Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA DIABETES MILETUS


Tn.H DI DUSUN TELAGA TAMPAT, DESA SURALAGA, KECAMATAN
SURALAGA, KEBUPATEN LOMBOK TIMUR

Disusun oleh : kelompok II

Elsa rahmadi januastuti

PRODI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN(STIKES)
MATARAM
T.A 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridhanya, akhirnya
kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang asuhan keperawatan keluarga pada
diabetes miletus.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang senantiasa taat dalam
menjalankan syariatnya.
Kami mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak. Bila
dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi pembaca, dengan
segala kerendahan hati saya mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat kami harapkan untuk perbaikan
makalah ini kedepan. Semoga taufik, hidayah dan rahmat senantiasa menyertai kita semua
menuju terciptanya keridhaan Allah SWT.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHSAN

A. konsep keluarga
B. Konsep diabetes miletus
C. Asuhan Keperawatan Diabetes Militus

BAB III ASUHAN KEPEARWATAN

A. Identitas umum keluarga

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


C. Struktur keluarga
D. Pengkajian lingkungan
E. Pungsi keluarga

F. Pemeriksaan fisik
G. Tipologi masalah kesehatan
H. Analisa data
I. Rumusan diagnose keperawatan
J. Skoring diagnose keperawatan
K. Proritas diagnose keperawatan keluarga
L. Rencana tindakan keperawatan
M. Implementasi
N. Evaluasi

BAB VI PENUTUP

A. kesimpulan
B. saran

DAFTAR FUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan
mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh
peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan
keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh
sebab itu disini akan dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di
Indonesia. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan
salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target
pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan
keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan
anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-
sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau
signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan
sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan
yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan
kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat
menerima. Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk
melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.

B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang dirumuskan yaitu :

1. Apa yang dimaksud keluarga ?


2. Apa saja Tipe/Bentuk Keluarga ?
3. Siapa Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga ?
4. Apa saja Tugas Perkembangan Keluarga ?
5. Bagaimana Struktur Keluarga itu ?
6. Apa sajakah Peranan Keluarga ?
7. Apa saja Fungsi Keluarga ?

C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami arti/definisi dari keluarga


2. Untuk mengetahui dan memahami  tipe/bentuk dari keluarga
3. Untuk mengetahui dan memahami siapa pemegang kekuasaaan tertinggi dalam
keluarga
4. Untuk mengetahui tugas perkembangan keluarga
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Definisi  Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak


belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak
melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga
(Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).

Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih


individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.

Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang


pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara
sehingga cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap
belajar.

Menurut Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2005), keluarga adalah


dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

2. Tipe/Bentuk Keluarga

Keluarga merupakan salah satu bagian dari bidang garap dunia


keperawatan, oleh karena itu supaya perawat bisa memberikan asuhan
keperawatan dengan tepat, perawat harus memahami tipe keluarga yang ada yaitu
sebagai berikut:

a. Tradisional
1) The Nuclear family (keluarga inti) : keluarga yang terdiri
dari suami, istri dan anak
2) The dyad family : keluarga yang terdiri dari suami dan istri
(tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila : Keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
4) The childless family : Keluarga tanpa anak karena
terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya yang disebabkan karena mengejar
karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family : Keluarga yang terdiri dari dari tiga
generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti
nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan
6) The single parent family : Keluarga yang terdiri dari satu
orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hokum pernikahan)
7) Commuter family : Kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”
8) Multigenerational family : Keluarga dengan beberapa
generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah.
9) Kin-network family : Beberapa keluarga inti yang tinggal
dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama
(contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
10) Blended family : Duda atau janda (karena perceraian) yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
11) The single adult living alone/single adult family : Keluarga
yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother : Keluarga yang terdiri dari
orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
2) The stepparent family : Keluarga dengan orang tua tiri
3) Commune family : Beberapa pasangan keluarga (dengan
anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup
bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexsual cohabiting family : Keluarga
yan ghidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan
5) Gay and lesbian families : Seseorang yang mempunyai
persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital
pathners”
6) Cohabitating couple : Orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu
7) Group-marriage family : Beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling
merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
8) Group network family : Keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
9) Foster family : Keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara,
pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan
bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family : Keluarga yang terbentuk dan tidak
mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis
personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan
atau problem kesehatan mental.
11) Gang  : Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-
orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga
yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

3. Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga

Pemegang kekuasaaan dalam keluarga dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga dalah pihak
ayah
b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
pihak ibu
c. Equlitarian, yang memegang dalam keluarga adalah ayah dan ibu

4. Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap


stabil.Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui
tahapanperkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti
pola yangsama. Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman,
1998).
a. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki
(suami) danperempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan
yang sah danmeninggalkan keluarga masing-masing.Meninggalkan
keluarga bisa berartipsikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal denganorang tuanya. Dua orang yang
membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran
danfungsi.Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi
dengan kebiasaansendiri dan pasangannya, misalnya makan, tidur,
bangun pagi dan sebagainya.

Adapun tugas perkembangan, yaitu:

1) Membina hubungan intim danmemuaskan.


2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.

Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ;


keluarga suami, keluarga, istri dan keluarga sendiri.

b. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.Tugas perkembangan
kelurga yang penting pada tahap ini adalah:
1) Persiapan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran,
interaksi, hubungan sexual dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman
orang tuanberinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi
hubungan orang tua danbayi yang positif dan hangat sehingga jalinan
kasih sayang antara bayi dan orang tuadapat tercapai.
d. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan
berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan
anak lain juga harus terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam
keluarga maupun dengan masyarakat.
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.
e. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan
berakhir padasaat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya
keluarga mencapai jumlahmaksimal sehingga keluarga sangat
sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-masinganak memiliki minat
sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yangberbeda
dengan anak.Tugas perkembangan keluarga:
1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan
lingkungan.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan  dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.

Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua,


memberi kesempatan pada anak untuk nbersosialisasi dalam
aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
f. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun
kemudian.Tujuannya untuk memberikan tanggung jawab serta
kebebasan yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri menjadi orang
dewasa. Tugas perkembangan:
1) Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung
jawab.
2) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan
orang tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga.

Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya


danmembimbing anak untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul
konflik orang tuadan remaja.

g. Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan adaatau tidaknya anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas perkembangan:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
h. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan berakhirsaat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Pada beberapa pasangan fase inidianggap sulit karena masa usia lanjut,
perpisahan dengan anak dan perasaan gagalsebagai orang tua.Tugas
perkembangan:
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
teman sebaya dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.

Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat,


diet seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan
lain sebagainya.

i. Keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal
dan keduanya meninggal. Tugas perkembangan:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
3) Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling
merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat.
5) Melakukan life review.
6) Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan
tugas utama keluarga pada tahap ini.
5. Struktur Keluarga
a. Struktur Keluarga Berdasarkan garis keturunan
1) Patrilinear. Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari
anak,saudara sedarah, dalam berbagai generasidimana hubungan
itu menurut garis keturunan ayah.
2) Matriliniar.Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,
saudara dalam berbagai generasi dimana hubungan itu menurut
garis keturunan ibu.
b. Berdasarkan jenis perkawinan
1) Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan
istri.
2) Poligami adalah keluarga diman terdapat seorang suami dan
lebih dari orang istri
c. Berdasarkan pemukiman
1) Patrilokal adalah pasangan suami istri,tinggal bersama atau dekat
keluarga sedarah suami
2) Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau
dekat dengan sedarah istri.
3) Neolokal adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga
suami maupun istri.
d. Berdasarkan kekuasaan
1) Keluarga kabapaan. Dalam keluarga suami memegang peranan
paling penting
2) Keluarga keibuan. Dalam hubungan keluarga istri memegang
peranan paling penting
3) Kaluarga setara. Peranan suami istri kurang lebih seimbang.
6. Peranan Keluarga
Posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang
terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. 
b. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
c. Peranan Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan
spiritual.
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan
menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa
depan anak bila kelak dewasa
b. Fungsi Sosialisasi Anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini
adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik.
c. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi
anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
d. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara
instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga.
Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
e. Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain
dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur
kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
f. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari
sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga
yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur
penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-
kebutuhan keluarga.
g. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus
selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga
dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dsb.
h. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk
meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
i. Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga,
serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
8. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis.Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada
keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan . seperti
kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,
perawatan dan pencegahan TBC.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,dengan
pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan menentukan tindakan.keluarga.Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi bahkan teratasi.Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan
dalam melakukan tindakan yang tepat,disebabkan karena keluarga tidak
memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah serta tidak merasakan
menonjolnya masalah.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan.Ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara perawatan pada
penyakitnya.Jika demikian ,anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatanperlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan dapat
dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
Pemeliharaan lingkungan yang baik akan meningkatkan kesehatan
keluarga dan membantu penyembuhan. Ketidakmampuan keluarga dalam
memodifikasi lingkungan bisa di sebabkan karena terbatasnya sumber-
sumber keluarga diantaranya keuangan, kondisi fisik rumah yang tidak
memenuhi syarat.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh pertolongan dan
mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.

B. Konsep Diabetes Militus

1. Pengertian Diabetes Militus


Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai kelainan metabolic
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi membrane basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop electron (Mansjoer, 1999 : 580). Diabetes melitus
yaitu suatu gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan ,tetapi dapat
dikontrol yang dikarakteristikan dengan hiperglikemi karena defisiensi atau
ketidakadekuatan penggunaan insulin (Engram, 1999 : 532)
Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinik
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat
yang disebabkan oleh insufisiensi insulin (Price, 1995 : 1111).
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan yang bersifat heterogen yang
ditandai oleh hiperglikemik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein yang berhubungan dengan defisiensi absolut atau relative dari aktivitas dan
atau sekresi insulin (WHO).

