Anda di halaman 1dari 87

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam pencapaian tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan yaitu indonesia
sehat 2015,peranan Ahli Madya Kebidanan sebagai tenaga kesehatan yang profesional
diharapkan senantiasa meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ahli Madya Kebidanan sebagai tenaga profesional dalam memberikan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak, di harapkan
agar lebih mampu secara mandiri dalam menanggulangi sebagai kompleksitas permasalahan
kesehatan ibu dan anak di masyarakat dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bersifat Promatif, Preventif, dengan tidak mengabaikan pelayanan kuratif dan Rehabilitatif
serta mampu mengerakkan peran serta masyarakat untuk meningkatkan upaya kesehatan
dalam mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Menghasilkan tenaga bidan yang profesional di perlukan pembinaan yang terarah dan
terpadu dalam kegiatan proses belajar mengajar antara lain dengan cara memberikan
pengalaman belajar di masyarakat secara mandiri pada kasus nyata,disamping tuntutan
kurikulum dalam bentuk pembelajaran berdasarkan kompetensi (Competency Based
Leaming) yang mengacu pada kopetensi Inti Bidan Indonesia sesuai dengan peran,fungsi
dan tanggung jawab sebagai bidan professional.

Sesuai dengan tuntutan Kurikulum Nasional DIII Kebidanan Tahun 2002, mahasiswa
Program Studi DIII Kebidanan Medan Semester V di wajibkan melaksanakan Praktek
Klinik Kebidanan (PKK) di komunitas,untuk mendapatkan pengalaman nyata tentang
pelayanan kebidanan di masyarakat serta di harapkan dapat mendesiminasikan pelayanan
kebidanan terkini sesuai dengan Evidance Based di desa jati kesuma dusun I kecamatan
Namorambe Kabupaten Deli Serdang sebagai tempat melakukan praktek klinik kebidanan
komunitas. Dalam penerapan di unit terkecil ini, mahasiswa dituntut untuk melakukan
asuhan kebidanan minimal pada 3 keluarga binaan yang telah di data per mahasiswa dalam
masyarakat.
Keluarga Binaan ini merujuk kepada keluarga yang memiliki masalah yang berkaitan
dengan kesehatan ibu dan anak yang ditemukan dalam sebuah keluarga dan memiliki
prioritas yang harus ditangani mengingat sifat masalah yang terjadi,potensial terjadinya
masalah di kemudian hari dan seberapa besar masalah tersebut dapat dicegah dan
ditanggulangi melalui intervensi.Dalam rangka melakukan pemecahan masalah terhadap
prioritas dari 3 keluarga binaan , perlu memperhatikan nilai dari prioritas tiap – tiap keluarga
yang di jadikan keluarga binaan ,agar masalah tersebut dapat di intervensi sesuai dengan
keadaan dari keluarga itu sendiri , sesuai dengan waktu , dan sesuai dengan sumber daya dan
tingkat hal yang dirasakan dalam keluarga

Dalam mewujudkan keberhasilan untuk pembinaan dari 3 keluarga binaan yang terpilih
maka dari setiap tindakan atau intervensi yang dilakukan harus memperhatikan kemampuan
petugas kesehatan ( bidan ) dalam mengenali dan memahami struktural tiap – tiap keluarga
binaan tersebut.Dalam visi Indonesia sehat tahun 2010 telah disepakati bahwa perlu adanya
perubahan paradigma kesehatan dalam pembangunan kesehatan,yaitu dari paradigma sakit
ke paradigma sehat , dimana di harapkan semua masyarakat beralih kepada paradigma sehat
yang juga merupakan suatu proses upaya program KIA dan keluarga berencana ( KB ).Hal
ini sejalan dengan penetapan 3 Keluarga Binaan dari pendataan 10 KK yang di lakukan ,
dimana yang menjadi keluarga binaan adalah keluarga yang memiliki masalah dalam KIA /
KB,Kespro.

1.2 TUJUAN
1.2.1Tujuan Umum

Mahasiswa dapat secara langsung mengenali masalah kebidanan yang terjadi di


masyarakat serta dapat merencanakan dan melaksanakan upaya pencegahan masalah
bersama dengan masyarakat serta mengevaluasi keberhasilan program.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswi dapat memperoleh data-data yang akurat dalam setiap keluarga di masyarakat.
b. Mahasiswi dapat melakukan analisa data serta menentukan prioritas masalah yang ada di
dalam sebuah keluarga.
c. Mahasiswi dapat merubah pola pikir keluarga dari tidak tahu menjadi tahu sehingga dapat
mengenali masalah yang ada di sekitarnya.
d. Mahasiswi dapat melaksanakan pembinaan peran serta keluarga dalam pemecahan
masalah kesehatan yang ditemukan.
e. Mahasiswi dapat melaksanakan penyuluhan kesehatan secara langsung kepada keluarga
sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang ditemukan.

1.3 METODE
Adapun metode yang digunakan selama PBL di Dusun I Desa Jati Kesuma Kecamatan
Namorambe Kabupaten Deli Serdang.

1. Observasi
Bersama-sama dengan masyarakat secara langsung untuk melihat dan mengenali bagaimana
status kesehatanmasyarakat tersebut.
2. Wawancara
Yaitu teknik yang digunakan dengan cara mengumpulkan data masyarakat yang actual
sesuai dengan keadaan masyarakat.

1.4 RUANG LINGKUP

Asuhan kebidanan secara berkelompok pada komunitas yang meliputi pengkajian,


perumusan diagnosa,pengembangan perencanaan,pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi
dengan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut :

a. pertemuan tingkat desa.


b. pengumpulan data kesehatan keluarga khususnya KIA/KB.
c. Menganalisis masalah dengan pendekatan partisipatif rural appraisal.
d. Musyawarah keluarga desa.
e. Program KIA/KB di desa.
f. Upaya promosi kesehatan keluarga sesuai dengan kebutuhan khususnya untuk kesehatan ibu dan
anak.
g. Upaya-upaya pemberdayaan keluarga untuk mendukung pelaksanaan desa siaga.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP KELUARGA

2.1.1 Pengertian keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapaorang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Dep.Kes RI,1998).
Menurut Fitzpatrick (2004), memberikan pengertian keluarga dengan cara meninjaunya
berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu pengertian keluarga secara structural,
pengertian keluarga secara fungsional, dan pengertian keluarga secara interaksional.
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup
dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut BKKBN (1999) dalam Sudiharto (2007) keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup
spiritual dam materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras,
serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap meperhatikan
satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing- masing mempunyai peran
social : suami, istri, anak, kakak, dan afik.
4. Mempunyai tujuan : Menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan social anggota.
2.1.2 Struktur Keluarga

 Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
 Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
 Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
 Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
 Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.

2.1.3 Ciri-ciri struktur keluarga – Anderson Carter

 Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga


 Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
 Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing.

2.1.4 Tipe/Bentuk Keluarga

 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
 Kelurga besar adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara.
 Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
 Keluarga duda/janda adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
 Kelurga berkomposisi adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
 Keluarga kabitas adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu
keluarga.
2.1.5 Peranan keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,


yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut

1. Peranan ayah :

Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung,
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya,
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

2. Peranan ibu :

Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.

3. Peranan anak :

Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya,


baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.1.6Fungsi Keluarga

1. Fungsi biologis :

 Meneruskan keturunan
 Memelihara dan membesarkan anak
 Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
 Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis :

 Memberikan kasih sayang dan rasa aman


 Memberikan perhatian di antara anggota keluarga
 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
 Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi :

 Membina sosialisasi pada anak


 Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
 Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi :

 Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga


 Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
 Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang
(pendidikan, jaminan hari tua)
5. Fungsi pendidikan :

 Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk


perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
 Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa
 Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
6.Fungsi Afektif:

 Fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.Didalamnya terkait dengan


saling mengasihi ,saling mendukung dan salin menghargai antar anggota keluarga

2.1.7Tahap - Tahap Kehidupan/ Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman)

1. Pasangan baru (keluarga baru)


Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing :

 Membina hubungan intim yang memuaskan


 Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
 Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:

 Persiapan menjadi orang tua


 Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan
kegiatan keluarga
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia
5 tahun :

 Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
 Membantu anak untuk bersosialisasi
 Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus
terpenuhi
 Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
 Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
 Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
 Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia
12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga
keluarga sangat sibuk :

 Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan


 Mempertahankan keintiman pasangan
 Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun
kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini
adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

 Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah
bertambah dewasa dan meningkat otonominya
 Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
 Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
 Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam
keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:

 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar


 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

 Mempertahankan kesehatan
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
 Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,
berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal :

 Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan


 Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan
 Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
 Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
 Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga


1. Faktor fisik
Ross, Mirowsaky, dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa ada hubungan
positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contoh dari hubungan tersebut antara
lain : seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa bulan kemudian
setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan dikemukakan bahwa dengan
menikah suami ada yang memperhatikan dan pola makan lebih teratur begitu sebaliknya
dengan istri (Setiawati, 2008 : 21)
2. Faktor psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang besar, perasaan
nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan penguatan atau dukungan.
Suami akan merasa tentram dan terarah setelah beristri, begitupun sebaliknya (Setiawati,
2008 : 22).
3. Faktor sosial
Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi kesehatan sebuah
keluarga.  Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendapatan
yang diterima semakin baik taraf kehidupannya.  Tingginya pendapatan yang diterima
akan berdampak pada pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan
kesehatan yang dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah kesehatan yang
ditemukan dalam keluarga (Setiawati, 2008 : 22).
4. Faktor budaya
Faktor budaya terdiri dari (Setiawati, 2008 : 22-23) :
- Keyakinan dan praktek kesehatan
- Nilai-nilai keluarga
- Peran dan pola komunikasi keluarga
- Koping keluarga
Akibat banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di Dusun I-A Desa Tanjung Selamat.
Maka perlu ditetapkan prioritas masalah yakni masalah mana yang perlu mendapat perhatian
dan harus segera ditangani.

Untuk itu dilakukan penetapan prioritas masalah dengan metode Hanlon, yakni sebagai
berikut :

Kriteria

1 : Besarnya masalah
2 : Kegawatan masalah
3 : Kemudahan Penanggulangan (efektivitas intervensi)
4 : Metode Pearl
2.2 Kebidanan komunitas

Kebidanan komunitas adalah bentuk-bentuk pelayanan kebidanan yang di lakukan diluar


bagian atau pelayanan berkelanjutan yang diberikan dirumah sakit dengan menekankan
kepada aspek-aspek psikososial budaya yang ada di masyarakat.

Bidan juga memberikan pelayanan di masyarakat yang berbasis pada pelayanan


kesehatan Ibu dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan. Ruang lingkup pelayanan BKIA
meliputi beberapa kegiatan yaitu:

1. Pelayanan antenatal, diantaranya dengan pemberian pendidikan kesehatan, nasihat


perkawinan, dan perencanaan keluarga.
2. Intranatal
3. Postnatal, yaitu dengan melakukan kunjungan rumah, pemeriksaan ibu nifas, imunisasi
bayi, balita dan pelayanan kepada remaja.
4. Penyuluhan gizi, seperti pemberian makanan tambahan.
5. Pemberdayaan masyarakat.

2.1.1 Sasaran Kebidanan Komunitas


1. Sasaran Umum

Lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi masyarakat, tokoh masyarakat.

2. Sasaran khusus

Perempuan selama dalam silklus kehidupannya, yaitu mulai sejak konsepsi sampai lanjut usia.

2.1.2Tujuan Kebidanan Komunitas

1. Tujuan Umum
Asuhan kebidanan komunitas harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya kesehatan perempuan (women well being) di wilayah kerja kebidanan.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tanggub jawab bidan.
- Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan ibu hamil, pertolongan
persalinan, perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu.
- Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resikokehamilan persalinan,
nifas, dan perinatal.
- Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian ibu dan anak.
- Membangun jejaring kerja dan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat atau
terkait.

