value =
dan jaringan sehingga dapat menggangu 0,046 (p<0,05), senam kaki diberikan selama
sirkulasi darah pada bagian perifer atau 2 kali/hari selama 6 hari. Senam kaki yang
ekstremitas. Hal ini sejalan dengan penelitan dilakukan oleh gerakan kedua kaki secara
yang dilakukan Rosenso, dkk (2011) bergantian atau bersamaan dapat merangsang
menyatakan tentang peningkatan resiko endotel pembuluh untuk mengeluarkan nitrit
morbiditas dan mortalitas kardiovaskular dan oksida (Isral dan Sulastri, 2014). Nitrit oksida
penurunan nilai ABI berkaitan dengan lama berperan dalam vasodilatasi pembuluh darah
menderita DM dan kontrol glikemik (Sherwood, 2016).
penderita DM. Penelitian Sari, dkk (2019)
membandingkan buerger allen exerciseyang
Nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada dilakukan 2 kali/hari selama 5 hari dengan
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 senam kaki diabetes yang dilakukan 2
Sebelum dan Sesudah Kombinasi Buerger kali/hari selama 1 bulan menunjukkan bahwa
Allen Exercise dan Senam Kaki Diabetes kelompok buerger allen exercise memiliki
pada Kelompok Intervensi selisih rata-rata nilai ABI lebih tinggi dari
pada kelompok senam kaki yaitu selisih rata-
Hasil penelitian menunjukkan terdapat rata nilai ABI pada kelompok buerger allen
peningkatan nilai ABI setelah diberikan exercise sebesar 0,0820 sedangkan selisih
kombinasi buerger allen exercise dan senam rata-rata nilai ABI pada kelompok senam
kaki diabetes pada kelompok intervensi (p kaki diabetes sebesar 0,0726.
value = 0,003), dengan peningkatan nilai Penelitian ini dilakukan dengan
rerata ABI dari 0,85 menjadi 1. Hal ini memberikan kombinasi buerger allen
sejalan dengan penelitian John dan Rathiga exercise dan senam kaki diabetes yang
(2015) yang menunjukkan buerger allen diberikan kepada kelompok intervensi
exercise dengan durasi latihan 10-17 menit 2 dengan durasi 2 kali/minggu selama 4
kali sehari selama 5 hari dapat meningkatkan minggu. Setelah diberi perlakuan terdapat
sirkulasi dengan asil perbedaan signifikan peningkatan nilai ABI maksimal dari 0,92
antara nilai rerata ABI awal 0,90 SD 0,05 dan menjadi 1,2 setelah perlakuan. Hal tersebut
akhir 0,98 SD 0,40, dengan nilai p < 0,05. menunjukkan bahwa kombinasi buerger
Latihan yang dilakukan untuk allen exercise dan senam kaki diabetes
meningkatkan sirkulasi aliran darah terbukti efektif dalam melancarkan perfusi
mikrovaskuler otot harus dilakukan secara
ekstremitas bawah yang dalam penelitian ini allen exercise efektif untuk pengelolaan
diukur dengan nilai ABI. peripheral arterial disease pada pasien
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa diabetes melitus.
kombinasi dua latihan tersebut dapat Hasil penelitian menunjukkan tidak
meningkatkan nilai ABI lebih tinggi karena terdapat perbedaan nilai ABI pre test dan
dengan mengkombinasikan buerger allen post test pada kelompok kontrol dengan nilai
exercise yang memanfaatkan latihan muscle rerata yang sama yaitu 0.78, karena
pump dan perubahan gaya gravitasi yang kelompok kontrol hanya mendapatkan
membantu mengkosongkan pembuluh darah edukasi tentang kombinasi buerger ellen
vena dan mengisi pembuluh darah arteri exercise dan senam kaki diabetes tanpa diberi
secara bergantian sehingga dapat intervensi . Hal ini sesuai dengan penelitian
meningkatkan transportasi dan senam kaki yang dilakukan oleh Sihombing (2012) yang
diabetes dengan menggerakkan sendi dan menjelaskan bahwa kelompok yang tidak
pergelangan kaki yang membuat otot-otot melakukan perawatan kaki 13 kali lebih
aktif menekan pembuluh darah sehingga tinggi beresiko mengalami komplikasi
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. diabetes melitus seperti ulkus diabetika
Kombinasi tersebut sangat efisien karena dibandingkan kelompok yang melakukan
otot-otot pada ekstremitas bawah dapat perawatan kaki. Salah satu tindakan
bergerak maksimal dalam meningkatkan perawatan kaki pada penderita diabetes
transportasi pembuluh darah sehingga perfusi adalah dengan melakukan latihan kaki. Oleh
pembuluh darah pada ekstremitas meningkat. karena itu dengan melakukan latihan kaki
Keuntungan dari melakukan kombinasi dengan baik dapat menurunkan resiko
buerger allen exercise dan senam kaki terjadinya komplikasi pada penderita diabetes
diabetes dalam meningkatkan sirkulasi pada melitus tipe 2.