2. Etiologi
Penyebab Diabetes melitus menurut price,1995 dibagi menjadi 2 yaitu:
a. IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus).
Penyebab dari jenis IDDM yaitu karena factor genetic, penyakit ini timbul
karena adanya proses perusakan imunologi sel-sel yang memproduksi
insulin.
b. NIDDM (Non Insulin Dependen Diabetes Melitus)
Diabetes melitus jenis ini disebabkan karena kurangnya jumlah tempat
reseptor yang responsive insulin pada membrane sel,hal ini dapat terjadi
karena obesitas.NIDDM ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin dan
kerja insulin.
3. Manifestasi Klinis
Diagnostic Diabetes melitus awalnya diperkirakan dengan gejala khas polifagia
(banyak makan),poliuria (banyak kencing), polidipsi (banyak minum),lemas, berat
badan yang sering menurun, gejala lain yang mungkin timbul adalah
kesemutan,gatal,mata kabur,bisul atau luka yang tidak sembuhsembuh,adanya
acetone,pernafasan kusmaul kesadaran apatis sampai koma (soeparman,1996).
4. Patofisiologi
Insulin adalah hormon yang dibentuk sel beta langerhans yang berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan karbohidrat bagi sel dalam bentuk insulin yang berfungsi
terhadap transparan glukosa ,asam amino,asam lemak, di samping itu insulin juga
berperan mengaktifkan enzim sehingga meningkatkan metabolisme intra sel.
Bermacam-macam penyebab Diabetes melitus yang berbeda akhirnya akan
mengarah ke insufisiensi insulin. Metabolisme karbohidrat yang terganggu akan
menyebabkan kelaparan dalam sel hormon counter regulator seperti
flukagon,epineprin, non epineprin growth hormon dan kortisel akan dikeluarkan
oleh tubuh.menurunya proses glikogenesis menyebabkan produksi glukosa dari
glikogen meningkat dan glikogenesis akan menurun yaitu pembentukan glukosa
dari non kaarbohidrat seperti sam amino, hal ini akan menyebabkan penurunan
pemecahan lemak menjadi keton untuk memberi alternative sumber energi.
Kekurangan insulin akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam
sel.menyebabkan sel mengalami kelaparan. Sel sebagai keadaan krisis dengan
mengeluarkan hormon counter regulator untuk tetap memenuhi kebutuhan energi
dengan menggunakan sumber energi lain seperti lemak.akibat tingginya kadar
glukosa darah menimbulkan tiga gejala utama poliuria,polidipsi,polifagia. Karena
glukosa yang masuk ke tubulus tinggi maka glukosa melampui ambang ginjal dan
glukosa akan dibuang bersama urine dan menyebabkan dehidrasi ruang ekstra sel
dan cairan intrasel akan keluar dan menimbulkan mekanisme haus.polifagia terjadi
karena glikogen tidak sampai sel akan mengalami starvasi atau kelaparan dan
muncul tanda lapar (Brunner And Suddart).
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penyakit diabetes mellitus menurut engram, 1999 yaitu:
a. Diabetes melitus tipe I :insulin
b. Diabetes melitus tipe II :modifikasi diet

Latihan

Agen hipoglikemia

C. Asuhan Keperawatan Diabetes Militus


1. Pengkajian
Menurut doenges (2000), pengkajian data dasar Diabetes melitus adalah:

a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : lemah, letih, lesu, sulit bergerak atau berjalan,kram otot, gangguan
istirahat atau tidur
Tanda : takikardia, takipnea saat istirahat dengan aktivitas penurunan
kekuatan otot,letargi
b. Integritas ego
Data Subjektif : Stress, tergantung pada orang lain, tidak berdaya, perasaan
putus asa
Data Objektif : Ansietas, peka, ketakutan, marah, menarik diri

c. Sirkulasi
DS : Riwayat hipertensi pada ekstremitas,penyembuhan yang lama
DO : Takikardia, penurunan tekanan darah postural, hipertensi, disritmia,
kulit panas, kering dan kemerahan.
d. Eliminasi
DS : poliuria,nokturia,rasa nyeri atau terbakar,kesulitan berkemih,diare.
DO: urine encer,pucat,poliuria,urin berkabut,bising usus,lemah dan
menurun,hiperaktif
e. Makanan/cairan
DS: nafsu makan hilang,mual,muntah,tidak mengikuti diet,peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat,penurunan GD,haus,penggunaan diuretic.
DO: kulit kering,turgor kulit jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah,
pembesaran tiroid,acetone.
f. Neurosensori
DS: pusing,sakit kepala, kesemutan, kelemahan otot, parestesia, gangguan
penglihatan.
DO: disorientasi, mengantuk, letargi, stupor, (tahap lanjut) gangguan memori
(masa lalu)
g. Nyeri/kenyamanan
DS : abdomen yang tegang,nyeri (sedang-berat)
DO : wajah meringis dengan palpasi terlihat sangat berhati-hati
h. Pernapasan
DS :batuk dengan/tanpa sputum
DO :batuk dengan/tanpa sputum (infeksi),frekuensi pernafasan
i. Keamanan
DS : ulkus kulit,kulit kering gatal
DO : demam, diaforesis, lesi/ulserasi parastesia,penurunan rentang gerak
j. Seksualitas
DS : masalah tentang hubungan atau keintiman, masalah impotensi pada pria,
kesulitan orgasme pada wanita.
k. Pembelajaran
DS : factor resiko keluarga Diabetes Melitus : penyakit jantung, stroke,
hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat,steroid,diuretic,
dilantin, dan fenobarbital (dapat menngkatkan kadar glukosa
darah),memerlukan bantuan dalam perawatan luka,adaptasi terhadap alat
Bantu ambulasi, kemungkinan aktivitas perawatan diri.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik


b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
c. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang berlebihan.
d. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic,
perubahan kimia darah, insufisensi insulin, peningkatan kebutuhan energi
e. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan hipovolemik
f. Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan TIO
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi

3. Intervensi

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik


(doenges,2000 : 729)
Kriteria Hasil : tanda-tanda vital stabil, turgor kulit baik, input dan output
seimbang, kadar elektrolit normal.
Intervensi
1) Pantau tanda-tanda vital
2) Pertahankan untuk memberikan cairan 2500ml/hari
3) Kaji adanya perubahan mental
4) Kaji turgor kulit dan nadi perifer
5) Catat adanya keluhan, mual, nyeri abdomen, muntah, distensi lambung
6) Kolaborasi dengan dokter dan pemeriksaan labiratorium (Hematokrit,
Natrium, Kalium)
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidak cukupan insulin,anoreksia, intake nutrisi kurang,mual,muntah
(Doenges,2000:732)
Kriteria Hasil Berat badan stabil atau penambahan kerentang biasa/yang
diinginkan dengan nilai laboratorium yang normal, menuju energi biasa
Intervensi
1) Timbang berat badan tiap hari
2) Tentukan program diet dan pola makan pasien
3) Identifikasi makanan yang disukai pasien
4) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, kembung, mual,
muntah
5) Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi
6) Kolaborasi pemeriksaan gula darah, pengobatan insulin teratus sesuai
indikasi, konsultasi gizi
c. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang berlebihan. (Doenges, 2000 : 438)
Kriteria Hasil Menunjukkan perubahan pola makan ,berat badan stabil
Intervensi
1) Kaji masukan makanan
2) Diskusikan emosi kejadian sehubungan dengan makanan
3) Buat rencana makan dengan pasien
4) Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak
5) Timbang berat badan secara periodic
6) Kolaborasi tim gizi tentang diet yang sesuai
d. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic,
perubahan kimia darah, insufisensi insulin, peningkatan kebutuhan energi
(Doenges,2000 : 737)
Kriteria Hasil : Mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan
perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan.
Intervensi
1) Berikan aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup tanpa
diganggu
2) Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan
sesudah melakukan aktivitas.
3) Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat
4) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas.
e. Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepala berhubungan dengan hipovolemik
(Doenges, 2000 : 315).
Kriteria Hasil : nyeri hilang atau terkontrol, rileks, pasien bisa istirahat
Intervensi
1) Beri lingkungan yang tenang
2) Tingkatkan tirah baring
3) Berikan kompres dingin
4) Dukung dalam pengambilan posisi nyaman
f. Resiko cidera berhubungan dengan peningkatan TIO (Doenges,2000 : 414)
Kriteria Hasil
Mengatakan pemahaman factor yang terlibat dalam kemungkinan cidera,
mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan
Intervensi
1) Berikan posisi yang nyaman
2) Batasi aktifitas, seperti menggerakkan kepala tiba-tiba
3) Ambulasi dengan bantuan
4) Dorong napas dalam
5) Pertahankan perlindungan mata sesuai indikasi.
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
(Doenges, 2000 : 755)
Kriteria Hasil Menyatakan pemahaman kondisi, pengetahuan pasien
bertambah
Intervensi
1) Kaji ulang proses penyebab atau prognosis dan kemungkinan yang akan
dialami
2) Diskusikan tentang penyakitnya
3) Kaji ulang perawatan luka yang tepat
4) Identifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang memerlukan evaluasi
medik
BAB III

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama : Tn.H Pendidikan : S1
Umur : 46 Tahun Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Alamat : suralaga
Suku : Sasak Nomor Telpon : 085337197329

b. Komposisi Keluarga:
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1 Tn.H L 46 thn Suami PNS S1
2 Ny.A P 45 thn Istri GURU S1
3 An. E P 21 thn Anak Mahasiswa Kuliah
4 An. D P 16 thn Anak Siswa Mts
5 An. S P 8 thn Anak Siswa Sd

c. Genogram:
I.