2.3 pendokumentasian asuhan kebidanan

Menurut varney (1997) proses penyelesaian masalah merupakan salah satu upaya
yang dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. Varney berpendapat bahwa dalam
melakukan manajemen kebidanan, bidan harus memiliki kemampuan berpikir secara kritis
untuk menegakkan diagnosis atau masalah potensial kebidanan.

Lima langkah asuhan kebidanan:

1. Pengkajian data asuhan kebidanan


Dalam tahap ini data/fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan atau data data
objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian
sebelum didokumentasikan.

a. Data subjektif
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara
langsung kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan.

b. Data objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data
penunjang; hasil laboratorium seperti VRDL, HIV, pemeriksaan radiodiagnostik, ataupun
USG yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah.
Data yang telah dikumpul diolah, disesuaikan dengan kebutuhan pasien kemudian
dilakukan pengolahan data, yaitu menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan
yang lainnya sehingga menunjukkan fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk
menunjukkan fakta berdasarkan kumpulan data. Data yang telah diolah dianaisis dan
hasilnya didokumentasikan.

2. Penentuan diagnosis kebidanan


Setelah menentukan masalah dan masalah utama selanjutnya bidan memutuskan dalam suatu
pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab, dan prediksi terhadap kondisi
tersebut. Prediksi yag dimaksud mencakup masalah potensial dan prognosis hasil dari
perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut
dengan diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis kebidanan, pengetahuan
keprofesian bidan sangat diperlukan.

Penentuan diagnosis bidan mencakup hal-hal berikut:

a. Kondisi pasien terkait dan masalahnya


b. Masalah utama dan penyebab utamanya terhadap resiko
c. Masalah potensial
d. Prognosis

Tiga jenis pedoman dalam mencatat diagnosis kebidanan adalah sebagai berikut.

a. Diagnosis kebidanan yang sama dengan diagnosis medis seperti anemi ibu hamil, retensio
plasenta, plasenta previa, dll.
b. Masalah diidentifikasi berdasarkan masalah yang ditemukan dengan didukung oleh data
subjektif dan objektif seperti cemas, potensial atonia uteri , dsb.
c. Kebutuhan disesuaikan dengan kebutuhan pasien saat itu misalnya penyuluhan gizi pada
ibu hamil

3. Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya, maka
rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan dalam
melakukan intervensi dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi.
Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut.

a. Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan


b. Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai di dalam tujuan tersebut.
c. Mencatat langkah-langkah tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri, kegiatan
kolaborasi, ataupun rujukan sesuai dengan tujuan masing-masing yang sudah ditentukan.
d. Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan

4. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana yang
sudah ditentukan. Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus
yang memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan
kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan dan monitor kemajuan kesehatan pasien juga
perlu dicatat.

5. Evaluasi
Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen
kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah
manajemen lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi/analisis masalah selanjutnya
bila diperlukan.

 Pendokumentasian SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis. Metode 4 langkah
yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksaan kebidanan. Dipakai
untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman medis pasien sebagai catatan
kemajuan. Metode 4 langkah yang dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan. Dipakai untuk mendokumenkan asuhan pasien dalam rekaman
medis pasien sebagai catatan kemajuan. Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk
pengkajian awal pasien, dengan cara penulisannya adalah sebagai berikut:
S (subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung

O (objektif) : Data objektif Data yang dari hasil observasi melalui


pemeriksaan fisik  

A (assesment)             :Analisis dan interpretasi Berdasarkan data yang terkumpul


kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi
diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan
tindakan segera.  

P (plan)                    : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan


termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau labolatorium,
serta konseling untuk tindak lanjut.(Wildan,Moh. 2008)

Prioritas Masalah

1. KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG SADARI(PERIKSA PAYUDARA


SENDIRI)
Menentukan kriteria I besarnya masalah
Masal Besarnya Besarnya Besarnya Total (0-
ah Pengeluaran kerugian lain presentase 10)
Masalah yang diderita penduduk yang
menderita
1. 3 2 4 9

Menentukan Kriteria II Kegawatan Masalah

Masalah Keganasan Tingkat Kecenderungan Total (0-20)


Urgensi
1. 3 4 6 13

Kriteria III: Kemudahan penanggulangan (efektivitas Intervensi)


Seberapa baik masalah ini dapat diselesaikan? Skor (0=10)

1. Masalah 1 : 0,80 x 0,90 x 100 = 7,2 ; Skor = 7,2


Kriteria IV : Metode Pearl
Masalah Propierity Economic acceptability Resouice legalitas
1 1 1 1 1 1

Menghitung Priotas Masalah dengan scoring


D= [A+ (2Xb)} xc

Keterangan :

D = Prioritas Masalah

A = Besar Masalah

B= Keseriusan masalah

C= Kemudahan penanggulangan

1. D = 9 + (2X13)} x 7 = 245 (Ranking 3 )

2. KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG IVA


Menentukan kriteria I besarnya masalah
Masal Besarnya Besarnya Besarnya Total (0-
ah Pengeluaran kerugian lain presentase 10)
Masalah yang diderita penduduk yang
menderita
1. 3 2 4 9

Menentukan Kriteria II Kegawatan Masalah

Masalah Keganasan Tingkat Kecenderungan Total (0-20)


Urgensi
1 6 7 7 20

Kriteria III: Kemudahan penanggulangan (efektivitas Intervensi)


Seberapa baik masalah ini dapat diselesaikan? Skor (0=10)

1. Masalah 2 : 0,80 x 0,90 x 100 = 7,2 ; Skor = 7,2

Kriteria IV : Metode Pearl

Masalah Propierity Economic acceptability Resouice legalitas


1 1 1 1 1 1
Menghitung Priotas Masalah dengan scoring

D= [A+ (2Xb)} xc

Keterangan :

D = Prioritas Masalah

A = Besar Masalah

B= Keseriusan masalah

C= Kemudahan penanggulangan

2. D= 9 + (2x20)} x 7 = 343 (Ranking 1 )

3. KURANGNYA PENGETAHUAN WUS TENTANG SADARI

Menentukan kriteria I besarnya masalah

Masal Besarnya Besarnya Besarnya Total (0-


ah Pengeluaran kerugian lain presentase 10)
Masalah yang diderita penduduk yang
menderita
1. 3 2 3 8

Menentukan Kriteria II Kegawatan Masalah

Masalah Keganasan Tingkat Kecenderungan Total (0-20)


Urgensi
1 6 6 6 18

Kriteria III: Kemudahan penanggulangan (efektivitas Intervensi)


Seberapa baik masalah ini dapat diselesaikan? Skor (0=10)

1. Masalah 3 : 0,80 x 0,90 x 100 = 7,2 ; Skor = 7,2

Kriteria IV : Metode Pearl

Masalah Propierity Economic acceptability Resouice legalitas


1 1 1 1 1 1
Menghitung Priotas Masalah dengan scoring

D= [A+ (2Xb)} xc
Keterangan :

D = Prioritas Masalah

A = Besar Masalah

B= Keseriusan masalah

C= Kemudahan penanggulangan

1. D= 8 + ( 2X18)} x 7 = 308 (Ranking 2 )

4. KURANGNYA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

Menentukan kriteria I besarnya masalah

Masal Besarnya Besarnya Besarnya Total (0-


ah Pengeluaran kerugian lain presentase 10)
Masalah yang diderita penduduk yang
menderita
1. 2 2 2 6

Menentukan Kriteria II Kegawatan Masalah

Masalah Keganasan Tingkat Kecenderungan Total (0-20)


Urgensi
1 3 3 4 10

Kriteria III: Kemudahan penanggulangan (efektivitas Intervensi)

Seberapa baik masalah ini dapat diselesaikan? Skor (0=10)

1. Masalah 4 : 0,70 x 0,90 x 100 = 6,3; Skor = 6,3

Kriteria IV : Metode Pearl

Masalah Propierity Economic acceptability Resouice legalitas


1 1 1 1 1 1
Menghitung Priotas Masalah dengan scoring

D= [A+ (2Xb)} xc

Keterangan :

D = Prioritas Masalah
A = Besar Masalah

B= Keseriusan masalah

C= Kemudahan penanggulangan

1. D= 6 + (2x 10)}x 6 = 156 (Ranking 4 )

Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah dapat
disusun sebagai berikut :

1. Prioritas 1: PUS tidak menggunakan alat kontrasepsi


2. Prioritas 2:Kurangnya pengetahuan ibu tentang IVA
3. Prioritas 3: kurangnya pengetahuan WUS tentang SADARI
4. Prioritas 4: kurangnya pengetahuan Remaja tentang Kesehatan reproduksi
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN “Ny.E” DI DESA


TANJUNG SELAMATKECAMATAN SUNGGALKABUPATEN DELI SERDANG
TAHUN 2016

3.1. Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Binaan I

I.Pengkajian

I. Pengkajian
a. Identifikasi Keluarga (Pengumpulan dan pengolahan data Tgl 07 Okt 2016)
Nama Kepala Keluarga : Tn. Molasin

Jenis Kelamin : Laki –laki

Umur : 42 Tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia

Pendidikan : SMP

Status Pernikahan :

 Usia Menikah Suami : 28 tahun


 Usia menikah istri : 21 tahun
 Lama pernikahan : 15 tahun
Pekerjaan : Supir

Alamat : Jl. Nusantara Dusun I-A


b. Anggota Keluarga
Hubu
Jenis
ngan
No Nama Kela Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
Kelua
min
rga

1. Ermawati P 36 Th Istri SMP IRT -

2. Isti Prwtiwi P 14 Th Anak SMA Pelajar -

3. Firda P 9 Th Anak SD Pelajar -


Maulida

4 Azira P 1 Th Anak Belum - -


Sekolah

c. Kesehatan Keluarga Dalam I Tahun Terakhir


Tidak ada yang sakit sampai masuk Klinik/Rumah sakit.

d. Kematian Anggota Keluarga


Tidak ada

objektif

e. Status Kesehatan Ibu


Tanda Vital:.

TD : 110/70 mmHg

Temp : 36,5°C

Pols : 74 x /i

RR : 24 x/i

f. Data Khusus Lingkungan


Jenis Rumah : Permanen

Lantai Rumah : Semen

Sumber Air Bersih : Sumur Bor

Pembuangan Sampah : Di Bakar

g. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada

Kegiatan jaringan Sosial yang di ikuti : Tidak ada

Informasi kesehatan yang di peroleh : Ada, dari Bidan

Kendaraan yang dimiliki : Sepeda motor

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN

Diagnosa :

 Ny. E umur 36 tahun tidak mengetahui informasi tentang Alat kontrasepsi .

