PENDAHULUAN
Menghasilkan tenaga bidan yang profesional di perlukan pembinaan yang terarah dan
terpadu dalam kegiatan proses belajar mengajar antara lain dengan cara memberikan
pengalaman belajar di masyarakat secara mandiri pada kasus nyata,disamping tuntutan
kurikulum dalam bentuk pembelajaran berdasarkan kompetensi (Competency Based
Leaming) yang mengacu pada kopetensi Inti Bidan Indonesia sesuai dengan peran,fungsi
dan tanggung jawab sebagai bidan professional.
Sesuai dengan tuntutan Kurikulum Nasional DIII Kebidanan Tahun 2002, mahasiswa
Program Studi DIII Kebidanan Medan Semester V di wajibkan melaksanakan Praktek
Klinik Kebidanan (PKK) di komunitas,untuk mendapatkan pengalaman nyata tentang
pelayanan kebidanan di masyarakat serta di harapkan dapat mendesiminasikan pelayanan
kebidanan terkini sesuai dengan Evidance Based di desa jati kesuma dusun I kecamatan
Namorambe Kabupaten Deli Serdang sebagai tempat melakukan praktek klinik kebidanan
komunitas. Dalam penerapan di unit terkecil ini, mahasiswa dituntut untuk melakukan
asuhan kebidanan minimal pada 3 keluarga binaan yang telah di data per mahasiswa dalam
masyarakat.
Keluarga Binaan ini merujuk kepada keluarga yang memiliki masalah yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak yang ditemukan dalam sebuah keluarga dan memiliki
prioritas yang harus ditangani mengingat sifat masalah yang terjadi,potensial terjadinya
masalah di kemudian hari dan seberapa besar masalah tersebut dapat dicegah dan
ditanggulangi melalui intervensi.Dalam rangka melakukan pemecahan masalah terhadap
prioritas dari 3 keluarga binaan , perlu memperhatikan nilai dari prioritas tiap – tiap keluarga
yang di jadikan keluarga binaan ,agar masalah tersebut dapat di intervensi sesuai dengan
keadaan dari keluarga itu sendiri , sesuai dengan waktu , dan sesuai dengan sumber daya dan
tingkat hal yang dirasakan dalam keluarga
Dalam mewujudkan keberhasilan untuk pembinaan dari 3 keluarga binaan yang terpilih
maka dari setiap tindakan atau intervensi yang dilakukan harus memperhatikan kemampuan
petugas kesehatan ( bidan ) dalam mengenali dan memahami struktural tiap – tiap keluarga
binaan tersebut.Dalam visi Indonesia sehat tahun 2010 telah disepakati bahwa perlu adanya
perubahan paradigma kesehatan dalam pembangunan kesehatan,yaitu dari paradigma sakit
ke paradigma sehat , dimana di harapkan semua masyarakat beralih kepada paradigma sehat
yang juga merupakan suatu proses upaya program KIA dan keluarga berencana ( KB ).Hal
ini sejalan dengan penetapan 3 Keluarga Binaan dari pendataan 10 KK yang di lakukan ,
dimana yang menjadi keluarga binaan adalah keluarga yang memiliki masalah dalam KIA /
KB,Kespro.
1.2 TUJUAN
1.2.1Tujuan Umum
a. Mahasiswi dapat memperoleh data-data yang akurat dalam setiap keluarga di masyarakat.
b. Mahasiswi dapat melakukan analisa data serta menentukan prioritas masalah yang ada di
dalam sebuah keluarga.
c. Mahasiswi dapat merubah pola pikir keluarga dari tidak tahu menjadi tahu sehingga dapat
mengenali masalah yang ada di sekitarnya.
d. Mahasiswi dapat melaksanakan pembinaan peran serta keluarga dalam pemecahan
masalah kesehatan yang ditemukan.
e. Mahasiswi dapat melaksanakan penyuluhan kesehatan secara langsung kepada keluarga
sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang ditemukan.
1.3 METODE
Adapun metode yang digunakan selama PBL di Dusun I Desa Jati Kesuma Kecamatan
Namorambe Kabupaten Deli Serdang.
1. Observasi
Bersama-sama dengan masyarakat secara langsung untuk melihat dan mengenali bagaimana
status kesehatanmasyarakat tersebut.
2. Wawancara
Yaitu teknik yang digunakan dengan cara mengumpulkan data masyarakat yang actual
sesuai dengan keadaan masyarakat.
TINJAUAN TEORI
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapaorang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Dep.Kes RI,1998).
Menurut Fitzpatrick (2004), memberikan pengertian keluarga dengan cara meninjaunya
berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu pengertian keluarga secara structural,
pengertian keluarga secara fungsional, dan pengertian keluarga secara interaksional.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dam materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras,
serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap meperhatikan
satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing- masing mempunyai peran
social : suami, istri, anak, kakak, dan afik.
