Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes melitus menurut American Diabetes Association


(ADA) tahun 2017 merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.
Beberapa gejala yang sering ditemukan pada penderita
diabetes adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan
berat badan, dan penglihatan kabur.

Faktor risiko yang sering memengaruhi timbulnya


penyakit diabetes mellitus menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun
2013 antara lain: obesitas pada perempuan usia >18 tahun
yaitu sebanyak 20,0%, aktivitas fisik yang kurang pada usia
>10 tahun sebanyak 26%, hipertensi pada usia >18 tahun
sebanyak 25,8%, dan dislipidemia (hiperkolesterolemia) pada
usia >15 tahun sebanyak 35,9%.

Penderita diabetes melitus di dunia sampai saat ini


jumlahnya semakin bertambah. Menurut World Health
Organization (WHO) tahun 2016, jumlah penderita diabetes
telah meningkat dari 108 juta penduduk pada tahun 1980
menjadi 422 juta penduduk pada tahun 2014. Peningkatan
jumlah penderita diabetes melitus juga terjadi di Indonesia.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI), diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi
diabetes melitus di Indonesia mencapai 21,3 juta orang. Hasil
Riskesdas 2013, prevalensi diabetes melitus berdasarkan
1
wawancara terjadi peningkatan dari 1,1% tahun 2007 menjadi
2,1% tahun 2013 dan yang terdiagnosis oleh dokter

sebanyak 1,5%.

Komplikasi berupa ulkus diabetik merupakan komplikasi


yang sering terjadi di sebagian besar penderita DM, bahkan
luka kaki pada penderita diabetes melitus seringkali menjadi
alasan seseorang menjalani perawatan di rumah sakit.
Data persentase komplikasi DM di RSCM tahun
2011 menunjukkan komplikasi yang paling banyak diderita oleh
penyandang DM adalah neuropati sebesar 54% (Infodatin,
2014). Penelitian lain menunjukkan prevalensi ulkus kaki pada
penderita diabetes melitus yang usianya ≥ 25 tahun sebanyak 2,05
% dari 62.681 pasien (Rubeaan, dkk, 2015).

B. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum
Untuk mendokumentasikan asuhan keperawatan pada
pasien pengelolaan penderita Diabetes Melitus tipe II di
Ruang Al Halim RS RST Dompet Dhuafa
b. Tujuan Khusus
 Mampu menjelaskan konsep dasar diabetes melitus tp
II yang meliputi definisi, etiologi, klasifikasi,
manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi dan
penatalaksanaan.
 Mampu menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada
pasien diabetes melitus tp II yaitu meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi, dan evaluasi.
 Mampu menganalisa serta menjelaskan asuhan
keperawatan pada Ny. S dengan Tumor mammae yang
2
meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.

C. Manfaat Penelitian

a. Rumah Sakit

Laporan asuhan keperawatan ini dapat menjadi masukan


dalam pelayanan peningkatan asuhan keperawatan pada
pasien DM

b. Mahasiswa
Laporan kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan mahasiswa kesehatan dalam menegakkan
diagnosa keperawatan sesuai kasus kelolaan.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Penyakit

a. Definisi
Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang
komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat,
protein dan lemak dan berkembangnya komplikasi makro
vaskuler, mikro vaskuler dan neurologis. (Purwanto. H, 2016)

Diabetes melitus menurut American Diabetes


Association (ADA) adalah suatu penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua


duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan
dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi beberapa organ
tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh
darah. (Tanto. C, dkk, 2014)

Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau


selaput lender dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas
dan disertai infasi kuman saprofit. Adanya kuman saprofit
tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga
merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit
DM dengan neuropati perifer (Andyagreeni, 2010).

4
b. Etiologi

1. DM tipe 1

Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan


penghancuran sel-sel beta pancreas yang disebabkan
oleh

1.1. Faktor genetik penderita tidak mewarisi diabetes


tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi
atau kecendrungan genetik kearah terjadinya
diabetes tipe 1.

1.2. Faktor imunologi (autoimun).

1.3. Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu


dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta. Destruksi sel beta, pada
umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute
yaitu autoimun dan idiopatik.

2. DM tipe II

Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan


resistensi insulin. Faktor resiko yang berhubungan
dengan proses terjadinya diabetes tipe II antara lain:
usia, obesitas, riwayat dan keluarga.

Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca


pembedahan di bagi menjadi 3 yaitu:

1.1. <140 mg/DL = normal

1.2. 140 - <200 = toleransi glukosa terganggu


1.3. >200 mg/DL = diabetes
DM tipe II bervariasi mulai dari yang dominan resistensi
5
insulin disertai defisiensi insulin relative sampai efek
insulin disertai resistensi insulin.

3. DM tipe lain

1.1. Defek genetik fungsi sel beta

1.2. Defek genetik kerja insulin: resistensi insulin tipe


A, leprechaunisme, sindrom rabson mendenhall
1.3. Penyakit eksokrin pancreas: pancreatitis. Trauma
/ pankreatektomi, neoplasma, fibrosis kistik
1.4. Endokrinopati : akromegali, sindrom cushing,
feokromositoma

1.5. Obat atau zat kimia: vacor,


pentamidin, asam nikotinat, glukokortikoid,
hormone tiroid, diazoxid, tiazid.
1.6. Infeksi: rubella congenital

1.7. Imunologi (jarang) : sindrom stiff-man, anti bodi anti

reseptor insulin

1.8. Sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM

(ADA, 2014).

