PENDAHULUAN
kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan adanya kadar gula darah yang
sebagai akibat insufiensi fungsi insulin (Yosmar et al, 2018). Hiperglikemia yang
proses diuresis osmotik dalam tubuh, sehingga membuat cairan dan elektrolit dari
komposisi cairan tubuh sehingga dapat membuat dehidrasi (Lutfi et al, 2017).
darurat akibat hilangnya darah atau cairan tubuh dalam jumlah besar, sehingga
jantung tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Kondisi hipovolemia
ini harus segera ditangani guna mencegah kerusakan organ yang bisa berdampak
kematian (Zamri, 2019). Fenomena yang terjadi diruang ECU RSUD Sidoarjo
sering ditemukan kondisi pasien dengan diagnosa medis diabetes mellitus terjadi
1
peningkatan sebesar 81,8% dibandingkan jumlah pada 2019. Angka tersebut
tertinggi kelima di dunia (setelah China, India, Pakistan dan Amerika Serikat).
10 besar negara dengan kasus terbanyak. Temuan IDF juga menyebut bahwa 1
per 10 orang dewasa di dunia mengidap diabetes. Lebih dari itu, 1 dari setiap 2
orang dewasa ternyata mengidap penyakit ini tanpa terdiagnosis. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Dinkes Jawa Timur (2021) menyatakan bahwa estimasi
penderita Diabetes Melitus (DM) di Jawa Timur sebesar 2.6 dari penduduk usia
Kota Mojokerto sebanyak 6.258 orang (123.7 % dari estimasi penderita DM) dan
penderita DM). Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 25 Januari 2023 di Ruang ECU RSUD Sidoarjo, pada tahun 2021
angka kematian 39,5% pasien, sedangkan pada tahun 2022 didapatkan sebanyak
53 kasus hipovolemia pada pasien diabetes dengan angka kematian 41,5%. Dapat
Peningkatan kadar gula dalam darah yang dialami penderita diabetes dapat
akan menstimulasi proses diuresis osmotik dalam tubuh, sehingga dapat memicu
2
perpindahan cairan dalam tubuh yang menyebabkan penurunan komposisi cairan
tubuh pada intraseluler akibat perpindahan cairan yang menuju keruang interstitial
kondisi dehidrasi yang bisa menjadi hipovolemia (Lutfi, 2019). Jika hipovolemia
dengan melakukan tindakan pengecekan gula darah pasien secara rutin. Terdapat
glukosa darah diantaranya diet, olehraga, kerutinan cek glukosa darah, minum
obat teratur dan mekanisme koping stress. Jika kondisi pasien mengalami
hiperglikemia yang sudah hipovolemia, maka hal pertama yang dilakukan adalah
kelebihan volume cairan pada ekstrasel dan gangguan elektrolit akibat pemberian
elektrolit tubuh dari luar (Lutfi, 2019). Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik
Sidoarjo”.
3
1.2 Batasan Masalah
Pada studi kasus ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan
Sidoarjo!
4
5. Melakukan Evaluasi Keperawatan Hipovolemia Pada Pasien Dengan
Yaitu dapat berupa salah satu bentuk penerapan dari ilmu pengetahuan
kegawatdaruratan.
Mellitus.
proses keperawatan.
berkualitas.
5
4. Memberikan rujukan bagi bidang diklat keperawatan dalam
perawat Ners.
gangguan hipovolemia
riset-riset terkini.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
Diabetes merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa
darah yang melebihi nilai normal secara menahun. Sebutan glukosa darah sering
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai
ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang
disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner
7
2.1.2 Klasifikasi
1. DM Tipe I
tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin. Selain itu terjadi
perusakan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin, hal ini dapat terjadi
insulin dalam tubuh kurang atau tidak ada sama sekali dan gula akan
harus disuplai dari luar tubuh. Oleh karena itu, DM tipe 1 biasa disebut
biasanya muncul pada usia anak-anak atau remaja, baik berjenis kelamin
dicegah dan hanya dapat diobati dengan injeksi insulin. Apabila tidak
dilakukan pengawasan yang ketat terhadap gula darah dan injeksi insulin
8
2. DM Tipe II
sedikit yang normal dan dapat digunakan untuk mensekresi insulin. Akan
tetapi, kualitas insulinnya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik
tidak dapat bekerja dengan baik dan glukosa akhirnya tertimbun dalam
peredaran darah (Tandra, 2017). Selain itu, DM tipe 2 ini dapat disebabkan
3. DM Gestasional
9
menyebabkan resistensi insulin. DM Gestasional mempunyai
macrosomia (bayi lahir dengan berat badan lebih dari berat badan normal),
4. DM Tipe Lain
10
mengakibakan terjadiya gejala-gejala khas DM tipe 2 seperti poliuri,
2.1.3 Etiologi
a. Faktor Genetic :
b. Faktor Imunologi :
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini
c. Faktor Lingkungan
11
2. Diabetes Melitus tak tergantung insulin (DMTTI)
b. Obesitas
otot akan makin resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak
12
lebih sensitif terhadap insulin. Peredaran darah lebih baik. Dan resiko
d. Penyakit Lain
yang berlebihan.
