Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DEWASA ( PELEPASAN)

Dosen Pembimbing:

Ns. Nurhayati Darwan, M.Kep (PJMA)

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Siti Hultiatul Mardiyah


2. Sutarti
3. Muhamad Ripa’i
4. Tina Mustika

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PROGRAM ALIH JENJANG S-1 ILMU KEPERAWATAN

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT penulis dapat

menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar

besarnya kepada dosen pembimbing yang telah memberikan kesempatan dan

memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah

ini jauh dari sempurna,untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat

membangun demi perbaikan kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan

terimakasih.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... 1

DAFTAR ISI……..................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4

A. PENDAHULUAN...................................................................... 4

B. TUJUAN PENULISAN............................................................. 5

C. METODE PENULISAN............................................................ 5

BAB II KONSEP KELUARGA……………………………....................... 6

A. PENGERTIAN.............................................. ......................... 6

B. TIPE KELUARGA............................. .................................... 7

C. FUNGSI KELUARGA ........................................................... 9

D. DIMENSI STRUKTUR KELUARGA...................................... 11

E.PERAN PERAWAT KELUARGA............................................... 13

F. TINGKAT PENCEGAHAN...................................................... 14

BAB III KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA.................. 16

A. KARAKTERISTIK KELUARGA DEWASA.................................... 16

B. TUGAS PERKEMBANGAN……………....................................... 17

C. PERAN PERAWAT PADA KELUARGA DEWASA.............. 18

D. PERTIMBANGAN KESEHATAN..................................... 19

BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN……………............................... 23

A. PENGKAJIAN….................................................................... 23

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN……....................................... 26

C. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................... 27

BAB V PENUTUP.......................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA……………........................................................ 33

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan

denganindividu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu

merupakan bagiandari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat

diekspresikan. Asuhan keperawatankeluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan

yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga

Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan

masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan.

Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka

perawat harusmengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat

pencapaian keluarga dalammelakukan fungsinya dan perlu paham setiap

tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.

Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan

sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan

anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan

keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada paraan

ggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya

iv
hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka

hidup secara terpisah, merekatetap menganggap rumah tangga tersebut

sebagai rumah tangga mereka.

Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau

keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga

dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya

anak-anak dari rumah.Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang

dialami oleh keluarga itu sendiri.Dan perawat sangat berperan penting

dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengankesehatan kepada

keluarga

Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa

pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik

tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan ,

agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan

hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara

rinci dan mendalam pada bab selanjutnya

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

v
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga

dewasa pertengahan.2.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.

b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.

c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.

C. METODE PENULISAN

Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan metode deskriptif

yaitu denganmengumpulkan data-data yang diambil dari sumber buku

perpustakaan dan internet,diskusi kelompok, serta konsultasi dengan dosen

pembimbing.

vi
BAB II

KONSEP KELUARGA

A. PENGERTIAN

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa

komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s,2004)

Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut

yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing

mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004).

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak,

ibu, adik, kakak, dan nenek.(Raisner, 2009).

Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah

sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang

bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan

perkembangan fisik, mental,emosional, serta sosial dari setiap anggota

keluraga.

vii
Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan

anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga

bukan sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual.

Keluarga memiliki keragaman seperti anggota individunya dan klien

memiliki nilai-nilai tersendiri mengenai keluarganya yang harus dihormati.

Keluarga sebagai suatu kelompok hubungan yang indentifikasi klien sebagai

keluarga atau jaringan individu yang mempengaruhi kehidupan masing-

masing tanpa melihat adanya hubungan biologis atau pun hukum (Perry,

2009, hal 202).

Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi

dandigunakan sebagai referensi secara luas :

1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama- sama dalam satu

rumah,atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap

rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalaam

peran- peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki-

laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.

4. Keluarga sama- sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang

diambildari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri

viii
B. TIPE KELUARGA

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe

keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta

keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu

mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2004).Menurut (Friedman,

2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :

1. Tipe keluarga tradisional.

a. Keluarga Inti (The nuclear family)

Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau

angkat).

b. Keluarga Dyad

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak

c. Single Parent

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung

atau angkat).Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau

kematian.

d. Single adult living alone

ix
Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.

e. The childless

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan

karena mengejar karir atau pendidikan.

f. Keluarga Besar (The extended family)

Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain,

seperti paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari

minggu atau hari libur saja.

h. Multi generation

Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama

dalam 1 rumah.

i. Kin-network family

Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan

dan menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur

yang sama.