c. Manifestasi Klinis
1. Poliuria
Kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa
melalui membrane dalam sel menyebabkan
hiperglikemia sehingga serum plasma meningkat atau
hiperosmolariti menyebabkan cairan intrasel
berdifusi kedalam sirkulasi atau cairan intravaskuler,
aliran darah keginjal meningkat sebagai akibat dari
6
hiperosmolariti dan akibatnya akan terjadi diuresis
osmotic (poliuria).
2. Polidipsia
Akibat meningkatnya difusi cairan dari intrasel
kedalam vaskuler menyebabkan penurunan volume
intrasel sehingga efeknya adalah dehidrasi sel.
Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi keringdan
sensor 12 haus teraktivasi menyebabkan seseorang
haus terus dan ingin selalu minum (polidipsia).
3. Poliphagia
Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari
menurunnya kadar insulin maka produksi energi
menurun, penurunan energy akan menstimulasi rasa
lapar. Makareaksi yang terjadi adalah seseorang akan
lebih banyak makan (poliphagia).
4. Penurunan berat badan Karena glukosa tidak dapat di
transport kedalam sel maka sel kekurangan cairan
dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat
dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh
jaringan terutama otot mengalami atrofidan
penurunan secara otomatis.
5. Malaise atau kelemahan.
6. Kesemutan pada ekstremitas.
7. Infeksi kulit dan pruritus.
8. Timbul gejala ketoasidosis & samnolen bila berat. (Purwanto. H,
2016).

d. Klasifikasi

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun


2011, klasifikasi Diabetes Melitus adalah sbb:
7
1. Diabetes Melitus tipe 1
Karakteristik dari DM tipe 1 adalah insulin yang
beredar di sirkulasi sangat rendah, kadar glukagon
plasma yang eningkat, dan sel beta pankreas gagal
berespons terhadap stimulus yang semestinya
meningkatkan sekresi insulin. DM tipe 1 sekarang
banyak dianggap sebagai penyakit autoimun.

2. Diabetes Melitus tipe 2

Diabetes mellitus tipe II disebabkan oleh faktor


keturunan dan juga gaya hidup yang kurang sehat.
Hampir seluruh penderita diabetes menderita tipe
kedua ini. Meskipun mengenai dihampir semua
penderita diabetes, gejalanya sangatlah lambat.
Sehingga perkembangan penyakit ini membutuhkan
waktu bertahun-tahun.

3. Diabetes Kehamilan/gestasional

Diabetes kehamilan didefinisikan sebagai


intoleransi glukosa dengan onset pada waktu
kehamilan. Diabetes jenis ini merupakan komplikasi
pada sekitar 1-14% kehamilan. Biasanya toleransi
glukosa akan kembali normal pada trimester ketiga.

e. Komplikasi

Menurut Tarwoto (2012) komplikasi diabetes melitus


digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Komplikasi Akut

8
Terjadi sebagai akibat dari
ketidakseimbangan jangka pendek dalam
glukosa darah,yaitu :

1.1. Hipoglikemia : komplikasi insulin


dalam menerima jumlah banyak dari
kebutuhan

1.2. Ketoasidosis Diabetik : Gangguan


metabolik terjadi akibat defisiensi insulin
dikarakteristikan dengan hiperglikemia
eksterm lebih 300 mg/dL

2. Komplikasi Kronis
Umumnya terjadi 10-15 tahun

1.1. Komplikasi mikrovaskuler berupa retinopati,


nefropati, dan neuropati
1.2. Neuropati
1.3. Komplikasi makrovaskuler

f. Patofisiologi dan Pathway

1. Patofisiologi

Diabetes melitus merupakan penyakit


kronis yang berkaitan dengan defisiensi atau
resistensi insulin relative atau absolut dan
ditandai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, protein, lemak. (Paramita, 2011).

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit


dimana kadar glukosa di dalam darah tinggi
karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara cukup. Sehingga
9
mengakibatkan hiperglikemia. Glukosa secara
normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu
dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari
makanan yang dikonsumsi. Insulin merupakan
hormon yang diproduksi pankreas dan
mengendalikan kadar glukosadalam darah
dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya. Pada diabetes tipe II terdapat
dua masalah utama yang berhubungan dengan
insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat
dengan reseptor khusus pada permukaan sel
sehingga terjadi suatu rangkaian reaksi dalam
metabolisme glukosa di dalam sel Adanya
resistensi insulin pada diabetestipe II disertai
dengan penurunan reaksi intrasel membuat
insulin tidak efektif dalam menstimulasi
pengambilan glukosa oleh jaringan (Kwinahyu,
2011). Berkurangnya protein dalam jaringan
tubuh. Pasien „ pasien yang mengalami
defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan
kadar glukosa plasma puasa yang normal
atau toleransi sesudah makan. Pada
hiperglikemia yng parah yang melebihi ambang
ginjal normal (konsentrasi glukosa darah
sebesar 160 „ 180 mg/100 ml), akan timbul
glikosuria karena tubulus „ tubulus renalis
tidak dapat menyerap kembali semua glukosa.
Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang menyebabkan poliuri disertai
kehilangan sodium, klorida, potasium, dan
10
pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi
dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang
keluar bersama urine maka pasien akan
mengalami keseimbangan protein negatif dan
berat badan menurun serta cenderung terjadi
polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau
kekurangan energi sehingga pasien menjadi
cepat telah dan mengantuk yang disebabkan
oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh
dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat
untuk energi. Hiperglikemia yang lama akan
menyebabkan arterosklerosis, penebalan
membran basalis dan perubahan pada saraf
perifer. Ini akan memudahkan terjadinya
gangrene.

