Anda di halaman 1dari 75

LAPORAN

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS, KELUARGA &


GERONTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAPPOKALLING
RT 005 & 006 RW 004 KELURAHAN TALLO KECAMATAN TALLO
KOTA MAKASSAR

Tanggal, 12 November s/d 15 Desember 2018


Tanggal, 7 Januari s/d 26 Januari 2019

Disusun Oleh:

Rudy (R014172054)
Siti Hadrianti (R014172013)
Anesia Anggun Kinanti (R014172030)
Velicia M.V.G Tjen (R014172023)
Yunita Pratiwi (R014172014)

PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018

i
ABSTRAK

Laporan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas Di Wilayah Kerja Puskesmas Rappokalling


RW 004 Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo Kota Makassar berlangsung dari 12 November
2018 sampai dengan 15 Desember 2018. Dibimbing oleh Silvia Malasari, S.Kep., Ns., MN
(iix+77hal+13 Lampiran).
Pelayanan Perkesmas bertujuan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatannya. Tujuan praktik keperawatan komunitas adalah bekerjasama dengan
masyarakat menilai dan meningkatkan status kesehatannya.
Instrumen yang digunakan dibuat berdasarkan informasi masyarakat. Didapatkan masalah
kesling, KIA, kesehatan lansia, menejemen kesehatan keluarga dan kesehatan remaja. Menentukan
prioritas,dilakukan scoring bersama-sama dengan masyarakat.
Rencana keperawatan ditetapkan adalah skrining hipertensi, penyuluhan hipertensi,
penyuluhan bahaya merokok, penyuluhan pemilahan sampah, dan pemanfaatan barang bekas dan
diskusi refleksi kasus dengan pihak Puskesmas. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana
kegiatan yang telah ditetapkan.
Evaluasi kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang hipertensi, bahaya
merokok, pemilahan sampah, dan pemanfaatan barang bekas. Terlaksananya kerja bakti, posyandu
balita dan lansia dan diskusi refleksi kasus.

KataKunci : Laporan Komunitas, Keperawatan Komunitas, Perawat Komunitas


Kepustakaan: 6 Kepustakaan (2006-2012).

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, atas berkat Rahmat, Hidayah dan Izin-Nya, kami dapat

menyelesaikan laporan akhir kegiatan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas pada

daerah binaan RT 005 & 006 RW 004 Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo Kota Makassar

yang dilaksanakan dari tanggal 19 November 2018 s/d 15 Desember 2018 dan Tanggal, 7

Januari s/d 26 Januari 2019.

Laporan ini berisikan kegiatan praktek profesi keperawatan komunitas kelompok

VI Rappokalling yang terdiri dari hasil pendataan masyarakat, masalah kesehatan

masyarakat, intervensi dan implementasi keperawatan komunitas yang kami lakukan serta

evaluasi terkait permasalahan komunitas yang kami dapatkan selama melaksanakan

praktek profesi keperawatan komunitas. Selain itu beberapa kegiatan yang berkenaan

dengan praktek profesi keperawatan komunitas yang juga merupakan program puskesmas

Tamalanrea Jaya.

Kami menyadari masih ada beberapa kekuarangan baik dalam pelaksanaan praktek

maupun penulisan laporan ini, untuk itu segala masukan, saran dan kritik yang sifatnya

membangun akan kami terima dengan segala kerendahan hati demi perbaikan dimasa yang

akan datang.

Demikian kata pengantar dari kami, semoga laporan ini mampu memberi daya guna

dan daya manfaat khususnya dalam pengembangan praktek profesi keperawatan

komunitas dimasa yang akan datang. Terima Kasih

Makassar, 26 Januari 2018

Hormat Kami

Kelompok VI Rappokalling

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i

Abstrak ............................................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................... iii

Daftar Isi............................................................................................................. iv

Daftar Tabel ....................................................................................................... vi

Daftar Lampiran ... ....................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Tujuan .......................................................................................................... 3

C. Manfaat ........................................................................................................ 4

D. Sistematika Penulisan................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ..................................................................... 7

A. Konsep Keperawatan Komunitas ................................................................. 7

B. Standart Praktek Keperawatan Komunitas ................................................... 16

BAB III TINJAUAN KASUS .......................................................................... 25

A. Persiapan ...................................................................................................... 26

B. Pelaksanaan .................................................................................................. 27

C. Analisa data .................................................................................................. 50

D. Diagnosa keperawatan ................................................................................. 51

BAB IV PERENCANAAN DAN PROSES IMPLEMENTASI ................... 51

BAB V EVALUASI .......................................................................................... 63

BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 65

A. Kesimpulan ................................................................................................. 65

B. Saran............................................................................................................ 66

iv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin KK ....................... 28

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia KK ...................................... 28

Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan KK .............................. 29

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan KK .............. 29

Tabel 3.5 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jenis Rumah ................... 30

Tabel 3.6 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kebersihan Rumah ......... 30

Tabel 3.7 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jenis Vektor.................... 31

Tabel 3.8 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Sumber Air Minum ........ 31

Tabel 3.9 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Pengelolaan Air Minum.. 32

Tabel 3.10 Distribusi Jarak Sumber Air dengan Septic Tank ........................... 32

Table 3.11 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kondisi Air .................. 33

Tabel 3.12 Distribusi Sumber Air untuk Mandi dan Mencuci .......................... 33

Tabel 3.13 Distribusi Tempat Penampungan Air .............................................. 34

Tabel 3.14 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jamban .... 34

Tabel 3.15 Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kondisi Jamban ............ 35

Tabel 3.16 Distribusi Cara Pembuangan Sampah dan Limbah ......................... 35

Tabel 3.17 Distribusi Penghasilan Rata-rata Keluarga ...................................... 36

Tabel 3.18 Distribusi Banyaknya yang Mendapatkan Informasi Kesehatan .... 37

Tabel 3.19 Distribusi Penggunaan Sarana Kesehatan ....................................... 37

Tabel 3.20 Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Kepemilikan KMS ................. 38

Tabel 3.21 Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Pemberian ASI pada Bayi ...... 38

Tabel 3.22 Distribusi Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi .................... 39

Tabel 3.23Distribusi Penyakit yang Sering Diderita pada Bayi ........................ 39

vi
Tabel 3.24 Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Status Imunisasi ...................... 40

Tabel 3.25 Distribusi Ibu yang Menyusui Anaknya .......................................... 40

Tabel 3.26 Distribusi Ibu Menyusui yang Membersihkan Putting Susu ........... 41

Tabel 3.27 Distribusi Tempat Memperoleh Informasi KIA .............................. 41

Tabel 3.28 Distribusi Ibu yang Menjadi Akseptor KB ...................................... 42

Tabel 3.29 Distribusi Akseptor KB Berdasarkan Penggunaan Jenis Kontrasepsi. 42

Tabel 3.30 Distribusi Pengetahuan Remaja tentang HIV dan Penyakit Kelamin.. 43

Tabel 3.31 Distribusi Pengetahuan Remaja tentang Narkoba ........................... 43

Tabel 3.32 Distribusi Lansia Berdasarkan Usia ................................................ 44

Tabel 3.33 Distribusi Lansia Berdasarkan Perilaku Saat Adanya Penyakit ...... 44

Tabel 3.34 Distribusi Lansia Berdasarkan Kegiatan Sehari-hari ...................... 45

Tabel 3.35 Distribusi Lansia Berdasarkan Bentuk Bantuan yang Dibutuhkan.. 45

Tabel 3.36 Distribusi Masyarakat yang Merokok ............................................. 46

Tabel 3.37 Distribusi Anggota Keluarga yang Merokok .................................. 46

Tabel 3.38 Distribusi Jumlah Rokok Dalam Sehari .......................................... 47

Tabel 3.39 Distribusi Tempat Merokok ............................................................ 47

Tabel 3.40 Distribusi Gizi (Makan Sayur) ........................................................ 48

Tabel 3.41 Distribusi Masyarakat yang Memiliki Gigi Berlubang ................... 48