e. Usia
2.1.4 Patofisiologi
menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun. Hiperglikemi puasa terjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur
oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan
dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia
Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
13
elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai
substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi
produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak. Badan
keton merupakan asam yang menggangu keseimbangan asam basa tubuh apabila
tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas
berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran,
koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai
pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen terapi yang
penting.
Diabetes tipe II. Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.
14
Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian
reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin
akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada
tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel beta
glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II. Meskipun terjadi gangguan
sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat
insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah pemecahan lemak dan
produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu ketoasidosis diabetik tidak
terjadi pada diabetes tipe II. Meskipun demikian, diabetes tipe II yang tidak
15
BAGAN PATHWAY
Gambar 2.1 Pathway Diabetes Mellitus
16
2.1.5 Manifestasi Klinis
diabetes adalah :
1. Diabetes Tipe I
hiperventilasi, dehidrasi).
g. Ketonuria
2. Diabetes Tipe II
hipertensi
g. Asimtomatik, Hiperglikemia
17
3. Gejala Lain Yang Muncul
pembentukan antibody
perifer
bahan dasar utama dari protein dan unsur makanan yang lain
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Diet
18
d) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
pedoman 3 J yaitu :
ditambah
Kategori :
19
f) Obesitas sedang BBR 130% - 140%
2. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :
e. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
20
3. Terapi ( Jika Diperlukan )
malam hari.
4. Obat
badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang berat
yaitu :
reseptor insulin
21
Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek
intraselluler
5. Insulin
a) DM tipe I
OAD
c) DM kehamilan
suntikan subcutan.
7. Cangkok Pankreas
8. Kegawatdaruratan Hipoglikemi
22
b. Tiap keadaan hipoglikemia harus diberikan 50 cc D50 W dalam waktu
3-5 menit dan nilai status pasien dilanjutkan dengan D5 W atau D10
berkelanjutan.
(HHNC / HONK).
liter NaCl 0,2 %. Sesudah inisial ini diberikan 6 – 8 liter per 12 jam. Untuk
hipoglikemi. Oleh karena itu, harus dimonitoring dengan hati – hati yang
diberikan adalah insulin regular, tidak ada standar tertentu, hanya dapat
10. Rehidrasi
a. Jam pertama beri infuse 200 – 1000 cc/ jam dengan NaCl 0,9 %
b. Jam kedua dan jam berikutnya 200 – 1000 cc NaCl 0,45 % bergantung
200 – 300 mg/ 100 cc, ganti dengan dextrose 10 % bila kadar gula
23
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa Darah
meliputi :
adalah bila glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl, atau glukosa darah puasa
dan tidak boleh lebih. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan pagi hari karena
24
4. Osmolalitas serum : Meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I
5. Elektrolit :
terakhir.
10. Insulin darah : Mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai
12. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya ISK, infeksi pernafasan dan
infeksi luka.
2.1.8 Komplikasi
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia
gula darah yang normal 60-100 mg% yang bergantung pada berbagai
25
keadaan. Salah satu bentuk dari kegawatan hipoglikemik adalah koma
sampai 2000, tidak terdapat aseton, osmolitas darah tinggi melewati 350
elektrolit natrium berkisar antara 100 – 150 mEq per liter kalium
bervariasi.
26
2. Komplikasi Kronis
maupun makrovaskular.
