Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI DIABETES

MELITUS DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN


PERIFER DI RUANG MELATI
DI RSUD BANGIL

Erlina Rismawati* Inayatur Rosyidah**Lusyta Putri Ardianti***

ABSTRAK

Pendahuluan Penyakit diabetes melitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang
masih dihadapi di Indonesia hingga saat ini, diabetes melitus adalah suatu kelompok
petabolik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau
keduanya dan apabila insulin tidak bisa disekresikan akan mengakibatkan diuresis
osmotic yang ditandai dengan berkemih secara berlebihan sehingga menimbulkan rasa
haus sehingga menyebabkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer. Tujuan penelititi
ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien yang menglami diabetes melitus
dengan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer di ruang melati RSUD Bangil pasuruan
Peneliti ini menggunakan. Metode deskriptif dalam bentuk studi kasus subjek penelitian
adalah 2 klien dengan diabetes melitus diruang melati RSUD Bangil teknik pengumpulan
data dideskriptifkan secara naratif dan dilakukan dengan tekhnik wawancara (hasil
anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan
dahulu), observasi atau pemeriksaan fisik. Hasil studi kasus pada klien Tn. H dan Ny. N
dengan penderita diabetes melitus, didapatkan satu diagnosa yang prioritas yang yakni
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya aliran darah ke
daerah luka akibat adanya obstruksi pembuluh darah, Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama tiga hari didapatkan ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
membaik keadaan turgor kulit membaik dan gula darah dalam batas normal dengan
pemantauan secara rutin. Kesimpulan dari kasus keluarga Tn. H dan Ny. N dengan
penderita diabetes melitus adalah masalah teratasi sesuai dengan harapan, Saran dari studi
kasus ini yaitu menjaga pola hidup dengan mengkonsumsi makanan yang rendah gula dan
berolahraga secara teratur agar tidak mengalami diabetes melitus lagi

Kata kunci: Asuhan keperawatan, Diabetes melitus, perfusi jaringan perifer

NURSING CARE IN CLIENTS WHO EXPERIENCE DIABETES MELITUS


WHITHS PERIPHERAL TISSUE PERFUSION INEFFECTIVENESS
IN MELATI RSUD BANGIL

ABSTRACT

Preliminary Diabetes melitus is one of the health problems that are stillencountered in
indonesia until now. Diabetes melitus is a group of metabolic diseases that occur due to
abnormalities of insulin secretion, insulin disruption or both, and if insulin can not be
excreted will result in thirst cousing a lack of fluid volume. Purpose the of this study is to
carry out nursing care on clients who experienced. Diabetes melitus whit peripheral
tissue perfusion ineffectiveness in bangsal jasmine room bangil Pasuruan. Metode this
uses descriptive method in the form of case study. Research subjects were two patients
with diabetes melitus in bangsal ward room of bangil hospital. Data collection techniques
are narrative described and conducted with interview techniques (anamnesis resulth
containing the client`s identity, major complaints, past and present disease history),
observation or physical examination. Resulth of case study to client`s of Mr. H and Mrs.
N with diabetes melitus sufferers, one diagnosis of priority is the lack of fluid peripheral
tissue perfusion ineffectiveness. After nursing care done for 3 days found that the fluid
has been balanced skin turgor conditions improved and blood sugar within normal limits
with regular monitoring. Conclusion the of family case Mr. H and Mrs. N with diabetes
melitus is a problem resolved in accordance with expectations from this case study are
keeping the lifestyle by consuming foods that are low in sugar and exercising regularly so
as not to experience diabetes melitus again.