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan

anak dari perkawinan sebelumnya.

k. Keluarga usila

Keluarga terdiri dari suami dan istri yang sudah usia lanjut,

sedangkan anak sudah memisahkan diri

2. Tipe keluarga non tradisional

x
a. Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid

teenage mother).Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa

terutama ibu dan anak dari hubungan tanpa nikah.

b. The step parents family

Keluarga dengan orang tua tiri.

c. Commune family

Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami

yangmenggunakan fasilitas secara bersama.

d. The nonmarrital hetero seksual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

e. Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)

Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah

sebagaimana pasangan suami istri.f.

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena

alas an tertentu.

g. Groupmarriage family

Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi

sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.

h. Group nertwork family

Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup

berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan

bertanggung jawab membesarkan anak.

i. Foster family

xi
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara

untuk waktu sementara.

j. Home less family

Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen

karena keadaanekonomi atau problem kesehatan mental.

k. Gang

Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari

ikatanemosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.

C. FUNGSI KELUARGA

Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga

yaitu :

1. Fungsi afektif

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan

basis kekuatankeluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada

kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap

anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.Hal

tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan

dalam keluraga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan

fungsi afektif,seluruh keluarga dapat mengembangkan konsep diri

yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam

fungsi afektif adalah

a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling

mendukungantar anggota keluarga. Setiap anggota yang

xii
mendapatkan kasih sayang dandukungan dari anggota yang lain

maka kemampuan untuk memberikan kasihsayang akan maningkat

yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dansaling

mendukung. Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal

dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat keluarga atau

masyarakat.

b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan

mengakuikeberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

mempertahankan iklimyang positif maka fungsi afektif akan

tercapai.

c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat

memulai hidup baru.

Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi

dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga.

Orang tua harus mengemban proses identifikasi yang positif

sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.

Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan

kabahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga,

kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi afektif

keluarga tidak terpenuhi

2. Fungsi sosialisasi

Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan

dalam lingkungan sosial.

xiii
Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu

untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan

keluarga dicapaimelalui interaksi atau hubungan antar anggota

keluarga yang diwujudkan dalamsosialisasi. Anggota keluarga belajar

disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan

dan interaksi dengan keluarga

3. Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

4. Fungsi ekonomi

Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti

kebutuhan makanan,tempat tinggal dan lain sebagainya.

5. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan

yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota

keluarga yang sakit.Kemampuan keluarga memberikan asuahan

kesehatan mempengaruhi statuskesehatan keluarga. Kesanggupan

kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas

kesehatan keluarga yang dilaksanakan.

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

Mengenal masalah.

a. Membuat keputusan tindakan yang tepat.

b. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

c. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.

xiv
d. Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

D. DIMENSI STRUKTUR KELUARGA

Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:

1. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

a. Bersifat terbuka dan jujur.

b. Selalu menyelesaikan konflik keluraga.

c. Berfikir positif.

d. Tidak mengulang-ulang isu dan pendapatnya sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:

a. Karakteristik pengirim:

1). Yakin dalam mengemukakan pendapat.

2). Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas

3). Selalu minta maaf dan menerima umpan balik

b. Karakteristik penerima :

1). Siap mendengar.

2)Memberikan umpan balik.

3)Melakukan validasi.

2. Struktur peran

Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi

sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status

xv
individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami atau istri atau

anak.

3. Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari

individu untukmengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah

prilaku seseorang kearah positif.Tipe struktur kekuatan antara lain :

a. Legitimate power/authority : Hak untuk mengatur seperti orang tua

pada anak.

b. Referent power : Seseorang yang ditiru.

c. Reword power : Pendapat ahli.

d. Coercive power : Dipaksakan sesuai keinginan.

e. Informational power : Pengaruh melalui persuasi.

f. Affectif power : Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.

4. Nilai-nilai dalam keluarga

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar atau tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu

budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman prilaku dan

pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik,menurut masyarakt bardasarkan

sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola

perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan

untuk menyelesaikan masalah

xvi
E. PERAN PERAWAT KELUARGA

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan

pada keluarga sebagai inti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat.

Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan

dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan

tugas perawatan kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004).

Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah

sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :

1. Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri

b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.

2. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat

dicapai.Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan

atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih

dan pengulangan.

3. Pelaksanaan

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga

dengan menggunakan metode keperawatan.

xvii
4. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur

untukmengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan

keluarga

5. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan.Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan

perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam

menyampaikan informasiyang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya

6. Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota

timkesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.

7. Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial

ekonomi,sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan

seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.

8. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat

sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.

xviii
9. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun

masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

F. TINGKAT PENCEGAHAN

Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat

pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan

keluarga. Tingkat pencegah anter sebut mencakup seluruh spektrum

kesehatan dan penyakit, juga tujuan-tujuan yang sesuai untuk masing-

masing tingkat. Leavell dkk. (1965, dalam Friedman, 1998).

Ketiga tingkatan tersebut adalah adalah :

a. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan

tindakan preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas

dari penyakit dan cedera.

b. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan

pengobatan.

c. Pencegahan tertier, yang mencakup tahap penyembuhan dan

rehabilitasi, dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien

dan memaksimalkan tingkat fungsinya.

Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan

keluarga. Tujuan-tujuan tersebut terdiri atas peningkatan,

pemeliharaan, pemulihan terhadap kesehatan (Hanson, 1987 dalam

Friedman, 1998). Peningkatan kesehatan merupakan pokok terpenting

xix
dari keperawatan keluarga. Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian

secara dini, diagnosa dan pengobatan merupakan tujuan penting pula.

Pencegahan tertier atau rehabilitasi dan pemulihan kesehatan secara

khusus menjadi tujuan yang penting bagi keperawatan keluarga saat

ini, mengingat perkembangan keperawatan kesehatan dirumah dan

pravelensi penyakit – penyakit kronis, serta ketidakberdayaan

dikalangan lanjut usia yang populasinya semakin meningkat dan cepat

(Friedman, 1998)

xx
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA

A. KARAKTERISTIK KELUARGA DEWASA

Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia

dewasa awal sebagai berikut:

1. Masa pengaturan,

usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulai menerima

tanggung jawab sebagai orang dewasa.

2. Usia reproduktif,

usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif untuk

memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki

peran baru sebagai orang tua.

3. Masa bermasalah,

pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah baru

yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah

pernikahan.

4. Masa ketegangan emosional,

usia dewasa awal merupakan masa yang

memiliki peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada

masa itu seseorang berada pada wilayah baru dengan harapan-harapan

baru, dan kondisi lingkungan serta permasalahan baru.

xxi
5. Masa keterasingan sosial,

ketika pendidikan berakhir seseorang akan memasukidunia kerja dan

kehidupan keluarga. Seiring dengan itu, hubungan dengan kelompok

teman sebaya semakin renggang.

6. Masa komitmen,

pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola

hidup baru, dengan memikul tanggung jawab baru dan memuat

komitmen-komitmen baru dalam kehidupan.

7. Masa ketergantungan,

meskipun telah mencapai status dewasa dan kemandirian,ternyata

masih banyak orang dewasa awal yang tergantung pada pihak lain.

8. Masa perubahan nilai,

jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok orang

dewasa.

9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.

10. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas

B. TUGAS PERKEMBANGAN

Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu

orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan

sosial pada masa dewasa awal. Selama manusia berkembang maka akan

xxii
terjadi perubahan-perubahan yakni perkembangan-perkembagan yang

dialami oleh individu tersebut

Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan

dan berpikir,motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta

integrasi masyarakat. Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang

bekurang harapan

Hidupnya disebut proses menjadi tua. Proses ini merupakan sebagian dari

pada keseluruhan proses menjadi tua. Proses ini banyak dipengaruhi oleh

faktor-faktor kehidupan bersama dan faktor pribadi orang itu sendiri,

yaitu regulasi diri sendiri.

Perkembangan dalam arti tumbuh, bertambah besar, mengalami

diferensiasi, yaitu sebagai proses perubahan yang dinamis pada masa

dewasa berjalan bersama keadaan menjadi tua. Dalam hal ini ada tiga

macam perubahan, yaitu dalam tubuh orang yang menjadi tua, dalam

kedudukan sosial, dan dalam pengalaman batinnya

Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak

harus terkait pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir

proses penuaan berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang

lain.