4. Mempunyai tujuan : Menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota.
2.1.2 Struktur Keluarga
Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
Kelurga besar adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara.
Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
Keluarga duda/janda adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
Kelurga berkomposisi adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
Keluarga kabitas adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
keluarga.
2.1.5 Peranan keluarga
1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung,
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
2.1.6Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis :
Meneruskan keturunan
Memelihara dan membesarkan anak
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis :
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia
5 tahun :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
Membantu anak untuk bersosialisasi
Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi
Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia
12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk :
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini
adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya
Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
Mempertahankan kesehatan
Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
Meningkatkan keakraban pasangan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal :
Untuk itu dilakukan penetapan prioritas masalah dengan metode Hanlon, yakni sebagai
berikut :
Kriteria
1 : Besarnya masalah
2 : Kegawatan masalah
3 : Kemudahan Penanggulangan (efektivitas intervensi)
4 : Metode Pearl
2.2 Kebidanan komunitas
2. Sasaran khusus
Perempuan selama dalam silklus kehidupannya, yaitu mulai sejak konsepsi sampai lanjut usia.
1. Tujuan Umum
Asuhan kebidanan komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya kesehatan perempuan (women well being) di wilayah kerja kebidanan.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tanggub jawab bidan.
- Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu.
- Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resikokehamilan persalinan,
nifas, dan perinatal.
- Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu dan anak.
- Membangun jejaring kerja dan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau
terkait.
Menurut varney (1997) proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya
yang dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa dalam
melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berpikir secara kritis
untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan.
a. Data subjektif
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan.
b. Data objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data
penunjang; hasil laboratorium seperti VRDL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik, ataupun
USG yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah.
Data yang telah dikumpul diolah, disesuaikan dengan kebutuhan pasien kemudian
dilakukan pengolahan data, yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan
yang lainnya sehingga menunjukkan fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk
menunjukkan fakta berdasarkan kumpulan data. Data yang telah diolah dianaisis dan
hasilnya didokumentasikan.
Tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut.
a. Diagnosis kebidanan yang sama dengan diagnosis medis seperti anemi ibu hamil, retensio
plasenta, plasenta previa, dll.
b. Masalah diidentifikasi berdasarkan masalah yang ditemukan dengan didukung oleh data
subjektif dan objektif seperti cemas, potensial atonia uteri , dsb.
c. Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu misalnya penyuluhan gizi pada
ibu hamil
3. Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya, maka
rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan dalam
melakukan intervensi dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi.
Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut.
4. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana yang
sudah ditentukan. Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus
yang memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan
kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan monitor kemajuan kesehatan pasien juga
perlu dicatat.
5. Evaluasi
Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen
kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah
manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi/analisis masalah selanjutnya
bila diperlukan.
Pendokumentasian SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Metode 4 langkah
yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksaan kebidanan. Dipakai
untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai catatan
kemajuan. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman
medis pasien sebagai catatan kemajuan. Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk
pengkajian awal pasien, dengan cara penulisannya adalah sebagai berikut:
S (subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung
Prioritas Masalah
Keterangan :
D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah
B= Keseriusan masalah
C= Kemudahan penanggulangan
D= [A+ (2Xb)} xc
Keterangan :
D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah
B= Keseriusan masalah
C= Kemudahan penanggulangan
D= [A+ (2Xb)} xc
Keterangan :
D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah
B= Keseriusan masalah
C= Kemudahan penanggulangan
D= [A+ (2Xb)} xc
Keterangan :
D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah
B= Keseriusan masalah
C= Kemudahan penanggulangan
Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah dapat
disusun sebagai berikut :
TINJAUAN KASUS
I.Pengkajian
I. Pengkajian
a. Identifikasi Keluarga (Pengumpulan dan pengolahan data Tgl 07 Okt 2016)
Nama Kepala Keluarga : Tn. Molasin
Umur : 42 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Status Pernikahan :
objektif
TD : 110/70 mmHg
Temp : 36,5°C
Pols : 74 x /i
RR : 24 x/i
g. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada
Diagnosa :
Masalah :
Keterangan :
D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah
B = Keseriusan masalah
C = Kemudahan penanggulangan
- Puskes
Pelaksanaan 24 Okt mas
IVA 2016 Pemban
tu/Balai
desa
IV. Tindakan segera/ Kolaborasi
Konseling, penyuluhan dan pemasangan KB Implan
V. Perencanaan
1. Beri pendidikan tentang Alat Kontrasepsi.
2. Anjurkan pada ibu untuk mengikuti penyuluhan dan pemasangan Alat
kontrasepsi.
VI. Implementasi
Tanggal 30 september 2016 Pukul: 16.00 WIB
1. Memberikan konseling tentang alat kontrasepsi
2. Tanggal 01 oktober 2016 pukul 15.00 WIB melakukan penyuluhan tentang KB di Rumah
3. Perencanaan pelaksanaan pemasangan implan / IUD pada tanggal 24 Oktober
2016 di Puskesmas Pembantu.