Pathway

11
g. Penatalaksannaan

1. Penatalaksanaan secara medis

 Obat Hipoglikemik Oral

Golongaan Sulfonilurea / sulfonyl ureas

Obat ini paling banyak digunakan dan dapat


dikombinasikan dengan obat golongan lain,
yaitu biguanid inhibitor alfa glukosidase atau
insulin. Obat golongan ini mempunyai efek
utama meningkatkan produksi insulin oleh sel-
sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan
utama para penderita DM tipe 2 dengan berat
badan berlebihan

Golongan Biguanad /metformin Obat ini


mempunyai efek utama mengurangi
glukosa hati, memperbaiki pengambilan
glukosa dari jaringan (glukosa perifer)
dianjurkan sebagai obat tinggal pada pasien
kelebihan berat badan.

Golongan Inhibitor Alfa Glikosidase

Mempunyai efek utama menghambat


penyerapan gula di saluran pencernaan sehingga
dapat menurunkan kadar gula sesudah makan.
Bermanfaat untuk pasien dengan kadar gula
puasa yang masih normal.

 Insulin

Indikasi insulin Pada DM tipe 1 yang


tHuman Monocommponent Insulin (40
12
UI dan 100 UI/ml injeksi) yang beredar
adalah actrapid Injeksi insulin dapat
diberikan kepada penderita DM tipe11
yang kehilangan berat badan secara
drastis. Yang tidak berhasil dengan
penggunaan obat-obatan anti DM
dengan dosis maksimal atau mengalami
kontra indikasi dengan obat-obatan
tersebut. Bila mengalami ketoasidosis,
hiperosmolar asidosis laktat, stress berat
karena infeksi sistemik, pasien operasi
berat , wanita hamil dengan gejala DM
yang tidak dapat dikontrol dengan
pengendalian diet.

Jenis insulin

Insulin kerja cepat jenisnya adalah reguler insulin, cristalin


zink, dan semilente

Insulin kerja sedang Jenisnya adalah NPH (Netral


Protamine Hagerdon)

Insulin kerja lambat Jenisnya adalah PZI (Protamine


Zinc Insulin)

2. Penatalaksanaan Secara Keperawatan


 Diet
Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan
makanan walaupun telah mendapat penyuluhan perencanaan
makanan, lebih dari 50% pasien tidak melaksanakannya.
Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu yang
seimbang dengan komposisi Idealnya sekigtar 68%
karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein. Karena itu
13
dietyang tepat untuk mengendalikan dan mencugah agar berat
badan ideal dengan cara:

Kurangi Kalori dan lemak

Kurangi Karbohidrat komplek

Hindari makanan manis dan Perbanyak konsumsi serat.

 Olahraga
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena
membuat insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga
membantu menurunkan berat badan, memperkuat jantung dan
mengurangi stress .Bagi pasien DM melakukan olahraga
dengan teratur akan lebih baik tetapi jangan melakukan
olahraga terlalu berat.

14
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. PENGKAJIAN

Pengkajian tgl : 3 Mei 2023 Jam : 08.00 WIB


Tanggal MRS : 1 Mei 2023 Jam : 10.00 WIB
Ruang/Kelas : Al Halim NO. RM : 137614
Dx. Masuk : Dm tp II
Dokter yang merawat : dr. Dwi, Sppd

15
Nama : Ny.S
Kelamin :
Umur : 60 Thn
Perkawinan :
Agama : Islam
Penanggung
Biaya :
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Identitas

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Komp. Inkopad
Keluhan utama :
pasien mengeluh haus, pusing dan lemas.
Riwayat penyakit saat ini :
pasien mengatakan kaki sering kesemutan, merasa lemah dan pusing, susah tidur di malam hari
karena pengen kencing terus, berkeringat, gatal- gatal di seluruh tubuh pasien juga mengeluh nyeri
Riwayat Sakit dan Kesehatan

pada area kelamin luar saat berkemih dan terasa peri di area luka pada perut sebelah kanan,
terdapat luka pada abdomen kanan karena di garuk, luas luka 2,5 cm. Skala nyeri 6 (nyeri sedang),
pasien tampak meringis kesakitan, kulit pasien tampak kering dan kemerahan, pasien juga
mengatakan waktu belum sakit mempunyai kebiasaan suka makanan manis, dan tidak pernah
berolahraga.
Penyakit yang pernah diderita :
Pasien mengatakan pernah di rawat di RS dengan penyakit yang sama
Riwayat penyakitkeluarga :
Keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit seperti yang diderita pasien, keluarga juga tidak
mempunyai riwayat penyakit Dm, Hipertensi dan Asma
Riwayat alergi:  ya  tidak Jelaskan :
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum:  baik  sedang  lemah Kesadaran: CM
Tanda vital TD: 120/80 mmHgNadi: 80 x/mnt Suhu : 36 ºC RR: 26
x/mnt
16
Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
Pernafasan Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-lain: -
Suara nafas:  verikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi Lain-lain:
Sesak nafas  Ya  Tidak  Batuk  Ya  Tidak
Masalah: Tidak ada
Irama jantung:  Reguler  Ireguler S1/S2 tunggal  Ya  Tidak
Nyeri dada:  Ya  Tidak
Kardiovaskuler

Bunyi jantung:  Normal  Murmur  Gallop lain-lain


CRT: < 3 dt > 3 dt
Akral:  Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin basah
Masalah: Tidak adamasalah
GCS Eye: 4 Verbal:5 Motorik:6 Total: 15
Refleks fisiologis:  patella  triceps  biceps lain-lain:
Persyarafan