Seperti halnya sulit untuk menentukan kapan dimulainya fase dewasa,

begitu pula dirasa sulit untuk menunjukkan kapan dimulainya proses

menjadi tua. Hal itu sebetulnya tidak terlalu penting bila pendapat

mengenai orang lanjut usia tidak diwarnai oleh gambaran citra yang

xxiii
negatif seperti yang ada pada masyarakat pada umumnya. (F.J. Monks.

2006.323-324)

Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :

1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup

Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki

kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas

reproduksi,yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan

jenisnya, asalkan memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi).

Untuk sementara waktu,dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan

terlebih dahulu Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang

cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk

membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka

akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa

tertentu., sebagai persyaratan pasangan hidupnya. Setiap orang

mempunyai kriteria yang berbeda-beda

2. Membina kehidupan rumah tangga

Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena

sekaligusdijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah

tangga yang baru.

Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina,dan

mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar

dapatmencapai kebahagiaan hidup.

xxiv
3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah

tangga.

Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau

universitas,umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna

menerapkan ilmu dankeahliannya, mereka berupaya menekuni karier

sesuai dengan minat dan bakat yangdimiliki, sertamemberi jaminan masa

depan keuangan yang baik.

4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab

Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin

hidup tenang,damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-

syarat untuk menjadi warganegara yang baik harus dipenuhi oleh

seseorang, sesuai dengan norma sosial budaya yang berlaku di masyarakat

C. PERAN PERAWAT PADA KELUARGA DEWASA

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada

sistem keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar

anggota keluarga disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui

beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapan

mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan

tersebut dapat dilalui dengan sukses.

Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta

tugas-tugas perkembangannya.

xxv
Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanya

masalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah

yaitu potensial atau aktual.

Tugas bantuan pelayanan kesehatan antara lain:

 Nasehat meningkatkan hubungan antara anggota keluarga

 Nasehat untuk hidup mandiri

 Nasehat kepada anak dewasa yang akan memulai sebuah keluarga

D. PERTIMBANGAN KESEHATAN

Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan utama

minimum. Akantetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan mereka

pada resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah atau

akhir. Dewasa awal mungkin juga rentansecara genetik terhadap penyakit

kronis tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia keturunan

( Price dan Wilson, 1992). Penyakit crohn, radang

kronis pada usus halus lebih umum terjadi pada usia 15-35 tahun.

Insiden infertalitas juga meningkat pada masa sekarang yang

mempengaruhi 15-20% dewasa sehat lain, banyak klien infertile

merupakan dewasa awal (Bobak dan Jensen, 1993)

1. Masalah Fisiologis

a. Faktor Resiko

Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya

hidup danriwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori

sebagai berikut ;

xxvi
 Kematian dan Cedera karena kekerasan

Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas

pada populasidewasa awal. Kematian dan cedera dapat terjadi

karena serangan fisik,kecelakaan kendaraan bermotor atau

kecelakaan lain dan usaha bunuh diri.

Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan yang

mengakibatkan cedera atau kematian, yaitu :

 Kemiskinan

 Keretakan keluarga

 Penganiayaan

 Pengabaian anak

Penting sekali bila seseorang perawat melakukan pengkajian

psikososial secara keseluruhan termasuk faktor seperti :

pola perilaku, riwayat penganiayaan fisik dan

penyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat pekerjaan dan system

pendukung sosial untuk mengetahui faktor risiko terhadap

kekerasan personal dan lingkungan.

 Penyalahgunaan Zat

Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung

berperan terhadap mortalitas dan morbilitas pada dewasa awal.

Intoksikasi pada dewasa awal dapat menyebabkan cedera berat

dalam kecelakaan kendaraan bermotor yang dapat

mengakibatkan kematian atau kecacatan permanen.

Penyalahgunaan pada obat stimulan dan depresan yang

xxvii
(“upper”) dapat menekan system kardiovaskuler dan

persyarafan yang dapat meluas sehingga menyebabkan

kematian.

Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa, khususnya

pada tahap awal. Informasi yang penting mungkin diperoleh

dengan membuat pertanyaan yang spesifik tentang masalah

medis di masa lalu, perubahan masukan makanan,

pola tidur atau masalah labilitas emosi. Laporan penangkapan

karena mengemudi saat intoksikasi, penganiayaan istri dan

anak atau perilaku yang melanggar peraturan untuk memeriksa

kemungkinan penyalahgunaan obat secara cermat (Winger,

Hofmam dan Woods, 1992).

