Anda di halaman 1dari 39

Pengertian Bahan Ajar Menurut Ahli

Pengertian Bahan Ajar Menurut Ahli


Menurut National Centre for Competency Based Training (2007), pengertian bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Bahan yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.
Pandangan dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun
secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta suatu lingkungan atau suasana
yang memungkinkan siswa belajar. Menurut Panen (2001) mengungkapkan bahwa bahan ajar
merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran (Andi,2011:16).

BAHAN AJAR MATERI


PELAYANAN KB
PENDAHULUAN
Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari
suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat.Sebagai satuan terkecil, keluarga
merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia.
Suasana keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat
yang baik karena dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar
berbagai dasar kehidupan masyarakat.Perkembangan peradaban dan
kebudayaan, terutama sejak IPTEK berkembang secara pesat, baik yang
bersifat positif maupun negatif.kehidupan keluargapun banyak mengalami
perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai keluarga
yangsesungguhnya.Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan
modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi
kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam
keluarga (Setiawati, 2009).Keluarga adalah bagian masyarakat yang
peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari
keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga akan
tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu
kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan


preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
diakui demikian.Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana
merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh
wanita.Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit,
tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga
karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan
dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita
atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).

Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket


Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian
yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana
berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan
masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian
populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada
kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga
Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan hak-hak
dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan
(Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, 2003).

TUJUAN MATA KULIAH

1. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk

1. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah

Dengan adanya mata kuliah asuhankebidanan keluarga (Askeb


keluarga)diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih
profesional dalam :

1. Menjelaskan tentang konsep keluarga.


2. Menjelaskan tentang asuhan kebidanan keluarga
3. Melaksanakan praktek asuhan kebidanan keluarga
4. Menjelaskan program yang terkait kesehatan ibu, kesehatan anak
dan kesehatan reproduksi
5. Menjelaskan tentang pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga
6. Standar Kompetensi Mata Kuliah

Standar kompetensi mata kuliah asuhan kebidanan keluarga adalah


mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga dengan
pendekatan manajemen kebidanan meliputi : konsep dasar keluarga,
asuhan kebidanan keluarga, praktek asuhan kebidanan keluarga, program
kesehatan ibu, program kesehatan anak, program kesehatan reproduksi,
pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga dengan mengintegrasikan
ilmu-ilmu dan hasil penelitian terkini. Memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk memberikan pelayanan KB dengan pokok bahasan
konsep kependudukan, program dan perkembangan KB di Indonesia,
pelayanan kontrasepsi, akseptor yang bermasalah dan cara
penanggulangannya, komunikasi-informasi-edukasi, serta
pendokumentasian KB.

1. Susunan Urutan Bahan Ajar


2. Konsep dasar keluarga
3. Asuhan kebidanan keluarga
4. Praktik asuhan kebidanan keluarga
5. Program kesehatan ibu, program kesehatan anak dan program
kesehatan repsroduksi
6. Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga
7. Petunjuk Bagi Mahasiswa

Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca


referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada. 

URAIAN MATERI

BAB I

1. Kompetensi Dasar dan Indikator


N
Kompetensi dasar Indikator
o

1 Mahasiswa mampu menguasai konsep Menjelaskan konsep dasar keluarga


dasar keluarga
1.   Definisi Keluarga

2.   Tahap-tahap Pembentukan Keluarga


3.   Tipe-tipe Keluarga

4.   Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

5.   Ada beberapa variabel atau faktor yang


mempengaruhi kekuasaan dalam keluarga :

6.   Tugas-tugas Perkembangan Keluarga

7.   Struktur Keluarga

8.   Ciri-Ciri Struktur Keluarga

9.   Peran Keluarga

10.     Fungsi Keluarga

1. Diskripsi Singkat

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


memberikan asuhan kebidanan keluarga yang meliputi konsep dasar
keluarga. 

