Anda di halaman 1dari 1

Cari

Askep Diare
Unduh !

Diunggah oleh alesnussa pada Oct 17, 2012

" 80% (15) · 28K tayangan · 28 halaman


Informasi Dokumen #

Data diunggah
Oct 17, 2012
Unduh !
Hak Cipta
© Attribution Non-Commercial (BY-NC)

Format Tersedia
DOC, PDF, TXT atau baca online dari Scribd

Bagikan dokumen Ini


ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN DIARE AKUT
DEHIDRASI RINGAN SEDANG (DADRS) DI RUANG MAWAR
RSUD KRATON PEKALONGAN

Facebook Twitter

$
Email

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Oleh :
ABDUL MUTALIB LESNUSSA
G3A011118

Apakah konten ini tidak pantas? Laporkan Dokumen Ini

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
PROGRAM PROFESI NERS
2012

Tingkatkan Pengalaman Anda '


Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

% Bermanfaat

& Tidak
bermanfaat

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diare adalah salah satu penyakit yang menyebabkan kesakitan dan
kematian pada bayi dan balita terutama di negara yang sedang berkembang
seperti di Indonesia. Di Indonesia diare masih tetap merupakan masalah
kesehatan utama. Sekitar 10-30% tempat tidur di Rumah Sakit dihuni oleh
penderita diare. Selain menyebabkan kesakitan dan kematian, diare juga
merupakan penyebab utama malnutrisi. Dengan demikian diare merupakan
beban tambahan bagi anggaran keluarga maupun anggaran nasional suatu
negara. Hasil program review Depkes RI/WHO/UNICE USAID tahun 1983 dan
1986, serta SKRT 1986 menunjukkan bahwa episode diare pada bayi dan balita
di Indonesia masih berkisar 2-3 kali setahun.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek belajar klinik Keperawatan Anak, mahasiswa
mampu melakukan Asuhan Keperawatan pada anak dengan Diare
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang etiologi dan manifestasi klinik
c. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi
d. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan
diare

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Gastroenteritis / diare adalah inflamasi membran mukosa lambung dan
usus halus. (Cecily Beltz, 1997).
Diare adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari empat
kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak, konsistensi cair / encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah / lendir saja
(Ngastiyah, 1997).
Diare akut adalah dikarakteristikan oleh perubahan tiba-tiba dalam
frekuensi dan kualitas defekasi (Sandra M. Neltena, 1996).

B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi Enteral
Infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak meliputi :
- Infeksi bakteri: Vibrio, E. Coli, Salmonela, Shigella
- Infeksi Virus : Enterovirus, rotavirus, astrovirus
- Infeksi parassit : Cacing, protozoa, jamur
b. Infeksi parenteral
Infeksi di luar alat pencernaan makana seperti otitir media akut (OMA),
tonsilitis, biopneumonia, encephalitis. Keadaan ini terutama pada bayi
dan anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida, monosakarida
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein

3. Faktor makanan
Makanan yang ada telah basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor Psikologis
Adanya rasa takut dan cemas

C. PATOFISIOLOGI

• Meningkatnya motillitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal


merupakan akibat dari gangguan absorbsi, ekskresi cairan dan elektrolit
yang berlebihan

• Cairan, potassium, sodium dan karbonat berpindah dari rongga ekstra


seluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi, kekurangan
elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik

Diare yang terjadi merupakan proses dari :

• Transpor aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elekrolit ke dalam


usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan
meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikro organisme yang masuk
akan merusak sel mukosa intestinal menurunkan area permukaan intestinal
dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit
• Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi
cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom
malabsorbsi

• Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi


intestinal

D. MANIFESTASI KLINIK

• Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh pada
umumnya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada.

• Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.

• Warna tinja lama kelamaan berubah menjadi kehijauan karena bercampur


dengan empedu.
• Kram abdomen akibat peradangan.

• Mual dan muntah akibat gangguan keseimbangan asam basa lambung

• Lemah

• Pucat

• Perubahan TTV, seperti nadi dan pernafasan meningkat

• Penurunan pengeluaran urine

• Terdapat tanda dan gejala dehidrasi seperti : turgor kulit berkurang


(elastisitas kulit menurun), BB menurun, mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung, selaput lendir, bibir, dan mukosa serta kulit nampak
kering.

