BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mellitus (DM) terkadang dirujuk sebagai “gula tinggi” baik oleh klien maupun
adalah sesuai karena lolosnya sejumlah besar urine yang mengandung gula
diabetes telah meningkat dari 108 juta di tahun 1980 menjadi 422 juta pada
tahun telah meningkat dari 4,7% pada tahun 1980 menjadi 8,5% pada tahun
berpenghasilan menengah dan rendah. Pada tahun 2015, diperkirakan 1,6 juta
kematian secara langsung disebabkan oleh diabetes. 2,2 juta kematian lainnya
disebabkan oleh glukosa darah tinggi pada tahun 2012. Hampir setengah dari
semua kematian akibat glukosa darah tinggi terjadi sebelum usia 70 tahun.
tahun 2016, aceh masuk dalam daftar Sembilan besar daerah Indonesia yang
mencapai hampir 500.000 orang atau sekitar 9,8% dari total penduduk Aceh
2
yang berjumlah 5.096.248 jiwa (data BPS Aceh, 2016). Prevalensi penderita
diabetes di kalangan di atas 15 tahun telah meningkat dari 9,8% pada tahun
2016 menjadi 10,9% pada tahun 2018 (riskesdas, 2018). Sementara penduduk
penyakit diabetes melitus tercatat pada tahun 2016 yaitu sebanyak 163
penderita, pada tahun 2017 sebanyak 128 penderita, dan pada tahun 2018
sebanyak 300 penderita. Dari data tersebut penderita diabetes melitus selalu
Dampak yang dapat terjadi pada penderita DM terbagi menjadi 2 antara lain,
jangka pendek yang terdiri dari infeksi (radang paru-paru atau luka pada kaki),
laporan karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien
B. Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada asuhan keperawatan pada
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Mellitus.
2. Manfaat Praktis
4
b. Bagi Klien
c. Bagi Perawat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
utama yang khas, yaitu Urine yang dari bahasa yunani yang berarti
yang berlebihan, dan “mellitus” dari bahasa yunani dan latin yang berarti
2015).
1) Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destrusksi sel beta pulau legerhans akibat preses
autoimun.
2) Tipe II : NIDDM
b) Diabetes kehamilan
lambung.
menyentruk limfa.
mensekresikan insulin.
Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang
darah dengan cara membantu glukosa darah yang masuk kedalam sel.
kronmafin.
3. Etiologi
a. DM Tipe I
8
berikut;
b. DM Tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relatife sel beta dan resistensi insulin,
berikut;
4. Patofisologi
meningkat, baik pada musim semi gugur, dan onset sering bersana
II. Respon terbatas sel beta terhadap hipeglikemia tanpa menjadi faktor
sampai dengan kadar glukosa darah tinggi (Black & Hawks, 2015).
defisiensi insulin.
mmol L)
jam.
dalam air.
6. Tindakan Medis
yang intensif. Hasil studi (uji coba) mengenai diabetes control and
atau dua kali injeksi insulin setiap hari. Perbaikan pada signifikan
Donelly, 2015).
13
2) Area Injeksi
kerja trofik local dari insulin. Hipertropi lipid dapat tidak terlihat
isnpeksi area injeksi adalah bagian penting dari study tahunan pada
Hasil pada tahun pertama. Akan tetapi, studi yang dilakukan oleh
Fungsi ginjal yang menurut 2-4 kali dari fungsi ginjal pasien
Donelly, 2015).
b. Diabetes Tipe II
menit per hari (akan lebih baik bila di tambah 30-60 menit lagi)
dua kali sehari, dan ditingkatkan menjadi 850 mg tiga kali sehari
7. Prosedur Diagnostik
kali pemeriksaan :
>200 mg/dl).
c. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostic,
d. Tes saring
e. Tes diagnostic
1) Mikroalbuminurian : Urin
8. Diet
Selain mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet yang
separuh kebutuhan energy diperoleh dari zat ini. Ada dua golongan
yang harus di urai menjadi rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam
selai, sirup, permen dan minuman ringan, langsung masuk kedalam aliran
darah sehingga kadar gula dalam darah bisa langsung melejit naik.
