Anda di halaman 1dari 32

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan hasil praktek kebidanan komunitas ini


telah diperiksa dan disetujui oleh :

Hari :
Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi

Indah Sulistyawati Peni Indrawati S.KM


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya


penlis dapat menyelesaikan penyusunan laporan asuhan kebidanan keluarga.
Penyusunan asuhan kebidanan keluarga ini betujuan untuk memenuhi
persyaratan dalam praktek kebidanan komunitas yang dilaksanakan pada mulai
tanggal 8 Juni sampai 1 Juli 2006.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Puskesmas Karangploso beserta staff
2. Ibu Indah Sulistyowati selaku Bidan Desa Donowarin
3. Ibu Yulianik S,KM selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama Husada
Malang
4. Ibu Peni indrawati, S, KM selau Pembimbing Akademi
5. Ibu-ibu kader yang telah membantu dalam pengumpulan data
6. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan semangat
7. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat dalam penyelesaian
asuhan kebidanan keluarga ini.
Dalam penyusunan ini tak lepas dari keterbatasan dan kekurangan oleh
karena itu penulis mohon saran dan kritik sehingga dapat membuat askeb lebih
naik lagi.
Harapan penulis semoga askeb ini berguna bagi penulis pada khususnya
dan pemaca umumnya.

Malang, Juni 2006

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan dalam masyarakat dengan cara menggerakkan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan kebutuhan setiap
insan. Dalam undang-undang kesehatan No. 23 tahun 1992 hal ini tercantum
secara khusus dalam pasal 5, 8, 71, 72 antara lain dikatakan. Setiap orang
meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan. (Keputusan
Menteri RI No. 128 / Menkes / SK / 11 / 2004)
Mengenai asuhan kebidanan keluarga ini disesuaikan dengan jangkauan
kemampuan penyusunan agar dalam pelaksanaannya dapat memberikan
bantuan terutama dibahas dalam laporan ini adalah tentang kesehatan ibu dan
anak (KIA). KIA ini meliputi kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu
meneteki, imunisasi dan ke dalam hal ini mahasiswa terjun kemasyarakat
membantu masyarakat yang memiliki masalah kesehatan khususnya
(keluarga) desa tersebut.
Dalam laporan ini penyusunan akan memberikan asuhan kebidanan
pada keluarga Tn. D tentang ketidakikutsertaan ibu untuk ber KB dengan
usia 38 tahun jumlah anak 4.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan asuhan
kebidanan keluarga dan juga agar mahasiswa dapat secara nyata
memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga
2. Tujuan khusus
a. Dapat melakukan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan
b. Mampu menganalisis data atau keluarga untuk menentukan masalah
kesehatan
c. Dapat menyusun skala prioritas masalah kesehatan
d. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan yang dilakukan
e. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan kebidanan keluarga
f. Mampu mengevaluasi kebersihan tindakan kebidanan yang telah
dilakukan
g. Mampu mengikuti perkembangan masalah kesehatan setelah dilakukan
asuhan kebidanan keluarga

C. Sistematika Penulisan
Sistem penulisan asuhan kebidanan keluarga ini terdiri dari 5 bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Keluarga
B. Konsep Teori KB

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian
B. Menentukan Diganosa
C. Perencanaan
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluar adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang
hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang
terkecil, dan biasanya, tetapi tidak selalu ada hubungan bersama
dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya dibawah asuhan kepala
rumah dan makan dari satu periuk.
(Dep. Kes RI, 1983)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala kelaurga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
(Dep. Kes RI, 1989)
Keluarga dua atau lebih dari dua individu yang bergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu lain dan
didalam peranannya masing-masong dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan
(Sulvicion G Bailon dan Aracelis Maolayo, 1989)

2.1.2 Struktur Keluarga


Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah :
1. Bilateral : adalah keluarga sdarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu
disusun melalui jalur garis ibu
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
kelaurga sedarah suami
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar
bagi peminaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menajdi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.1.3 Tipe / Bentuk Keluarga


1. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak
2. Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti tambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman bibi dan sebagaianya
3. Keluarga berantai (serial family) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari sati kali dan merupakan
satu keluarga inti
4. Keluarga duda / janda (single family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian
5. Keluarga berkomposisi (cmposite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
6. Kelaurga kabitas (cahabitation) adalah dua orang yang menjadi
satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu kekeluargaan
Tipe kekeluargaan Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar
(extended family), karena masyarakat Indonesia dengan adat istiadat
yang sangat kuat.

