Anda di halaman 1dari 75

Laporan Kasus Kelolaan

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan lansia Di


desa mekarsari wilayah kerja puskesmas
penimbung Lombok barat

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Oleh :

ZUKRON AULA

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2020/2021
Laporan Kasus Kelolaan
Asuhan Keperawatan Keluarga

Disusun oleh :

Zukron Aula

PEMBIMBING

Ns.RAHMANI RAMLI M,Ph


KATA PENGANTAR

Tiada kata paling indah dan paling mulia yang patut


penulis panjatkan kepada Allah SWT kecuali rasa syukur atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Asuhan Keperawatan Keluarga yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Ny. M Dengan Hipertensi di Wilayah
Kerja Puskesmas Mpunda Kota Bima. Dalam menyelesaikan asuhan
Keperawatan Keluarga ini penulis sadari sepenuhnya sangat
banyak
kesulitan yang dialami, namun berkat Allah SWT yang
senantiasa memberikan
petunjuk-Nya dan keyakinan pada kemampuan diri sendiri
sehingga segala hambatan yang penulis hadapi dapat teratasi.
Terimakasih yang tak ternilai penulis ucapkan Kepada
keluarga dan teman-teman penulis yang sangat penulis sayangi
atas segala doa dan kasih sayang yang tak henti-hentinya
tercurahkan demi keberhasilan penulis.
Akhir kata, semoga asuhan Keperawatan Keluarga ini
dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi pengembangan
ilmu pengetahuan dan peneliti selanjutnya di Sekolah Tinggi
Kesehatan (STIKES) Mataram serta kiranya Allah SWT selalu
memberi rahmat kepada kita semua. Amin.

Bima, Agustus 2020


Penulis

Anita Raj Alfan Putri


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................iii
DAFTAR ISI........................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................1
B. TUJUAN........................................................1
C. MAANFAAT......................................................1
BAB II KONSEP DASAR................................................2
A. KONSEP DASAR KELUARGA.........................................2
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA............................4
C. KONSEP DASAR PENYAKIT.........................................9
BAB III LAPORAN KASUS.............................................13
A. PENGUMPULAN DATA.............................................13
B. ANALISA DATA.................................................20
C. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................20
D. SKALA PRIORITAS..............................................21
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN.................................23
F. TINDAKAN DAN EVALUASI KEPERAWATAN............................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................27
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara
asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi
sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara
empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat
berhubungan atau signifikan.
Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil
sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada
dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga
merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem
sosial manusia. Suasana keluarga yang kondusif akan
menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam
keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai
dasar kehidupan masyarakat.
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak
IPTEK berkembang secara pesat, baik yang bersifat
positif maupun negatif. kehidupan keluargapun banyak
mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai
keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini,
yang ditandai dengan modernisasi dan globalisasi, banyak
pihak yang menilai bahwa kondisi kehidupan masyarakat
dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga
(Setiawati, 2009).
Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya
sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat.
Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai
dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang
baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka
seyogyanya dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008).
Menurut Friedman (1998:54), Proses keperawatan
merupakan pusat bagi semua tindakan keperawatan, yang
dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam
kerangka referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau
falsafah.
Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
menurut Effendi (2004) dengan melalui membina hubungan
kerjasama yang baik dengan keluarga yaitu dengan
mengadakan kontrak dengan keluarga, menyampaikan maksud
dan tujuan, serta minat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan keluarga, menyatakan
kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan – kebutuhan
kesehatan yang dirasakan keluarga dan membina komunikasi
dua arah dengan keluarga.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar keluarga dan
mengintegrasikannya ke dalam praktek keperawatan
keluarga.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar keluarga
b. Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan keluarga.

C. MAANFAAT
Keluarga dapat mengetahui cara pencegahan,
perawatan, penyebab, tanda dan gejala, serta pertolongan
pertama yang dilakukan jika mengalami Hipertensi.
BAB II
KONSEP DASAR

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan
emosional, serta individu mempunyai peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga
(Friedman dalam Achjar, 2010).
Menurut Bailon dan Maglaya, Keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup
dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu
sama lainya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
2. Karakteristik keluarga
Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga
sebagai berikut :
a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang di
ikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau
jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu
sama lain.
c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan
masing-masing mempunyai peran sosial: suami,
istri, anak, kakak, dan adek.
d. Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan
mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.
3. Bentuk / Type Keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunannya, adopsi atau
keduanya.
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-
nenek, paman bibi).
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang bentuk terbentuk dari
pasangan yang bercerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua
dengan anak-anak akibat perceraian atau
ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried
teenage mother).
Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang
tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the single
adult living alone.
f. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya
(the non marital heterosexsual cobabiting
family)
g. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang
berjenis kelamin sama (gay and lesbian family).
h. Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang
terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
i. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar
(extended family), karena masyarakat Indonesia
terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu
kominiti dengan adat istiadat yang sangat kuat
(Depkes RI dalam Achjar, 2010).
4. Struktur keluarga 

Menurut APD Salvari (2013), struktur keluarga sebagai


berikut :
a. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang
terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang
terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang
tinggal bersama keluarga saudarah istri.
d. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang
tinggal bersama keluarga saudarah suami.
e. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa anak saudara
yang menjadi bagaian keluarga karna adanya
hubungan dengan suami istri.
5. Fungsi Keluarga
Menurut Achjar (2010), fungsi keluarga adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli
terhadap anggota keluarga yang sakit akan
mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya
partisipasi dari anggota keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit.
b. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain.
Tidak ada batasan dalam bersosialisasi bagi
penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi
kesembuhan penderita asalkan penderita tetap
memperhatikan kondisinya. Sosialisasi sangat
diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi
penderita.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan
generasi dan menjaga kelangsungan keluarga dan
juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi
secara universal, diantaranya : seks yang
sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada
anak sangat penting.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian dan
tempat untuk berlindung ( rumah) dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan
kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
6. Ciri-ciri keluarga
a. Terorganisir adalah : saling berhubungan,
saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan adalah : setiap anggota
memiliki kebebasan, tetapi mereka juga
mempunyai keterbatasan dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan adalah : setiap
anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsi-
masing-masing (APD Salvari, 2013).
7.  Tugas keluarga di bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
keluarga mempunyai tugas di dalam bidang kesehatan
yang perlu di pahami dan dilakukan.
Ada 5 tugas keluarga  dalam bidang kesehatan yang
harus di lakukan( Fridman dalam Achjar, 2010).
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
perubahan sekecil apapun yang di alami anggota
keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian
dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera di catat
kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan
seberapa perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya
keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siap diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga maka segeralah melakukan
tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi atau bahkan bisa teratasi. Jika
keluarga mempuyai keterbatasan agar meminta
bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang
sakit  atau yang tidak dapat membatu dirinya
sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah.
Perawat ini dapat di lakukan di rumah apabila
keluarga mempunyai kemampuan melakukan tindakan
untuk pertolongan pertama atau ke pelayanan
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi
(Suparyanto , 2012).
d. Memodifikasi lingkungan keluarga seperti
pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya
pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga,
upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan
keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam
menata lingkungan dalam dan luar rumah yang
berdampak pada kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas
kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
keberadaan fasilitas kesehatan yang ada,
keuntungan keluarga terhadap pengunaan fasilitas
kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau
oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik
dipersepsikan keluarga (Achjar, 2010).