1. Materi

KONSEP DASAR KELUARGA

1. Definisi Keluarga

Berikut akan di kemukakan definisi keluarga menurut bebebrapa ahlil


(Sudiharto, 2007)
1. Bailon dan Malagya (1978) mendefinisikan sebagai berikut :
“Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tinggal dalam satu rumah
tangga karena adanya bhubungan darah, perkawinan ataua adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu sama yang lainnya, mempunyai peran masing-
masing menciptakan dan mempertahankan suatu budaya”.
2. Menurut Departemen Kesehatan (1988) mendefinisikan sebagai
berikut : “keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga serta beberapa orang berkumpul dan tinggal di satu atap
dengan keadaan saling bergantungan”.
3. Menurut Duvall keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional dan social dari tiap
anggota.
4. Menurut Bailon dan Maglaya, Keluarga adalah kumpulan dua orang
atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lainya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya.

Jadi kesimpulan dari beberapa pengertian diatas, keluarga adalah dua


orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak,
bertakwa terhadap tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang
antara anggota keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

2. Karekteristik keluarga terdiri dari :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersaa atau jika berpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain da masing-masing
mempunyai peran social,: suami, isteri, anak, kakak, adik.
4. Mempunyai tujuan; menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.
5. Tahap-tahap Pembentukan Keluarga
6. Tahap pembentukan keluarga

Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk


rumah tangga.

1. Tahap menjelang kelahiran anak

Tugas utama keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi


penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang
merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.

1. Tahap menghadapi bayi

Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih


sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat
bergantung kepada orang tuanya.Dan kondisinya masih sangat lemah.

1. Tahap menghadapi anak prasekolah

Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah
mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah
kesehatan karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana
yang bersih.Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh
lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma
kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya, dsb.

1. Tahap menghadapi anak sekolah

Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,


mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak
belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.

1. Tahap menghadapi anak remaja


Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam  tahap ini anak
akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena
itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan
saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan
dikembangkan.

1. Tahap melepaskan anak ke masyarakat

Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan


pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke
masyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam
tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

1. Tahap berdua kembal

Setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri,


tinggallah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa
sepi, dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan
depresi dan stress.

1. Tahap masa tua

Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan
diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini. Struktur Keluarga

1. Tipe-tipe Keluarga
2. Tradisional
3. a) Nuclear Family atau Keluarga Inti

Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi
legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di
luar rumah.

1. b) Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami
atau istri.Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.

1. c) Niddle Age atau Aging Cauple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di


rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau
perkawinan / meniti karier.

1. d) Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear

Suami istri tanpa anak.

1. e) Single Parent

Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.

1. f) Dual Carrier

Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.

1. g) Commuter Married

Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

1. h) Single Adult

Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.

1. i) Extended Family

1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.

1. j) Keluarga Usila

Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.

2. Non Tradisional
3. a) Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama,
pengalaman yang sama.

1. b) Cohibing Coiple

Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

1. c) Homosexual / Lesbian

Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.

1. d) Institusional

Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

1. e) Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak


2. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak Ayah.
b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga adalah pihak Ibu.
c. Equlitarian, yang memegang dalam keluarga adalah Ayah dan
Ibu.
3. Ada beberapa variabel atau faktor yang mempengaruhi
kekuasaan dalam keluarga :
4. Hirarki kekuasaan keluarga
5. Tipe bentuk keluarga (orangtua tunggal, keluarga campuran,
keluarga inti dua-orang tua tradisional, dll)
6. Pembentukan koalisi/persatuan
7. Jaringan komunikasi keluarga
8. Kelas sosial
9. Tahap perkembangan keluarga
10. Latar belakang budaya dan religius
11. Tugas-tugas Perkembangan Keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :

1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya


2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya

1. Struktur Keluarga

Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :

1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara


sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

1. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara


anggota keluarga.
2. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga


mempunyai peranan dan fungsinya masing – masing.
4. Peran Keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,


sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :

1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,


berperan nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
4. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :

1. Fungsi Biologis
2. a) Untuk meneruskan keturunan
3. b) Memelihara dan membesarkan anak
4. c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
5. d) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
6. Fungsi Psikologis
7. a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
8. b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
9. c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
10. d) Memberikan Identitas anggota keluarga.
11. Fungsi Sosialisasi
12. a) Membina sosialisasi pada anak.
13. b) Membentuk norma – norma perilaku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
14. c) Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga.
15. Fungsi Ekonomi
16. a)Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
17. b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
18. c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua, dsb.
19. Fungsi Pendidikan
20. a) Menyekolahkan anak untuk memberi pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang dimilikinya.
21. b) Mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan dewasa yang akan
datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
22. c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga
lainnya, yaitu :

1. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman,


kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka
tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2. Asuh adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak
agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga memungkinkan menjadi
anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap
menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa
depannya.
RANGKUMAN

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang di bentuk berdasarkan ikatan
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual
danmateril yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan
yangselaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta

lingkungannya.

