Anda di halaman 1dari 13

PEMBERIAN SENAM KAKI TERHADAP PENINGKATAN

SIRKULASI TUNGKAI KAKI PADA PENDERITA


DIABETESMELITUS DIKLINIK RWCC

JURNAL

IBRAHIM KADIR
201801107

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
PEMBERIAN SENAM KAKI TERHADAP PENINGKATAN
SIRKULASI TUNGKAI KAKI PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS DIKLINIK RWCC
Provision Of Legs Exercise To Improvement Legs Circulation In Patients
Diabetes Mellitus At Rwcc Clinic

Ibrahim Kadir1, Djuwartini2, Widyawaty Situmorang3


1
Prodi Ners
2
RSUD Tora Belo
3
Program Studi Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK
Kasus diabetes melitus yang semakin meningkat dan tidak tertangani dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi seperti neuropati diabetik (ulkus). Ulkus diabetik disebabkan karena
tidak optimalnya sirkulasi pada kaki. Senam kaki dapat membantu melancarkan peredaran darah
pada kaki penderita diabetes. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pemberian senam
kaki terhadap peningkatan sirkulasi tungkai kaki. Motode penelitian dilakukan pre-eksperimental
dengan rancangan one-group pre-post design. Populasi sebanyak 365 pasien dan sampel dalam
penelitian ini sebanyak 10 pasien, dengan menggunakan teknik sampel purposive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan nilai Ankle Brachial Index (ABI), nilai pre pada ABI obstruksi ringan
dan post pada ABI normal. Hasil analisis bivariat menggunakan uji paired sampel t-Test
didapatkan nilai (p 0,001 < 0,05). Kesimpulan dari penelitian adalah terdapat pengaruh pemberian
senam kaki terhadap peningkatan sirkulasi tungkai kaki pada penderita diabetes tipe II di Klinik
RWCC Palu.

Kata Kunci: Diabetes Melitus, Sirkulasi, Senam Kaki

ABSTRACT
Uncontrolled and high prevalence of Diabetes Mellitus cases caused some complication such as
diabetic neuropathy (Ulcer) due to lack of circulation toward the feet. The feet exercise could
promote the blood circulation improvement toward lower extremities of diabetes patient. The aim
of research to analysed the effect of feet exercise toward circulation improvement of lower
extremities for type II diabetes mellitus patient. The research method was pre experiment with
one-group pre-post design. The amount of population was 365 patients, sampling only 10 patients
that taken by purposive sampling technique. The result shown that Ankle Brachial Index (ABI) for
pre result have slight obstruction of ABI and for post have normal of ABI. The bivariate analyses
result by using paired sample t- test found p value (p 0,001 < 0,05). Conclusion of research
mentioned that have the effect of feet exercise toward circulation improvement of lower extremities
for type II diabetes mellitus patient in RWCC clinic, Palu.

Keyword : Diabetes Mellitus, Circulation, Feet Exercise.

Alamat Korespondensi :
Ibrahim Kadir
Email : ibrahimkadir2212@gmail.com
Program Studi Ners STIKes Widya Nusantara Palu
PENDAHULUAN