VI. Evaluasi
1. Ibu sudah mengerti tentang Alat Kontrasepsi.
2. Ibu mengerti tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang
Temp : 36,5oC
Pols : 74 x /i
RR : 24 x/i
A
Ny.E kurang mengetahui tentang pentingnya pemakaian alat Kontrasepsi
P
Memberikan pendidikan kesehatan tentang Manfaat pemakaian alat kontrasepsi
Dilanjutkan tanggal :
Tanggal : 01 oktober 2016 Pukul : 15.00 Wib
I.Pengkajian
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
b. Anggota Keluarga
No Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
Klamin Keluarga
1 Voni Susanti P Th Istri SMP IRT
2 Yoga Pratama L 19 Th Anak SMA -
3 Yola Ismayani P 15 Th Anak SMP Pelajar
- Untuk mengatasi masalah kesehatan biasanya yang di lakukan keluarga ialah berobat ke klinik
Dokter/ RS
g. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada
IVA.
Data : Ibu mempunyai 2orang anak yaitu usia19 tahun (Laki-laki), usia15
tahun (Perempuan)
Prioritas Masalah
D= [A+ (2Xb)} xc
Keterangan :
D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah
B= Keseriusan masalah
C= Kemudahan penanggulangan
-
- Evaluas Sabtu, 08 Ruma _
i 2016 h Ny. Berhasil
(14.00) V
Tidak Ada
Data Perkembangan
Temp : 36,8 °C
Pols : 78 x /i
RR : 22 x/i
A
Ny. Kurang pengetahuan tentang IVA
P
Memberikan pendidikan kesehatan tentang IVA dan Membawa ibu ke balai Desa
untuk mengikuti pemeriksaan IVA
Dilanjutkan Tanggal
Dilanjutkan Tanggal
I. Pengkajian
Umur : 45 tahun
Anggota keluarga
Hubu
Jenis ngan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
Klamin Kelua
rga
Temp : 37 0C
Pols : 82 x /i
RR : 24 x/i
f. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada
Diagnosa : Anak Ny. Rusia 16 tahun (perempuan) mempunyai pengetahuan yang kurang
tentang SADARI.
Data : Ibu mempunyai 4orang anak, anak pertama usia19 tahun (Laki-laki) dan
Prioritas Masalah
1. Kurangnya Pengetahuan Remaja Tentang SADARI
Menentukan kriteria I besarnya masalah
D= [A+ (2Xb)} xc
Keterangan :
D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah
B= Keseriusan masalah
C= Kemudahan penanggulangan
V. Perencanaan
1. Beri penkes pada remaja tentang pentingnya pengetahuan SADARI.
2. Anjurkan pada remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
VI. Implementasi
Tanggal: 17September 2016 Pukul: 15.00
1. Memberikan penkes tentang pentingnya pengetahuan SADARI.
2. Menganjurkan remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
VII. Evaluasi
1. Remaja telah mengerti tentang SADARI.
2. Remaja bersedia untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
Data Perkembangan
I.Pengkajian
Umur : 53 tahun
Pendidikan : SMA
Anggota keluarga
Hubu
Jenis ngan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
Klamin Kelua
rga
Maidar
1 P 50 Th Istri S2 IRT -
Sigalingging
Yosua
3 L 23Th Anak Kuliah Pelajar -
angging
Gracia
5 P 16 Th Anak SMA Pelajar -
Hineni
TD : 120/80 mmHg
Temp : 36,80C
Pols : 80x /i
RR : 22 x/i
k. Data Khusus Lingkungan
Jenis Rumah : Permanen
l. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada
Diagnosa : Anak Ny. Musia 16 tahun (perempuan) mempunyai pengetahuan yang kurang
tentangKesehatan Reproduksi.
Data : Ibu mempunyai 4orang anak, anak pertama usia23 tahun (Laki-laki) dan
Prioritas Masalah
II. Pengkajian
Menentukan kriteria I besarnya masalah
D= [A+ (2Xb)} xc
Keterangan :
D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah
B= Keseriusan masalah
C= Kemudahan penanggulangan
X. Perencanaan
1. Beri penkes pada remaja tentang pentingnya pengetahuan Kesehatan Reproduksi
2. Anjurkan pada remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
XI. Implementasi
Tanggal: 17September 2016 Pukul: 16.00
1. Memberikan penkes tentang pentingnya pengetahuan Kesehatan Reproduksi.
XII. Evaluasi
Data Perkembangan
LAMPIRAN
SAP Kontrasepsi
A. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui dan memahami tentang alat
kontrasepsi.
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu dpat/mampu mengetahui tentang alat kontrasepsi.
C. Proses Penyuluhan/Kegiatan
Pendahulua
1. n Menjawab salam 5’
Mengucapkan salam Mendengarkan/
menyebutkan nama memperhatikan
Menyebutkan tujuan
pelaksanaan penyuluhan.