semangka dan lain-lain. Sedangkan buah yang terlalu manis seperti sawo,
jeruk, nanas, nagka dan buah berbentuk bulat kecil (anggur, leci, duku,
komposisi 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein, lebih cocok
untuk orang Indonesia di bandingkan dengan diet A yang terdiri dari atas
40-50% karbohidrat lumayan tinggi, juga kaya serat dan rendah kolestrol.
kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda) di
gambas, cabai hijau, labu air, terong, tomat, dawi) akam menekan
kenaikan kadar glukosa dan kolestrol di dalam darah, bawang merah dan
bawang putih serta buncis di ketahui sangat baik untuk di tambah dalam
lemak darah dan glukosa. Bagi penderita yang tidak mempunyai masalah
dengan berat badan 50 kg, maka kebutuhan kalori dalam sehari adalah
dengan porsi sedang, maksudnya agar jumlah kalori yang masuk merata
sepanjang hari. Tujuan akhir agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat
waktu sekitar 3 jam), yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi
seperti nasi, daging berlemak, jeroan, kuning telur juga makanan berlemak
seperti eskrim, sosis, coke, coklat, gorengan. Sayuran berwarna hijau gelap
dan jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim sangat baik di konsumsi
ginjal, konsumsi buah, sayuran hijau dan makanan berprotein tinggi harus
di batasi agar member beban kerja yang berat bagi ginjal (Kristiana, 2012).
B. Asuhan Keparawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas Ego
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa nyeri/
abdomen.
e. Makanan/ cairan
f. Neorosensori
g. Nyeri/ kenyamanan
h. Pernapasan
i. Keamanan
j. Seksualitas
k. Penyuluhan/ pembelajaran
2. Doagnosa Keperawatan
dan dehidrasi
Kriteria Hasil :
1) Tanda-tanda vital stabil
3) Akrar hangat
Intervensi :
1) Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan
ortostatik.
membran membrosa.
Rasional :
1) Hipovolemia dapat di manifestasikan oleh hipotensi
dan tskikardic.
Kriteria Hasil :
1) Berat badan dan tinggi badan ideal
Intervensi :
1) Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.
diprogramkan
Rasional :
1) Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan
terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia.
menentukan diet ).
26
komplikasi.
tentang penyakitnya
Kriteria Hasil :
1) Pasien mengetahui tentang proses penyakit, diet,
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang
Rasional :
1) Untuk memberikan informasi pada pasien/keluarga,
Intervensi :
1) Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi nyeri yang dialami
pasien.
nyeri.
Rasional :
1) Untuk mengetahui berapa berat nyeri yang dialami
pasien.
28
melakukan tindakan.
Kriteria Hasil :
1) Berkurangnya oedema sekitar luka.
Intervensi :
1) Kaji luas dan keadaan luka serta proses
penyembuhan.
Rasional :
1) Pengkajian yang tepat terhadap luka dan proses
tindakan selanjutnya.
perkembangan penyakit.
Kriteria Hasil :
1) Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi
perasaan
30
Intervensi :
1) Anjurkan pasien/keluarga untuk mengepresikan
Rasional :
1) Mengisdentifikasi area perhatiannya dan
terhadap sepsis
awal penyembuhan.
Intervensi :
1) Kaji adanya tanda-tanda penyebaran infeksi pada
luka.
Rasional :
1) Pengkajian yang tepat tentang tanda-tanda penyebaran
selanjutnya.
32
infeksi.
3. Intervensi Keperawatan
atau hiperglikemia)
4. Implementasi
psikologis.
5. Evaluasi
sebagai berikut.
1. Kondisi tubuh pasien stabil, tidak terjadi gangrene, tidak terjadi nyeri
BAB III
METODE PENULISAN
A. Desain Penulisan
B. Batasan Istilah
mellitus (DM) terkadang dirujuk sebagai “gula tinggi” baik oleh klien maupun
adalah sesuai lolosnya sejumlah besar urine yang mengandung gula cirri dari
2019.
D. Pengumpulan Data
riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga dll). Sumber data dari klien,
permintaan.
36
3. Studi dokumentasi dan angket (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data
E. Analisis Data
data sampai dengan semua data terkumpul, analisa data dilakukan dengan cara
Teknik analisis digunakan dengan cara observasi oleh penulis dan studi
1. Pengumpulan Data
2. Mereduksi Data
3. Penyajian Data
4. Kesimpulan
dan evaluasi.