2.1.4 Ciri-ciri Struktur Keluarga


1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara
anggota keluarga
2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya masing-masing
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing

2.1.5 Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga


Pemegang kekuasaan dalam keluarga
1. Patriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam
kekeluargaan adalah pihak ayah
2. Matriakal, yang dominant dan mmegang kekuasaan dalam
keluarga adalah dipihak ibu.
3. Equalitation, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
ayah dan ibu

2.1.6 Ciri-ciri Kekeluargaan


1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
5. Ada pengambil keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam suatu rumah

2.1.7 Peranan Keluarga


Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Peranan ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosial serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peranan ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai pertanan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dari anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai sanggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan
sebagai nafkah tanbahan dalam kekeluargaan
3. Peranan anak : anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, social
dan spiritual. (uraian selengkapnya dapat dipelajari dalam
perawatan anak)

2.1.8 Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga :
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan pembesaran anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memeliharan dan merawat anggota
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pengawasan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
b. Pengaturan pengguna penghasilan kelaurga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak,
jaminan hari tua dan sebagainya
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
keterampilan, dan membentuk periaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya.
b. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.

2.2 Teori tentang KB


1. Defisi
Keluarga Berencana (family planning, planned parenthood) apakah
satu metode untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah, jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi,
dengan menggunakan alat atau obat-obatan
Tujuan umum keluarga berencana adalah mengobati kemandulan,
menunda kehamilan, mengatur kehamilan dan mengakhiri kehamilan.