ekstremitas pasien yaitu mudah, efektif dan
ekonomis dan dapat dilakukan hampir semua Perbandingan Nilai Ankle Brachial Index
pasien dan hampir tidak memiliki efek (ABI) Sesudah Kombinasi Buerger Allen
samping. Exercise dan Senam Kaki Diabetes Antara
Kelompok Intervensi dan Kelompok
Nilai Ankle Brachial Index (ABI) Pre Test Kontrol
dan Post Test pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe 2 pada Kelompok Kontrol Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kelompok intervensi atau responden yang
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada diberi intervensi kombinasi buerger allen
perubahan nilai ABI pada kelompok kontrol exercise dan senam kaki diabetes memiliki
(p value = 1,000). Hal ini sejalan dengan nilai ABI yang lebih baik dibanding dengan
penelitian Nasution (2010) bahwa sirkulasi kelompok kontrol atau responden yang tidak
darah kaki meningkat secara signifikikan diberi intervensi kombinasi buerger allen
setelah melakukan senam kaki pada exercise dan senam kaki diabetes dengan
kelompok intervensi dengan p value = 0,002 nilai p value =0,000 (p<0,05). Data statistik
atau p < 0,05, sedangkan pada kelompok menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok
kontrol p value = 0,903 atau p > 0,05 yang kontrol yaitu 0,82 dan rerata kelompok
membuktikan bahwa senam kaki intervensi yaitu 0,9. Hal ini menunjukkan
berpengaruh memperbaiki keadaan kaki, adanya peningkatan nilai ABI pada
dimana akral yang dingin menjadi lebih kelompok intervensi dibandingkan kelompok
hangat, kaki yang kaku menjadi lentur, kaki kontrol yang bermakna terdapat pengaruh
kebas menjadi lentur, dan kaki yang atrofi kombinasi buerger allen exercise dan senam
perlahan-lahan kembali normal. Penelitian kaki diabetes terhadap nilai ABI pada
lain yang dilakukan Aruna dan Gowri (2017) kelompok intervensi.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nilai Latihan kaki yang dapat dilakukan untuk
ABI pada kelompok intervensi dengan nilai melancarkan aliran darah ekstremitas salah
rerata ABI 0,84 dan p value = 0,001 ( p < satunya adalah buerger allen exercise.
0,05 ) , sedangkan nilai rerata ABI kelompok Buerger allen exercise merupakan latihan
kontrol 0,68 dengan p value = 0,096 ( p > untuk insufisiensi arteri tungkai bawah
0,05) yang membuktikan bahwa buerger dengan memanfaatkan perubahan grafitasi
dan muscle pump untuk kelancaran otot ABI.Sedangkan pada kelompok kontrol
pembuluh darah (Freire dan Karina, 2015). didapatkan nilai maksimal 1, dimana keadaan
Hasil studi yang dilakukan oleh Pebrianti ini juga bergantung pada kondisi pasien.
(2017) yang membandingkan nilai ABI pada Peningkatan nilai ABI dapat menyebabkan
kelompok intervensi dengan kelompok hilangnya rasa kesemutan, kebas atau pun
kontrolsetelah diberikan buerger allen nyeri yang sering dialami oleh penderita DM.
exercise. Pada kelompok intervensi buerger Berdasarkan hasil penelitian dari kedua
allen exercise dilakukan selama 15 menit kelompok pengukuran bahwa terdapat
sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pukul 09.00 pengaruh kombinasi buerger allen exercise
dan pukul 15.00, sedangkan pada kelompok dan senam kaki diabetes terhadap nilai Ankle
kontrol mendapatkan buerger allen exercise Brachial Index (ABI) pada penderita diabetes
hanya saja dibedakan berdasarkan lama melitus tipe 2.
waktu pelakuan yatu 3 menit. Sehingga
didapatkan selisih rerata nilai ABI yaitu KESIMPULAN
0,1148 dengan taraf signifikansi 0,000 ( p < 1. Ada perbedaan nilai ABI sebelum dan
0,05) sehingga membuktikan bahwa selisih sesudah kombinasi buerger allen exercise
rata-rata nilai ABI kelompok intervensi lebih dan senam kaki diabetes terhadap nilai
tinggi daripada selisih nilai rata-rata ABI Ankle Brachial Index (ABI) pada
kelompok kontrol. kelompok intervensi.