Refleks patologis:  babinsky  budzinsky  kernig lain-lain:


Lain-lain:
Istirahat / tidur: jam/hari Gangguan tidur:
Masalah:

Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor  Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga :
Penginderaan

Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak Jelaskan:


Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak Jelaskan:
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak Jelaskan:
Lain-lain
Masalah:

17
Kebersihan:  Bersih  Kotor
Urin: Jumlah: cc/hr Warna: Bau:
Alat bantu (kateter, dan lain-lain):
Perkemihan

Kandung kencing: Membesar  Ya  Tidak


Nyeri tekan  Ya  Tidak
Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia  Inkontinensia  Lain-lain:
Masalah:

Nafsu makan:  Baik  Menurun Frekuensi: 1 x/hari


Porsi makan:  Habis  Tidak Ket: ¼ Porsi saat sakit
Diet :-
Minum: cc/hari Jenis:
Mulut dan Tenggorokan
Mulut:  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa  Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan
 Pembesaran tonsil  Lain-lain:-
Pencernaan

Abdomen  Tegang  Kembung  Ascites  Nyeri tekan, lokasi: Sebelah


kiri
Peristaltik x/mnt
Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Pembesaran lien  Ya  Tidak
Buang air besar x/hari Teratur:  Ya  Tidak
Konsistensi Bau: Warna:
Lain-lain:

Masalah:

18
Kemampuan pergerakan sendi:  Bebas  Terbatas
Kekuatan otot: 5 5
4 4
Kulit
Warna kulit:  Ikterus  Sianotik  Kemerahan  Pucat  Hiperpigmentasi
Muskuloskeletal/ Integumen

Turgor:  Baik Sedang  Jelek


kulit kurang elastis, kulit tampak kering dan ada luka akibat menggaruk
Odema:  Ada  Tidak ada Lokasi
Luka  Ada  Tidak ada Lokasi pada area perut luka karena di
garuk(luas 2,5 cm)
Tanda infeksi luka  Ada  Tidak ada Yang ditemukan :
kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain :

Masalah:

Pembesaran Tyroid  Ya  Tidak


Hiperglikemia  Ya  Tidak Hipoglikemia  Ya  Tidak
Endokrin

Luka gangren  Ya  Tidak Pus  Ya  Tidak


Masalah:

Mandi : Sikat gigi :


Personal Higiene

Keramas : Memotong kuku:


Ganti pakaian :
Masalah: 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL (personal
hygiene)

19
Orang yang paling dekat:
Psiko-sosio-spiritual Hubungan dengan teman dan lingkungan sekitar:
Kegiatan ibadah:
Lain-lain :

Masalah:

Hasil Pemeriksaan
Jenis Nilai Tanggal
Pemeriksaan Normal 01/05/2023 03/05/2023 04/05/21 05/05/2023 06/05/2023

glukosa 70-100 245 227 185 141 120


darah puasa mg/dl
Glukosa s/d- 256 243 220 170 170
darah 2 jam 120
pp mg/dl
Pemeriksaan penunjang

Ureum 10-50 128


mg/dl
keratin 0,5-0,9 6,4
mg/dl
Na 136- 135
146
K 3,50- 3,50
5,30
CI 97,0- 119,2
111,0
CA 1,120- 0,270
1,320

20
Hasil Ro thorax
Radiologi/ USG, dll Kesimpulan :
Tidak tampak proses spesifik aktif/bronkopneumonia/pneumonia.
Tidak tampak kardiomegali.
Atherosklerosis aorta.

21
Nama obat Dosis Indikasi Kontra
Indikasi
IVFD Nacl 20 tpm untuk mengganti cairan pasien dengan riwayat asidosis
tubuh yang hilang metabolisme dikarenakan klorida pada
karena beberapa factor. natrium klorida dapat meningkat dalam
tubuh. Pasien dengan retensi cairan
seperti: hypernatremia, hypokalemia,
dan gagal janutng
Cefotaxime 3x2 gr infeksi bakteri gram hipersensitif terhadap sefalosporin,
positif dan gram negatif, porfiria. Efek samping: diare dan
colitis, mual muntah, sakit kepala
Antrain 3x1 menurunkan demam, hindari penggunaan antrain pada
Amp dan meringankan rasa pasien: hipersensitivitas (termasuk
Terapi:

sakit, seperti sakit rhinitis, asma urtikaria), metamizole,


kepala, sakit gigi, nyeri turunan pirazolon, obat anti inflamasi
sendi, nyeri otot, non steroid, supresi sumsum tulang
dismenore (nyeri haid). belakang/ gangguan hematopoietic
(mis: anemia aplastic, agranulositosis,
leukopenia), dan kondisi
kardiovaskular tidak stabil. Anak-anak
dan ibu menyusui.
Novarapid 3x14 untuk mengobati obat novorapid ini sebaiknya tidak
unit /sc penyakit diabetes atau diberikan pada penderita dengan
kencing manis. Selain riwayat: hipoglikemia, alergi atau
itu, obat novorapid juga hipersensitif pada kandungan obat atau
digunakan untuk terapi insulin aspart.
penyakit
diabetes militus tipe 1