2. Macam-macam KB
1. Metode amenorrhea laktasi
Yaitu kontrasespi yang mengandalkan pemberian ASI (Air susu ibu)
a. Cara kerja
Penundaan atau penekanan evaluasi
b. Keterbatasan
- Perlu persiapan sejak peraatan kehamilan agar segera
menyusui 30 menit pasca persalinan
- Mungkin sulit diaksanakan karena kondisi social
- Hanya digunakan sampai 6 bulan
- Tidak melindungi dari IMS
2. Metode keluarga berencana alamiah
a. Cara kerja
Tidak melakukan senggama pada masa subur yaitu pada fase
siklus menstruasi dimana kemungkinan terjadi konsepsi atau
kehamilan
b. Keterbatasan
- Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan
untuk mengikuti intruksi
- Perlu pelatih / guru NBA (bukan tenaga medis)
- Perlu pencatatan setiap hari
- Infeksi vagina membuat lendir servik sulit dinilai
3. Senggama terputus
a. Cara kerja
Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan
demikian air mani sengaja ditumpahkan diluar liang senggama
untuk mencegah sel mani memasuki area fertilisasi.
b. Efek samping
Menyebabkan penyakit giekologi, neurologoy kejiwaan, keluhan
prostate, dll
4. Kondom
a. Cara kerja
Kondo menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan ovum
dengan cara mengeas sperma diujung selubung karet yang
dipasang dipenis sehingga sperma tidak tercurah ke dalam salura
reproduksi wanita
b. Efek samping
Kondom tertinggal dalam vagina selama beberapa waktu
menyebabkan wanita mengeluh keputihan dan infeksi ringan.
5. Diaframa
a. Cara kerja
Menaham sperma agar tida mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tubo fallopi) dan sebagai
alat tempat spermisida
b. Efek samping
Kadang akan bertambah banyaknya keputihan dan banyaknya
cairan yang keluar dari vagina
6. Spermisida
a. Cara kerja
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel
telur
b. Efek samping
Iritasi vagina, iritas penis dan tidak nyaman, ganguan rasa panas
divagina dan kegagalan tablet yang tidak bisa larut.
7. Pil Kontrasepsi
a. Cara kerja
- Menekan ovulasi
- Mencegah ovulasi
- Lendir serbiks mengental, sehingga sulit dimasuki sperma
b. Cara pemakaian pil KB
- Setiap saat selagi haid, untuk menyakinkan kalau perempuan
tersebut tidak hamil
- Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
- Setelah melahirkan :
Setelah 6 bulan pemberian ASI siklus
Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
c. Petunjuk pemakaian pil KB
- Minumlah pil KB dengan teratur
- Bila lupa, maka pil KB yang harus diminum menjadi 2 buah
- Bila perdarahan, tidak memerlukan perhatian karena belum
beradaptasi
- Gangguan ringan dalam berbentuk : mual, muntah, sebaiknya
diatasi
d. Keuntugan Pil KB
- Bila diminum sesuai dengan aturan diamin berhasil 100 %
- Dapat dipakai pengobatan beberapa masalah
Ketegangan menjelang menstruasi
Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
Nyeri saat menstruasi
Pengobatan pasangan yang mandul
- Pengobatan penyakit endometriosis
- Dapat meningkatkan libido
e. Kerugian Pil KB
- Harus minum pil secara teratur
- Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium
- Penyakit ringan
- Berat badan bertambah
- Rambut rontok
- Tumbuh jerawat
- Mual sampai muntah
8. Suntik KB
a. Cara kerja
- Menekan ovulasi
- Membuat lender serviks menjadi kental
- Perubahan pada endometrium (atrofi)
- Menghambat transportasi gamet oleh tuba
b. Jadwal waktu suntikan
- Depoproevera : interval 12 minggu
- Norigest : interval 8 minggu
- Cyclopem : interval 4 minggu
c. Keuntungan
- Pemberiannya sederhana setiap 8 12 minggu
- Tingkat efektifitas sangat tinggi
- Hubungan seks dengan suntikan KB bebas
- Pada KB cyciofem KB akan mendapatkan menstruasi
d. Kerugian
- Perdarahan yang tidak menentu
- Terjadi amenorhea berkepanjangan
- Terjadi kemungkinan hamil
e. Suntikan KB dapat diberikan :
- Pasca persalinan : segera ketika dirumah sakit dan jadwal
suntikan berikutnya.
- Pasca abortus : segera setelah perawatan dan jadwal waktu
suntikan diperhitungkan
- Interval : hari kelima mensturasi dan jadwal waktu suntikan
diperhitungkan.

