Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA ANAK SEKOLAH

Dosen Pembimbing :
DR. Lenny Rosbi R, S.kp., M.Si., M.Kep

Disusun Oleh :
1. ARINI MELTA RS
2. DEVYSANTY
3. DISYACITTA ANNISARUDYA
4. JOSHUA
5. JULIA INDRIATY
6. MERI HERLINA
7. NISA NUR MARLEFI
8. NURBAITI
9. REFIKA LIVIANI
10. UMI NURHASANA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA
JAKARTA SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kelompok dapat menyelesaikan makalah ini yang diberi judul “Asuhan Keperawatan
Keluarga Pada Keluarga Anak Sekolah”. Penyusunan makalah ini kelompok susun untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing penyusunan makalah ini yang
telah membimbing dan mengarahkan kelompok dalam penyusunan makalah kelompok ini.
Kami juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah kelompok kami ini.

Kelompok berharap dengan adanya makalah kelompok kami ini dapat digunakan dalam
menambah wawasan pembaca terutama mahasiswa/I keperawatan, sehingga mampu
memahami dan menerapkan Asuhan Keperawatan Keluarga.

Juni 2023

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................4
TINJAUAN TEORI.................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................43
TINJAUAN KASUS..............................................................................................43
Daftar Pustaka........................................................................................................58
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Salah satu aspek terpenting keperawatan adalah penekanan yang diberikan kepada
unit keluarga. Perawat tidak hanya memandang keluarga sebagai individu. Klien dan
anggota keluarga juga menjadi fokus dalam proses keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak sekolah adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah. Dimana, pada anak usia
inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses tumbuh
kembangnya. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan kembang
anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama dalam pola
hidup sehat.
Anak merupakan generasi penerus bangsa. Awal kokoh atau rapuhnya suatu
negara dapat dilihat dari kualitas para generasi penerusnya. Jika terlahir anak-anak
dengan tingkat kesehatan yang rendah, kondisi bangsa bisa menjadi lemah dan tidak
mampu membangun negaranya secara optimal. Indonesia adalah negara keempat
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, yaitu 237,6 juta jiwa (ELISA, 2021).
Jika kesehatan anak terganggu maka perkembangannya juga bisa menjadi
terhambat. Oleh karena itu, kebutuhan dasar anak harus mendapatkan perhatian lebih
dari orang tuanya agar kebutuhan dasar tersebut dapat terpenuhi dengan baik sehingga
kesehatannya menjadi terjaga dan juga perkembangannya menjadi tidak terganggu.
Tahap perkembangan anak usia sekolah merupakan waktu yang sangat
penting bagi kelangsungan perkembangan anak. Dukungan orang tua, guru dan
masyarakat merupakan hal yang sangat penting (Depkes, 2010).
Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak usia sekolah dasar
adalah penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri anak dan lingkungan seperti
gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan kebersihan diri
(ELISA, 2021).
Keluarga dalam fungsi sosialisasinya mengembangkan proses interaksi dalam
keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi. Aktivitas orang tua yang dilakukan dengan teratur, teliti,
cermat, akurat, terencana, dan tidak melanggar hukum, maka anak-anak juga akan
terdorong untuk mengikuti. Interaktif sebagai orang tua untuk membangun dan
membina interaksi dan komunikasi secara aktif dengan anak. Pola interaktif
memungkinkan terlibat secara langsung dengan kehidupan anak (ELISA, 2021).
Kontrol dan pengawasan orang tua sangat berperan dalam aktifitas bermain anak,
baik di sekolah, lingkungan bermain atau di dalam rumah. Penanganan kecanduan
game dapat berupa mengurangi waktu bermain game, 3 membuat jadwal pembagian
waktu antara bermain game dan kewajiban, memberi dukungan sosial melalui orang
atau teman bermain, menjalin komunikasi yang baik agar tercipta suasana nyaman dan
berada dalam kontrol yang baik (ELISA, 2021)

2. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Tujuan Khusus
Penulisan makalah ini bertujuan agar penyusun mampu memberikan gambaran
tentang asuhan keperawatan keluarga pada tahap anak usia sekolah yang
meliputi:
1) Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan keluarga

2) Untuk mengetahui batasan karakteristik dan tugas tahap perkembangan


keluarga dengan anak usia sekolah
3) Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak usia sekolah
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1. Definisi Keperawatan Keluarga


Menurut Depkes RI (2010) dalam buku PPSDM Keperawatan Keluarga dan
Komunitas Komprehensif (2017) Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik
yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan
anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes, 2010).
2. Tujuan Keluarga
Bergabungnya lebih dari dua orang yang membentuk keluarga, mempunyai suatu
tujuan. Menurut Friedman & Bowden (2010) tujuan utama dari keluarga adalah sebagai
perantara yaitu yang menanggung semua harapan dan kewajiban-kewajiban masyarakat
serta membentuk dan mengubah sampai kwalitas tertentu hingga dapat memenuhi
kebutuhan dan kepentingan setiap individu dalam keluarga.
3. Fungsi Keluarga.
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi dan tugas keluarga yang
dapat dijalankan. Menurut Friedman dalam (Harmoko, 2012) ada lima tipe
keluarga, yaitu :
a. Fungsi Afektif (The Affective Function)
Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikologis. Keberhasilan fungsi afektif tampak
melalui keluarga yang bahagia. Dalam fungsi ini, anggota keluarga yang
mengembangkan gambaran diri yang positif, perasaan yang dimiliki,
perasaan yang berarti, dan merupakan sember kasih saying.
b. Fungsi Sosialisasi (the Socialzation Function)
Fungsi ini dimulai pada saat lahir dan akan diakhiri dengan kematian.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,
dimana individu secara kontinu mengubah perilakiwu mereka sebagai
respons terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami.
Sosialisasi merujuk pada proses perkembangan atau perubahan yang
dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan
pembelajaran peran-peran sosial. Dimana anggota keluarga belajar
disiplin, norma, budaya, serta perilaku melalui hubungan dan interaksi
dalam keluarga, sehingga individu mampu berperan di masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi (The Reproductive Function)
Pada fungsi ini keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia. Dengan adanya
program keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit terkontrol. Di sisi
lain banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau di luar ikatan
perkawinan, sehingga lahirlah keluarga beru dengan satu orang tua.
d. Fungsi Ekonomi (The Economic Function)
Pada fungsi ini keluarga memerlukan sumber keuangan guna
memenuhi kebutuhan keluarga sepert: makanan, pakaian, dan perumahan.
Fungsi ini sulit dipenuhi oleh keluarga yang berbeda di bawah garis
kemiskinan, sehingga pada fungsi ini perawat bertanggung jawab untuk
mencari sumber-sumber di masyarakat yang dapat digunakan oleh
keluarga dalam meningkatkan status Kesehatan
e. Fungsi Perawatan Keluarga/Pemeliharaan Kesehatan (The Health
Care Function)
Para professional kesehatan keluarga, fungsi perawatan kesehatan
merupakan pertimbangan vital dalam pengkajian keluarga. Guna
menempatkan dalam sebuah perspektif, fungsi ini merupakan salah satu
fungsi keluarga yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan fisik, seperti :
makan, pakaian, tempat tinggal dan perawatan kesehatan. Jika dilihat 30
dari perspektif masyarakat, keluarga merupakan sistem dasar, dimana
perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dan diamankan.
f. Tahap Perkembangan Keluarga
Perkembangan keluarga yaitu model kerangka kerja yang
memperkenalkan bahwa suatu keluarga berkembang melalui pengalaman
dan transisi peran yang dialami selama perkembangan. Prinsip yang
digunakan dalam melihat perkembangan keluarga dapat dilihat melalui
tugas perkembangan keluarga. Tugas perkembangan keluarga harus
dipenuhi di setiap perkembangan. Dalam sebuah perkembangan ini
keluarga sebagai system berkembang ke arah tingkatan fungsi yang lebih
tinggi sehingga berdampak terhadap berbagai hal. Keluarga dituntut
untuk dapat memenuhi tugas perkembangan keluarga. Keluarga akan
mampu memenuhi tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan
pemahaman terhadap tugas perkembangan keluarga. Menurut Carter &
McGoldrick (dalam Harnilawati, 2013) membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan yaitu:
1) Tahap Keluarga Baru (beginning family), terdiri dari sepasang suami,
istri.
2) Tahap Keluarga Anak Pertama (child bearing family), terdiri dari
ayah, ibu, anak baru lahir.
3) Tahap Keluarga Anak Prasekolah (families with preschoolers), terdiri
dari ayah, ibu, dan anak prasekolah usia 3-5 tahun.
4) Tahap Keluarga Anak Usia Sekolah (families with children),
terdiri dari ayah, ibu, dan anak usia sekolah usia 6-12 tahun.
5) Tahap Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers), anak
yang berusia mulai dari 13 tahun hingga 19-20 tahun.
6) Tahap Keluarga dengan Anak Dewasa (launching center families),
anak pertama meninggalkan rumah.
7) Tahap Keluarga Usia Pertengahan (middle age famillies), pada tahap
perkembangan keluarga memasuki masa akhir ketika anak terakhir
telah meninggalkan rumah.
8) Tahap Keluarga Usia Lanjut, tahap perkembangan keluarga akan
masuk kategori usia lanjut ketika suami istri telah pensiun hingga
salah satunya meninggal dunia.