10. Evaluasi
a. Prosedur : Pengisian Kuesioner
b. Bentuk pertanyaan : Multiple Choice
c. Soal pertanyaan :
Apa tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi yang ibu kenal
Ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang ibu ketahui
Apa kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi jenis suntik dan IUD
1. Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan . Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variable yang mmpengaruhi fertilitas
Kondom merupakan selubung atau sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai
tempat penampungan air mani yang keluar pada saat senggama, bekerja mencegah sperma
bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Indikasinya yaitu semua pasangan
usia subur yang ingin berhubungan seksual dan belum ingin kehamilan.
Metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual pada siklus
subur seorang wanita.Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum
menstruasi.Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma
bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual.Karena itu pembuahan bisa
terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.
4) Diafragma
2) Kekurangan :
Mual yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama.
Pendarahan atau bercak darah diantara masa haid, terutama bila lupa minum pil atau terlambat.
Sakit kepala ringan.
Berat badan naik sedikit (bagi sebagian orang merupakan manfaat).
Berhenti haid.
Satu blister pil harus tersedia tiap 28 hari.
Tidak dianjurkan bagi yang sedang menyusui, karena akan memprngaruhi kualitas dan kuantitas
asi.
Walau sangat jarang terjadi, dapat menyebabkan gangguan emosi termasuk depresi.
Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan HIV/ AIDS.
b) Suntikan
1) Kelebihan :
Mudah digunakan, hanya sekali suntik tiap tiga bulan dan bias kembali subur bila dihentikan.
Bisa digunakan ibu menyusui 6 bulan seteleh melahirkan dan tidak mempengaruhi asi
Memberikan perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur, dan pembengkakan
pinggul.
Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
Tidak menggangu hubungan seks dan tidak perlu khawatir akan terjadi kehamilan
Bisa digunakan perempuan yang sudah punya anak ataupun yang belum.
Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.
2) Kekurangan :
Diawal pemakaian bisa terjadi perdarahan ringan atau bercak darah.
Dapat terjadi perdarahan berat diawal pemakaian (tetapi kasus ini jarang terjadi)
Berhenti haid yang biasa terjadi setelah setahun penggunaan.
Bisa menyebabkan kenaikan berat badan, rata-rata 1 sampai 2 kg ditahun pertama.
Kesuburan lambat kembali, sampai tingkat DMPA dalam tubuh menurun, dan butuh waktu 4
bulan atau lebih bila di bandingkan dengan pil, IUD, atau kondom.
Perlu kembali mendapatkan suntikan setelah 3 bulan.
Tidak bisa segera di hentikan atau di keluarkan dari tubuh bila ingin hamil atau terjadi efek
samping.
Tidak bisa memberi perlindungan terhadap IMS atau HIV atau AIDS.
. c) Implant
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan
Implanon.Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.Pemasangan dan
pencabutan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.Kesuburan segera kembali setelah implant
di cabut.Aman dipakai saat laktasi (menyusui).
1.) Keuntungan:
Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan.
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Bebas pengaruh estrogen
Tidak mengganggu senggama (hubungan seksual)
Tidak mengganggu produksi ASI
Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
2.) Kekurangan:
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing
kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
Membutuhkan tindak pembedahan minor.
d) IUD
1) Kelebihan :
Mencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
Tidak menggangu hubungan seks.
Tidak terpengaruh terhadap obat-obatan.
Bisa segera subur kembali. Begitu AKDR di keluarkan bisa hamil kembali.
Tidak mempengaruhi jumlah dan mutu Asi.
Mencegah kehamilan di luar kandungan.
2) Kekurangan :
Perubahan Haid (biasa terjadi dalam 3 bulan pertama, tapi kian berkurang setelah 3 bulan).
Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit kelamin, bila menggunakan
AKDR.
Membutuhkan prosedur medis karena memerlukan pemeriksaan panggul untuk dapat memasang
AKDR
Memasang dan mengeluarkan AKDR harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
Bisa keluar dari rahim tanpa di ketahui.
Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin termasuk HIV/ AIDS.
11. Daftar Pustaka
Syaifudin, Abdul Bari Dkk, 1999. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Manuaba Chandranita Ayu Ida, 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta : EGC
Pinem Soraha, 2009, KesehatanReproduksi, dan Kontrasepsi, Jakarta, Trans Info Media
Sibagariang Elllya Eva, 2010, GiziDalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Trans Info
Media
Sibagariang Elllya Eva,dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Trans Info
Media
SAP IVA
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Identifikasi Masalah
IVA adalah deteksi dini kanker leher rahim alternatif selain pap smear untuk memeriksa
daerah yang tidak bisa dijangkau oleh pap smear.
2. Pengantar
Topic : WUS
Sub Topic : IVA
Sasaran : Wanita Dalam Usia Subur.