9. Susuk KB (norplant atau implant)


a. Cara kerja
- Lendir serviks menjadi kental
- Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi
b. Jenis
- Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang
3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg
levonorgest sel dan lama kerjanya 5 tahun.
- Implanon
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira
40 mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 ,h3
ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun
- Jadena dan indopion
Terdiri dari 2 barang yang diisi dengan 75 mg
Levenorgstrel dengan lama kerja 3 tahun
c. Keuntungan
- Daya guna tinggi
- Perlindungan jangka panjang
- Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
- Bebas dari pengaruh estrogen
- Tidak mengganggu kegiatan senggama
- Tidak mengganggu ASI
- Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
d. Kerugian
- Menyebabkan perubahan berupa perdarahan bercak (spoting)
hipermenorea
- Meningkat jumlah darah haid serta amenorea
- Ekspulsi
- Infeksi pada daerah insersi
- Berat badan naik / turun
e. Tempat pemasangan susuk KB
Susuk KB dipasang pada lengan kiri atas dan pemasangan seperti
kipas mekar dengan jumlah kapsul yang tersedia
10. AKDR / IUD
a. Cara kerja
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuban fallopi
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai ovum
bertemu
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
b. Jenis
- AKDR CUT-380A kecil, kerangka dari plastic yang fleksiber,
berbentuk huruf T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat
dari tembaga (Cu). Tersedia di Indonesia dan terdapat dimana-
mana
- AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVAT
(Schering)
- Selanjutnya yang akan dibahas adalah khusus CUT-380A
c. Keuntungan
- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dan CUT-380 A dan
tidak perlu diganti)
- Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual
- Meningkat kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk
hamil
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi).
d. Kerugian
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan).
- Haid lebih lama dan banyak.
- Saat haid lebih sakit.
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
perempuan yang sering bergantian pasangan.
- Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting terjadi segera setelah
pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 sampai 2
hari.
e. Waktu penggunaan
- Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak
hamil.
- Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
- Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah
4 minggu pasca persalinan. Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi
pada pemasangan segera atau selama 4 jam pasca persalinan.
- Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari).
Apabila tidak ada gejala infeksi.
- Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.
f. Petunjuk bagi klien
- Kembali memeriksakan diri setelah pemasangan AKDR.
- Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah
benang AKDR secara rutin terutama setelah haid.
- Setelah bulan pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan
benang setelah haid apabila mengalami :
Kram atau kejang pada perut bawah.
Perdarahan (spotting) diantara haid atau setelah senggama.
Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami
tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.
- Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan
tetapi dapat dilakukan lebih awal bila diperlukan.
- Kembali ke klinik apabila
Tidak dapat meraba benang AKDR
Merasakan bagian yang keras dari AKDR
AKDR terlepas
Siklus terganggu tau meleset
Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
Adanya infeksi
11. TUBEKTOMI
a. Cara kerja
Dengan mengoklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
b. Jenis
Minilaparatomi
Laparaskopi
c. Keuntungan
Kontrasepsi
Sangat efektif (0,24-4 kehamilan per 100 perempuan selama
tahun pertama penggunaan).
Permanen
Tidak mempengaruhi proses menyusui (Breast feeding).
Tidak tergantung pada faktor senggama
Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko
kesehatan yang serius
Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anastesi lokal.
Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek pada
reproduksi hormon ovarium.
Non Kontrasepsi
Berkurangnya resiko kanker ovarium
d. Keterbatasan
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini
(tidak dapat dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi
rekanulasi.
Klien dapat menyesal di kemudian hari
Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan
anastesi umum).
Rasa sakit ketidakamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
Dilakukan oleh dokte r yang terlatih (dibutuhkan dokter
spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah untuk proses
Laparaskopi.
Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HBV dan
HIV/AIDS
e. Waktu Penggunaan
Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara
rasional klien tersebut tidak hamil.
Hari ke-6 sampai ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)
Pasca persalinan
- Minilap : di dalam waktu 2 hari atau setelah 6
minggu atau 12 minggu
- Laparaskopi : tidak tepat untuk klien-klien pasca
persalinan
Pasca keguguran
- Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada
bukti infeksi pelvik (minilap atau
laparaskopi)
- Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada
bukti pelvik (minilap saja).
f. Petunjuk Bagi Klien
Jagalah luka operasi tetap kering hingga pembalut dilepaskan.
Mulailagi aktivitas secara bertahap (sebaiknya dapat kembali
ke aktivitas normal dalam waktu 7 hari setelah pembedahan).
Hindari hubungan intim hingga merasa cukup nyaman
Hindari mengangkat benda berat-berat dan bekerja keras
selama 1 minggu
Kalau sakit minumlah 1 atau 2 tablet analgesik setiap 4 hingga
6 jam .
Jadwalkan sebuah kunjungan pemeriksaan secara rutin antara
7 dan 14 hari setelah pembedahan.
Kembalilah setiap waktu apabila terdapat tanda-tanda dan
symptom-symptom yang tidak biasa.

12. Vasektomi
a. Cara kerja
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasdeferensia
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
tidak terjadi.
b. Keuntungan
Sangat efektif dan permanen
Tidak ada efek samping jangka panjang
Tindak bedah yang aman dan sederhana
Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
c. Indikasi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana
fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap
kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan
kualitas keluarga.
d. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus
Infeksi kulit pada daerah operasi
Infeksi sistematis yang sangat mengganggu kondisi kesehatan
klien
Hidrokel atau varikokel yang besar
Hernia Inguinalis
Filariasis (elephantiasis)
Undesensus testikularis
Massa Introshotalis
Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang
menggunakan anti koagulansia
e. Informasi bagi klien
Pertahankan band aid selama 3 hari
Luka yang sedang dalam penyembuhan jangan ditarik-tarik
atau digaruk
Boleh mandi setelah 24 jam, asal daerah luka tidak basah
setelah 3 hari luka boleh dicuci dengan sabun dan air.
Pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah operasi kering
Jika ada nyeri, berikan 1-2 tablet analgesik seperti parasetamol
atau ibuprofen setiap 4-5 jam
Hindari mengangkat barang berat dan kerja keras untuk 3 hari
Boleh senggama sesudah hari ke 2-3. Namun untuk mencegah
kehamilan, pakailah kondom atau cara kontrasepsi lain selama
3 bulan atau sampai ejakulasi 15-20 kali
Periksa semen 3 bulan pascavasektomi atau sesudah 15-20 kali
ejakulasi.
BAB III
ASUHAN KELUARGA DENGAN MASALAH KEBIDANAN