 Kehamilan yang tidak diinginkan

Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum

terjadi pada masaremaja, sebanyak 55% kemamilan terjadi

pada wanita dewasa awal dan tengah(Alan Guttmacher

Institute). Kehamilan yang tidak direncanakan dapat

mempunyai efek fisik dan emosional jangka panjang pada masa

awal dewasa.Kehamilan yang tidak direncanakan adalah

sumber stress yang berkelanjutan.Sering kali dewasa awal yang

mempunyai tujuan pendidikan, karier danmengutamakan

perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan

tersebutdapat mempengaruhi hubungan masa depan dan

hubungan orang tua-anak nantinya.

xxviii
 Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes

genital danAIDS. Penyakit sekual menular mempunyai efek

yang cepat seperti keluarnyarabas, ketidaknyamanan dan

infeksi. PMS juga memicu gangguan kronis yangdiakibatkan

penyakit herpes genital, infertilitas yang diakibatkan gonore

atau bahkan kematian yang disebabkan AIDS. Penyakit ini

dapat terjadi pada orangyang aktif secara seksual dan

diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMSterjadi pada

individu berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).

 Faktor Lingkungan dan Pekerjaan

Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu : paparan

terhadap partikeludara yang dapat menyebabkan penyakit paru

dan kanker. Penyakit paru yangtermasuk silikosis berasal dari

inhalasi bedak atau debu silikon dan emfisemakarena kanker

disebabkan paparan tentang pekarjaan dapat menyerang

paru,hati, otak, darah atau kulit. Pertanyaan tentang paparan

pekerjaan terhadap bahan-bahan berbahaya harus menjadi

bagian rutin pengkajian perawat

2. Gaya Hidup

Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene

personalyang buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat

penyakit dalam keluarga seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau

xxix
neoplastik meningkatkan risiko penyakit juga. Peran perawat dalam

meningkatkan kesehatan yaitu mengidentifikasi faktor yang meningkatkan

risiko masalah kesehatan pada dewasa awal.

Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang

diketahui dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap asap

rokok. Inhalasi polutan rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru,

emfisema dan bronkhitis kronis.

Nikotin pada tembakau adalah vasokontriktor yang bekerja pada arteri

koroner,darah meningkatkan risiko penyakit angina, infark miokard dan

arteri koroner. Nikotin juga menyebabkan penyempitan vasokonstriksi

perifer dan memicu masalah vaskular.

Stres lama meningkatkan wear and fear pada kapasitas adaptif tubuh. Pola

latihan dapat mempengaruhi status kesehatan. Latihan yang dilakukan

terus-menerus meningkatkan frekuensi nadi selama 15 sampai 20 menit 3

kali seminggu meningkatkan fungsi kardio pulmonal dengan menurunkan

rata-rata tekanan darah dan denyut jantung. Selain itu latihan menurunkan

kecenderungan mudah lelah insomnia, ketegangan dan iritabilitas. Perawat

harus melakukan pengkajian muskuloskletal secara menyeluruh, termasuk

mobilitas sendi dan tonus otot,dan pengkajian psikososial untuk

meningkatkan terhadap stres dalammenentukan efek-efek latihan.

Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal

dapat menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan

seseorang yang mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan

xxx
risiko penyakit. Higiene gigi yang buruk meningkatkan risiko penyakit

periodontal.

Riwayat penyakit dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko

berkembangnya penyakit pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir.

Contohnya,seorang pria muda yang ayah dan kakek dari ayahnya yang

mempunyai infarkmiokard (serangan jantung), pada usia 50-an

mempunyai risiko infark miokard dimasa depan. Adanya penyakit kronik

tertentu dalam keluarga meningkatkan

risiko bagi anggota keluarga terhadap perkembangan penyakit itu.

Risiko penyakit keluarga jelas merupakan penyakit herediter. Kurangnya

kepatuhan untuk pemeriksaan krining rutin dapat menempatkan klien pada

risiko penyakit berat karena kegagalan deteksi dini.

3. Infertilitas

Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita

atau pasangan.

xxxi
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus

mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga

membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan

biologis.

