Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

A Dengan KASUS
KELUARGA USIA PERTENGAHAN (GOUT ARTRITIS)

KELOMPOK 4

A.SARI YUDHA WIDYA


A.HASRIANI YUSUF
A.MAYANG SARI
FATMAWATI
KIKI RESKY PUTRI
ARMAND

STUDI PROGRAM S1 KEPERAWATAN (A)


STIKes PANRITA HUSADA BULUKUMBA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa berkat rahmat dan

hidayahnya,penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul ”Askep Usia pertengahan

Dengan gout artritis”.Makalah ini diambil dari buku-buku/referensi yang berkaitan dengan

judul makalah.Dalam pembuatan makalah ini,penulis banyak mendapat bimbingan yang

tak ternilai harganya dari berbagai pihak.Hasil makalah ini tentunya belumlah

sempurna,namun bagi penulis hasil ini sangatlah berarti terutama dapat memenuhi tugas

perkuliahan untuk makalah kuliah keperawatan Keluarga,dengan harapan hasilnya dapat

diterima dan bermanfaat bagi kita semua.

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1. Latar belakang.................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga..............................................................................................6
1. Pengertian...................................................................................................................................6
2. Tipe Keluarga...............................................................................................................................7
3. Peran perawat keluarga.........................................................................................................9
B. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Keluarga Dewasa Pertengahan.......................................15
1. Pengertian.................................................................................................................................15
2. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan..............................................................................16
3. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan.........................................17
4. Tugas Perkembangan.................................................................................................................17
C. Asuhan Keperawatan Keluarga(Dewasa Pertengahan)..................................................................20
Kasus..................................................................................................................................................20
1. Pengkajian.................................................................................................................................20
2. Analisa Data...............................................................................................................................27
BAB III........................................................................................................................................................33
PENUTUP.................................................................................................................................................37
1. Simpulan.......................................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu

berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap

individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat

diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang

diberi via praktek keperawatan padakeluarga.

Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan

masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka

perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat

pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap

perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain.

Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya

mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga.

Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap

tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga. Keluarga merupakan para

anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga,

atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga

tersebut sebagai rumah tangga mereka.

Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau

keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga


dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-

anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami

oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi

kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepadakeluarga.

Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa

pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang

konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat

memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan

khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara rinci dan mendalam

pada bab selanjutnya.

2. Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keluarga?

b. Apa yang dimaksud dengan konsep keperawatan keluarga dengan keluarga

dewasa pertengahan?

c. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga (dewasa pertengahan)?

3. Tujuan

a. Untuk mengetahui konsep dasar keluarga.

b. Untuk mengetahui konsep keperawatan keluarga dengan keluarga

dewasa pertengahan.

c. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga (dewasa pertengahan).


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa

komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004). Keluarga

adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki

tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai

sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri

dari dua orang atau lebih masing- masing mempunyai hubungan kekerabatan yang

terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986,

dalam Ali, 2009 ), menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan

ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,

emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.

Istilah keluarga akan menghadirkan gambaran adanya individu dewasa dan

anak yang hidup bersama secara harmonis dan memuaskan. Keluarga bukan

sekedar gabungan dan jumlah dari beberapa individual. Keluarga memiliki

keragaman seperti anggota individunya dan klien memiliki nilai – nilai tersendiri

mengenai keluarganya yang harus dihormati. Keluarga sebagai suatu kelompok

hubungan yang indentifikasi klien sebagai keluarga atau jaringan individu yang

mempengaruhi kehidupan masing – masing tanpa melihat adanya hubungan

biologis atau pun hukum (Perry, 2009, hal 202).


Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi

dan digunakan sebagai referensi secara luas:

a) Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan,

darah dan ikatan adopsi.

b) Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu

rumah, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah

tangga tersebut sebagai rumahmereka.

c) Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran –

peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak

perempuan, saudara dan saudari.

d) Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang

diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri uniktersendiri.

2. Tipe Keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga

berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam

meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe

keluarga (Suprajitno, 2004).