Tabel 3.42 Distribusi Frekuensi Sikat Gigi Dua Kali Sehari ............................ 49

Tabel 3.43 Distribusi Kemandirian Keluarga .................................................... 49

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Lokasi Praktik Profesi Keperawatan Komunitas,


Keluarga dan gerontik
Lampiran 3 Pre Planning dan Laporan Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) I
Lampiran 4 Pre Planning dan Laporan Pelaksanaan Skrining dan Penyuluhan
Hipertensi
Lampiran 5 Pre Planning dan Laporan Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Gigi
dan Mulut
Lampiran 6 Pre Planning dan Laporan Pelaksanaan Penyuluhan Bahaya Merokok
Lampiran 7 Pre Planning dan Laporan Pelaksanaan Penyuluhan Pemilahan Sampah
dan Pemanfaatan Barang Bekas
Lampiran 8 Pre Planning dan Laporan Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) Akhir
Lampiran 9 Daftar Hadir Setiap Kegiatan
Lampiran 10 Logbook Komkelger

viii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masyarakat sehat yang mandiri adalah wujud dalam pelaksanaan

pembangunan Indonesia dibidang kesehatan saat ini. Peningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat diharapkan masyarakat

terlindungi kesehatannya. Ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan

akan menciptakan jaminan kesehatan masyarakat yang bermutu di masyarakat.

Dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan melalui

peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) disemua

tingkat pencegahan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja.

Tujuan pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah

meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan

kesehatan yang optimal. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan

dalam meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat yang

ditandai penduduk yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata di seluruh wilayah Republik Indonesia. (Depkes, 2006).

Hal ini ditempuh melalui peningkatan pengetahuan, sikap positif, perilaku dan

peran aktif individu, keluarga dan masyarakat sesuai dengan sosial budaya

setempat.

Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah bersifat proaktif. Hal ini

sesuai dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 9 ayat

1 dan 2 yang menyatakan bahwa (1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,

mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya. (2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya

1
meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan

pembangunan berwawasan kesehatan.

Salah satu upaya dalam mendukung kebijakan pemerintah dibidang

kesehatan, maka Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin sebagai salah satu institusi pendidikan kesehatan memiliki

tanggung jawab dalam rangka mempersiapkan tenaga keperawatan yang

berkualitas dimasa depan melalui Praktik Profesi Keperawatan Komunitas dan

Keluarga. Kegiatan tersebut merupakan Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya

bidang pengabdian masyarakat. Praktik Profesi Keperawatan Komunitas dan

Keluarga juga merupakan suatu bentuk pengembangan dari praktek klinik

keperawatan. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan

pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) atau Primary Health Care

(PHC) (Mubarak, 2009).

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa

mempunyai keluarga binaan, pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara

pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes), melalui kerja sama yang baik

dengan instansi terkait, dan seluruh komponen masyarakat setempat.

Praktik Profesi Keperawatan Komunitas dan Keluarga

yangmerupakan suatu proses belajar kerja dalam bentuk kegiatan profesional

terhadap program pembangunan yang berwawasan kesehatan sesuai dengan

paradigma sehat dengan cara partisipasi dalam menggerakkan seluruh komponen

partnership secara proporsional sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat

dari mahasiswa. Dibutuhkan tenaga perawat tidak hanya dapat berbuat tapi

juga mampu berpikir cerdas dalam menghadapi banyaknya tuntutan dari

masyarakat. Tenaga keperawatan mempunyai kontribusi besar dalam mencapai

2
kinerja Puskesmas. Karena itu, mutu tenaga perawat akan terus ditingkatkan

profesionalismenya secara berkesinambungan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas dan

keluarga, mahasiswa mampu menerapkan proses keperawatan komunitas

dan keluarga dengan bekerja sama dengan keluarga/kelompok/masyarakat

dalam peningkatan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan komunitas dan

keluarga, mahasiswa mampu :

a. Menerapkan proses keperawatan komunitas dan keluarga dengan

strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.

b. Menganalisa data yang diperlukan

c. Menentukan diagnosa keperawatan komunitas dan keluarga

sesuai dengan masalah yang ada di Lingkungan Solonga.

d. Merencanakan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga

sesuai dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan.

e. Melaksanakan rencana keperawatan komunitas dan keluarga yang

sesuai dengan masalah kesehatan komunitas dan keluarga.

f. Mampu mengevaluasi segala tindakan keperawatan komunitas

dan keluarga yang telah diterapkan.

3
C. Manfaat

1. Untuk Mahasiswa

a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas, keluarga dan

gerontik secara nyata ke masyarakat.

b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan askep

komunitas dan keluarga.

c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika masyarakat.

d. Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan

hubungan interpersonal.

2. Untuk Masyarakat

a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif

dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan

menyadari masalah kesehatan serta mengetahui cara penyelesaian

masalah kesehatan yang dialami masyarakat.

c. Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatan dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

3. Untuk Intstansi Kesehatan

a. Puskesmas

Sebagai salah satu wadah untuk membantu pihak

Puskesmas untuk merealisasikan program kerja seperti posyandu

lansia.

b. Dinas kesehatan

Membantu dalam menemukan masalah kesehatan

4
komunitas khususnya masalah yang ada dilingkungan Solonga.

4. Untuk Pendidikan

a. Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Profesi Ners

Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin Makassar, Program

Profesi khususnya dibidang keperawatan komunitas dan keluarga.

b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan

model praktek keperawatan komunitas dan keluarga selanjutnya.

5. Untuk Profesi Keperawatan

a. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi

secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

b. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas dan

keluarga sehingga profesi mampu mengembangkannya.

c. Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

D. Sistematika Penulisan

Laporan lengkap ini terdiri atas lima BAB dan beberapa sub BAB di

dalamnya, secara rinci yaitu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

D. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keperawatan Komunitas

B. Standar Praktik dalam Keperawatan Komunitas

BAB III TINJAUAN KASUS

5
1. Persiapan

2. Pelaksanaan

3. Analisa Data

BAB IV PERENCANAAN DAN PROSES IMPLEMENTASI

A. Rencana keperawatan

B. Implementasi Keperawatan

BAB V EVALUASI

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

6
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Definisi Komunitas

World Health Organization (WHO) tahun 1974 mendefinisikan

komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas- batas

wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling

mengenal dan interaksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya

(Mubarak dan Chayatin, 2009).

2. Defenisi Keperawatan Komunitas

Departemen Kesehatan RI (1986) dalam Mubarak dan Chayatin (2009),

keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya pelayanan

keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh perawat dengan mengikutsertakan tim kesehatan lainnya

dan masyarakat untuk memperoleh tingkat kesehatan individu, keluarga, dan

masyarakat yang lebih tinggi.

Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat (1990)

mendefenisikan keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan

yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

(Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta

mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh

dan terpadu yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok, serta

masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing

proses) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,

sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak dan Chayatin,

7
2009).

Pradley (1985). Logan dan Dawkin (1987) dalam Mubarak dan

Chayatin (2009), keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan

profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan menekankan pada

kelompok risiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang

optimal melalui pencegahan penyakit dan peningktanan kesehatan, dengan

menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, juga

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi pelayanan keperawatan.

Ruth B. Freeman (1981), perawatan komunitas adalah kesatuan

yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan

kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik sendiri

sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok

khusus atau masyarakat pelayanan ini tercakup dalam spektrum pelayanan

kesehatan untuk masyarakat (Mubarak dan Chayatin, 2009).

3. Tujuan Keperawatan Komunitas

Adapun tujuan dari keperawatan komunitas, sebagai berikut

(Mubarak dan Chayatin, 2009) :

a. Tujuan Umum

Untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui

upaya-upaya sebagai berikut :

1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap

individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.

2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health

general community) dengan mempertimbangkan permasalahan

8
atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,

individu, dan kelompok.

b. Tujuan Khusus

Diharapkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat mempunyai

kemampuan untuk :

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang

dialami.