III.
Keterangan:
: prempuan

: laki-laki
: nenek meninggal

: kakek meninggal

: garis putus putus keluarga tinggal serumah

d. Type Keluarga:
a) Jenis type keluarga: Keluarga Inti : suami, istri dan anak
b) Masalah yang terjadi dg type tersebut: terjadi salah satu anggota keluarga terkena
Diabetes Miletus hingga Tn. H khawatir dengan keluarganya
e. Suku Bangsa:
a) Asal suku bangsa: Klien suku Sasak Warga Negara Indonesia (WNI)
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Tn. H mengatakan masih
membahwa budaya sasak ketika ada keluarga yang sakit kepala biasa. contoh ada
salah satu keluarga yang sakit kepala akan di bawa kedukun
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan: Agama yang dianut adalah Islam
dan menurut Tn.H senantiasa berdoa kepada Tuhan serta yakin dan percaya Tuhan yang di
sembah adalah dokter di atas segala dokter yang mampu menyembuhkan penyakit DM
yang dideritanya.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga:
a) Anggota keluarga yang mencarinafkah: Tn. H ( kepala keluarga ).
b) Penghasilan: 3,5juta/bulan.
c) Upaya lain: istri Tn. H mengajar di sekolah
d) Harta benda yang dimiliki : (1 buaah kompor gas, 1 buah tv, 1 kulkas, Keluarga
memiliki 2 buah motor 1 mobil.
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: kebutuhan pokok
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga: klien mengatakan untuk rekreasi sebulan kadang kadang ke
pantai, ada arisan keluarga, dan makan- makan bareng sekeluarga.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn.H tahap perkembangan keluarganya
adalah Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalan-ya:
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti:
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Keluarga Tn.H mengatakan bahwa sudah lama mengalami penyakit diabetes militus
dari sejak 2 tahun yang lalu
b) Riwayat penyakit keturunan:
Keluarga Tn.H mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang mempunyai riwayat
penyakit diabetes militus
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
Status Imunisasi Ket.
Keadaan
BC Campa
No Nama UmurBB Kesehata DPT Polio Hepatitis
G k
n
I II III I II III IV I II III
1. Tn.H 46 80 kg Sakit - - - - - - - - - - - - tidak pernah
2. Ny.A thn 55 kg Sehat - - - - - - - - - - - - tidak pernah
3. An.E 45 58 kg Sehat - - - - - - - - - - - - lengkap
4. An.D thn 45 kg Sehat - - - - - - - - - - - - lengkap
5. An. S 21 20 kg Sehat - - - - - - - - - - - - lengkap
thn 
16 -
thn 
8 thn v

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan:


BPJS yang di tenggung oleh BPJS PBI
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:
Tn.H mengatakan bahwa sebelumnya anak yang paling kecil pernah mengalami tipes
dan itu membuat Tn.H sangat cemas sehingga di saat anak anak pilek atau demam
langsung di bawah langsung ke klinik terdekat atau langsung ke RS.
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
1) Luas rumah: 5X8 m2
2) Type rumah: permanen sederhana
3) Kepemilikan: sendiri
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan: 4 ruang
5) Ventilasi/cendela: ventilasi yang cukup, memakai jendela yang terbuat dari kaca
dan papan, di setiap ruangan dengan jumlah total jendela yaitu 1
buah, serta sistem pencahayaan yang cukup terang.bangunan
rumah terbentuk persegi panjang.
6) Pemanfaatan ruangan: terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu,1 kamar mandi
1 ruang dapur serta bagian depan ada teras rumah. Lantai rumah
terbuat dari kramik dengan keadaan bersih dan penataan
alat/perabot rumah tangga yang cukup rapi.
7) Septic tank : ada dan jaraknya itu lebih dari 10 m dari sumber air bersih
8) Sumber air minum: keluarga menggunakan air sumur guna untuk mandi dan cuci,
sedangkan air untuk minum keluarga menggunakan air galon dan
sebelum minum keluarga masak dulu lalu di minum.
9) Kamar mandi/WC: ada WC terletak di dalam rumah.
10) Sampah: keluarga biasa menumpulkan sampah terlebih dahulu di kantong
kemudian membuangnya pada tempat sampah yang ada dengan
jarak jauh.
11) Kebersihan lingkungan: ya,, cukup bersih, keluarga mengatakan meskipun sibuk
mengurus anak anak dan kerjaan, namun selula gantian untuk
membersihkan rumah.

12) Denah rumah : U

B T

S
A C E
B D F

Keterangan: A. dapur
B. WC
C. Ruang tamu
D. Gudang
E. teras rumah
F. Kamar tidur
Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
1) Kebiasaan: keluarga Tn,H hidup di lingkungan tepat tinggal yang masih dalam
kelurahan. Interaksi antar warga memiliki tingkat social yang tinggi yang
biasanya di lakukan pada sore dan malam hari karena pada siang hari umumnya
masyarakat bekerja. sebagian tetangga adalah penduduk asli sasak dengan
pendapat yang cukup untuk kebutuhan sehari hari.
2) Aturan/kesepakatan: keluarga mengikuti aturan aturan serta kesepekatan yang ada
dalam lingkungan.
3) Budaya: budaya yang bercampura sasak, dan bali.
b. Mobilitas Geografis Keluarga: keluarga Tn. H baru menempati rumah yang di tempatinya
kurang lebih 14 tahun dan tidak pindah sampai sekarang.
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat: keluarga merupakan anggota
masyrakat yang aktif dalam mengikuti kegiatan masyrakat serta dengan keluarga di
lingkungannya tampak saling dan berinteraksi dengan baik dimana jarak rumah mereka
dengan rumah tetangga saling berdekatan.
d. System Pendudukung Keluarga: Tn.H mempunyai riwayat DM dan Tn. H mempunyai 3
anak, istri yang selalu mendukung serta membawa atau menemani ke Rs terdekat untuk
control.
D. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara Komunikasi Keluarga: komunikasi antar keluarga yang cukup harmonis,dalam
menghadapi suatu permasalah biasanya dilakukan musyawarah keluargasebelum
memutuskan suatu masaah. Komunikasi di lakukan dengan sangat terbuka. Anggota
keluarga biasa menggunakan bahasa sasak dan bahasa Indonesia.
b. Struktur Kekuatan Keluarga: struktur keluarga terdiri dari Tn. H dengan istrinya dan anak
anak serta Tn.H yang bersifat lemah lembut terkadang panik untuk memikirkan keadaan.
c. Struktur Peran (peran masing/masing anggota keluarga)
Tn.H mengatur rumah tangga dengan biaya asuransi serta BPJS yang ada.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai dalam agama
islam yang di anut serta norma masyarakat sekitarnya. Keluarga ini menganggap
penyakit Diabetes Melitus yang diderita oleh Tn.H adalah penyakit yang di alami oleh
Tn.H sendiri. Upaya yang dilakukan untuk mengendalikan selama beberapa tahun
terakhir ini Tn.H mengkonsunsi obat dari rumah sakit serta ramuan herbal .

E. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Tn.H memiliki keluarga yang lengkap dalam rumah, yaitu istri, ketiga anaknya yang
saling menolong serta saling mengingatkan.
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga: keluarga selalu mengajarkan dan
menanamkan perilaku soasial yang baik.
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga: aktif bermasyarakat dengan
mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat.
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Tn.H
yang sering mengambil keputusan.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang:
e) Partisipasi dalam kegiatan social: Keluarga selalu aktif dalam kegiatan
soasial
c. Fungsi perawatan kesehatan
a) Pengetahuan dan persesi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan
keluarganya: keluarga cukup mampu mengenal masalah kesehatan tentang penyakit
DM, Namun Tn. H tidak rutin minum obat karana ketidaktahuannya betapa
pentingnnya minum obat demi kesembuhannnya dan Tn.H juga belum mampu
dalam mengatur pola hidup dalam sehari hari.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat: istri dari Tn.H sering mengingatkan Tn.H dalam mengubah pola hidup agar
bisa pulih total serta mengingatkan untuk mengkonsumsi obat tepat waktu.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit:
Tn.H sampai sekarang masih semangat dalam control penyakit yang di alami serta
di didukung oleh keluarga.akan tetapi keluarga Tn.H kurang tau cara perawatan
diabetes selain berobat kepelayanan kesehatan.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat: ya,,
keluarga sampai sekarang selalu memelihara lingkungan sekitar rumah.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat : keluarga masih mampu.

d. Fungsi reproduksi
Tn.H berusia 46 tahun dan istri berusia 45 tahun beliau mengatakan 3 anak cukup
dengan usia 21, 16 dan 8 tahun, (pasangan yang masih berusia subur) dan istri Tn.H
menggunakan kontrasepsi pil/suntik.
e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan: selalu tercukupi.

VI. Stres Dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek: Tn.H mengtakan pola makannya itu tidak teratur selama < 6
bulan
b. Stressor jangka panjang: selama > 6 bulan Tn.H sudah berobat kesana kemari namun
GDS nya selalu naik turun
c. Respon keluarga terhada stressor: keluarga Tn.H pergi memeriksa kesehatn ibuknya
ke kelinik didekat rumahnya
d. Strategi koping:keluarga Tn.H selalu bermusyawarah untuk melesaikan masalah
yang ada
e. Strategi adaptasi disfungsional: bila kadar gula drah Tn.H naik di sarankan untuk
stop makan makanan yang berlemak dan mengandung gula banyak.
VII. Keadaan Gizi Keluarga
Pemenuhan gizi: keluarga Tn.H untuk pemenuhan gizinya alhamdulilah cukup
Upaya lain: untuk mencukupi kebutuhan gizinya keluarga Tn.H memanfaatkan tanaman
sayuran di samping ruamhnya.

VIII. Harapan Keluarga


a. Terhadap masalah kesehatannya : keluarga Tn.H berharap masalah kesehatan
Tn.H cepat berakhir
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : keluarga Tn.H berharap petugas kesehatan
selalu memberikan informasi yang baik tentang diabetes yang dialami Tn. H

F. PEMERIKSAAN FISIK
N Variabel Nama anggota keluarga
o TN. H NY. A An. E An.D An. S
1. Riwayat penyakit Diabetes Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak
saat ini militus ada ada

2. Keluhan yang Sering Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak


dirasakan kesemutan ada ada

3. Tanda & gejala Kuat Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak
makan , ada ada
minum

4. Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak Tidak
sebelumnya ada ada

5. Tanda-tanda vital T :100/60 T : T :100/60 T : N:


mmhg 120/100 mmhg 100/60 70x/me
N: mmhg N: mmhg nit
70x/menit N: 70x/menit N: R :
R : 80x/menit R : 70x/men 15x/me
15x/menit R : 15x/menit it nit
S: 36 c 20x/menit S: 36 c R : S: 36 c
S: 36 c 15x/men
it
S: 36 c
6. Sistem Normal Normal Normal Normal Normal
cardiovaskuler Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia Aritmia
80x/menit 80x/menit 80x/menit 80x/men 80x/me
it nit

7. Sistem respirasi Normal Normal Normal Normal Normal


Eupnea Eupnea Eupnea Eupnea Eupnea
20x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/men 20x/me
it nit