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


Friedman (1998: 55) menjelakan proses asuhan
keperawatan keluarga terdiri dari lima langkah dasar
meliputi :
1. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004:29) pengkajian adalah
suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keluarga
yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai
dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan
menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan
sehari-hari), lugas dan sederhana (Suprajitno:
2004).
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian
meliputi pengumpulan informasi dengan cara
sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian
keluarga, diklasifikasikan dan dianalisa
(Friendman, 1998: 56)
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur,
pekerjaan, tempat tinggal, dan  tipe
keluarga.
2) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga:
a) Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis
makanan yang dikosumsi oleh Keluarga.
Untuk penderita stroke biasanya
mengkonsumsi makanan yang bayak
menandung garam, zat pengawet, serta
emosi yang tinggi.
b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan merupakan faktor
yang penting dalam penggelolaan
penyakit stroke fase rehabilitasi
terutama ahli fisiotherapi.
c) Pengobatan tradisional
Karena penderita stroke memiliki
kecenderungan tensi tinggi, keluarga
bisa memanfaatkan pengobatan
tradisional dengan minum air ketimun
yang dijus sehari dua kali pagi dan
sore.
3) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga
mempengaruhi keluarga dalam mengenal
hipertensi beserta pengelolaannya.
berpengaruh pula terhadap pola pikir 
dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga
berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada
angota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena hipertensi.
Menurut (Effendy,1998) mengemukakan
bahwa ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit
salah satunya disebabkan karena tidak
seimbangnya sumber-sumber yang ada pada
keluarga.
4)  Tingkat perkembangandan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat
keluarga mulai lahir hingga saat ini.
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian
serta pengalaman kesehatan yang unik atau
berkaitan dengan kesehatan yang terjadi
dalam kehidupan keluarga yang belum
terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis
seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.
5) Aktifitas
Aktifitas fisik yang keras dapat menambah
terjadinya peningkatan tekanan darah.
Serangan hipertensi dapat timbul sesudah
atau waktu melakukan kegiatan fisik, seperti
olah raga (Friedman, 1998:9).
6) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik
yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat
mengurangai faktor penyebab terjadinya
cedera pada penderita stroke fase
rehabilitasi.
b) Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad
kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan.
Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi
derajat kesehatan tidak terkecuali pada
hipertensi
7) Struktur Keluarga
a) Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi
perawat dengan pasien adalah berdasarkan
komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik
merupakan suatu tekhnik diman usaha
mengajak pasien dan keluarga untuk
bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik
tersebut mencakup ketrampilan secara
verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi
dalam kondisi kesehatan, kekuasaan yang
otoriter dapat menyebabkan stress
psikologik yang mempengaruhi dalam
tekanan darah pasien stroke.
c) Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga
menerima dan konsisten terhadap peran
yang dilakukan, maka ini akan membuat
anggota keluarga puas atau tidak ada
konflik dalam peran, dan sebaliknya bila
peran tidak dapat diterima dan tidak
sesuai dengan harapan maka akan
mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
8) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga yang tidak menghargai anggota
keluarganya yang menderita hipertensi,
maka akan menimbulkan stressor tersendiri
bagi penderita. Hal ini akan menimbulkan
suatu keadaan yang dapat menambah
seringnya terjadi serangan hipertensi
karena kurangnya partisipasi keluarga
dalam merawat anggota keluarga yang sakit
(Friedman, 1998).
b) Fungsi sosialisasi
Keluarga memberikan kebebasan bagi
anggota keluarga yang menderita stroke
dalam bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi
sepi. Keadaan ini mengancam status emosi
menjadi labil dan mudah stress.
c) Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi
mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah.
9) Pola istirahat tidu
Istirahat tidur seseorang akan terganggu
manakala sedang mengalami masalah yang belum
terselesaikan.
10) Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Sebagaimana prosedur pengkajian yang
komprehensif, pemeriksaan fisik juga
dilakukan menyeluruh dari ujung rambut
sampai kuku untuk semua anggota keluarga.
Setelah ditemukan masalah kesehatan,
pemeriksaan fisik lebih terfokuskan.
11) Koping keluarga
Bila ada stressor yang muncul dalam
keluarga, sedangkan koping keluarga tidak
efektif, maka ini akan menjadi stress
anggota keluarga yang berkepanjangan.

2. Diagnosa keperawatan
Menurut APD Salvari, (20013) Diagnosa  keperawatan
adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual
individu. Perawat secara legal dapat
mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah
keperawatan. Kolaburasi dan koordinasi dengan
anggota tim lain merupakan keharusan untuk
menghindari kebingungan anggota akan kurangnya
pelayanan kesehatan.
Dalam diagnosa  keperawatan meliputi sebagai
berikut :
a. Problem atau masalah
Suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga aatau
anggota keluarga.
b. Etiologi
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah
dengan mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang
tepat.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang
sakit.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di
masyarakat.

Secara umum faktor-faktor  yang berhubungan atau


etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga
adalah :
a) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan,
pemahaman, kesalahan persepsi).
b) Ketidakmauan (sikap dan motivasi).
c) Dan ketidak mampuan (kurangnya keterampilan
terhadap suatu prosedur atau tindakan,
kurangnya sumber daya keluarga baik
finansial, fasilitas, system pendukung,
lingkungan fisik dan psikologis).
c. Symtom
Sekumpulan data subyektif dan objektif yang
diperoleh perawatan dari keluarga secara
langsung atau tidak langsung.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga
dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1) Diagnosis actual adalah masalah keperwatan
yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dari perawat dengan
cepat.
2) Diagnosis resiko / resiko tinggi adalah
masalah keperawatan yang belum terjadi,
tetapi tanda untuk menjadi masalah
keperawatan actual dapat terjadi dengan
cepat apabila tidak segera mendapat bantuan
perawat.
3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan
sejahtera dari keluarga ketika keluarga
telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Prioritas Diagnosa Keperawatan


Proses scoring menggunakan skala yang telah
dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya, 1978.
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah : 1
·         Tidak/kurang sehat. 3
·         Ancaman kesehatan. 2
·         Krisis atau keadaan 1
sejahtera.
2 Kemungkinan masalah dapat 2
diubah : 2
·         Dengan mudah. 1
·         Hanya sebagian. 0
·         Tidak dapat.
3 Potensial masalah untuk 1
dicegah : 3
·         Tinggi. 2
·         Cukup. 1
·         Rendah.
4 Menonjolnya masalah : 1
·         Masalah  berat harus 2
segera ditangani 1
·         Ada masalah, tetapi
tidak perlu harus segera 0
ditangani
·         Masalah tidak
dirasakan

Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnose


keperawatan:
1) Tentukan skor untuk setiap criteria yang
dibuat.
2) Selanjutnya dibagi dengan angka yang
tertinggi dan dikalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria (skor
tertinngi sama dengan jumlah bobot, yaitu 5).
3. Perencanaan Keperawatan  keluarga
Menurut APD Salvari (2013), Rencana
keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan
dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan
yang sering muncul.
Langkah-langkah dalam rencana keperawatan
keluarga adalah :
a. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan
tujuan akhir yang akan dicapai melalui
segala upaya, dimana masalah (Problem)
digunakan untuk merumuskan tujuan akhir
(TUM)
b. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih
spesifik atau lebih terperinci tentang
hasil yang diharapkan dari tindakan
perawatan yang akan dilakukan, dimana
penyebab (Etiologi) digunakan untuk
merumuskan tujuan (TUK).
c. Menentukan pendekatan dan tindakan
keperawatan yang akan dilakukan.
Dalam memilih tindakan keperawatan sangat
tergantung kepada sifat masalah dan sumber-
sumber yang tersedia untuk memecahkan
masalah.
d. Menentukan kriteria dan standart criteria
Kriteria merupakan tanda atau indicator
yang digunakan untuk mengukur pencapaian
tujuan, sedanhgkan standart menunjukkan
tingkat performance yang diinginkan untuk
membandingkan bahwa perilaku yang menjadi
tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.
Standart mengacu kepada lima tugas keluarga
sedangkan kriteria mengacu kepada 3 hal, yaitu
:
1) Pengetahuan (Kognitif)Intervensi
Ini ditujukan untuk memberikan
informasi, gagasan, motivasi, dan saran
kepada keluarga sebagai target asuhan
keperawatan keluarga.
2) Sikap (Afektif)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu
keluarga dalam berespon emosional,
sehingga dalam keluarga terdapat sikap
terhadap masalah yang dihadapi
3)  Tindakan (Psikomotor)
Intervensi ini ditujukan untuk membantu
anggota keluarga dalam perubahan
perilaku yang merugikan keperilaku yang
menguntungkan.
Hal penting dalam penyusunan rencana asuhan
keperawatan adalah :
a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah
dan mempunyai jangka waktu yang sesuai
dengan kondisi klien.
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan
sumber daya dan dana yang dimiliki oleh
keluarga dan mengarah kepada kemandirian
klien sehingga tingkat ketergantungan
dapat diminimalisasi.
d. Pelaksanaan.
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap
dari proses keperawatan keluarga dimana
perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk
mendapatkan perbaikan ke arah perilaku
hidup sehat. Pelaksanaan tindakan
keperawatn keluarga didasarkan kepada
asuhan keperawatan yang telah disusun.
e. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang
membandingkan antara hasil, implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah
ditetapkan untuk melihat keberhasilan
bila hasil dan evaluasi tidak berhasil
sebagian perlu disusun rencana
keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan, yaitu :
1) Evaluasi formatif (proses)
Adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan dan
bertujuan untuk menilai hasil
implementasi secara bertahap sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan, system
penulisan evaluasi formatif ini
biasanya ditulis dalam catatan
kemajuan atau menggunakan system SOAP.
2) Evaluasi sumatif (hasil)
Adalah evaluasi akhir yang bertujuan
untuk menilai secara keseluruhan, sistem
penulisan evaluasi sumatif ini dalam
bentuk catatan naratif atau laporan
ringkasan.

C. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada
tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan
dibestolik 120 mmHg (Sharon, L. Rogen. 1996).
Hepertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan
tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih (Barbara
Hearrison, 1999).
2. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab
yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon
peningkatan cardia autput atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya
Hipertensi :
Genetic : Respon neorologi terhadap stres atau
kelainan arteri atau transportnya
Obesitas : Terkait dengan kadar insulin yang
tinggi yang menyebabkan tekanan darah
meningkat.
Stress lingkungan : Hilangnya elatisitas jaringan dan
arteria sclerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh-pembuluh darah
( Arif Mansjoer, 2000 )
Berdasarkan epiologinya hipertensi di bagi menjadi dua
golongan yaitu :
a. Hipertensi Esensial ( Primer )
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang
mempengaruhi seperti genitika, lingkungan,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpotik,
obesitas, merokok dan stress
b. Hipertensi Sekunder
Dapat di akibatkan karena penyakit parankim renal
vascular renal, penggunaan kontrasepsi aral yaitu
Pil, gangguan endokrin, dan lain-lain. (Arif
mansjoer, 2000)
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada Klien dengan hipertensi
adalah meningkatkan tekanan darah > . 140 / 90
mmNg, sakit kepala, epetoksis, pusing / migrant,
rasa berat di tengkung, sukar tidur, mata
berkunang-kunang, lemah dan celah muka pucat dan
suhu tubuh rendah ( Arif Mansjoer, 2000 )
4. Patofisiologi

Obesitas

Pengumpulan lemak
Arteriskterosis

Penyempitan pembuluh darah hilngnya elastisitas


pembuluh darah

Aliran darah kejantung me

Peningkatan tekanan ketidak seimbangan


suplai dan
vaskuler serebral
kebutuhan O2

Nyeri Akut kelemasan


umum
( sakit kepala)

Intolentransi
aktivitas pola hidup
Menonton

( Arif Mansjoer 2000 )


5. Penata Laksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar di
bagi menjadi dua jenis penatalaksanaan :
a. Penatalaksanaan non farmakologis.
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah di
barengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
plasma dan kadar adostrogen alam plasma.
2) Aktifitas
Klien di sarankan untuk berpartisipasi pada
kegiatan dan di sesuaikan dengan batasan medis
dansesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging bersepeda dan berenang.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang di
perhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
intervensi yaitu :
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan
atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4) Tidak menimbulkan intoleransi
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau
oleh kelayen.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada Klien
hipertensi sepereti golongan diuretic, golongan
betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Hb: untuk mengkaji anemia, jumlah sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas).
b. BUN: memberi informasi tentang fungsi ginjal.
c. Glukosa: mengkaji hiperglikemi yang dapat
diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin
(meningkatkan hipertensi).
d. Kalsium serum
e. Kalium serum
f. Kolesterol dan trygliserid
g. Px tyroid
h. Urin analisa
i. Foto dada
j. CT Scan
k. EKG
7. Pelaksanaan
Pencegahan Primer:
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah
diatas rata-rata, adanya hipertensi pada anamnesis
keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan
konsumsi garam yang berlebihan dianjurkan untuk:
a. Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk
menjaga agar tidak terjadi hiperkolesterolemia,
Diabetes Mellitus, dsb.
b.Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c.Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi
rendah garam.
d.Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
Pencegahan sekunder:
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah
diketahui menderita hipertensi berupa:
a. Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik
dengan obat maupun dengan tindakan-tindakan seperti
pada pencegahan primer.
b. Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat
terkontrol secara normal dan stabil mungkin.
c. Batasi aktivitas.
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS UMUM KELUARGA

1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn”M”

Umur : 64 Tahun

Agama : Islam

Suku : Sasak

Pendidikan : D1

Pekerjaan : Pensiunan

Alamat : dusun lingkuk waru desa mekarsari


kecamatan gunung sari kabupaten
Lombok barat
2. Komposisi Keluarga

Tabel 3.1 Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub.Klg Pekj Pend

1. P 61 Tahun IRT SMP


Ny. R Istri
3. Genogram

Bagan 3.1 Genogram Keluarga

Keterangan :

: Laki-laki hidup

: Perempuan hidup

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Anggota keluarga usila

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

: Tinggal dalam satu rumah

Tn”H” adalah anak ke 2 dari 5 bersaudara dan

menikah satu kali, Tn”M” memiliki status sebagai

suami dan meiliki 5 orang anak sudah memisahkan

diri. Tn”H” tinggal serumah dengan istri yang

menderita penyakit Hipertensi dan Tn”M” sendiri

juga memiliki riwayat hipertensi.


4. Type Keluarga

a. Jenis type keluarga : Tipe Keluaga Tn “M”

adalah keluarga usila yaitu yang terdiri dari

suami, istri yang sudah tua dengan anak yang

sudah memisahkan diri

b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut :

Berdasarkan hasil wawancara terhadap keluarga

Tn. “M” bahwa tidak ada kendala atau masalah

yang terjadi dengan type keluarga tersebut.

5. Suku Bangsa

a. Asal suku bangsa : Tn. “M” mengatakan bahwa

keluarganya sama-sama berasal dari suku sasak

dan menetap di dusun lingkuk waru , NTB. Bahasa

yang digunakan adalah bahasa sasak.

b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Tn.

“M” mengatakan bila ada salah satu anggota

keluarga yang sakit maka upaya yang dilakukan

keluarga Tn. “M” adalah menangani sesuai dengan

kemampuan keluarga dan jika masih sakit maka

anggota keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas

atau ke dokter praktek.