B. Konsep Keluarga Anak Usia Sekolah


1. Pengertian
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk sekolah
dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-kanak yaitu 12 tahun.
Langkah perkembangan selama anak mengembangkan kompetensi dalam ketrampilan fisik,
kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak menjadi lebih baik dalam berbagai
hal,misalnya mereka dapat berlari dengan cepat dan lebih jauh sesuai perkembangan
kecakapandan daya tahannya (Berkey, 2019).

2. Batasan
Tahap perkembangan keluarga keempat dimulai saat anak masuk sekolah pada
usia 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktivitas
disekolah masing-masing anak memiliki aktivitas dan minat sendiri. Demikian pula
orangtua yang mempunyai aktivitas yang berbeda dengan anak. Untuk itu keluarga perlu
bekerjasama untuk mencapai tugas perkembangan (Friedman, 2010).

3. Karakteristik (Netty, 2017).


Anak usia sekolah disebut sebagai masa akhir anak-anak sejak usia 6 tahun dengan. ciri-
ciri sebagai berikut :
a. Label yang digunakan oleh orang tua
Usia yang menyulitkan karena anak tidak mau lagi menuruti perintah dan
lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada orang tua ataupun anggota
keluarga lainnya.
Usia tidak rapi karena anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh
dala m penampilan. Usia bertengkar karena banyak terjadi pertengkaran
antar keluarga dan membuat suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi
semua anggota keluarga.
b. Label yang digunakan pendidik/guru
1) Usia sekolah dasar : anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan
yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan
dewasadan mempelajari perbagai ketrampilan penting tertentu baik
kurikuler maupun ekstrakurikuler.
2) Periode kritis dalam berprestasi : anak membentuk kebiasaan untuk
mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses yang cenderung menetap
sampai dewasa.
c. Label yang digunakan oleh ahli psikologi
1) Usia berkelompok : perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima
oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok.
2) Usia penyesuaian diri : anak ingin menyesuaikan dengan standar yang
disetuju I oleh kelompok dalam penampilan, berbicara dan berperilaku.
3) Usia kreatif : suatu masa yang akan menentukan apakah anak
akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak.
4) Usia bermain : suatu masa yang mempunyai keinginan bermain yang sangat
besar karena adanya minat dan kegiatan untuk bermain.

4. Faktor yang mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak menurut
Soetjiningsih (1998) yaitu:
a. Faktor Genetik.
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom
Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
b. Faktor Lingkungan
1) Faktor lingkungan pra natal, antara lain:
a) Gizi ibu pada waktu hamil
b) Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
c) Toksin/zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin,
methadion, obna-obat anti kanker)
d) Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon
tiroid, insulin)
e) Radiasi
f) Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio,
campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
g) Stres
h) Imunitas
c. Faktor lingkungan post Natal, yaitu:
1) Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi,
perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi
metabolisme, hormon.
2) Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah,
sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
3) Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang
wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas
interaksi anak-orang tua.
4) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan
keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam
keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-
norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang
mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll.

5. Tahap Perkembangan anak usia sekolah.


Tahap anak usia sekolah adalah tahap yang dimulai pada saat anak yang tertua
memasuki sekolah pada usia anak 6 tahun dan berakhir pada usia 12 tahun pada fase ini
umumnya keluarga mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat
sibuk. Selain aktifitas disekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri.
Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak. Untuk itu,
keluarga perlu bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan.
Pada tahap ini keluarga (orang tua) perlu belajar berpisah dengan anak, memberi
kesempatan pada anak untuk bersosialisasi, baik aktifitas disekolah maupun di luar sekolah.
Kesejahteraan anak merupakan seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum
pernah kawin (menikah).
Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18
tahun, masa dewasa dini dimulai umur 18 tahun. Meskipun demikian, anak masih di
kelompokan lagi menjadi tiga sesuai dengan kelompok 14 usia yaitu: Usia 2-5 tahun
disebut usia prasekolah, usia 6-12 tahun disebut usia sekolah, dan usia 13-18 tahun disebut
usia remaja. Anak usia sekolah dapat disebut juga sebagai akhir masa kanak- kanak sejak
usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian social anak.
Tahap perkembangan anak usia sekolah menurut Harmoko, 2012:
a. Perkembangan biologis saat umur 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm
pertahun untuk tinggi badan dan meningkat 2-3 kg pertahun untuk berat
badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan ukuran tersebut. Anak laki-laki cenderung gemuk. Pada usia ini,
pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembanganya dari pada otot.
b. Perkembangan psikososial menurut Freud, perkembangan psikososialnya
digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase odipus yang
terjadi masa persekolahan dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak
cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya, juga
banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi berada
dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan
atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologis dan sosial, memiliki
keinginan untuk mandiri, dan berupaya, melakukan tugas. Inilah yang
merupakan tahap industri.
c. Temperamen sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan
sifat terpenting dalam perilakunya pada masa ini. Pada perilakunya
menunjukan anak mudah bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini,
sifat tempramental sering muncul sehingga peran orang tua dan guru besar
untuk mengendalikanya.
d. Perkembangan kognitif menurut Plagnet, usia ini berada dalam tahap
operasional konkret, yaitu anak mengekpresikan apa yang dilakukan dengan
verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar konsptual
mulai meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda,
situasi dan pegalaman yang dijumpainya.
e. Perkembangan moral masa akhir kanak-kanak, perkembangan moral
dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam tahap konversional. Pada tahap
ini, anak belajar tentang peraturan- peraturan yang berlaku, menerima
peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai aturan yang diterimanya.
f. Perkembangan spiritual anak usia sekolah mengingatkan segala sesuatunya
adalah konkret atau nyata dari pada belajar tentang “God”. Mereka mulai
tertarik terhadap surga dan neraka sehingga cenderung melakukan atau
mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.
g. Perkembangan bahasa pada usia ini terjadi penamahan kosakata umum
yang berasal dari berbagai pelajar disekolah, bacaan, pembicaraan, dan
media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari
pengalaman anak setelah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu
mengucapkan dengan benar
h. Perkembangan bahasa pada usia ini terjadi penamahan kosakata umum
yang berasal dari berbagai pelajar disekolah, bacaan, pembicaraan, dan
media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari
pengalaman anak setelah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu
mengucapkan dengan benar
6. Tugas Perkembangan Tahap Anak Usia Sekolah
Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6
tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini keluarga mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas di
sekolah, masing-masing anak memiliki aktifitas dan minat sendiri demikian pula
orang tua yang mempunyai aktifitas berbeda dengan anak: Untuk itu, keluarga perlu
bekerja sama untuk mencapai tugas perkembangan. Pada tahap ini keluarga (orang
tua) perlu belajar berpisah dengan anak, memberi kesempatan pada anak untuk
bersosialisasi, baik aktifitas di sekolah maupun di luar sekolah.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Memberikan perhatian tentang kegiatan social anak, pendidikan dan semangat
belajar
b. Tetap mempertahankan hubungan yang harmonis dalam perkawinan
c. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
d. Menyediakan aktivitas untuk anak
e. Menyesuaikan pada aktivitas komunitas dengan mengikutsertakan anak.

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan salah satu tahapan atau seseorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan syarat utama untuk mengidentifikasi masalah. Pengkajian keperawatan bersifat
dinamis, interaktif dan fleksibel. Data dikumpulkan secara sistematis dan terus menerus
dengan menggunaan alat pengkaji. Pengkajian keperawatan keluarga memiliki dua tahap.
Pengkajian tahap satu berfokus pada masalah kesehatan keluarga, pengkajian tahap dua
menyajikan kemampuan keluarga dalam melakukan lima tugas kesehatan keluarga. Dalam
pelaksanaan, kedua tahap ini dilakukan secara bersama.Berikut ini mengenai masing-
masing tah ap pengkajian menurut Riasmini (2017) variabel data dalam pengkajian
keperawatan keluarga mencakup:
a. Data Umum
1) Kepala keluarga, usia, pendidikan, pekerjaan, dan alamat kepala keluarga, komposisi
anggota keluarga yang terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir,
atau umur, hubungan dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing
anggota keluarga,dan genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi).Tipe
keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi
dengan jenis tipe keluarga tersebut.
2) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait
dengan kesehatan.
3) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
4) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi
keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
5) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan keluarga pergi bersamasama untuk mengunjungi tempat
rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan waktu
luang atau senggang keluarga.
6) Riwayat dan Perkembangan Keluarga
Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini.Data ini ditentukan oleh anak
tertua dalam keluarga.

b. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi


Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan
keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan alasan mengapa hal tersebut
belum terpenuhi.
1) Riwayat Keluarga Inti
Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga, status imunisasi, sumber
kesehatan yang biasa digunakan serta pengalaman menggunakan
pelayanan kesehatan.
2) Riwayat Keluarga Sebelumnya.
Data ini menjelaska riwayat kesehatan dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian Lingkungan
a) Karakteristik Rumah
Data ini menjelaskan mengenai luas rumah, tipe, jumlah ruangan,
jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, penempatan perabot rumah tangga,
jenis WC, serta jarak WC ke sumber air. Data karakteristik rumah disertai
juga dalam bentuk denah
b) Karakteristik Tetangga dan Komunitas Setempat
Data ini menjelaskan mengenai lingkungan fisik setempat, kebiasaan
dan budaya yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas Geografis Keluarga
Biasanya keluarga cenderung memiliki tempat tinggal yang menetap
disuatu tempat atau berpindah-pindah.
d) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Data ini menjelaskan mengenai kebiasaan keluarga berkumpul,
sejauh mana keterlibatan keluarga dalam pertemuan dengan masyarakat.
4) Struktur Keluarga
5) Sistem Pendukung Keluarga
Kemampuan anggota keluarga untuk mempengaruhi dan mengendalikan orang
sekitar untuk mengubah perilaku keluarga dalam mendukung kesehatan dalam
keluarga. Penyelesaian masalah lebih baik jika dilakukan dengan musyawarah
akan sehingga menimbulkan perasaan saling menghargai.
a) Pola Komunikasi Keluarga

Jika komunikasi yang terjadi secara terbuka dan dua arah akan sangat
mendukung bagi klien dan keluarga. Dalam proses penyembuhan
karena adanya partisipasi dari setiap anggota keluarga.
b) Struktur Peran
Bila anggota keluarga dapat menerima dan melaksanakan perannya
dengan baik akan membuat anggota keluarga puas dan menghidari
terjadinya konflik dalam keluarga dan masyarakat
c) Nilai/Norma Keluarga

Perilaku setiap anggota keluarga yang dapat dilihat dari nilai dan
norma yang ada dalam keluarga.
d) Fungsi Keluarga

Terdiri dari fungsi afektif, fungsi sosialisasi ,fungsi perawatan


Kesehatan pada anak, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi
e) Stres dan Koping Keluarga.
(1) Stresor jangka pendek
Yaitu stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu 6 bulan, Stresor jangka panjang, yaitu stresor yang saat ini dialami
yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan keluarga
berespon terhadap situasi atau stressor, Strategi koping yang digunakan,
strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
(2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor.
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan Strategi fungsional menjelaskan adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

2. Diagnosa
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-
tindakan dimana perawat bertanggung jawab melaksanakan (Riasmini, 2017).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul:
a) Risiko gangguan perkembangan berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan.
b) Risiko gangguan pertumbuhan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan.
c) Risiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan.

Menentukan Prioritas Masalah


Kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung
dan pengukuran dengan menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko
tinggi sampai masalah aktual.
Tipe Diagnosa Keperawatan Keluarga
a. Aktual
Pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan,
dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk
segera ditangani dengan cepat
b. Resiko
Diagnosis Ini menggambarkan respon klien terhada kondisi kesehatan yang dapat
menyebabkan klien berisiko mengalami masalah kesehatan
c. Potensial
Diagnosis Ini menggambarkan adanya keinginan dan motivasi klien untuk
meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau optimal

3. Intervensi Keperawatan Keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah
keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga. Perencanaan keperawatan
juga dapat diartikan juga sebagai suatu proses penyusunan berbagai intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi
masalah-masalah klien (Widagdo & Kholifah, 2016). Perencanaan ini merupakan
langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan.
Dalam menentukan tahap perencanaan bagi perawat diperlukan berbagai
pengetahuan dan keterampilan, di antaranya pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktik keperawatan, peran
dari tenaga kesehatan lainnya, kemampuan dalam memecahkan masalah,
mengambil keputusan, menulis tujuan, serta memilih dan membuat strategi
keperawatan yang aman dalam memenuhi tujuan, menulis instruksi keperawatan
serta kemampuan dalam melaksanakan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain.
Menurut (Widagdo & Kholifah, 2016) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam menyusun perencanaan keperawatan keluarga adalah berikut ini:
a. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisis data secara menyeluruh
tentang masalah atau situasi keluarga.
b. Rencana keperawatan harus realistik.
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan.
d. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan pada
individu dalam keluarga dan pada anggota keluarga lainnya (Riasmini, 2017).
Implementasi yang ditujukan pada individu meliputi:
a. Tindakan keperawatan langsung
b. Tindakan kolaborasi dan pengobatan dasar
c. Tindakan observasi
d. Tindakan pendidikan kesehatan

5. Evaluasi Keperawatan Keluarga


Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan evaluasi
diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan kesediaan klien keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan selama proses asuhan
keperawatan atau pada akhir pemberian asuhan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

A. Data Umum

a. Nama Keluarga (KK) : Bapak Y

b. Alamat Rumah : Jln Raya Joglo ,Kembangan Jakarta Barat

c. Komposisi Keluarga : Suami, istri, dengan 4 anak

NO NAMA JENIS HUB. TTL/UMUR PENDIDIKAN


KELAMIN DENGAN
KK
1. Ibu .Y P Istri 35 Tahun D3
An. AS P Anak 15 Tahun Pelajar/pesantren
2.
An.A Q L Anak 10 Tahun Pelajar
3
An .AZ L Anak 5Tahun -
4. An H L Anak 6 bulan -

GENOGRAM KELUARGA BAPAK Y


Keterangan:

Laki-Laki

Perempuan

Garis Pernikahan

Tinggal dalam satu rumah

Hubungan anak

Keterangan
a. Bpk Y anak kedua dari empat ber saudara dan Ny.Y anak ke empat dari 4 bersaudara.
Bpk Y dan Ibu . Y telah menikah selama ± 17 tahun. Dari pernikahan Bpk Y dan Ny.Y
telah dikaruniai 4 orang anak, 3 laki-laki, 1 perempuan
b. Tipe Keluarga
Keluarga Bpk Y merupakan tipe keluarga inti (nuclear family)
c. Suku
Keluarga mempunyai latar belakang budaya Jawa dan Betawi . Bahasa yang digunakan
keluarga Bpk Y sehari-hari adalah bahasa Indonesia.
d. Agama
Keluarga menganut agama islam. Nilai yang dianut keluarga adalah saling
menghormati dan menyayangi satu sama lain, menghormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda. Menurut Ny. Y semua anggota keluarga berusaha
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, nilai yang ada dikeluarga merupakan
gambaran nilai-nilai agama dan kedua suami Istri adalah guru mengaji
e. Status Sosok Keluarga
Penghasilan perbulan diakui sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan keluarga
sebagai seorang guru Honorer dan guru mengaji
f. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bpk Y cukup sering pergi berekreasi bersama. Ibu Y bersama Anak-anaknya
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga saat ini :


Keluarga Bpk Y saat ini berada pada Tahap perkembangan keluarga yaitu tahap ke-4
(families with children). Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membantu anak
beradaptasi dengan lingkungan dan menjaga keintiman dengan pasangan.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Bpk Y dan Ibu.Y sangat mengharapkan anaknya dapat bersosialisasi dengan baik aktifitas
di sekolah maupun luar sekolah,menjaga kesehatan keluarga nya
Riwayat keluarga inti :
Bpk Y dan Ibu.Y telah menikah selama ± 17 tahun. Bpk Y tidak memiliki penyakit yang
serius. Ibu.Y mengatakan memiliki riwayat alergi debu dan asap rokok. Anaknya memiliki
masalah kesehatan pada gangguan pertumbuhan Gigi
Riwayat penyakit keturunan:
Penyakit keturunan keluarga ,Asma dari pihak istri ( Ibu Y)
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

N NAMA UMUR BB KEADAAN IMUNISASI MASALAH TINDAAN YANG


O KESEHATAN (BCG/POLIO/ KESEHATAN TELAH
DPT DILAKUKAN
/HB/CAMPAK)
1. Bpk Y 41 80 Sehat Tidak tahu Tidak ada Tidak ada
Ibu Y 35 85 Sehat Tidak tahu Tdk ada Tidak ada
2. An . 15 52 Sehat Lengkap Tidak ada Tidak ada
AS 10 Bb :3 Sakit Lengkap Saat ini sedang Makan lunak
3. An ,AQ 3kg mengalami sakit
Tb: gigi karena
140c bolong dan caries
m dan Sering tidur
larut malam
hingga jam 1
pagi,
Bb:21 Sehat Lengkap Mengatur waktu
An .Az kg sehat tidak pernah tidur menonton youtube
4. TB siang, An.AQ dan bermain game
110c menghabiskan di waktu libur
m waktunya sekolah
dimalam hari
dengan bermain
game atau
menonton
youtube
5.
An .H 6 bln Bb: Tidak ada
9kg Tidak ada
Tb
74cm

Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Bpk Y mengatakan bila ada anggota keluarga yang sakit biasanya dibawa ke Puskesmas
Depok, dengan memakai fasilitas BPJS
Riwayat keluarga sebelumnya
Asma
Lingkungan

Karakteristik rumah

Denah rumah

Keterangan denah rumah


Tipe rumah Bpk Y adalah permanen 1 lantai dengan luas ± 120 M2 dan status
kepemilikan adalah rumah sendiri. Rumah Bpk Y memiliki 2 kamar tidur, 1 dapur, 1
ruang tamu, 1 kamar mandi dan WC, jarak antara sumber air dengan tempat
penampungan tinja atau septitank<10 m dan disedot atau oleh petugas sedot WC jika wc
mampet. Keadaan jamban tampak cukup bersih. Lantai rumah terbuat dari keramik.
Ventilasi udara dan sinar matahari masuk melalui pintu depan dan jendela depan rumah,
Ny.Y membersihkan rumah setiap 1 kali sehari pada sore hari. Di dalam rumah terdapat
2 buah lampu di ruangan yang berbeda dengan perkiraan tiap bohlam berukuran 20 watt
dan 1 lampu pada lantai depan rumah untuk penerangan malam hari. Kamar mandi di
bersihkan setiap seminggu sekali. Ibu Y dan Bpk Y sangat suka dengan tanaman, jadi
terdapat banyak tanaman dipekarangan,untuk sumber air keluarga menggunakan air
sumur dan untuk pembuangan sampah keluarga memiliki tempat pembuangan sampah
berbentuk keranjang sampah besar. Di depan rumah terdapat tempat sampah tertutup dan
nampak tidak ada sampah di halaman rumah sehingga depan rumah tidak berbau.petugas
yang 2x / hari mengambil sampah. Sumber air berasal dari sumur (jetpam). Keluarga
Bapak Y menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Keluarga minum
dengan menggunakan air menggunakan air tanah yang dimasak.

Fasilitas Sosial dan Kesehatan


Di lingkungan rumah keluarga Bapak Y terdapat perkumpulan sosial seperti pengajian
diadakan seminggu sekali untuk ibu-ibu. Biasanya Ibu Y datang untuk mengaji. Arisan
RT diadakan sebulan sekali dan keluarga Bpk Y mengikuti kegiatan sosial. Fasilitas
kesehatan seperti posyandu diadakan setiap minggu pertama setiap bulan dikantor RW.
Ny. Sa selalu membawa An. H ke posyandu. Fasilitas kesehatan lainnya adalah
Puskesmas dan jarak tempuhnya sekitar ± 1 Km dari rumah. Jika ada keluhan mengenai
kesehatannya keluarga Bpk Y memanfaatkan fasilitas kesehatan

Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga bpk Y menjalin hubungan yang baik dengan tetangga.
Lingkungan rumah sebagian besar adalah penduduk asli dan pendatang. Ibu Y
sering ke luar rumah untuk membeli sayuran di tukang sayur keliling atau
warung. Selain mendekatkan kepada Allah SWT. , Ibu Y rajin mengkuti
pengajian yang ada di lingkungan RT dan RW karena menurut Ibu Y dengan
cara tersebut dirinya dapat mengenal tetangga dengan baik. Menurut Ibu Y jika
hubungan dengan tetangganya baik maka jika mendapatkan masalah atau
musibah, tetangganya tidak segan menolong mereka. Menurut Ibu Y mereka
sudah lama tinggal di daerah Joglo sehingga sudah saling mengenal dan akrab
dengan tetangga. Di sekitar tempat tinggal Ibu Y banyak terdapat warung yang
menjual kebutuhan sehari-hari. Sarana kesehatan dekat rumah Bpk Y adalah
posyandu dan puskesmas. Ibu Y rajin membawa An. H menimbang berat badan
ke posyandu.

Mobilitas geografis keluarga :


Bpk Y tinggal di rumah itu sejak setelah menikah dengan ibu Y dan menempati rumah
tersebut sampai dengan sekarang.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga bpk Y berkumpul setiap hari.ibu Y sering mengikuti pengajian ibu2 sekitar
lingkungan.
Sistem pendukung keluarga
Keluarga bpk Y sangat besosialisasi d.ibu Y sedang berkumpul dan bercakap-cakap
dengan tetangganya. .ibu Y memiliki tetangga yang siap membantu. .ibu Y mengatakan
bahwa tetangga di lingkungannya sangat memperhatikan satu dengan yang lainnya.
STRUKTUR KELUARGA
Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang dimiliki keluarga bpk Y adalah komunikasi terbuka dimana bila
ada masalah dalam keluarga, maka akan diselesaikan dengan bermusyawarah bersama.
Keluarga .ibu Y berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia, keluarga mengatakan
jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah, diajak untuk bercerita dan mencari
solusi permasalahannya, biasanya dengan berdiskusi.
Struktur kekuatan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga adalah bpk Y sebagai kepala keluarga. Namun
bila
ada hal yang kurang dapat diselesaikan oleh bpk Y maka .ibu Y yang mengambil
keputusan.
Struktur peran
Bpk Y sebagai kepala keluarga menjalankan peran sebagai kepala keluarga yaitu
memenuhi
kebutuhan. ibu Y sebagai istri dan ibu telah seoptimal mungkin menjalankan perannya
yaitu
mengurus rumah tangga sambil berkerja sebagai guru mengaji .
Nilai dan Norma
Keluarga menganut agama islam. Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati
dan menyayangi satu sama lain, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih
muda. Menurut bpk Y semua anggota keluarga berusaha meneysuaikan diri dengan
lingkungan sekitar, nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran nilai-nilai agama
FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif
Dukungan keluarga terhadap anggota lain sangat baik.
Fungsi Sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan khususnya bpk Y dan Ny Y bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutya dalam kehidupan seharisehari di
rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya .
Fungsi Reproduksi:
1. Perencanaan jumlah anak : 2 anak
Jumlah Anak saat ini 4 orang dan ibu Y mengatakan sudah cukup untuk 4 orang anak
2. Akseptor
Ibu Y saat ini melakukan KB suntik/3 bln sekali

Fungsi ekonomi
1. Upaya pemenuhan sandang pangan
Ibu Y mengatakan penghasilan Bpk Y sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ditambah lagi dengan Ibu.Y yang juga membuka catering
2. Pemanfaatan sumber di masyarakat : bpk Y, Ibu Y dan An. AQ memiliki kartu kesehatan
berupa BPJS
STRESS DAN KOPING KELUARGA
Ibu Y mengatakan, yang jadi pikiran saat ini adalah bagaimana agar An.AQ
a. Sakit gigi yang di alami segera teratasi dengan kontrol ke dokter
b. Tidak ada perpengaruh karena bermain game dan menonton youtube dan dapat tidur
sesuai jam tidur .
NILAI DAN NORMA BUDAYA

Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Bapak Y adalah nilai-nilai
agama Islam dan budaya Jawa. Menurut Ibu Y jika sudah masuk waktu sholat, ia
menganjurkan An. AS dan An AQ untuk shalat. Disaat Bapak Y dan Ibu Y
berada di rumah mereka melakukan solat berjamaah khususnya pada waktu
magrib. Menurut Ibu Y, Semua anak anaknya selalu memanggil bapaknya dengan
sebutan ayah dan memanggil ibunya dengan sebutan bunda
STRESSOR JANGKA PANJANG
Ibu Y mengatakan ada permasalahan seandainya an AQ tidak dapat melepaskan game
online dan pola kebiasaan tidur terganggu
Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Bila ada masalah, biasanya keluarga saling bermusyawarah, termasuk jika ada anggota
keluarga yang sakit maka keluarga akan musyawarah untuk menentukan pengobatan
yang akan dilakukan. Ibu Y mengatakan ia selalu bersyukur pada Allah SWT, karena
telah mendapatkan nikmat yang banyak dari Nya sehingga dengan kekuatan itu dirinya
dan suaminya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang mereka
hadapi.
Strategi Koping
Ibu Y mengatakan keluarga selalu mengahadapi masalah dengan berdoa, buxcgtf tabah
dan tenang,mencari solusi dan saling musyawarah satu sama lain.
Strategi adaptasi disfungsional
Berdasarkan hasil pengkajian tidak ditemukan adanya cara-cara penyelesaian masalah
keluarga dengan cara yang tidak baik/maladaptive
Harapan Keluarga
Keluarga mengharapkan adanya kegiatan ini masalah kesehatan yang tidak mereka
ketahui bisa diketahui dan berharap bisa terbantu untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ada di dalam keluarganya Ibu Y juga mengharapkan mahasiswa dapat
memberikan
informasi tentang perawatan bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan
di rumah terutama pada An.AQ.

PEMERIKSAAN FISIK HEAD TOE TOE


NAMA KELUARGA

N VARIABEL Bpk Y Ibu Y An.AQ


O

1 Riwayat Tidak ada Tidak ada -


penyakit saat
ini

2 Keluhan yang Tidak ada Tidak ada Saat ini sedang


dirasakan mengalami sakit gigi
karena bolong dan
caries
Sering tidur larut
malam hingga jam 1
pagi, tidak pernah
tidur siang, An.AQ
menghabiskan
waktunya dimalam
hari dengan bermain
game atau menonton
youtube.

3 Tanda dan Tidak ada Tidak ada Susah tidur, nafsu


gejala makan menurun.

4 Riwayat Tidak ada Ada alergi Tgl 15 Juni cek ke


penyakit debu, dan asap balai pengobatan
sebelumnya rokok.

5 Tanda-tanda TD; 130/80 TD; 120/90 TD; 90/70


vital
S; 36,2 S; 36,5 S; 36,1
N; 76 N; 88 N; 100
Rr; 18 Rr; 18 Rr; 19
Tb : 165 cm Tb : 157 cm Tb : 148 cm
BB : 65 kg BB : 62 kg BB : 40 kg

6 Kepala Rambut dan kulit Rambut dan Rambut dan kulit


kepala bersih, kulit kepala kepala
warna hitam dan bersih, warna bersih,berwarna
ada beberapa helai hitam, lurus, hitam.Distribusi
rambut berwarna panjang sebahu rambut menyebar rata,
putih, Ikal. dan tipis. tidak teraba benjolan
Distribusi Distribusi pada kepala. Wajah
menyebar menyebar rata, tampak simetris dan
rata,Tidak teraba Tidak teraba tidak terdapat luka
benjolan pada benjolan pada
kepala. Wajah kepala.
tampak simetris Wajah tampak
dan tidak ada luka. simetris dan
tidak ada luka.

7 Mata Isokor, bola mata Isokor, bola Mata lengkap,simetris


dapat mengikuti mata dapat kanan dan kiri kornea
arah gerakan mengikuti arah mata jernih kanan dan
tangan pemeriksa, gerakantangan kiri,kongjungtiva
tidak ada nyeri pemeriksa, tidak anemis, sklera
tekan, pupil mata tidak ada nyeri tidak ikterik, kelopak
+2 mm, reaksi tekan, pupil mata tidak ada
cahaya +/+, mata +2 mm, pembengkakan,adany
konjungtiva reaksi cahaya a reflek cahaya
ananemis, sclera +/+,konjungtiv pupil,iris kanan dan
anikterik. a anemis, kiri berwarna hitam
sclera
anikterik,

8 Hidung Bentuk simetris, Bentuk Bentuk simetris,


warna kulit sama simetris, warna warna kulit sama
dengan kulit kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak dengan kulit sekitarnya, tidak
terdapat lesi atau sekitarnya, terdapat lesi atau
cairan, mukosa tidak terdapat cairan,mukosa
hidung lembab, lesi terdapat hidung lembab,
terdapat bulu cairan (cair dan terdapat bulu hidung
hidung,uji berwarna (N I).
penciuman bening),
baik (N I) mukosahidung
lembab,
terdapat bulu
hidung,
uji
penciuman
baik (N I)

9 Telinga Daun telinga Daun telinga bersih,tidak terdapat


simetris antara kiri simetris antara serumen
dan kanan, bersih, kiri dan kanan, berlebih,pendengaran
tidak ada bersih, tidak berfungsi dengan
benjolan, tidak ada baik.
bengkak, tidak ada benjolan,tidak
nyeri tekan bengkak, tidak
pada ada nyeri tekan
mastoideus, tidak pada
ada mastoideus,
serumen. Klien tidak ada
dapat mendengar serumen. Klien
dengan baik. dapat
mendengar
dengan baik.

10 Mulut Bibir simetris, Bibir Bibir simetris,


mukosa Bersih,tidak ada
lembab,lidah simetris, secret,tidak ada
simetris,dapat mukosa kelainan Bersih,tidak
bergerak ke kiri lembab, lidah ada secret,tidak ada
dan ke kanan (N simetri, kelainan, dan ada
XII), tampak tidak dapat caries gigi
pucat, lidah dapat bergerak ke
merasakan asam, kiri dan ke
asin, dan manis kanan (N XII),
dengan baik, gigi tampak pucat,
putih, karang lidah dapat
gigi (+) merasakan
asam, asin, dan
manis dengan
baik, gigi
putih, karang
gigi (+)

11 Leher dan Tidak ada Tidak ada Tidak ada


Tenggorokan kesulitan menelan, kesulitan pembesaran kelenjar
pembesaran menelan, getah bening (-),
kelenjar getah pembesaran distensi vena jugularis
bening (-), distensi kelenjar getah (-), tidak ada tanda
vena jugularis(-), bening (-), radang
tidak ada tanda distensi vena
radang. jugularis (-),
tidak ada tanda
radang

12 Dada Bentuk dada Bentuk dada Pergerakan dada


simetris, tidak ada simetris, tidak tampak
distress ada distress simetris,vesikuler,tida
pernapasan, bunyi pernapasan, k suara nafas
nafas bunyi nafas tambahan,tidak ada
tambahan dan tambahan dan keluhan sesak nafas
tidak ada edema tidak ada
edema.

13 Sistem Bunyi jantung: lup Bunyi jantung: Bunyi jantung: lup


kardiovaskuler dup, tidak ada lup dup, dup,tidakada distensi
distensi vena tidak vena jugularis,CTR<3
jugularis, ada detik.
CTR <3 detik Distensi vena
jugularis,CTR
<3
detik.

14 Sistem respirasi Kedalaman nafas Kedalaman Kedalaman nafas


dangkal, rr 20 nafas dangkal, dangkal, RR
x/mnt, irama rr 19 x/mnt 19x/mnt, irama
teratur, suara nafas irama teratur, teratur, suara nafas
Vesikuler suara nafas vesikuler
vesikuler

15 Sistem Mulut bersih, Mulut bersih, Gigi berlubang dan


Pencernaan bising usus bising usus nyeri ,Tidak ada
18x/menit, 15x/menit, keluhan mual dan
abdomen teraba abdomen muntah,nafsu makan
lembek teraba lembek mulai menurun ,tidak
ada alergi
makanan,kebiasaan
makan dan minum
mandiri

16 Sistem Kesadaran:Compo Kesadaran: Kesadaran: Compos


Persyarafan s Metis Compos Metis Metis
GCS: 15 GCS: 15 GCS: 15

17 Sistem Gerakan tak Gerakan tak Gerakan tak terbatas,


Muskuloskeleta terbatass, mampu terbatas, mampu merangkak
l fleksi/ ekstensi mampu fleksi/ dan berdiri saat ada
tanpa rasa nyeri ekstensi tanpa pegangan, tidak ada
tidak ada benjolan, rasa nyeri tidak benjolan dan bengkak
bengkak (-), ada benjolan, (-).
kemerahan (-), bengkak (-),
kekuatan otot kemerahan(-),
normal mampu kekuatan otot
menahan tekanan, normal mampu
refleks (+) 55555 menahan
55555 55555 tekanan,
55555 refleks (+)
55555 55555
55555 55555
18 Sistem Tidak ada Tidak ada Tidak ada keluhan
Genitalia keluhan keluhan

19 Sistem Turgor kulit baik, Turgor kulit Warna kulit sawo


Integumen tanda radang (-), baik, tanda matang,tidak ada
warna kulit kuning radang (-), peningkatan
langsat, tekstur warna kulit pigmentasi
sedikit kasar pada kuning langsat, kulit,turgor kulit
telapak tangan, tekstur elastis,kelembapan
kulit teraba sedikit kasar kulit cukup
hangat pada telapak
tangan, kulit
teraba hangat
dan kering

20 Kuku Kuku tampak Kuku tampak Pendek,bersih,CRT <


pendek dan pendek dan 3 detik.
Bersih Bersih

21. Pola Istirahat An.AQ sering tidur


larut malam karena
bermain gadget

22. Obat-obatan Tidak ada obat-obatan


yang dikonsumsi
ANALISA DATA

PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA


MASALAH KESEHATAN:

Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga BPK Y khususnya An.AQ berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan geraham
bolong
Resiko Gangguan Pertumbuhan sehubungan dengan keterbatasan An Z
mengkonsumsi makanan
No Kriteria Pengkajin
1. Mengena 1. Ibu Y mengatakan bebrapa waktu terakhir An.AQ mulai sulit
l masalah
makan,karena sakit gigi ( geraham bolong )
2. Ibu Y mengatakan An.Z sulit dibujuk untuk makan.

3. An Z hanya nafsu makan makanan kesukaan

2. Mengambil 1. Ibu Y mengatakan An.Z hanya suka makan makanan yang ia


keputusan yang suka saja
tepat 2. Ibu Y mengatakan sudah menyajikan makanan kesukaan An.Z
3. Ibu Y mengatakan sudah Meningkatkan waktu jam makan pada
An.Z
3. Merawat anggota 1. Ibu Y mengatakan belum tahu cara mengatasi masalah nafsu
keluarga yang makan pada An. Z.
sakit atau yang 2. Ibu Y mengatakan yang diketahui menyajikan makanan yang
punya masalah disukai An.Z agar An.Z mau makan.

3. Ibu Y agar lebih bersemangat untuk menyajikan makanan


kesukaan An.Z
4. Memodifikasi Lingkungan 1. Ibu Y mengatakan belum mengetahui tentang
lingkungan yang sehat untuk anak dengan
nafsu makan menurun.
2. Ibu Y mengatakan lingkungan rumah sangat
tidak mendunkung untuk nafsu makan
3. Ibu Y mengatakan kurang nya kesehatan
lingkungan membuat An. Z kehilangan nafsu
makan
5. Memanfaatkan sarana 1. Keluarga mengatakan belum pernah
kesehatan mendapatkan penyuluhan tentang Resiko
Gangguan Pertumbuhan pada Anak.
2. Keluarga mengatakan jika sakit berobat ke
Puskesmas terdekat.
3. Keluarga memiliki kartu BPJS untuk berobat
ke pelayanan kesehatan dengan gratis.
4. Keluarga mengatakan jarak dari rumah ke
puskesmas terdekat + 1000 m.
PENGKAJIAN KHUSUS BERDASARKAN 5 TUGAS KELUARGA
MASALAH KESEHATAN: Gangguan Pola Tidur
No Kriteria Pengkajian
1. Mengena Data Subyektif
l masalah
1. Ibu Y mengatakan bahwa An. AQ sakit gigi ( gigi bolong )

2. Ibu Y mengatakan bahwa An. AQ sering tidur larut malam


hingga jam 1 pagi
3. Ibu Y mengatakan An. AQ tidak pernah tidur siang
4. Ibu Y mengatakan An. AQ khawatir main saat mau tidur
siang
Data Obyektif:
Gigi geraham berlubang

2. Mengambil 1. Ibu Y mengatakan untuk mengubah pola tidur An. AQ harus


keputusan yang lebih tenang
tepat 2. Ibu Y mengatakan untuk membiasakan untuk tidur siang
3. Ibu Y mengatakan bahwa tidur siang sangat sulit untuk
dilakukan An. AQ

3. Merawat anggota 1. Ibu Y mengatakan semakin sulit untuk An. AQ tidur saat
keluarga yang sakit
sakit atau yang 2. Ibu Y mengatakan semakin tidak teratur saat An. AQ sakit
punya masalah 3. Ibu Y mengatakan bahwa An. AQ lemas karna pola tidur
tidak teratur
4. Memodifikasi Lingkungan 1. Ibu Y mengatakan belum mengetahui tentang
lingkungan yang sehat untuk Anak agar tidak
terjadi gangguan pada pola tidurnya.
2. Ibu Y mengatakan tidak mengetahui
bagaimana cara mengontrol Anak agar tidak
terus bermain game hingga larut malam.

5. Memanfaatkan sarana 1. Keluarga mengatakan belum pernah


kesehatan mendapatkan penyuluhan tentang Gangguan
pola tidur pada anak.
2. Keluarga mengatakan jika sakit berobat ke
Puskesmas terdekat.
3. Keluarga memiliki kartu BPJS untuk berobat
ke pelayanan kesehatan dengan gratis.
4. Keluarga mengatakan jarak dari rumah ke
puskesmas terdekat + 1000 m.

I. PRIORITAS MASALAH

1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Bapak Y khususnya An. AQ


berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
dengan geraham bolong

Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


Sifat Masalah : 2/3 X 1 2/3 Masalah adalah ancaman, dilihat dari riwayat
Ancaman An.AQ pernah menderita sakit gigi, dan
bolongnya geraham gigi dicemaskan akan
menyebabkan infeksi pada gusi atau mulut
bahkan pada saluran pencernaan.
Kemungkinan 2/2 X 2 2 Ibu Y merasa mampu untuk mengawasi An.AQ
masalah dapat untuk menyikat gigi di sore dan malam sebelum
diubah : Mudah tidur. Ibu Y juga percaya bahwa akan bisa
mengawasi jajanan An AQ dan mengawasi
An.AQ menyikat gigi sebelum pergi ke sekolah
Potensial 2/3 X 1 2/3 Ibu Y yang berperan sebagai ibu dibutuhkan
masalah dapat peranan besar dalam pembentukan perilaku anak.
dicegah : Cukup Unutk membentuk kebiasaan An.AQ
untuk menjaga kebersihan gigi nya.

Menonjolnya 2/2 X 1 1 Ibu Y menyadari bahwa gigi geraham An.AQ


masalah : Ada yang telah berlubang sangat mengganggu terlebih
masalah, dan ketika sakit gigi An. AQ kambuh, An.AQ akan
perlu segera sangat rewel dan Ibu Y ingin gigi An.AQ bersih
ditangani dan sehat
Total 4 1/3

Dari skoring di atas diagnosa keperawatan pada keluarga Bapak Y adalah sebagai berikut:

1. Defisit Perawatan Diri (gigi) pada Keluarga Bapak Y khususnya An.AQ berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan karies gigi
(skore: 4 1/3).
2.
I. RENCANA KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


No Diagnosa Tujuan Evaluasi Tindakan
Keperawatan
Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard
1 Defisit Perawatan Setelah di Setelah dilakukan
Karies gigi adalah 1. Diskusikan dengan keluarga pengertian
Diri (gigi) pada lakukan pertemuan sebanyak
penyakit infeksi yang karies gigi
Keluarga Tn.Y asuhan 3x45 menit
merusak struktur gigi. 2. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali
khususnya An. AQ keperawatan, diharapkan: Respon
Penyakit ini pengertian karies gigi dengan bahasa
berhubungan dengan diharapkan verbal
1. Keluarga dapat sederhana
ketidakmampuan karies gigi An menyebabkan gigi
mengenal tentang 3. Beri pujian atas kemampuan keluarga
keluarga merawat R berkurang berlubang.
karies gigi :
anggota keluarga atau hilang
a. Menjelaskan
dengan karies gigi
pengertian karies
gigi dengan
bahasa yang
sederhana

b. Menyebutkan
penyebab karies
gigi
Respon Penyebab karies gigi 1. Identifikasi kemampuan keluarga
verbal adalah keberadaan 2. Diskusikan penyebab karies gigi
bakteri dalam mulut 3. Beri kesempatan keluarga bertanya
yang dapat mengubah 4. Dorong keluarga untuk menyebutkan
makanan terutama penyebab karies gigi
gula menjadi plak, 5. Bantu keluarga mengidentifikasi penyebab
yang kemudian tidak karies gigi pada keluarga
dibersihkan sehingga 6. Beri pujian atas kemampuan keluarga
menimbulkan karies
gigi.

c. Menyebutkan Tanda dan gejala


tanda dan karies gigi adalah: 1. Diskusikan tanda dan gejala karies gigi
gejala karies - Gigi berlubang 2. Bantu keluarga mengidentifikasi tanda dan
Respon
gigi - Gigi berwarna hitam gejala karies gigi yang ada dalam keluarga
Verbal
-Nyeri jika gigi 3. Dorong keluarga untuk menyebutkan

berlubang semakin kembali tanda dan gejala karies gigi

dalam. 4. Beri pujian atas kemampuan keluarga

-Ngilu saat makan


makanan yang panas,
dingin atau manis. menyebutkan kembali tanda dan gejala
-Bengkak (jika tidak karies gigi
ada penanganan lebih
lanjut akibat infeksi)

2. Keluarga mampu Akibat yang terjadi


1. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bila
mengambil bila karies gigi tidak
keluarga tidak mengambil keputusan untuk
keputusan untuk diatasi dengan baik
mengatasi karies gigi
segera mengatasi ialah :
karies gigi pada - Napas tak sedap
An. AQ dengan : - Pengecapan buruk
- Penampilan gigi
a. Menjelaskan tampak buruk dan
akibat yang kotor.
terjadi bila
karies gigi
tidak diatasi
Respon
dengan baik
verbal
- Nyeri dan bengkak 2. Beri kesempatan keluarga bertanya
-Demam sebagai 3. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
proses infeksi. kembali penjelasan yang diberikan
4. Beri pujian atas kemampuan keluarga
b. Mengambil Keluarga dapat 1. Gali pendapat keluarga tentang Karies gigi
keputusan yang mengambil keputusan yang dialami oleh An.AQ
tepat untuk yang tepat untuk 2. Bimbing dan bantu keluarga untuk
segera merawat segera merawat mengambil keputusan yang tepat
An. AQ yang anggota keluarga yang 3. Beri kesempatan keluarga memikirkan
menderita karies menderita karies gigi kembali keputusan yang diambil
gigi.
4. Beri pujian atas keputusan yang diambil
keluarga
3. Keluarga dapat
Respon
menyebutkan cara Cara mencegah karies
verbal 1. Diskusikan dengan keluarga cara
mencegah : gigi dirumah :
a. Menjelaskan - Hindari makanan
cara mencegah atau minuman yang
karies gigi manis / mengandung
dirumah gula (permen, coklat)
-Sikat gigi segera
setelah makan dan
verbal sebelum tidur dengan mencegah terjadinya karies gigi
pasta gigi berflouride. 2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
-Lakukan kembali cara mencegah terjadinya
pemeriksakan gigi karies gigi
setiap minimal 6 bulan 3. Beri pujian atas jawaban keluarga yang
sekali ke dokter gigi. benar.

Menurut 1. Gali pengalaman keluarga merawat


b. Menjelaskan
Notoadmodjo (2003) karies gigi selama ini
cara mengatasi
Cara mengatasi karies 2. Beri pujian atas upaya keluarga yang
karies gigi
gigi ialah : sudah benar
-Melakukan
Respon pemeriksaan ke dokter
verbal gigi / puskesmas
-Dilakukan
pembersihan jaringan
gigi karies dengan
penambalan (restorasi)
-Jika sudah terjadi
infeksi/ kerusakan
lebih dalam mengenai
syaraf maka dilakukan
pencabutan 3. Diskusikan dengan keluarga beberapa
-Menggosok gigi cara merawat karies gigi
dengan baik dan benar 4. Dorong keluarga untuk mengungkapkan
dengan menggunakan kembali cara merawat karies gigi di
pasta gigi berflouride. rumah
-Kurangi makanan
atau minuman yang
manis dan lengket.

-
-
Keluarga
menyebutkan
4. Keluarga dapat
penatalaksanaan
memodifikasi
pemeliharaan
lingkungan sehat
lingkungan rumah
yang menunjang
kesehatan
Fasilitas kesehatan
5. Keluarga mampu yang dapat digunakan
Respon 1. Gali pengetahuan keluarga tentang
memanfaatkan oleh keluarga untuk
Verbal penatalaksanaan pemeliharaan rumah
fasilitas pelayanan mencegah karies gigi:
2. Diskusikan pengaruh lingkungan yang
kesehatan yang ada 1. RS
tidak sehat terhadap adanya penyakit
untuk mengatasi 2. Puskesmas
3. Berikan penjelasan tentang
karies gigi 3. Dokter praktek
penatalaksanaan pemeliharaan lingkungan
a. Menyebutkan
rumah
fasilitas yang
4. Beri motivasi peran serta keluarga dalam
tersedia
penyediaan lingkungan yang sehat
5. Berikan pujian terhadap modifikasi
b. Menyebutkan lingkungan yang sudah dilakukan
manfaat Manfaat fasilitas
fasilitas kesehatan :
1. Diskusikan jenis fasilitas kesehatan yang
kesehatan 1. Memberikan
tersedia dilingkungan keluarga
informasi
2. Bantu keluarga memilih fasilitas
kesehatan
kesehatan yang sesuai dengan kondisi
2. Memberikan
keluarga
pengobatan 3. Anjurkan keluarga memanfaatkan
3. Memberikan fasilitas kesehatan sesuai pilihan
pelayanan
konseling
4. Membantu
meningkatakan
kesehatan

Respon
c. Memanfaatkan
verbal 1. Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang
fasilitas kesehatan Fasilitas kesehatan
merupakan tempat di manfaat fasilitas kesehatan
yang ada untuk
mengatasi karies laksanakannya 2. Diskusikan manfaat fasilitas kesehatan

gigi pelayanan kesehatan 3. Dorong keluarga mengungkapkan kembali


manfaat fasilitas kesehatan yang ada
Respon 1. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan
verbal fasilitas kesehatan yang ada.
2. Beri pujian atas kemampuan keluarga
untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
II. CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal No DX/ Implementasi Evaluasi (SOAP) Paraf

Dan Jam TUK


03 Juni 2023 Defisit Perawatan Diri (gigi) pada TUK 1-2: Subjektif: Kel 4
Keluarga Tn.Y khususnya An. AQ - Keluarga dapat menyebutkan
Pukul 10.00 1. Mendiskusikan dengan keluarga
berhubungan dengan kembali pengertian karies gigi
tentang;
Dx.1 ketidakmampuan keluarga merawat yaitu penyakit infeksi yang
 Pengertian karies gigi
anggota keluarga dengan karies gigi merusak struktur gigi. Penyakit ini
 Penyebab karies gigi
menyebabkan gigi berlubang.
 Tanda dan gejala karies gigi
- Keluarga dapat menyebutkan
 Akibat karies gigi kembali Penyebab karies gigi
yaitu keberadaan bakteri dalam

2. Memberi pendidikan kesehatan pada mulut yang dapat mengubah

keluarga tentang Pengertian karies makanan terutama gula menjadi

gigi, Penyebab karies gigi, Tanda dan plak, yang kemudian tidak

gejala karies gigi, Akibat karies gigi dibersihkan sehingga


menimbulkan karies gigi.
3. Memberi kesempatan pada keluarga - Keluarga dapat menyebutkan
untuk mengiden-tifikasi Pengertian kembali tanda dan gejala karies
karies gigi, Penyebab karies gigi, gigi yaitu : gigi berlubang, gigi
Tanda dan gejala karies gigi, Akibat berwarna hitam, nyeri jika gigi
karies gigi, berlubang semakin dalam, ngilu
saat makan makanan yang
panas, /dingin atau manis,
4. Memberikan reinforcement positif
bengkak (jika tidak ada
seperti pujian atas kemampuan
penanganan lebih lanjut akibat
keluarga mengidentifikasi Pengertian
infeksi)
karies gigi, Penyebab karies gigi,
- Keluarga dapat menyebutkan
Tanda dan gejala karies gigi, Akibat
akibat karies gigi seperti : napas tak
karies gigi,
sedap, pengecapan buruk,
penampilan gigi tampak buruk dan
5. Mengevaluasi pengetahuan keluarga kotor, nyeri dan bengkak, demam
dan memberikan kesempatan pada sebagai proses infeksi.
keluarga untuk membandingkan
pengetahuan yang dimiliki keluarga Objektif:
dengan standar  Keluarga tampak
memperhatikan dengan seksama
saat diskusi berlangsung
 Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
 Keluarga tampak sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang
perawat berikan
 Keluarga tersenyum senang saat
diberikan pujian oleh perawat

Analisa:
Masalah teratasi dimana keluarga
memahami tentang pengertian
karies gigi, penyebab karies gigi,
tanda dan gejala karies gigi, akibat
karies gigi

Perencanaan:
Lanjutkan TUK 3 & 4

TUK 3: Subjektif:
1. Memberi pendidikan kesehatan - Keluarga dapat menyebutkan
mengenai cara mengatasi karies gigi kembali cara mengatasi karies
di rumah gigi yaitu : konsultasikan gigi ke
10 Juni 2023 Defisit Perawatan Diri (gigi) pada dokter, menggosok gigi dengan Kel 4
Keluarga Tn.Y khususnya An. AQ 2. Memotivasi keluarga untuk baik dan benar, kurangi makanan
Pukul 13.00
berhubungan dengan mendemonstrasikan kembali apa yang yang manis manis, kompres
Dx.1 ketidakmampuan keluarga merawat telah diajarkan dengan menggunakan kassa jika
anggota keluarga dengan karies gigi terjadi bengkak, berikan obat
analgetik (asam mefenamat) jika
terdapat nyeri
3. Memberi reinforcement positif atas - Keluarga dapat menyebutkan
upaya dan kemampuan keluarga kembali cara mencegah karies
gigi : tidak banyak makan
makanan yang mengandung gula
4. Memberi pendidikan kesehatan pada
(permen, coklat), menyikat gigi
keluarga tentang cara mencegah
segera setelah makan dan sebelum
penyakit karies gigi
tidur, memeriksakan gigi setiap
minimal 6 bulan sekali, banyak
mengkonsumsi sayur-sayuran dan
buah-buahan, menggunakan pasta
gigi saat menyikat gigi, biasakan
meminum susu sebelum tidur,
bukan untuk menemani saat tidur.

Objektif:
 Keluarga tampak
memperhatikan dengan seksama
saat diskusi berlangsung
 Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
 Keluarga tampak sekali-kali
menganggukkan kepala tanda
mengerti penjelasan yang
perawat berikan
 Keluarga tersenyum senang saat
diberikan pujian oleh perawat

Analisa:

 Masalah teratasi

Perencanaan:

 Motivasi keluarga untuk


mengatasi karies gigi dan
berperilaku hidup sehat

Subjektif

TUK 4:
1. Keluarga dapat menjelaskan

1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang modifikasi lingkungan

tentang modifikasi lingkungan yang yang tepat untuk mencegah

tepat untuk mencegah karies gigi karies gigi kembali yaitu

2. Mendorong keluarga untuk dengan selalu membiasakan

mengidentifikasi lingkungan yang An. AQ untuk menyikat gigi,

tepat untuk mencegah karies gigi mengurangi makanan yang

3. Memotivasi keluarga untuk manis dan lengket.

mengungkapkan kembali terhadap 2. Keluarga mengatakan akan


mengatur letak sikat gigi dan
pasta gigi agar terjangkau saat
dibutuhkan anak.
11 Juni 2023 Defisit Perawatan Diri (gigi) pada
Keluarga Tn.Y khususnya An. AQ
Pukul 15.00 Objektif:
berhubungan dengan
Dx.1 ketidakmampuan keluarga merawat  Keluarga tampak antusias dalam
anggota keluarga dengan karies gigi memikirkan cara yang dapat
bahasan yang telah didiskusikan keluarga lakukan dalam
4. Memberi reinforcement terhadap memodifikasi lingkungan untuk
kemampuan keluarga mencegah karies gigi.
mengungkapkan kembali apa yang
telah didiskusikan
Analisa:
5. Memberi kesempatan keluarga
bertanya tentang hal yang belum jelas Masalah teratasi oleh keluarga
dengan fasilitasi dari perawat
keluarga

Perencanaan:

Mempertahankan dan meningkatkan


kemampuan keluarga untuk
memodifikasi lingkungan rumah.

Subjektif:
- Keluarga dapat menyebutkan
fasilitas kesehatan yang dapat
digunakan oleh keluarga untuk
mencegah karies gigi, yaitu :
Rumah sakit, Puskesmas, dokter
gigi praktek (klinik).
TUK 5: - Keluarga dapat menyebutkan
manfaat fasilitas kesehatan
1. Mendiskusikan dengan keluarga
seperti: memberikan informasi
tentang fasilitas kesehatan yang
kesehatan, memberikan
tersedia
pengobatan, memberikan
pelayanan konseling, membantu
b. Mendiskusikan dengan keluarga meningkatakan kesehatan,
untuk menyebutkan manfaat fasilitas keluarga mengatakan pernah
Defisit Perawatan Diri (gigi) pada kesehatan membawa An. AQ yang
11 Juni 2023
Keluarga Tn.Y khususnya An. AQ mengalami karies gigi ke
Pukul 15.00 berhubungan dengan fasilitas kesehatan yang ada
6. Mendorong keluarga untuk
ketidakmampuan keluarga merawat a.Objektif: Kel 4
Dx.1 memanfaatkan fasilitas kesehatan
anggota keluarga dengan karies gigi  Keluarga tampak antusias
untuk mengatasi karies gigi
bertanya tentang manfaat fasilitas
kesehatan
7. Memberi reinforcement seperti pujian  Keluarga tampak
terhadap kemampuan keluarga memperhatikan dengan seksama
menyebutkan kembali manfaat saat diskusi berlangsung
fasilitas kesehatan  Terjadi kontak mata saat
berinteraksi dengan perawat
 Keluarga tampak sekali-kali
8. Memberi kesempatan keluarga menganggukkan kepala tanda
bertanya tentang hal yang belum jelas mengerti penjelasan yang
perawat berikan
 Keluarga tersenyum senang saat
diberikan pujian oleh perawat
Analisa:
 Masalah teratasi oleh keluarga
dengan fasilitasi dari perawat
keluarga
Planning:
Mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan keluarga untuk
menggunakan fasilitas kesehatan
jika karies giginya kambuh
RENCANA KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Tindakan


Keperawatan
Keperawatan
Umum Khus Kriteria Standard
us
1 Defisit Perawatan Diri (gigi) Setelah di lakukan Setelah dilakukan
pada Keluarga Bapak Y asuhan keperawatan, pertemuan sebanyak 3x45 Geraham bolong adalah adalah 1. Diskusikan dengan keluarga pengertian geraham bolong
khususnya An.RAQ diharapkan rasa sakit menit diharapkan:\ kondisi gigi yang rusak akibat
terkikisnya lapisan terluar gigi
2. Anjurkan keluarga mengungkapkan kembali pengertian geraham
berhubungan dengan pad agerahamberkurang Keluarga dapat mengenal
(enamel). Kondisi ini disebabkan bolong dengan bahasa sederhana
ketidakmampuan keluarga tentang geraham bolong Respon
merawat anggota keluarga a. Menjelaskan pengertian verbal oleh penumpukan bakteri di mulut 3. Beri pujian atas kemampuan keluarga

dengan geraham bolong geraham bolong akibat sering mengonsumsi makanan

dengan bahasa yang manis dan kurang menjaga

sederhana kebersihan mulut.

b. menyebutkan penyebab
Respon Penyebab karises gigi adalah 1. Identifikasi kemampuan keluarga.
karises gigi. 2. Diskusikan penyebab karies gigi
verbal keberadaan bakteri dalam mulut
3. Beri kesempatan keluarga bertanya
yang dapat mengubah makanan 4. Dorong keluarga untuk menyebutkan penyebab karies gigi
terutama gula menjadi plak yang 5. Bantu keluarga mengidentifikasi penyebab karies gigi pada
keluarga,
kemudian tidak dibersihkan sehingga 6. Beri pujian atas kemampuan keluarga.
menimbulkan karises gigi

c. menyebutkan tanda dan Tanda dan gejala karies gigi


Respon
gejala karies gigi ga
verbal adalah

1. Gigi berlubang

2. Gigi berwarna hitam

3. Nyeri jika gigi


berlubang semakin
dalam.

Anda mungkin juga menyukai