1. Perkembangan Psikologis

Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20

tahun. Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui.

Perubahan fisik,kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada

wanita hamil dan keluarga usia subur sangat luas.

Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak

sesering kelompok usia yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan

gejala fisik dan sering menunda dalam mencari perawatan kesehatan.

Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usia baya.

Temuan pengkajian umumnya dalam batas normal ,kecuali klien

mempunyai penyakit

Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat mengambil

manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup

dapat membantu perawat dan klien mengidentifikasi kebiasaan yang

meningkatkan resiko penyakit jantung,maligna, paru, ginjal atau

penyakit kronik lainnya.

xxxii
Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian

kepuasan hidup secara umum, yaitu:

 Hobi dan Minat

 Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual

dan penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang

 Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis

asuransi kesehatan danhewan peliharaan.

 Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan

terhadap fisik danmental.

2. Perkembangan Kognitif

Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa

awal dantengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal,

pengalaman hidup secara umum dan kesempatan pekerjaan secara

dramatis meningkatkan konsep individu, pemecahan masalah dan

keterampilan motorik.

Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama

dewasa awal.Ketika seseorang mengetahui persiapan pendidikannya,

keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan pekerjaan

menjadi lebih muda dan biasanya meraka akan lebih luas dengan

pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber dan

system pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau

pengembangan keahlian yang diperluhkan untuk berbagai

posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa dewasa awal mempunyai piliha

npekerjaan yang terbatas.

xxxiii
3. Perkembangan Psikososial

Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan

individu mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social.

Dewasa awal kadang terjebak antara keinginan untuk memperpanjang

masa remaja yang tidak adatanggung jawab dan memikul tanggung

jawab dewasa. Namun pola tertentu atau kecenderungan relatif dapat

diperkirakan. Antara usia 23-28 tahun, arang dewasa memperbaiki

perpepsi diri dan kemampuan berhubungan. Dari usia 29-34 tahun

orang dewasa mengarahkan kelebihan energinya terhadap pencapaian

dan penguasaan dunia sekitarnya.

Usia 35- 43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari tujuan hidup dan

hubungan. Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi, sosial dan

pekerjaan. Seringkali stress dalam ujian ini mengakibatkan “krisi usia

baya” ketika pasangan dalam pernikahan, gaya hidup dan pekerjaan

dapat berubah.

Selama masa dewasa awal, seseorang biasanya lebih perhatian pada

pengejaran pekerjaan dan sosial. Selam periode ini individu mencoba

untuk membuktikan status sosial ekonominya. Mobilitas yang lebih

tinggi didapat melalui pilihan karier. Akan tetapi adanya

kecenderungan saat ini terhadap pengecilan perusahaan

menyebabkan posisi yang tinggi lebih sedikit.

Kemudian banyak dewasa awal menghadapi peningkatkann stress

karena persaingan yang lebih besar di tempat kerja untuk mencapai

dan mempertahankan status kelas-menengah. Konseling karier dan

xxxiv
kepribadian dapat membantu individu mengidentifikasi pilihan karier

dan menentukan tujuan yang realistik.

Faktor etnik dan jender mempunyai dampak sosiologis dan psikologis

dalam kehidupan dewasa dan faktor tersebut dapat merupakan

tantangan yang jelas bagia suhan keperawatan. Dewasa awal harus

membuat keputusan mengenai karier, pernikahan dan menjadi orang

tua. Meskipun setiap orang membuat Keputusan tersebut berdasarkan

faktor individu, perawat harus memahami prinsip umum yang

tercangkup dalam aspek pengembangan psikososial dewasa awal.

4. Stress Pekerjaan

Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.

Kebanyakan dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres

situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki

tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau seorang pekerja

diberi tanggung jawab baru atau besar. Kecenderungan terbaru pada

dunia bisnis saat ini dan faktor risiko stres pekerjaan menurun, yang

memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya lebih

sedikit dalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi jika

seseorang tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena

setiap individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor

bervariasi pada setiap klien.Pengkajian perawat pada dewasa awal

harus meliputi deskripsi pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan

saat ini jika berbeda. Pengkajian pekerjaan juga meliputi kondisi dan

xxxv
jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada kebiasaan tidur atau

makan,dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.

5. Stress Keluarga

Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang

dapat diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan

keluarga berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat.