6. Agama Dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan :

Agama yang dianut oleh keluarga Tn. “M”

adalah agama Islam dan Tn. “M” juga mengatakan

tidak ada kepercayaan yang bersifat negatif yang

dapat mempengaruhi kesehatan anggota keluarganya,


keluarga Tn. “M” sangat percaya bahwa dengan

melaksanakan sholat 5 waktu secara rutin akan

membuat jiwa tenang dan fisik pun sehat.

7. Status Sosial Ekonomi Keluarga :

a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Dalam

keluarga Tn. “M” yang mencari nafkah adalah Tn.

“M”

b. Penghasilan : Tn. “M” mengatakan penghasilan

perbulan rutin dari hasil gaji pensiun,tiap

bulan sebesar 2.600.000

c. Upaya lain : Tidak ada

d. Harta benda yang dimiliki (perabot,


transportasi, dll) : televisi, kulkas, sepeda
motor, LEmari, 1 set kursi tamu.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan setiap bulan : Tn.

“M” mengatakan dari pendapatannya perbulan

sebesar Rp 2.600.00, cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup anggota keluarga sehari-

hari.Kebutuhan yg dibutuhkan keluarga, makan Rp.

1.500.000, Listik Rp. 200.000, Beli Bensin Rp.

200.000 dan persiapan untuk kebutuhan lainnya.

8. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Tn. “M” mengatakan

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu

dengan menonton televisi bersama dirumah, rekreasi

diluar rumah kadang-kadang.


B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1) Tahap perkembangan keluarga saat(Keluarga usia

lanjut ) ini Pada tahap terakhir perkembangan

keluarga ini dimulai saat salah satu pasangan

pensiun, Dari hasil pengkajian terhadap keluarga

Tn. “M” maka keluarga Tn. “M” berada pada tahap

VIII.

Tugas perkembangan yang ditempuh keluarga adalah

a. Mempertahankan keakraban suami istri dan

saling merawat.

Tn. “M” mengatakan pada tugas ini keluarga

Tn. “M” mempertahankan komunikasi yang

terbuka ,Saling perduli dan saling menguatkan

sehingga terjalin hubungan yang harmonis

dengan istrinya, Tn “M” jg mengatakan merawat

istrinya.

b. Mempertahankan hubungan dengan anak dan

sosial masyarakat.

Tn”M” mengatakan hubungan dengan anak-anaknya

sangat baik setiap akhir pekan saling

berkumpul bersama anak-anknya,saling

menyayangi dan perduli.Tuan ‘M’ mengatakan

dilingkungan tempat tinggalnya sangat rukun

dan saling membantu apa bila anda warga yang

mengalami kesusahan.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

dan kendalanya : Dari hasil pengkajian dengan

mewawancarai kepala keluarga yaitu Tn ”M”

mengatakan tidak terlalu mengerti tentang tahap

perkembangan secara keseluruhan namun secara umum

tidak ada kendala yang berarti yang dialami dalam

tahap perkembangan keluarga, yang intinya semuanya

berjalan dengan harmonis.

3) Riwayat kesehatan keluarga inti :

a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn”M”

mengatakan bahwa Istrinya Ny”R” mengalami

tekanan darah tinggi selama beberapa tahun

terahir. Akhir-akhir ini sering merasakan kepala

pusing, kaku kuduk, mata berkunang-kunang, mual

dan muntah, nafsu makan menurun dan sudah

berobat ke puskesmas maupun dokter swasta.

b. Riwayat penyakit keturunan : Tn.“M” mengatakan

istrinyanya Ny.”R” tidak pernah dirawat dirumah

sakit dan hanya memeriksakan di puskesmas atau

dokter praktek. Dan tidak ada anggota keluarga

yang lain yang pernah menderita penyakit serupa

dengan penyakit yang dialami oleh Ny.“R”.


c. Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga :

Tabel 3.2 Riwayat Kesehatan Anggota Keluarga

Imunisasi Tindakan yang


Keadaan Masalah
No Nama Umur BB (BCG/polio/ telah
kesehatan kesehatan
DPT/HB/Campak dilakukan
1. Tn.“M” 64 Tahun 61 Kg sehat Pernah tapi Hipertensi Berobat ke
tidak lengkap puskesmas dan
dokter
praktek
5. Ny.”R” 58 Tahun 58 Kg Sehat Pernah tapi Hipertensi Berobat ke
tidak lengkap puskesmas dan
dokter
praktek
d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan

Sumber pelayanan kesehatan yang

dimanfaatkan oleh keluarga Tn. “M” adalah

puskesmas Penimbung dan sesekali ke dokter

praktek yang jaraknya tidak terlalu jauh dari

tempat tinggal.

4) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya : Tn. “M”

mengatakan istrinya Ny.”R” mengalami Hipertensi

dan orang tua dari istrinya bapanya mengalami

hipertensi.

1) PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah

a. Luas rumah : 10 x 14 m2

b. Type rumah : permanen

c. Kepemilikan : Milik sendiri

d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 Kamar

e. Ventilasi/jendela : Ada

f. Pemanfaatan ruangan : Maksimal

g. Septic tank : ada/tidak, Letak : dibelakang Rumah

h. Sumber air minum : Mesin Pompa Air (Sanyo)

i. Kamar mandi/WC : Ada

j. Sampah : Di timbun dan Bakar

limbah RT : GOT

k. Kebersihan lingkungan : Cukup bersih


2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

a. Kebiasaan : Keluarga Tn.“M” dan tetangga sebelah

rumah selalu berkumpul dalam waktu luang untuk

membicarakan keperluan masalah keluarga yang

ringan-ringan seperti membicarakan tentang

kehidupan.Karena adanya pandemik covid-19

dibatasi interaksi social serta selalu menjaga

jarak social.

b. Aturan/kesepakatan : Tidak ada aturan yang

sifatnya mengikat antara keluarga Tn.“M” dan

tetangga sekitar.

c. Budaya : Budaya yang terjalin antara keluarga

Tn.“M” dan tetangga sekitar adalah adanya sikap

saling membantu apabila ada tetangga sekitar

mengalami kesusahan.

3. Mobilitas Geografis Keluarga : Tn.“M” mengatakan

tidak pernah pindah tempat tinggal merasa nyaman

tinggal di Lingkuk waru.

4. Sistem Pendukung Keluarga : Dalam keluarga Tn.“M”

yang merawat anggota keluarga yang sakit seperti

merawat Ny.“R” adalah Ny.”R” yang dibantu oleh

anak-anaknya yang ikut menemani Ny.“R” pergi ke

Puskesmas untuk periksa dan ke Dokter praktek.


2) STRUKTUR KELUARGA

1. Pola/cara komunikasi keluarga : Komunikasi dalam

keluarga Tn.“M” sudah berfungsi karena Tn.“M”

mengatakan komunikasi dalam keluarga dilakukan

secara jujur, bersifat terbuka, pesan yang

disampaikan dari setiap anggota keluarga dapat

diterima dengan baik oleh anggota keluarga yang

lain serta menyelsaikan permasalahan dengan cara

bermusyawarah dan menyepakati hasil dari musyawarah

tersebut.

2. Struktur kekuatan keluarga : Dalam keluarga Tn.“M”

yang berperan dalam mengambil keputusan adalah

Tn.“M”, Tn.“M” selalu mengontrol, memengaruhi

ataupun mengupayakan perilaku yang sifatnya positif

anggota keluarganya.

3. Struktur peran (peran masing-masing anggota

keluarga) :

Tn.“M” sebagai kepala keluarga berperan sebagai

pencari nafkah dan pengambil keputusan utama

dalam keluarga.