Menurut (Friedman, 2009), adapun tipe keluarga sebagai berikut :

a) Tipe keluarga tradisional

1) Keluarga Inti (The nuclear family)

Keluarga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
2) Keluarga Dyad

Suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.

3) Single Parent

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau angkat).

Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.

4) Single adult livingalone

Suatu rumah tangga yang terdiri dari 1 orang dewasa hidup sendiri.

5) The childless

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, bisa disebabkan karena

mengejar karir atau pendidikan.

6) Keluarga Besar (The extendedfamily)

Keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah keluarga lain, seperti

paman, bibi, kakek, nenek dan lain-lain.

7) Commuterfamily

Kedua orang tua bekerja diluar kota, dan bisa berkumpul pada hari minggu

atau hari libur saja.

8) Multi generation

Beberapa generasi atau kelompok umum yang tinggal bersama dalam 1

rumah.

9) Kin-network family

Beberapa keluarga yang tinggal bersama atau saling berdekatan dan

menggunakan barang-barang pelayanan seperti dapur, sumur yang sama.

10) Blended family


Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari

perkawinan sebelumnya.

11) Keluarga usila

Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut, sedangkan

anak sudah memisahkan diri.

a. Tipe keluarga non tradisional

1) Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage

mother). Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak

dari hubungan tanpa nikah.

2) The step parents family

Keluarga dengan orang

tua tiri.

3) Commune family

Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang

menggunakan fasilitas secara bersama.

4) The nonmarrital hetero seksual cohabitingfamily

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.

5) Keluarga Homoseksual (Gay and lesbianfamily)

Seorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah

sebagaimana pasangan suami istri.

6) Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan

tertentu.
7) Groupmarriagefamily

Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi sesuatu

termasuk seks dan membesarkananak.

8) Group nertworkfamily

Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup

berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan bertanggung

jawab membesarkan anak.

9) Fosterfamily

Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk

waktu sementara.

10) Home less family

Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena keadaan

ekonomi atau problem kesehatan mental.

11) Gang

Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan

emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.


3. Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan

pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi

perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara

meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan

kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan

kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004):

a. Pendidik

Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :

a) Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.

b) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatankeluarga

b. Koordinator

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat

dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau

terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan

pengulangan.

c. Pelaksanaan

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga

dengan menggunakan metode keperawatan.

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk

mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.


e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan perawat dan

klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam menyampaikan

informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.

f. Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota tim

kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.

g. Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial ekonomi,

sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti rujukan

dan penggunaan dana sehat.

h. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyrakat sehingga

menghindari dari ledakan kasus atau wabah.

i. Modifikasi lingkungan

Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun masyarakat

agar tercipta lingkungan sehat.


B. Konsep Keperawatan Keluarga Dengan Keluarga Dewasa Pertengahan

1. Pengertian

Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar

60-65 tahun (Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa

Pertengahan adalah masa menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi

muda & masa depannya tidak lagi dipenuhi dengan kemungkinan-kemungkinan yg

tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis, (Craig, 1976). Usia dewasa

tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan yang dimulai

kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)

Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan

bagi orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada

saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika

orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan

pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia

pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan

orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari keluarga asal

mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.

Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan

rumah) biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin banyak pasangan usia

pertengahan hidup hingga menghabiskan seluruh masa hidupnya dan menghabiskan

sebagian masa hidupnya dalam fase postparental, dengan hubungan ikatan keluarga

hingga empat generasi, yang merupakan hal yang biasa(Troll, 1971, dalam

Friedman, 1988, hal 130).

Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga yang usianya

40-60 tahun, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada

saat pensiun atau kematian salah satu pasangan didalam keluarga.

2. Karakteristik keluarga dewasa pertengahan

Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian

perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri

(lebih merata), dan pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan

Korman, 1989, dalam Friedman 1988, hal130).

Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah

penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa

mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas

apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus

kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan

memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan

berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman,

1989, dalam Friedman 1988, hal 130).


3. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa pertengahan

Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang

dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :

a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang

dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak

teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti

merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining

kesehatan preventif.

b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.

c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua

yang berusian lanjut.

d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua

yang lanjut usia atau tidak mampu merawatdiri.

4. Tugas Perkembangan

Usia dewasa pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang

tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang

“terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan

terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan

keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan

dari kedua bidang tersebut.

Tugas perkembangan keluarga dewasa menurut Fridman (1998, hal 131)

yang penting pada fase ini adalah :

a. Menyediakan lingkungan yang meningkatkankesehatan.

Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah

melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.

Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada

tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk

mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah

terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang

berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.

Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup

mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang

dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan

jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang

teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk

mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan

pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua

pertiga dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan

sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.

b. Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan

para orangtua lansia dananak-anak.

Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan

meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan

penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas

perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa

seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi

sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam.

Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara


khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982,

dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar

kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak

mereka melalui pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson,

1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).

Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan

membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain

yang lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal

memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988,

hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang

lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak

wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka

mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-

anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih

bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan

Amerika Latin.
c. Memperkokoh hubungan perkawinan

Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-

bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun

muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan

pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai

pasangan menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984,

dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai

“reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen

yang terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara

pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga

perhatian satu sama lain yang penuh arti.

Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun

dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan,

melainkan menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam

Friedman, 1988, hal 132), para konselor perkawinan telah lama mengamati

bahwa ketika timbul perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun

pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas

traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri

sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.

d. Memantapkan pengalaman nilai-nilaiagama

e. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warganegara

f. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi

pada aspek fisik (penurunan kemampuan ataufungsi)

g. Memantapkan keharmonisan hidupberkeluarga


h. Mencapai dan mempertahankan prestasi yangmemuaskan

i. Memantapkan peran perannya sebagai orangdewasa

Tugas-tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan

sosio- kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga

kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa

pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa dewasa pertengahan

terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga.

kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain

pihak.Pemanduan antara keduanya.


FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA

A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga. : Ny.A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur/tanggal lahir : 45 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kajang

No.Telepon :-

2. Susunan Anggota Keluarga

N Nama Umur Gender Agama Hub.dgn Pendidikan Pekerjaan Ket


o KK

1. An.J 19 P Islam Anak Sma - -


Kandung
2. An.M 15 L Islam Anak Smp - -
kandung

3. Genogram :

G1 : Merupakan orang tua dari Klien dan keduanya masih hidup,Klien mengatakan
bahwa ibu klien juga menderita penyakit yang sama dengan klien.Klien sendiri sudah
mengalami penyakit ini sejak 6 bulan yang lalu.
G2 : Klien itu sendiri merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara,dimana saudara klien
yang pertama menderita penyakit hipertensi.
G3 : Anak kandung klien,anak klien berjumlah 2 orang.keduanya tinggal bersama
klien dan di urus oleh klien sendiri.karena klien sudah bercerai dengan suaminya.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan keluarga saat ini : Tahap perkembangan keluarga usia
pertengahan dimana dengan tugas-tugas perkembangan keluarga:
 Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
 Mempertahankan hubunganhubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orangtua dan anak-anak.
 Memperkokoh hubungan perkawinan

2. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan : Tahap


perkembangan yang belum terpenuhi adalah Ny.A mengatakan tidak bisa
mempertahankan perkawinan nya sehingga beliau menjadi ayah sekaligus ibu bagi
anak-anaknya.

3. Riwayat keluarga Inti : Keluarga ny.a dengan suku masing-masing berasal dari
Makassar.Memiliki 2 orang anak laki-laki dan perempuan.Ny.A tinggal bersama
dengan kedua anaknya.