Data : Ibu mempunyai 3 orang anak,anak pertama 14 tahun, anak yang


kedua 9 tahun dan anak yang ketiga 1 tahun

Masalah :

- Kurangnya pengetahuan ibu tentang Alat Kontrasepsi


Prioritas Masalah

KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI

Menentukan kriteria I besarnya masalah


Masal Besarnya Besarnya Besarnya Total (0-
ah Pengeluaran kerugian lain presentase 10)
Masalah yang diderita penduduk yang
menderita
1. 3 2 4 9

Menentukan Kriteria II Kegawatan Masalah


Masalah Keganasan Tingkat Kecenderungan Total (0-20)
Urgensi
1. 3 4 6 13

Kriteria III: Kemudahan penanggulangan (efektivitas Intervensi)


Seberapa baik masalah ini dapat diselesaikan? Skor (0=10)

2. Masalah 1 : 0,80 x 0,90 x 100 = 7,2 ; Skor = 7,2

Kriteria IV : Metode Pearl


Masalah Propierity Economic acceptability Resouice legalitas
1 1 1 1 1 1

Menghitung Priotas Masalah dengan scoring


D= [A+ (2 x b)} x c

Keterangan :

D = Prioritas Masalah

A = Besar Masalah

B = Keseriusan masalah

C = Kemudahan penanggulangan

2. D = 9 + (2X13)} x 7 = 245 (Ranking 3 )

PERENCANAAN PENANGGULANGAN MASALAH


PLAN OF ACTION (POA)

NO Masalah Tujuan Kegiatan Waktu Tempat Pelaksa Penangg Keterangan


na ung
jawab
1. Ny.E Setelah di -Konseling 23 Sep Rumah (Julia (Fitryani - Ibu
kurang berikannya tentang 2016 Ny. E Banjarn Pulungan menyimak
mengetahu informasi, Alat ahor) SST, M. materi
i tentang diharapkan Kontrasep Kes) penyuluhan
penggunaa agaribu si jangka tetang KB
n alat mengerti panjang
kontraseps dan
i bersedia - Berhasil,ibu
menjadi -Penyuluhan 01 okt Rumah mengetahui
akseptor tentang 2016 Ny.E tentang alat
KB KB kontrasepsi
dan bersedia
menjadi
-Evaluasi 01 okt Rumah akseptor kb
2016 NY. E implan
(ny. E)

- Puskes
Pelaksanaan 24 Okt mas
IVA 2016 Pemban
tu/Balai
desa
IV. Tindakan segera/ Kolaborasi
Konseling, penyuluhan dan pemasangan KB Implan
V. Perencanaan
1. Beri pendidikan tentang Alat Kontrasepsi.
2. Anjurkan pada ibu untuk mengikuti penyuluhan dan pemasangan Alat
kontrasepsi.
VI. Implementasi
Tanggal 30 september 2016 Pukul: 16.00 WIB
1. Memberikan konseling tentang alat kontrasepsi
2. Tanggal 01 oktober 2016 pukul 15.00 WIB melakukan penyuluhan tentang KB di Rumah
3. Perencanaan pelaksanaan pemasangan implan / IUD pada tanggal 24 Oktober
2016 di Puskesmas Pembantu.

VI. Evaluasi
1. Ibu sudah mengerti tentang Alat Kontrasepsi.
2. Ibu mengerti tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang

Data perkembangan keluarga Tn “M’’


Tanggal : 01 oktober 2016 Pukul : 16.00 wib

S Ny. E berumur 36 tahun, merupakan ibu rumah tangga


O TD : 110/60 mmHg

Temp : 36,5oC

Pols : 74 x /i

RR : 24 x/i
A
Ny.E kurang mengetahui tentang pentingnya pemakaian alat Kontrasepsi
P
Memberikan pendidikan kesehatan tentang Manfaat pemakaian alat kontrasepsi

Memberitahu ibu untuk mengikuti penyuluhan dan pemasangan alat kontrasepsi


jangka panjang

Dilanjutkan tanggal :
Tanggal : 01 oktober 2016 Pukul : 15.00 Wib

S Ibu senang untuk melakukan penyuluhan KB


O Ibu antusias mengikuti penyuluhan yang dilakukan
A Ibu sudah mengikuti penyuluhan tentang KB
P Ibu sudah mengerti tentang KB
Pelaksanaan Dilanjutkan

Tanggal : 24 oktober 2016 Pukul : 10.00 WIB


Di Balai Desa

3.2. Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Binaan II

I.Pengkajian

a. Identifikasi Keluarga (Pengumpulan dan pengolahan dataTgl 06 September2016)


I.Pengkajian
Nama Kepala Keluarga : Iskandar

Jenis Kelamin : Laki –laki

Umur : 48 Tahun

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Aceh/ Indonesia

Pendidikan : SMA

Status Pernikahan : Sah

 Usia Menikah Suami : 27 tahun


 Usia menikah istri : 23 tahun
 Lama pernikahan :21 tahun
Pekerjaan : Kuli Bangunan

Alamat : Gang. Family Dusun I-A

b. Anggota Keluarga
No Nama Jenis Umur Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket
Klamin Keluarga
1 Voni Susanti P Th Istri SMP IRT
2 Yoga Pratama L 19 Th Anak SMA -
3 Yola Ismayani P 15 Th Anak SMP Pelajar

c. Kesehatan Keluarga Dalam I Tahun Terakhir


- Ny“V” mengalami keluhan Asam Lambung

- Untuk mengatasi masalah kesehatan biasanya yang di lakukan keluarga ialah berobat ke klinik
Dokter/ RS

d. Kematian Anggota Keluarga


Tidak ada
e. Status Kesehatan Ibu
Tanda Vital:.

TD : 120/70 mmHg Pols : 78x /i

Temp : 36,5 °C RR : 22 x/i

f. Data Khusus Lingkungan


Jenis Rumah : Permanen

Lantai Rumah : Keramik

Sumber Air Bersih : Sumur Bor

Pembuangan Sampah : Di Bakar

g. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada

Kegiatan jaringan Sosial yang di ikuti : Tidak ada

Informasi kesehatan yang di peroleh : Ada, dari Dokter

Kendaraan yang dimiliki : sepeda motor

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN

Diagnosa : Ny. V umur 44 tahun mempunyai pengetahuan yang kurang tentang

IVA.

Data : Ibu mempunyai 2orang anak yaitu usia19 tahun (Laki-laki), usia15

tahun (Perempuan)

Masalah : Kurangnya pengetahuan wanita tentang IVA.

Prioritas Masalah

KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG IVA


Menentukan kriteria I besarnya masalah
Masal Besarnya Besarnya Besarnya Total (0-
ah Pengeluaran kerugian lain presentase 10)
Masalah yang diderita penduduk yang
menderita
1. 3 2 4 9

Menentukan Kriteria II Kegawatan Masalah

Masalah Keganasan Tingkat Kecenderungan Total (0-20)


Urgensi
1 6 7 7 20

Kriteria III: Kemudahan penanggulangan (efektivitas Intervensi)


Seberapa baik masalah ini dapat diselesaikan? Skor (0=10)

2. Masalah 2 : 0,80 x 0,90 x 100 = 7,2 ; Skor = 7,2

Kriteria IV : Metode Pearl

Masalah Propierity Economic acceptability Resouice legalitas


1 1 1 1 1 1
Menghitung Priotas Masalah dengan scoring

D= [A+ (2Xb)} xc

Keterangan :

D = Prioritas Masalah

A = Besar Masalah

B= Keseriusan masalah

C= Kemudahan penanggulangan

2. D= 9 + (2x20)} x 7 = 343 (Ranking 1 )


PERENCANAAN PENANGGULANGAN MASALAH
PLAN OF ACTION (POA)
N Masal Tujuan Kegiatan Waktu Tempa Pelaksa Penangg Keterang
O ah t na ung an
jawab
1 Ny. Setelah - Konseli Sabtu, 17 - (Julia (Fitryani - Berhasil
. memili di ng Septemb Ruma Banjarn Pulungan
ki berikan tentang er 2016 h Ny. ahor) SST,
penget informasi IVA (09.00) V M.Kes)
ahuan tentang pertama
yang IVA,
kurang Ny. - Konseli Kamis, - -Berhasil
tentan mengerti ng 22 Ruma
g dan mau tentang Septemb h Ny.
penget mengapli IVA er 2016 V
ahuan kasikann pertama (09.00)
IVA ya
- Konseli Rabu, 05 -Balai
ng Oktober Desa -Berhasil
tentang 2016
IVA (16.00)
kedua

-
- Evaluas Sabtu, 08 Ruma _
i 2016 h Ny. Berhasil
(14.00) V

III. Antisipasi Diagnosa, Masalah Potensial

Tidak Ada

IV. Tindakan segera/ Kolaborasi


Konseling
V. Perencanaan

1. Beri pendidikan kesehatan pada ibu tentang IVA.


2. Anjurkan pada ibu untuk mau melakukan IVA.
VII. Implementasi
Tanggal:Sabtu, 17September 2016 Pukul: 09.00 WIB
1. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang IVA.
2. Menganjurkan ibu untuk mau melakukan penanganan dini terhadap Ca.cerviks.
VII. Evaluasi
1. Ibu sudah mengerti tentang IVA
2. Ibu mengerti tentang pentingnya melakukan penanganan dini terhadap
Ca.cervik dan mau mengaplikasikannya.

Data Perkembangan

Tanggal : Kamis, 22 September 2016 pukul :09.00 Wib

S  Ny. ( 44 Tahun ) , Merupakan ibu rumah tangga


 Ibu mengatakan masih kurang mengetahui tentang IVA
Ibu mau mengikuti pemeriksaan IVA di balai desa
O TD : 120/70 mmHg

Temp : 36,8 °C

Pols : 78 x /i

RR : 22 x/i

A
Ny. Kurang pengetahuan tentang IVA
P
Memberikan pendidikan kesehatan tentang IVA dan Membawa ibu ke balai Desa
untuk mengikuti pemeriksaan IVA

Dilanjutkan Tanggal

Tanggal :Rabu, 05 oktober 2016 Pukul : 16.00 Wib

S Ibu mengatakan ibu sudah mengerti tentang IVA dan Manfaatnya.


O TD : 120/70 Mmhg Temp : 37 °C

Pols : 82 x/I RR : 22 x/i


A Ibu sudah lebih mengerti dan paham tentang IVA
P Review tentang manfaat IVA dan menganjurkan ibu menjaga Pola hidup sehat

Dilanjutkan Tanggal

Tanggal: Sabtu, 08oktober 2016 Pukul : 14.00 Wib

S Ibu mengatakan sudah tahu dan mengerti tentang manfaat IVA.


O Ibu sudah bisa menjelaskan tentang pengertian IVA
A Ibu sudah lebih mengerti dan paham tentang IVA.
P Membantu ibu agar lebih paham dan tahu tentang IVA dan menganjurkan
pemeriksaan IVA

3.3. Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga Binaan III

I. Pengkajian

a. Identifikasi Keluarga (Pengumpulan dan pengolahan data Tgl 06 September 2016)


Nama Kepala Keluarga : Nelson Lumbangaol

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 45 tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku/Bangsa : Batak/ Indonesia


Pendidikan : SMP

Status Pernikahan : Sah

 Usia Menikah Suami : 24 tahun


 Usia menikah istri :23 tahun
 Lama pernikahan : 21 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl.Nusantara Dusun I-A

Anggota keluarga

Hubu
Jenis ngan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
Klamin Kelua
rga

1 Romauli P 44 Th Istri SMP IRT -

2 Fedro L 19 Th Anak SMA Pelajar -

3 Florensia P 16Th Anak SMA Pelajar -

4 Doni L 14 Th Anak SMP Pelajar

5 Maria P 12 Th Anak SD Pelajar

b. Kesehatan Keluarga Dalam I Tahun Terakhir


Tidak ada

c. Kematian Anggota Keluarga


Tidak ada

d. Status Kesehatan Ibu


Tanda Vital:.
TD : 110/80 mmHg

Temp : 37 0C

Pols : 82 x /i

RR : 24 x/i

e. Data Khusus Lingkungan


Jenis Rumah : Permanen

Lantai Rumah : semen

Sumber Air Bersih : Sumur Gali

Pembuangan Sampah : Di Bakar

f. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada

Kegiatan jaringan Sosial yang di ikuti : Tidak ada

Informasi kesehatan yang di peroleh : Ada, dari Dokter

Kendaraan yang dimiliki : sepeda motor

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN

Diagnosa : Anak Ny. Rusia 16 tahun (perempuan) mempunyai pengetahuan yang kurang

tentang SADARI.

Data : Ibu mempunyai 4orang anak, anak pertama usia19 tahun (Laki-laki) dan

anakkedua 16tahun (perempuan), anak ketiga 14 tahun ( Laki-laki) dan anak


keempat berusia 12 tahun (perempuan).