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit berbahaya yang sering disamakan dengan
silent killer. Selain itu, penyakit jantung adalah masalah kesehatan yang penting. Diabetes
melitus (Yunani): Diabainein, transparan atau pancuran air, latin mellitus: Rasa manis,
disebut juga diabetes melitus atau kencing manis di Indonesia, menyebabkan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak, protein dan banyak faktor dengan simtoma seperti
hirglikemia. Komplikasi jangka panjang termasuk penyakit cardiovaskular, gagal ginjal
kronis, kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan dan risiko amputasi,
kerusakan saraf yang menyebabkan impotensi dan gangren 1. DM adalah suatu glukosa
yang tinggi dimana insulin tidak merespon sel yang ada di tubuh ataupun produksi insulin
yang tidak memadai2. Diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit kronis, tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan. Salah satu untuk mengendalikan penyakit ini
adalah dengan berolahraga seperti senam kaki. Manajemen diabetes memiliki empat
pilar: pendidikan, nutrisi, olahraga, dan pemberian obat. Komponen olahraga atau
aktivitas fisik penting dalam pengobatan diabetes karena efeknya pada penurunan gula
darah dengan meningkatkan asupan glukosa otot dan mingkatkan konsumsi insulin 3.
Kasus DM yang semakin meningkat dan tidak tertangani dengan baik dapat
menyebabkan komplikasi seperti retinopati diabetik, penyakit kardiovaskular, penyakit
ginjal diabetik, neuropati diabetik (ulkus kaki), dan salah satu komplikasi yang paling
sering terjadi adalah ulkus kaki diabetik. Hiperglikemia pada pasien diabetes. Prevalensi
ulkus kaki diabetik terus meningkat di seluruh dunia. Data persentase tertinggi saudara
kandung dengan diabetes di kaki menunjukkan bahwa di Amerika Utara 13%, Asia 5,5%,
Eropa 5,1%, Afrika 7,2% dan terendah di Oseania 3,0%.Ulkus kaki diabetik lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan wanita dan lebih sering terjadi pada pasien DM tipe 2
dibandingkan tipe 14. Ulkus kaki diabetik merupakan penyebab utama rawat inap di
Indonesia dengan jumlah sekitar 15%, amputasi 30%, mortalitas 32%, dan diabetes 80%.
International Diabetes Fedaration (IDF) memperkirakan sekitar 537 juta orang
diseluruh dunia mengidap diabetes pada tahun 2021. Diabetes juga menyebabkan 6,7 juta
kematian atau 1 tiap 5 detik 5. Prevalensi penderita diabetes melitus tertinggi berada di
kawasan Tiongkok dengan 140,87 juta, diikuti oleh India dengan 74,19 juta, diikuti oleh
Pakistan dengan 32,96 juta, diikuti oleh Amerika Serikat dengan 32,22 juta dan
Indonesia menempati urutan ke-5 dalam jumlah penderita diabetes dengan total 19,47 juta
orang, engan jumlah penduduk sebesar 179,72 juta, ini berarti prevalensi diabetes di
Indonesia sebesar 10,6%6. World Health Organization (WHO) penderita DM yang berada
di seluruh dunia WHO memperkirakan sekitar 537 juta orang dewasa (umur 20-79 tahun)
atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes di seluruh dunia. Diabetes juga menyebabkan
6,7 juta kematian atau 1 tiap 5 detik. Baik jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus
meningkat dalam beberapa tahun terakhir7. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi diabetes di Indonesia
meningkat dari 6,9% pada tahun 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Prevalensi
terendah adalah 0,8% di provinsi NTT dan tertinggi di provinsi DKI Jakarta 3,4% 8.
Sulawesi Tengah masuk dalam 10 besar penderita diabetes melitus, dengan jumlah
penderita 284.248 jiwa. Sedangkan di kota Palu masuk peringkat ke-tiga besar diprovinsi
Sulawesi Tengah sebanyak 27.005 jiwa 9. Salah satu upaya yang dilakukan oleh penderita
DM untuk meningkatkan suplai oksigen ke pembuluh darah adalah dengan senam kaki.
Senam kaki dapat membantu melancarkan peredaran darah pada kaki penderita
diabetes dan memperkuat otot-otot kecil pada kaki, serta dapat mencegah kelainan bentuk