Tahap-tahap Pembentukan Keluarga

1. Tahap pembentukan keluarga


2. Tahap menjelang kelahiran anak
3. Tahap menghadapi bayi
4. Tahap menghadapi anak prasekolah
5. Tahap menghadapi anak sekolah
6. Tahap menghadapi anak remaja
7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
8. Tahap berdua kembal
9. Tahap masa tua
10. Tipe-tipe Keluarga
11. Tradisional
12. a) Nuclear Family atau Keluarga Inti
13. b) Reconstituted Nuclear
14. c) Niddle Age atau Aging Cauple
15. d) Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
16. e) Single Parent
17. f) Dual Carrier
18. g) Commuter Married
19. h) Single Adult
20. i) Extended Family
21. j) Keluarga Usila
22. Non Tradisional
23. a) Commune Family
24. b) Cohibing Coiple
25. c) Homosexual / Lesbian
26. d) Institusional
27. e) Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak
28. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
29. Patriakal
30. Matriakal
31. Equlitarian

Ada beberapa variabel atau faktor yang mempengaruhi kekuasaan dalam


keluarga :

1. Hirarki kekuasaan keluarga


2. Tipe bentuk keluarga (orangtua tunggal, keluarga campuran,
keluarga inti dua-orang tua tradisional, dll)
3. Pembentukan koalisi/persatuan
4. Jaringan komunikasi keluarga
5. Kelas sosial
6. Tahap perkembangan keluarga
7. Latar belakang budaya dan religius
8. Tugas-tugas Perkembangan Keluarga
9. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
10. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
11. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing
12. Sosialisasi antar anggota keluarga
13. Pengaturan jumlah anggota keluarga
14. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
15. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas
16. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
17. Struktur Keluarga
18. Patrilineal
19. Matrilineal
20. Matrilokal
21. Patrilokal
22. Keluarga kawinan
23. Ciri-Ciri Struktur Keluarga

Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :

1. Terorganisasi.
2. Ada keterbatasan
3. Ada perbedaan dan kekhususan
4. Fungsi Keluarga

Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :

1. Fungsi Biologis
2. Fungsi Psikologis
3. Fungsi Sosialisasi
4. Fungsi Ekonomi
5. Fungsi Pendidikan a.

Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga terhadap keluarga
lainnya, yaitu :

1. Asih
2. Asuh
3. Asah

TES FORMATIF

1. Apa yang dimaksud dengan keluarga ?


2. Uraikan tahapan – tahan pembentukkan keluarga ?
3. Jelaskan struktur keluarga ?
4. Apa sajakan tugas – tugas perkembangan keluarga ?
5. Jelaskan fungsi – fungsi keluarga?

DAFTAR PUSTAKA

1998. Fredman M. Marilyn. 1998. Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta.


1999. Murwani, S.Kep, Ns, Arita, 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga.
Mitra Cendikia Press: Yogyakarta.
2000. S.Kep, Ns. Arita. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Fitramaya. Yogyakarta.Sumber sumber terbaru

URAIAN MATERI

BAB II

1. Kompetensi Dasar dan Indikator


NO Kompetensi Dasar Indikator

Memahami tentang asuhan kebidanan keluarga

1.      Konsep Dasar

2.      Peran Bidan Dalam Pelayanan Asuhan


Kebidanan Keluarga

3.      Tanggung Jawab Bidan Dalam Pelayanan


Asuhan Kebidanan Keluarga

Mahasiswa di harapkan mampu


1. memahami tentang asuhan kebidanan 4.      Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga
keluarga

5.      Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan


Asuhan Kebidanan

6.      Prinsip-Prinsip Asuhan Kebidanan Keluarga

7.      Langkah-Langkah Dalam Asuhan Kebidanan

8.      Implikasi Dari Pelayanan Kesehatan Yang


Dipusatkan Kepada Keluarga

1. Diskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
mengetahui tentang asuhan kebidanan keluarga

1. Materi

BAB II

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PRAKTIK DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDAN KELUARGA

1. KONSEP DASAR
2. Definisi Bidan

Bidan adalah Seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan


yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar/registrasi dan atau memiliki ijin yang
sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. (ICM, 2005. Bidan diakui
sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang
bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan
dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas,
memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan
asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi yang mencakup upaya preventif,
promotif persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak dan
akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai serta melaksanakan
tindakan kegawat-daruratan.

Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan


kesehatan, tidak hanya kepada perempuan tetapi juga kepada Keluarga dan
Masyarakat. (Depkes RI, 2008)

2. Pengertian Bidan Indonesia


Bidan Indonesia adalah Seorang perempuan yang lulus dari pendidikan
Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara
Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk
deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk
menjalankan praktik kebidanan. (Depkes RI, 2008)

3. Kebidanan (Midwifery)

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni
yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan
menyusui, masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan
menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia
serta memberikan bantuan/dukungan kepada perempuan, keluarga dan
komunitasnya. (Depkes RI, 2008)

4. Pelayanan Kebidanan (Midwifery Service)

Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan


kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah teregistrasi, yang dapat
dilakukan secara mandiri, kolaburasi atau rujukan.(Depkes RI, 2008)

5. Praktik Kebidanan

Praktik Kebidanan adalah Implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan


yang bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya yang
didasari oleh etika dan kode etik bidan.(Depkes RI, 2008)

6. Asuhan Kebidanan

Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan


yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan kewenangan dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan.
Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. (Depkes RI,
2008).

7. Asuhan Kebidanan Keluarga

Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan


implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik
kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan pendekatan asuhan
kebidanan.

1. PERAN BIDAN DALAM PELAYANAN ASUHAN


KEBIDANAN KELUARGA

Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga, terdapat beberapa


peranan yang dapat dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah :

1. Health Monitor

Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan


terutama yang terkait dengan ilmu kebidanan dengan menganalisa data
secara obyektif, serta berpera untuk membuat keluarga sadar akan akibat
masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.

2. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan


memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang
memerlukan.
3. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya masalah
kesehatan yang terkait dengan praktik kebidanan.Dalam hal ini, Bidan
berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga khusunya
terkait dengan praktik kebidanan, baik secara berkelompok maupun
individual.
4. Sebagai Fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan kesehatan
khususnya dalam lingkup kebidanan itu mudah dijangkau oleh keluarga
serta mampu mencarikan cara pemecahan masalahnya.
5. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari
perilaku yang kurang/tidak sehat menjadi perilaku sehat.
6. Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.

Dalam melaksanakan perannya ini, seorang Bidan tidak dapat bekerja


sendiri, melainkan perlu berkolaburasi atau bekerja sama dengan profesi
lain dalam rangka mencapai asuhan kebidanan keluarga yang
komprehensif, efektif dan efisien. (Setiadi, 2008)

1. TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM PELAYANAN


ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

Bidan sebagai bagian utama dalam pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga


mempunyai tanggung jawab yang besar, diantaranya adalah :

1. Memberikan Asuhan/Pelayanan secara Langsung.

Pelayanan secara langsung harus diberikan secara intermiten khususnya


yang terkait dengan praktik kebidanan sesuai dengan tugas dan
kewenangan Bidan. Namun demikian, pelayanan yang diberikan di rumah
(dalam konteks keluarga) hendaknya lebih melibatkan anggota keluarga
tersebut dalam upaya memberikan kesadaran bahwa semua anggota
keluarga mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap kesehatan.
Dengan demikian, pendidikan kesehatan menjadi intervensi utama dalam
pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan pada keluarga.

2. Pendokumentasian Proses Asuhan Kebidanan.


Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan kebidanan selama
dalam keluarga sangat penting terutama untuk melihat kemajuan status
kesehatan keluarga khususnya dan kemajuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan yang sedang dialami pada umumnya. Dokumentasi
yang jelas dan komprehensif dari pengkajian hingga evaluasi, disamping
mampu memberikan gambaran tentang perkembangan status kesehatan
keluarga juga dapat membantu keluarga sebagai klien untuk menentukan
kerangka waktu dalam menyelesaikan masalah secara realistic.

3. Koordinasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan lain dan Manajemen


Kasus. Bidan mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan atau
berkolaburasi dengan profesi kesehatan lain dalam memberikan pelayanan
kepada keluarga, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi kleuarga
tersebut dapat diatasi secara komprehensif. Sedangkan tanggung jawab
Bidan dalam Manajemen Kasus adalah kemampuan untuk mengkaji
masalah, menemukan masalah, menentukan prioritas masalah,
mengidentifikasi cara mengatasi masalah dengan penyusunan rencana dan
mengimplementasikan rencana tersebut secara sistematis
4. Menentukan Frekuensi dan Lamanya Asuhan/Pelayanan Kebidanan

Frekuensi asuhan/pelayanan kebidanan yang dimaksud adalah kekerapan


kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertentu dalam proses
asuhan kebidanan yang diberikan. Sedangkan lamanya Asuhan/Pelayanan
Kebidanan adalah lamanya waktu asuhan/pelayanan kebidanan yang
dilakukan di rumah atau di dalam keluarga. Selama proses ini, keluarga
senantiasa dilibatkan dalam dari perencanaan sampai menentukan
prioritas rencana tindakan yang akan diimplementasikan. Bidan juga harus
memperkirakan alokasi waktu dan frekuensi yang kemungkinan berbeda
ketika harus berkolaburasi dengan tenaga kesehatan/profesi lain.

1. TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan tujuan
akhir yang diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan kebidanan
keluarga yang diberikan. Karena dengan meningkatnya status kesehatan
seluruh anggota keluarga pasti akan meningkatkan pula produktivitas
keluarga tersebut dan dengan meningkatnya produktivitas keluarga, maka
kesejahteraan keluarga juga akan semakin meningkat.

Secara lebih rinci Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga adalah sebagai


berikut (Setiadi, 2008) :

1. TUJUAN UMUM

Untuk menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam


meningkatkan, mencegah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga
status kesehatannya semakin meningkat serta mampu melaksanakan
tugas-tugas mereka secara produktif.

2. TUJUAN KHUSUS

Secara khusus, Asuhan Kebidanan Keluarga ditujukan untuk :

1. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi


masalah kesehatan yang dihadapi khusunya yang berkaitan dengan
kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA).
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah
kesehatan dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan
terhadap anggota keluarga yang sakit.
5. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan
mutu hidup keluarga.
6. ALASAN KELUARGA SEBAGAI UNIT PELAYANAN
ASUHAN KEBIDANAN
Menurut Ruth B Freeman (1981), alas an Keluarga dijadikan sebagai unit
pelayanan kesehatan antara lain :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga


yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompok.
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
4. Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil
keputusan terhadap pemeliharaan kesehatan para anggotanya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk
berbagai upaya kesehatan masyarakat.
6. PRINSIP-PRINSIP ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh Bidan


dalam memberikan Asuhan Kebidanan/Pelayanan Kesehatan, diantaranya
adalah :

1. Keluarga sebagai Unit atau Satu Kesatuan dalam pelayanan


kesehatan.

Dalam konteks ini, keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai focus
utama pengkajian dalam pelayanan/asuhan kebidanan.Keluarga dipandang
sebagai system yang saling berinteraksi dengan memperhatikan dinamika
dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi keluarga dan saling
ketergantungan keluarga dengan pelayanan kesehatan serta dengan
lingkungannya.

2. Dalam memberikan asuhan/pelayanan kebidanan keluarga, status


sehat adalah menjadi tujuan utamanya melalui peningkatan status
kesehatan keluarga khususnya dengan program Kesehatan Ibu, Bayi Baru
Lahir dan Anak (KIBBLA) agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas
dan kesejahteraannya.
3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai penngkatan
kesehatan keluarga.
4. Dalam meberikan asuhan kebidanan keluarga, bidan harus mampu
melibatkan peran aktif dari semua anggota keluarga mulai dari
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan kebutuhan keluarga
dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
5. Diupayakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat Promotif
dan Preventif dengan tanpa mengabaikan upaya Kuratif dan Rehabilitatif.
6. Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya selalu
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran pelayanan asuhan Kebidanan Keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan asuhan kebidanan
keluarga adalah Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving
Approach) dengan menggunakan Proses Asuhan Kebidanan Keluarga.
9. Kegiatan esensial dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga
adalah penyluhan/pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
dasar/home care.
10. Pemberian Pelayanan/Asuhan diutamakan kepada keluarga yang
mempunyai resiko tinggi terhadap masalah kesehatan terutama masalah
kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA).