Masalah : Remaja belum mengetahui tentang SADARI

Prioritas Masalah
1. Kurangnya Pengetahuan Remaja Tentang SADARI
Menentukan kriteria I besarnya masalah

Masal Besarnya Besarnya Besarnya Total (0-


ah Pengeluaran kerugian lain presentase 10)
Masalah yang diderita penduduk yang
menderita
1. 3 2 3 8

Menentukan Kriteria II Kegawatan Masalah

Masalah Keganasan Tingkat Kecenderungan Total (0-20)


Urgensi
1 6 6 6 18

Kriteria III: Kemudahan penanggulangan (efektivitas Intervensi)


Seberapa baik masalah ini dapat diselesaikan? Skor (0=10)

2. Masalah 3 : 0,80 x 0,90 x 100 = 7,2 ; Skor = 7,2

Kriteria IV : Metode Pearl

Masalah Propierity Economic acceptability Resouice legalitas


1 1 1 1 1 1
Menghitung Priotas Masalah dengan scoring

D= [A+ (2Xb)} xc

Keterangan :

D = Prioritas Masalah

A = Besar Masalah

B= Keseriusan masalah

C= Kemudahan penanggulangan

2. D= 8 + ( 2X18)} x 7 = 308 (Ranking 2 )

PERENCANAAN PENANGGULANGAN MASALAH


PLAN OF ACTION (POA)
N Masala Tujuan Kegiatan Waktu Temp Pelaksa Penanggu Keterang
O h at na ng jawab an
1 Remaja Setelah -Konseling 17 Ruma (Julia (Fitryani - Remaja
. belum di tentang Septemb h Banjarn Pulungan, berjanji
menget berikan SADARI er 2016 Ny. F ahor SST, akan
ahui nya (15.00) M.Kes) datang
pengeta informa penyul
huan si, -Penyuluhan 24 uhan
tentang diharap tentang Septemb Gereja - Remaja
SADA kan SADARI er 2016 Muda/ menyi
RI agar (16.00) I mak
remaja HKBP materi
menger -Evaluasi penyul
ti 2 Ruma uhan
tentang Oktober h Ny. - Berhasi
SADA 2016 N l,
RI (15.00) remaja
dapat
menjaw
ab
pertany
aan
yang
diberik
an

III. Antisipasi Diagnosa, Masalah Potensial


Terjadinya pernikahan dini.
IV. Tindakan Segera/Kolaborasi
Konseling

V. Perencanaan
1. Beri penkes pada remaja tentang pentingnya pengetahuan SADARI.
2. Anjurkan pada remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

VI. Implementasi
Tanggal: 17September 2016 Pukul: 15.00
1. Memberikan penkes tentang pentingnya pengetahuan SADARI.
2. Menganjurkan remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

VII. Evaluasi
1. Remaja telah mengerti tentang SADARI.
2. Remaja bersedia untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

Data Perkembangan

Tanggal :24 September 2016 Pukul: 16.00 Wib

S Remaja mengatakan sudah mengetahui Tentang SADARI

O Remaja kurang lancar menyebutkan Pe


A Remaja mengerti tentang Kesehatan Reproduksi
P Membantu Remaja agar lebih mengerti tentang Penyakit Menular Seksual dengan
konseling
Dilanjutkan Tanggal

Tanggal :2 oktober 2016 Pukul : 15.00 Wib

S Remaja mengatakan sudah mengerti tentang Kesehatan Reproduksi


O Remaja bisa menyebutkan Penyakit Menular Seksual dengan lancer
A Remaja mengerti tentang Penyakit Menular Seksual
P Menganjurkan remaja agar menjaga diri dan terhindar dari PMS dengan
penyuluhan
Dilanjutkan Tanggal

Tanggal :2 oktober 2016 Pukul : 15.30 Wib

S Remaja mengatakan sudah mengetahui kesehatan reproduksi

O Remaja sudah lancar menyebutkan Penyakit Menular Seksual


A Remaja mengerti tentang Kesehatan Reproduksi
P Membantu Remaja agar tetap menjaga kesehatan reproduksi

3.4Asuhan Kebidanan Komunitas Keluarga Binaaan IV

I.Pengkajian

g. Identifikasi Keluarga (Pengumpulan dan pengolahan data Tgl 06 September 2016)


Nama Kepala Keluarga : Maruli Sinurat

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 53 tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku/Bangsa : Batak/ Indonesia

Pendidikan : SMA

Status Pernikahan : Sah

 Usia Menikah Suami : 29 tahun


 Usia menikah istri :26 tahun
 Lama pernikahan : 24 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl.Nusantara Dusun I-A

Anggota keluarga

Hubu
Jenis ngan
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
Klamin Kelua
rga

Maidar
1 P 50 Th Istri S2 IRT -
Sigalingging

2 Yosua abib L 23 Th Anak Kuliah Pelajar -

Yosua
3 L 23Th Anak Kuliah Pelajar -
angging

4 Hayeta P 19 Th Anak Kuliah Pelajar -

Gracia
5 P 16 Th Anak SMA Pelajar -
Hineni

h. Kesehatan Keluarga Dalam I Tahun Terakhir


Tidak ada

i. Kematian Anggota Keluarga


Tidak ada

j. Status Kesehatan Ibu


Tanda Vital:.

TD : 120/80 mmHg

Temp : 36,80C

Pols : 80x /i

RR : 22 x/i
k. Data Khusus Lingkungan
Jenis Rumah : Permanen

Lantai Rumah : Keramik

Sumber Air Bersih : Sumur Bor

Pembuangan Sampah : Di Bakar

l. Kepemilikan
Jaringan Sosial Keluarga : Tidak ada

Kegiatan jaringan Sosial yang di ikuti : Tidak ada

Informasi kesehatan yang di peroleh : Ada, dari Dokter

Kendaraan yang dimiliki : sepeda motor

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH, DAN KEBUTUHAN

Diagnosa : Anak Ny. Musia 16 tahun (perempuan) mempunyai pengetahuan yang kurang

tentangKesehatan Reproduksi.

Data : Ibu mempunyai 4orang anak, anak pertama usia23 tahun (Laki-laki) dan

anakkedua23tahun (Laki-laki), anak ketiga 19 tahun (Perempuan) dan anak


keempat berusia 16 tahun (perempuan).

Masalah : Remaja belum mengetahui tentang Kesehatan Reproduksi

Prioritas Masalah

II. Pengkajian
Menentukan kriteria I besarnya masalah

Masal Besarnya Besarnya Besarnya Total (0-


ah Pengeluaran kerugian lain presentase 10)
Masalah yang diderita penduduk yang
menderita
1. 2 2 2 6
Menentukan Kriteria II Kegawatan Masalah

Masalah Keganasan Tingkat Kecenderungan Total (0-20)


Urgensi
1 3 3 4 10

Kriteria III: Kemudahan penanggulangan (efektivitas Intervensi)

Seberapa baik masalah ini dapat diselesaikan? Skor (0=10)

2. Masalah 4 : 0,70 x 0,90 x 100 = 6,3; Skor = 6,3

Kriteria IV : Metode Pearl

Masalah Propierity Economic acceptability Resouice legalitas


1 1 1 1 1 1
Menghitung Priotas Masalah dengan scoring

D= [A+ (2Xb)} xc

Keterangan :

D = Prioritas Masalah

A = Besar Masalah

B= Keseriusan masalah

C= Kemudahan penanggulangan

2. D= 6 + (2x 10)}x 6 = 156 (Ranking 4 )

PERENCANAAN PENANGGULANGAN MASALAH

PLAN OF ACTION (POA)


N Masala Tujuan Kegiatan Waktu Temp Pelaksa Penanggu Keterang
O h at na ng jawab an
1 Remaja Setelah -Konseling 17 Ruma (Julia (Fitryani - Remaja
. belum di tentang Septemb h Banjarn Pulungan, berjanji
menget berikan Kesehata er 2016 Ny. M ahor SST, akan
ahui nya n (16.00) M.Kes) datang
pengeta informa Reproduk penyul
huan si, si uhan
tentang diharap - Remaja
Kesehat kan -Penyuluhan 24 Gereja menyi
an agar tentang Septemb Muda/ mak
Reprod remaja Kesehata er 2016 I materi
uksi menger n (16.00) HKBP penyul
ti Reproduk uhan
tentang si - Berhasi
Kesehat l,
an remaja
Reprod -Evaluasi dapat
uksi 2 Ruma menjaw
Oktober h Ny. ab
2016 M pertany
(16.00) aan
yang
diberik
an

VIII. Antisipasi Diagnosa, Masalah Potensial


Terjadinya pernikahan dini.

IX. Tindakan Segera/Kolaborasi


Konseling

X. Perencanaan
1. Beri penkes pada remaja tentang pentingnya pengetahuan Kesehatan Reproduksi
2. Anjurkan pada remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.
XI. Implementasi
Tanggal: 17September 2016 Pukul: 16.00
1. Memberikan penkes tentang pentingnya pengetahuan Kesehatan Reproduksi.

2. Menganjurkan remaja untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

XII. Evaluasi

1. Remaja telah mengerti tentang Kesehatan Reproduksi.

2. Remaja bersedia untuk mengaplikasikannya di dalam kesehariannya.

Data Perkembangan

Tanggal :24 September 2016 Pukul: 16.00 Wib

S Remaja mengatakan sudah mengetahui Tentang Kesehatan Reproduksi

O Remaja kurang lancar menyebutkan pengertian Kesehatan Reproduksi


A Remaja mengerti tentang Kesehatan Reproduksi
P Membantu Remaja agar lebih mengerti tentang Penyakit Menular Seksual dengan
konseling
Dilanjutkan Tanggal

Tanggal :2 oktober 2016 Pukul : 16.00 Wib

S Remaja mengatakan sudah mengerti tentang Kesehatan Reproduksi


O Remaja bisa menyebutkan Penyakit Menular Seksual dengan lancer
A Remaja mengerti tentang Penyakit Menular Seksual
P Menganjurkan remaja agar menjaga diri dan terhindar dari PMS dengan
penyuluhan
Dilanjutkan Tanggal

Tanggal :2 oktober 2016 Pukul : 16.30 Wib


S Remaja mengatakan sudah mengetahui kesehatan reproduksi

O Remaja sudah lancar menyebutkan Penyakit Menular Seksual


A Remaja mengerti tentang Kesehatan Reproduksi
P Membantu Remaja agar tetap menjaga kesehatan reproduksi

LAMPIRAN

SAP Kontrasepsi

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok Bahasan : Alat Kontrasepsi


2. Sub Pokok Bahasan :
 Pengertian alat kontrasespsi
 Macam-macam alat kontrasepsi
 Kelebihan dan kekurangan pada setiap alat kontrasepsi
3. Sasaran : Pasangan Usia Subur (PUS) di Dusun I-A Tj.Selamat
4. Hari/Tanggal : 22 September 2016
5. Tempat : Partamiangan di dusun I-A
6. Pukul/Jam : 19.00 WIB s/d selesai
7. Waktu : 60 Menit

A. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu dapat mengetahui dan memahami tentang alat
kontrasepsi.

 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan ibu dpat/mampu mengetahui tentang alat kontrasepsi.

B. Materi Bahan Ajar


Terlampir.

C. Proses Penyuluhan/Kegiatan

Tahap  Kegiatan  Waktu 


No.  Penyuluh Peserta

Pendahulua
 1. n  Menjawab salam 5’
 Mengucapkan salam  Mendengarkan/
 menyebutkan nama memperhatikan
 Menyebutkan tujuan
pelaksanaan penyuluhan.