4. Nilai dan norma keluarga : Nilai dan norma yang

berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai

dalam agama yang dianutnya serta norma masyarakat

disekitarnya. Keluarga ini menganggap bahwa sakit

yang diderita istrinya Ny.“R” adalah penyakitnya

orang tua yang biasa terjadi. Tapi upaya untuk


mengendalikan dan mencegah kekambuhan tetap

dilakukan dengan mengatur makanan dan segera

periksa bila dirasakan ada gangguan kesehatannya.

3) FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila

ada yang sakit langsung dibawa ke puskesmas atau

petugas kesehatan.

2. Fungsi Sosialisasi

a. Kerukunan hidup dalam keluarga : Tn.”M” sebagai

kepala keluarga selalu mengajarkan keluarganya

untuk selalu hidup rukun dan saling menghargai

diantar anggota keluarga dan tetangga sekitar.

selalu hidup rukun dalam rumah tangga.

b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Berjalan

dengan baik. Dalam keluarga Tn.“M” tercipta

interaksi dan hubungan yang baik antar anggota

keluarga.

c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan

keputusan : Dalam keluarga Tn.“M” yang dominan

dalam mengambil keputusan adalah kepala keluarga

d. Kegiatan keluarga waktu senggang : Berkumpul

bersama dan sesekali membuat jajan untuk

dinikmati bersama sambil menonton Televisi.


e. Partisipasi dalam kegiatan sosial : menurut

informasi yang didapat dari keluarga Tn.“M”

bahwa keluarga terbilang aktif dalam kegiatan

sosial, itu ditandai dengan peran aktif dari

semua anggota keluarga dalam mengikuti kegiatan

sosial seperti gotong royong dan kegiatan yang

diadakan oleh tenaga kesehatan seperti posbindu.

3. Fungsi perawatan kesehatan

a. Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang

penyakit/masalah kesehatan keluarganya : Tn.“M”

mengetahui tentang masalah kesehatan yang

dialami oleh Ny.“R”, namun tidak cukup tahu

tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit

Ny.“R”.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan

kesehatan yang tepat : Keluarga Tn.“M” cukup

mampu untuk mengambil keputusan tindakan

kesehatan yang tepat dalam mengatasi masalah

kesehatan Ny.“R” dengan membawa Ny.“R” ke

pelayanan kesehatan.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit : Keluarga Tn.“M” mengatakan tidak tahu

merawat Ny.“R” yang sedang menderita penyakit

tekanan darah tinggi, baik dari segi diit maupun

pengobatan tradisional yang bisa digunakan dalam


merawat Ny.“R” yang sedang menderita tekanan

darah tinggi.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang sehat : Keluarga Tn.“M” mengatakan sudah

membersihkan dan merapikan lingkungan rumah tapi

Dari hasil survey yang telah dilakukan terhadap

keadaan rumah dan lingkungan keluarga Tn.“M”

kesimpulan bahwa keadaan lingkungan rumah

keluarga Tn.“M” tergolong kurang sehat, ini

ditandai dengan keluarga tidak mampu dalam

memelihara lingkungan rumah yang sehat ditandai

dengan pekarangan yang kurang bersih dan keadaan

dalam rumah yang masih berantakan.

rumah keluarga Tn.“M” tergolong kurang Bersih

dan kurang sehat.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan di masyarakat : Keluarga Tn.“M”

terbilang keluarga mampu dalam menggunakan

fasilitas kesehatan di masyarakat, hal ini

terbukti ketika salah satu anggota keluarga

sedang sakit maka Tn.“M” dan anggota keluarga

memanfaatkan atau menggunaka fasilitas pelayanan

kesehatan yang ada dimasyarakat seperti Pustu,

puskesmas maupun Dokter praktek.


4. Fungsi reproduksi

Tn. “M” mempunyai 1 orang anak Perempuan dan 3

orang anak laki-laki.

5. Fungsi ekonomi :

a. Upaya pemenuhan sandang pangan : Untuk pemenuhan

kebutuhan sandang pangan disesuaikan dengan

pendapatan Tn.“M”.

b. Pemanfaatan sumber di masyarakat : Tidak ada

sumber dimasyarakat yang dapat dimanfaatkan

untuk menunjang ekonomi keluarga Tn.“M”.

4) STREES DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek : Stressor jangka pendek

yang dialami keluarga Tn.“M” saat ini disebabkan

oleh keadaan yang kurang sehat yang dialami salah

satu anggota keluarga yaitu Ny.“R” yang sedang

menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi.

2. Stressor jangka panjang : Stressor jangka panjang


yang dialami keluarga Tn.“M” disebabkan oleh
keadaan Ny.“M” saat ini.karena menderita hipertensi
sejak 2015 dan hasil pengukuran tensi yang tinggi.

3. Respon keluarga terhadap stressor : Untuk

menghindari hal yang tidak diinginkan itu, keluarga

selalu berhati-hati menjaga kesehatan. Keluarga

selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke

puskesmas dengan petugas kesehatan.


Strategi koping : Karena Ny.“R” telah diketahui

penyakitnya hipertensi maka senantiasa harus

berhati-hati memilih makanan juga mengurangi

kecapaian fisik dan emosinya.

4. Strategi adaptasi disfungsional : Terkadang

keluarga Tn.“M” membiarkan keadaan Ny.“R” dan

berharap keadaan Ny.“R” lebih baik dengan

sendirinya.

5) KEADAAN GIZI KELUARGA

1. Pemenuhan gizi : Ny.”M” mengatakan cukup mngetahui

cara untuk memenuhi gizi anggota keluarganya tapi

untuk penemuhan gizinya sendiri Ny.“R” yang sedang

menderita tekanan darah tinggi, Ny.”M” tidak

terlalu paham akan kebutuhan gizi yang tepat

untuknya. Tn.”M” juga mengatakan dari dulu anggota

keluarga tidak pernah mengalami gizi buruk.

2. Upaya lain : Tidak ada upaya lain yang sifatnya

spesial yang dilakukan oleh keluarga guna menunjang

atau mempertahankan keadaan gizi keluarga.

6) HARAPAN KELUARGA

1. Terhadap masalah kesehatannya : keluarga Tn. “M”

berharap agar keadaan Ny.“R” menjadi lebih baik

dari keadaannya yang sekarang.


2. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Ny. “R”

berharap agar petugas kesehatan khususnya tenaga

kesehatan dari Puskesmas Penimbung lebih peka

terhadap masalah kesehatan warga yang berada

diwilayah kerja Puskesmas penimbung.


7. PEMERIKSAAAN FISIK

Tabel 3.3 Pemeriksaan Anggota Keluarga


Nama Anggota Keluarga
No Variabel
Tn.“M” Ny.”R”
1. Riwayat
penyakit - Hipertensi
saat ini
2. Keluhan Nyeri kepala,
yang Pusing, kaku
dirasakan Tidak ada kuduk, mata
berkunang-
kunang, mual
3. Tanda dan
gejala Tidak ada Tampak lemah

4. Riwayat
penyakit Tidak ada Tidak ada
sebelumnya
5. TD : 120/80 TD : 170/100
mmHg mmHg
Tanda-tanda RR:20x/Menit RR:24x/Menit
vital S :360C S :36,50C
N :80x/Menit N :95x/Menit
6. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN

Tabel 3.4 Tipologi Masalah Kesehatan

No. Daftar Masalah Kesehatan


1. Ancaman Resiko terjadinya serangan berulang
(kekambuhan ) pada Ny.”R”
2. Kurang/tidak Pemeliharaan kesehatan yang tidak
sehat efektif
3. Defisit Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan
7. ANALISA DATA
8.