kaki yang disebabkan oleh tidak cukupnya insulin pada penderita yang menyebabkan
diabetes. Gula darah yang tinggi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf,
dan struktur. Senam kaki juga digunakan sebagai latihan kaki. Senam kaki diyakini juga
dapat mengatasi pasien diabetes, sehingga pasien diabetes merasa nyaman setelah
melakukan senam kaki, mengurangi rasa sakit, mengurangi kerusakan saraf dan
mengontrol gula darah serta meningkatkan peredaran darah dikaki 10. Menurut Diyah
Fatimasari dkk11, melakukan penelitian tentang terapi kombinasi Diabetic Self
Management Education (DSME) dengan senam kaki diabetik terhadap Ankle Brachial
Index pada penderita diabetes melitus tipe II, hasil penelitiannya aliran darah kaki
mengalami peningkatan 0,84 mmHg sebelum latihan kaki dan 1,10 mmHg setelah latihan
kaki. Hasil dari penelitian dari Sri Wulan Megawati, ddk 12, dengan judul penelitian senam
kaki diabetes pada penderita diabetes melitus tipe 2 untuk meningkatkan nilai Ankle
Brachial Index. Sebelum dilakukan senam kaki (pretest) hasinya 0,81 dan setelah
diberikan perlakuan (prepost) hasilnya 0,91, jadi penelitian ini ada peningkatan sirkulasi
terhadap pemberian senam kaki pada penderita diabetes tipe II.
Olahraga tidak diragukan lagi baik untuk kesehatan dan kekuatan secara
keseluruhan jika dilakukan dengan benar menurut ilmu kesehatan. Selain itu, olahraga
telah lama digunakan sebagai bagian dari pengobatan diabetes, tetapi tidak dianjurkan
untuk penderita diabetes (termasuk masyarakat umum) melakukan semua olahraga karena
dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Olahraga yang dianjurkan yaitu olahraga
terukur, teratur, terkontrol, dan berkelanjutan. Frekuensi yang disarankan ialah 3-5 kali
seminggu dengan intensitas yang disarankan adalah 40-70% (ringan hingga sedang).
Senam kaki adalah olahraga yang sangat dianjurkan bagi pasien DM dan lansia 13.
Senam kaki diabetik merupakan suatu olahraga yang dilakukan dengan cara
melatih otot dan persendian kaki. Salah satu media yang digunakan adalah bola plastik,
dimana bola plastik diletakkan di lantai dan pasien diabetes di instruksikan untuk berjalan
di atasnya sekali sehari untuk merangsang agar rileks dan meningkatkan sirkulasi darah.
Sirkulasi darah yang tepat melalui pijat memungkinkan darah untuk memberikan lebih
banyak oksigen dan nutrisi ke sel-sel tubuh, sekaligus membuang lebih banyak racun.
Pijat pada telapak kaki terutama pada area organ yang bermasalah, awalnya memberikan
rangsangan untuk mengaktifkan titik saraf yang berhubungan dengan pankreas untuk
produksi insulin melalui titik saraf kaki, dimana kaki yang dingin akan menghangat, kaki
yang kaku menjadi lentur, kaki mati rasa atrofi kaki secara bertahap kembali normal 14.
Hasil wawancara dilakukan peneliti dengan direktur RWCC Palu pada tanggal 9
Januari 2022, didapatkan bahwa angka kunjungan penderita diabetes melitus pada tahun
2019 berjumlah 285 jiwa, tahun 2020 berjumlah 315 jiwa, dan kejadian diabetes terus
meningkat pada tahun 2021 yang melakukan kunjungan berjumlah 400 jiwa. Pasien yang
sembuh dari perawatan berjumlah 365 jiwa, 25 orang putus perawatan, 7 orang
meninggal dunia, dan 3 orang tidak ada kabar (pulang kedaerahnya). Ternyata dalam 400
kunjungan tersebut ada pasien yang datang berulang yang sudah diberikan terkait cara
pengendalian diabetes tetapi penderita tidak melakukan dengan baik. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan 4 pasien ternyata pasien belum mendapatkan edukasi
terkait cara peningkatan sirkulasi peredaran darah untuk mencegah terjadinya ulkus atau
lesi pada kaki, salah satunya adalah senam kaki. Maka dari itu peneliti tertarik untuk
meneliti tentang pengaruh senam kaki terhadap peningkatan sirkulasi tungkai kaki pada
penderita diabetes melitus tipe II.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan


pre-eksperimental dengan rancangan one-group pre-post design. Penelitian ini adalah
mengungkapkan pengaruh sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek
yang diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservesi lagi setelah
intervensi. Membandingkan sebelum diberi perlakuan dengan setelah mendapatkan
perlakuan dengan senam kaki diabetes15.
Penelitian ini telah dilaksanakan di Klinik RWCC Palu, pada tanggal 4-12 April
2022. Populasi dalam penelitian ini adalah populasi terjangkau yakni pasien diabetes
melitus yang sudah sembuh dari perawatan luka di Klinik RWCC Palu pada tahun 2021
dengan jumlah populasi 365 pasien. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan
metode probability sampling dengan tehnik purposive sampling dimana cara
pengambilan sampel dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan tertentu yang ditentukan
oleh peneliti16. Menentukan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
estimasi proporsi, maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 10 sampel. Peneliti
menggunakan uji paired sampel t-Test (uji-t berpasangan)17.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan dopler Ankle
Brachial Index (ABI), tensi meter dan stetoscope. Tujuan dari menggunakan dopler
Ankle Brachial Index (ABI), tensi meter dan testoscope ini yaitu untuk mengetahui
sirkulasi darah batas normal sesuai dengan tujuan penelitian dan penjabaran dari
hipotesis. Tujuan dari penggunaan alat tulis dan lembar observasi (pulpen/pensil dan
buku) dalam penelitian ini sebagai media dalam pencatatan hasil ukur. Penggunaan
kamera bertujuan agar bisa mendokumentasikan kegiatan penelitian ini. Persiapan yang
harus dilakukan untuk melakukan senam kaki yaitu pertama, siapkan kertas koran dua
lembar, kursi dan selanjutnya persiapan lingkungan. Kedua, ciptakan lingkungan yang
nyaman serta jaga privasi pasien. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan jika posisi
pasien duduk maka pasien dalam posisi tegak diatas kursi dengan kaki menyentuh lantai.
HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi karakteristik respoden berdasarkan usia, jenis kelamin,
pekerjaan, pendidikan, dan lama menderita diabetes melitus tipe II `
di Klinik RWCC Palu tahun 2022 (f=10)a
Karakteristik Subjek Frekuensi (f ) Persentase (%)
Usia (tahun)
46-56 2 20
56-65 6 60
>65 2 20
Jenis Kelamin
Laki-laki 3 30
Perempuan 7 70
Lama Menderita (tahun)
<5 1 10
5-10 3 30
>10 6 60
a
Total sampel keseluruhan sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 1. Dapat diketahui bahwa dari 10 responden didalam
penelitian ini, terdapat sebagian besar responden usia 56-65 Tahun dengan jumlah 6
responden 60% dan sebagian kecil responden memiliki usia 46-56 dan >65 tahun
dengan jumlah masing-masing 2 responden dengan persentase 20%. Jenis kelamin
sebagian besar berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 7 responden 70% dan
sebagian kecil responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 3 responden 30%.
Untuk pekerjaan sebagian besar berkerja sebagai PNS 5 responden 50% dan sebagian
kecil bekerja sebagai pensiunan, wiraswasta dan tidak bekerja dengan jumlah masing-
masing 1 responden dengan persentase 10%. Tingkat pendidikan sebagian besar
memiliki pendidikan sarjana berjumlah 5 responden 50% dan sebagian kecil tingkat
pendidikan SMP sederajat berjumlah 1 responden 10%. Sedangkan sebagian besar
lama menderita >10 tahun dengan jumlah 6 responden 60% dan sebagian kecil lama
menderita <5 tahun dengan jumlah 1 responden 10%.
2. Analisis Univariat
Tabel 2. Distribusi Frekuensi sirkulasi tungkai kaki responden sebelum dan
sesudah intervensi diberikan perlakuan senam kaki tahun 2022 (f=10)a
Nilai Ankle Brachial Indedex (ABI) Frekuensi (f) Persentase (%)
Sebelum Intervensi
Normal 2 20
Obstruksi Ringan 5 50
Obstuksi Sedang 3 30
Sesudah Intervensi
Normal 7 70
Obstruksi Ringan 3 30
a
Total sampel keseluruhan sumber: Data Primer 2022
Berdasarkan tabel 2. Menunjukkan bahwa dari 10 responden dalam penelitian
ini, sebagian besar responden memiliki nilai ABI sebelum intervensi dalam katagori
obstruksi ringan 5 responden 50% dan sebagian kecil nilai ABI dalam katagori normal
2 responsen 20%. Sedangkan sebagian besar responden memiliki nilai ABI sebelum
intervensi dalam katagori normal 7 responden 70% dan sebagian kecil nilai ABI dalam
katagori obstruksi ringan 3 responsen 30%.
3. Analisis Bivariat
Tabel 3. Uji paired sampel t-Test Senam Kaki Dengan Peningkatan Sirkulasi
Tungkai Kaki pada penderita diabetes melitus tipe II di klinik RWCC Palu
tahun 2022 (f=10)a