A. Pengkajian
a. Kepala keluarga
Nama KK : Tn. Darmaji
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : RT 14 RW 04 Dsn Karangan Desa Donomasih

b. Data anggota keluarga


No Nama Umur Sex Agama Hubungan Pendidikan pekerjaan
keluarga
1. Darmaji 46 tahun L Islam KK SD Swasta
2. Menik 38 tahun P Islam Istri SLTP IRT
3. Nurhadi 17 tahun L Islam Anak SLTA Tidak kerja
4. Sandra. S 15 tahun P Islam Anak SLTP Tidak kerja
5. Lilis 4,5 tahun P Islam Anak TK Tidak kerja
6. Reza F 2,5 bulan L Islam Anak Belum sekolah Tidak kerja

c. Genogram

1 2

3 3 3 3

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
1 : KK
2 : Istri
3 : anak
: keluarga yang dibina

3. Sifat keluarga
a. Anggota yang menonjol dalam pengambilan keputusan adalah suami
tetapi juga musyawarah dengan istri.
b. Kegiatan istirahat
1) kebiasaan istirahat
a. Bapak tidur malam mulai jam 22.00 WIB, bangun jam 05.00
WIB tidur siang tidak pernah.
b. Ibu tidur malam mulai jam 21.00 WIB, bangun jam 04.30
WIB, tidur siang kadang-kadang
c. Nurhadi tidur malam mulai jam 21.00 WIB, bangun jam 06.00
WIB, tidur siang kadang-kadang
d. Sandra tidur malam jam 20.00 WIB, bangun jam 07.00 WIB,
tidur siang 3 jam
e. Reza tidur malam dan siang sering.
2) Kebiasaan makan
Biasanya makan 3 x sehari, lauk yang dihidangkan tahu, tempe,
telur, sayur sering sayur bening, sayur asen, daging sapi/ayam
kadang-kadang. Buah pisang. Keluarga tidak ada yang pantang
terhadap makanan. Minum air putih.
3) Kebiasaan mandi
Biasanya mandi 2 x sehari, dengan menggunakan sabun mandi,
gosok gigi dengan pasta gigi setiap mandi
4) Kebiasaan rekreasi
Anggota keluarga mendapat hiburan dengan menonton TV dan
mendengarkan radio. Rekreasi ke tempat hiburan tidak pernah.
4. Faktor sosial budaya dan ekonomi
a. penghasilan
- Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah bapak sebagai
pekerja swasta, berangkat mulai jam 08.00 WIB dan pulang jam
16.00 WIB dengan penghasilan Rp 500.000/bulan.
- Besarnya pengeluaran untuk belanja rata-rata Rp 5000 Rp
10.000
b. Suku dan bangsa
Keluarga adalah suku Jawa, keluarga beragama Islam
c. Peranan Anggota dalam keluarga
Suami berperan sebagai kepala keluarga, pencari nafkah, istri tidak
membantu mencari nafkah hanya mengurus rumah tangga.
d. Hubungan keluarga dengan Masyarakat
Keluarga dengan tetangga tidak pernah bertengkar, hubungan dengan
masyarakat baik, ibu tidak mengikuti kegiatan apapun karena ibu
repot punya bayi.
5. Faktor lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati Tn. Darmaji ini miliknya sendiri di dalam
rumah itu bersama istri dan anaknya.