4. Tipe keluarga :
Single parent,yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dan dua anak kandung

C. STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi dalam Keluarga :
Komunikasih keluarga Ny.A berfungsi dengan baik, pola interaksi paling sering terjadi
di pagi hari dan malam hari, interaksi biasanya terjadi pada saat makan bersama dan
nonton TV, tidak ada masalah keluarga dalam berinteraksi, anggota keluarga yang
paling dominan berbicara adalah Ny.a komunikasi yang sering diterapkan adalah
komunikasi langsung dan terbuka bahasa yang digunakan adalah bahasa Makassar.
2. Struktur Keluarga :
Dalam pengambilan keputusan,keluarga bermusyawarah dan pengambilan keputusan
dalam keluarga adalah Ny.a dalam memecahkan masalah kesehatan keluarganya,Ny.A
memerlukan bantuan dan yang paling dipercaya kepala keluarga untuk membantu
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga adalah anak perempuan tertua.
hubungan keluarga dengan anggota keluarga sejauh ini harmonis.

3. Struktur nilai/values :
Suku Ny.A berasal dari dari suku kajang.budaya yang paling dominan dalam keluarga
adalah budaya kajang.keluarga Ny.A masih mempercayai yang namanya sanro atau
dukun terutama hal-hal yang masih mistis untuk melakukan pengobatan sehingga
pengobatan biasanya dilakukan dengan cara tradisional.Akan tetapi keluarganya tetap
mempercayai pengobatan medis walaupun lebih sering ke pengobatan tradisional.
4. Struktur Peran : peran yang diambil dalam keluarga nyonya ayah itu sebagai kepala
keluarga mencari nafkah dengan melakukan usaha wiraswasta sedangkan An.J sebagai
anak tertua membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah seperti menyiapkan
makanan, mencuci pakaian dan terkadang juga membantu ibunya dalam bekerja jika
tidak sedang sekolah. Begitupun dengan An.M terkadang membantu kakaknya
melakukan pekerjaan rumah. Dalam keluarga Ny.A tidak terdapat konflik atau
perubahan peran.
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Menurut keterangan keluarga, dalam kehidupan sehari-harinya mereka selalu damai
dan saling menjaga kepentingan bersama. Bila anak-anaknya sedang kesulitanan Ny.A
selalu membantunya.Bila Ny.A sedang sakit anak-anaknya akan saling bahu-membahu
untuk meringankan pekerjaan Ny.A
2. Fungsi Sosialisasi
Dalam keluarga terjalin hubungan yang harmonis dan hubungan dengan masyarakat
sekitarnya cukup harmonis
3. Reproduksi
Setelah bercerai dengan suami Ny.A tidak mempunyai keinginan untuk menikah
menikah lagi dan ingin fokus untuk mengurus anak-anaknya
4. Fungsi Ekonomi
Pendapatan utama keluarga ini adalah dari Ny.A yang memiliki usaha wiraswasta.
Penghasilan yang didapatkan perbulannya tidak menentu.menurut pengakuan keluarga
penghasilan tiap bulan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari-hari.
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Dalam hal kesehatan keluarga,Ny.A tidak mengetahui makanan yang tepat untuk
dirinya sendiri. Selain itu keluarga lebih memfokuskan pengobatan tradisional
dibanding pemeriksaan medis secara menyeluruh. Jika ada yang sakit biasanya hanya
dibelikan obat warung saja atau obat tradisional yang telah diketahui secara turun-
temurun.
1.1.1. Komposisi jenis makanan sehari-hari
Ketersediaan
Komposisi Selalu ada kadang-kadang Tidak pernah
a. Makanan pokok 
b. Lauk-pauk
- protein hewani 
- protein nabati
c. Sayuran 
d. Buah-buahan 
e. Susu 

Penyajian makanan dalam keluarga tertutup terdapat makanan seperti seperti ikan kan,
daging, dan juga sayur-sayuran yang tinggi purin seperti kol dan jamur.untuk air minum
keluarga memasak air dulu sebelum dikonsumsi, kebiasaan keluarga dalam mengelola
makanan yaitu dipotong dulu baru dicuci, keluarga dalam makan sendiri-sendiri.
Pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur Keluarga.Ny A tidak sering tidur siang, Keluarga Ny.A
memiliki kamar masing-masing.
Untuk kebutuhan rekreasi keluarga Ny.A jarang melakukan rekreasi dengan alasan pekerjaan.
Untuk pemenuhan kebersihan diri keluarga Ny.A mandi 2-3 kali sehari, sikat gigi dua kali
sehari, cuci rambut 2 kali dalam seminggu, mereka menggunakan sabun mandi, odol dan
shampo.