Hasil penelitian yang dilakukan 2. Tidak ada perbedaan nilai ABI pre test
Kirnantoro,dkk (2012) menunjukkan hasil dan post test pada penderita diabetes
signifikan antara nilai ABI responden melitus tipe 2 pada kelompok kontrol
sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki 3. Ada pengaruh kombinasi buerger allen
diabetes (p value = 0,002). Hal ini exercise dan senam kaki diabetes terhadap
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada
sinifikan nilai ABI sebelum dan sesudah penderita diabetes melitus tipe 2.
senam kaki diabetes. Menurut Guyton dan
Hall (2007) senam kaki merupakan bagian SARAN
dari latihan yang dapat dilakukan untuk 1. Bagi Akademis
meningkatkan sirkulasi perifer kaki, dengan Kombinasi buerger allen exercise dan
menggerakan tungkai menyebabkan senam kaki diabetes dapat dipertimbangkan
pergerakan otot sehungga dapat menekan sebagai evidence based practice untuk
vena disekitar otot sehingga dapat dijadikan materi yang diajarkan kepada
mendorong ke arah jantung dan tekanan vena mahasiswa.
akan menurun, sehingga membantu
melancarkan dan memperbaiki aliran darah 2. Bagi Praktis
ektremitas. 1) Bagi Profesi Keperawatan
Kelompok intervensi pada penelitian ini Dapat dijadikan salah satu intervensi
mendapat pendidikan kesehatan dari program keperawatan mandiri pada penderita diabetes
PROLANIS Puskesmas dan latihan melitus tipe 2 sebagai tindakan pencegahan
kombinasi buerger allen exercise dan senam komplikasi diabetes melitus.
kaki diabetes yang dilakukan 2 kali/minggu 2) Bagi Peneliti
selama 4 minggu dan kelompok kontrol Hasil penelitian dapat menjadi langkah
hanya diberikan pendidikan kesehatan dari awal untuk terus melakukan analisis
program PROLANIS Puskesmas Nilai ABI selanjutnya dengan harapan dapat diterapkan
kedua kelompok diukur saat proses kepada masyarakat luas.
pemeriksaan PROLANIS DM di Puskesmas 3) Bagi Peneliti yang akan datang
Kabupaten Tuban. Setelah kelompok Hasil penelitian ini diharapkan dapat
intervensi diberikan kombinasi buerger allen dijadikan sumber ilmu atau referensi baru
exercise dan senam kaki diabetes terbukti bagi para peneliti selanjutnya sehingga dapat
terdapat peningkatan nilai ABI dengan nilai menambah wawasan yang lebih luas dalam
maksimal mencapai 1,2. Hal tersebut sesuai hal intervensi keperawatan mandiri.
dengan tujuan kombinasi dua latihan kaki ini
untuk memaksimalkan aliran perfusi
ekstremitas yang dinilai dari nilai
DAFTAR PUSTAKA Nursing Guideline at a University
Hospital - Egypt.
Aala, Malazy, Sanjani, Peimani, & Mohajeri-
Tehrani. (2012). Nurses Role in Iraj, B., Khorvash, R., Ebneshahid, A., &
Diabetic Foot Prevention and Care. A Askari, G. (2013). Prevention of
Review Journal of Diabetes & Diabetic Foot Ulcer. International
Metabolic Disorders. Journal of Preventive Medicine 4.

Abishal, A. (2016). A Study to Elevated the Isral, G., & Sulastri, D (2014). Hubungan
Effectiveness of Buerger Allen Aktivitas Fisik dengan Kadar Nitric
Exercise in Improving Peripheral Oxide ( NO ) Plasma pada Masyarakat
Circulation Among Diabetes Mellitus di Kota Padang.
Patients in Selected Hospital at
Kanyakumari Dictrict. Kim, E. (2013). Association Between
Diabetes-Related Factors and Clinical
AHA, A. H. (2012). Measurement and Periodontal Parameters in Type-2
Interpretation of the Ankle-Brachial Diabetes Melitus. BMC Oral Health.
Index A Scientific Statement from the
American Heart Association. AHA LeMone, Burke, & Bauldoff. (2016).