22
DATA FOKUS

No. DataSubjektif Data objektif


 pasien mengatakan kaki sering kesemutan, merasa  Pasien tampak meringis
lemah dan pusing, rasa susah tidur di malam hari  Pasien tampak lemah dan
karena pengen kencing terus, pasien juga gelisah
mengatakan waktu belum sakit mempunyai  Skala Nyeri 6
kebiasaan suka makan makanan manis, dan tidak  BB 80 Kg
pernah berolaraga.  TB 156 cm
 Pasien mengatakan pernah di rawat di RS dengan  Td : 130/80 mmhg
penyakit yang sama  N : 80 x/m
 Keluargatidakmempunyairiwayatpenyakitseperti  S : 36,8
yang dideritapasien, keluarga juga  RR : 26 x/m
tidakmempunyairiwayatpenyakit Dm, Hipertensi  BB : 80 Kg
dan Asma  Kesadaran : CM
 pasien mengeluh nyeri pada area kelamin luar dan  GCS : 15
nyeri pada area luka abdomen kanan atas bekas  Mukosa mulut klien
garuk. Skala nyeri 6 (nyeri sedang). kering
 Pasienmengeluhselalulemas  Turgor kulit tidak elastis
 Makan/minum: 3
xsehari/4 gelas perhari
 BAK 8-9x/hari dan BAB
normal 1x/ hari
 Pasien tampak
meneteskan air mata
 Pasien tampak
tidaknyaman

23
ANALISA DATA

Data Masalah Etiologi


DS: Ketidakstabilan kadar Hiperglikemia
glukosa dalam darah
pasien mengatakan kaki sering kesemutan,
merasa lemah dan pusing, rasa susah tidur di
malam hari karena pengen kencing terus, pasien
juga mengatakan waktu belum sakit mempunyai
kebiasaan suka makan makanan manis, dan
tidak pernah berolaraga.

DO:

pasien tampak lemah, pucat, berkeringat,


konjungtiva pucat. hasil laboratorium di dapat
gula darah puasa: 227 mg/dl sedangkan Glukosa
darah 2 jam pp: 243 mg/dl.
DS: pasien mengeluh nyeri pada area kelamin Nyeri Akut Agen pencedera
luar dan nyeri pada area luka abdomen kanan fisik
atas bekas garuk. Skala nyeri 6 (nyeri sedang).

DO: Wajah pasien tampak meringis, TD: 130/80


MmHg, N: 100 x/menit
DS: Gangguan integritas Factor Mekanis
kulit (menggar uk)
pasien mengatahkan gatal seluruh badan.

DO: kulit pasien tampak kering, pasien tampak


terus menggaruk badanya dan pada area
abdomen kanan terdapat luka akibat di garuk

(luas luka 2,5 cm), dan kaki bengkak.

24
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah berhubungan dengan Hiperglikemi

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanis( menggaruk)

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny.S Nama Mahasiswa : Nurfitri Septya
Ruang : Al Halim
No.M.R. : 137614

No Diagnosa Tujuan/Luaran Intervensi tindahkan


1 Ketidaksta Setelah dilakukan Manajeme Observasi:
bilan kadar asuhan n 1. Identifikasi kemungkinan
glukosa keperawatan Hiperglike penyebab hiperglikemia
dalam darah selama 3x24 jam mia 2. Monitor kadar glukosa darah.
b.d diharapkan kadar 3. Monitor tanda dan gejala
I: 03115
Hiperglike glukosa darah hiperglikemia.
mia Dalam batas normal 4. Monitor intake dan output
cairan
Luaran:
5. Monitor frekuensi nadi
kestabilan kadar
glukosa darah TERAPEUTIK:

kode: L.03022 1. Berikan asupan cairan oral


EDUKASI:
Kadar glukosa
darah berada pada 1. Anjurkan monitoring kadar glukosa

rentang normal secara mandiri.

dengan kriteria 2. Anjurkan kepatuhan terhadap diet

hasil: dan olahraga.


3. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis:
1) Pasien tidak
penggunaan insulin, monitor

25
asupan cairan)
pusing
KOLABORASI:
2) Lelah/lesu
menurun 1. Kolaborasi pemberian insulin
3) Kadar glukosa Novarapid 14 unit/sc
dalam darah 2. Kolaborasi pemberian cairan IV
dalam batas NaCI 0,9 %
normal.
4) Tidak
berkeringat
2. Nyeri akut Setelah dilakukan manajemen Observasi:
b.d agen asuhan nyeri I.08238
1. Identifikasi lokasi , karakteristik,
pencedera keperawatan
durasi, frekuensi, kualitas,
fisiologis selama 3x24 jam
intensitas nyeri
diharapkan pasien
2. Identifikasi nyeri
terbebas dari nyeri
Terapeutik:
Luaran:
Berikan tindakakan
kode: L. 08066 nofarmakologis untuk
memperingan rasa nyeri
pasien tidak
(relaksasi napas dalam)
mengeluh nyeri dan
Edukasi:
gatal-gatal
Jelaskan penyebab, periode dan pemicu
dengan kriteria
nyeri
hasil:
Kolaborasi:
1. Keluhan nyeri
Kolaborasi pemberian analgesic Antrain
menurun 1 amp
2. Tidak meringis
3. Tekanan
darah dalam
batas normal
3 Gangguan setelah dilakukan Perawatan Observasi:
26
integritas kulit asuhan integritas Identifikasi penyebab gangguan
b. d keperawatan kulit dan integritas kulit
factor mekanis selama 3x24 jam jaringan Terapeutik:
(menggaru k) diharapkan pasien I. 11353
1) Bersihkan perineal dengan air
(D.0129) terbebas dari
hangat
kerusakan integritas
2) gunakan produk berbahan
kulit
Petroleum atau minyak pada
Luaran: Integritas
kulit sensitive (baby oil)
kulit dan jaringan
Edukasi:
kode: L. 14125
Intergritas kulit dan 1. Anjurkan menggunakan
jaringan kembali pelembab(lation)
membaik dengan 2. Anjurkan minum air yang cukup
kriteria hasil: 3. Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
1) Elastisitas
secukupnya
meningkat
4. Anjurkan untuk tidak
2) Kerusakan
menggaruk area yang
lapisan kulit
gatal.
membaik
3) Kemerahan
menurun