27
3. Komplikasi Jangka Panjang
28
2.2 Konsep Hipovolemia
2.2.1 Definisi
2.2.2 Etiologi
5. Evaporasi
Subjektif :
( Tidak Tersedia )
Objektif :
29
e. Turgor kulit menurun
h. Hematokrit meningkat
Subjektif :
a. Merasa lemah
b. Mengeluh haus
Objektif :
30
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan
2.3.1 Pengkajian
a. Anamnesis
Identitas Klien
b. Pengkajian Primer
Airway
Breathing
Circulation
31
Dissability
Exposure
c. Pengkajian Sekunder
Keluhan Utama
Lemas
32
Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
B1 ( Breathing )
B2 ( Blood )
B3 ( Brain )
B4 ( Bladder )
33
menandakan adanya syok berat dan menghitung keseimbangan
B5 ( Bowel )
B6 ( Bone )
Jika ada luka observasi keadaan luka, kulit dan membran mukosa
Menurut Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018) Pada kedaan Hipovolemia
Observasi :
34
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
apakah ada tindakan yang dilanjutkan atau tidak tergantung dari kriteria hasil,
35
2.4 Literature Review
dilakukan pada dua partisipan di Ruang ICU RSUD Wahab Sjahrenie Samarinda,
diabetes adalah dengan terapi cairan. Terapi insulin hanya efektif jika cairan
diberikan pada tahap awal terapi dan hanya dengan terapi cairan saja yang akan
membuat kadar gula darah menjadi lebih rendah. Studi menunjukkan selama 4
jam pertama lebih dari 80% penurunan kadar gula darah disebabkan oleh
hiperglikemia yang terjadi, fungsi ginjal, intake cairan penderita. Dari beberapa
jurnal yang telah dijelaskan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa terapi
36
BAB 3
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus.
mendalam dan menyertakan berbagai informasi. Tujuan penelitian studi kasus ini
Triger Case dari dua kasus yang sama yaitu “Asuhan keperawatan hipovolemia
37
3.5 Uji Keabsahan Data
integritas peneliti, uji keabsahan data dilakukan dengan mengumpulkan data yang
diambil dari kedua partisipan, kemudian divalidasi oleh pembimbing ruangan dan
pembimbing institusi.
3.6.3 Kesimpulan
dibandingkan dengan penelitian yang sudah ada secara teoritis. Data yang
38
3.7 Etika Penelitian
informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian.
persetujuan, tetapi jika subyek menolak maka peneliti tidak memaksa dan
untuk melindungi semua data yang telah dikumpulkan dalam penelitian dari
memberikan kode (huruf dengan nama inisial) pada tiap lembar kuesioner.
dan dijamin oleh peneliti. Dari hasil penelitian baik informasi maupun
39
BAB 4
4.1 Hasil
Tn.A yang dilaksanakan pada bulan Januari 2023 dalam kurun waktu 3 hari.
RSUD Sidoarjo.
ruang intensif yang berada di RSUD Sidoarjo, dimana didalam ruang tersebut
memiliki kapasitas 10 tempat tidur. Pasien yang berada didalam ruang ECU
dengan indikasi gangguan kesehatan saraf, cairan dan elektrolit, dan penurunan
kesadaran. Ruang ECU terletak di dalam gedung IPIT dilantai bawah , dimana
didalam gedung tersebut akan terbagi menjadi ruangan intensif lainnya seperti
partisipan yaitu Ny.“N” dan Tn.“A” dengan masalah asuhan keperawatan yang
40
4.1.3 Data Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
41
seluruh tubuh. seluruh tubuh.
PENGKAJIAN SEKUNDER
Keluhan Utama Tidak sadarkan diri Pasien selalu tertidur
Riwayat Penyakit Sekarang Sejak 2 hari sebelum Pada saat dirumah pasien
dibawa ke RS px mengalami kejang tetapi
merasakan pusing yang masih dalam keadaan sadar
hebat dan mual muntah. penuh dengan durasi kejang
Setiap makanan ataupun selama 5 menit dan hanya 1
minuman yang dikonsumsi kali. Selain itu sejak 1
selalu muntah, dan pada minggu sebelumnya pasien
saat sore hari tiba-tiba merasa badannya lemas,
pasien tidak sadarkan diri mual setiap kali makan.
kemudian pasien dibawa Akhirnya pasien dibawa
oleh keluarga ke IGD oleh keluarga ke IGD
RSUD Sidoarjo. RSUD Sidoarjo.