Pukul : 10.00 WIB
Waktu : 20 Menit
Tempat : Perwiritan di Dusun I-A Desa Tanjung Selamat
Penyuluh : Mahasiswa Depkes.
5. Materi:
a. Pengertian IVA.
b. Keuntungan, jadwal dan syarat mengikuti IVA.
c. kategori IVA dan Tempat Pelayanan IVA.
6. Metode.
Ceramah, leafelt dan tanya jawab.
7. Media.
Plitchart dan Spanduk
8. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1 Pembukaan 5 menit Salam
Perkenalan
Menjelaskan
Tujuan
Penyuluhan
9. Evaluasi
a. Peserta tahu tentang pengertian IVA
b. Peserta tahu tantang keuntungan, jadwal dan syarat IVA.
c. Peserta tahu kategori IVA dan Tempat Pelayanan IVA.
10. Daftar pustaka.
Melianti Mira. 2011. Skining Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual deang
Asam Asetat (IVA) test. (http://stikesdhb.ac.id/kebidanan/91-skrining-kanker-
serviks.html
SAP SADARI
Waktu : 60 menit
Pukul : 14.00wib
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan warga
mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang SADARI dan mengetahui cara
mendeteksi dini gejala kanker payudara.
2. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dapat :
a) Menjelaskan tentang Pengertian Sadari.
b) Menjelaskan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara
c) Menjelaskan tentang Waktu Pelaksanaan Sadari
d) Menjelaskan tentang Prosedur Pelaksanaan Sadari
B. Materi (terlampir)
KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU
Penyuluhan Peserta
*Memperkenalkan diri, *Menjawab salam
mengucapkan salam dan doa. dan berdoa
1. Pendahuluan 10 Menit
*Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan. *Memperhatikan
dengan seksama
2. Penjelasan *Menjelaskan pengertian *Memperhatikan 30 Menit
pemeriksaan payudara sendiri penjelasan materi
*Menyimpulkan kegiatan
3. Penutup proses penyuluhan dan *Ceramah 15 Menit
memberikan apresiasi kepada
peserta.
*Mengucapkan salam
penutup, dan doa *Ceramah
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
E. Alat/Bahan/Media
a. Laptop
b. Poster
c. Proyektor / LCD
F. Evaluasi
G. . Sumber Kepustakaan
https://www.google.com/search?q=cara perwatan payudara sendiri slient=firefox-
http://informasi-kesehatan-remaja.blogspot. Pengertian SADARI.html
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang reproduksi sehat
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran mampu :
a. Menyebutkan pengertian kespro
b. Menyebutkan usia reproduksi sehat
c. Menyebutkan pengertian pernikahan dini
d. Menyebutkan penyebab pernikahan dini
e. Menyebutkan dampak pernikahan dini
B. Pokok Bahasan
1. Pengertian Kespro
2. Usia reproduksi sehat
3. Pengertian pernikahan dini
4. Penyebab pernikahan dini
5. Dampak pernikahan dini
C. Tahapan-tahapan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan - Mengucapkan salam - Menanggapi 10 menit
- Memperkenalkan diri
- Menggali
pengetahuan (observasi) .
2 Pemberian - Ceramah - Mendengarkan 30 menit
materi - Menyampaikan dan memperhatikan
materi. penyuluhan dengan
- Menjelaskan tahap serius.
demi tahap.
- Memberikan
kesempatan bertanya 10
menit
- Menjawab pertanyaan
3 Evaluasi - Menggali - Dapat mengulang 10 menit
pengetahuan sasaran kembali informasi
dengan memberi yang telah didapat.
pertanyaan
4 Penutup - Memberi salam - Menjawab salam 10 menit
penutup.
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
E. Alat/Media
Flip-chart, Spidol, Kertas Flip-chart
F. Evaluasi
Kuisioner
Mengajukan pertanyaan kepada sasaran
1. Apakah pengertian kesehatan reproduksi?
2. Sebutkan usia reproduksi sehat !
3. Apakah pengertian pernikahan dini?
4. Sebutkan penyebab pernikahan dini!
5. Sebutkan dampak pernikahan dini!
MATERI
I. MATERI KONTRASEPSI
Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan . Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variable yang mmpengaruhi fertilitas
Kondom merupakan selubung atau sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai
tempat penampungan air mani yang keluar pada saat senggama, bekerja mencegah sperma
bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Indikasinya yaitu semua pasangan
usia subur yang ingin berhubungan seksual dan belum ingin kehamilan.
Metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual pada siklus
subur seorang wanita.Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum
menstruasi.Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma
bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual.Karena itu pembuahan bisa
terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.
4) Diafragma
2) Kekurangan :
Mual yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama.
Pendarahan atau bercak darah diantara masa haid, terutama bila lupa minum pil atau terlambat.
Sakit kepala ringan.
Berat badan naik sedikit (bagi sebagian orang merupakan manfaat).
Berhenti haid.
Satu blister pil harus tersedia tiap 28 hari.