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada tinjauan kasus ini, penulis melakukan pengkajian kasus yaitu kasus
klien dengan diabetes mellitus di Ruang Perawatan Medikal Bedah Rumkit TNI
Asuhan Keperawatan yang dilakukan terhadap klien Diabetes Mellitus selama tiga
hari mulai dari tanggal 07 sampai dengan 09 mei 2019 melalui pendekatan proses
keperawatan.
A. Pengkajia
Identitas Klien
1. Nama : Ny.M,
2. Umur : 37 tahun,
5. Agama : Islam,
6. Pendidikan : SMA,
8. Alamat : Mongedong,
sakit kepala. Klien mengatakan “saya merasa badan saya lemas semenjak 3
hari sebelum masuk ke rumah sakit disertai sakit perut dan di hari ke duanya
kurang lebih selama 2 hari kepala saya sakit dan gak kunjung sembuh,
35, Leu 10 GDS 346 ml/dl. klien terlihat cemas dengan kondisi yang
Klien mengatakan masuk kerumah sakit karena lemas, sakit perut dan
semakin lemas, sakit perut dan kepala semakin sakit, dan saya langsung
Sampai saat ini klien tidak mengalami alergi obat, dalam segi makanan klien
Riwayat penyakit
Klien mengatakan sebelumnya tidak mengalami/menderita penyakit yang
Dari keluarga klien yang mengalami penyakit DM atau penyakit yang sama
yang diderita klien hanya beberapa anggota keluarga pasien saja yang
Genogram
Keterangan :
: Klien
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan Meninggal
: Tinggal serumah
: Garis Perkawinan
: Garis keturunan
Ket. Klien merupakan anak pertama dan terakhir dalam keluarganya, Klien
bersama suami dan ke tiga anaknya. Dan sebelumnya belum ada anggota
Kebiasaan Sehari-hari
a. Biologi
1. Nutrisi
yang disukai, nasi dan ikan asin dan lauk, Makanan pantangan
hari, Nafsu makan kurang, klien hanya makn 1/3 porsi Dari 1 porsi
2. Tidur
hari, Cara mengatasi minum air putih hangat, Sesudah Msauk RS,
bau tidak ada kelainan dan bau khas, Sebelum Masuk RS,
jernih, Kelainan dan bau tidak ada kelainan dan bau khas BAB
42
tidak ada kelainan dan bau khas, Sesudah Masuk RS, Frekwensi 1
lembek, Kelainan dan bau tidak ada kelainan dan bau khas
4. Aktivitas
5. Personal hygiene
6. Rekreasi
b. Psikologis
Persepsi klien klien ingin cepat sembuh, konsep diri klien cemas
c. Sosial
Hubungan antar keluarga baik, hubungan dengan orang lain baik,
d. Spritual
Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
156 cm/ 55 kg, penampilan Rapi, ciri-ciri tubuh : berisi tidak terlalu
sclera tidak dijumpai ikterus, conjungtiva tidak anemis, pupil & reflex
cahaya normal, posisi bola mata sinetris kiri dan kanan, klien tidak
44
asing dan tidak ada setres, baik, dapat membedakan bau dan wangi,
mukosa tidak ada peradangan mukosa, tidak ada polip, tidak ada
baik, dapat mendegar detak jam, tidak ada serumen atau cairan, tidak
ada peradangan, tidak ada memakai alat bantu, mulut bersih, bentuk
ada kelainan. thorax dan fungsi pernafasan fkuensi : 22 x/i, tidak ada
sputum.
Pemeriksaan lab
P = 12-16 g/dl
P = 3,8-8,5 Juta/ dl
Pola makanan /minuman : Klien makan 2-3 X sehari, diit yang disediakan
Pola istirahat : Selama sakit klien kuang istiraht karena mengalami rasa
sakit/nyeri.
Penatalaksanaan Medis/Terapi
Analisa data
Data subjektif : klien mengtakan lemas, sakit perut dan sakit kepala. Data
tidak sehat.
46
Data subjektif : klien mengtakan tidak nafsu makan, makan tidak habis,
informasi.