2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas

masalah tersebut

3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan.

4) Menanggulangi masalah kesehatan yang dihadapi.

5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka

hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam

memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

4. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah seluruh

masyarakat; termasuk individu, keluarga dan kelompok; baik yang sehat

maupun yang sakit, khusunya mereka yang berisiko tinggi mengalami

masalaha kesehatan dalam masyarakat (Mubarak dan Chayatin, 2009).

a. Tingkat Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan

dalam merawat dirinaya sendiri) karena sesuatu hal maka akan

mempengaruhi anggota keluarga lain baik fisik, mental dan social

b. Tingkat Keluarga

9
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang

bermasalah yang dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan

pendekatan proses keperawatan keluarga berikut :

1) Mengenal masalah kesehatan

2) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah tersebut

3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga

4) Menciptakan lingkungan yang sehat

5) Memanfaatkan sumber daya dalam keluarga untuk

meningkatkan kesehatan keluarga

c. Tingkat Kelompok

Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai

kesemaan jenis kelamin, usia, permasalahan. Kelompok khusus yang

ada di masyarakat, seperti :

1) Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat

perkembangan dan pertumbuhan, yaitu : kelompok Ibu hamil dan

ibu bersalin, kelompok ibu nifas, kelompok bayi, kelompok balita,

kelompok anak usia sekolah, dan kelompok usia lanjut.

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan

pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, yaitu :

a) Penderita penyakit menular (penyakit kusta, TBC, penyakit

kelamin, dan HIV/AIDS.

b) Penderita penyakit tidak menular (hipertensi, diabetes

melitus, penyakit jantung, kanker, stroke, dan sebagainya).

c) Kelompok cacat memerlukan rehabilitasi (cacat fisik, cacat

mental, dan kelompok cacat sosial).

10
3) Kelompok yang mempunyai risiko tinggi terserang penyakit,

yaitu : kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika, wanita

tuna susila, pekerja seks komersial, dan kelompok pekerja

tertentu.

5. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Dalam lingkup praktek keperawatan kesehatan masyarakat, meliputi

upaya-upaya, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif),

pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan

(rehabilitasi), dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik

individu, keluarga, dan kelompok masyarakat, lingkungan sosial dan

masyarakatnya (resosialitatif).

1. Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan jalan memberikan

pendidikan kesehatan mengenai topik yang terkait kesehatan

masyarakat (peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,

kesehatan lingkungan, olahraga secara teratur, rekreasi, dan pendidikan

seks).

2. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, melalui kegiatan-kegiatan :

1) Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu,

Puskesmas, maupun kunjungan rumah

11
3) Pemberian vitamin A, yodium melalui Posyandu,

Puskesmas,ataupun di rumah.

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan

menyusui.

3. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, keluarga yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,

melalui kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing).

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari

puskesmas dan rumah sakit.

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu

bersalin, dan nifas.

4) Perawatan buah dada. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

Untuk pemberian terapi, diperlukan kolaborasi dengan dokter, perawat

hanya memberikan dan mengawasi penggunaan obat, tetapi tidak

menentukan terapi pasien.

d. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi

penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap

kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama,

misal kusta, TB, cacat fisik, dan lainnya, yang dilakukan melalui

kegiatan:

1) Latihan fisik, bagi yang mengalami gangguan fisik seperti

penderita kusta, patah tulang, kelainan bawaan.

12
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita

penyakit tertentu, misalnya TB (latihan napas dan batuk

efektif), penderita stroke melalui fisioterapi manual yang

mungkin dilakukan oleh perawat.

e. Resosialitatif

Resosialitatif merupakan suatu bentuk upaya yang dilakukan untuk

mempersiapkan individu, keluarga, atau kelompok khusus untuk

kembali ke dalam pergaulan masyarakat. Disamping itu adalah

bagaimana meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali

kelompok-kelompok yang memiliki masalah tersebut. Tentunya perlu

memberikan pengertian dengan batasan-batasan yang jelas dan

dimengerti.

6. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi dalam keperawatan komunitas sebegai berikut

(Mubarak dan Chayatin, 2009) :

1. Proses kelompok (group proses)

Seseorang dapat mengenal masalah kesehatan dan mencegah timbulnya

penyakit yang ada di wilayahnya setelah belajar dari pengalaman

sebelumnya. Hal ini ditunjang oleh pendidikan dan pengetahuan

masyarakat.

2. Pendidikan kesehatan (health promotion)

Merupakan proses perubahan perilaku individu dengann transfer

materi atau teori dari petugas kesehatan. Perubahan diharapkan terjadi

dengan adanya kesadaran dari individu, kelompok, dan masyarakat

sendiri sehingga terjadi peningkatan derajat kesehatan.

13
3. Kerja sama (partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam masyarakat jika tidak

ditangani akan menimbulkan dampak yang luas. Sehingga dibutuhkan

kerja sama baik lintas program, lintas sektoral dan dukungan dari

masyarakat serta tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

7. Prinsip Perawatan Komunitas

Beberapa prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas antara

lain (Mubarak dan Chayatin, 2009) :

a. Kemanfaatan

Intervensi asuhan keperawatan komunitas yang dilaksanakan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada

keseimbangan antara manfaat dan kerugian.

b. Otonomi

Masyarakat diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih

alternative terbaik yang disediakan.

c. Keadilan

Upaya atau tindakan yang dilakukan sesuai dengan kemapuan atau

kapasitas komunitas.

8. Peran Perawat Komunitas

a. Pelaksana Pelayanan Keperawatan

Peranan utama yaitu sebagai pelaksana asuhan keperawatan kepada

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik yang sehat

maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah

kesehatan/keperawatan, apakah itu di rumah, sekolah, puskesmas,

panti, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhannya.

14
b. Sebagai Pendidik

Memberikan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat, dalam rangka menanamkan perilaku sehat.

c. Sebagai Pengamat Kesehatan

Perawat komunitas melaksanakan pengawasan/monitoring terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan

keperawatan yang muncul dan berdampak terhadap status kesehatan,

melalui kunjungan rumah, pertemuan- pertemuan, pengamatan, dan

pengumpulan data.

d. Koordinator Pelayanan Kesehatan

Tugas perawat dapat sebagai koordinator seluruh kegiatan upaya

pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan

kesehatan melalui kerja samadengan tim kesehatan lainnya.

e. Sebagai Pembaharu

Perawat dapat berperan sebagai agen pembaharu, terutama dalam

mengubah perilaku dan pola hidup yang erat hubungannya dengan

peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

f. Sebagai Panutan

Perawat komunitas harus dapat menjadi contoh yang baik dalam bidang

kesehatan tentang bagaimana tata cara hidup yang sehat yang dapat

ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

g. Sebagai Tempat Bertanya

Perawat dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh individuu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk memecahkan berbagai

15
permasalahan dalam bidang kesehatan yang dihadapi sehari-hari.

h. Sebagai Pengelola

Perawat juga diharapkan dapat menjadi pengelola berbagai kegiatan

pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban

tugas dan tanggung jawab yang diembankan kepadanya

B. Standar Praktik dalam Keperawatan Komunitas

1. Defenisi Standar Praktik Keperawatan

Standar praktik keperawatan merupakan norma atau penegasan

tentang mutu pekerjaan perawat yang dianggap baik, tepat, dan benar yang

dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman pemberian pelayanan

keperawatan, serta merupakan tolak ukur penilaian penampilan kerja perawat

(Mubarak dan Chayatin, 2009).

Standar CNA (Canandian Nurses Association) untuk praktik

keperawatan antara lain:

a. Praktik keperawatan memerlukan model konsep keperawatan yang

menjadi dasar praktik,

b. Praktik keperawatan memerlukan penggunaan proses

keperawatan secara efektif,

c. Praktik keperawatan memerlukan hubungan yang saling

membantu untuk menjadi dasar interaksi antara klien-perawat, dan

d. Praktik keperawatan menuntut perawat untuk memenuhi

tanggung jawab profesinya.