 2.  Penyajian Peserta memperhatikan 30’


Menyajikan materi/ dan mendengarkan
penyampaian materi penjelasan dari penyaji
menjelaskan :
1. Pengertian kontrasepsi
2. Tujuan alat kontrasepsi
3. Macam-macam alat
kontrasepsi
4. Kelebihan dan kekurangan
alat kontrasepsi
 3.  Penutup 25’
1. Mengajukan pertanyaan
Tanya jawab/ evaluasi 2. peserta mengisi
1. Memberi kesempatan kuesioner
klien untuk bertanya 3. Bersama-sama
2. Mengkaji ulang menyimpulkan
pengetahuan peserta4. Menjawab salam
dengan kuesioner
3. Menyimpulkan materi
4. Salam penutup
8. Metode
 Ceramah dan Diskusi
9. Alat dan Bahan
 LCD, Laptop, Clip Chart,Spidol

10. Evaluasi
a.       Prosedur : Pengisian Kuesioner
b.      Bentuk pertanyaan : Multiple Choice
c.       Soal pertanyaan :
               Apa tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi yang ibu kenal
               Ada beberapa jenis alat kontrasepsi yang ibu ketahui
               Apa kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi jenis suntik dan IUD

1. Pengertian kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan . Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variable yang mmpengaruhi fertilitas

2. Tujuan alat kontrasepsi

a.       Untuk mecegah terjadinya kehamilan


b.      Untuk kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujukan keluarga kecil yang bahagia
sejahtera yang mengendalikan kelahiran sekaligus dalam rangka menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk di Indonesia
c.       Untuk mewujudkan keluarga sejahtera

3. Jenis-jenis alat kontrasepsi

METODE KONTRASEPSI SEDERHANA


1) Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai
tempat penampungan air mani yang keluar pada saat senggama, bekerja mencegah sperma
bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Indikasinya yaitu semua pasangan
usia subur yang ingin berhubungan seksual dan belum ingin kehamilan.

2) Coitus Interuptus atau senggama terputus

Metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya


ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme).Metode ini kurang dapat diandalkan
karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi
serta penentuan waktu tepat.

3) KB Alami (metode kelender)

Metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual pada siklus
subur seorang wanita.Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum
menstruasi.Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma
bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual.Karena itu pembuahan bisa
terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.

4) Diafragma

Merupakan Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah


sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan
cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher
rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.

METODE KONTRASEPSI HORMONAL


a)   Pil KB
1)   Kelebihan :
 Sangat ampuh bila digunakan secara benar dan tiada putus.
 Tidak menggangu hubungan seks dan tidak khawatir akan terjadi kehamilan, sehingga lebih bisa
dinikmati.
 Bisa di gunakan segala usia, dari remaja hingga menopause.
 Kesuburan segera kembali, setelah di hentikan.
 Bisa mencegah kehamilan di luar rahim, kanker rahim, kanker indung telur, kista, dan penyakit
payudara.
 Mengatur siklus haid, mengurangi rasa sakit kala haid dan mengurangi jerawat.

2)   Kekurangan :
 Mual yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama.
 Pendarahan atau bercak darah diantara masa haid, terutama bila lupa minum pil atau terlambat.
 Sakit kepala ringan.
 Berat badan naik sedikit (bagi sebagian orang merupakan manfaat).
 Berhenti haid.
 Satu blister pil harus tersedia tiap 28 hari.
 Tidak dianjurkan bagi yang sedang menyusui, karena akan memprngaruhi kualitas dan kuantitas
asi.
 Walau sangat jarang terjadi, dapat menyebabkan gangguan emosi termasuk depresi.
 Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan HIV/ AIDS.

b)   Suntikan
1)   Kelebihan :
 Mudah digunakan, hanya sekali suntik tiap tiga bulan dan bias kembali subur bila dihentikan.
 Bisa digunakan ibu menyusui 6 bulan seteleh melahirkan dan tidak mempengaruhi asi
 Memberikan perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur, dan pembengkakan
pinggul.
 Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
 Tidak menggangu hubungan seks dan tidak perlu khawatir akan terjadi kehamilan
 Bisa digunakan perempuan yang sudah punya anak ataupun yang belum.
 Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.

2)   Kekurangan :
 Diawal pemakaian bisa terjadi perdarahan ringan atau bercak darah.
 Dapat terjadi perdarahan berat diawal pemakaian (tetapi kasus ini jarang terjadi)
 Berhenti haid yang biasa terjadi setelah setahun penggunaan.
 Bisa menyebabkan kenaikan berat badan, rata-rata 1 sampai 2 kg ditahun pertama.
 Kesuburan lambat kembali, sampai tingkat DMPA dalam tubuh menurun, dan butuh waktu 4
bulan atau lebih bila di bandingkan dengan pil, IUD, atau kondom.
 Perlu kembali mendapatkan suntikan setelah 3 bulan.
 Tidak bisa segera di hentikan atau di keluarkan dari tubuh bila ingin hamil atau terjadi efek
samping.
 Tidak bisa memberi perlindungan terhadap IMS atau HIV atau AIDS.

.      c) Implant

Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan
Implanon.Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.Pemasangan dan
pencabutan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.Kesuburan segera kembali setelah implant
di cabut.Aman dipakai saat laktasi (menyusui).

1.) Keuntungan:
       Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
       Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan.
       Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
       Bebas pengaruh estrogen
       Tidak mengganggu senggama (hubungan seksual)
       Tidak mengganggu produksi ASI
       Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

2.) Kekurangan:

 Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
 Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing
kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
 Membutuhkan tindak pembedahan minor.

d)    IUD
1)   Kelebihan :
 Mencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
 Tidak menggangu hubungan seks.
 Tidak terpengaruh terhadap obat-obatan.
 Bisa segera subur kembali. Begitu AKDR di keluarkan bisa hamil kembali.
 Tidak mempengaruhi jumlah dan mutu Asi.
 Mencegah kehamilan di luar kandungan.

2)   Kekurangan :
 Perubahan Haid (biasa terjadi dalam 3 bulan pertama, tapi kian berkurang setelah 3 bulan).
 Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit kelamin, bila menggunakan
AKDR.
 Membutuhkan prosedur medis karena memerlukan pemeriksaan panggul untuk dapat memasang
AKDR
 Memasang dan mengeluarkan AKDR harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
 Bisa keluar dari rahim tanpa di ketahui.
 Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin termasuk HIV/ AIDS.
11. Daftar Pustaka
Syaifudin, Abdul Bari Dkk, 1999. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Manuaba Chandranita Ayu Ida, 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta : EGC

Pinem Soraha, 2009, KesehatanReproduksi, dan Kontrasepsi, Jakarta, Trans Info Media

Sibagariang Elllya Eva, 2010, GiziDalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Trans Info
Media

Sibagariang Elllya Eva,dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Trans Info
Media

SAP IVA
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Identifikasi Masalah

IVA adalah deteksi dini kanker leher rahim alternatif selain pap smear untuk memeriksa
daerah yang tidak bisa dijangkau oleh pap smear.

2. Pengantar

Topic : WUS
Sub Topic : IVA
Sasaran : Wanita Dalam Usia Subur.
Pukul : 10.00 WIB
Waktu : 20 Menit
Tempat : Perwiritan di Dusun I-A Desa Tanjung Selamat
Penyuluh : Mahasiswa Depkes.

3. Tujuan intruksional Umum (TIU)


Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini
terhadap kasus-kasus yang ditemukan.Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher
rahim.
4. Tujuan Intruksional Khusus (TIK):
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dapat:
a. Menjelaskan pengertian IVA.
b. Menjelaskan keuntungan,jadwal dan syarat mengikuti IVA
c. Menjelaskan kategori IVA dan Tempat Pelayanan IVA.

5. Materi:
a. Pengertian IVA.
b. Keuntungan, jadwal dan syarat mengikuti IVA.
c. kategori IVA dan Tempat Pelayanan IVA.

6. Metode.
Ceramah, leafelt dan tanya jawab.

7. Media.
Plitchart dan Spanduk

8. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Media
1 Pembukaan 5 menit  Salam
 Perkenalan
 Menjelaskan
Tujuan
Penyuluhan

2 Pelaksanaan 10 menit Memberi penyuluhan Leaflet dan


Tentang: LCD
 Pengertian IVA
 Keuntungan,
jadwal dan
syarat
mengikuti IVA
 Kategori IVA
3 Penutup 5 menit  Evaluasi
 Salam

9. Evaluasi
a. Peserta tahu tentang pengertian IVA
b. Peserta tahu tantang keuntungan, jadwal dan syarat IVA.
c. Peserta tahu kategori IVA dan Tempat Pelayanan IVA.
10. Daftar pustaka.

Febri. 2010. Kesehatan Reproduksi. (http://bidanshop.blogspot.com. Diakses 20


januari 2011)

Melianti Mira. 2011. Skining Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual deang
Asam Asetat (IVA) test. (http://stikesdhb.ac.id/kebidanan/91-skrining-kanker-
serviks.html

Dewi, maria ulfah kunia.2013.Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.TIM:


Jakarta.

Wikipedia. 2008. Pemeriksaan IVA. Wikipedia. Diakses dari:


http://www.infoibu.com. Pada Tanggal 09 November 2015

SAP SADARI

PENGETAHUAN SATUAN ACARA

Pokok bahasan : SADARI

Sub pokok bahasan : pengertian sadari


deteksi dini kanker payudara
waktu pelaksanaan sadari
prosedur pelaksanaan sadari
Sasaran : semua wanita usia subur di desa Tanjung Selamat

Waktu : 60 menit

Hari/tanggal : Kamis, 06 Oktober 2016

Pukul : 14.00wib

Tempat : Balai desa Tanjung Selamat

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan warga
mendapatkan informasi dan  pengetahuan tentang SADARI dan mengetahui cara
mendeteksi dini gejala kanker payudara.
2. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu dapat :
a) Menjelaskan tentang Pengertian Sadari.
b) Menjelaskan tentang Deteksi Dini Kanker Payudara
c) Menjelaskan tentang Waktu Pelaksanaan Sadari
d) Menjelaskan tentang Prosedur Pelaksanaan Sadari

B. Materi (terlampir)

C. Proses Penyuluhan Kegiatan

KEGIATAN
NO TAHAP WAKTU
Penyuluhan Peserta
*Memperkenalkan diri, *Menjawab salam
mengucapkan salam dan doa. dan berdoa

1. Pendahuluan 10 Menit
*Menjelaskan maksud dan
tujuan penyuluhan. *Memperhatikan
dengan seksama
2. Penjelasan *Menjelaskan pengertian *Memperhatikan 30 Menit
pemeriksaan payudara sendiri penjelasan materi

*Menjelaskan faktor yang *Memperhatikan


mempengaruhi terjadinya penjelasan materi
kanker payudara

*Menjelaskan pencegahan *Memperhatikan


kanker payudara penjelasan materi

*Menjelaskan deteksi Dini *Memperhatikan


pemeriksaan SADARI penjelasan materi

*Menjelaskan cara pemijatan *Memperhatikan


perawatan payudara sendiri penjelasan materi
*Peserta bertanya
*Memberikan pertanyaan *Tanya Jawab
kepada peserta tentang materi
yang telah di sampaikan

*Menyimpulkan kegiatan
3. Penutup proses penyuluhan dan *Ceramah 15 Menit
memberikan apresiasi kepada
peserta.

*Mengucapkan salam
penutup, dan doa *Ceramah
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab

E. Alat/Bahan/Media
a. Laptop
b. Poster
c. Proyektor / LCD

F. Evaluasi

Prosedur: Penyuluhan Dan Sharing

Bentuk : Musyawarah Mufakat Desa

Jenis : Tanya Jawab

G. . Sumber Kepustakaan
 https://www.google.com/search?q=cara perwatan payudara sendiri slient=firefox-
 http://informasi-kesehatan-remaja.blogspot. Pengertian SADARI.html

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)
Pokok bahasan : Pernikahan Dini
Sub Pokok Bahasan : Pengetahuan tentang Pernikahan Dini
Sasaran  : Remaja Putra/Putri
Waktu                                     : 1 x 60 menit
Hari / tanggal : Sabtu, 24 September  2016
Tempat                                   : Gereja HKBP BETHEL Tanjung Selamat Medan.