Riwayat Penyakit Dahulu Hipertensi, Diabetes Diabetes Mellitus
Mellitus
Riwayat Penyakit Keluarga Hipertensi Diabetes Mellitus
Riwayat Penggunaan Obat Injeksi Novorepid 3x8 unit Injeksi Insulin Novomix
namun pengobatan 2x10 Unit, namun
tersebut sudah lama pemakaian injeksi tidak
dihentikan karena pasien digunakan secara taratur.
merasa kondisinya sudah
membaik.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Penurunan kesadaran Selalu tertidur
GCS 2-2-2 (Sporo Koma) GCS 3-2-3 (Delirium)
Tanda-Tanda Vital TD : 88/53mmHg TD : 78/47mmHg
N : 138x/menit N : 136x/menit
RR : 14x/menit RR : 18x/menit
Suhu : 38,50C Suhu : 37,90C
PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
Kepala Persebaran rambut merata, Persebaran rambut merata,
hitam merata, tidak terdapat uban, tidak
terdapat benjolan terdapat benjolan
Telinga Bersih, tidak tampak Sedikit kotor, tidak tampak
perdarahan yang keluar perdarahan yang keluar
42
Wajah Simetris, kuning langsat, Simetris, kulit sawo
tidak tampak odem matanng, tiak ada odem
Mata Membuka ketika diberi Selalu terpejam
rangsangan nyeri
Hidung Terpasang oksigen Terpasang oksigen nasal
rebreathing mask (8lpm), kanul (3lpm), terpasang
terpasang NGT terbuka NGT tertutup
Mulut Membran mukosa kering Membran mukosa kering
Leher Tidak terdapat pembesaran Tidak terdapat pembesaran
vena jugularis vena jugularis
Dada / Thoraks Pergerakan dinding dada Pergerakan dinding dada
simetris, wheezing, simetris, Suara nafas
terdapat otot bantu vesikuler, tidak ada otot
pernafasan bantu pernafasan
Abdomen Simetris, Tidak ada Simetris, Tidak ada distensi
distensi abdomen, bising abdomen, bising usus
usus 14x/menit 12x/menit
Genetalia Terpasang kateter, Urin Terpasang kateter, Urin
Output : 30ml/4jam, warna Output : 50ml/4jam, warna
teh kuning pekat
Ekstermitas Ekstermitas kedua Ekstermitas punggung
punggung tangan tangan kanan dan kaki
terpasang infus, simetris kanan terpasang infus, kulit
kedua ekstermitas atas dan kering dan bersisik bagian
bawah, terdapat edema kedua tibia, edema pada
pada bagian punggung punggung tangan kiri, tidak
kaki. terdapat luka pada seluruh
tubuh.
43
Tabel 4.2 Jenis Therapy
JENIS THERAPY
PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2
( Ny. N ) ( Tn. A )
Infus D5 ¼ NS 14 tpm / 10 jam Infus Nacl 0,9% 500ml / 14 jam
Novorepid 3 x 20 UI ( Syringepump ) Novorepid 3 x 4 UI ( SC )
Lantus 0 – 0 – 20 UI ( SC ) Sansulin 0 – 0 – 14 UI ( SC )
Esomeprazole 3 x 40 mg ( IV ) Omeprazole 2 x 40 mg ( IV )
Ondansetron 3 x 8 mg ( IV ) Ondansetron 3 x 8 mg ( IV )
Vit. K 3 x 1 Ampul ( IV ) Vit. B6 2 x 100 mg ( P.O )
Piracetam 4 x 3 gr ( IV ) Santagesik 3 x 1000 mg ( IV )
Kalnex 3 x 500 mg ( IV ) Furamin 2 x 1 Ampul ( IV )
Paracetamol 1 fl ( Drip ) Phenitoin 3 x 100 mg ( Drip )
Amlodipine 1 x 10 mg ( NGT ) Gabapentin 2 x 100 mg ( P.O )
Amlodipine 1 x 10 mg ( NGT )
44
ANALISA DATA
Data Objektif :
Dehidrasi
Peningkatan frek. nadi (138x/menit)
Nadi teraba tidak kuat / melemah
Tekanan darah menurun
(88/53mmHg)
Tekanan nadi menyempit (35x/menit)
Turgor kulit menurun
Membran mukosa kering
Volume urin output : 50ml/4jam