Sedangkan standar kinerja dan standar praktik keperawatan menurut

ANA (American Nurses Association), antara lain sebagai berikut:

a. Standar kinerja profssional

16
1) Perawat secara sistematis mengevaluasi kualitas dan

keefektifan praktik keperawatan;

2) Perawat mengevaluasi diri sendiri dalam praktik keperawatan

yang dilakukannya, mengacu pada standar praktik profesional,

peraturan, dan regulasi yang berlaku;

3) Perawat memerlukan dan mempertahankan pengetahuan

terkini dalam praktik keperawatan;

4) Perawat berkontribusi pada pengembangan professional dari

rekan-rekan, kolega, dan orang lain;

5) Keputusan dan tindakan perawat dilakukan atas nama klien yang

ditentukan secara etis;

6) Perawat berkolaborasi dengan klien dan orang terdekat, serta

pemberi pelayanan kesehatan lain dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien;

7) Perawat menggunakan hasil penelitian di lahan praktik; dan

8) Perawat mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan

dengan keamanan, keefektifan, dan biaya dalam merencanakan

serta memberikan perawatan pada klien.

b. Standar praktik keperawatan

1) Pengkajian

Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc.Forlace

(1985), yaitu terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi,

populasi, nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk riwayat

kesehatan, faktor-faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik,

pendidikan, keamanan,transportasi, politik dan pemerintahan,

17
pelayanan kesehatan dan sosial, komunitas dan rekreasi.

Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung,

penggunaan data statistik, angket, wawancara dangan tokoh

masyarakat, tokoh agama adan aparat pemerintah.

2) Analisa data dan diagnosa keperawatan

Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian

dianalisa untuk mengetahui stressor yang mengancam

masyarakat dan seberapa berat reaksi yang muncul dalama

masyarkat tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah dan

diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri dari

: masalah sehat sakit, karakteristik populasi, dan karakteristik

ingkungan.

3) Perencanaan (Intervensi)

Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga

aspek yaitu : primer, sekunder, dan tersier, melalui

pendidikan kesehatan dan kerja sama dan proses kelompok

serta mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan

masalah kesehatan yang dihadapi yang akhirnya untuk

menumbuhkan kemandirian masyarakat, maka diperlukan

pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk memabuat

perubahan.

Pendekatan pengembangan masyarakat (locality

development) dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan

sosial dan ekonomi masyarakat dengan partisipasi aktif

masyarakat dan penuh percaya diri dalam memecahkan masalah-

18
masalah yang dihadapi dan memotivasi mereka untuk partisipasi

aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya sendiri.

4) Pelaksanaan (Implementasi)

Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas

berfokus pada tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mc.

Forlane, 1985) :

a) Pencegahan Primer

Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan

sebelum sakit. Pencegahan ini mencakup peningkatan

kesehatan dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

b) Pencegahan Sekunder

Menekankan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat

untuk menghambat proses penyakit atau kelainan,

sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat

keparahan.

c) Pencegahan Tersier

d) Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat

diperbaiki lagi (irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain

bertujuan menghambat proses penyakit juga

mengembalikan individu ke fungsi yang optimal. Dengan

melibatkan Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes) dan

evaluasi aktivitas kegiatan program

5) Evaluasi

Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat

terhadap program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi

19
masukan (input), pelaksanaan (proses), hasil (output). Sedangkan

fokus evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas adalah

a) Relevansi antara kenyataan yang ada dengan

pelaksanaan

b) Perkembangan atau kemajuan proses : apakah sesuai

dengan perencanaan, bagaimana dengan peran serta staf

atau pelaksana tindakan fasilitas dan jumlah peserta.

c) Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan

penggunaannya

d) Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah

masyarakat merasa puas.

e) Dampak : Apakah status kesehatan meningkat setelah

dilakukan intervensi.

2. Standar Praktik Keperawatan Komunitas

Standar praktik keperawatan komunitas menurut ANA (1974)

(Mubarak dan Chayatin, 2009) adalah sebagai berikut : pengumpulan data

status kesehatan klien sistematik dan terus menerus, menegakkan diagnosis

dari data, perencanaan menentukan tujuan, perencanaan diprioritaskan pada

pemberian keperawatan, pemberian tindakan keperawatan (promosi,

memepertahankan, dan perbaikan), tindakan keperawatan dalam membantu

klien meningkatkan kesehatan, kemajuan klien terhadap pencapaian tujuan,

dan tindakan keperawatan memerlukan pengkajian secara berkelanjutan.

3. Tatanan Praktik Keperawatan Komunitas

Peningkatan biaya perawatan di rumah sakit mendorong peningkatan

20
kebutuhan terhadap adanya pelayanan keperawatan di komunitas yang

ditujukan untuk peningkatan kesehatan pencegahan penyakit dan perawatan

pada fase penyembuhan. Perawatan di komunitas difokuskan untuk

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, pendidikan, dan manajemen,

serta mengkoordinasikan dan melanjutkan perawatan restoratif di dalam

lingkungan komunitas klien. Perawatan komunitas mengkaji kebutuhan

kesehatan individu, keluarga, dan komunitas, serta membantu klien berupaya

melawan penyakit dan masalah kesehatan (Mubarak dan Chayatin, 2009).

4. Pusat Kesehatan Komunitas

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di komunitas yang dikutip dari

Mubarak dan Chayatin (2009) meliputi pelayanan sebagai berikut :

a. Sekolah atau Kampus

Standar praktik keperawatan sekolah adalah sebagai berikut :

1) Perawat sekolah menggunakan dasar pengetahuan klinik

dalam melakukan praktik keperawatan kesehatan sekolah,

2) Perawat sekolah menggunakan pendekatan sistematik dalam

pemecahan masalah,

3) Perawat sekolah berkontribusi pada pendidikan siswa dengan

pendekatan proses keperawatan,

4) Perawat sekolah menggunakan keterampilan komunikasi yang

efektif dalam melaksanakan tugas,

5) Perawat sekolah membangun dan memelihara program

kesehatan sekolah secara komprehensif,

6) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan tenaga lain

untuk memenuhi kebutuhan siswa,

21
7) Perawat sekolah melakukan kolaborasi dengan masyarakat dalam

menyusun sistem pelayanan dan berfungsi sebagai penghubung

antara sekolah dan amsyarakat,

8) Perawat sekolah membantu klien (dalam hal ini siswa,

keluarga, dan komunitas) untuk mencapai kesejahteraan yang

optimal melalui pendidikan kesehatan,

9) Perawat sekolah melakukan penelitian dan praktik inovatif

dalam meningkatkan pelayanan kesehatan sekolah, dan

10) Perawat sekolah meningkatkan kualitas pelayanan dan

peningkatan profesional.

b. Lingkungan Kesehatan Kerja

Perawat mengembangkan program yang bertujuan untuk :

meningkatkan kesejahteraan dan keselamatan di tempat kerja dengan

mengurangi jumlah kejadian kecelakaan kerja, menurunkan risiko

penyakit akibat kerja, mengurangi transmisi penyakit menular

antarpekerja, memberikan program peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, dan pendidikan kesehatan, dan mengintervensi

kasus-kasus akut nonkedaruratan dan memberikan pertolongan pertama

pada kecelakaan.

Menurut AAOHN (American Association Occupational Health

Nurses), standar perawatan kesehatan kerja meliputi hal-hal sebagai

berikut :

1) Perawat bekerja sama dengan manajemen dalam

mengembangkan tujuan pelayanan kesehatan bagi pekerja.

2) Perawat menyelenggarakan pelayanan kesehatan kerja.

22
3) Perawat menetapkan tanggung jawab dan kewenangan

keperawatan dan melakukan kerja sama dengan pihak manajemen

dalam penentuan posisi perawat dalam organisasi kerja.

4) Perawat menyelenggarakan asuhan keperawatan dan

mengembangkan prosedur tetap dalam memenuhi kebutuhan

kesehatan kerja.