D. CATATAN PERAWATAN
27
Nama Klien : Ny. S
Diagnosis Medis : Dm Tp II
Ruang Rawat : Al Halim
Implementasi Keperawatan HARI KE-1

no Hari/tgl Implementasi
D
x
1 Senin, 03, 10.00
Mei 2023
Observasi:

6. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia


7. Memonitor kadar glukosa darah.
8. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia.
9. Memonitor intake dan output cairan
10. Memonitor frekuensi
nadi
TERAPEUTIK:

2. Berikan asupan cairan oral 500 cc/hari


EDUKASI:

4. Menganjurkan monitoring kadar glukosa secara mandiri.


5. Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga.
6. Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis: penggunaan insulin,
monitor asupan cairan)
KOLABORASI: (11.58)

1. Menginjeksikan insulin Novarapid 14 unit/sc

2. Memberikan cairan IV NaCI 0,9 %

28
2 Senin, 03, observasi:12.05
Mei 2023
1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi
nyeri Edukasi: 13.00

1. Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri


2. Memberikan relaksasi napas
dalam Kolaborasi:

1. Kolaborasi pemberian analgesic antrain 1 amp


3 Senin, 03, Observasi:13.05
Mei 2023
1. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas
kulit Terapeutik:

1) Membersihkan perineal dengan air hangat


2) Menggunakan produk berbahan Petroleum atau minyak pada
kulit sensitive (baby oil)
Edukasi: 13.06

1. Menganjurkan menggunakan pelembab(lation)


2. Menganjurkan minum air yang cukup kurang lebih 500 cc/hari
3. Menganjurkan untuk tidak menggaruk area yang gatal.

29
IMPLEMENTASI HARI KE-2

no Hari/tgl Implementasi
Dx

1 Selasa, 04, 11.00

Mei 2023
Observasi:

1) Memonitor kadar glukosa darah.


2) Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia.
3) Memonitor intake dan output cairan
4) Memonitor frekuensi nadi
TERAPEUTIK: memberikan asupan cairan oral
500 cc/hari
EDUKASI:
1) Menganjurkan monitoring kadar glukosa secara mandiri.
2) Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga.
3) Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis: penggunaan insulin,
monitor asupan cairan)
KOLABORASI: (11.58)

1. Menginjeksikan insulin Novarapid 14 unit/sc

2. Memberikan cairan IV NaCI 0,9 %


2 Selasa, 04, Observasi:12.05

Mei 2023
1) Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2) Mengidentifikasi
nyeri
Edukasi: 13.00

1) Menjelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

30
2) Memberikan relaksasi napas
dalam

Kolaborasi: memberikan analgesic


antrain 1 amp
3 Selasa, 04, Observasi:13.05

Mei 2023
2. Mengidentifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik:
1) Membersihkan perineal dengan air hangat
2) Menggunakan produk berbahan Petroleum atau minyak
pada kulit sensitive (baby oil)
Edukasi: 13.06

1) Menganjurkan menggunakan pelembab(lation)

2) Menganjurkan minum air yang cukup kurang lebih 500 cc/hari


Menganjurkan untuk tidak menggaruk area yang gatal.

31
IMPLEMENTASI HARI KE-3

no hari/tgl Implementasi
Dx
1 Rabu 05, 14.00
Observasi:
Mei 2023
1) Memonitor kadar glukosa darah.
2) Memonitor intake dan output cairan
3) Memonitor frekuensi nadi
TERAPEUTIK: berikan asupan cairan oral
500 cc/hari EDUKASI:
1) Menganjurkan monitoring kadar glukosa secara mandiri.
2) Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga.
3) Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis: penggunaan insulin,
monitor asupan cairan)
KOLABORASI: (18.58)

1. Menginjeksikan insulin Novarapid 14 unit/sc

2. Memberikan cairan IV NaCI 0,9 %


3 Rabu, 05, 16.05
Terapeutik:
Mei 2023

3) Membersihkan perineal dengan air hangat


4) Menggunakan produk berbahan Petroleum atau minyak
pada kulit sensitive (baby oil)
Edukasi: 16.20
4. Menganjurkan menggunakan pelembab(lation)

5. Menganjurkan minum air yang cukup kurang lebih 500 cc/hari


Menganjurkan untuk tidak menggaruk area yang gatal.

32
IMPLEMENTASI HARI KE-4

no Dx hari/tgl Implementasi

1 Kamis 06, 11.20


Observasi:
Mei 2023
1) Memonitor kadar glukosa darah.
2) Memonitor intake dan output cairan
3) Memonitor frekuensi nadi
TERAPEUTIK: Berikan asupan cairan oral
500 cc/hari EDUKASI:
1) Menganjurkan monitoring kadar glukosa secara mandiri.
2) Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga.
3) Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis: penggunaan
insulin, monitor asupan cairan)
KOLABORASI: (11.58)

1. Menginjeksikan insulin Novarapid 14 unit/sc

2. Memberikan cairan IV NaCI 0,9 %


3 Kamis, 06, 13.05
Terapeutik:
Mei 2023
1) Membersihkan perineal dengan air hangat
2) Menggunakan produk berbahan Petroleum atau minyak
pada kulit sensitive (baby oil)
Edukasi: 13.06
1) Menganjurkan menggunakan pelembab(lation)

2) Menganjurkan minum air yang cukup kurang lebih 500 cc/hari

3) Menganjurkan untuk tidak menggaruk area yang gatal.