T Dapur Kmr
mandi

U S kamar
Ruang
kamar tengah

B kamar

Dapur tamu
Luas bangunan 36 m2
b. Jenis bangunan
Lantai rumah dari semen, dinding tembok, ventilasi jendela terbuka,.
Penerangan dari listrik, cahaya matahari yang masuk cukup
c. Kebersihan
Halaman rumah bersih, lantai rumah bersih, tidak lembab
d. Pemakaian air
Sumber air berasal dari ledeng milik sendiri
e. Jamban keluarga dan kamar mandi
Jamban keluarga adalah latrin dengan jarak dan sumber air kurang
dari 10 meter, kamar mandi milik sendiri
f. Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah rumah tangga adalah melalui selokan yang
mengalir
g. Pembuangan sampah
Sampah rumah tangga dibuang di lubang sampah yang kemudian
dibakar

6. Keluarga Berencana
Dari pertama sampai sekarang ibu tidak menggunakan KB apapun.
7. Bila ada keluarga yang sakit
- Bila ada keluarga yang sakit tidak berobat ke puskesmas hanya beli
obat di warung
- Pada waktu hamil ibu jarang sekali periksa kehamilannya dan waktu
melahirkan di bidan.
8. Status kesehatan keluarga
No. Nama Px Fisik Keterangan
1. Tn. Darmaji BB : 68 kg Tidak pernah sakit/dirawat di RS hanya
TB : 160 cm kadang badannya pegal-pegal dan
biasanya Tn. Darmaji mengkonsumsi
obat dibeli di warung.
2. Ny. Menik BB : 49 kg Tidak pernah sakit/dirawat di RS hanya
TB : 153 cm pada waktu melahirkan anak yang paling
kecil itu melahirkan ke bidan.
3. Nurhadi BB : 48 kg Tidak pernah sakit/dirawat di RS bila
TB : 155 cm Nurhadi sakit mengkonsumsi obat-obatan
dari warung.
4. Sandra BB : 43 kg Pernah dirawat di RS dan sekarang
TB : 157 cm apabila sakit menkonsumsi obat-obatan
dari puskesmas
5. Lilis BB : 20 kg Tidak pernah sakit dan mengkonsumsi
obat yang diberikan di Puskesmas
6. Reza BB : 10 kg Bila sakit diperiksakan ke puskesmas dan
mengkonsumsi obat-obatan dari
puskesmas.

B. Menentukan Diagnosa Masalah


Data Masalah Kesehatan
Dx : Ibu mengatakan tidak pernah Ketidakikutsertaan ibu untuk ber
mengikuti KB apapun dari anak KB usia 38 tahun dengan jumlah
pertama sampai sekarang anak 4.
Ds : Jumlah anak 4, usia anak terkecil
2,5 bulan ibu tidak mengikuti
KB

Prioritas Masalah
Ketidakikutsertaan ibu untuk ber-KB apapun usia 38 tahun, jumlah anak 4
No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1. Sifat masalah skala 3/3 x 1 1 Tahu/tidak tahu dan
tidak/kurang sehat memerlukan penyuluhan
segera
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Masalah mudah diubah
masalah dapat diubah dengan penyuluhan yang
skala dengan mudah tepat.
3. Potensi masalah untuk 3/3 x 1 1 Masalah dapat diubah
diubah dengan penyuluhan yang
tepat terutama partisipasi
keluarga dalam
mendukungnya.
4. Menonjolkan masalah 0/2 x 1 0 Keluarga tidak menyadari
kurangnya pengetahuan-
pengetahuan tersebut
merupakan masalah yang
harus segera ditangani.
Total 4 4

C. INTERVENSI
Diagnosa : Ibu mengatakan tidak ikut KB apapun dengan usia 38 tahun
dan jumlah anak 4
Tujuan : - ibu mengetahui tentang keluarga berencana
- ibu mau mengikuti KB
Kriteria hasil : - tidak terjadi kehamilan dengan resiko tinggi
- ibu merasa nyaman setelah mengikuti KB.