5) Perawat mengkoordinasikan pengkajian dan promosi

kesehatan, pencegahan penyakit, serta cedera.

6) Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan kerja untuk

mengevaluasi lingkungan kerja dan penggunaan sumber daya yang

dibutuhkan.

7) Perawat mewujudkan dan mempromosikan hubungan kerja

dengan agensi komunitas terkait.

c. Lembaga Perawatan Kesehatan di Rumah

Perawat dalam lembaga ini memberikan perawatan kesehatan di

rumah, misalnya perawat yang bekerja di lembaga perawatan

komunitas, hospice, dan lembaga perawatan rumah swasta melakukan

kunjungan rumah. Perawat yang bekerja di rumah harus memiliki

kemampuan untuk mendidik, fleksibel, kreatif, dan percaya diri, selain

kemampuan klinik yang kompeten.

d. Lingkungan Kerja Lain

Terdapat sejumlah tempat lain di mana perawat dapat bekerja

dengan peran dan tanggung jawab yang bervariasi. Seorang

perawat dapat bekerja di tempat praktik dokter, membuka praktik

mandiri atau bekerja sama dengan perawat lain, serta bekerja di bidang

23
pendidikan dan penelitian. Berkaitan dengan lingkungan tempat kerja,

perawat ditantang untuk memberikan perawatan berkualitas. Penelitian

keperawatan yang mengaitkan penelitian tentang kualitas hasil

perawatan dengan biaya perawatan memberikan hasil bahwa perawat

menjawab tantangan di atas. Perawat terlibat aktif dalam isu-isu

perawatan kesehatan di seluruh tingkat pemerintahan.

24
BAB III

TINJAUAN KASUS

Pengkajian Kesehatan Komunitas di RT 005 & 006 RW 02 Kel. Tallo Kec. Tallo,

Kota makassar

Praktik Profesi Keperawatan Komunitas, Keluarga dan gerontik mahasiswa

Program Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Hasanuddin akan menerapkan

konsep-konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

khususnya di RW.004 RT 005 & 006 Kel. Tallo. Olehnya itu perlu dilakukan pendekatan

keperawatan dikomunitas maupun keluarga sebagai dasar dalam pemberian pelayanan

kesehatan utama pada masyarakat.

Kegiatan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas ini berlangsung mulai tanggal

12 November 2018 s/d 15 Desember 2018 dan Tanggal, 7 Januari s/d 26 Januari 2019.

Kel. Tallo Kec. Tallo, Kota makassar. Kegiatan praktik keperawatan yang dilaksanakan

oleh mahasiswa terdiri dari beberapa tahap kegiatan yang meliputi survey wilayah binaan,

pengambilan data melalui wawancara, menentukan masalah, merencanakan intervensi, dan

melakukan intervesi keperawatan komunitas, keluarga, dan gerontik.

Selain kegiatan komunitas, setiap mahasiswa juga mengambil dua keluarga dalam

penerapan asuhan keperawatan keluarga, yaitu keluarga yang memiliki masalah kesehatan

baik aktual maupun keluarga yang beresiko tinggi. Setiap mahasiswa juga mengambil dua

gerontik binaan untuk menerapkan asuhan keperawatan gerontik.

Adaptasi kegiatan-kegiatan kelompok kerja kesehatan yang dilaporkan meliputi

tahap-tahap persiapan dan pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan

persiapan tekhnis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, perencanaan,

implementasi, evaluasi dan rencana tindak lanjut.

25
Kegiatan ini terdiri dari beberapa kegiatan keperawatan komunitas yang akan

dilaporkan adalah sebagai berikut:

A. PERSIAPAN

1. Persiapan Kemasyarakatan

Pada tahap ini, kelompok melakukan pendekatan kepada kader dan tokoh

masyarakat agar masyarakat yakin bahwa pendataan yang akan dilakukan

semata-mata untuk kepentingan masyarakat. Setelah itu melakukan

pendekatan membina hubungan saling percaya dengan memperkenalkan diri

dan menjelaskan tentang tujuan Praktek Keperawatan Komunitas, Keluarga,

dan Gerontik di di RW.004 RT 005 & 006 Kel. Tallo Kec. Tallo, Kota

Makassar.

Tanggal 20-21 November 2018 kelompok meminta izin ke ketua RW

dan kader untuk menjadikan wilayahnya sebagai daerah binaan, serta

menjelaskan tujuan dan maksud keberadaan mahasiswa untuk melakukan

pengambilan data serta diskusi tentang masalah kesehatan yang terjadi di

RW.004 RT 005 & 006 Kel. Tallo. Pada tanggal 23 November 2018 kelompok

melakukan diskusikan bersama tokoh masyarakat, pegawai puskesmas dan

warga tentang masalah-masalah yang ditemukan di wilayah ini serta

memaparkan program kerja yang akan dilaksanakan kedepannya.

2. Persiapan Teknis

Dalam menentukan masalah kesehatan yang ada di wilayah di RW.004

RT 005 & 006 Kel. Tallo maka persiapan teknis yang dilakukan mahasiswa

meliputi mengorganisir anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan

pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian serta mengidentifikasi

wilayah di di RW.004 RT 005 & 006 Kel. Tallo. Melaksanakan pengumpulan

26
data melalui kuisioner (lampiran) dengan melakukan wawancara langsung

kepada setiap Kepala Keluarga maupun anggota keluarga.

Dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah Mahasiswa yang

mengikuti praktek Keperawatan Komunitas dan Keluarga. Kegiatan ini

dilaksanakan yaitu tanggal 14 November – 20 November 2018.

B. PELAKSANAAN

Tahap pelaksanaan ini terdiri atas pengkajian, perencanaan, dan implementasi

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

Untuk mendapatkan informasi tentang kondisi yang

mempengaruhi kesehatan di di RW.004 RT 005 & 006 Kel. Tallo maka

diperlukan data yang didapatkan melalui pengkajian, yang terdiri dari

kegiatan :

1) Survey sekaligus observasi dimasing-masing rumah yang ada serta

wawancara dengan masyarakat.

2) Pengumpulan data sebanyak 96 Kepala Keluarga (KK) melalui

wawancara dan observasi langsung yang dilakukan pada tanggal

14 November – 20 November 2018.

3) Tabulasi data pada tanggal 21-22 November 2018.

b. Hasil Tabulasi Data

Setelah data terkumpul ,maka data tersebut ditabulasi dan di format

dalam bentuk diagram. Pengolahan data mencakup analisa-analisa

masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Data hasil tabulasi disajikan

sebagai berikut

27
1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin KK

Diagram 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kepala Keluarga
RW 04 RT 05 & RT 06 Kel. Tallo Kec.Tallo

Jenis kelamin
Laki-laki Perumpuan

22%

78%

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah penduduk

berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah kepala keluarga berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 78 % (75 KK).

2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Kepala Keluarga

Diagram 3.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia Kepala Keluarga
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo

JUMLAH PENDUDUK BERDSARKAN UMUR

8% 10%
18-29 tahun
30-39 tahun
50% 14% 40 - 49 tahun
≥ 50 tahun
18% jumlah hasil

Sumber: Data Primer, 2018

28
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah penduduk

berdasarkan usia yang terbanyak adalah kepala keluarga berusia 19-54 tahun

sebanyak 58% (71 KK).

3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan KK


Diagram 3.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan Keluarga
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo

Pekerjaan
Nelayan
11% 4%
16% Karyawan/pegawai/pns
Buruh Bangungan
sopir
25% Pensiun
34%
Tidak Kerja
Wiraswasta
7%
3% 0% IRT

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah penduduk


berdasarkan pekerjaan yang terbanyak adalah kepala keluarga bekerja sebagai
Buruh sebanyak 34 ,4 % (33 KK).

29
4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan KK

Diagram 3.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo

Pendidikan
2% 4%

11%
Tidak sekolah
SD
24% SMP
SMA
59%
<S1

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah penduduk

berdasarkan pendidikan yang terbanyak adalah berpendidikan SD sebanyak 59 %

(57 KK).