Paired Differences

Meanb Std. Std. Error Sig. (2-tailed)e


Pair 1 pre - Deviationc Meand
post -.17300 .10414 .03293 .001

a
Total sampel keseluruhan bNilai mean (rata-rata) cStandar deviasi dStandar nilai
kesalahan mean eUji paired sampel t-Test, signifikasi bila p=0,05 sumber: Data
Primer 2022

Pada tabel 3. Menunjukkan bahwa hasil analisis bivariate menggunakan uji


paired sampel t-Test diperoleh nilai p=0,001 oleh karena p<0,05 maka dinyatakan
bahwa adanya pengaruh pemberian senam kaki terhadap peningkatan sirkulasi kaki
pada penderita diabetes melitus tipe II di klinik RWCC Palu.

PEMBAHASAN

1. Pre Test atau Sebelum Pemberian Senam Kaki Pada penderita Diabetes Melitus
Tipe II di Klinik RWCC Palu
Hasil penelitian yang dilakukan sebelum intervensi diberikan senam kaki
didapatkan nilai ABI pada 10 responden yaitu normal berjumlah 2 (20%) responden,
obstruksi sedang berjumlah 3 (30%) responden dan obstruksi ringan berjumlah 5
(50%) responden. Hasil penelitian di atas sesuai dengan penelitian.
Menurut asumsi peneliti aliaran darah adalah sirkulasi yang memegang
peranan sangat penting, banyak faktor yang mempengaruhi proses peredaran darah.
Gangguan sirkulasi darah bisa menjadi salah satu penyebab utama terjadinya
komplikasi, terutama pada kaki. Hasil wawancara menemukan bahwa responden yang
memiliki nilai sirkulasi eksermitas bawah tidak normal mengeluh sering keram, kaku
dan berat pada daerah kaki saat digunakan beraktifitas. Gejala yang dikeluhkan
responden merupakan kelainan bentuk kaki, dengan penderita penyakit ini dapat bisa
menimbulkan ulkus ekstemitas bagian bawah. Kondis tersebut dapat dikaitakan
dengan memiliki riwayat hipertensi yang berkaitan erat dengan meningkatnya
arteriosclerosis. Menurut peneliti Wahyuni dkk18, menjelaskan bahwa rerata nilai ABI
pasien DM tipe II mengalami penurunan sebesar 0,62 yang diartikan sebagai obstruksi
abnormal atau sedang. Nilai ABI yang diperoleh pada pemeriksaan leg scan
merupakan nilai yang lebih rendah pada saat kondisi rerata pasien diabetes memiliki
penyakit pembuluh darah arteri perifer.
Hasil penelitian Agustianingsih19, memaparkan bahwa sirkulsai darah kaki
ialah aliran darah yang dipompahkan kejantung keseluruh tubuh salah satu kaki yang
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu viskositas (kekentalan darah), Panjang pembuluh
darah, dan diameter pembuluh darah. Diabetes salah satu faktor viskositas akibat
penumpukan gula darah. kekentalan darah mengakibatkan aliran darah terganggu
keseluruh tubuh dan menyebabkan penurunan perfusi kejaringan tubuh. Ulkus dapat
dicegah apabila penderita diabetes melitus mengontrol glukosa darahnya, salah satu
mengontrol gula darah adalah dengan olahraga seperti melakukan senam kaki secara
teratur dan selalu mengecek tekanan darah.
2. Post Test atau Sesudah Pemberian Senama Kaki Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe II di Klinik RWCC Palu
Hasil penelitian yang dilakukan setelah pemberian senam kaki selama 1-2
minggu pada penderita diabetes melitus tipe II didapatkan nilai ABI pada 10
responden yaitu normal sebanyak 7 (7%) responden dan ringan sebanyak 3 (3%)
responden. Didapatkan perubahan nilai ABI setelah dilakukan pemberian senam kaki
pada penderita diabetes melitus tipe II di Klinik RWCC Palu.
Menurut asumsi peneliti, pada 3 responden yang memiliki nilai sirkulasi
ekstermitas bawah tidak normal karena salah satunya hasil pemeriksaan ABI sebelum
Senam Kaki (pre test) obstruksi ringan. Pada dasarnya seluruh responden penelitain
mengalami peningkatan nilai ABI, hanya saja 3 responden tersebut peningkatanya
belum signifikan. Faktor lain yang menyebabkan nilai ABI responden tetap tidak