Salah satu peran penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan

keluarga, salah satu orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua

orang tua berperan coleader. Dalam keluarga orang tua tunggal, orang

tua atau adakalanya seorang anggota keluarga besar menjadi kepala

keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat

terjadi. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga

termasuk sistem pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa

digunakan oleh anggota keluarga.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada keluarga dewasa adalah

1. Masalah Potensial

a. Gangguan proses keluarga

b. Gangguan penampilanc

c. Gangguan proses berpikir

d. Gangguan pemeliharaan kesehatan

xxxvi
e. Gangguan peyalahgunaan zatf.

f. Gangguan pola seksual

g. Konflik peran keluarga

h. Konflik pengambilan keputusani

i. Ketidakefektifan koping keluarga

j. Hambatan interaksi socialk.

k. Ketidakberdayaan

l. Defisit pengetahuanm.

m. Defisit perawatan dirin.

n. Perubahan kebutuhan nutrisi

2. Masalah Resiko

a. Risiko perubahan peran orang tua

b. Risiko penularan infeksi

c. Risiko kesepian

d. Risiko cedera

3. Masalah Potensial.

a. Potensial berkembangnya koping keluarga

b. Potensial pemeliharaan kesehatan

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan

ketidakadekuatan sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses

meninggalkan rumah, pilihan karier

ANALISA DATA

xxxvii
Data Mayor :

 Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau

menerima bantuan

 Penggunaan mekanisme koping yang tidak sesuai

 Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapka

Data Minor :

 Rasa khawatir, ansietas

 Melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan

 Ketidaefektifan partisipasi social

 Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar

 Perubahan pola komunikasi yang biasa

Intervensi :

a. Kaji status koping individu saat ini

 Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta

 Dengarkan dengan cermat dan amati wajah, gerak tubuh,

kontak mata,intonasi, dan intensitas suara

b. Berikan dukungan jika individu berbicara

 Tenangkan bahwa perasaan yang dimulainya memang sulit

 Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih member

harapan pandangan realistis

c. Dorong untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya

 Apa hal tersebut berguna bagi anda?

 Bagaimana hal tersebut dapat membantu?

xxxviii
d. Bantu individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang

konstruktif

 Apa yang menjadi masalah

 Siapa yang akan bertanggungjawab terhadap masalah tersebut

 Apa keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan

e. Bicarakan alternative yang mungin timbul (misalnya

membicarakan denganorang terdekat)

f. Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik

pelaksanaanstress (misalnya jogging, yoga)

2. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota

keluarga(misalnya pernikahan)

ANALISA DATA

Data Mayor

Tidak berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota

keluarga

Data Minor :

 Tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosi,dan spiritual

semua anggota keluarga

 Tidak dapat mengekspresikan atau menerima perasaan secara

terbuka

Intervensi :

a. Bantu keluarga menghadapi kekhawatirannya terhadap

masalah tersebut

xxxix
b. Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah,

menyalahkandiri, bermusuhan, dan mengenal lebih lanjut

perasaannya dalam anggota keluarga.

c. Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan

prioritas untuk mempertahankan integritas keluarga dan

menurunkan stress

d. Bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga

3. Ketidakfektifan pemeliharan kesehatan berhubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyakit

ANALISA DATA

Data Mayor

Melaporkan atau memperlihatkan gaya hidup yang tidak sehat

(misalnya penggunaan obat-obatan, makan dalam jumlah yang

berlebihan, diet tinggi lemak)

Data Minor :

Melaporkan atau memperlihatkan :

 Sistem pernapasan (sering terinfeksi, batuk kronis, dispnea saat

aktivitas)

 Rongga mulut (sering sariawan, ompong pada usia dini)

 Sistem pencernaan dan nutrisi (obesitas, anoreksia, kakeksia,

anemia kronis)

 Sistem musculoskeletal ( tot sering tegang, sakit punggung,

nyeri leher)

xl
 Konstitusional (keletihan kronis, malaise, apatis)

 Neurosensori (sakit kepala,adanya kerutan pada wajah)

 Psikoemosional (emosi rapuh, gangguan perilaky, sering

merasa sanga kacau)

Intervensi :

a. Kaji pengetahuan tentang pencegahan primer

 Diet yang sehat ( misalnya, “empat dasar”, rendah lemak

dan garam, tinggi karbohidrat kompleks, asupan vitamin,

mineral yang mencukupi, air 2-3liter sehari)