Intervensi
1. Berikan penyuluhan pada ibu tentang macam-macam KB yaitu KBA,
hormonal, metode mantap sehingga ibu dapat memilih KB sesuai
keinginan.
2. Jelaskan manfaat, kerugian serta efek samping dari semua kotrasepsi
3. Beri dorongan pada ibu sehingga ibu termotivasi untuk mengikuti KB
4. Anjurkan pada ibu untuk konsultasi ketenaga kesehatan tentang
kontrasepsi
5. Beritahu keluarga terutama suami untuk mendukung ibu mengikuti KB
6. Jelaskan pada ibu di mana ibu harus mendapatkan KB
7. Jelaskan pada ibu tentang masalah-masalah kesehatan yang timbul jika ibu
tidak ber-KB

D. IMPLEMENTASI
Tanggal Masalah kesehatan Implementasi
04-07-2006 - Memperkenalkan diri pada
pukul 17.00 WIB keluarga.
- Menjelaskan tujuan kunjungan
membuat janji untuk melakukan
kunjungan dengan wawancara
dan pengamatan.
04-07-2006 Ketidakikutsertaan ibu - Memberikan penyuluhan tentang
pukul 17.30 untuk ber-KB dengan macam-macam KB yaitu KBA,
usia 38 tahun dan KB hormonal, kontap.
jumlah anak 4 - Menjelaskan tentang manfaat,
kerugian dan efek samping dari
semua KB.
- Memberikan dorongan pada ibu
sehingga ibu termotivasi untuk
mengikuti KB.
- Memberitahukan keluarga
terutama suami untuk
mendukung ibu menggunakan
KB.
- Beritahu ibu di mana ibu harus
mengikuti KB.
- Jelaskan pada ibu tentang
masalah kesehatan yang timbul
jika ibu tidak mengikuti KB.

E. EVALUASI
Tanggal Masalah kesehatan Implementasi
05-07-2006 Ketidakikutsertaan ibu S : ibu mengatakan dapat mengerti
untuk ber KB dengan tentang macam-macam KB dan
usia 38 tahun dan bisa menjelaskan.
jumlah anak 4 O: - ibu tetap tidak mau
menggunakan KB karena tidak
ada biaya.
- ibu menunggu KB safarian
A : masalah belum teratasi
P : anjurkan ibu untuk mengikuti
KBA
I : menganjurkan ibu untuk
menggunakan KB alamiah

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melaksanakan Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn. Darmaji


dengan tidak ikutsertanya ibu untuk ber-KB dengan usia 38 tahun dan jumlah
anak 4 di RT 14 RW 04 Dusun Karangan Desa Donowarih kecamatan
Karangploso kabupaten Malang sesuai dengan lima langkah manajemen
kebidanan, penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian data sampai evaluasi maka disimpulkan
1. Keluarga Tn. D termasuk keluarga yang sederhana meskipun rumah
yang ditempati sudah milik sendiri tetapi penghasilan Tn.D yang pas-
pasan sehingga terdapat kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi.
2. Masalah yang ditemukan dalam keluarga Tn.D yaitu ketidakikutsertaan
ibu untuk ber-KB dengan usia 38 Tahun dan jumlah anak 4.
3. Setelah dilakukan intervensi dari masalah yang ada pada keluarga Tn.D
dapat melakukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.

B. Saran
1. Untuk menentukan suatu masalah kesehatan sebaiknya diperlukan
pengkajian sedalam-dalamnya sehingga masalah tersebut benar-benar
dapat ditangani.
2. Pemberian penyuluhan kesehatan secara berkala kepada masyarakat pada
umumnya dan keluarga pada khususnya, baik secara kelompok maupun
pendekatan kekeluargaan sangat dibutuhkan guna menambah informasi
atau mengingat kembali kesehatan yang lebih mengena kepada masyarakat
dengan dibantu pihak lain yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 1999. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan


KB. Jakarta : EGC

Manuaba. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC


Sifuddin. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBP-SP

Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.2005. Buku Kesehatan Ibu dan Anak

Effendi. 1998. Ilmu Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


PADA SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA
TENTANG KETIDAKIKUTSERTAAN IBU UNTUK BER-KB
DENGAN USIA 38 TAHUN DENGAN JUMLAH ANAK 4
DI RT 14 RW 04 DUSUN KARANGAN DESA DONOWARIH
KARANGPLOSO MALANG
Oleh
DIAN WULAN SARI
0403.09

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA


MALANG
2006

Anda mungkin juga menyukai