E. PATHWAYS

Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik

Endotoksin merusak Tekanan osmotik Hiperperistaltik Hipoperistaltik


mukosa usus meningkat

Resti infeksi Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan


elektrolit ke lumen sempat diserap bakteri
usus >>

Endotoksin

Hiperrsokresi
cairan elektrolit

Isi lumen usus meningkat

Rangsangan pengeluaran

Hiperperistaltik

Diare

Gangguan keseimbangan Sering defekasi Gangguan keseimbangan


cairan elektrolit

Anus lembab dan lecet


Dehidrasi Hiponatremia, hipokalemia,
penurunan klorida serum

Kerusakan
Kekurangan integritas kulit
volume cairan Resiko terjadi gangguan
sirkulasi darah
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

F. KLASIFIKASI
1. Klasifikasi diare berdasarkan tonisitas plasma
a. Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponatremia)
yaitu jika kalau natrium dalam plasma < 130 meg/L
b. Dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia)
jika kadar natrium dalam plasma 130-150 meg/L
c. Dehidrasi hipertonik (dehidrasi
hipernatremia), bila kadar natrium dalam plasma > 150 meg/L
2. Klasifikasi diare berdasarkan banyaknya cairan yang
hilang
a. Dehidrasi ringan, bila BB menurun 3-5%
dengan volume cairan yang hilang < 50 ml/kg BB
b. Dehidrasi sedang, bila BB menurun 6-9%
dengan volume cairan yang hilang 50-50 ml/kg BB
c. Dehidrasi berat, bila BB menurun > 10%
dengan volume cairan yang hilang ≥ 100 ml/kg BB

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN IMPLEMENTASI


a) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar
dan encer
Tujuan : Keseimbangan cairan dan elektronik dapat dipertahankan dalam
batas normal.
KH : Haluran urine adekuat, capillary refill ≤ 2 detik, turgor kulit
elastis, membran mukosa lembab, tidak terjadi penurunan BB.
Intervensi :

• Kaji status hidrasi : ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran


mukosa.

• Kaji pengeluaran urine, gravitasi urine atau berat jenis urine (1,005 –
1,020) atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg/jam.

• Kaji pemasukan dan pengeluaran urine.

• Monitor tanda-tanda vital.

• Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Ht, pH, dan


serum albumin.

• Pemberian cairan dan elektrolit sesuai dengan protokol (dengan oralit


dan cairan parenteral bila indikasi)

• Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program.

• Anak diistirahatkan.
b) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan BAB
Tujuan : anak tidak menunjukkan gangguan integritas kulit yang ditandai
dengan kulit utuh dan tidak lecet
Intervensi :

• Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar

• Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk


membersihkan anus setiap buang air besar
• Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab

• Ganti popok / kain bila lembab atau basah

• Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal


c) Resiko infeksi pada orang lain berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang pencegahan penyebaran penyakit
Tujuan : tidak terjadi penularan diare pada orang lain
Intervensi :

• Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan
pengunjung

• Segera bersihkan dan angkat bekas buang air dan tempatkan pada
tempat yang khusus

• Gunakan standar pencegahan universal, seperti gunakan sarung tangan,


dll

• Tempatkan pada ruangan yang khusus

d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan
Tujuan : anak toleran terhadap diit yang sesuai yang ditandai dengan BB
normal dan tidak terjadi kekambuhan diare
Intervensi :

• Timbang BB bayi tiap hari

• Monitor intake dan out put

• Setelah rehidrasi, berikan minuman obat oral dengan sering dan


makanan yang sesuai dengan diit dan usia atau berat badan anak

• Hindari makan buah-buahan

• Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan

• Bagi bayi ASI tetap diteruskan

• Bila bayi tidak toleran dengan ASI, berikan formula yang rendah
laktosa

e) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak


Tujuan : meningkatkan pengetahuan orang tua, orang tua berpartisipasi
dalam perawatan anak
Intervensi :

• Kaji tingkat pemahaman orang tua

• Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare

• Ajarkan orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari


kontaminasi

• Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan

• Jelaskan tentang pentingnya kebersihan

f) Cemas dan rasa takut berhubungan dengan hospitalisasi dan kondisi sakit
Tujuan : menurunkan rasa takut / cemas pada orang tua dan anak, ditandai
dengan orang tua aktif merawat anak, bertanya tentang kondisi
anak, anak tidak menangis