33
EVALUASI KEPERAWATAN HARI KE-1
No Dx Hari/tgl, Jam Evaluasi
1. ketidakstabilan Senin 03 S: pasien mengatahkan masih pusing, badan
kadar glukosa dalam mei lemas dan masih berkeringat
darah b.d 2023
O: pasien masih berkeringat, masih tampak lemah,
Hiperglikemia
jam : 14.00 kadar glukosa darah puasa 227 mg/dl dan
glukosa darah 2 jam pp: 243 mg/dl
A: masalah belum teratasi
teratasi
P: intervensi 1,2,3,4 di
lanjutkan
2. Nyeri akut b.d agen Senin 03 S: Pasien mengatakan masih ada nyeri pada perut
pencedera mei kanan tetapi pada area kelamin sudah tidak
fisiologis 2023 lagi setelah memakai kateter

jam : 14.00 O: Skala nyeri 3, luka abdomen kanan masih


tampak merah
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi 1,2,3 di
lanjutkan
3. Gangguan Selasa,04 S: Pasien mengatakan badan masih gatal.
integritas kulit Mei 2023
O: Kulit pasien masih tampak kering, dan masih
b.d factor
Jam :14.15 tampak kemerahan.
mekanis
(menggaruk) A: Masalah belum teratasi

P: Intervensi 1,2,3,4 di lanjutkan

34
EVALUASI HARI KE-2

No Dx Hari/tgl, Evaluasi
Jam
1. Ketidakstabilan Selasa 04 S: pasien mengatahkan masih pusing, badan lemas
kadar glukosa dalam Mei dan masih berkeringat
darah berhubungan 2023
O: pasien masih berkeringat, masih tampak lemah,
dengan Hiperglikemia
jam : kadar glukosa darah puasa 185 mg/dl dan glukosa
14.30 darah 2 jam pp: 220 mg/dl
A: masalah belum teratasi
teratasi
P: intervensi 1,2,3,4 di
lanjutkan
2.Nyeri akut Selasa, 04 S: Pasien mengatakan sudah tidak mersakan
berhubungan dengan mei nyeri. O: Skala nyeri 0
agen pencedera 2023 A: Masalah teratasi
fisiologis
jam : P: Intervensi di hentikan
14.30
3. Gangguan integritas Selasa,0 S: Pasien mengatakan badan masih gatal.
kulit berhubungan 4 Mei
O: Kulit pasien masih tampak kering, dan masih
dengan factor mekanis 2023
tampak kemerahan.
( menggaruk)
Jam
A: Masalah belum teratasi
:14.35
P: Intervensi 1,2,3,4 di lanjutkan

35
EVALUASI HARI KE-3

No Dx Hari/tgl, Jam Evaluasi


1. ketidakstabilan Rabu, 05 S: pasien mengatahkan sudah tidak pusing, badan
kadar glukosa Mei tidak terlalu lemas lagi dan tidak berkeringat
dalam darah 2023
O: pasien tidak berkeringat lagi, wajah sudah
b.d
Jam : 20.00 tampak cerah tapi belum terlalu bersemangat,
Hiperglikemia
kadar glukosa darah puasa 141 mg/dl dan
glukosa darah 2 jam pp: 170 mg/dl

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi 1,2,3,4 di lanjutkan


2. Gangguan integritas Rabu 05 S: pasien mengatakan badan masih gatal, tapi
kulit berhubungan Mei sudah berkurang
dengan factor mekanis 2023 O: kulit pasien masih tampak kering, dan masih
(menggaruk) tampak kemerahan tapi sudah berkurang.
jam : 17.15
A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi 1,2,3,4 di lanjutkan

EVALUASI HARI KE-4

No Dx Hari/tgl, Jam Evaluasi


1. ketidakstabilan Kamis 06 S: pasien mengatahkan sudah tidak pusing, badan
kadar glukosa Mei 2023 tidak terlalu lemas lagi dan tidak berkeringat
dalam darah
Jam : 14.00 O: pasien tidak berkeringat lagi, wajah sudah
berhubungan
tampak cerah tapi belum terlalu bersemangat,
dengan
kadar glukosa darah puasa 120 mg/dl dan
Hiperglikemia
glukosa darah 2 jam pp: 170 mg/dl