Tidak dianjurkan bagi yang sedang menyusui, karena akan memprngaruhi kualitas dan kuantitas
asi.
Walau sangat jarang terjadi, dapat menyebabkan gangguan emosi termasuk depresi.
Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan HIV/ AIDS.
b) Suntikan
1) Kelebihan :
Mudah digunakan, hanya sekali suntik tiap tiga bulan dan bias kembali subur bila dihentikan.
Bisa digunakan ibu menyusui 6 bulan seteleh melahirkan dan tidak mempengaruhi asi
Memberikan perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur, dan pembengkakan
pinggul.
Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
Tidak menggangu hubungan seks dan tidak perlu khawatir akan terjadi kehamilan
Bisa digunakan perempuan yang sudah punya anak ataupun yang belum.
Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.
2) Kekurangan :
Diawal pemakaian bisa terjadi perdarahan ringan atau bercak darah.
Dapat terjadi perdarahan berat diawal pemakaian (tetapi kasus ini jarang terjadi)
Berhenti haid yang biasa terjadi setelah setahun penggunaan.
Bisa menyebabkan kenaikan berat badan, rata-rata 1 sampai 2 kg ditahun pertama.
Kesuburan lambat kembali, sampai tingkat DMPA dalam tubuh menurun, dan butuh waktu 4
bulan atau lebih bila di bandingkan dengan pil, IUD, atau kondom.
Perlu kembali mendapatkan suntikan setelah 3 bulan.
Tidak bisa segera di hentikan atau di keluarkan dari tubuh bila ingin hamil atau terjadi efek
samping.
Tidak bisa memberi perlindungan terhadap IMS atau HIV atau AIDS.
. c) Implant
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan
Implanon.Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.Pemasangan dan
pencabutan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.Kesuburan segera kembali setelah implant
di cabut.Aman dipakai saat laktasi (menyusui).
1.) Keuntungan:
Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan.
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
Bebas pengaruh estrogen
Tidak mengganggu senggama (hubungan seksual)
Tidak mengganggu produksi ASI
Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
2.) Kekurangan:
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing
kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
Membutuhkan tindak pembedahan minor.
d) IUD
1) Kelebihan :
Mencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
Tidak menggangu hubungan seks.
Tidak terpengaruh terhadap obat-obatan.
Bisa segera subur kembali. Begitu AKDR di keluarkan bisa hamil kembali.
Tidak mempengaruhi jumlah dan mutu Asi.
Mencegah kehamilan di luar kandungan.
2) Kekurangan :
Perubahan Haid (biasa terjadi dalam 3 bulan pertama, tapi kian berkurang setelah 3 bulan).
Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit kelamin, bila menggunakan
AKDR.
Membutuhkan prosedur medis karena memerlukan pemeriksaan panggul untuk dapat memasang
AKDR
Memasang dan mengeluarkan AKDR harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
Bisa keluar dari rahim tanpa di ketahui.
Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin termasuk HIV/ AIDS.
Pinem Soraha, 2009, KesehatanReproduksi, dan Kontrasepsi, Jakarta, Trans Info Media
Sibagariang Elllya Eva, 2010, GiziDalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Trans Info
Media
Sibagariang Elllya Eva,dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Trans Info
Media
2. MATERI PENGETAHUAN IVA
2. Keuntungan IVA
Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya
adalah :
a. Mudah, praktis, mampu laksana
b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
3. Jadwal IVA
Program Skrining Oleh WHO :
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho
Taufan, dr. 2010:66)
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60
tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan.Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila :
hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya
gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat
menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka
semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.
Kanker payudara adalah adanya benjolan di payudara, borok, atau luka yang tidak sembuh,
cairan yang keluar dari puting, dan adanya nyeri di payudara.Namun umumnya, kanker
payudara ini pada mulanya tidak menimbulkan nyeri sehingga penderita datang dalam
keadaan terlambat, apalagi bila umurnya sudah tua.
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak
teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan
mudah di bawah kulit.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di
kulit payudara.Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
1. Usia. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar
ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker payudara. Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau
kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah
payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat
meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara perempuan
atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita
kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal. Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan
dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita
memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara
sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara
adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa
kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami
kerusakan. Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar
hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh
perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya
sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. Resiko menderita kanker payudara agak
lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang
menyebabkan bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur
jaringan payudara .
6. Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun,
kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin dini
menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker
payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia
12 tahun. Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin
lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker
payudara
7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen. Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor
lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil
dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga
sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika
pemakaiannya lebih lama.
8. Obesitas pasca menopause. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih
diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker
payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
9. Pemakaian alkohol. Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara.
10. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang
menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya)
mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
11. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran
memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
12. Penyinaran. Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa
kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
13. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium
dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara (Medicastore, 2010).
1. Berdiri di depan cermin dan angkat satu lengan di atas kepala. Periksa apakah ada
perubahan pada payudara dan puting.