Intervensi :

• Ajarkan pada orang tua untuk mengekpresikan perasaan takut dan


cemas

• Gunakan komunikasi terapeutik : kontak mata, sikap tubuh dan


sentuhan

• Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua

• Libatkan orang tua dalam perawatan anak

• Jelaskan kondisi anak, alasan pengobatan dan perawatan

H. DISCHARGE PLANNING
1. Jelaskan penyebab Diare
2. Ajarkan untuk mencegah komplikasi Diare
3. Ajarkan untuk mencegah penyakit diare dan penularan, ajarkan standar
pencegahan
4. Ajarkan perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (misal : oralit)
5. Ajarkan mengenal tanda-tanda dehidrasi, ubun-ubun dan mata cekung,
turgor kulit tidak elastis membran mukosa kering
6. Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya

Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota

Coba Scribd GRATIS selama 30 hari untuk


mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan
atau gangguan!

Mulai Coba Gratis


Batalkan Kapan Saja.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A


DENGAN DADRS

A. PENGKAJIAN
1) Tanggal Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 Januari 2012 pukul 09.00 WIB dengan
melakukan wawancara dan observasi pada klien dan keluarga
2) Identitas

! Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 5 bln
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam

! Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. H
Umur : 30 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pekalongan
Hub. dengan pasien : Orang tua kandung
3) Keluhan Utama
An. A BAB dengan konsistensi encer / mencret > 4x sehari
4) Riwayat Penyakit Sekarang

± 2 hari sebelum masuk RS (tgl 8 Januari 2012) klien mencret > 10x / hr@ 6-8
sdm air ampas, nyemprot, tidak ada darah maupun lendir dan bau busuk warna
kuning. Anak mencret setelah diberi jeruk, kemudian dibawa ke Bidan. Namun

anak masih tetap mencret bahkan muntah setiap diberi makan dan minum
(muntahan sesuai dengan apa yang sedang dimakan dan diminum). Oleh karena

itu, anak dibawa ke dokter spesialis anak, ± 5 jam sebelum masuk RS muntah
(-), mencret (+) >5x dan kencing banyak banyak setiap ½ jam, kemudian
dibawa ke RS dan dirawat.
5) Riwayat Penyakit Masa Lalu
a. Prenatal
Ny. R mengatakan bahwa An. A adalah anak yang pertama. Selama masa
kehamilan Ibu memeriksakan kehamilannya di Puskesmas lebih dari 5x dan
mendapatkan suntikan TT 2x selama hamil ibu tidak menciptakan gangguan
yang berarti, hanya muntah yang wajar pada hari 3 bulan pertama ibu tidak
pernah mengkonsumsi obat maupun jamu jamuan yang tidak dianjurkan,
ibu hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan Puskesmas berupa
kapsul SF dan vitamin Bc. Ibu pernah mengalami abortus, dan sebelumnya
belum pernah memakai kontrasepsi.
b. Intranatal
Ibu melahirkan anaknya di Puskesmas Rawat Inap tempat memeriksakan
kehamilannya pada usia kehamilan 40 minggu, jenis persalinan spontan
ditolong oleh bidang Puskesmas.
c. Posnatal
Berat badan lahir An. A 2800 gram dan panjang badan 47 cm, bayi
langsung menangis kuat dan tidak kebiruan. Ibu mengatakan tidak tahu
apgar score saat lahir dan tidak ada kelainan kongenital.
d. Alergi
An. A belum pernah mengamai alergi terhadap makanan maupun obat-
obatan.
e. Pertumbuhan dan perkembangan
Pada usia 2 bulan, BB anak 4300 gramdan PB 55 cm, sudah bisa
mengamati tangannya sendiri, tersenyum spontan dan bersuara ngoceh.
Pada usia 5 bulan ini, anak mampu berusaha menggapai maman, meraih

dan mengamati benda, meniru bunyi-bunyi kat-kat dan menoleh ke arah


suara, serta mampu membalik dan bangkit kepala tegak.
f. Riwayat imunisasi
Pada usia 0 bulan mendapatkan BCG dan HB-1, usia 2 bulan mendapatkan
HB-2 + DPT + Polio I, usia 4 bulan mendapatkan DPT dan polio.