Keywords: Nursing Care, Diabetes Melitus, Peripheral Tissue Perfusion


Ineffectiveness

PENDAHULUAN ini di sebabkan karena factor keturunan,


obesitas, makan secara berlebihan,
Diabetes melitus merupakan gangguan kurang olahraga, serta perubahan gaya
metabolisme yang di tandai dengan hidup (Kusnanto, 2013).
hiperglikemi yang berhubungan dengan
abnormalitas metabolisme karbohidrat, Faktor penyebab seseorang penderita
lemak yang di sebabkan oleh penurunan penyakit Diabetes Melitus yaitu aktivitas
sekresi insulin dan penurunan sensitivitas fisik yang rendah. Salah satu contohnya
insulin atau keduannya menyebabkan berlama-lama duduk dan bermalas -
komplikasi kronis mikrovaskuler, malasan. Seseorang yang seperti itu dapat
makrovaskuler, dan neuropati (Huda, menjadikan kadar insulin tidak
2015). Proses hiperglikemi dari proses terkontro. Dan aktivitas fisik secara
penyakit diabetes melitus mengakibatkan langsung berhubungan dengan kecepatan
produksi insulin menurun sampai pemulihan kadar insulin. Saat aktivitas
menimbulkan manifestasi klinis. Salah fisik, otot menggunakan insulin yang
satu masalah tersebut adalah disimpan sehingga insulin yang
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer tersimpan akan berkurang. (Barnes
merupakan masalah utama yang muncul 2012). Selain itu penderita menganggap
pada pasien diabetes melitus. bahwa penyakit Diabetes Melitus bukan
termasuk masalah yang serius, sehingga
Penyakit ini paling sering dijumpai dan penderita tidak mempunyai keinginan
prevalensi setiap tahunnya mengalami untuk melaksanakan program diet
peningkatan di seluruh dunia (Hartono, diabetes melitus, hal ini menyebabkan
2013). Berdasarkan data terbaru tahun peningkatan jumlah penderita Diabetes
2015 yang di tunjukkan oleh Melitus (Smeltzer, 2013).
Perkumpulan Endokronologi (PERKENI)
menyatakan bahwa jumlah penderita Dampak yang timbul akibat penanganan
diabetes melitus di Indonesia telah diabetes melitus yang tidak tepat adalah
mencapai 9,1 juta orang dan menempati ketoasidosis diabetik dan sindrom
peringkat kelima teratas diantara Negara hiperglikemik hyperosmolar non ketosis
- negara dengan jumlah penderita (HHNK). Hiperglikemia jangka panjang
diabetes melitus terbanyak di dunia, dapat menunjang terjadinya komplikasi
World Health Organizatiton mikrovaskuler kronis (penyakit ginjal
memperkirakan pada tahun 2030 jumlah dan mata) serta komplikasi neoropatik.
penderita diabetes melitus akan Diabetes juga berkaitan dengan suatu
meningkat menjadi sekitar 21,3 juta peningkatan kejadian makrovaskuler,
orang (PERKENI, 2015). Kasus diabetes termasuk infark miokard,stroke dan
melitus terbanyak yang di temui di penakit vascular perifer (Baughman,
Indonesia adalah diabetes melitus, 2000).
bahkan dalam jangka waktu yang akan
datang akan meningkat secara drastis, hal
Oleh karena itu pencegahan penyakit HASIL PENELITIAN
diabetes melitus yang sangat penting
yaitu melalui pengobatan diabetes Pengkajian
mellitus untuk menormalkan kadar Data subjektif pada tinjauan kasus
glukosa darah. Penatalaksanaan ini di diabetes melitus dengan masalah
capai dengan melalui berbagai cara yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan dari
: diet , latihan , pemantauan , terapi dan pengkajian 2 klien di dapatkan sama-
pendidikan kesehatan (Elisabeth J. 2009). sama mengatakan badannya lemas, akan
tetapi lemas yang dialami lebih lama
Melihat fenomena tersebut maka klien 1 dari pada klien 2.
penulis tertarik untuk melakukan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan Menurut peneliti dari data subjektif,
diabetes melitus di ruang melati RSUD kelemahan yang terjadi pada klien 1
Bangil. Upaya yang dapat dilakukan pada karena ketidakefektifan perfusi jaringan
pasien dengan diabetes melitus adalah yang dialami sudah lama dan rendahnya
dengan menjaga sirkulasi darah ke kadar gula disebabkan oleh proses
perifer terutama pada pasien dengan autoimun, kerja pankreas sedikit masuk
masalah perfusi jaringan perifer tidak dalam sel, hal tersebut dapat
efektik. Meningkatkan jumlah insulin menyebabkan kelemahan dengan kadar
yang disekresikan dengan cara mengubah glukosa darah meningkat, selain itu tubuh
pola makan. oleh karena itu penulis akan menurunkan penggunaan glukosa
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut otot, lemak dan hati serta peningkatan
tentang penyakit perfusi jaringan perifer produksi glukosa oleh hati dengan
tidak efektif khususnya diabetes melitus pemecahan lemak terhadap kelaparan sel,
dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI) meningkatnya jumlah urine yang
yang berjudul asuhan keperawatan pada berakibat meningkatnya rasa haus.
klien diabetes melitus dengan masalah
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
diruang melati RSUD Bangil. PEMBAHASAN