 Kontrol berat badan

 Hindari penyalahguanaan zat (misalnya alcohol, obat-

obatan, tembakau)

 Hindari penyakit hubungan seksual

 Hygiene gigi/mulut (misalnya setiap hari, dokter gigi)

 Imunisasi

 Pola olahraga teratur

 Penatalaksanaan stress

 Bimbingan gaya hidup (misalnya seks aman, keluarga

berencana,ketermpilan menjadi orangtua, perencana

keuangan)

b. Ajarkan pentingnya pencegahan sekunder

c. Tentukan pengetahuan yang diperluakn untuk mengatasi

kondisi penyakit

xli
d. Kaji apakah sumber daya yang dibutuhkan dirtumah tersedia

(pemberi asuhan,keuangan, peralatan)

4. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pertentangan

dalam system pendukung

ANALISA DATA

Data Mayor :

 Mengungkapkan ketidak pastian tentang pilihan-pilihan dan

konsekuensi alternative tindakan yang diinginkan

 Kebimbangan tentang alternative pilihan

 Menunda pengambilan keputusan

Data Minor :

 Mengungkapakan perasaan disstres saat mengupayakan suatu

keputusan

 Berfokus pada diri sendiri tanda-tanda fisik disstres atau

keteganagan (peningkatan frekuensi jantung dan ketegangan

otot, gelisah) saat keputusan menjadi focus perhatian

 Mempertanyakan nilai-nilai atau keyakinan pribadi saat

mengusahakan suatu pengambilan keputusan.

Intervensi :

a. Jalin hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan

saling pengertian dan perhatian

b. Fasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis

 Bantu individu mengenlai apa masalahnya dan dengan jelas

mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat

xlii
 Gali apa yang akan timbul bila tidak membuat keputusan

 Bantu mengidentifikasi kemungkinann hasil berbgaai

alternative

 Bantu individu untuk menghadapi ketakutan

 Benahi kesalahan informasi

 Bantu dalam mengevaluasi alternative berdasarakan pada

ancaman potensial atau actual terhadap nilai-nilai atau

keyakinan

 Beri dorongan pada individu untuk membuata keputusan

c. Beri dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam

keseluruhan proses pengambilan keputusan

d. Dengan aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya

ditangannya dan menjadi haknya untuk melakukan itu

e. Libatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan

keputusan

5. Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah

menikah dan pergidari rumah

ANALISA DATA

Data Mayor :

 Pengungkapan rasa kesepian karena telah melepaskan anak

yang menikah

 Ingin mencari suasana yang lebih ramai

Data Minor :

xliii
 Cemas, gelisah

 Sedih

 Sering merenung

Intervensi :

a. Identifikasi factor penyebab dan penunjang

b. Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan

kesepian

c. Tingkatkan interksi social

 Kerahkan system pendukung tetangga dan keluarga

individu

 Rujuk pada penyuluhan keterampilan social

 Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu

menampilkan diri padaorang lain

d. Kurangi hambatan kontak sosial

 Tentukan ketersediaan transportasi dalam komunitas

(umum, yang berhubungan dengan ibadah)

 Identifikasi aktivitas yang membantu mempertahankan

individu tetap sibuk,terutama dalam periode risiko tinggi

kesepian

xliv
BAB V

PENUTUP

Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap

tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing

termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat

ketahap berikutnya dengan sukses. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan

oleh tenaga kesehatan telah membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas

perkembangan dengan lancer sesuai dengan tahap perkembangan keluarga dewasa

awal ( melepas anak sebagai dewasa ) sehingga dapat menciptakan dan

mempertahankan budaya,meningkatkan perkembangan fisik, psikologis,dan sosial

anggota keluarga.

xlv
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan.

Praktek.Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1.

Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. (2009).Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2.

Jakarta : EGC

Perry and Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan I : konsep, proses,

dan praktik Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa,

Yasmin Asih [etall]; editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti,

Monica Ester. Jakarta : EGC

Setiawati, santun. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga . Jakarta : Trans info

med

Sudiharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan

Keperawatan Transkultural . Jakarta: EGC

Suprayitno. (2004).Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik .

Jakarta : EGC

xlvi

Anda mungkin juga menyukai