Hal ini disebabkan, keluarga yang beresiko tinggi berkaitan erat dengan
berbagai masaah kesehatan yang mereka hadapi, baik masalah kesehatan
secara umum maupun masalah kesehatan yang khususnya terkait dengan
ksehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA) yang kemungkinan dapat
disebabkan oleh karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam
mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi.

Oleh karena itulah, maka dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan


keluarga lebih diutamakan atau diprioritaskan pada keluarga yang
mempunyai resiko tinggi terhadap suatu masalah kesehatan.
1. LANGKAH-LANGKAH DALAM ASUHAN KEBIDANAN

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam memberikan


Asuhan Kebidanan Keluarga antara lain :

1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,


dengan cara:
2. Mengadakan kontak dengan keluarga.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak sosial yang memandang
keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di masyarakat yang
mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri. Sehingga
sebelum melakukan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan
dan menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur
kemasyarakatan yang ada.

1. Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu


keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
2. Menytakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
kesehatan yang dirasakan oleh keluarga.
3. Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.
4. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan keluarga.
5. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga,
dengan melakukan pengelompokan data.
6. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan
mengacu kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan
kriteria :
7. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga
untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
8. Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga dengan
mempertimbangkan :
9. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan
urutan prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah :
10. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
11. Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
12. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi
dan merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru.

1. IMPLIKASI DARI PELAYANAN KESEHATAN YANG


DIPUSATKAN KEPADA KELUARGA

Terdapat beberapa Implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan


(Asuhan Kebidanan) yang dipusatkan atau berorientasi kepada keluarga,
diantaranya adalah :

1. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan diarahkan untuk


membantu seluruh anggota keluarga dalam meningkatkan cara-cara hidup
sehat sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan derajat kesehatan
keluarga.
2. Cakupan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan menjadi lebih
luas karena banyak anggota keluarga yang bisa dicakup dan sumber-
sumber keluarga yang ada dapat diarahkan untuk meningkatkan kesehatan
keluarga.
3. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan dipusatkan kepada
keluarga sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan lebih ditekankan pada
waktu-waktu rawan dalam kehidupan keluarga, terutama pada keluarga-
keluarga dengan risiko tinggi.
5. Diperlukan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan secara
kontinyu dan sistematis agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan terutama pada keluarga-keluarga yang rawan terhadap masalah
kesehatan/kebidanan.
6. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber-sumber yang ada
dalam masyarakat untuk menunjang keberhasilan pelayanan kesehatan
dan asuhan kebidanan keluarga yang diberikan.
7. Perlu mepersiapkan tenaga kesehatan keluarga/Bidan Keluarga yang
mempunyai kemampuan memberikan pelayanan kesehatan keluarga.
RANGKUMAN

Bidan adalah Seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan


yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta
memenuhi kualifikasi untuk didaftar/registrasi dan atau memiliki ijin yang
sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

Peran Bidan Dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan KeluargaDalam


Memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga, Terdapat Beberapa Peranan
Yang Dapat Dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah :

 Health Monitor
 Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan
memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang
memerlukan.
 Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya masalah
kesehatan yang terkait dengan praktik kebidanan.Dalam hal ini, Bidan
berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga khusunya
terkait dengan praktik kebidanan, baik secara berkelompok maupun
individual.
 Sebagai Fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan kesehatan
khususnya dalam lingkup kebidanan itu mudah dijangkau oleh keluarga
serta mampu mencarikan cara pemecahan masalahnya.
 Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari
perilaku yang kurang/tidak sehat menjadi perilaku sehat.
 Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.