5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

Diagram 3.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Rumah
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo

JUMLAH PENDUDUK BERDSARKAN UMUR


1% 4%
0-12 BULAN
9% 5% <5 TAHUN
5 - 13 TAHUN
50% 14-18 TAHUN
19-54 TAHUN
29%
> 55 TAHUN
jumlah hasil
2%

Sumber: Data Primer, 2018

30
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah penduduk

berdasarkan usia yang terbanyak adalah usia 19 – 54 tahun sebanyak 50 %.

6. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jenis Rumah

Diagram 3.6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Rumah
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Jenis Rumah
0% 3%

25% Permanen
Semi permanen
Panggung/kayu

72% Lain-lain

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan jenis perumahan adalah 72% rumah penduduk merupakan jenis

rumah permanen (69 KK).

7. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kebersihan dalam Rumah

Diagram 3.7
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kebersihan dalam Rumah
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Kebersihan dalam Rumah

17%
Bersih
Tidak bersih
83%

Sumber: Data Primer, 2018

31
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan kebersihan dalam rumah masih terdapat 17 % rumah penduduk

yang tidak bersih (16 KK).

8. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kebersihan Halaman Rumah

Diagram 3.8
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kebersihan Halaman Rumah
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Keadaan Halaman
23%
Bersih
Tidak bersih

77%

Sumber: Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan kebersihan halaman rumah masih terdapat 23 % rumah penduduk

yang tidak bersih (22 KK).

9. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jenis Vektor

Diagram 3.9
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jenis Vektor
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Vektor Penular Penyakit


70
60
50
Banyaknya

40
30
20
10
0
Lalat Nyamuk Anjing Kucing Ayam Lain-lain
Series1 60 65 0 20 14 2

Sumber: Data Primer, 2018

32
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan jenis vektor yang terbanyak adalah nyamuk dan lalat yaitu 65 KK.

10. Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber air diminum

Diagram 3.10
Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber air diminum
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

5% Sumber Air Minum


0%
0%
Sumur Pompa
Sumur gali
48%
Air hujan
47%
PDAM
Lain-lain

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh sumber air diminum

sebanyak 48 % adalah air galon (46 KK).

11. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Pengelolaan Air Minum


Diagram 3.11
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Pengelolaan Air Minum
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Air yang Diminum direbus

48% Ya
52% Tidak

Sumber: Data Primer, 2018

33
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan pengelolaan air minum yang terbanyak adalah direbus sebelum

diminum sebanyak 52 % (50 KK).

12. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jarak Sumber Air dengan Septic
Tank
Diagram 3.12
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jarak Sumber Air dengan Septic Tank
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Jarak
0%

Series1
Series2

100%

Sumber: Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan jarak sumber air dengan septic tank adalah > 10 meter yaitu

sebanyak 100 % (96 KK).

13. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kondisi Air


Diagram 3.13
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kondisi Air
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Keadaan Air
0%

Jernih
Keruh
Berbau

100%

Sumber: Data Primer, 2018

34
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan kondisi air masih terdapat rumah yang memiliki air yang keruh

yaitu sebanyak 0% dan memiliki air jenih adalah 100% (71 KK).

14. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Sumber Air untuk Mandi dan
Mencuci
Diagram 3.14
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Sumber Air untuk Mandi dan Mencuci
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Sumber Air
2%
7% 0%
Sumur Pompa
Sumur gali
Air hujan
PDAM
85%
Lain-lain

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan sumber air untuk mandi dan mencuci yang terbayak adalah sumur

pompa sebanyak 85 % (81 KK).

35
15. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Tempat Penampungan Air

Diagram 3.15
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Tempat Penampungan Air
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Tempat Penampungan
1%

Tertutup
Terbuka

99%

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan tempat penampungan air masih terdapat rumah penduduk

memiliki tempat penampungan air yang tidak tertutup sebanyak 1 % (1 KK).

16. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jamban


Diagram 3.16
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kepemilikan Jamban
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Jamban
0%

Ya
Tidak

100%

Sumber: Data Primer, 2018

36
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan kepemilikan jamban adalah semua rumah sudah memiliki jamban

100 % (96 KK).

17. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jenis Jamban


Diagram 3.17
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Jenis Jamban
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Jenis jamban

35%
Cemplung
Leher angsa
65%

Sumber: Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan jenis jamban yang banyak dimiliki adalah cemplung yaitu 65 %

(62 KK).

18. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kondisi Jamban

Diagram 3.18
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Kondisi Jamban
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Kondisi Jamban

42% Terpelihara

58% Tidak terpelihara

Sumber: Data Primer, 2018

37
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan kondisi jamban adalah tidak terdapat rumah penduduk memiliki

jamban yang tidak terpelihara 58 % (56 KK).

19. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah dan


Limbah
Diagram 3.19
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Cara Pembuangan Sampah dan Limbah
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Cara Buang Sampah


2% 0%
Dikumpulkan dan
dibakar
Di buang
43% sembarangan

55% Ditimbun dalam


tanah
Dll

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan cara pembuangan sampah dan limbah yang terbanyak adalah

sampah dibuang dengan cara dikumpul dan kemudian diangkut petugas

sebanyak 55 % (53 KK).

20. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Penghasilan Rata-rata Keluarga


Diagram 3.20
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Penghasilan Rata-rata Keluarga
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

38
Ekonomi
4% 1%

<200.000
21%
200.000-300.000
300.000-500.000
74% >500.000

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan penghasilan rata-rata keluarga yang terbanyak adalah keluarga

dengan penghasilan >Rp.500.000 per bulan sebanyak 74 % (71 KK).

21. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Banyaknya yang Mendapatkan


Informasi Kesehatan
Diagram 3.21
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Banyaknya yang Mendapatkan
Informasi Kesehatan
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Informasi Kesehatan

49% Ya
51% Tidak

Sumber: Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan banyaknya yang mendapat informasi kesehatan, terdapat 49 %

keluarga yang tidak pernah mendapat informasi kesehatan (47 KK).

39
22. Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Penggunaan Sarana Kesehatan
Diagram 3.22
Distribusi Rumah Penduduk Berdasarkan Penggunaan Sarana Kesehatan
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Tempat Pemeriksaan Kesehatan


51

24
20
10
6
1 1 0

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh rumah penduduk

berdasarkan penggunaan sarana kesehatan yang terbanyak adalah penggunaan

puskesmas sebanyak 51 KK.

23. Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Kepemilikan KMS


Diagram 3.23
Distribusi Bayi dan Balita Berdasarkan Kepemilikan KMS
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=33)

KMS

21%
Ya
Tidak
79%

Sumber: Data Primer, 2018

40
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh kepemilikan KMS 21 %

(7 orang) yang tidak memiliki KMS.

24. Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Pemberian ASI pada Bayi

Diagram 3.24
Distribusi Bayi Berdasarkan Pemberian ASI pada Bayi
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=33)

ASI

42% Ya

58% Tidak

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah bayi dan balita di

daerah ini adalah sebanyak 33 dan berdasarkan pemberian ASI pada bayi

masih terdapat 58 % (19 orang) yang tidak diberi ASI.

25. Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi


Diagram 3.25
Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=33)

Makanan Tambahan

15%

Ya
Tidak
85%

Sumber: Data Primer, 2018

41
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah bayi dan balita di

daerah ini adalah sebanyak 33 dan berdasarkan pemberian makanan tambahan

pada bayi masih terdapat 15% (5 orang) yang belum mendapatkan makanan

tambahan.

26. Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Penyakit yang Sering Diderita pada Bayi
Diagram 3.26
Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Penyakit yang Sering Diderita pada Bayi/balita
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=33)

Penyakit
27 28

0 1

Batuk Deman Penyakit Diare Lain-lain


kulit

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah penyakit

bayi/balita yang terbanyak adalah demam sebanyak 28%.

27. Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Status Imunisasi

Diagram 3.27
Distribusi Bayi/Balita Berdasarkan Status Imunisasi
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Imunisasi

15%
Ya
Tidak
85%

Sumber: Data Primer, 2018

42
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh masih terdapat 15% bayi

dan balita belum mendapatkan imunisasi

28. Distribusi Ibu Menyusui Anaknya


Diagram 3.28
Distribusi Ibu Menyusui Anaknya
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Menyusui Anak

43%
57%

Ya Tidak

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh 43% ibu tidak menyusui

anaknya.

29. Distribusi Ibu Menyusui yang Membersihkan Putting Susu

Diagram 3.29
Distribusi Ibu Menyusui yang Membersihkan Putting Susu
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=12)

Membersihkan Payudara

29%

71%

Ya Tidak

Sumber: Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh 71 % ( 6 orang) ibu

menyusui tidak melakukan pembersihan putting susu.

43
30. Distribusi Ibu Menyusui Berdasarkan Tempat Memperoleh Informasi KIA
Diagram 3.30
Distribusi Ibu Menyusui Berdasarkan Tempat Memperoleh Informasi KIA
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Di mana
9% 0%

29%
62%

Posyandu Puskesmas
Bidan desa Media komunikasi

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh data terbanyak ibu

menyusui mendapatkan informasi KIA dari posyandu 62% (13 orang).

31. Distribusi Ibu yang Menjadi Akseptor KB

Diagram 3.31
Distribusi Ibu yang Menjadi Akseptor KB
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

KB

27% 29%

44%

Ya Tidak Menopause dll

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh distribusi ibu yang

menjadi akseptor KB sebanyak 28 orang (29%), 42 orang (44%) yang tidak

menjadi akseptor KB dan 26 orang (27%) yang menopause.

44
32. Distribusi Ibu yang Menjadi Akseptor KB Berdasarkan Penggunaan Jenis
Kontrasepsi
Diagram 3.32
Distribusi Ibu yang Menjadi Akseptor KB Berdasarkan Penggunaan Jenis Kontrasepsi
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Jenis KB

4%
7%

11%
0%

21% 57%

Suntik Pil AKDR Susuk Kondom Lain

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh distribusi ibu yang

menjadi akseptor KB berdasarkan penggunaan jenis kontrasepsi yang

terbanyak adalah penggunaan kontrasepsi suntik sebanyak 57%.

33. Distribusi Pengetahuan Remaja tentang HIV dan Penyakit Kelamin


Diagram 3.33
Distribusi Pengetahuan Remaja tentang HIV dan Penyakit Kelamin
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Ttg HIV
Tidak
20%

Ya
80%

Ya Tidak

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah remaja sebanyak

7 orang terdapat 20 % tidak mengetahui tentang HIV dan penyakit kelamin.

45
34. Distribusi Pengetahuan Remaja tentang Narkoba

Diagram 3.34
Distribusi Pengetahuan Remaja tentang Narkoba
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Ttg narkoba
Tidak
21%

Ya
79%

Ya Tidak

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah remaja sebanyak

24 orang, masih terdapat 21 % remaja yang tidak mengetahui tentang narkoba.

35. Distribusi Lansia Berdasarkan Usia

Diagram 3.35
Distribusi Lansia Berdasarkan Usia
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Umur lansia

>70
55-59
36%
43%

60-69
21%
55-59 60-69 >70

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh jumlah lansia terbanyak

terdapat pada kelompok umur 50-59 tahun, yaitu sebesar 43 %, sedangkan

46
kelompok usia yang paling sedikit berada pada range 60-69 tahun, yaitu

sebesar 21%.

36. Distribusi Lansia Berdasarkan Perilaku Saat Adanya Penyakit

Diagram 3.36
Distribusi Lansia Berdasarkan Perilaku Saat Adanya Penyakit
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

TEMPAT PEMERIKSAAN LANSIA


0% 0%
0%

Sarana kesehatan.
36% Praktik tenaga kes
Dukun
Sendiri
64%
Tidak

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh tindakan lansia saat sakit

mayoritas melakukan pengobatan di sarana kesehatan, yaitu sebanyak 9 orang.

37. Distribusi Lansia Berdasarkan Kegiatan Sehari-hari

Diagram 3.37
Distribusi Lansia Berdasarkan Kegiatan Sehari-hari
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Kegiatan Lansia

Santai
41% Berkebun dll
53% Olahraga
Kegiatan lansia
6%

0%

Sumber: Data Primer, 2018

47
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh kegiatan lansia sehari-

hari yang terbanyak adalah santai yaitu sebanyak 53%.

38. Distribusi Lansia Berdasarkan Bentuk Bantuan yang Dibutuhkan


Diagram 3.38
Distribusi Lansia Berdasarkan Bentuk Bantuan yang Dibutuhkan
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

BANTUAN UNTUK LANSIA


Dana sehat Pelayanan Penyuluhan Kelompok

Kelompok
12%
Penyuluhan Dana sehat
12% 35%

Pelayanan
41%

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh bentuk bantuan

mayoritas yang dibutuhkan oleh lansia adalah pelayanan kesehatan, yaitu

sebesar 41%.

39. Distribusi Masyarakat yang Merokok

Diagram 3.39
Distribusi Masyarakat yang Merokok
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Merokok

29%
Ya
Tidak
71%

Sumber: Data Primer, 2018

48
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh distribusi masyarakat

yang merokok masih lebih banyak daridapa yang tidak merokok, yaitu

sebanyak 71%.

40. Distribusi Anggota Keluarga yang Merokok


Diagram 3.40
Distribusi Anggota Keluarga yang Merokok
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Yg lain
Siapa 1%

Anak
22%

Suami
75%

Suami Anak Yg lain

Sumber: Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh distribusi anggota

keluarga yang merokok terbanyak adalah suami sebesar 75%.

41. Distribusi Jumlah Rokok Dalam Sehari

Diagram 3.41
Distribusi Jumlah Rokok Dalam Sehari
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Berapa batang

>11
28%
1~5
53%
6~10
19%
1~5 6~10 >11 Dll

Sumber: Data Primer, 2018

49
Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh distribusi anggota keluarga

yang merokok sebanyak 53 % yang merokok >11 batang per hari.

42. Distribusi Tempat Merokok


Diagram 3.42
Distribusi Tempat Merokok
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Di mana
luar saja
4%

dalam
dan luar
96%

Sumber: Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh distribusi anggota

keluarga yang merokok di dalam dan di luar rumah sebanyak 96%.

43. Distribusi Gizi (Makan Sayur)


Diagram 3.43
Distribusi Gizi (Makan Sayur)
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Makan sayur

Tidak
29%

Ya
71%

Ya Tidak

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh 71 % keluarga

mengonsumsi sayur setiap hari.

50
44. Distribusi Masyarakat yang Memiliki Gigi Berlubang
Diagram 3.44
Distribusi Masyarakat yang Memiliki Gigi Berlubang
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Lubang gigi

Tidak
20%

Ya
80%

Ya Tidak

Sumber: Data Primer, 2018


Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh distribusi masyarakat

yang memiliki gigi berlubang adalah sebanyak 80 %

45. Distribusi Frekuensi Sikat Gigi Dua Kali Sehari

Diagram 3.45
Distribusi Frekuensi Sikat Gigi Dua Kali Sehari
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

Sikat gigi

Tidak
41%
Ya
59%

Ya Tidak

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh 59 % masyarakat

menyikat gigi dua kali dalam sehari.

51
46. Distribusi Kemandirian Keluarga

Diagram 3.46
Distribusi Kemandirian Keluarga
RW 004 RT 005 & RT 006 Kel. Tallo Kec.Tallo (n=96)

TINGKAT KEMANDIRIAN
KemandirianⅠ KemandirianⅡ KemandirianⅢ KemandirianⅣ

0%

43%

57%

Sumber: Data Primer, 2018

Berdasarkan hasil pengumpulan data diperoleh distribusi

kemandirian keluarga terbanyak adalah kemandirian I sebanyak 57%.