Journal. Keperawatan Medikal Bedah, Alih
Bahasa. Jakarta: EGC.
Association, A. D. (2019, Januari). Diabetes
Care. Retrieved November 12, 2019, Mangiwa, I., & Katuk, M. (2017). Pengaruh
from Classification and Diagnosis of Senam Kaki Diabetes terhadap Nilai
Diabetes : Standards of Medical Care Ankle Brachial Index pada Pasien
in Diabetes: care.diabetesjournals.org Diabetes Melitus. Ejournal
Keperawatan (E-Kp).
Black, J., & Hawks, J. (2014). Keperawatan
Medikal Bedah: Manajemen Klinis Mayoclinic. (2010). What to expect diabetes
untuk Hasil yang Diharapkan. Alih and menopause. Retrieved Mei 7,
Bahasa Edisi 8. Jakarta: Salemba 2020, from
Medika. http://www.mayoclinic.com

Bundo, M., Urrea, M., Munoz, L., Llussa, J., Mellisha. (2015). Effectiveness of Buerger
Fores, R., & Toran, P. (2013). Allen Exercise on Lower Extrimity
Correlation Between Toe-Brachial Perfusion and Pain Among Patients
Index and ANkle Brachial Index in With Type 2 Diabetes Melitus.
Patients With Diabetes Melitus Type International Journal of Science and
2. Medicina Clinica. Research Vol 5.

Cahyono, T. (2016). Hubungan Antara Lama Pebrianti, S. (2017). Buerger Allen Exercise
Menderita Diabetes Melitus dengan dan Ankle Brachial Index (ABI) pada
Nilai Ankle Brachial Index pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik di RSU
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di DR. Slamet Garut..
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Salindeho, A., Mulyadi, M., & Rottie, J.
Damayanti. (2015). Diabetes Melitus & (2016). Pengaruh senam diabetes
Penatalaksanaan Keperawatan. melitus terhadap kadar gula darah
Yogyakarta: Nuha Medika. penderita diabetes melitus tipe 2.
ejournal Keperawatan 4.
Depkes. (2018). Diabetes Melitus di
Indonesia. Jakarta: Pusdatin Sari, A., Wardy, A., & Sofiani, Y. (2019).
Kementrian Kesehatan. Efektvitas Perbandingan Buerger Allen
Exercise dan Senam Kaki Terhadap
El-Sayyed, M., & Hassanenin, S. (2015). Nilai ABI pada Penderita DM Tipe 2.
Diabetic Foot Screening for Ulcer Journal of Telenursing.
Detection : Suggested Customized
Sherwood, L. (2016). Fisiologi Manusia : World Journal of Experimental
Dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: Medicine Vol 5.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Vijayabarathi, M., & Hemavathy, V. (2014).
Simatupang, M., Pandelaki, K., & Panda, L. Buerger allen exercise for type 2
(2013). 2013. Hubungan antara diabetes mellitus foot ulcer patients.
Penyakit Arteri Perifer dengan Faktor International Journal of Innovative
Resiko Kardiovaskuler. Research in Science, Engineering and
Technology.
Smeltzer, & Bare. (2010). Textbook of
Medical Surgical Nursing Vol 2. Wahyuni, D. T. (2013). Ankle Brachial Index
Philadelphia: Linppincott. (ABI) Sesudah Senam Kaki Diabetes
Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe
Supriyadi. (2018). Pengaruh Buerger Allen 2. ejournal umm volume 4.
Exercise Terhadap Ankle Brachial
Index dan Kadar Gula Darah Sewaktu Wang, J., & Bennet, M. (2012). Aging
pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Artherosclerosis Mechanisms,
2 di Puskesmas Wilayah Kecamatan Functional Consequences, and
Nganjuk. Research Repository UMY. Potential Therapeutics for Cellular
Senescence.
Tortorra, G., & Derrickson, B. (2011).
Principles of Anatomy and Physiology Wiardani, K. (2010). Hubungan Antara
13th . Singapore: John Wiley and Sons Aktifitas Fisik dan Kejadian Diabetes
Pte Ltd. Melitus (DM) Tipe 2. Jurnal Skala
Husada.
Turan, Y., Ertugul, B., Lipsky, B., &
Bayraktar, K. (2015). Does Phisical Williams, & Wilkins. (2012). Lippincott's
therapy and Rehabilitation Improve Review Medical-Surgical Nursing
Outcome For Diabetic Foot Ulcers . Certification . China: Wolters Kluwer.

Anda mungkin juga menyukai