8. Sistem GI. Trac Normal Normal Normal Normal Normal

9. Sistem persyarafan GCS 15 Gcs :15 Gcs : 15 Gcs : 15 Gcs :


Compos Compos Compos Compos 15
Metis. Metis metis metis Compo
s metis

10 Sistem Normal Normal Normal Normal Normal


muskuloskeletal Skala : 5 Skala : 5 Skala :5 Skala :5 Skala :5

11 Sistem genetalia Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


terkaji terkaji. terkaji terkaji terkaji

G. TIPOLOGI MASALAH KESEHATAN


No Daftar Masalah Kesehatan
1 Ancaman Takutnya terjadi DM tipe 2
2 Kurang/ Tidak sehat Cara diet DM yang baik dan sehat

3 Defisit Kurang pengetahuan tentang perawatan diabetes


militus

H. ANALISA DATA :
No Data Problem Etiologi
1. S: Ketidaktahuan Prilaku kesehatan
-Tn.H mengatakan bahwa Tn.H keluarga tentang cenderung berisiko
sudah lama mengalami penyakit penyakit Diabetes
diabetes militus dari sejak 2 tahun Militus.
yang lalu

-Tn.H tidak ada yang mempunyai


riwayat penyakit diabetes militus
O:
ttv:
T : 130/80 MmHg
N : 80x/menit
S : 36 C
R :12x/menit
BB : 80 Kg
TB :172 Cm
GDS : 241

2 S: Kurang pengetahuan Ketidak efektifan


-Tn.H mengatakan Tn.H bahwa metode apa pemeliharaan
sudah lama mengalami penyakit perawatan diabetes kesehatan
diabetes militus dari sejak dua tahun militus
yang lalu
O:
-Tn.H berusia 46 tahun
-Pendidikan Terakhir S1

I. RUMUSAN DIAGNOSE KEPERAWATAN


1. Prilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Ketidaktahuan keluarga
terhadap penyakit Diabetes Militus
2. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurang pengetahuan
metode apa perawatan Diabetes Militus

J. SKORING DIAGNOSE KEPERAWATAN


Skoring diagnosis keperawatan menurut bailon dan magiaya (1978)
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah 3 1
Skala : Tidak/kurangsehat 2
Ancaman kesehatan 1
Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala: mudah 2
Sebagian 1
Tidak dapat 0

3 Potensial masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi 3 1
Sebagian 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

K. PRORITAS DIAGNOSE KEPERAWATAN KELUARGA

1. Prilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan


keluarga terhadap penyakit Diabetes Militus
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah 2/3 x 1 =2/3 Keluarga tidak tahu penyakit
Skala : Ancaman kesehatan bahwa bisa lanjut ke Diabetes
militus tipe 2
2 Kemungkinan masalah dapat Kondisi pasien pada saat
diubah 1/2 x 2 =1 produktif dengan kesibuakn
Skala: sebagian untuk kerja memengaruhi
informasi
3 Potensial masalah untuk dicegah 3/3 x 1 = 1 Keluarga mau di ajak kerja sama
Skala : Cukup (kooperatif)
4 Menonjolnya masalah 2/2 x 1 =1 Bila tidak segera di tangani
Skala : Masalah berat harus segera memungkinkan penyembuhan
di tangani lama dan akan terjadi diabetes
militus tipe 2
Total skor 3 2/3

2. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan Kurang pengetahuan


tentang perawatan Diabetes Militus
No Kriteria skor Pembenaran
1 Sifat masalah 2/3 x 1 =2/3 Diabetes militus adalah penyakit
Skala : Ancaman kesehatan yang tidak menular, akan tetapi
kalau tidak di tngani dengan baik
maka bisa berlanjut diabetes
militus tipe 2

2 Kemungkinan masalah dapat Pasien tidak tahu kalau


diubah 1/2 x 2 =1 penyakitnya perlu menjaga gaya
Skala: sebagian hidup
3 Potensial masalah untuk dicegah 3/3 x 1 = 1 Keluarga mau di ajak kerja sama
Skala : Cukup (kooperatif) dalam intervensi
4 Menonjolnya masalah 1/2 x 1 =1 Bila tidak segera di tangani
Skala : Masalah berat harus segera memungkinkan penyembuhan
di tangani lama dan akan terjadi diabetes
militus tipe 2
Total skor 3 2/3

L. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No. Tujuan Kriteria hasil Intervensi
dx Umum Khusus Kriteria Standar