A.   Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang reproduksi sehat

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan sasaran mampu :
a.    Menyebutkan pengertian kespro
b.    Menyebutkan usia reproduksi sehat
c.    Menyebutkan pengertian pernikahan dini
d.    Menyebutkan penyebab pernikahan dini
e.    Menyebutkan dampak pernikahan dini

B.   Pokok Bahasan
1. Pengertian Kespro
2. Usia reproduksi sehat
3. Pengertian pernikahan dini
4. Penyebab pernikahan dini
5. Dampak pernikahan dini

C.   Tahapan-tahapan
Kegiatan
No Tahapan Waktu
Penyuluhan Peserta
1 Pembukaan -    Mengucapkan salam -    Menanggapi 10 menit
-    Memperkenalkan diri
-    Menggali
pengetahuan (observasi) .
2 Pemberian -    Ceramah -    Mendengarkan 30 menit
materi -    Menyampaikan dan memperhatikan
materi. penyuluhan dengan
-    Menjelaskan tahap serius.
demi tahap.
-    Memberikan
kesempatan bertanya 10
menit
-    Menjawab pertanyaan
3 Evaluasi -    Menggali -    Dapat mengulang 10 menit
pengetahuan sasaran kembali informasi
dengan memberi yang telah didapat.
pertanyaan
4 Penutup -    Memberi salam -      Menjawab salam 10 menit
penutup.

D.   Metode
a.    Ceramah
b.    Tanya jawab

E.   Alat/Media
Flip-chart, Spidol, Kertas Flip-chart

F.    Evaluasi
Kuisioner
Mengajukan pertanyaan kepada sasaran
1. Apakah pengertian kesehatan reproduksi?
2. Sebutkan usia reproduksi sehat !
3. Apakah pengertian pernikahan dini?
4. Sebutkan penyebab pernikahan dini!
5. Sebutkan dampak pernikahan dini!
MATERI
I. MATERI KONTRASEPSI

Pengertian kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan . Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variable yang mmpengaruhi fertilitas

3. Tujuan alat kontrasepsi

a.       Untuk mecegah terjadinya kehamilan


b.      Untuk kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujukan keluarga kecil yang bahagia
sejahtera yang mengendalikan kelahiran sekaligus dalam rangka menjamin terkendalinya
pertambahan penduduk di Indonesia
c.       Untuk mewujudkan keluarga sejahtera

4. Jenis-jenis alat kontrasepsi

METODE KONTRASEPSI SEDERHANA


1) Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai
tempat penampungan air mani yang keluar pada saat senggama, bekerja mencegah sperma
bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Indikasinya yaitu semua pasangan
usia subur yang ingin berhubungan seksual dan belum ingin kehamilan.

2) Coitus Interuptus atau senggama terputus

Metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya


ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme).Metode ini kurang dapat diandalkan
karena sperma bisa keluar sebelum orgasme juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi
serta penentuan waktu tepat.

3) KB Alami (metode kelender)

Metode dimana pasangan suami istri menghindari berhubungan seksual pada siklus
subur seorang wanita.Ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) terjadi 14 hari sebelum
menstruasi.Sel telur yang telah dilepaskan hanya bertahan hidup selama 24 jam, tetapi sperma
bisa bertahan selama 3-4 hari setelah melakukan hubungan seksual.Karena itu pembuahan bisa
terjadi akibat hubungan seksual yang dilakukan 4 hari sebelum ovulasi.

4) Diafragma

Merupakan Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah


sperma masuk ke dalam saluran reproduksi. Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan
cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher
rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.

METODE KONTRASEPSI HORMONAL


a)   Pil KB
1)   Kelebihan :
 Sangat ampuh bila digunakan secara benar dan tiada putus.
 Tidak menggangu hubungan seks dan tidak khawatir akan terjadi kehamilan, sehingga lebih bisa
dinikmati.
 Bisa di gunakan segala usia, dari remaja hingga menopause.
 Kesuburan segera kembali, setelah di hentikan.
 Bisa mencegah kehamilan di luar rahim, kanker rahim, kanker indung telur, kista, dan penyakit
payudara.
 Mengatur siklus haid, mengurangi rasa sakit kala haid dan mengurangi jerawat.

2)   Kekurangan :
 Mual yang biasa terjadi pada 3 bulan pertama.
 Pendarahan atau bercak darah diantara masa haid, terutama bila lupa minum pil atau terlambat.
 Sakit kepala ringan.
 Berat badan naik sedikit (bagi sebagian orang merupakan manfaat).
 Berhenti haid.
 Satu blister pil harus tersedia tiap 28 hari.
 Tidak dianjurkan bagi yang sedang menyusui, karena akan memprngaruhi kualitas dan kuantitas
asi.
 Walau sangat jarang terjadi, dapat menyebabkan gangguan emosi termasuk depresi.
 Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan HIV/ AIDS.

b)   Suntikan
1)   Kelebihan :
 Mudah digunakan, hanya sekali suntik tiap tiga bulan dan bias kembali subur bila dihentikan.
 Bisa digunakan ibu menyusui 6 bulan seteleh melahirkan dan tidak mempengaruhi asi
 Memberikan perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur, dan pembengkakan
pinggul.
 Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
 Tidak menggangu hubungan seks dan tidak perlu khawatir akan terjadi kehamilan
 Bisa digunakan perempuan yang sudah punya anak ataupun yang belum.
 Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.

2)   Kekurangan :
 Diawal pemakaian bisa terjadi perdarahan ringan atau bercak darah.
 Dapat terjadi perdarahan berat diawal pemakaian (tetapi kasus ini jarang terjadi)
 Berhenti haid yang biasa terjadi setelah setahun penggunaan.
 Bisa menyebabkan kenaikan berat badan, rata-rata 1 sampai 2 kg ditahun pertama.
 Kesuburan lambat kembali, sampai tingkat DMPA dalam tubuh menurun, dan butuh waktu 4
bulan atau lebih bila di bandingkan dengan pil, IUD, atau kondom.
 Perlu kembali mendapatkan suntikan setelah 3 bulan.
 Tidak bisa segera di hentikan atau di keluarkan dari tubuh bila ingin hamil atau terjadi efek
samping.
 Tidak bisa memberi perlindungan terhadap IMS atau HIV atau AIDS.

.      c) Implant

Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan
Implanon.Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.Pemasangan dan
pencabutan dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.Kesuburan segera kembali setelah implant
di cabut.Aman dipakai saat laktasi (menyusui).

1.) Keuntungan:
       Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
       Kesuburan cepat kembali setelah pencabutan.
       Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
       Bebas pengaruh estrogen
       Tidak mengganggu senggama (hubungan seksual)
       Tidak mengganggu produksi ASI
       Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan

2.) Kekurangan:

 Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorhea.
 Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/ pusing
kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
 Membutuhkan tindak pembedahan minor.

d)    IUD
1)   Kelebihan :
 Mencegah kehamilan jangka panjang yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
 Tidak menggangu hubungan seks.
 Tidak terpengaruh terhadap obat-obatan.
 Bisa segera subur kembali. Begitu AKDR di keluarkan bisa hamil kembali.
 Tidak mempengaruhi jumlah dan mutu Asi.
 Mencegah kehamilan di luar kandungan.

2)   Kekurangan :
 Perubahan Haid (biasa terjadi dalam 3 bulan pertama, tapi kian berkurang setelah 3 bulan).
 Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit kelamin, bila menggunakan
AKDR.
 Membutuhkan prosedur medis karena memerlukan pemeriksaan panggul untuk dapat memasang
AKDR
 Memasang dan mengeluarkan AKDR harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
 Bisa keluar dari rahim tanpa di ketahui.
 Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin termasuk HIV/ AIDS.

11. Daftar Pustaka


Syaifudin, Abdul Bari Dkk, 1999. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Manuaba Chandranita Ayu Ida, 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta :EGC

Pinem Soraha, 2009, KesehatanReproduksi, dan Kontrasepsi, Jakarta, Trans Info Media

Sibagariang Elllya Eva, 2010, GiziDalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta, Trans Info
Media

Sibagariang Elllya Eva,dkk, 2010, Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta, Trans Info
Media
2. MATERI PENGETAHUAN IVA

A. IVA (Inspeksi visual Asam Asetat)


1. Pengertian IVA (Inspeksi visual Asam Asetat)
IVA adalah suatu pemeriksaan serviks secara langsung (dengan mata telanjang) setelah
pemberian asam asetat (cuka) 3-5%. Pemberian asam asetat akan mempengaruhi epitel
abnormal dimana akan terjadi peningkatan osmolaritas cairan ekstra celuler, yang bersifat
hipertonik ini akan menarik cairan dari intra celuler sehingga membran sel akan kolaps
dan jarak antar sel akan semakin dekat. Akibatnya bayangan kemerahan dari pembuluh
darah di dalam stroma akan tertutup dan serviks akan tampak bewarna lebih putih.

2. Keuntungan IVA
Menurut (Nugroho. 2010:65) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya
adalah :
a. Mudah, praktis, mampu laksana
b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana

Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA

a. Kinerja tes sama dengan tes lain


b. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai
penatalaksanaannya

3. Jadwal IVA
Program Skrining Oleh WHO :
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho
Taufan, dr. 2010:66)
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60
tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan.Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila :
hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun

4. Syarat mengikuti test IVA


a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b. Tidak sedang datang bulan/haid
c. Tidak sedang hamil\
d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

5. Pelaksanaan Skrining IVA


Untuk melaksanakan skrining dengan metode IVA, dibutuhkan tempat dan alat sebagai
berikut:
a. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi.
b. Meja/tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi
litotomi.
c. Terdapat sumber cahaya untuk melihat serviks
d. Spekulum vagina
e. Asam asetat (3-5%)
f. Swab-lidi berkapas
g. Sarung tangan

6. Langkah-Langkah Melakukan IVA.


a. Memberi penjelasan pada ibu atas tindakan yang akan dilakukan informed consent.
b. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
 Handcoen.
 Speculum cocor bebek.
 Tampon tang.
 Kom kecil steril.
 Kapas lidi asam asetat 3-5% dalam botol.
 Kapas DDT dalam kom steril.
 Selimut.
 Lampu sorot.
 Tempat sampah.
c. Lettakkan alat secara ergonomis.
d. Menyiapakan pasien dengan posisi litotomi pada tempat tidur ginekolog, perhatikan
privacy dan kenyamanan klien.
e. Mengatur lampu sorot kearah vagina ibu agar serviks tampak jelas.
f. Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dengan cuci tangan tujuh
langkah dan mengeringkan dengan handuk.
g. Menggunakan handscoen steril.
h. Melakukan vulva hygiene dengan kapas sublimat.
i. Memasukkan spekulum kedalam vagina.
 Tangan kiri membuka labiaminora, spekulum dipegang dengan tangan kanan,
dalam keadaan tertutup kemudian masukkan ujungnya kedalam introitus vagina
dengan posisi miring.
 Putar kembali spekulum 45 derajat kebawah sehingga menjadi melintang dalam
vagina kemudian didorong masuk lebih dalam kearah forniks posterior sampek
puncak vagina.
 Buka speculum pada tangkainya secara perlahan-lahan dan atur sampai porsio
terlihat dengan jelas.
 Kunci speculum dengan mengencangkan bautnya kemudian diganti dengan
tangan kiri memengang spekulum.
j. Masukkan kapas lidi yang telah diberi asam asetat 3-5% ke dalam vagina sampai
menyentuh portio.
k. Mengoleskan kapas lidi keseluruh permukaan porsio dengan searah jarum jam, lihat
hasilnya.
l. Membersihkan porsio dengan kasa steril mengunakan tampon tang.
m. Mengeluarkan speculum dari vagina.
n. Merapikan ibu dan merrendam alat dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
o. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan cuci tangan tujuh
langkah dan mengeringkan dengan handuk bersih.
p. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien.
q. Melakukan dokumentasi.