normal adalah gaya hidup tidak sehat dan kondisi kaki pasien tidak lagi sempurna
yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah atau hiperglikemia dan ulkus.
Menurut penelitian Joshua20, mengatakan pada pasien diabetes, hiperglikemia
menyebabkan kerusakan langsung atau tidak langsung pada endotel pembuluh darah,
gangguan fungsi plak aterosklerotik, gangguan pada sistem kogulasi, dan gangguan
pada otot polos penyebab gangguan pembuluh darah. Salah satu luka pada kaki
penderita diabetes terjadi.
Menurut asumsi peneliti, peningkatan nilai ABI terjadi karena dipengaruhi
oleh keteratutan dan kemampuan responden dalam melakukan gerakan senam kaki.
Selain itu senam kaki dapat meningkatkan kekuatan otot dan peredaran darah pada
kaki terutama daerah tungkai kaki, apabila peredaran darah lancar maka kebutuhan
nutrisi pada daerah kaki akan terpenuhi, sehingga komplikasi lebih lanjut seperti
gangguan arteri dapat dicegah.
Dari beberapa kasus diatas sejalan dengan penelitian wibasono santoso 21,
Penderita diabetes harus melatih kaki mereka, disertai dengan gerakan yang
meregangkan ekstremitas bawah dan menekan pembuluh darah di sekitar otot. Ini
akan mendorong darah kembali ke jantung dan tekanan vena akan turun, mekanisme
ini juga dikenal sebagai "pompa vena". Mekanisme ini membantu melancarkan
peredaran darah pada ekstremitas bawah, melancarkan peredaran darah, menguatkan
otot-otot kecil, mencegah deformitas kaki, meningkatkan otot betis dan paha,
mengurangi keterbatasan gerak sendi.
Menurut teori Rizzak22, Gerakan kaki yang dilakukan saat berolahraga sama
dengan pijat kaki yaitu menimbulkan tekanan dan gerakan yang berdampak pada
hormon di kaki yaitu meningkatkan sekresi endorfin untuk menghilangkan rasa sakit,
melebarkan pembuluh darah untuk mengurangi sirkulasi tubuh aliran darah. Tekanan
berhubungan langsung dengan ABI, terutama sistol brakialis.
Menurut penelitian Tappan23, alternatif lain yang dapat meningkatkan nilai
ABI adalah foot massage. Massage mempunyai manfaat langsung baik secara
fisiologis maupun psikologis. Manfaat massage yaitu menciptakan respon relaksasi,
meningkatkan proses metabolisme, meningkatkan fungsi jaringan lympatik,
mempercepat penyembuhan dan relaksasi otot mengurangi tegangan otot.
penelitian ini sejalan dengan Laksmani dkk 24 terdapat peningkatan nilai rata-
rata ABI pada kelompok intervensi setelah dilakukan foot massage sebesar 0,0908
dengan rata-rata ABI dari 0,8971 menjadi 0,9879 dengan nilai p = (0,000). Hal ini
mengidentifikasi bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata ABI pada kelompok
intervensi setelah dilakukan foot massage.
Menurut teori Dewi dkk25 senam kaki dianjurkan bagi penderita diabetes
dimana membutuhkan oksigen dan dapat membantu melancarkan peredaran darah,
memperkuat otot-otot kecil pada kaki, mencegah kelainan bentuk kaki, meningkatkan
produksi insulin, digunakan untuk mengangkut glukosa dan sel yang membantu
menurunkan kadar gula darah.
3. Pengaruh antara senam kaki terhadap sirkulasi darah pada pasien diabetes
melitus tipe II
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sirkulasi darah sebelum
dan sesudah senam jalan. Berdasarkan hasil uji paired samples test dengan tingkat
kesalahan 0,05 diperoleh sig (0,001) < 0,05. Ho ditolak dari penjelasan ini, yaitu
terdapat perbedaan nilai peredaran darah sebelum dan sesudah senam kaki. Dari hasil
analisis data yang ditunjukkan pada tabel 3, hal ini terlihat dari hasil pengobatan yang
dilakukan pada 10 pasien diabetes tipe II. Sebelum dimasukkan ke dalam kepala.
Dapat meningkatkan sirkulasi darah setelah latihan kaki. Jika Anda melakukan senam
kaki di rumah, makan secukupnya, memiliki pola hidup sehat dan selalu menjaga gula