Tabel 3.5 Analisa Data


No Analisa Data Masalah Etiologi
1. DS :
-Keluarga Tn.“M ” mengatakan tidak Peningkatan tekanan Ketidakmampuan
tahu merawat istrinya Ny.”R” yang intrakranialis keluarga Tn.“M”
sedang menderita penyakit tekanan merawat anggota

darah tinggi, baik dari segi diit Nyeri akut berhubungan keluarga yang
sakit.
maupun pemanfaatan pengobatan dengan resistensi
tradisional. pembuluh darah
- Keluarga mengatakan Ny”R”
sering otak Ny”R”
mengeluh Nyeri kepala, Pusing, kaku
kuduk, mata berkunang-kunang, mual
- Ny”R” mengatakan nyeri skala 2
DO :
- Ny.”R” terlihat sering memegangi
kepala bagian belakang
- Ny”R” kadang-kadang terlihat
menyeringis
TTV :
- TD : 170/100 mmHg
- RR : 24x/Menit
- S : 36,50C
- N : 95x/Menit
2. DS :
- Tn.“M” beserta anggota keluarga Kurangnya pengetahuan Ketidakmampuan
mengatakan tahu tentang masalah tentang penyakit keluarga Tn. “M”
hipertensi pada dalam mengenal
kesehatan yang dialami oleh Ny.”R”,
Ny.”R”. masalah kesehatan.
namun tidak cukup tahu tentang hal-

hal yang berkaitan dengan penyakit

Ny.”R”.

- Keluarga mengatakan Ny.”R” sering

mengalmi pusing dan kaku pada tengkuk

DO :
Keluarga tidak dapat menyebutkan
pengertian, penyebab, tanda dan gejala
darah tinggi
3. DS :
Kelauarga Tn.“M” mengatakan sudah Manajemen pemeliharaan Ketidakmampuan
membersihkan lingkungan rumah
dan rumah keluarga tidak keluarga
sesekali merapikan ruang tempat Ny.”R” efektif. memodifikasi
beristirahat. lingkungan
DO :
- Rumah yang tidak memiliki pentilasi
- Lingkungan dalam rumah yang kurang
bersih
- Pengaturan barang barang yang kurang
rapi
II. RUMUSAN DIAGNOSE KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri) Kepala Ny”R”

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat

anggota keluarga dengan hipertensi.

2. Ketidkmampuan keluarga Tn.“M” dalam mengenal

masalah kesehatan berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada

Ny.”R”.

3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

berhubungan dengan manajemen pemeliharaan rumah

keluarga tidak efektif.


SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri) Kepala Ny”R” berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan hipertensi

Tabel 3.6 Skoring Diagnosa Keperawatan Pertama Berdasarkan Hasil Analisa Data
Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan maglaya (1978)
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. sifat masalah : Nyeri kepala yang dirasa karena
Ancaman kesehatan 2 1 3/3 x 1 = 2/3 peningkatan tekanan intrakranialis
pembuluh darah otak
b. Kemungkinan Kondisi keluarga yang produktif
masalah dapat dengan pendidikan rata-rata SMA
2 2 2/2 x 2 = 2
diubah : Dengan akan mempermudah penyerapan
Mudah informasi
c. Potensial masalah Keluarga mau diajak kerja sama
untuk dicegah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 (kooperatif)
Cukup
d. Menonjolnya Bila tidak segera ditangani
masalah : Masalah kemungkinan akan memperburuk
2 1 2/2 x 1 = 1
berat, harus keadaan klien
segera ditangani
Total skor 3 4/6
2. Ketidakmampuan keluarga Tn.“M” dalam mengenal masalah kesehatan berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada Ny.”R”.

Tabel 3.7 Skoring Diagnosa Keperawatan Kedua Berdasarkan Hasil Analisa Data
Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan maglaya (1978)
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. sifat masalah : Jika keadaan tersedia tidak segera
Ancaman kesehatan 2 1 2/3 x 1 = 2/3 diatasi akan membahayakan yang
tinggal bersama keluarga.
b. Kemungkinan Kondisi keluarga yang produktif
masalah dapat dengan pendidikan rata-rata SMA
2 2 2/2 x 2 = 2
diubah : Dengan akan mempermudah penyerapan
Mudah informasi
c. Potensial masalah Keluarga mau diajak kerja sama
untuk dicegah : 2 1 2/3 x 1 = 2/3 (kooperatif)
Cukup
d. Menonjolnya Bila tidak segera ditangani
masalah : Masalah kemungkinan akan memperburuk
2 1 2/2 x 1 = 1
berat, harus keadaan klien
segera ditangani
Total skor 3 4/6
3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan manajemen pemeliharaan

rumah keluarga tidak efektif.

Tabel 3.8 Skoring Diagnosa Keperawatan Ketiga Berdasarkan Hasil Analisa Data
Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan maglaya (1978)
No Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran
1. a. sifat masalah : Jika keadaan tersedia tidak segera
Ancaman kesehatan diatasi akan membahayakan sala
2 1 2/3 x 1 = 2/3 satu anggota istri yang sudah
lansia yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
b. Kemungkinan Kondisi keluarga yang sudah tua
masalah dapat akan mempengaruhi,keluarga untuk
1 2 1/2 x 2 = 1
diubah : Hanya menjaga lingkungan rumah yang
sebagian sehat.
c. Potensial masalah Kesiapan anggota keluarga yang
1/3 x 1 =
untuk dicegah : 1 1 kurang dalam memelihara keadaan
0,33
Rendah lingkungan yang sehat.
d. Menonjolnya Bila tidak segera ditangani
masalah : Masalah kemungkinan akan memperburuk
2 1 2/2 x 1 = 1
berat, harus keadaan klien.
segera ditangani
Total skor 2 ½
M. PRIORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN BERDASARKAN SKORING

Tabel 3.9 Prioritas Diagnose Keperawatan Berdasarkan Hasil Skoring


No Diagnose keperawatan Total skor Prioritas
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri) Kepala Ny”R”
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga 3 4/6 I
merawat anggota keluarga dengan hipertensi
2. Ketidakmampuan keluarga Tn.“M” dalam
mengenal masalah kesehatan berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang 3 4/6 II
penyakit hipertensi pada Ny.”R”.

3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi


lingkungan berhubungan dengan manajemen
pemeliharaan rumah keluarga tidak efektif. 2 ½ III