Pengkajian
BAHAN METODE PENELITIAN 1. Data objektif Klien 1 keadaan umum
lemah, kesadaran composmentis, GCS 4-
Desain penelitian yang digunakan adalah 5-6, CRT > 2 detik, GDA 90 mg/dl, TD :
studi kasus. Penelitian ini dilakukan di 90/70 mmHg, RR : 21x/ menit, S : 38o C,
ruang Melati RSUD Bangil yang N 77x/ menit, Klien tampak lemah,
beralamat di jl.Raya Raci Bangil gelisah, akral hangat, Mukosa bibir
Pasuruan pada bulan februari 2018. kering, Raut wajah pucat , Terdapat luka
Analisa data dilakukan dengan cara dan odema berwarna kemerahan dengan
mengemukakan fakta, selanjutnya kedalaman 2 cm, Terpasang infus Ns 20
membandingkan dengan teori yang ada tpm
dan selanjutnya dituangkan dalam opini
pembahasan. Teknik analisis yang Pada klien 2 Keadaan umum lemah,
digunakan dengan cara menarasikan Kesadaran composmentis, GCS 4-5-6,
jawaban-jawaban dari penelitian yang CRT > 2 detik, GDA 235 mm/dl, TD:
diperoleh dari hasil interpretasi 100/80 mmHg, RR 21x/ menit, S 38,9o C
wawancara mendalam yang dilakukan N 76x/ menit, klien tampak lemah,
untuk menjawab rumusan masalah gelisah, akral hangat, mukosa bibir
penelitian. Urutan dalam analisis kering, raut wajah pucat , terdapat luka
meliputi pengumpulan data, mereduksi dan odema berwarna kemerahan dengan
data, penyajian data dan kesimpulan. kedalaman 1 cm dan terpasang infus ns
20 tpm
2. Data objektif dari pengkajian 2 klien Diagnosa keperawatan
sama megalami ketidakefektifan perfusi Diagnosa keperawatan pada klien 1 dan
jaringan perifer dan terdapat perbedaan klien 2 menunjukkan ketidakefektifan
dari respon klien 1 yang cepat merasa perfusi jaringan perifer berhubungan
haus, karena jumlah glukosa dalam darah dengan penurunan sirkulasi darah ke
kurang dari normal yaitu 90 mg/dl dan perifer karena adanya penurunan
klien 2 tidak cepat haus karena glukosa sirkulasi darah keperifer
dalam sudah dalam batas normal yaitu
129 mg/dl. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan yang diberikan
Pemeriksaan diagnostik pada Tn. H dan Ny. N dengan diagnosa
Pada pemeriksaan laboratorium yang ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
diporoleh dari hasil test kadar gula darah berhubungan dengan penurunan sirkulasi
pada hari pertama pengkajian didapatkan darah ke perifer intervensi yang
klien 1 GDA 90 dan klien 2 GDA 235. digunakan sesuai dengan apa yang ada
Menurut peneliti klien 2 mengalami pada Nanda NOC dan NIC yaitu
peningkatan kadar glukosa, karena pola Respiratory Monitiring. Respiratory
makan klien 2 sering melanggar makanan Monitiring meliputi monitor tekanan
yang boleh dan tidak boleh dimakan oleh darah, nadi, suhu, monitor sianosis
tenaga kesehatan, serta pola sentral dan perifer, monitor warna kulit,
penanggulangan stress karena faktor suhu dan kelembaban.Menurut peneliti
ekonomi. perencana keperawatan pada klien 1 dan
klien 2, meliputi kelengkapan data, serta
Menurut adib(2012) makanan tertentu data penunjang lainnya, dan dilakukan
jika dikonsumsi dapat menaikan kadar menurut dengan kondisi klien, sehingga
gula dalam darah, karena itu klien harus peneliti tidak menemukan adanya
berhati- hati meilih makanan, bahkan kesenjangan antara teori dengan kasus
pangan kaya karbohidrat membuat kerja dilahan praktik.
organ pankreas menjadi lebih berat,
karbohidrat akan segera diubah menjadi Implementasi keperawatan
glukosa akibatnya kadar gula meningkat, Implementasi keperawatan pada klien 1
selanjutnya pankreas bereaksi dan klien 2 terdapat perbedaan dengan
mengeluarkan insulin agar dapat menarik pemberian terapi klien 1 mendapatkan
gula dalam darah dan penyimpanannya reguler insulin 6x6 unit dan klien 2
dalam otot sebagai cadangan energi. Pola mendapatkan reguler insulin 3x8 unit
makan adalah tingkah laku, jadi pola serta mendapatkan viccilin 350 mg 3x 1.
makan adalah tingkah laku atau cara
makan klien diabetes melitus dapat hidup Menurut peneliti dari implementasi
dengan membutuhkan konsentrasi penuh pendapatan reguler insulin pada pasien
kadang peyebab tidak teratur pola diabetes melitus tipe 1 mampu
makanan , sedangkan menurut Rusman memproduksi insulin dalam tubuhnya,
(2004) stress dan diabetes melitus berbeda dengan diabetes melitus tipe 2
memiliki hubungan yang sangat erat yang tidak tergantung insulin, tetapi