E. STRESSOR DAN KOPING


1. Stressor yang dihadapi keluarga saat ini (actual atau resiko)
Ny.A mengatakan tidak mengetahui komposisi makanan yang tepat dan cara
menyiasati gejala asam urat nya yang sering kambuh.An.J terlihat sehat, An.M terlihat
ceria dalam kesehariannya.
2. Koping keluarga
keluarga hanya mengatasi dengan memenuhi kebutuhan gizi semampunya dengan
kondisi ekonomi yang cukup.

3. Strategi koping yang digunakan


Ny.A membantu mengatasi keuangan keluarga dengan ikut bekerja sebagai penjual
makanan ringan

G. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Keluarga Ny.A tinggal di rumah sendiri, berukuran 13x12 m²,luas pekarangan kurang
lebih 6 m²,atap rumah seng,mempunyai ventilasi,cahaya masuk pada siang hari,
mempunyai penerangan listrik,lantai kayu,kondisi rumah bersih.

1.1. Keadaan bagian rumah

Keadaan rumah
Bagian Rumah Tidak ada Kotor Bersih
a. Halaman 
b.. Ruang tamu 
c. Ruang tidur 
d. Ruang makan 
e. Dapur 
f. Kamar mandi 
g. WC 

Catatan : (factor-faktor resiko bahaya fisik)

1.2. Denah rumah (dengan ukurannya dan mata angin)


2. Pengolahan sampah
Keluarga Ny.A memiliki tempat sampah yang tetap, Ny.A mengatakan apabila
sampahnya sudah banyak Ny.A mengolah sampah dengan cara membakar nya di
belakang rumah.

3. Sumber air
Keluarga Ny.A mempunyai sumur sebagai air yang menggunakan mesin pompa air,
untuk air minum keluarga Ny.A minum air galon.

4. Jamban Keluarga
Keluarga Ny.A mempunyai 2 wc sendiri,Jarak dari tempat penampungan dengan sumber
air >10 m.

H. FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS KESEHATAN

Di desa tempat keluarga Ny.A mempunyai perkumpulan kegiatan


kemasyarakatan/sosial seperti PKK,pertanian dll,terdapat pelayanan kesehatan yaitu
poskesdes,dan posyandu yang dapat ditempuh dengan jalan kaki.

H. PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

No. Pemerik Ny.A An.J An.M


saan
fisik
1. Keadaa Baik,tidak tampak gemuk Baik,tampak kurus Baik,cukup gemuk
n umum
2. Tanda-
tanda
vital 120/80 mmHg 110/70 120x80
TD : 100x/menit 94x/menit 84x/menit
mmHg 36°c 36,5°c 36°c
Nadi : 22x/menit 22x/menit 24x/menit
x/menit
Suhu
:•c
RR
:x/menit
3. Kepala Kepala simetris,kulit Bentuk simetris, bersih, Bentuk simetris,
kepala rambut warna hitam. rambut warna hitam.
bersih,tidakberketombe, Tidak ada Tidak ada kelenjar
rambutsedang,mata kelenjar getah bening. getah bening, mata
simetris,kongjungtiva Mata simetris konjungtiva
agak pucat.Hidung simetris,konjungtiva agak pucat tidak ada
simetris,tidak ada agak pucat. telinga nyeri tekan
sekret,tidak ada simetris, tidak ada nyeri
pembesaran polip,terlihat tekan
gigi agak ada hitam-
hitam,terkadang merasa
sakit gigi,telinga
simetris,bersih tidak ada
nyeri tekan
4.Leher Tidak ada nodul, tidak ada Tidak ada nodul, tidak Tidak ada nodul, tidak
pembesaranVena ada pembesaran Vena ada pembesaran Vena
jugularis, tidak ada jugularis, tidak ada jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tiroid tiroid.
Dada bentuk simetris, tidak ada dada tampak simetris, Dada tampak simetris,
nodul, tidak ada nyeri tidak terdengar suara tidak terdengar suara
tekan, perkusi terdengar nafas tambahan, tidak tambahan,tidak ada
resonan pada paru, dan ada lesi dan lesi dan
redup pada jantung. pembengkakan pembengkakan
Auskultasi terdengar
vesikuler
Abdom Tidak ada ascites, Tidak ada asietes, tidak Tidak ada Asietes,
en peristaltic terdengar ada nyeri tekan tidak ada nyeri tekan
10x/menit, perkusi
terdengar redup, tidak
kembung, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
pembesaran hati dan limpa
Ekstre Simetris,lengkap,terkadan Tidak ada oedema Tidak ada oedema
mitas g ada nyeri, terkadang ada pergerakan baik pergerakan baik
edema(Kebutuhan
biologis Ny.A)(Gangguan
mobilitas fisik)Ny.Aterasa
agak susah berdiri jika
sudah terlalu lama duduk,
berjalan agak pincang
akibat rasa nyeri yang
dialaminya.
PEDOMAN PENJAJAKAN II