Hematokrit meningkat : 59%
Perubahan status mental / penurunan
kesadaran dengan GCS (2-2-2 / Sporo
koma)
Suhu tubuh meningkat (38,50C)
BB : 49 KG
GDA : 35md/dL
Tampak pucat
Terpasang NGT terbuka (Terjadi
hematin berwarna hijau pekat :
30ml/3jam)
45
Pasien 2 ( Tn. A ) Hipoglikemi Hipovolemia
Data Subjek : ( D.0023 )
- PenurunanVolume
Intravaskuler
Data Objektif :
Peningkatan frek. nadi (136x/menit)
Dehidrasi
Nadi teraba tidak kuat / melemah
Tekanan darah menurun
(78/47mmHg)
Tekanan nadi menyempit (31x/menit)
Turgor kulit menurun
Membran mukosa kering
Volume urin output : 90ml/4jam
Hematokrit meningkat : 63%
Perubahan status mental / selalu
tertidur dengan GCS (3-2-3/Delirium)
Suhu tubuh meningkat (37,90C)
BB : 55 KG
GDA : 47 md/dL
Tampak pucat
Terpasang NGT tertutup
2. Diagnosa Keperawatan
dengan gejala tanda mayor frek. Nadi meningkat, nadi melemah dan
vol. urin menurun dan gejala tanda minor objektif berupa status mental
46
3. Intervensi Keperawatan
47
4. Implementasi Keperawatan
48
Suhu (38,50C) BB : 49 KG BB : 49 KG
BB : 49 KG
22.42 Memonitor intake dan output 23.10 Memonitor intake dan output 14.30 Memonitor intake dan output
cairan cairan cairan
Vol. Urin output : 50ml/4jam Vol. Urin output : 35ml/4jam Vol. Urin output : 35ml/4jam
22.42 Memberikan posisi trendelenburg 23.10 Memberikan posisi trendelenburg 14.30 Memberikan posisi trendelenburg
Posisi kepala lebih rendah dari Posisi kepala lebih rendah dari Posisi kepala lebih rendah dari
bagian badan bagian badan bagian badan
22.42 Mengkolaborasi pemberian cairan 23.10 Mengkolaborasi pemberian cairan 14.30 Mengkolaborasi pemberian cairan
IV isotonik IV isotonik IV isotonik
Terpasang infus D5 ¼ NS Terpasang infus D5 ¼ NS Terpasang infus D5 ¼ NS
500ml/10 jam 500ml/10 jam 500ml/10 jam
22.43 Mengkolaborasi Pemberian 23.11 Mengkolaborasi Pemberian 14.31 Mengkolaborasi Pemberian
cairan IV hipotonis cairan IV hipotonis cairan IV hipotonis
Terpasang paracetamol 100ml Terpasang paracetamol 100ml Terpasang paracetamol 100ml
(Drip ) ( Drip ) ( Drip )
Terpasang Cairan D40% 4 Terpasang Cairan D40% 4 Terpasang Cairan D40% 4
Kolf ( Drip ) Kolf ( Drip ) Kolf ( Drip )
49
PASIEN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
PASIEN Jam Tindakan TTD Jam Tindakan TTD Jam Tindakan TTD
2 09.30 Memeriksa tanda dan gejala 10.03 Memeriksa tanda dan gejala 15.15 Memeriksa tanda dan gejala
hipovolemia hipovolemia hipovolemia
Tn. A
Frek. nadi (136x/menit) Frek. nadi (130x/menit) Frek. nadi (127x/menit)
Nadi teraba melemah Nadi teraba melemah Nadi teraba melemah
TD (78/47mmHg) TD (75/48mmHg) TD (88/53mmHg)
Tekanan nadi (31x/menit) Tekanan nadi (27x/menit) Tekanan nadi (35x/menit)
Turgor kulit menurun Turgor kulit menurun Turgor kulit menurun
Membran mukosa kering Membran mukosa kering Membran mukosa kering
Hematokrit : 59% Perubahan status mental / Perubahan status mental /
penurunan kesadaran dengan penurunan kesadaran
Perubahan status mental / GCS (2-2-2 / Sporo koma) dengan GCS (2-2-2 /
selalu tertidur dengan GCS (3- Sporo koma)
2-3 / Delirium) Suhu (380C)
Suhu (380C)
Suhu (37,90C) BB : 55 KG
BB : 55 KG
BB : 55 KG
50