darah serta meningkatkan sirkulasi, kerja sama pasien tidak bisa dipisahkan.
Ho ditolak dari penjelasan ini, yaitu terdapat perbedaan nilai peredaran darah
sebelum dan sesudah senam kaki. Dari hasil analisis data yang ditunjukkan pada tabel
1. Hal ini terlihat dari hasil pengobatan yang dilakukan pada 10 pasien diabetes tipe II.
Sebelum dimasukkan ke dalam kepala. Dapat meningkatkan sirkulasi darah setelah
latihan kaki. Jika Anda melakukan senam kaki di rumah, makan secukupnya, memiliki
pola hidup sehat dan selalu menjaga gula darah serta meningkatkan sirkulasi, kerja
sama pasien tidak bisa dipisahkan.
Menurut penelitian Damayanti26, Gerakan kaki dengan ROM efektif dalam
meningkatkan ABI pada pasien diabetes karena diyakini bahwa ROM memulai
kontraksi otot yang mempengaruhi fungsi jantung, menyebabkan vasodilatasi dan
vasokonstriksi, dan dengan demikian peningkatan vena. punggung, pada pasien
diabetes. Aerobik berarti membutuhkan oksigen dan dapat membantu sirkulasi darah,
sehingga memperkuat otot-otot kecil kaki, mencegah kelainan bentuk pada kaki,
meningkatkan produksi insulin yang digunakan untuk memindahkan glukosa ke dalam
sel dan dengan demikian membantu menurunkan kadar gula darah.
Menurut Teori Mertha27, menemukan bahwa senam kaki dengan senam kaki
diabetik sama dengan pijat kaki, dapat memberikan tekanan dan gerakan kaki
mempengaruhi hormon, yaitu meningkatkan sekresi endorfin, yang secara langsung
berhubungan dengan penurunan tekanan darah, terutama sistolik brakialis, dengan
nilai ABI.
Menurut peneliti Santoso28, Senam diabetes bertujuan untuk meningkatkan
kebugaran atau nilai kebugaran aerobik yang optimal bagi penderita diabetes dengan
latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan penderita diabetes tanpa komplikasi yang
serius. Ini juga memperkuat otot-otot kecil, mencegah deformitas kaki, mengurangi
pembatasan gerakan sendi, mencegah cedera dan luka.
Dalam hasil wawancara pada 5 responden, mengatakan semenjak melakukan
senam kaki, pasien tidak mengeluh pada kakinya yang keram atau kesemutan, nyeri,
kaki mudah digerakkan, dan pola tidur lebih baik. Menurutnya, mereka secara tidak
sadar melakukan gerakan-gerakan yang mudah diingat dan tanpa alat dalam setiap
aktivitas yang biasa mereka lakukan. Sehingga olahraga sudah menjadi kebiasaan dan
kebiasaan yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Pernyataan diatas sesuai dengan teori Witari dkk, 29 dalam gerakan senam kaki
terdapat juga gerakan meregangkan kaki. Dikatakan efektif dalam meningkatkan
sirkulasi darah dan kaki, yang diketahui berperan dalam meningkatkan tekanan darah
sistolik di kaki, meningkatkan efek insulin, dan memperlebar pembuluh darah. Salah
satu ciri yang berperan penting dalam membuat kaki kita bekerja dalam peredaran
darah adalah usia, karena peredaran darah semakin berkurang seiring bertambahnya
usia. Ini karena jumlah sel b berkurang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Nilai sirkulasi tungkai kaki sebelum dilakukan terapi senam kaki pada pasien
penderita diabetes melitus tipe II, sebagian besar mempunyai nilai ABI obstruksi ringan
dan sebagian kecil nilai ABI normal. Nilai sirkulasi tungkai kaki sesudah dilakukan terapi
senam kaki pada pasien penderita diabetes melitus tipe II, sebagian besar mempunyai
nilai ABI normal dan sebagian kecil nilai ABI obstruksi ringan. Terdapat pengaruh senam
kaki terhadap sirkulasi tungkai kaki pada pasien penderita diabetes melitus tipe II.
Peneliti selanjutnya disarankan dapat menambahkan terkait pemeriksaan kadar gula
darah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Nopriani Y, Saputri SR, Kunci K. Senam Kaki Diabetes Pada Penderita