6) Pola Fungsional Menurut Gondan’s


a. Pola Persepsi Kesehatan
Menurut keterangan keluarga, kesehatan merupakan aspek yang penting
dalam kehidupAn. Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit,
terutama anak, yang lain ikut merasakan sakit terlebih ayah ibunya.
b. Pola Nutrisi
Diit yang diberikan adalah susu LLM dengan pemberian 8 x 60 cc dan
3 x ½ porsi bubur tempe namun ibu masih tetap memberikan ASI. Daya
isap anak saat minum susu baik dengan dot (untuk susu LLM) maupun ASI
ada, tetapi tidak sering dan sedikit (60 cc susu LLM tidak semuanya habis,
hanya 30 cc saja yang terminum).
c. Pola Eliminasi
An. A. BAB 6 – 7 kail, warna kuning, konsistensi encer, BAK ± 1 x setiap
2 jam, warna kuning jernih.
d. Pola Aktivitas
An. A terlihat kurang aktif, tampak lemas, namun bila menangis keras dan
sering rewel, semua aktifitas anak dibantu orang tua.
e. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit, An. A tidak siang selama ± 3 jam / hari dan tidur malam ±
10 jam / hari. Selama sakit An. A dapat tidur dengan nyenyak setelah
minum obat, tidur siang ± 1 jam dan tidur malam ± 5 jam, karena sering
terjaga dari tidurnya.

f. Pola Persepsi Kognitif


Ibu mengatakan anaknya sakit diare, ibu tahu secara jelas dari pengertian
penyebab maut penatalaksanannya serta pencegahannya dari dokter
spesialis anak, karena ibu konsultasi lebih jauh lagi tentang kondisi
kesehatan anaknya.
g. Pola Hubungan
Dari sejak lahir, An. A selalu diasuh setiap saat oleh ibunya, sehingga
hubungan mereka sangat dekat. Apalagi saat sakit seperti ini, An. A tidak
mau berpisah sebentarpun. Bila tidak tampak ibunya, An. A langsung
menangis.
h. Pola Nilai Kepercayaan
Keluarga memeluk agama Islam dan selau berusaha menjalankan perintah-
perintah-Nya.

7) Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Genogram

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: klien
: tinggal
serumah

b. Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, asma, DM dan penyakit jantung
dalam keluarga. Penyakit yang sering diderita anggota keluarga adalah
panas, batuk, pilek (yang bila diobat langsung sembuh terutama pada saat
musim pencaroba).

c. Kebiasaan
Keluarga pergi ke Puskesmas atau dokter bila ada anggota keluarga yang
sakit.

8) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Antropometri
BB : 5300 gr PB : 65 cm
LL : 37 cm LD : 32 cm
b. Pemeriksaan status gizi berdasarkan Z-score
nilai real - nilai median 5,3 − 7,3
WAZ = = = -2 (normal)
SD lower / SD upper 1,00

6,5 − 65,9
HAZ = = -0,3 (normal)
2,7

5,3 − 7,1
WHZ = = -2,5 (kurus)
0,7

c. KU : sadar, kurang aktif


d. Vital sign : HR = 130 x/mnt S = 37 oC
PR = 30 x/mnt N = isi / tegangan cukup
e. Kepala
Bentuk mesorhapal, kulit kepala bersih, rambut jarang, ubun-ubun cekung,
tidak ada benjolan.
f. Mata
Tampak cekung, sklera tidak ikterik, konjungiva anemis
g. Hidung
Tampak tidak ada ingus, tidak ada pernafasan cuping hidung.
h. Telinga
Simetris, tidak ada tanda-tanda peradangan (kemerahan (-), edema (-),
discharge (-), gangguan pendengaran (-), tidak ada sekret.,
i. Mulut
Tidak ada stomatitis, mukosa mulut agak kering dan tidak sianosis.

j. Leher
Simetris tidak ada pemberasaran kelenjar limfe dan tidak ada massa di leher.
k. Dada
- Palmo :
I : Pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dada.
Pa : Fremitus rata antara kiri dan kanan
Pe : Sonor
A : Suara dasar vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
- Cor
I : Ictus condis tidak tampak
Pa : Ictus condis teraba di SIC ke-5
Pe : Konfigurasi dalam batas normal
A : Bunyi jantung I dan II murni, tidak ada bising maupun gelap.
l. Abdomen
I : Perut tampak cembung
A : Hiperperistaltik (± 20 x/mnt)
Pa : Tidak ada hepatomegali, tidak ada splenomegali
Pe : Kembung.
m. Genital
Lengkap tidak ada kelainan, daerah sekitar genital lembab dan popok /
pengalas basah.
n. Ekstremitas
Tonus otot baik, akral hangat, capillary refil ≤ 2 detik, tidak ada sianosis
terpasang infus di tangan kiri.
o. Kulit
Kulit bersih, tidak ada laserasi, turgor kurang.

9) Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium (7/1 – 2012)
Hemoglobin 10,30 gr % 11.00-13.00 L
Hematokrit 30,4 % 36.0-44.0 L
Eritrosit 3,71 jt/mmk 3.60-5.00
MCH 27,80 pg 23.00-31.00
MCV 82,00 fl 77.00-101.00
MCHC 33,90 g/dl 8.00-36.00
Leukosit 11,40 ribu/mmk 6.00-18.00
Trombosit 452,0 ribu/mmk 150.0-400.0 H
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 109 mg/dl (136-145)
Elektrolit
Natrium 140 mmol.L 136-145
Kalium 3,7 mmol.L 3,5-5,1
Khlorida 114 mmol.L 98-107 H
Calcium 2,49 mmol.L 2,12-2,50

Bahan darah
Sekresi – eksresi =
Faeces rutin

• Warna : kuning

• Konsistensi : lembek, cair

• Micros : Ascaris :- LPK negatif


Ankilostoma :- LPK negatif
Trikhiuris :- LPK negatif
Oxyuris : - LPK negatif

• Amoeba
A. Histolitikum - LPK negatif
A. Coli - LPK negatif
Kista - LPK
Sisa pencernaan - negatif
Sisa makanan - negatif
Sisa lemak - negatif
Sisa karbohidrat - negatif

Sisa protein +/pos negatif


Sisa daging - negatif
Granula amilum - negatif
Glabul amilum - negatif
Glabul lemak - negatif
Sisa tumbuhan - negatif
Sudan 3
Sel : Eritrosit - LPB negatif
Leukosit - LPB negatif
Epitel - LPB negatif
Kans : Ascaris - negatif
Ankilostoma - negatif
Trikhirius - negatif
Oxyuris - negatif
Kista - negatif
Bakteri +/pos negatif
Jamur - negatif

b. Therapy
Infus KAEN 3B 480/20/5 tetes/mnt
Oralit 50 cc tiap mencret
PO : - Paracetamol 3 x ½ cth
- Ketokoazole 3 x 50 mg
- Vit. BC 3 x ½ tab
- Vit. B6 3 x ½ tab
Diit : 3 x ½ porsi bubur tempe
8 x 60 cc LLM
Program : pengawasan KU, TTV dan tanda-tanda dehidrasi.
B. ANALISA DATA

No Tanda dan Gejala Problem Etiologi


1. S : Ibu mengatakan ± 4 x anak mencret Pengeluaran Difisit volume

dengan konsistensi cair dan warna cairan yang cairan.


kuning. berlebihan =
O : - Ubun-ubun cekung, turgor kulit
diare & muntah
kurang, mukosa mulut agak
kering, mata terlihat cekung.
- Anak tampak kurang aktif, lemas
dan gampang rewel.
- Minum susu sedikit-sedikit dan
kadang muntah.
- Perut kembung, hiperperistaltik (±
20 x/mnt)
- Laboratorium
* Hb = 10,30 gr %
Ht = 30,4 %
Klorida = 114 mmol/L
* Feces rutin :
Sisa protein +/pos
Bakteri +/pos
- Therapy
Infus KAEN 3B 480/20/5 tts/mnt
Oralit 50 cc tiap mencret
Ketokonozole 3 x 50 mg
Vit. BC & B6 3 x ½ tab