09.31 Memonitor intake dan output 10.04 Memonitor intake dan output 15.16 Memonitor intake dan output
cairan cairan cairan
Vol. Urin output : 90ml/4jam Vol. Urin output : 35ml/4jam Vol. Urin output :
35ml/4jam
09.32 Memberikan posisi trendelenburg 10.05 Memberikan posisi trendelenburg 15.17 Memberikan posisi
trendelenburg
Posisi kepala lebih rendah dari Posisi kepala lebih rendah dari
bagian badan bagian badan Posisi kepala lebih rendah
dari bagian badan
09.33 Mengkolaborasi pemberian cairan 10.06 Mengkolaborasi pemberian cairan 15.18 Mengkolaborasi pemberian
IV isotonik IV isotonik cairan IV isotonik
Terpasang infus D5 ¼ NS Terpasang infus D5 ¼ NS Terpasang infus D5 ¼ NS
500ml/10 jam 500ml/10 jam 500ml/10 jam
09.34 Mengkolaborasi Pemberian
cairan IV hipotonis
Terpasang paracetamol 100ml
( Drip )
Terpasang Cairan D40% 4
Kolf ( Drip )
51
5. Evaluasi Keperawatan
Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan
EVALUASI KEPERAWATAN
PASIEN HARI KE 1 HARI KE 2 HARI KE 3
Tanggal 23 – 01 – 2023 Tanggal 24 – 01 – 2023 Tanggal 26 – 01 – 2023
PASIEN Jam Evaluasi TTD Jam Evaluasi TTD Jam Evaluasi TTD
1 06.00 S : - 06.00 S:- 18.23 S:-
Ny. N O: O: O:
Frek. nadi (118x/menit) Frek. nadi (125x/menit) Frek. nadi (129x/menit)
TD (98/46mmHg) TD (94/55mmHg) TD (77/48mmHg)
Tekanan nadi (52x/menit) Tekanan nadi (39x/menit) Tekanan nadi (29x/menit)
Turgor kulit mulai membaik Turgor kulit menurun Turgor kulit menurun
Membran mukosa lembab Membran mukosa kering Membran mukosa kering
Penurunan status mental Penurunan status mental Penurunan status mental
Suhu (37,60C) Suhu (37,80C) Suhu (38,20C)
A : Hipovolemia belum teratasi A : Hipovolemia teratasi A : Hipovolemia tidak teratasi
sepenuhnya sepenuhnya
P : Intervensi dihentikan (Pasien
P : Intervensi dilanjutkan P : Intervensi dilanjutkan meninggal dunia)
52
1. Memeriksa tanda dan gejala 1. Memeriksa tanda dan gejala
hipovolemia (mis. Frekuensi hipovolemia (mis. Frekuensi
nadi, turgor kulit menurun, nadi, turgor kulit menurun,
membran mukosa kering, membran mukosa kering,
volume urin menurun, volume urin menurun,
lemah) lemah)
2. Memonitor intake dan output 2. Memonitor intake dan
cairan output cairan
3. Memberikan posisi 3. Memberikan posisi
trendelenburg trendelenburg
4. Memberikan cairan IV 4. Memberikan cairan IV
isotonik isotonik
53
EVALUASI KEPERAWATAN
PASIEN HARI KE 1 HARI KE 2 HARI KE 3
Tanggal 23 – 01 – 2023 Tanggal 24 – 01 – 2023 Tanggal 26 – 01 – 2023
PASIEN Jam Evaluasi TTD Jam Evaluasi TTD Jam Evaluasi TTD
2 12.30 S : - 12.30 S:- 18.33 S:-
Tn. A O: O: O:
Frek. nadi (118x/menit) Frek. nadi (125x/menit) Frek. nadi (129x/menit)
TD (98/46mmHg) TD (94/55mmHg) TD (87/48mmHg)
Tekanan nadi (52x/menit) Tekanan nadi (39x/menit) Tekanan nadi
(39x/menit)
Turgor kulit mulai membaik Turgor kulit mulai membaik
Turgor kulit mulai
Membran mukosa lembab Membran mukosa lembab membaik
Penurunan status mental Penurunan status mental Membran mukosa
Suhu (37,6 C)0
Suhu (37,8 C)0 lembab
54
membran mukosa kering, membran mukosa kering, 1. Memeriksa tanda dan
volume urin menurun, lemah) volume urin menurun, lemah) gejala hipovolemia (mis.