Diabetes Mellitus. 2021;11(22):97–109. Tersedia: https://e-
jurnal.stikesmitraadiguna.ac.id/index.php/jkp/article/view/117
2. Wijanarko SI, Herawati S, Agung A, Subawa N. lipoprotein ( LDL ) pada
diabetes mellitus tipe 2 dengan hipertensi serta tanpa hipertensi di RSUP
Sanglah Denpasar , Bali. J Med Udayana. 2018;7(3):117–20. Tersedia :
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/38052
3. Hati Y, Sharfina D. Penurunan Risiko Ulkus Diabetikum Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Puskesmas Taupah Barat Kecamatan Taupah
Barat Kabupaten Simeule Tahun 2020. 2020;6(1):50–6. Tersedia :
https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEBIDANAN/article/view
/385
4. Zhang, Pengzi et al. Global epidemiology of diabetic foot ulceration: a
systematic review and meta-analysis. 2017;106–16. Tersedia :
https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/07853890.2016.1231932
5. International Diabetes Federation (IDF). Diabetes Atlas Eight Edition.
Federation in. ID, editor. 2017. Tersedia : https://diabetesatlas.org/
6. Fithri NK, Studi P, Masyarakat K, Kesehatan FI, Labu P. Upaya Senam
Diabetes Untuk Penderita Dm Tipe II. 2021;7:126–30.
7. Word Health Organizayion (WHO). Global Report On Diabetes. World
Heal Organ. 2020; Tersedia:
https://www.who.int/health-topics/diabetes#tab=tab_1
8. Kementerian Kesahatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Hasil Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI.
2018;53(9):1689–99.
9. Profil Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2019. Dinas Kesehat Sulawesi Tengah. 2019;1–363.
10. Wahyuni A. Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle Brachial
Index Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. J Ipteks Terap. 2018;9(2).
11. Fatmasari D, Ningsih R, Yuswanto TJA. Terapi Kombinasi Diabetic Self
Management Education (DSME) Dengan Senam Kaki Diabetik Terhadap
Ankle Brachial Index (ABI) Pada Penderita Diabetes Tipe II. Medica Hosp
J Clin Med. 2019;6(2):92–9.
12. Megawati SW, Utami R, Jundiah RS. Senam Kaki Diabetes Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Untuk Meningkatkan Nilai Ankle Brachial Indexs.
3(2), (2020). Tersedia : http://jurnal.unpad.ac.id/jnc/article/view/24445
13. Simbolon SM. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Senam Kaki Terhadap
Sirkulasi Darah Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Ruang Penyakit
Dalam Rsud Dr Pirngadi Medan 2018. Din Kesehat J Kebidanan Dan
Keperawatan. 2020;11(1):310–8. Tersedia :
https://ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id/index.
php/dksm/article/view/570
14. Ariyanti M, Hapipah, Heri Bahtiar, Risma Ayu. Pengaruh Senam Kaki
Diabetes Dengan Bola Plastik Terhadap Perubahan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. J Cent Res Publ Midwifery Nurs.
2019;3(2):1–5. Tersedia :
http://ejournal.binausadabali.ac.id/index.php/caring/
article/view/122
15. Nursalam. Metodologi Penelitian09162019.Pdf [Internet]. Surabaya:
Salemba Medika; 2016. p. 415. Available from:
http://eprints.ners.unair.ac.id/982/1/Metodologi Penelitian09162019.pdf
16. Dr.dr. Yuanita Asri Langi, SpPD, K-EMD F, Prof.Dr. dr. Sarwono
Waspadji, SpPD, K-EMD F ddk. Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan
Hiperglikemia Dalam Kehamilan. 2021;2.
17. Notoatmodjo PDS. metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2012.
18. Wahyuni A. Senam Kaki Diabetik Efektif Meningkatkan Ankle Brachial
Index Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. J Ipteks Terap. 2016;9(2):155–64.
19. Jurnal B, Kelas P, Sma XI. Journal of Economic Education. 2014;3(2).
20. Joshua Tandi Kurnia. Perbandingan Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes
Mellitus Pada Mahasiswa Fk Dan Non Fk Universitas Tarumanagara.
Skripsi thesis, Universitas Tarumanagara. 2018;
21. Wibabsono Santoso. Effect of Buerger’s Exercises on Improving Peripheral
Circulation: A Systematic Review. Open J. Nurs. 05, 120–128 (2017).
22. Subroto. M. B. Z. et al. Diabetic Foot Infection. Contin. Med. Educ. 46,
414– 418 (2018).
23. Tappan. Efektifitas Senam Kaki Dalam Meningkatkan Sirkulasi Tungkai
Pada Penderita Diabetes Mellitus. Community Publ Nurs (COPING), ISSN
2303-1298. 2017;89–96.
24. Laksmani, I., Ketut Sudiana, I. & Supriyanto, S. Systematic Review Effect
of Leg Exercise on the Lower Limb Circulation of Patients with Diabetes
Mellitus: A Systematic Review. J. Ners 15, 497–507 (2017).
25. Dewi P, Sumarni T, Sundari RI. Pengaruh Senam Diabetes Mellitus dengan
Nilai Abi ( Ankle Brachial Index ) pada Pasien Diabetes Mellitus di
Puskesmas Padamara Purbalingga.Jurnal STikes Harapan Bunda, 5, 1–6.
Retrieved from jurnal.shb.ac.id. 2012;
26. Ose MI, Utami PA, Damayanti A. Efektivitas Perawatan Luka Teknik
Balutan Wet-Dry Dan Moist Wound Healing Pada Penyembuhan Ulkus
Diabetik. J Borneo Holist Heal. 2018;1(1):101–12.
27. Suari, P., Mertha, I., & Damayanti, R. Pengaruh pemberian active lower
ROM terhadap perubahan nilai ankle brachial index pasien DM tipe 2 di
Wilayah Puskesmas II Denpasar Barat. Open Journal System Universitas
Udayana, 2(1). Retrieved from ojs.unud.ac.id. 2016;
28. Santoso, M. Senam Diabetes Indonesia : Persatuan Diabetes Indonesia, seri
2. Jakarta : Yayasan Diabetes Indonesia. 2016;
29. Dewi, P., Sumarni, T., & Sundari, R. I. Pengaruh Senam DiabetesMellitus
dengan Nilai Abi ( Ankle Brachial Index ) pada Pasien Diabetes Mellitus di
Puskesmas Padamara Purbalingga. Jurnal STikes HarapanBunda, 5, 1–6.
Retrieved from jurnal.shb.ac.id. 2015;

Anda mungkin juga menyukai