I Setealah dilakukan Klien mampu : Afektif Klien dan a. Kaji pengetahuan


penyuluhan 1x30 a. Dapat keluarga dapat keluarga tentang
menit keluarga menjelaskan menjelaskan penyakit dibetes
mengenal dan akibat DM Dampak militus, dampak
mampu mencegah pada sendri diabetes diabetes militus, seperti
penyakit diabetes dan militus, tanda (berat badan menurun,
militus. keluarganya dan gejala sering minum, dan
b. Dapat diabetes mudah cepat lelah. )
menyebut militus. b. Kaji kemampuan
upaya untuk keluarga yang telah
mencegah dilakukan pada Ibu Tn.
terjadinya H untuk menghindari
DM diabetes
Psikotor Klien dan a. Diskusikan
keluarga dapat alternatif yang
menyebutkan dapat dilakuakn
upaya untuk untuk mencegah
mencengah terjadinya DM
terjadinya DM b. Evaluasi secara
singkat terhadap
topik yang
didiskusikan
keluarga
Pengatahua Klien dapat Berikan pujian terhadap
n
menyebutkan ungkpan keluarga yang
upaya untuk mendukung upaya
mencegah pencegahan
penyakit
diabetes militus
2 Setelah melakukan Keluarga mampu : Kognitip Keluarga dapat a. Kaji
penyuluhan a. Menyebutkan menyebutkan pengetahuan
keluarga selama pengertian tanda dan gejala keluarga tentang
1x30 menit keluarga DM penyakit penyakit
diharapkan dapat b. Menyebutkan diabetes DM,penyebab
mengambil tanda dan militus. ,gejala, dan cra
keputusan untuk gejala DM penanganannya.
berobat secara c. Menyebutkan b. Berikan
teratur dan benar faktor resiko penyuluhan
yang dapat pada keluarga
menyebabka mengenai cra
n DM mengidentifikasi
d. Menyebutkan serangan
pengobtan kambuhan
dan perawatn
dm
e. Mampu
mengambil
keputusan
dalam
pengobatan
dm
Motorik Keluarga dapat a. Anjurkan brobat
mengiiden kembali ke
tifikasikan cara puskesmas atau
pengobatan dan rumah sakit saat
perawatan penyakit
kambuh
b. Berikan
kesempatan
keluarga
menentukan
sikap dan rencna
selanjutnya
dalam
pengobatan
Pengatahua Keluarga dapat Berikan pujian terhadap
n
memutuskan kemampuan ide atu
tindakan yang siakp positif yang di
harus dilakukan ungkapkan keluarga
bial obat habis dalam menyikapi
kekambuhan
penyakitnya

IMPLEMENTASI
Hari/tanggal No/dx Tindakan Evaluasi
Jam
Jumat, 01 mei I a. mengKaji pengetahuan S : Tn. H mengatakan GDS nya masih
2020 keluarga tentang penyakit di atas normal
09:00 dibetes militus, dampak O : keluarga terlihat sudah mampu
diabetes militus,seperti (berat T : 130/80 MmHg
badan menurun, sering N : 80x/menit
minum, dan mudah cepat S : 36 C
lelah. ) R :12x/menit
b. mengKaji kemampuan GDS : 241
keluarga yang telah dilakukan A :masalah teratasi sebagian
pada Tn. H untuk P : intervensi dilanjutkan
menghindari diabetes
c. menDiskusikan alternatif
yang dapat dilakuakn untuk
mencegah terjadinya DM
d. mengEvaluasi secara singkat
terhadap topik yang
didiskusikan keluarga
e. memBerikan pujian terhadap
ungkapan keluarga yang
mendukung upaya
pencegahan
Jumat, 01 mei 2 a. mengKaji pengetahuan S : keluarga Tn. H mengatakan sudah
2020
keluarga tentang penyakit mengerti dan bisa mejawab pertanyaan
09:00
DM, penyebab, gejala, dan yang diajukan oleh
cra penanganannya. O : keluarga Tn. H sudah mampu untuk
b. memBerikan penyuluhan Menguraangi makanan yang
pada keluarga mengenai cra menyebabkan DM dan berisiko pada
mengidentifikasi serangan keluargnya
kambuhan A :masalah teratasi
c. mengAnjurkan brobat P :intervensi di lanjutkan
a. mengKaji pengetahuan keluarga
kembali ke puskesmas atau
tentang penyakit DM, penyebab,
rumah sakit saat penyakit
gejala, dan cra penanganannya.
kambuh
d. memBerikan kesempatan
keluarga menentukan sikap
dan rencna selanjutnya dalam
pengobatan
e. memBerikan pujian terhadap
kemampuan ide atu siakp
positif yang di ungkapkan
keluarga dalam menyikapi
kekambuhan penyakitnya

EVALUASI
No Diagnose Evaluasi
1 Prilaku kesehatan cenderung S :keluarga Tn. H mengatakan GDS nya masih di atas normal
berisiko berhubungan dengan O :
Ketidaktahuan keluarga terhadap T : 120/80 MmHg
penyakit Diabetes Militus N : 65x/menit
S : 36 C
R :18x/menit
GDS : 250
A :masalah teratasi sebagian
P :intervensi dihentikan akan tetapi tetap mengontrol gula darah
ibu Tn. H
2 Ketidak efektifan pemeliharaan S :keluarga Tn. H mengatakan sudah mengerti dan bisa
kesehatan berhubungan dengan mengaplikasikanya dikeluarganya
Kurang pengetahuan metode apa O :keluarga Tn. H sudah mampu untuk Menguraangi makanan
perawatan Diabetes Militus yang menyebabkan DM dan berisiko
A :masalah teratasi
P :intervensi dihentikan
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem
keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga
disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu
tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar
tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.

B. Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang  keluarga  melalui pendalaman
keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai
kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan
ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

- Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.
- Nurarif Huda Amin, Dan Kusuma Hardhi.2015.Nanda Nic-Noc.Jogjakarta :Mediaction.

Anda mungkin juga menyukai