III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa I : Gangguan rasa nyaman ( nyeri) Kepala Ny”R” berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi
Tabel 3.10 Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa I
Hari/
Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Tanggal
Kamis, Setelah Kognitif Keluarga dapat 1.Berikan penjelasan
20/08/20 dilakukan mendemonstrasikan pada keluarga tentang
Jam: tindakan cara mengurangi cara
09.00 keperawatan dan mencegah mengurangi/mencegah
selama 3x24 trerjadinya nyeri terjadinya nyeri
jam dengan benar 2.Demonstrasikan pada
diharapakan dengan teknik keluarga tentang cara
keluarga relaksasi, mengurangi nyeri
mampu kompres dingin 3.Berikan penjelasan
memberikan pada kepala pada keluarga tentang
keperawatan bagian belakang diet yang sesuai
pada ny”R” dan menghindari dengan penderita
dengan nyeri perubahan posisi hipertensi yaitu diet
sekunder secara mendadak rendah garam, rendah
hipertensi dan pengobatan lemak dan kolesterol.
kekambuhan. secara teratur 4.Anjurkan pada
keluarga untuk
mengkonsumsi makanan
sesuai dengan diet
hipertensi
5.Anjurkan pada
keluarga memeriksakan
Ny”M” secara teratur
Afektif Keluarga mau Jelaskan pada keluarga
bekerjasama dalam bahwa baik atau
merawat klien buruknya kondisi klien
sangat dipengaruhi oleh
peran serta keluarga
dalam merawat klien.
Psikomotor Keluarga mau Anjurkan kepada
berkerjasama keluarga untuk selalu
dengan tenaga berkerjasama dengan
kesehat anggota keluarga dan
tenaga kesehatan
Diagnosa II : Ketidakmampuan keluarga Tn.“M” dalam mengenal masalah kesehatan berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada Ny.”R”.
Tabel 3.11 Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa II
Hari/
Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Tanggal
Setelah Kognitif Keluarga mampu - Diskusikan dengan
dilakukan menyebutkan keluarga tentang
tindakan pengertin, pengertian, tanda dan
keperawatan tanda dan gejala, penyebaba serta
selama 3x24 gejala, cara mencegah
jam diharapkan penyebaba serta terjadinya hipertensi
keluarga mampu cara mencegah - Motivasi keluarga untuk
mengenal terjadinya menyebutkan kembali
hipertensi hipertensi pengertian, tanda dan
yang dialami gejala, penyebab serta
Ny.”R”. cara mencegah
terjadinya hipertensi.
- Jelaskan kepada
keluarga pentingnya
mengidentifikasi
penyebab terjadinya
kekambuhan
Afektif Keluarga mau - Jelaskan pada keluarga
bekerjasama bahwa baik atau
untuk belajar buruknya kondisi klien
mengenal dan sangat dipengaruhi oleh
mengatasi pemahaman keluarga
hipertensi. tentang masalah
kesehatan yang dialami
klien.
Psikomotor Keluarga mau Anjurkan kepada keluarga
mengaplikasikan untuk selalu
pengetahuan berkerjasama dengan
baru tentang anggota keluarga dan
cara mengatasi tenaga kesehatan dalam
klien mengatasi masalah
hipertensi. kesehatan anggota
keluarga yang menderita
hipertensi.
Diagnosa III : Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan manajemen
pemeliharaan rumah keluarga tidak efektif.
Tabel 3.12 Rencana Tindakan Keperawatan Diagnosa III
Hari/
Tujuan Kriteria Standar Intervensi
Tanggal
Setelah Kognitif - Keluarga - Diskusikan dengan
dilakukan mengerti kelaurga tentang
tindakan tentang manfaat manfaat kesehatan
keperawatan lingkungan yang lingkungan bagi
3x24 jam bersih kesehatan yaitu
diharapkan - Keluarga mencegah penyakit
keluarga mampu mengerti bahawa - Diskusikan dengan
menjaga lingkungan yang keluarga bahwa
kebersihan kotor dapat lingkungan yang kotor
lingkungan menimbulkan dapat menimbulkan
rumah. masalah masalah kesehatan
kesehatan seperti diare, dbd,
ispa dll.
Afektif Keluarga mampu - Anjurkan kepada
melakukan upaya keluarga untuk
membersihkan membersihkan lingkungan
lingkungan
rumahnya dari rumah secara rutin,
sampah, debu dll membuang sampah pada
tempatnya
Psikomotor Keluarga Sarankan kepada keluarga
menyediakan untuk menyediakan lubang
sarana atau tempat sampah agar
kebersihan tidak menumpuk serta
lingkungan menyediakan alat
seperti tempat kebersihan lainnya
sampah dan
lainnya.
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA

Tabel 3.13 Tindakan Keperawatan Keluarga Sesuai Dengan Rencana Keperawatan Keluarga
No.Dx Hari/tanggal Waktu Tindakan keperawatan Paraf
I 09.00 a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara

mengurangi dan mencegah terjadinya nyeri dengan

benar, dengan teknik relaksasi, kompres dingin pada

kepala bagian belakang dan menghindari perubahan

posisi secara mendadak

b. Mendemonstrasikan pada keluarga tentang cara

mengurangi nyeri dengan cara pada saat ada nyeri

menarik nafas panjang ditahan sebentar kemudian

dikeluarkan secara perlahan-lahan

c. Memotivasi pada keluarga untuk memerikasakan Ny”M”

secara teratur setiap minggu dan minum obat secara

teratur.

d. Memberikan penjelasan pada keluarga tentang diet

yang sesuai dengan hipertensi pada makanan yang


diberikan Ny’M” harus benar-benar rendah garam,

mengurangi makanan berlemak. Menjelaskan pada

keluarga bahwa baik atau buruknya kondisi klien

sangat dipengaruhi oleh peran serta keluarga dalam

merawat klien.

e. Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu

berkerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga

kesehatan
II 10.00 a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian,
tanda dan gejala, penyebaba serta cara mencegah
terjadinya hipertensi.
b. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta cara
mencegah terjadinya hipertensi.
c. Menjelaskan kepada keluarga pentingnya
mengidentifikasi penyebab terjadinya kekambuhan.
d. Menjelaskan pada keluarga bahwa baik atau buruknya
kondisi klien sangat dipengaruhi oleh pemahaman
keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami
klien.
e. Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu
berkerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga
kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota
keluarga yang menderita hipertensi.
III 11.00 a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat
kesehatan lingkungan bagi kesehatan yaitu mencegah
penyakit.
b. Mendiskusikan dengan keluarga bahwa lingkungan yang
kotor dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti
diare, dbd, ispa dll.
c. Menganjurkan kepada keluarga untuk membersihkan
lingkungan rumah secara rutin, membuang sampah pada
tempatnya.
d. Menyarankan kepada keluarga untuk menyediakan
lubang atau tempat sampah agar tidak menumpuk serta
menyediakan alat kebersihan lainnya

No.Dx Hari/tanggal Waktu Tindakan keperawatan Paraf


I 08.30 a. Mendiskusikan kembali bersama keluarga tentang
cara mengurangi dan mencegah terjadinya nyeri

dengan benar, dengan teknik relaksasi, kompres

dingin pada kepala bagian belakang dan menghindari

perubahan posisi secara mendadak

b. Mendemonstrasikan kembali pada keluarga tentang

cara mengurangi nyeri dengan cara pada saat ada

nyeri menarik nafas panjang ditahan sebentar

kemudian dikeluarkan secara perlahan-lahan

c. Menganjurkan pada keluarga memerikasakan Ny”M”

secara teratur setiap minggu dan minum obat secara

teratur.

d. Memberikan penjelasan pada keluarga tentang diet

yang sesuai dengan hipertensi pada makanan yang

diberikan Ny’M” harus benar-benar rendah garam,

mengurangi makanan berlemak. Menjelaskan pada

keluarga bahwa baik atau buruknya kondisi klien


sangat dipengaruhi oleh peran serta keluarga dalam

merawat klien.

e. Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu

berkerjasama dengan anggota keluarga dan tenaga

kesehatan
II 09.30 a. Mendiskusikan kembali dengan keluarga tentang
pengertian, tanda dan gejala, penyebaba serta cara
mencegah terjadinya hipertensi.
b. Memotivasi kembali keluarga untuk menyebutkan
kembali pengertian, tanda dan gejala, penyebab
serta cara mencegah terjadinya hipertensi.
c. Menjelaskan kembali kepada keluarga pentingnya
mengidentifikasi penyebab terjadinya kekambuhan.
d. Menjelaskan kembali pada keluarga bahwa baik atau
buruknya kondisi klien sangat dipengaruhi oleh
pemahaman keluarga tentang masalah kesehatan yang
dialami klien
III 10.30 a. Mendiskusikan kembali dengan keluarga tentang
manfaat kesehatan lingkungan bagi kesehatan yaitu
mencegah penyakit.
b. Mendiskusikan kembali dengan keluarga bahwa
lingkungan yang kotor dapat menimbulkan masalah
kesehatan seperti diare, dbd, ispa dll.
c. Menganjurkan kembali kepada keluarga untuk
membersihkan lingkungan rumah secara rutin,
membuang sampah pada tempatnya.
d. Menyarankan kembali kepada keluarga untuk
menyediakan lubang atau tempat sampah agar tidak
menumpuk serta menyediakan alat kebersihan lainnya

V. EVALUASI

No Hari /
DX Evaluasi Paraf
. Tanggal
1. I S :
- Keluarga mengatakan sudah memahami tentang cara
mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala
- Keluarga mengatakan
perasaannya sangat senang dapat bekerjasama dengan
perawat dalam merawat klien.
O :
- Keluarga dapat mengungkapkan kembali cara
mengurangi/mencegah terjadinya nyeri kepala

TD = 140/100 mmHg
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan dan berikan reinforcement
terhadap pernyataan dan kegiatan yang dilakukan oleh
keluarga.