1. Masalah kesehatan keluarga : Ny.A tidak mengetahui tentang


makanan yang sehat untuk dirinya sendiri.
2. Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan yang tepat : Ny.A tidak mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
anggota keluarga karena keterbatasan pengetahuan.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
bila ada anggota keluarga yang sakit biasa dibelikan obat di warung saja dan hanya
disuruh istirahat.
4. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
: keluarga tinggal di rumah berukuran 13x12 m² dengan ventilasi dan pencahayaan yang
cukup sehingga lingkungan sehat.
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan :
kesehatan belum baik dikarenakan kurangnya pengetahuan.

Bulukumba

Kelompok 4
FORMAT ANALISA DATA DAN
PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

KELUARGA Ny.A

No Data Fokus Masalah Kemungkinan


Etiologi
1.  Ny.A mengatakan Nyeri akut pada keluarga
bahwa dirinya sering Ny.A
mengalami nyeri di
lutut sebelah kanan.
 Ny.A mengatakan
selama ini belum
pernah memeriksakan
asam urat nya dan
belum pernah
mendapat informasi
mengenai penyakit
asam urat
 Ny.A mengatakan
tidak mengetahui
kadar asam urat dalam
darahnya tinggi
 Ny.A mengatakan
akibat dari nyeri lutut
yang dialaminya
menjadi sulit untuk
berdiri apabila dari
posisi duduk.
Do :
nampak adanya
tonjolan pada
bagian yang
terkena gout
arthritis.
P: ketika banyak melakukan
aktivitas
Q : seperti ditusuk-tusuk
jarum
R : di sekitar lutut kanan
terasa nyeri
S : 2 (nyeri sedang)
T : selama 5-8 menit
Lutut Ny.A tampak
kemerahan dan bengkak

2. DS : Hambatan mobilitas fisik


pada Ny.A
 Ny.A dan keluarga
tidak tahu bagaimana
cara merawat pasien
yang menderita asam
urat.
 Keluarga hanya
mengatakan melarang
Ny.A makan jeroan.
 Ny.A sering
mengkonsumsi
makanan yang
mengandung zat purin
seperti daun ubi
Do :
Lutut kanan Ny.A
terlihat
bengkak, dapat
berjalan tetapi
agak lemah
Ny.A mengeluh
kalau sendi-
sendinya terasa
nyeri, kebas
dan sering
kesemutan
sudah hampir 6
bulan

3. Defisiensi pengetahuan
DS: pada keluarga Ny.A
 Ny.A mengatakan
tidak mengetahui
kadar asam urat dalam
darahnya
 Keluarga tidak tahu
kalau dengan minum
air putih dapat
menurunkan kadar
asam urat
Do:
 Klien dan keluarga
tampak banyak
bertanya tentang
penyakit yang diderita
oleh Ny.A
FORMAT PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1.Diagnosa Keperawatan: nyeri akut pada Ny.A