No Tanda dan Gejala Problem Etiologi


2. S : - Kelembahan Resiko tinggi
O : - An. A BAB cair, bakteri ++
daerah geneital gangguan
- Daerah sekitar genital lembab
akibat BAB cair. integritas kulit.
- Ada kemerahan sekitar anus
3. S : Ibu mengatakan anaknya minum Intake tidak Risiko
susu hanya sedikit, baik LLM adekuat perubahan
maupun ASI dan muntah bila nutrisi kurang
minum banyak. dari kebutuhan
O : - BB = 5300 grm PB = 65 cm
tubuh.
- WAZ = -2 ; HAZ = -0,3 ; WHZ =
-2,5
- HR = 130 x/mnt, RR = 30 x/mnt
N = isi / tegangan ckp, S = 37oC
- Konjungtiva anemis, mukosa
mulut agak kering
- Hb = 10,30 gr %
- Anak terlihat lemah, kurang aktif,
turgor kulit kurang.
- Diit : 8 x 60 cc LLM & 3 x ½
porsi bubur tempe
Th/ = Vit. BC & Vit. B6 3 x ½
tab

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan BAB cair dan
sering
2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake tidak adekuat dan muntah.
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan kelembahan genital akibat BAB cair.
D. INTERVENSI

Tingkatkan Pengalaman Anda '


Nilai akan membantu kami untuk
menyarankan dokumen terkait yang
lebih baik kepada semua pembaca kami!

% Bermanfaat

& Tidak
bermanfaat

No Ttd
Tgl Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
9/1 1 Setelah dilakukan tindakan - Monitor input dan output
2012 keperawatan selama 2 x 24 jam cairan
kebutuhan cairan adekuat dengan - Lanjutkan pemberian cairan
kriteria hasil : sesuai program
- Balance cairan seimbang - Motivasi ibu untuk
- Ubun-ubun tidak cekung, memberikan cairan sedikit-
turgor kulit baik, mukosa sedikit tapi sering.
mulut tidak adekuat. - Pantau tanda-tanda vital
- BAB lembab dan tidak cair. - Berikan obat sesuai program
- Pantau tanda-tanda dehidrasi.
9/1 2 Setelah dilakukan tindakan - Anjurkan ibu untuk
2012 keperawatan selama 2 x 24 jam memberikan susu sedikit-
pemenuhan nutrisi adekuat demi sedikit tapi sering.
dengan kriteria hasil : - Anjurkan ibu untuk tetap
- Tidak muntah memberikan ASI
- Susu diminum habis - Monitor intake dan output
- BAB tidak encer - Monitor BAB encer ;
- BB meningkat frekuensi, jumlah, warna
- Timbang BB
9/1 3 Setelah dilakukan tindakan - Kaji kerusakan kulit atau -
2012 keperawatan selama 2 x 24 tidak iritasi setiap BAB
terjadi gangguan integritas kulit - Gunakan kapas lembab untuk
dengan kriteria hasil : membersihkan anus setelah
- Kulit bersih, kering BAB
- Tidak ada aritema, pruritas. - Ganti pakaian atau alat tenun
yang basah / lembab
- Gunakan obat cream bila
perlu untuk perawatan
genital.
- Jaga kebersihan daerah
genital.
E. IMPLEMENTASI

No
Tgl Implementasi Respon Ttd
Dx
9/1 1 - Lanjutkan pemberian cairan - KAEN 3B masuk lancar 5
2012 sesuai program KAEN 3B 5 tts/mnt
tes/mnt
- Memotivasi ibu untuk - Ibu mengatakan akan
memberikan cairan sedikit- memberikan cairan sedikit-
sedikit tapi sering. sedikit tapi sering
- Memantau tanda-tanda vital. - HR = 130 x/mnt, RR : 30
x/mnt, S = 37 2 oC , N = isi /
tegagan cukup.
- Memberikan obat PO sesuai - Obat masuk semua, tidak
program Vit. BC, B6, dimuntahkan, tidak ada
ketokonazole 50 mg reaksi alergi.
- Memantau tanda-tanda - Ubun-ubun dan mata
dehidrasi. cekung, turgor kulit kurang,
bibir kering.
9/1 2 - Menganjurkan ibu-ibu untuk - Ibu mengatakan akan
2012 memberi susu sedikit-sedikit melaksanakan anjuran
tapi sering. perawat.
- Menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI
- Menimbang anak - BB = 5300 gram
- Memantau adanya muntah - Anak tidak muntah

Apa itu Scribd? (

Jutaan judul di ujung jari Anda


Hanya Rp70,000/bulan.
Beranda Buku Batalkan kapan saja.
Buku audio Dokumen

Anda mungkin juga menyukai