A: masalah teratasi sebagian

P: intervensi 1,2,3 dan 4 di lanjutkan


36
3. Gangguan Kamis 06 S: pasien mengatakan badan masih gatal, tapi sudah
integritas kulit Mei 2023 berkurang
berhubungan
Jam : 14.15 O: kulit pasien masih tampak kering, dan masih
dengan factor
tampak kemerahan tapi sudah berkurang.
mekanis
(menggaruk) A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi 1,2,3 dan 4 di lanjutkan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengkajian. Pada saat dilakukan pengkajian. pasien mengatakan kaki sering kesemutan,
merasa lemah dan pusing, susah tidur di malam hari karena sering kencing, berkeringat, gatal-
gatal di seluruh tubuh, pasien juga mengeluh nyeri pada area kelamin luar saat berkemih dan
37
peri di area luka pada perut sebelah kanan, terdapat luka pada abdomen kanan karena di garuk,
skala nyeri 6, pasien tampak meringis kesakitan, kulit pasien tampak kering dan kemerahan,
pasien juga mengatakan waktu belum sakit mempunyai kebiasaan suka makanan manis, dan
tidak pernah berolahraga. Saat observasi: pasien tampak meringis, tidak bersemangat/ lemas,
terdapat luka dermis pada abdomen kanan luas luka 2,5 cm akibat di garuk. Kulit pasien tampak
kering dan area perut tampak memerah. Hasil pemeriksaan kadar gula dalam darah yang di dapat
yaitu:
Hasil Pemeriksaan
Jenis Nilai
Tanggal
Pemeriksaan Normal
01/05/2023 03/05/2023 04/05/21 05/05/2023 06/05/2023
Glukosa 70-100 245 227 185 141 120
darah puasa mg/dl
Glukosa s/d-120 256 243 220 170 170
darah 2 jam mg/dl
pp
keadaan umum compos mentis, TTV: TD: 130/80, Nadi: 100x/menit, RR: 20x/m,
Suhu: 36,7 ºC, BB: 80 kg TB: 156 cm, pasien terpasang IVFD Nacl 500 ml,
konjungtiva pucat. GCS: 15.

Diagnosa Keperawatan: berdasarkan hasil pengumpulan data maka dapat


ditegakkan 3 diagnosa keperawatan yaitu: ketidakstabilan kadar glukosa dalam
darah berhubungan dengan hiperglikemia, gangguan integritas kulit berhubungan
dengan factor mekanis( menggaruk), dan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis data pendukung meliputi data subjektif dan objektif.

38
Intervensi Perencanaan tindakan keperawatan pada kasus ini didasarkan pada
tujuan intervensi pada: diagnosa keperawatan 1: ketidakstabilan kadar glukosa
darah berhubungan dengan hiperglikemia. SLKI: manajemen hiperglikemia
(SIKI: I. 03115), kriteria hasil: keluhan pusing menurun, lelah/lesu menurun,
berkeringat menurun, kadar glukosa dalam darah membaik. SIKI: manajemen
hiperglikemia. diagnosa keperawatan 2: nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis, tingkat nyeri (SLKI: L. 08066) kriteria hasil: keluhan
nyeri menurun, tidak meringis, kesulitan tidur menurun, tekanan darah
membaik, SIKI: manajemen nyeri. Diagnosa keperawatan 3: gangguan
integritas kulit berhubunga dengan factor mekanis( menggaruk). SLKI:
kriteria hasil: elastisitas meningkat, kerusakan lapisan kulit menurun,
kemerahan menurun SIKI: perawatan integritas kulit.

Implementasi di lakukan berdasarkan intervensi yang telah di tetapkan


Evaluasi keperawatan pada diagnose 1) ketidakstabilan kadar glukosa dalam
darah berhubungan dengan hiperglikemia; data subjectif: tidak pusing, lemas
berkurng; data objektif: tidak berketingat, kadar glukosa darah puasa 120
mg/dl, kadar glukosa darah 2 jam PP 170 mg/dl, analisa masalah teratasi,
sebagian intervensi 1,2,3 dan 4 di lanjutkan. Pada diagnose keperawatan 2).
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis; data subjektif:
pasien mengatahkan tidak nyeri lagi; data objektif: skala nyeri 0, analisa
masalah teratasi, intervensi di hentikan. Diagnose keperawatan 3). Gangguan
integritas kulit berhubungan dengan factor mekanis (menggaruk); data
objektif: badan masih gatal, tapi sudah berkurang; data objektif: kulit kering
dan kemerahan berkurang; masalah teratasi sebagian, intervensi 1 dan 2 di
lanjutkan.

B. Saran
a. Bagi pasien dan keluarga.
Dapat mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus dan Penatalaksanaan
pada pasien dengan Diabetes Melitus

39
b. Bagi RS.
Dapat di jadikan bahan masukan bagi perawat di RS dalam
melakukan tindakan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
yang baik khusus pada pasien dengan diabetes melitus.
c. Bagi Institusi
Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan
bagi pengembangan keilmuan khususnya di program studi ilmu
keperawatan STIKES Widia Husa Tangerang dalam bidang
Keperawatan Medikal Bedah.
d. Bagi Mahasiswa.
Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman
serta menambah keterampilan atau kemampuan dalam pemberian
asuhan keperawatan pada pasein dengan diabetes melitus.

40
DAFTAR PUSTAKA

Margharet, R. D. (2012). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit dalam.

Nusa medikaYogyakarta

Suddert, & B. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.


vol 2. EKG: Jakarta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2018.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. edisi

1. cetakan III

Tim Pokja SLKI DPP PPNI.2018.Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. edisi 1. cetakan III..

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Diagnosis Keperawatan


Indonesia. edisi 1. cetakan III

Irianto K. (2015). Epidiomologi Penyakit Dan Tidak Menular panduan Klinis

Bandung: Alfabeta

RISKESDAS. 2019. Laporan provinsi Nusa Tenggara Timur.


https://www.litbang.kemkes.go.id.

Mangliguna. (2023). I-hydrxymethyl harmine-TGFBST inhibitor


Inovasi terapi DM: terbaru melalui proses Regenerasi sel B
pangreas pada penderita DM tipe 1 dan 2.
https://doi.org/10.32734/scripe.v2i2.3926.go.id.

World Health Organization (2016). Global report on diabetes.


https://puspadatin.kemenkes.go.id.

Infodatin. (2020). Tetap Produktif, cegah, atasi


Diabetes Melitus. https://puspadatin.kemenkes.go.id.
Kementrian Kesehatan RI.

41

Anda mungkin juga menyukai