No Kriteria Perhitunga Skor Justifikasi

n
1 Sifat Masalah : 3/3 x1 1 Ny.A mengeluh nyeri pada lutut sebelah
*). Aktual kanan, sedangkan nyeri pada bagian
lutut, tanda dan gejala tersebut seperti
asam urat, namun ny.A belum pernah
memeriksakan asam uratnya, bila tidak
segera ditangani akan menjadi
komplikasi lain.
2. Kemungkinan 1/2x2 1 Keluarga Ny.A ingin mengetahui
masalah untuk tentang penyakit Ny.A tapi masih
dirubah terlihat ragu dengan fasilitas yang ada,
*). Mudah sehingga belum pernah mengecek kadar
asam uratnya
3. Potensi pencegahan 2/3x1 2/3 masalah masih dapat dicegah agar tidak
masalah berlanjut, ke komplikasi lain, tapi Ny.A
*). Sedang dan keluarga masih ragu bagaimana
merawat Ny.A, sedangkan Ny.A belum
pernah memeriksakan asam uratnya dan
belum pernah mendapat informasi
mengenai penyakit asam urat yang
dialaminya.
4. Menonjolkan masalah 2/2x1 1 Menurut keluarga, penyakit asam urat
*). Masalah dirasakan yang dialami Ny.A harus segera diatasi,
dengan ada karena rasa nyeri yang luar biasa, dan
upaya aktivitas juga menjadi terganggu.

Total Skor 3 2/3


2.Diagnosa keperawatan 2 : Gangguan mobilitas fisik pada keluarga Ny.A

No. Kriteria Perhitungan Skor Justifikasi


1. Sifat masalah : 2/3x1 2/3 Masalah mobilitas fisik yang dialami
*) ancaman Ny.A, asam urat menyebabkan Ny.A
menjadi sulit berdiri apabila dari posisi
duduk, dan menghambat aktivitas
Ny.A. itu juga membuat Ny.A sulit
melakukan pekerjaan rumah, dan bila
tidak segera ditangani akan
menimbulkan resiko cedera pada
keduanya.
2. Kemungkinan 1/2x2 1 Keluhan Ny.A yang sulit berdiri
masalah untuk menyebabkan sulit untuk berdiri
dihadapi menyebabkan sulit untuk bergerak dan
*) Mudah beraktivitas. Meskipun keluarga masih
terlihat ragu, namun keingintahuan
keluarga untuk mencegah masalah
dapat segera diatasi.
3. Potensi pencegahan 2/3x1 2/3 Beberapa metode dan pengobatan dapat
masalah diterapkan untuk mengatasi
*) Cukup keterbatasan gerak Ny.A.Namun, perlu
waktu yang cukup lama untuk
memulihkan keadaan Ny.A.
4. Menonjolkan masalah 2/2x1 1 keluarga merasakan keluhan tersebut
*)Harus segera di sangat menggangu aktivitas dan
atasi pekerjaan rumah menjadi
terbengkalai,sehingga bagi mereka,
sangat diperlukan tindakan serius untuk
mengatasi masalah mobilitas fisik
Ny.A
Total skor: 2 4/3

3.Defisiensi Pengetahuan Kelurga Ny.A

No. Kriteria Perhitungan Skor Justifikasi


1. Sifat masalah 3/3x1 1 Masalah kurangnya pengetahuan pada
*) Aktual keluarga Ny.A, tentang beberapa
penyakit yang diderita anggota
keluarga, sudah disadari Ny.A dan
anggota keluarga lainnya. Namun
mereka sangat ingin tahu u tentang
penyakit yang dialami anggota
keluarga mereka.
2. Kemungkinan 1/2 x2 1 Ketidaktahuan Ny.A,dan anggota
masalah untuk di keluarga lainnya dapat dicegah dengan
cegah memberikan pengetahuan dan
*) Sebagian pendidikan kesehatan melalui
penyuluhan yang dilakukan oleh tim
kesehatan.
3. Potensi masalah untuk 2/3x1 2/3 Ny.A mengatakan bahwa selama ini
di cegah belum pernah memeriksakan keadaan
*) Cukup asam urat nya, dan belum pernah
mendapatkan informasi tentang asam
urat, sehingga diperlukan penyuluhan
tentang penyakit yang diderita Ny.A
dan anggota keluarga lain.
4. Menonjolkan masalah 1/2x1 1/2 Menurut Ny.A dan anggota keluarga,
*) tidak segera di atasi tentang ketidaktahuan mereka dengan
penyakit Ny.A dan anggota keluarga
lain, tidak harus segera diatasi.
Total skor : 2 7/6