No Hari / Paraf
Tanggal DX Evaluasi
.
2 II S :
Keluarga mengerti tentang pengertian, tanda dan
gejala, penyebab serta cara mencegah terjadinya
hipertensi.
O :
Keluarga mampu menjelaskan pengertin, tanda dan
gejala, penyebaba serta cara mencegah
terjadinya hipertensi TD = 140/100 mmHg
A :Masalah teratasi.
P :Intervensi dihentikan dan berikan
reinforcement terhadap pernyataan dan
kegiatan yang dilakukan oleh keluarga.

Hari /
No. DX Evaluasi Paraf
Tanggal
3. III S :Keluarga mengerti tentang rumah yang
sehat.

O :- Rumah dalam keadaan bersih.


- Terdapat tempat pembuangan sampah
sederhana
A : Masalah teratasi sebagian
P :Intervensi dipertahankan dan berikan
reinforcement terhadap pernyataan dan
kegiatan yang dilakukan oleh keluarga.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 21
Agustus 2020 yaitu pada Keluarga Tn “M” yang
bertempat tinggal di BTN Sadia Permai Kelurahan Sadia
Kecamatan Mpunda Kota Bima.
Keluarga Tn “M” merupakan tipe keluarga inti
yaitu Tn”M” dan seorang istri Ny“M”. Tn ”M” sudah
tidak bekerja karena sudah pensiun, dan istrinya
bekerja sebagai IRT. Pendapatan keluarga tiap bulannya
sebesar Rp. 2.600.000,- di dapatkan dari hasil uang
pension.
Keluarga Tn “M” berada pada tahap perkembangan
keluarga usia lanjut. Riwayat kesehatan keluarga
adalah Tn”M” mengatakan bahwa Istrinya Ny”M” mengalami
tekanan darah tinggi selama beberapa tahun terahir.
Akhir-akhir ini sering merasakan kepala pusing, kaku
kuduk, mata berkunang-kunang, mual dan muntah, nafsu
makan menurun dan sudah berobat ke puskesmas maupun
dokter swasta.
Struktur kelurga Tn “M” sangat baik, pola
komunikasi yang bagus dan menjalankan tugas masing-
masing setiap harinya. Bahasa yang digunakan oleh
keluarga adalah bahasa daerah (bahasa Bima) dan bahasa
Indonesia. Dalam bersosialisasi dan dalam kehidupan
rukun warga, keluarga Tn “M” cukup baik dimana
keluarga masih mengikuti kegiatan sosial seperti
gotong royong dan kegiatan yang diadakan oleh tenaga
kesehatan seperti posbindu.
Fungsi keperawatan dalam Keluarga Tn “M”, Tn.“M”
mengetahui tentang masalah kesehatan yang dialami oleh
Ny.“M”, namun tidak cukup tahu tentang hal-hal yang
berkaitan dengan penyakit Ny.“M” dan tidak tahu
merawat Ny.“M” yang sedang menderita penyakit tekanan
darah tinggi, baik dari segi diit maupun pengobatan
tradisional yang bisa digunakan dalam merawat Ny.“M”
yang sedang menderita tekanan darah tinggi.

Pada saat dilakukan pengumpulan data, Ny”M”


merasakan kepalanya pusing, kaku kuduk, dan belum
diberi tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Maka
dari itu dapat dikatakan bahawa Keluarga belum mampu
merawat anggota keluarga dengan Hipertensi yang dapat
berdampak pada menurunnya status kesehatan dalam
keluarga.
Status gizi keluarga Tn “M” baik dimana Tinggi
badan dan berat badan keluarga yang cukup proporsional
dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang selalu ada
disediakan dirumah oleh Istri Tn “M”. Hanya saja Ny”M”
tidak terlalu paham cara pemenuhan gizi yang tepat
untuk dirinya yang menderita Hipertensi.
Harapan Keluarga Tn “M” berharap agar keadaan
Ny”M” menjadi lebih baik dari keadaan yang sekarang,
serta Keluarga Tn “M” berharap agar petugas kesehatan
lebih peka terhadap masalah kesehatan warga yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Mpunda.

B. ANALISA DATA
Pada saat pengumpulan data di dapatkan masalah
Ketidakmampuan keluarga Tn.“M” merawat anggota
keluarga yang sakit di tandai dengan Ny “M” pernah
menderita Hipertensi dimana Ny. M merasakan kepalanya
pusing, kaku kuduk, dan belum diberi tindakan untuk
mengatasi masalah tersebut. Masalah kedua adalah
Ketidakmampuan keluarga Tn. “M” dalam mengenal
masalah kesehatan di tandai dengan Kurangnya
pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada
Ny.”M”.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri) Kepala Ny”M”

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat

anggota keluarga dengan hipertensi.

2. Ketidkmampuan keluarga Tn.“M” dalam mengenal

masalah kesehatan berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada

Ny.”M”.

3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

berhubungan dengan manajemen pemeliharaan rumah

keluarga tidak efektif.

D. SKALA PRIORITAS
Hasil total perhitungan skoring diagnosa adalah 3 4/6

dan 2 ½ maka yang menjadi prioritas masalah :

1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri) Kepala Ny”M”

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat

anggota keluarga dengan hipertensi.

2. Ketidkmampuan keluarga Tn.“M” dalam mengenal

masalah kesehatan berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit hipertensi pada

Ny.”M”.
3. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

berhubungan dengan manajemen pemeliharaan rumah

keluarga tidak efektif.

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Setelah dilakukan penyuluhan kepada keluarga
diharapkan tekanan darah Ny”M” menurun, di tandai
dengan tanda-tanda vital dalam batas normal. Adapun
rencana tindakan yang diberikan adalah health
education tentang Hipertensi serta diajarkan tindakan
keperawatan yang tepat jika terjadi peningkatan
tekanan darah. Dengan meningkatnya pengetahuan
keluarga untuk tindakan yang tepat untuk merawat
anggota keluarga dengan Hipertensi dan dapat mencegah
menurunnya status kesehatan dalam keluarga.
Salah satu tindakan yang tepat pada klien
Hipertensi dengan masalah nyeri yaitu dengan
mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

F. TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Setelah dilakukan penyuluhan keperawatan tentang
Hipertensi pada keluarga Tn “M” selama lebih kurang 30
menit. Pengertian, etiologi hingga penatalaksaan untuk
klien Hipertensi jika mengalami penurunan kesehatan
atau ada tanda dan gejala yang terjadi. Keluarga Tn
“M” mulai memahami dan mengerti tentang Hipertensi
untuk penatalaksanaan jika ada tanda dan gejala yang
dirasakan oleh keluarga. Masalah yang dirasakan oleh
keluarga teratas sehingga intervensi dihentikan.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K. (2010). Aplikasi Praktek Perkesmas Asuhan Keperawatan


Keluarga. Jakarta. CV. Sagung Seto.
APD Salvari, G , (2013). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga.
Jakarta. TIM.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi
3. Jakarta: EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakata: EGC

Anda mungkin juga menyukai