Frekuensi nadi, turgor
2. Memonitor intake dan output 2. Memonitor intake dan output kulit menurun, membran
cairan cairan mukosa kering, volume
3. Memberikan posisi 3. Memberikan posisi urin menurun, lemah)
trendelenburg trendelenburg 2. Memonitor intake dan
4. Memberikan cairan IV 4. Memberikan cairan IV output cairan
isotonik isotonik 3. Memberikan posisi
trendelenburg
4. Memberikan cairan IV
isotonik
55
4.2 Pembahasan
Januari 2023 jam 22.40 dan pengkajian pada Tn. A dengan usia 73 tahun
kerinng, Volume urin menurun (50ml 4/jam), Hematokrit meningkat (59%). Dan
untuk data minor objektif berupa perubahan status mental / penurunan kesadaran
dengan GCS 2-2-2 (Sporo koma), Suhu tubuh meningkat (38,50C), Berat badan
49 KG.
Turgor kulit menurun, Membran mukosa kerinng, Volume urin menurun (90ml
4/jam), Hematokrit meningkat (63%). Dan untuk data minor objektif berupa
perubahan status mental / selalu tertidur dengan GCS 3-2-3 (Delirium), Suhu
56
hebat dan mual muntah. Setiap makanan ataupun minuman yang dikonsumsi
selalu muntah, dan pada saat sore hari tiba-tiba pasien tidak sadarkan diri
kemudian pasien dibawa oleh keluarga ke IGD RSUD Sidoarjo. Keluarga Ny. N
Novorepid 3x8 unit namun pengobatan tersebut sudah lama dihentikan karena
saat dirumah pasien mengalami kejang tetapi masih dalam keadaan sadar penuh
dengan durasi kejang selama 5 menit dan hanya 1 kali. Selain itu sejak 1 minggu
sebelumnya pasien merasa badannya lemas, mual setiap kali makan. Akhirnya
mellitus adalah pemberian insulin yang diberikan dengan dosis yang kurang atau
terjadi bila terjadi secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat
(Febrianto & Esti Hindariati, 2021) dimana pada kasus diabetes mellitus dapat
kekurangan intake cairan yang ditandai dengan gejala tanda mayor frek.
menurun, membran mukosa kering, vol. urin menurun dan gejala tanda
58
minor objektif berupa status mental berubah, suhu tubuh meningkat dan
(Febrianto & Esti Hindariati, 2021) dimana pada kasus diabetes mellitus ini
bila terjadi secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat
oleh seseorang yang mengalami muntah-muntah juga biasanya sering terjadi dan
kondisi hipovolemi yaitu karena dari awal pada saat dirumah keluarga pasien
kondisi tubuh pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
59
4.2.3 Intervensi Keperawatan
Dari intervensi menurut SIKI DPP PPNI 2018 dapat diterapkan kepada
Perencanaan tindakan pada kasus ini didasarkan pada tinjauan intervensi pada
Pada pasien 1 Ny. N usia 51 tahun dan pasien 2 Tn. A usia 73 tahun
(mis. Frekuensi nadi, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume
urin menurun, lemah), monitor intake dan output cairan, berikan posisi
keadaan pasien. Pada pasien 1 Ny. Y usia 51 tahun dan pasien 2 Tn. A usia 73
60
4.2.4 Implementasi Keperawatan
sesuai dengan intervensi yang telah dibuat. Tidak ada perbedaan dari
implementasi masing-masing pasien, yang berbeda adalah respon atau hasil dari
dengan usia 51 tahun dan pasien 2 Tn.A dengan usia 73 tahun yaitu memeriksa
tanda dan gejala hipovolemia (Frekuensi nadi, turgor kulit menurun, membran
mukosa kering, volume urin menurun, lemah), memonitor intake dan output
memberikan cairan IV hipotonis (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). Pada
pasien 1 dan pasien 2 memiliki implementasi yang sama, tetapi ada sedikit
dan pasien 2 Tn. A yaitu memeriksa tanda dan gejala hipovolemia, memonitor
61
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Suryawan, 2017) dimana
terapi cairan.
yang telah dilakukan selama 3 hari. Pada pasien 1 Ny. N usia 51 tahun
dengan ditandai angka gula darah sempat meningkat namun pasien masih
mengalami keadaan yang sama yaitu penurunan kesadaran atau mata terpejam,
namun keadaan tersebut tidak dapat berlangsung dalam waktu lama dan berakhir
dengan kondisi pasien meninggal. Namun berbeda dengan pasien 2 Tn.A usia 73
Menurut peneliti dari kedua pasien mempunyai hasil evaluasi yang tidak
sama, adanya perbedaan yaitu masalah tidak teratasi pada pasien 1 dimana
setelah dilakukan tindakan 3x24 jam pasien meninggal dunia. Dan pada pasien 2
setelah dilakukan tindakan 3x24 jam masih mengalami keadaan yang sama yaitu
pasien masih selalu tertidur. Namun persamaan dikedua pasien yaitu kedua
pasien disaat mengalami hipovolemia dan terjadi penurunan kadar gula, setelah
62
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pengakajian
kondisi yang sama, seperti sebelum pasien datang ke RSUD keluarga pasien
mengatakan sebelumnya pasien mengalami mual muntah setiap kali makan atau
mengkonsumsi obat diabetes secara rutin, dan pada saat dilakukan pengkajian
cairan aktif yang ditandai dengan gejala tanda mayor objektif turgor kulit
menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun dan ditandai gejala
tanda minor subjektif sebelumnya pasien merasa lemas, objektif suhu tubuh
meningkat.