3. MATERI PENGETAHUAN SADARI

1. Pengertian SADARI dan Kanker payudara

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya
gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat
menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka
semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.

Kanker payudara adalah adanya benjolan di payudara, borok, atau luka yang tidak sembuh,
cairan yang keluar dari puting, dan adanya nyeri di payudara.Namun umumnya, kanker
payudara ini pada mulanya tidak menimbulkan nyeri sehingga penderita datang dalam
keadaan terlambat, apalagi bila umurnya sudah tua.

2. Gejala Kanker Payudara

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan
payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang tidak
teratur.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan
mudah di bawah kulit.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di
kulit payudara.Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.

3. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan :


- Benjolan atau massa di ketiak
- Perubahan ukuran atau bentuk payudara
- Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning
sampai hijau, mungkin juga ber nanah)
- Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola
(daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
- Payudara tampak kemerahan
- Kulit di sekitar puting susu bersisik
- Puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal
- Nyeri payudara atau pembengkakan salah satu payudara .
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, pembengkakan
lengan atau ulserasi kulit.

4. Faktor Resiko Kanker Payudara

1. Usia. Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar
ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.
2. Pernah menderita kanker payudara. Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau
kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah
payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat
meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.
3. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara. Wanita yang ibu, saudara perempuan
atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita
kanker payudara.
4. Faktor genetik dan hormonal. Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan
dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang wanita
memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara
sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara
adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa
kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami
kerusakan. Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar
hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh
perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya
sel-sel yang secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker.
5. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker. Resiko menderita kanker payudara agak
lebih tinggi pada wanita yang pernah menderita penyakit payudara non-kanker yang
menyebabkan bertambahnya jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur
jaringan payudara .
6. Menarche (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun,
kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin dini
menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker
payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarche sebelum usia
12 tahun. Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin
lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker
payudara
7. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen. Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor
lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil
dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga
sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika
pemakaiannya lebih lama.
8. Obesitas pasca menopause. Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih
diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker
payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.
9. Pemakaian alkohol. Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara.
10. Bahan kimia. Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang
menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya)
mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
11. DES (dietilstilbestrol). Wanita yang mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran
memiliki resiko tinggi menderita kanker payudara.
12. Penyinaran. Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa
kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
13. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium
dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara (Medicastore, 2010).

5. Pencegahan Kanker Payudara

1. Kesadaran akan payudara itu sendiri.


2. Berikan ASI pada bayi.
3. Jika menentukan benjolan, segera ke dokter.
4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga.
5. Perhatikan konsumsi alkohol.
6. Perhatikan berat badan.
7. Olahraga secara teratur.
8. Kurangi makanan berlemak.
9. Jika lebih dari 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.
10. Belajar relaks.

6. Deteksi Dini Kanker Payudara.

a. Metode lain dari deteksi dini adalah SADARI.


Wanita di atas usia 20 tahun harus rutin melakukan SADARI setiap bulan ( waktu terbaik
adalah seminggu setelah menstruasi ). Ikuti langkah-langkah berikut :

1. Berdiri di depan cermin dan angkat satu lengan di atas kepala. Periksa apakah ada
perubahan pada payudara dan puting.
2. Berbaring dan secara sistematis periksa/raba payudara dengan tiga jari untuk
merasakan ada tidaknya benjolan.
3. Pijat puting untuk mengetahui adanya cairan dan periksa/raba ketiak apakah ada
benjolan/bengkak.
b. Panduan atas Screening Payudara
Di bawah usia 40 tahun

- SADARI setiap bulan


- Pemeriksaan payudara ke dokter setiap 3 tahun
- Mommagrafi dasar
Usia 40 tahun ke atas

- SADARI setiap bulan


- Pemeriksaan payudara ke dokter setiap tahun
Usia 40 sampai dengan 49 tahun

- Mammografi setiap tahun


Usia 50 tahun ke atas

- Mammografi setiap 2 tahun sekali.

7. Penanganan Kanker Payudara

Pengobatan terhadap kanker payudara bisa bermacam – macam jenisnya, bergantung


pada kondisi atau tahapan stadiumnya, juga keadaan penderita. Terdapat beberapa metode
pengobatan dari dunia kedoteran yang lazim diterapkan pada pasien kanker payudara, antara
lain sebagai berikut :

1. Lumpectomy
Lumpectomy adalah prosedur pengangkatan jaringan tumor dan sebagian jaringan normal
dan sekitarnya.

2. Masektomi
Masektomi adalah momok bagi para wanita pengidap kanker payudara. Ini adalah
prosedur mengangkat seluruh jaringan payudara pengidap kanker sehingga ia tida lagi
memiliki payudara.

8. Berikut Jenis – Jenisnya :


a. Masektomi Preventif. Masektomi Preventif adalah Cara ini diterapkan pada wanita
yang memiliki faktor genesis sebagai pengidap kanker payudara dilakukan tindakan
preventif dengan mengangkat jaringan payudara agar tidak muncul tumor lagi pada
jaringan tersebut.
b. Masektomi Sederhana. Ini adalah prosedur mengangkat seluruh jaringan payudara
hingga ke bagian puting susunya, namun tetap mempertahankan jaringan limfa.
Prosedur ini juga akan membuat pasien kehilangan payudaranya.
c. Masektomi Radikal Termodifikasi. Prosedur ini bisa dibilang masektomi total, karena
mengangkat seluruh jaringan dan bagian payudara. Bahkan simpul jaringan limfa di
bawah ketiak ikut diangkat, namun jaringan otot penyangga payudara tetap
dipertahankan dan dapat pula diangkat. Prosedur ini dapat dilanjutkan dengan
rekontruksi payudara implant.
d. Masektomi Radika. Cara ini adalah prosedur paling total dari jenis masektomi. Seluruh
jaringan payudara, jaringan limfa, kulit, otot penyangga, bahkan sampai ke otot
dinding dada diangkat
e. Terapi Radiasi. Terapi radiasi adalah sebuah metode terapi dengan menambahkkan
sinar X atau parikel ion lainnya ke tumor.
f. Kemoterapi. Kemoterapi adalah pengobatan menggunakan obat yang diberikan secara
oral maupun disuntikkan. Kemotrerapi umumnya menggunakan obat dosis tinggi yang
bekerja di dalam sel.
g. Terapi Hormon. Terapi Hormon adalah pemberian obet sebagaiman kemoterapi, tetapi
obat yang diberikan adalah obat yang mempengaruhi produksi hormon.
h. Targeted Therapy. Targeted Therapy adalah pemberian obat yang secara khusus
ditarhetkan untuk menghambat pertumbuhan protein tertentu.

9. Cara Pemeriksaaan Payudara Sendiri (SADARI)

Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan
melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring.

A. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin


• Kedudukan 1

Tanggalkan pakaian anda pada paras pinggang, dan lihat diri anda di hadapan cermin

• Kedudukan 2

Angkat kedua-dua tangan ke atas kepala anda. Periksapayudara anda dari berbagai sudut.
• kedudukan 3

Berdiri tegak di hadapan cermin dengan tangan anda di sisi.Pusing ke kiri dan ke kanan
untuk mengesan sebarang perubahan pada payudara.

• Kedudukan 4

Tegangkan otot-otot bahagian dada anda dengan mencekak pinggang dan menolak ke
bawah.

B. Mengesan Perubahan Dengan Cara Berbaring

• Langkah 1:
Gunakan tangan kiri anda untuk memeriksa payudara kanan anda. Gunakan tapak jari-jari
anda untuk memeriksa sembarang BENJOLAN atau PENEBALAN

• Langkah 2:

Gerakkan tangan anda perlahan-lahan ke bawah ke arah garis-kutang menggunakan pusingan


ringan dan tekanan kuat di setiap tempat.Di-bahagian bawah garis-kutang bergerak lebih
kurang dua sentimeter ke kiri dan terus kearah atas menuju tulang selangka anda dengan
melakukan pusingan dan tekanan.Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikut urutan dan
liputi seluruh kawasan yang di tunjukkan.

• Langkah 3 :

Bermula di bahagian atas payudara anda, buat pusingan yang besar.Bergeraklah sekeliling
payudara anda dengan memerhatikan sebarang benjolan atau penebalan yang luar biasa.
• Langkah 4 :

Menggunakah kedua-dua belah tangan, tekan payudara anda untuk melihat sama ada terdapat
sebarang lelehan luarbiasa dari puting payudara

• Langkah 5 : Memeriksa Ketiak Anda


Jatuhkan tangan kanan anda ke sisi dan rasa ketiak anda dengan teliti untuk mengesan
sebarang benjolan

Contoh-contoh gambar Kanker Payudara


4. MATERI KESEHATAN REPRODUKSI
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.Atau Suatu keadaan dimana
manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses
reproduksinya secara sehat dan aman (Rejeki, 2008).

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) adalah 12 sampai 24
tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang sudah menikah, maka ia tergolong dalam
dewasa atau bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih
tergantung pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukkan ke dalam kelompok remaja
(BKKBN, 2007).

1. Fungsi Reproduksi Wanita


Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan :

1. Mulai menstruasi.
2. Payudara dan bokong membesar.
3. Indung telur membesar.
4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
5. Vagina mengeluarkan cairan.
6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
7. Tubuh bertambah tinggi
Menstruasi atau Haid

Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi
sebulan dua kali menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini
memakan waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan
berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun. Bila seorang wanita berhenti menstruasi
disebut menopause. Siklus menstruasi meliputi :

1. Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang
akan datang.
2. Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.
3. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap menerima hasil
pembuahan.
4. Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi
perdarahan. Telur akan keluar dari rahim bersama darah.
Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan.Ada yang 26 hari, 28 hari,
30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun
kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah
yang dikeluarkan biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan
adalah kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.

2. SADARI
A. Pengertian
Sadari adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
kanker dalam payudara wanita.Pemeriksaan ini dilakukan dengan meggunakan cermin dan
dilakukan oleh wanita yang berumur 20 tahun ke atas.
B. Etiologi
Indikasi utama sadari adalah karena :
Untuk mendeteksi terjadinya Cancer Payudara dengan mengamati payudara dari depan,
sisi kiri dan sisi kanan, apakah ada benjolan, perubahan warna kuli, putting bersisik dan
pengeluaran cairan atau nanah dan darah..
Semakin bertambahnya usia, makin besar pula risiko seorang perempuan terkena kanker.
Hal ini tentu membuat kita khawatir.Meski begitu, kita bisa mengubah ketakutan menjadi sebuah
tindakan nyata untuk mencegah penyakit yang jadi momok kaum wanita ini.
1.      Aktif bergerak
Tidak ada kata tua untuk mulai berolahraga. Penelitian menyebutkan, olahraga akan
menurunkan kadar hormon estrogen, yang berkaitan dengan kanker. Lakukan olahraga minimal
30 menit sehari.
1. Kurangi berat badan
Setelah menopause, perempuan yang obesitas punya risiko lebih besar terkena kanker
payudara dibanding rekannya yang punya berat badan normal. Meski begitu, kenaikan bobot
tubuh pada wanita yang tadinya beratnya ideal juga mendatangkan risiko yang sama.
3.      Cukupi kebutuhan vitamin D
Studi yang menegaskan manfaat vitamin D sebagai anti-kanker terus bermunculan.Yang
terakhir menyebutkan, 94 persen pasien kanker payudara yang kekurangan vitamin D, kankernya
lebih cepat menyebar dibanding mereka yang cukup vitamin D.
4.      Batasi alcohol
Data terbaru dari National Cancer Institute menunjukkan perempuan yang minum satu
atau dua gelas alkohol setiap hari memiliki risiko terkena kanker payudara 32 persen lebih
besar.Para ahli menyarankan untuk membatasi alkohol tidak lebih dari satu gelas per hari.
5.      Perhatikan gejalanya
Gejala awal kanker payudara dapat berupa benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri, dan biasanya memiliki pinggiran
tidak teratur..
6.      Lakukan deteksi dini
Skrining dan deteksi dini sebetulnya dapat secara signifikan menurunkan stadium pada
temuan kasus kanker payudara. Selain mamografi, pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) yang
dapat diajarkan, kemudian dipraktikkan sendiri oleh perempuan, jika dilakukan secara teratur
bisa mendeteksi tumor 1,2 sentimeter.

C. Waktu pelaksanaan
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan pada saat setelah menstruasi.

D.    Prosedur pelaksanaan


SADARI bulanan dengan pemeriksaan klinis payudara tahunan (Clinical Breast
Examination /  CBE) oleh seorang ahli dan mamografi, sangat bermanfaat untuk mendeteksi
kanker payudara sejak dini.Ada tiga langkah penting untuk melakukan SADARI, yaitu:

1.      Pemeriksaan raba pada posisi berdiri.


Untuk melakukan pemeriksaan pada payudara sebelah kanan, angkat lengan kanan anda
ke belakang kepala, lalu gunakan jari-jari tangan kiri untuk melakukan pemeriksaan. Lakukan
langkah-langkah sebaliknya untuk memeriksa payudara sebelah kiri. 
2.      Pemeriksaan raba pada saat berbaring.
Berbaringlah di atas permukaan yang keras.Saat melakukan pemeriksaan pada payudara
kanan, letakkan bantal di bawah pundak kanan.Kemudian letakkan lengan kanan di belakang
kepala.Ratakan jari-jari tangan kiri pada payudara kanan, dan tekan secara lembut dengan
gerakan memutar searah jarum jam.Mulailah pada bagian paling puncak dari payudara kanan
(posisi jam 12), kemudian bergerak ke arah jam 10 dan seterusnya, sampai kembali ke posisi jam
12.Setelah itu, pindahkan jari-jari Anda kira-kira 2 cm mendekati puting.Teruskan gerakan
memutar seperti sebelumnya hingga seluruh bagian payudara, termasuk puting selesai diperiksa.
Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kiri.
Teknik SADARI yang benar harus menggunakan buku jari dari ketiga jari tengah Anda, bukan
ujung jari.Anda sangat dianjurkan untuk mengulang-ulang gerakan melingkar dengan buku jari
yang disertai dengan sedikit penekanan. Namun penekanan yang berlebihan dapat menyebabkan
tekanan pada tulang rusuk dan akan terasa seperti benjolan
3.      Tempo permeriksaan
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali.Para wanita yang
sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-7 setelah masa haid
bermula, ketika payudara mereka sedang mengendur dan terasa lebih lunak.
Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang membuat diri
Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Para wanita yang telah berusia 20 dianjurkan untuk
mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus melakukan pemeriksaan
mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia 40.

a. Cara Merawat organ reproduksi wanita


a. Mandi dengan teratur dengan membasuh vagina dengan air hangat dan sabun yang
lembut.
b. Cuci tangan sebelum menyentuh vagina
c. Jika habis BAB dan BAK selalu “cebok” dengan arah dari depan ke belakang (ke arah
anus). Jangan arah sebaliknya, karena hal ini akan membawa bakteri dari anus ke vagina.
d. Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun (100%). Bahan
lain misalnya nylon dan polyester akan membuat gerah dan panas dan membuat vagina
menjadi lembab. Kondisi ini sangat disukai bakteri dan jamur untuk berkembangbiak.
e. Hindari penggunaan bahan dodoran, cairan pembasuh (douches), sabun yang keras, serta
tissue yang berwarna dan berparfum.
f. Hindari menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk mengeringkan
vagina.
g. Mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk menghindari kelembaban yang
berlebihan di daerah vagina
2. Penyakit Menular Seksual (Penyakit Kelamin)

Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual.Akan beresiko tinggi apabila
dilakukan dengan berganti-ganti pasangan.Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko
tertular penyakit kelamin.Perempuan beresiko lebih besar tertular karena bentuk alat
reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular PMS
tidak tahu bahwa ia sudah tertular. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan :

1. Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.

2. Minum jamu tradisional.

3. Minum obat antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seksual.

PMS yang umum terdapat di Indonesia adalah :


1. Gonorrea.

2. Clamidia.

3. Sifilis.

4. Herpes genital.

5. Trikonomiasis.

6. Ulkul mole (chancroid).

7. Kutil kelamin.

8. HIV-AIDS

I. Gonorrea (GO)

* Kuman penyebabnya : Neisseria gonnorrhoeae.

* Masa inkubasi atau penyebaran kuman : 2 – 10 hari setelah hubungan seks.

* Tanda-tanda : nyeri pada saat kencing, merah, bengkak dan bernanah pada alat kelamin.

* Komplikasi yang timbul : infeksi radang panggunl, mandul, menimbulkan kebutaan pada bayi
yang dilahirkan.

* Pemeriksaan : pewarnaan gram dan biakan agar.

II. Sifilis (Raja Singa)

* Kuman penyebab : Trepanema palidum.

* Masa inkubasi : tanpa gejala berlangsung 3 – 13 minggu, lalu timbul benjolan sekitar alat
kelamin, disertai pusing, nyeri tulang, akan hilang sementara. 6 – 12 minggu setelah hubungan
seks muncul bercak merah pada tubuh yang dapat hilang sendiri tanpa disadari. 5 – 10 tahun
penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.

* Komplikasi pada wanita hamil : dapat melahirkan dengan kecacatan fisik seperti kerusakan
kulit, limpa, hati dan keterbelakangan mental.
* Pemeriksaan : tes laboratorium untuk mendeteksi RPR (Rapid Plasma Reagent) dan TPHA
(Trepanema Palidum Hemagglutination Assay).

III. Trikonomiasis

* Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.

* Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Keluar cairan vagina encer berwarna
kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk; Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan
terasa tidak nyaman.

* Komplikasi yang bisa terjadi : lecet sekitar kemaluan, bayi lahir prematur, memudahkan
penularan infeksi HIV.

* Tes laboratorium untuk mendeteksi sediaan basah KOH.

IV. Ulkus Mole (Chancroid)

* Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.

* Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung,
pinggirnya tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri; Biasanya hanya pada salah satu sisi alat
kelamin. Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha berwarna
keme .

V. Klamidia

rahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.

* Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan
penularan infeksi HIV.

* Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaag Gram dan Biakan agar selama
seminggu.

* Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya kronis, karena sebanyak
70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.
* Gejala yang ditimbulkan : Cairan vagina encer berwarna putih kekuningan; Nyeri di rongga
panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual.

* Komplikasi yang mungkin terjadi : Biasanya menyertai gonore; Penyakit radang panggul;
Kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian; Infeksi mata pada bayi baru lahir;
Memudahkan penularan infeksi HIV.

* Tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adalah Elisa, Rapid Test dan Giemsa.

VI. Kutil Kelamin

* Disebabkan oleh Human Papiloma Virus.

* Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit seperti kutil besar disekitar alat kelamin (seperti
jengger ayam).

* Komplikasi yang mungkin terjadi : kutil dapat membesar seperti tumor; bisa berubah menjadi
kanker mulut rahim; meningkatkan resiko tertular HIV-AIDS.

* Tidak perlu mendeteksi laboratorium karena langsung dapat terlihat oleh mata biasa.

VII. HIV-AIDS

HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyebabkan
AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih manusia yang merupakan bagian paling penting
dalam system kekebalan tubuh.

AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala-gejala


akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.

Seseorang yang terinfeksi HIV secara fisik tidak ada bedanya dengan orang yang tidak
terinfeksi.Hampir tidak ada gejala yang muncul pada awal terinfeksi HIV. Tetapi ketika
berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan
tubuhnya sehingga mudah terserang penyakit dan tubuh akan melemah.
Setiap orang beresiko tertular HIV-AIDS, baik tua maupun muda, kaya atau miskin,
heteroseksual maupun homoseksual, terkenal maupun tidak terkenal. Resiko tertular HIV tidak
berkaitan dengan siapa kita, tetapi apa yang kita lakukan.

HIV dapat ditularkan dengan cara :

1. Hubungan seksual tanpa pelindung dengan Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).

2. Menggunakan benda tajam yang terkontaminasi oleh virus HIV, misalnya jarum suntik pada
pengguna dan pecandu narkoba, alat pembuat tatto dan alat tindik.

3. Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV.

4. Dari ibu ODHA kepada bayi yang dikandung dan disusuinya.

HIV tidak dapat ditularkan kepada orang lain melalui :

1. Bersalaman atau berpelukan.

2. Makanan dari piring yang pernah digunakan ODHA.

3. Batuk atau bersin ODHA.

4. Gigitan nyamuk.

5. Berenang ditempat berenang yang sama dengan ODHA.

6. Mengunjungi ODHA dirumah atau dirumah sakit.


DAFTAR TABLE

I. IDENTIFIKASI KELUARGA

DATA UMUM KEPALA KELUARGA


Tabel A.1
DISTRIBUSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN UMUR DI DESA TANJUNG
SELAMAT KAB. DELI SERDANG TAHUN 2016
Jenis Kelamin
Total
No Kelompok Umur
Laki-laki Pr
f % F % f %

1 <20 tahun 0 0,00 0 0 0 0

2 >20-35 tahun 1 11,11 0 1 10


0
3 >35-49 tahun 6 66,67 10 7 70
1
4 >49-60 tahun 2 22,22 0 2 20
0
5 >60 tahun 0 0,00 0 0 0
0
Total 9 100,00 100 10 100
1
Analisa Data :
Berdasarkan tabel di atas mayoritas kepala keluarga Berjenis Kelamin Laki laki Dengan Kelompok Umur
>35-49 tahun berjumlah 6 orang (66,67 %) dan Minoritas kepala keluarga Berjenis Kelamin laki-laki
dengan kelompok umur >20-35 tahun berjumlah 1 orang (11,11% ) dan perempuan Dengan Kelompok
Umur >35-49 tahun berjumlah 1 orang (10 %).

Tabel A.2
DISTRIBUSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN AGAMA DI DESA TANJUNG
SELAMAT KAB. DELI SERDANG TAHUN 2016

Total
No Agama KK
f %
1 Islam 7 70,00
2 Katolik 0 0,00
3 K.Protestan 3 30,00
4 Hindu 0 0,00
5 Budha 0 0,00
Total   10 100,00

Analisa Data :
Berdasarkan tabel mayoritas kepala keluarga beragama islam dengan jumlah 7 orang (70%) dan
minoritas kepala keluarga beragama kristen protestan dengan jumlah 3 orang (30%)

Tabel A.3

TABEL DISTRIBUSI KEPALA KELUARGA BERDASARKAN SUKU DI DESA


TANJUNG SELAMAT KAB. DELI SERDANG TAHUN 2016

Total
No Suku
f %

1 Jawa 3 30,00

2 batak 2 20,00

3 karo 1 10,00

4 Melayu 2 20,00

5 Minang 1 10,00

6 Aceh 1 10,00

7 Mandailing 0 0,00

8 Nias 0 0,00

9 betawi 0 0,00

10 Banjar 0 0,00

11 sunda 0 0,00

12 Manado 0 0,00

13 Cina 0 0,00

14 India 0 0,00

Total 10 100,00

Anda mungkin juga menyukai