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No. Diagnosis keperawatan Skor


1. Nyeri akut pada Ny.A berhubungan dengan 3 2/3
ketidakmampuan keluarga Ny.A dalam merawat
anggota keluarga yang sakit ( Asam urat)
2. Hambatan mobilitas fisik Ny.A berhubungan 2 4/3
dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan keluarga.
3. Defisiensi pengetahuan Ny.A berhubungan 2 7/6
dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan keluarga.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA DS DO

1. Nyeri akut berhungan dengan nyeri - Mengeluh nyeri - Tampak meringis


lutut yang dialami - Bersikap protektif
(posisi menghindari
nyeri)
- Gelisak

2. Gangguan Mobilitas Fisik - Mengeluh sulit - Kekuatan otot


berhubungan dengan sulit untuk menggerakkan menurun
berdiri apabila dari posisi duduk estremitas - Rentang gerak
(ROM) menurun

3. Defisit Pengetahuan tentang - Menanyakan masalah - Menunjukkan


(Spesifikkan) berhungan dengan yang di hadapi persepsi yang keliru
kurangnya pengetahuan atau terhadap masalah
informasi tentang penyakit yang di
derita
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan antara teori dan kasus, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengkajian secara teori dan kasus aspek yang dikaji sama, data yang

diperoleh berbeda karena pada kasus disesuaikan dengan kondisi

keluarga, tidak ada faktor penghambat dalam melakukan

pengkajian,sedangkan

2. faktor pendukungnya yaitu keluarga sangat kooperatif dan dapat bekerja

sama dengan perawat.

3. keperawatan yang ditemukan pada kasus berdasarkan tipologi

yaitu aktual, sedangkan diagnosa resiko dan potensial tidak ditemukan

dikarenakan tidak ada data yang menunjang. Pada tahap ini penulis tidak

mengalami hambatan karena keluarga sangat kooperatif Penentuan

Masalah yang dibuat sesuai dengan kriteria pada teori,

4. sedangkan skor disesuaikan dengan kondisi keluarga. Dalam

memprioritaskan masalah keperawatan tidak ditemukan adanya

hambatan akrena keluarga sangat kooperatif.

5. perencanaan yang direncanakan adalah meningkatkan pengetahuan

keluarga sesuai dengan tindakan fungsi, perawat hanya dapat

merencanakan untuk meningkatkan fungsi kognitif dengan memberikan

informasi kepada keluarga terkait masalah yang dihadapi keluarga.

6. afektif dan perilaku tidak direncanakan karena keterbatasan waktu.

Dalam perencanaan penulis tidak menemukan hambatan, keluarga


sangat kooperatif dan mau bekerjasama.

7. tahap pelaksanaan tidak ditemukan adanya hambatan baik dari keluarga

maupun perawat seperti tercantum dalam teori. Pelaksanaan tindakan

disesuaikan dengan kondisi keluarga dan memperhatikan faktor

penghambat dalam teori.


DAFTAR PUSTAKA

Krisnatuti dan Rina. (2006). Perencanaan Menu Untuk Penderita Gangguan

Asam Urat,edisi 12 Jakarta: Penebar swadaya.

Alexander,2010 Developments in The Scientific and Clinical Understanding of

Gout Artritis.

Bruuey & Suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.

Darmojo, Boedhi dan Martono, H.Hadi. (1999). Olah Raga dan Kebugaran

Pada Lanjut Usia. Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit

Universitas Indonesia.

LeMone, P, & Burke. (2001). Medical Surgical Nursing : Critical Thinking In

Client Care. (4thed). Pearson Prentice Hall: New Jersey

Anda mungkin juga menyukai