tanda dan gejala hipovolemia (mis. Frekuensi nadi, turgor kulit menurun,
63
membran mukosa kering, volume urin menurun, lemah), monitor intake dan
dan pasien 2 yaitu memeriksa tanda dan gejala hipovolemia (Frekuensi nadi,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, lemah),
pasien 1 dan pasien 2 memiliki implementasi yang sama, tetapi ada sedikit
pada kedua pasien yaitu masalah tidak teratasi pada pasien 1 dimana setelah
dilakukan tindakan 3x24 jam pasien meninggal dunia. Dan pada pasien 2 setelah
dilakukan tindakan 3x24 jam masih mengalami keadaan yang sama yaitu pasien
masih selalu tertidur. Namun persamaan dikedua pasien yaitu kedua pasien
64
diberikan tindakan terapi cairan kedua pasien mengalami peningkatan kadar
5.2 Saran
mellitus sehingga dapat membantu mengatasi keluhan dan masalah yang timbul
65
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013.
Dinkes Jatim (2022). Profil Kesehatan 2021 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timr. Jawa Timur:Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Krisnatuti, et al. 2014. Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta
Timur: Penebar Swadaya.
66
Syauqy, A. 2015. Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Pasien Diabetes Meltus
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standart Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
67
Lampiran 1
Kepada :
RSUD Sidoarjo”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari tentang
kepentingan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud lain.
terimakasih.
Peneliti
Julia Diningrum
68
Lampiran 2
Kepada :
Setelah membaca maksud dan tujuan penelitian ini maka dengan penuh
responden yang pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi
RSUD Sidoarjo”.
Sidoarjo , 2023
..............................................
69
Lampiran 3
NIM : ...........................................................................
Ruangan : ...........................................................................
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Nama : ...................................
Umur : ...................................
Agama : ...................................
Pendidikan : ...................................
Pekerjaan : ...................................
Alamat : ...................................
70
II. PENGKAJIAN PRIMER
Airway
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Breathing
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Circulation
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Dissability
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Keluhan Utama
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
71
Riwayat Penyakit Keluarga
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Keadaan Umum
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Tanda-Tanda Vital
TD : ...........................................................................
Nadi : ...........................................................................
RR : ...........................................................................
Suhu : ...........................................................................
SPO : ...........................................................................
B1 ( Breathing )
Inspeksi : ............................................................................
Palpasi : ............................................................................
Perkusi : ............................................................................
Auskultasi : ............................................................................
B2 ( Blood )
Inspeksi : ............................................................................
72
Palpasi : ............................................................................
Perkusi : ............................................................................
Auskultasi : ............................................................................
B3 ( Brain )
Inspeksi : ............................................................................
Palpasi : ............................................................................
Perkusi : ............................................................................
Auskultasi : ............................................................................
B4 ( Bladder )
Inspeksi : ............................................................................
Palpasi : ............................................................................
Perkusi : ............................................................................
Auskultasi : ............................................................................
B5 ( Bowel )
Inspeksi : ............................................................................
Palpasi : ............................................................................
Perkusi : ............................................................................
Auskultasi : ............................................................................
B6 ( Bone )
Inspeksi : ............................................................................
Palpasi : ............................................................................
Perkusi : ............................................................................
Auskultasi : ............................................................................
73
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosa Medis
........................................................................................................................
Laboratorium
.................................................................................................................
.................................................................................................................
X-Ray / Rontgent
.................................................................................................................
.................................................................................................................
USG
.................................................................................................................
.................................................................................................................
ECG
.................................................................................................................
.................................................................................................................
Lain-Lain
.................................................................................................................
.................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
74
ANALISA DATA
Umur : ............................................................................
1. Data Subjektif
.................................................
.................................................
Data Objektif
.................................................
.................................................
2. Data Subjektif
.................................................
.................................................
Data Objektif
.................................................
.................................................
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ........................................................................................................................
2. ........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
75
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
Umur : ............................................................................
2.
3.
76
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Umur : ............................................................................
2.
3.
77
E. EVALUASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
Umur : ............................................................................
2.
3.
78