2. Berbaring dan secara sistematis periksa/raba payudara dengan tiga jari untuk
merasakan ada tidaknya benjolan.
3. Pijat puting untuk mengetahui adanya cairan dan periksa/raba ketiak apakah ada
benjolan/bengkak.
b. Panduan atas Screening Payudara
Di bawah usia 40 tahun
1. Lumpectomy
Lumpectomy adalah prosedur pengangkatan jaringan tumor dan sebagian jaringan normal
dan sekitarnya.
2. Masektomi
Masektomi adalah momok bagi para wanita pengidap kanker payudara. Ini adalah
prosedur mengangkat seluruh jaringan payudara pengidap kanker sehingga ia tida lagi
memiliki payudara.
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan
melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.
Tanggalkan pakaian anda pada paras pinggang, dan lihat diri anda di hadapan cermin
• Kedudukan 2
Angkat kedua-dua tangan ke atas kepala anda. Periksapayudara anda dari berbagai sudut.
• kedudukan 3
Berdiri tegak di hadapan cermin dengan tangan anda di sisi.Pusing ke kiri dan ke kanan
untuk mengesan sebarang perubahan pada payudara.
• Kedudukan 4
Tegangkan otot-otot bahagian dada anda dengan mencekak pinggang dan menolak ke
bawah.
• Langkah 1:
Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa payudara kanan anda. Gunakan tapak jari-jari
anda untuk memeriksa sembarang BENJOLAN atau PENEBALAN
• Langkah 2:
• Langkah 3 :
Bermula di bahagian atas payudara anda, buat pusingan yang besar.Bergeraklah sekeliling
payudara anda dengan memerhatikan sebarang benjolan atau penebalan yang luar biasa.
• Langkah 4 :
Menggunakah kedua-dua belah tangan, tekan payudara anda untuk melihat sama ada terdapat
sebarang lelehan luarbiasa dari puting payudara
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24
tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam
dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih
tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja
(BKKBN, 2007).
1. Mulai menstruasi.
2. Payudara dan bokong membesar.
3. Indung telur membesar.
4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
5. Vagina mengeluarkan cairan.
6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
7. Tubuh bertambah tinggi
Menstruasi atau Haid
Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi
sebulan dua kali menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini
memakan waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan
berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun. Bila seorang wanita berhenti menstruasi
disebut menopause. Siklus menstruasi meliputi :
1. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang
akan datang.
2. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.
3. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap menerima hasil
pembuahan.
4. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi
perdarahan. Telur akan keluar dari rahim bersama darah.
Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan.Ada yang 26 hari, 28 hari,
30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun
kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah
yang dikeluarkan biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan
adalah kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.
2. SADARI
A. Pengertian
Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
kanker dalam payudara wanita.Pemeriksaan ini dilakukan dengan meggunakan cermin dan
dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas.
B. Etiologi
Indikasi utama sadari adalah karena :
Untuk mendeteksi terjadinya Cancer Payudara dengan mengamati payudara dari depan,
sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kuli, putting bersisik dan
pengeluaran cairan atau nanah dan darah..
Semakin bertambahnya usia, makin besar pula risiko seorang perempuan terkena kanker.
Hal ini tentu membuat kita khawatir.Meski begitu, kita bisa mengubah ketakutan menjadi sebuah
tindakan nyata untuk mencegah penyakit yang jadi momok kaum wanita ini.
1. Aktif bergerak
Tidak ada kata tua untuk mulai berolahraga. Penelitian menyebutkan, olahraga akan
menurunkan kadar hormon estrogen, yang berkaitan dengan kanker. Lakukan olahraga minimal
30 menit sehari.
1. Kurangi berat badan
Setelah menopause, perempuan yang obesitas punya risiko lebih besar terkena kanker
payudara dibanding rekannya yang punya berat badan normal. Meski begitu, kenaikan bobot
tubuh pada wanita yang tadinya beratnya ideal juga mendatangkan risiko yang sama.
3. Cukupi kebutuhan vitamin D
Studi yang menegaskan manfaat vitamin D sebagai anti-kanker terus bermunculan.Yang
terakhir menyebutkan, 94 persen pasien kanker payudara yang kekurangan vitamin D, kankernya
lebih cepat menyebar dibanding mereka yang cukup vitamin D.
4. Batasi alcohol
Data terbaru dari National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang minum satu
atau dua gelas alkohol setiap hari memiliki risiko terkena kanker payudara 32 persen lebih
besar.Para ahli menyarankan untuk membatasi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari.
5. Perhatikan gejalanya
Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran
tidak teratur..
6. Lakukan deteksi dini
Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan stadium pada
temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi, pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang
dapat diajarkan, kemudian dipraktikkan sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur
bisa mendeteksi tumor 1,2 sentimeter.
C. Waktu pelaksanaan
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan pada saat setelah menstruasi.
Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.Akan beresiko tinggi apabila
dilakukan dengan berganti-ganti pasangan.Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko
tertular penyakit kelamin.Perempuan beresiko lebih besar tertular karena bentuk alat
reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular PMS
tidak tahu bahwa ia sudah tertular. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan :
2. Clamidia.
3. Sifilis.
4. Herpes genital.
5. Trikonomiasis.
7. Kutil kelamin.
8. HIV-AIDS
I. Gonorrea (GO)
* Tanda-tanda : nyeri pada saat kencing, merah, bengkak dan bernanah pada alat kelamin.
* Komplikasi yang timbul : infeksi radang panggunl, mandul, menimbulkan kebutaan pada bayi
yang dilahirkan.
* Masa inkubasi : tanpa gejala berlangsung 3 – 13 minggu, lalu timbul benjolan sekitar alat
kelamin, disertai pusing, nyeri tulang, akan hilang sementara. 6 – 12 minggu setelah hubungan
seks muncul bercak merah pada tubuh yang dapat hilang sendiri tanpa disadari. 5 – 10 tahun
penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.
* Komplikasi pada wanita hamil : dapat melahirkan dengan kecacatan fisik seperti kerusakan
kulit, limpa, hati dan keterbelakangan mental.
* Pemeriksaan : tes laboratorium untuk mendeteksi RPR (Rapid Plasma Reagent) dan TPHA
(Trepanema Palidum Hemagglutination Assay).
III. Trikonomiasis
* Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Keluar cairan vagina encer berwarna
kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk; Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan
terasa tidak nyaman.
* Komplikasi yang bisa terjadi : lecet sekitar kemaluan, bayi lahir prematur, memudahkan
penularan infeksi HIV.
* Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung,
pinggirnya tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri; Biasanya hanya pada salah satu sisi alat
kelamin. Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha berwarna
keme .
V. Klamidia
* Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan
penularan infeksi HIV.
* Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaag Gram dan Biakan agar selama
seminggu.
* Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya kronis, karena sebanyak
70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.
* Gejala yang ditimbulkan : Cairan vagina encer berwarna putih kekuningan; Nyeri di rongga
panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual.
* Komplikasi yang mungkin terjadi : Biasanya menyertai gonore; Penyakit radang panggul;
Kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian; Infeksi mata pada bayi baru lahir;
Memudahkan penularan infeksi HIV.
* Tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adalah Elisa, Rapid Test dan Giemsa.
* Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit seperti kutil besar disekitar alat kelamin (seperti
jengger ayam).
* Komplikasi yang mungkin terjadi : kutil dapat membesar seperti tumor; bisa berubah menjadi
kanker mulut rahim; meningkatkan resiko tertular HIV-AIDS.
* Tidak perlu mendeteksi laboratorium karena langsung dapat terlihat oleh mata biasa.
VII. HIV-AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyebabkan
AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih manusia yang merupakan bagian paling penting
dalam system kekebalan tubuh.
Seseorang yang terinfeksi HIV secara fisik tidak ada bedanya dengan orang yang tidak
terinfeksi.Hampir tidak ada gejala yang muncul pada awal terinfeksi HIV. Tetapi ketika
berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan
tubuhnya sehingga mudah terserang penyakit dan tubuh akan melemah.
Setiap orang beresiko tertular HIV-AIDS, baik tua maupun muda, kaya atau miskin,
heteroseksual maupun homoseksual, terkenal maupun tidak terkenal. Resiko tertular HIV tidak
berkaitan dengan siapa kita, tetapi apa yang kita lakukan.
2. Menggunakan benda tajam yang terkontaminasi oleh virus HIV, misalnya jarum suntik pada
pengguna dan pecandu narkoba, alat pembuat tatto dan alat tindik.
4. Gigitan nyamuk.
I. IDENTIFIKASI KELUARGA
Tabel A.2
DISTRIBUSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN AGAMA DI DESA TANJUNG
SELAMAT KAB. DELI SERDANG TAHUN 2016
Total
No Agama KK
f %
1 Islam 7 70,00
2 Katolik 0 0,00
3 K.Protestan 3 30,00
4 Hindu 0 0,00
5 Budha 0 0,00
Total 10 100,00
Analisa Data :
Berdasarkan tabel mayoritas kepala keluarga beragama islam dengan jumlah 7 orang (70%) dan
minoritas kepala keluarga beragama kristen protestan dengan jumlah 3 orang (30%)
Tabel A.3
Total
No Suku
f %
1 Jawa 3 30,00
2 batak 2 20,00
3 karo 1 10,00
4 Melayu 2 20,00
5 Minang 1 10,00
6 Aceh 1 10,00
7 Mandailing 0 0,00
8 Nias 0 0,00
9 betawi 0 0,00
10 Banjar 0 0,00
11 sunda 0 0,00
12 Manado 0 0,00
13 Cina 0 0,00
14 India 0 0,00
Total 10 100,00