terutama pada pola hidup yang tidak memerlukannya sebagai pendukung
sehat. Tekanan kehidupan dan gaya untuk menurunkan glukosa darah dalam
hidup tidak sehat sangat berpengaruh, mempertahankan kehidupan. Dosis
berbgai penyakit yang sedang diderita, insulin ditentukan berdasarkan pada,
menyebabkan penurunan kondisi kebutuhan klien. Kebutuhan insulin
seseorang sehingga memicu terjadinya meningkat pada keadaan sakit yang
stress yang berakibat gangguan pada serius atau parah, infeksi, trauma berat
kadar gula darah tidak terkontrol. dan menjalani operasi.
Menurut Wijaya & Putri ( 2013) menggunakan intervensi keperawatan
pengelolaan dari perwujudan intervensi NOC dan NIC: Respiratory monitiring.
meliputi kegiatan yaitu validasi, rencana Implementasi dilakukan sesuai dengan
keperawatan, mendokumentasikan intervensi akan tetapi terdapat perbedaan
rencana, memberikan asuhan antara klien 1 dan klien 2. Pada klien 1
keperawatan dalam pengumpulan data 1. Evaluasi keperawatan
melaksanakan advis dokter sesuai kondisi Evaluasi keperawatan pada hari pertama
klien. sampai hari ketiga keluhan klien 1 belum
teratasi karena keadaan klien masih
Evaluasi Keperawatan belum menunjukkan signifikan.
Dari evaluasi keperawatan selama 3 hari Sedangkan pada klien 2 evaluasi hari
pada 2 klien, menunjukkan bahwa kklien pertama belum teratasi, pada hari kedua
satu belum dikatakan sambuh dengan belum teratasi, dan pada hari ketiga
ditandai adanya peningkatan pus, kulit sudah teratasi.
kemerahan, kulit kering, turgor kulit >2
Saran
detik dan kadar glukosa darah kurang
1. Bagi perawat Dapat dijadikan sebagai
dari normal. Berbeda dengan klien 2
masukan bagi perawat di rumah sakit
masih di dapatkan kadar glukosa dalam
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
batas normal, keadaan umum cukup,
dalam rangka meningkatkan mutu
turgor kulit membaik. Menurut peneliti
pelayanan yang lebih baik khususnya
pada catatan perkembangan klien 1
pada klien diabetes melitus dengan
belum dikatakan sembuh
masalah ketidakefektifan perfusi
jaringan`
2. Bagi dosen (Institusi Pendidikan)
SIMPULAN DAN SARAN
Dapat digunakan sebagai bahan acuan
atau referensi dalam memberikan
Simpulan
pendidikan kepada mahasiswa mengenai
1. Pengkajian keperawatan yang
asuhan keperawatan pada klien diabetes
dilakukan klien 1 dan klien 2 didapatkan
melitus dengan masalah ketidakefektifan
sama- sama mengatakan badannya lemas,
perfusi jaringan
akan tetapi lemas yang dialami klien 1
3. Bagi pasien dan keluarga Dapat
lebih lama dari pada klien 2 karena
menambah pengetahuan tentang penyakit
idapatkan ketidakefektifan perfusi
diabetes melitus.
jaringan perifer dan didukung dengan
kadar gula yang meningkat.
2. Diagnosa keperawatan. Pada klien 1
KEPUSTAKAAN
dan 2 diagnosa keperawatan
menunjukkan ketidakefektifan perfusi
ICME STIKes, (2018), Buku Panduan
jaringan perifer yang ditandai berbagai
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
gejala seperti lemas, pusing, cepat haus,
:Studi kasus, Jombang : Stikes
nyeri, turgor kulit >2 detik, mukosa bibir
Icme.
kering.
3. Intervensi keperawatan. Intervensi
Khasanah,U 2016, ’Upaya Pemenuhan
yang dilakukan oleh peneliti untuk klien
Kestabilan Gula Darah Pada
1 dan klien 2 sudah sesuai dengan apa
Pasien Diabetes Melitus
yang ada pada Nanda NOC dan NIC
,Prijonegoro’, KTI, Universitas
yaitu Respiratory Monitiring. Respiratory
Muhammadiyah Surakarta
Monitiring meliputi monitor tekanan
darah, nadi, suhu, monitor sianosis
Mustika,W,R,N 2012,’Asuhan
sentral dan perifer, monitor warna kulit,
Keperawatan Gawat Darurat
suhu dan kelembaban.
Dengan Diabetes Melitus tipe 2
4. Implementasi keperawatan yang
(hipoglikemi) Instalasi Gawat
digunakan kepada klien 1 dan klien 2
Darurat RSUD
Sragen’,KTI,Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Potter & Perry, 2005, Buku Ajar


Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses, dan Praktik,
EGC, Jakarta

Saryono, 2013, Metodologi Penelitian


Kuantitatif dan Kuantitatif dalam
bidang Kesehatan, Nuha Medika,
Yogyakarta

Wijaya,Andra Saferi, 2013, KMB 2


KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH, Nuha Medika,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai