Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN


TAHAP KELAHIRAN ANAK PERTAMA

Disusun

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampuh : Donatus K. Sadipun, S.Kep.,Ns.,M.Kes

OLEH

1. PIUS NASUTION MAU ( 011221092 )


2. ROMANA SANDRANI WANGGE ( 011221093 )
3. NORBERTUS WEODAY ( 011221094 )

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NUSA NIPA

INDONESIA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESa karena
atas berkat, rahmat, serta petunjuknya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ’’Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Keluarga Dengan
Tahap Kelahiran Anak Pertama’’ tepat waktu.
Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar, karena adanya
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Donatus K. Sadipun, S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai dosen mata kuliah dan dosen
pembimbing pembuatan makalah ini.
2. Teman-teman seangkatan mahasiswa lintas jalur Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Nusa Nipa Angkatan
2022 yang telah mendukung penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan makalah ini.
Dengan adanya makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih

Maumere, April 2023


Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………..….. ii
DAFTAR ISI………………………………………….…………………….…… iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………........1
A. Latar Belakang…………………………………………………...……...1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………......................2
D. Manfaat……………………...………………………………………..…2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………..3
A. Konsep Dasar Keluarga………………………………………………..3
1. Pengertian………………………………………………………….3
2. Fungsi Keluarga……………………………………………………3
3. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan……………….………6
4. Tipe Dan Bentuk Keluarga…………..……………………………7
5. Struktur Keluarga………………………………………………….8
6. Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama…9
B. Asuhan Keperawatan Keluarga…..…………………………………..…9
1. Pengkajian…………………………………………………………...9
2. Diagnosa Keperawatan
Keluarga…………………………………..15
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga………………………………23
4. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga…………………………….…24
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga……………...……………………25
BAB III PENUTUP………………………………………………………………27
A. Kesimpulan……………………………….............................................27
B. Saran……………………………………...............................................27
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga
memiliki pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu,
status kesehatan dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang
vital bagi individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi
biologi, fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi
kesehatan.
Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan
kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
perawatan kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah
kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota
keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan, mampu memodifikasi
lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan
masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah
kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Peran keluarga sebagai kelompok dapat
melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok
/keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi
faktor penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada
munculnya berbagai masalah kesehatan anggota keluarga.
Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat,
akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami
oleh salah anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain,
mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas
global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan
kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari 2008).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin mengetahui Penerapan
Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga dengan tahap kelahiran anak
pertama.

1
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui Penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga
dengan tahap kelahiran anak pertama.
2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi tugas penerapan asuhan keperawatan keluarga
pada keluarga dengan tahap kelahiran anak pertama sehingga
meningkatkan kemandirian pada semua anggota keluarga.
2) Mengukur tingkat kemandirian keluarga dalam merawat anggota
keluarga.
3. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tinjauan keilmuan serta menambah dan memperluas
wawasan tentang asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
dengan tahap kelahiran anak pertama.
b. Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan dan memberikan informasi tentang asuhan
keperawatan keluarga terhadap keluarga sehingga dapat
menerapkan di masyarakat dan seupaya mungkin untuk
menyelaraskan antara teori dan praktek di lapangan.
c. Bagi Penulis Selanjutnya
Sebagai bahan pembelajaran untuk digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap kelahiran anak
pertama.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yangtergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain
dan didalam perannya masing- masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI, 2014). Keluarga adalah anggota rumah
tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau
perkawinan(WHO, 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yangtinggal satu rumah yangterikat oleh ikatan
perkawinandan mempunyai ikatan darah.

2. Fungsi Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi
menjadi 5 yaitu:
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan untuk
menjadikan anak sebagai anggota masyarakat yang produktif serta
memberikan status pada anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomi
Menyedeiakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan(Marliyn M. Friedman, hal 86; 2010).
Berdasarkan UU No.10 Tahun 1992 PP No.21 tahun 1994
tertulis fungsi keluarga dalam delapan bentuk yaitu:
a. Fungsi Keagamaan
1) Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan
tujuan hidup seluruh anggota keluarga.
2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup
sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga.
3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari
dalam pengamalan dari ajaran agama.

3
4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak
tentang keagamaan yang kurang dperolehnya di sekolah
atau masyarakat.
5) Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga
beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
b. Fungsi Budaya
1) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan
bangsa yang ingin dipertahankan.
2) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk
menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.
3) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai
pengaruh negatif gobalisasi dunia.
4) Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang
anggotanya dapat berpartisipasi berperilaku yang baik
sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi
tantangan globalisasi.
5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan
seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk
menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia
sejahtera.
c. Fungsi Cinta Kasih
1) Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah
ada antara anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata
secara optimal dan terus-menerus.
2) Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar
keluarga secara kuantitatif dan kualitatif.
3) Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi
dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan
seimbang.
4) Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang
mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai
pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
d. Fungsi Perlindungan
1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik
dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari
luar keluarga.
2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis
dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang
dari luar.
3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan
keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
e. Fungsi Reproduksi
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi

4
keluarga sekitarnya.
2) Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah
pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik
maupun mental.
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang
berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak
dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga.
4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai
modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia
sejahtera.
f. Fungsi Sosialisasi
1) Menyadari, merencnakan dan menciptakan lingkungan
keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosisalisasi anak
pertama dan utama.
2) Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari
pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang
dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun
masyarakat.
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang
hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan
dan kedewasaan (fisik dan mental), yang kurang diberikan
oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.
4) Membina peran, pendidikan dan sosialisasi yang terjadi
dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi
anak, tetapi juga bagi orangtua, dalam rangka
perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju
keluarga kecil bahagia sejahtera.
g. Fungsi Ekonomi
1) Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di
dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang
kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.
2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran keluarga.
3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah
dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan
secara serasi, selaras dan seimbang.
4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai
modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
h. Fungsi Pelestarian Lingkungan
1) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan internal keluarga.
2) Membina kesadaran, sikap dan praktik lingkungan
eksternal keluarga.
3) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang dan antara

5
lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat
sekitarnya.
4) Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian
lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju
keluarga kecil yang bahagia sejahtera(UU No.10 Tahun
1992 PP No.21 Tahun 1994, dalam setiadi 2008)

3. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan


Keluarga Sesuai dengan fungsi pemeliharaan mempunyai tugas
dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan
berarti dankarena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber
daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota
keluarganya sekecil apapun perubahan tersebut.
2) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai
kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
3) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
atau dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara
atau memodifikasi lingkungan rumah sehat (dari segi fisik, psikis,
sosial ekonomi) hal yang perlu dikaji sejauh mana mengetahui
sumber-sumber yang dimiliki keluarga, sejauh mana keluarga
memperoleh keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan,
sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya dan sanitasi, sejauh
mana keluarga mngenal upaya pencegahan penyakit, sejauh mana
sikap atau pandangan keluarga hygiene dan sanitasi, dan sejauh
mana kekompakan antara anggota keluarga.
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, hal
yang perlu dikaji : sejauh mana keluarga memahami keuntungan-
keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan, sejauh
mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas
kesehatan, apakah keluarga mempunyai pengalaman yang baik
terhadap petugas kesehatan dan apakah fasilitas kesehatan
yangada terjangkau oleh keluarga (Friedman, 2010).

6
4. Tipe dan Bentuk Keluarga
Tipe keluarga menurut Suprajitno (2012) yaitu sebagai berikut:
a. Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal
dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam
suatu ikaan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar
rumah
b. Extended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru.Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang.Istri dirumah/kedua-duanya bekerja
di rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/perkawianan/meniti karier.
e. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya/salah satu bekerja dirumah.
f. Single Parent
Satu orangtua sebagai akibat perceraian/kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah/diluar rumah.
g. Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h. Commuter Married
Suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu, keduanya saing mencari pada waktu-waktu
tertentu.
i. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak
adanya keinginan untuk menikah.
j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.
l. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan
yang lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.

7
n. Unmarried paret and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya di
adopsi.
o. Cohibing Couple
Dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan
(Friedman, 2010).

5. Struktur Keluarga
Struktur keluarga oleh Friedman di gambarkan sebagai berikut:
a. Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila
dilakukan secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, konflik selesai
dan hierarki kekuatan.Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin
mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta
dan menerima umpan balik.Penerima pesan mendengarkan pesan,
memberikan umpan balik, dan valid.Komunikasi dalam keluarga
dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau berita
negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan
pendapat sendiri.Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat
asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental ekspresi, dan
komunikasi tidak sesuai.Penerima pesan gagal mendengar,
diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan
kurang atau tidak valid.
1) Karakteristik pemberi pesan
a) Yakin dalam mengemukakan suatu pendapat.
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c) Selalu menerima dan meminta timbal balik
2) Karakteristik pendengar
a) Siap mendengarkan
b) Memberikan umpan balik
c) Melakukan validasi
b. Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai posisi sosial yang diberikan.Jadi, pada struktur peran bisa
bersifat formal atau informal.Posisi/status adalah posisi individu
dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
c. Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
Hak (lagimatepower),ditiru (referent power), keahlian
(experpower),hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan
efektif (efektif power).
d. Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat
anggota keluarga dalam budaya tertentu. Sedangkan norma adalah
pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial tertentu,
lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga
Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau

8
tidak, dapat mempersatukan aggota keluarga.Norma, pola perilaku
yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga.Budaya, kupulan daripada perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah. (Friedman, 2010).

6. Tahap perkembangan keluarga dengan kelahiran anak


pertama(child bearing family).
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30bulan (2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu
disiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas
perkembangan yang penting.Kelahiran bayi pertama memberi
perubahan yang besar dalam keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Masalah yang sering terjadi dengan kelahiran bayi adalah pasangan
merasa diabaikan karena faktor perhatian kedua pasangan tertuju pada
bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya.
Tugas perkembangan pada masa ini antara lain:
1) Persiapan menjadi orangtua.
2) Membagi peran dan tanggung jawab.
3) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan.
4) Mempersiapkan dana atau biaya untuk child bearing.
5) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.
6) Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita.
7) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Masalah kesehatan keluarga : Pendidikan maternitas fokus
keluarga, perawatan bayi, imunisasi, konseling perkembangan anak,
KB, pengenalan & penanganan masalah kesehatan fisik secara dini.
Inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu & anak.

B. Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana
seorang perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang
dibinanya. Tahap ini merupakan proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan keluarga (Setiadi, 2008).
Pengumpulan data pada keluarga dapat dilakukan dengan cara
wawancara, pengamatan, studi dokumentasi, dan pemeriksaan fisik.
1) Pengumpulan Data

9
Dalam pengumpulan data yang perlu dikaji adalah:
a. Data umum
a) Identitas kepala keluarga
Terdiri dari nama, umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan,
alamat, serta nomor telpon yang cukup jelas dari kepala
keluarga.
b) Komposisi keluarga
Komposisi ini biasanya terdiri dari nama, jenis kelamin,
hubungan dengan KK, umur, pendidikan dan status imunisasi
dari masing-masing anggota keluarga yang dibuat dalam
bentuk tabel untuk memudahkan pengamatan.
Tabel 2.1 Komposisi Keluarga
Status Imunisasi Ket
Hub.
No Nama L/P Dgn Umur Pendidi B C
KK kan C Polio DPT He a
G pat m
itis p
a
k

b. Genogram
Adalah simbol-simbol yang dipakai dalam pembuatan genogram
untuk menggambarkan susunan keluarga. Adapun simbol-
simbol tersebut adalah sebagai berikut:

: laki-laki

: perempuan

: meninggal

: meninggal
…….. : tinggal serumah
: pasien

10
c. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
d. Suku bangsa (etnis)
Menjelaskan tentang latar belakang etnis keluarga, tempat
tinggal keluarga, kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya,
rekreasi, pendidikan, kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana,
struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern,
penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi,
serta penggunaan bahasa sehari-hari di rumah.
e. Agama dan kepercayaan
Menjelaskan tentang apakah anggota keluarga berbeda dalam
praktik keyakinan atau tidak, seberapa aktif keluarga terlibat
dalam kegiatan agama, keluarga menganut agama apa,
kepercayaan dan nilai keagamaan yang dianut dalam kehidupan
keluarga terutama dalam hal kesehatan.
f. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya,
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
g. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan saat ini
Tahap perkembangan keluarga adalah mengkaji keluarga
berdasarkan tahap kehidupan keluarga berdasarkan Duvall,
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji
sejauh mana keluarga melaksanakan tugas sesuai tahapan
perkembangan.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap ini ditentukan sampai dimana perkembangan keluarga
saat ini dan tahap apa yang belum dilakukan oleh keluarga serta
kendalanya.
3) Riwayat kesehatan keluarga
a. Riwayat keluarga sebelumnya
Disini diuraikan riwayat keluarga kepala keluarga sebelum
membentuk keluarga sampai saat ini.
b. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota dan sumber pelayanan yang digunakan
keluarga.
c. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Dikaji tentang jika keluarga mengalami masalah kesehatan maka
berobat kemana.

11
4) Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Mengkaji tentang gambar tipe tempat tinggal, denah rumah,
gambaran kondisi rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar,
perabot, penerangan, ventilasi, lantai, tangga, susunan dan
bangunan yang lain dalam kondisi yang adekuat. Di dapur,
amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak,
pengamanan untuk kebakaran. Di kamar mandi, amati sanitasi,
air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk. Kaji
pengaturan tidur di dalam rumah. Amati keadaan umum
kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan serangga-
serangga kecil atau masalah-masalah sanitasi yang disebabkan
oleh kehadiran binatang peliharaan. Kaji perasaan subyektif
keluarga terhadap rumah. Evaluasi pengaturan privasi dan
bagaimana keluarga merasakan privasi mereka memadai.
Evaluasi tidak adanya bahaya terhadap keamanan rumah/
lingkungan. Evaluasi adekuasi pembungan sampah. Kaji
perasaan puas/ tidak dari anggota keluarga serta keseluruhan
dengan pengaturan/ penataan rumah.
b. Karakteristik tetangga
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas
setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi
kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan dengan kebiasaan-
kebiasaan keluarga berpindah tempat. Sudah berapa lama
keluarga tinggal di daerah ini apakah sering berpindah-pindah
tempat tinggal atau tidak.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada.

12
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk sistem pendukung keluarga dalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga
untuk menunjang kesehatan meliputi fasilitas fisik, psikologis
atau dukungan dari keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
masyarakat setempat.
5) Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga, bahasa apa yang digunakan dalam keluarga,
bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung
dalam keluarga, dan adakah hal-hal/ masalah dalam keluarga
yang tertutup untuk didiskusikan.
b. Struktur kekuasaan
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku diantaranya
pengambilan keputusan dalam keluarga, perasaan puas dengan
pola yang digunakan dalam keluarga.
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
6) Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Mengkaji gambaran diri keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan kepada keluarga dan keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga dan sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, tahu budaya dan
perilaku.
c. Fungsi perawatan keluarga

13
Sejauh mana keluarga menyiapkan makanan, pakaian dan
perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan
keluarga mengenai sehat-sakit, kesanggupan keluarga
melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga yaitu
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, merawat anggota yang sakit,
memelihara lingkungan rumah yang sehat, menggunakan
fasilitas kesehatan di masyarakat.
d. Fungsi reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandangan, pangan dan papan, dan memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan
keluarga.
7) Pemeriksaan fisik
Diperiksa persistem sesuai dengan keadaan klien.
8) Koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian
dalam waktu ± 6 bulan dan jangka panjang yaitu yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi yang digunakan keluarga dalam menghadapi
pemasalahan yang muncul.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Menjelaskan mengenai adaptasi difungsional yang digunakan

14
keluarga apabila terjadi masalah.

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga
mengenai masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar
seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat.
Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain:
1) Analisa Data
Cara analisa data adalah:
a. Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang terkumpul dalam
format pengkajian
b. Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan
spiritual
c. Membandingkan dengan standar
d. Membuat kesimpulan dari kesenjangan yang di timbulkan
2) Perumusan Masalah
Komponen diagnosa keperawatan keluarga meliputi:
a. Masalah (problem)
Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan IPKKI
(2015) adalah sebagai berikut:
a) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Manajemen
Kesehatan
(1) Ketidakefektifan manajemen regimen terapeutik
keluarga.
(2) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.
(3) Perilaku kesehatan cenderung berisiko.
b) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Perawatan
Diri
(1) Hambatan pemeliharaan rumah.
c) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Peran
Caregiver

15
(1) Kesiapan meningkatkan pemberian ASI.
(2) Ketegangan peran pemberi asuhan.
(3) Kesiapan meningkatkan menjadi orang tua.
d) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Hubungan
Keluarga
(1) Risiko gangguan perlekatan.
(2) Gangguan proses keluarga.
(3) Kesiapan meningkatkan proses keluarga.
e) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Perfoma
Peran
(1) Risiko ketidakefektifan hubungan.
(2) Konflik peran orang tua.
(3) Ketidakefektifan perfoma peran.
(4) Hambatan interaksi sosial.
f) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Respon
Koping
(1) Penurunan koping keluarga.
(2) Ketidakmampuan koping keluarga.
(3) Kesiapan meningkatkan koping keluarga.
g) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Nilai/
Keyakinan/Aksikongruen
(1) Konflik pengambilan keputusan.
(2) Kesiapan meningkatkan pengambilan keputusan.
h) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah
Pertumbuhan
(1) Risiko pertumbuhan tidak proporsional.
i) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah
Perkembangan
(1) Risiko keterlambatan perkembangan.
j) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Cares
(1) Gangguan kemampuan untuk melakukan perawatan.
k) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Emosional/

16
Isu Psikologikal
(1) Gangguan komunikasi.
l) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Perawatan
Keluarga
(1) Gangguan proses keluarga.
m) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Health
Promotion
(1) Gangguan mempertahankan kesehatan.
(2) Risiko bahaya lingkungan.
n) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah
Manajemen Perawatan Jangka Panjang
(1) Kurang pengetahuan tentang penyakit.
o) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Medikasi
(1) Ketidakpatuhan.
p) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Manajemen
Risiko
(1) Kekerasan rumah tangga.
(2) Risiko jatuh.
(3) Risiko infeksi.
q) Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Keadaan
Sosial
(1) Kurangnya dukungan sosial.
b. Penyebab (etiologi)
Faktor yang berhubungan dapat dicerminkan yang dipengaruhi
oleh unsur psikososial, spiritual, dan faktor-faktor lingkungan
yang dipercaya berhubungan dengan masalah baik sebagai
penyebab maupun faktor resiko. Dalam keperawatan keluarga
etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga (Friedman, 2010)
yaitu:
a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
c) Melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit

17
d) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan
kesehatan
e) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga
dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan
yang ada).
c. Tanda (sign)
Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan
obyektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung
masalah dan penyebab. Perawat hanya boleh
mendokumentasikan tanda dan gejala yang paling signifikan
untuk menghindari diagnosis keperawatan yang panjang.
Perumusan diagnosa keperawatan keluarga dapat dibedakan
menjadi 5 (lima) kategori, yaitu:
a) Aktual (terjadi defisit/ gangguan kesehatan)
Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data yang
ditemukan yaitu dengan ciri dari pengkajian didapatkan tanda
dan gejala dari gangguan kesehatan. Diagnosa keperawatan
aktual memiliki 3 komponen diantaranya adalah problem,
etiologi, dan symptom.
(1) Problem, mengacu pada permasalahan yang dihadapi
klien
(2) Etiologi (faktor yang berhubungan), merupakan etiologi
atau factor penyebab yang dapat mempengaruhi
perubahan status kesehatan. Faktor ini mengacu pada 5
tugas keluarga.
(3) Symptom (batasan karakteristik), yang menentukan
karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis, tanda
subyektif dan obyektif.
b) Resiko (ancaman kesehatan)
Diagnosa keperawsatan resiko memiliki dau komponen
diantaranya adalah problem dan etiologi. Ciri diagnosa resiko
adalah sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi

18
gangguan.
c) Wellness (keadaan sejahtera)
Keputusan klinik tentang keadaan keluarga dari transisi
tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi
sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Cara
pembuatan diagnosa ini menggabungkan peryataan fungsi
positif dalam masing – masing pola kesehatan fungsional
sebagai alat pengkajian yang disahkan. Jadi dalam
keperawatan menunjukkan terjadi peningkatan fungsi
kesehatan menjadi fungsi yang positif.
3) Prioritas Diagnosa Keperawatan
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga
dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon dan
Magayla) sebagai berikut:
a. Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat.
b. Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan
dengan bobot.
Skor
x bobot
angka tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tetinggi adalah 5,
sama dengan seluruh bobot.
Tabel 2.5 Skala Bailon dan Maglaya
No Kriteria Nilai Skor
1 Sifat masalah
a. Tidak atau kurang sehat 3
b. Ancaman kesehatan 2 1
c. Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah
a. Mudah
b. Sebagian 3 2
c. Tidak dapat 2

19
1
3 Potensi masalah dapat dicegah
a. Tinggi 3
b. Cukup 2 1
c. Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
a. Masalah berat harus segera 2
ditangani
b. Ada masalah tetapi tidak perlu 1 1
segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
Sumber : Setiadi (2008)
Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala:
Kriteria I, yaitu masalah, bobot yang lebih berat yaitu tidak atau
sehat karena memerlukan tindakan segara dan disadari dan dirasakan
keluarga. Untuk mengetahui sifat masalah ini mengacu pada tipologi
masalah kesehatan yang terdiri dari 3 kelompok besar, yaitu:
a) Ancaman kesehatan
Yaitu kesehatan yang memungkinkan keadaan terjadinya
penyakit kecelakaan, dan kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan. Keadaan yang disebut dalam ancaman kesehatan
antara lain:
(1) Penyakit keturunan seperti asma, diabetes mellitus, dan
sebagainya.
(2) Anggota keluarga ada yang menderita penyakit menular,
seperti Tuberkulosis, gonore, hepatitis, dan sebagainya.
(3) Jumlah anggota keluarga terlalu besar dan tidak sesuai
dengan kemampuan sumber daya keluarga.
(4) Resiko terjadi kecelakaan seperti rumah tangga terlalu
curam, benda tajam diletakkan disembarang tempat.
(5) Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing-masing anggota
keluarga.

20
(6) Keadaan yang menimbulkan stress antara lain:
(a) Hubungan keluarga yang tidak harmonis.
(b) Hubungan orang tua dengan anak yang tegang.
(c) Orang tua yang tidak dewasa.
(7) Sanitasi lingkungan yang buruk, diantaranya:
(a) Ventilasi yang kurang baik.
(b) Sumber air minum tidak memenuhi syarat.
(c) Polusi udara.
(d) Tempat pembungan sampah yang tidak memenuhi
syarat.
(e) Tempat pembuangan tinja yang mencemari sumber air
minum.
(f) Kebisingan.
(8) Kebiasaan yang merugikan kesehatan, diantaranya:
(a) Merokok.
(b) Minuman keras.
(c) Makan obat tanpa resep.
(d) Makan daging mentah.
(e) Hygiene perseorangan yang jelek.
(9) Sifat yang melekat, misalnya pemarah.
(10) Riwayat persalinan sulit.
(11) Peran yang tidak sesuai, misalnya anak wanita memainkan
peran ibu karena ibunya meninggal.
(12) Imunisasi yang tidak lengkap.
b) Kurang atau tidak sehat
Yaitu gagal dalam memantapkan kesehatan
(1) Keadaan sakit (sebelum dan sesudah didiagnosa)
(2) Gagal dalam pertumbuhan dan perkembangan yang tidak
sesuai dengan pertumbuhan normal.
c) Situasi krisis
(1) Perkawinan
(2) Kehamilan

21
(3) Persalinan
(4) Masa nifas
(5) Menjadi orang tua
(6) Penambahan anggota keluarga (bayi)
(7) Abortus
(8) Anak masuk sekolah
(9) Anak remaja
(10) Kehilangan pekerjaan
(11) Kematian anggota keluarga
(12) Pindah rumah
Kriteria II, yaitu kemungkinan masalah dapat diubah.
Perhatikan terjangkaunya faktor-faktor berikut:
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan
untuk menangani masalah.
b) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
dan waktu.
d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.
Kriteria III, yaitu potensi masalah dapat dicegah faktor-faktor
yang diperhatikan adalah:
a) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada.
c) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
d) Adanya kelompok “High Risk” atau kelompok yang sangat
peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
Kriteria IV, yaitu menonjolnya masalah:
Perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat
masalah kesehatan tersebut (Setiadi,2008).

22
3. Perencanaan Keperawatan Keluarga
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan
(jangka panjang/ pendek), penetapan standar dan kriteria serta
menentukan perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga (Setiadi,
2008).
1) Penetapan tujuan
Adalah hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah diagnosa
keperawatan keluarga. Bila dilihat dari sudut jangka waktu, maka
tujuan perawatan keluarga dapat dibagi menjadi:
a. Tujuan jangka panjang
Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada
kemampuan mandiri. Dan lebih baik ada batas waktu, misalnya 2
hari. Pencamtuman jangka waktu ini adalah untuk mengarahkan
evaluasi pencapaian pada waktu yang telah dicantumkan
sebelumnya.
b. Tujuan jangka pendek
Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang
dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.
2) Penetapan kriteria standart
Merupakan standart evaluasi yang merupakan gambaran tentang
faktor-faktor yang dapat memberikan petunjuk bahwa tujuan telah
tercapai dan digunakan dalam pertimbangan. Bentuk dari standart
dari kriteria ini adalah pernyataan verbal (pengetahuan), sikap, dan
psokomotor. Hal- hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Berfokus pada keluarga
b. Singkat dan jelas
c. Dapat diobservasi dan diukur
d. Realistis
e. Ditentukan oleh perawat dan keluarga
3) Pembuatan Rencana Keperawatan

23
Fokus dari intervensi keperawatan keluarga antara lain meliputi
kegiatan yang bertujuan:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan.
b. Memberi kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit.
c. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat.
d. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada.
e. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan yang tepat, dengan cara:
(1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan kegiatan
(2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
(3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan
f. Memberi kepercayaan diri dalam merawat anggota yang sakit,
dengan cara:
(1) Mendemonstrasikan cara perawatan
(2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
(3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan
g. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara:
(1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
(2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga secara optimal
mungkin.
h. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada, dengan cara:
(1) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga
(2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang
ada.
4. Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan atau perwujudan dari

24
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada
tahap ini perawat mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri,
tapi perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang
menjadi tim perawatan kesehatan di rumah (Setiadi, 2008).
Tahap 1 : Persiapan
1) Kontrak dengan keluarga
2) Mempersiapkan alat yang di perlukan
3) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
4) Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik
Tahap 2 : Intervensi
a. Independent
Independent merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
perawat sesuai dengan kompetensi keperawatan tanpa petunjuk dan
perintah dari tenaga kesehatan lainnya. Tipe tindakan independent
keperawatan dapat di kategorikan menjadi 4, yaitu : Tindakan
diagnostik, Tindakan teraupetik, Tindakan edukatif, Tindakan
merujuk
b. Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama
dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi, fisioterapi
c. Dependent
Yaitu pelaksanaan tindakan medis Tahap 3 : Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menilai
keberhasian rencana tindakan yang telah dilaksanakan. Apabila tidak
atau belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua
tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kunjungan rumah ke keluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga yang telah

25
disepakati bersama.
Evaluasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Evaluasi berjalan (formatif)
2) Evaluasi akhir (sumatif)
Evaluasi yang dikerjakan dengan membandingkan antara tindakan
yang telah dikerjakan dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika terjadi
kesenjangan, maka proses keperawatan dapat ditinjau kembali untuk
mendapatkan data guna memodifikasi perencanaan. Format yang
digunakan dalam evaluasi sumatif adalah SOAP.
S: Data Subjektif
Perkembangan keadaan yang didasarkan pada apa yang dirasakan,
dikeluhkan, dan dikemukakan klien.
O: Data Objektif
Perkembangan yang dapat diamati dan diukur oleh perawat atau
petugas kesehatan lain.
A: Analisis
Penilaian dari kedua jenis data (subjektif maupun objektif), apakah
kearah perbaikan atau kemunduran.
P: Perencanaan
Rencana penanganan klien yang didasarkan pada hasil analisis yang
berisi lanjutan perencanaan sebelumnya jika masih ada keadaan atau
masalah yang belum teratasi.

26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga
memiliki pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status
kesehatan dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi
individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi,
fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan.
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30bulan
(2,5 tahun). Kehamilan dan kelahiran bayi perlu disiapkan oleh pasangan
suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga
pada keluarga dengan tahap kelahiran anak pertama.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang
perkembangan ilmu keperawatan terutama tentang asuhan keperawatan
keluarga pada keluarga dengan tahap kelahiran anak pertama.

27
DAFTAR PUSTAKA

Arfa, N., Kep, S., Kep, M., Juni, N., Simarmata, M., & Kep, S. K. M. (2019).
Modul Keperawatan Keluarga.

Ali Zaidin, (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Frietman M, (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta : EGC

28
29

Anda mungkin juga menyukai