Tanggung Jawab Bidan Dalam Pelayanan Asuhan Kebidanan


KeluargaBidan Sebagai bagian utama dalam pelayanan Asuhan Kebidanan
Keluarga mempunyai tanggung jawab yang besar, diantaranya adalah :

 Memberikan Asuhan/Pelayanan secara Langsung.


 Pendokumentasian Proses Asuhan Kebidanan.
 Koordinasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan lain dan Manajemen
Kasus. Menentukan Frekuensi dan Lamanya Asuhan/Pelayanan Kebidanan

TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan tujuan


akhir yang diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan kebidanan
keluarga yang diberikan. Karena dengan meningkatnya status kesehatan
seluruh anggota keluarga pasti akan meningkatkan pula produktivitas
keluarga tersebut dan dengan meningkatnya produktivitas keluarga, maka
kesejahteraan keluarga juga akan semakin meningkat.

TES FORMATIF

1. Apa saja peran bidan dalam pelayanan asuhan kebidanan keluarga?


2. Sebagai seorang bidan apasajakah tanggung jawab yang harus
dipenuhi dalam pelayanan asuhan kebidanan keluarga?
3. Mengapa keluarga menjadi unit pelayanan asuhan kebidanan?
4. Jelaskan tujuan asuhan kebidanan pada keluarga?
5. Apa sajakah prinsip – prinsip asuhan kebidanan keluarga?

DAFTAR PUSTAKA

1. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, oleh : Setiadi, Cetakan


pertama Tahun 2008 ; Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
2. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, oleh : Nasrul
Effendi, Edisi kedua, Tahun 1998 ; Penerbit EGC, Jakarta
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan.
4. http://www.depkes.go.id /di akses tanggal 20 april 2015

URAIAN MATERI

BAB IV

1. Kompetensi Dasar dan Indikator


NO Kompetensi Dasar Indikator

1.      Menjelaskan tentang Pengkajian

2.      Menjelaskan tentang diagnosa

3.      Menjelaskan tentang perencanaan

Menjelaskan tentang pendokumentasian 4.      Menjelaskan tentang implementasi


1.
asuhan kebidanan keluarga

5.      Menjelaskan tentang evaluasi

6.      Menjelaskan tentang langkah-


langkah dalam proses asuhan kebidanan
keluarga

1. Diskripsi Singkat

Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk


memberikan asuhan kebidanan khususnya keluarga dalam menjaga mutu
pelayanan kebidanan dengan pendekatan manajemen kebidanan dan
didasari oleh konsep, keterampilan dan sikap professional bidan dalam
asuhan di keluarga yang meliputi pokok-pokok yang didasari konsep
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. 

1. Materi

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

I.ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

 Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan


implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik
kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan pendekatan asuhan
kebidanan.

Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan kebidanan selama


dalam keluarga sangat penting terutama untuk melihat kemajuan status
kesehatan keluarga khususnya dan kemajuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan yang sedang dialami pada umumnya. Dokumentasi
yang jelas dan komprehensif dari pengkajian hingga evaluasi, disamping
mampu memberikan gambaran tentang perkembangan status kesehatan
keluarga juga dapat membantu keluarga sebagai klien untuk menentukan
kerangka waktu dalam menyelesaikan masalah secara realistic. 

PENGKAJIAN

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang bidan mengambil data


secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber
informasi dari tahapan pengkajian daoat menggunakan metode :

1. Wawancara keluarga
2. Observasi fasilitas rumah
3. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
4. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear
dsb

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

1. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1. Nama kepala keluarga (KK)


2. Alamat dan telepon
3. Pekerjaan kepala keluarga
4. Pendidikan kepala keluarga
5. Komposisi keluarga dan genogram
6. Tipe keluarga
7. Suku bangsa
8. Agama
9. Status sosial ekonomi keluarga
10. Aktivitas rekreasi keluarga
11. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
14. Riwayat keluarga inti
15. Riwayat keluarga sebelumnya
16. Pengkajian Lingkungan
17. Karakteristik rumah
18. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
19. Mobolitas geografis keluarga
20. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
21. Sistem pendukung keluarga
22. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

1. Struktur kekuatan keluarga

1. Struktur peran

1. Nilai atau norma keluarga

1. Fungsi Keluarga
2. Fungsi afektif
3. Fungsi sosialisasi
4. Fungsi perawatan kesehatan
5. Fungsi reproduksi
6. Fungsi ekonomi

1. Stress dan Koping Keluarga


2. Stressor jangka pendek dan panjang
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
4. Strategi koping yang digunakan
5. Strategi adaptasi disfungsional
6. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga.Metode


yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan
fisik di klinik.

1. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, bidan menanyakan harapan keluarga terhadap


petugas kesehatan yang ada.Dari dua dimensi mutu pelayanan kebidanan
tersebut tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien yang dilayani oleh bidan.

DIAGNOSA

    Diagnosa kebidanan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang


didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah kebidanan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi
perawatan keluarga. Diagnosa kebidanan mengacu pada PES dimana untuk
problem dapat digunakan rumusan NANDA.

Tipologi dari diagnosa kebidanan keluarga terdiri dari :

–  Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

–  Resiko (ancaman kesehatan)

–  Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh duiagnosa kebidanan keluarga


Diagnosa Kebidanan Keluarga Aktual

Contoh 1

1. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),


keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal masalah kekurangan nutrisi.
2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),
keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga
mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan
nutrisi.
3. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M),
keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi.

Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung 3


unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan
mengambil keputusan dan ketidak mampuan merawat, maka dari 3
diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1 (satu) diagnosa yaitu
diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi
harus melibatkan ketiga etiologi tersebut

Contoh 2

Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan


denganketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami

Contoh 3

Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga bapak B


berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan
keterbatasan gerak (rematik).

Diagnosa Kebidanan Keluarga Resiko (ancaman)


Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi
tumbuh kembang yang tidak adekuat, dsb.

Contoh

1. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan


denganketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi
2. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak
B berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi
terhadap Balita.

Diagnosa Kebidanan Keluarga Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga


kesehatan keluarga dapat ditingkatkan .Khusus untuk diagnosa kebidanan
potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.

Contoh

1. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga


bapak R
2. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga
bapak R
3. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga bapak R

PERENCANAAN

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang


mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
kriteria dan standar.Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik
tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan oleh bidan kepada keluarga berdasarkan


perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan
kebidanan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ;

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai


masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
a. Memberikan informasi
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara :
a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
b. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
c. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan
3. Memberikan kepercayaandiri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara :
4. Mendemonstrasikan cara perawatan
5. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
6. Mengawasi keluarga melakukan perawatan
7. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara
8. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
9. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin
10. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara :
11. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga
12. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

EVALUASI

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk


menilai keberhasilannya.Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai.Semua tindakan kebidanan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.Unyuk itu dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

LANGKAH-LANGKAH DALAM ASUHAN KEBIDANAN


KELUARGA

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam memberikan


Asuhan Kebidanan Keluarga antara lain :

1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,


dengan cara :
2. a) Mengadakan kontak dengan keluarga.
3. b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.
4. c) Menytakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
kesehatan yang dirasakan oleh keluarga.
5. d) Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.
6. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan keluarga.
7. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga,
dengan melakukan pengelompokan data.
8. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan
mengacu kepada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan
kriteria :
9. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga
untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
10. Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga dengan
mempertimbangkan :
11. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan
urutan prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah :
12. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga
sesuai dengan rencana yang telah disusun.
13. Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.
10.Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan
merumuskan kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru.

RANGKUMAN

Pengertian Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang bidan


mengambil data secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya.Diagnosa kebidanan keluarga dirumuskan berdasarkan data
yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah kebidanan yang
akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi
perawatan keluarga.Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta
dilengkapi dengan kriteria dan standar. Implementasi adalah Tindakan
yang dilakukan oleh bidan kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya.Evaluasi Sesuai rencana
tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai
keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai

TES FORMATIF

1. Apa yang dimaksud dengan pengkajian ?


2. Apa yang dimaksud diagnose dan implementasi ?
3. sebutkan pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga ?
4. uraikan langkah-langkah dalam asuhan kebidanan!

DAFTAR PUSTAKA

1. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, oleh : Setiadi, Cetakan


pertama Tahun 2008 ; Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
2. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, oleh : Nasrul
Effendi, Edisi kedua, Tahun 1998 ; Penerbit EGC, Jakarta
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Bidan.

Anda mungkin juga menyukai