52
C. ANALISA DATA

Diagnosis
No. Data
Keperawatan
1. DS: Domain 1

- Warga menerima petugas medis Promosi kesehatan


Kelas 2
dilingkungannya
Manajemen kesehatan
- Warga menyatakan menerima
pelayanan yang diberikan petugas
Kesiapan
medis
Meningkatkan
- Warga menyatakan bersedia
Manajemen Kesehatan
mengikuti program kesehatan yang
akan dilakukan oleh mahasiswa
DO:
- 16 % menderita penyakit hipertensi
2. DS: Domain 1

- Warga yang menderita hipertensi Promosi kesehatan


Kelas 2
mengatakan tidak mengonsumsi
Manajemen kesehatan
obat secara teratur
- Warga mengatakan jarang
Ketidakefektifan
melakukan pemeriksaan tekanan
pemeliharaan
darah
kesehatan
- Warga mengatakan memiliki nilai-
Berhubungan dengan
nilai yang lebih memilih
ketidakcukupan
penggunaan obat herbal
sumber daya
DO:
pengetahuan
- 16 % menderita penyakit hipertensi
3. DS: Domain 1

- Warga mengatakan sebagian besar Promosi kesehatan


Kelas 2
anggota keluarganya tidak
Manajemen kesehatan
melakukan sakit gigi 2 x sehari
DO:
Ketidakefektifan
- 80 % keluarga memiliki anggota
manajemen kesehatan
keluarga menderita sakit gigi

53
- 41 % keluarga tidak melakukan sakit berhubungan dengan
gigi minimal 2 x sehari ketidakcukupan
sumberdaya
4. DS: Domain 1

- Beberapa warga mengatakan ada Promosi kesehatan


Kelas 2
anggota keluarganya yang merokok
Manajemen kesehatan
di dalam/di luar rumah dan
beranggapan bahwa meskipun tidak
Perilaku Kesehatan
merokok akan tetap sakit/mati.
cenderung beresiko
- Beberapa warga mengatakan
berhubungan kurang
sampah akan tetap ada dibawah
pengetahuan
rumahnya walaupun mereka tidak
membuah sampah dilaut
DO:
- 71 % keluarga merokok (75 % suami
yang merokok, 22 % anak merokok,
3% yg lain)
- Sebanyak 18 % anggota keluarga
yang merokok menghabiskan lebih
dari 11 Batang rokok dalam sehari
- Sebanyak 88 % merokok baik
didalam maupun diluar rumah
- 43 % keluarga membuang sampah
sembarangan (dilaut)
- Dibawah rumah beberapa warga
tampak sampah yang banyak

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Ketidakefektifan manajemen kesehatan
2) Perilaku Kesehatan cenderung beresiko
3) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
4) Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan

54
BAB IV
PERENCANAAN DAN PROSES IMPLEMENTASI
A. Rencana Keperawatan

N DIAGNOSA
TUJUAN/SASARAN INTERVENSI
NO KEPERAWATAN
nKetidakefektifan NOC: NIC:
1
manajemen kesehatan 1823 Promosi Kesehatan (5510) Pendidikan Kesehatan
berhubungan dengan - Menunjukkan partisipasi dalam 1. Kaji pengetahuan tentang kondisi keluarga
Kurang dukungan sosial keputusan tentang perawatan 2. Identifikasi kemungkinan etiologi kondisi keluarga
kesehatan 3. Identifikasi perubahan kondisi fisik keluarga
- Keluarga menunjukkan adanya 4. Beri informasi kepada keluarga tentang kondisi
tindakan dalam mempertahankan keluarga
atau meningkatkan kesejahteraan 5. Beri penyuluhan kepada keluarga tentang rokok
anggota keluarga. (pengertian, penyebab, gejala,
pencegahan/perawatan, komplikasi)
6. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa
depan dan/atau mengendalikan prosas penyakit
7. Rujuk pasien ke pelayanan kesehatan

55
8. Diskusikan alasan di balik manajemen / terapi /
pengobatan yang direkomendasikan.
(7400) Panduan system pelayanan kesehatan

1. Jelaskan system perawatan kesehatan segera, cara


kerjanya dana apa yang bisa diharapakan pasien
atau kelaurga
2. Informasikan pasien mengenai perbadaan
berbagai jenis fasilitas pelayanan kesehatan
3. Informasikan pasien mengenai sumber daya
masyarakatdan konntak person yang tepat di
komunitas
4. Informasikan pasien cara mengakses layanan
emergency melalui telpon dan layanan kendaraan
5. Dorong konsultasi dengan professional
perawatan kesehatan lainnya dengan tepat

1Perilaku kesehatan NOC : 4480


2 cenderung berisiko 1602 Fasilitasi tanggung jawab diri
berhubungan dengan Perilaku Promosi Kesehatan : 1. Minta masyaakat untuk bertanggung jawab
kurang pengetahuan - Menggunakan perilaku yang terhadap perilakunya
menghindari resiko 2. Identifikasi apakah masyarakat memiliki
- Memonitor lingkungan terkait pengetahuan yang adekuat tentang kondisi
dengan resiko kesehatannya
- Memonitor perilaku personal terkait 3. Diskusikan konsekuensi jika tidak melaksanakan
dengan resiko tanggung jawab

56
- Melakukanperilakukesehatansecarar 4. Berikan umpan balik positif untuk menerima
utin tanggung jawab
- Memperolehpemeriksaanrutin 4490
- Menghindaripaparansisa asap rokok Bantuan penghentian merokok
1. Catat statu merokok saat ini dan riwayat merokok
1600 2. Tentukan kesiapan masyarakat untuk berhenti
Perilaku Patuh (Bersifat Aktif) merokok
: 3. Pantau kesiapan masyarakat untuk mencoba
- Menanyakan pertanyaan terkait berhenti merokok
kesehatan 4. Bantu masyarakat mengidentifikasi alasan untuk
- Mencari informasi kesehatan dari berhenti dan hambatan untuk berhenti
berbagai macam sumber 5. Bantu masyarakat untuk mengidentifikasi aspek
- Menggunakan jasa pelayanan psikososial misalnya perasaan positif/negati yang
kesehatan sesuai dengan kebutuhan terkait dengan merokok
6. Bantu masyarakat untuk mengembangkan metode
praktis untuk menolak keinginan merokok
(misalnya menghabiskan waktu dengan teman-
temannya yang tidak merokok, sering berada di
tempat dimana merokok tidak diperbolehkan, dan
latihan relaksasi)
5602
Pengajaran : proses penyakit
1. Kaji tingkat pengetahuanmasyarakat terkait dengan
mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan
mengontrol proses penyakit

57
2Ketidakefektifan NOC : 6610
3 pemeliharaan kesehatan (1823) Identifikasi Risiko
berhubungan dengan Pengetahuan : Promosi 1. Kenali sejarah kesehatan masa lalu masyarakat
ketidakcukupan sumber Kesehatan sebagai bukti diagnosa medis yang dialami
daya (Mis., - Perilaku yang meningkatkan masyarakat sebelumnya.
financial,sosial,pengetahu kesehatan 2. Kaji data yang berasal dari penilaian risiko rutin
an) - Sumber informasi peningkatan 3. Diskusikan perencanaan kegiatan dalam
kesehatan terkemuka pengurangan risiko dengan masyarakat.
Pengetahuan : Gaya Hidup 6484
Sehat (1855) : Manajemen Lingkungan: Komunitas
- Faktor lingkungan yang 1. Inisiasi skrining risiko kesehatan yang berasal dari
mempengaruhi perilaku kesehatan lingkungan
2. Berpartisipasi dalam tim multidispilin untuk
Perilaku Promosi Kesehatan mengidentifikasi ancaman terhadap keselamatan di
(1602) : komunitas
- Monitor lingkungan yang berisiko 3. Monitor status risiko kesehatan yang sudah diketahui
- Memantau perilaku individu yang 4. Berpartisipasi dalam program di komunitas untuk
berisiko mengatasi risiko yang sudah diketahui
5. Berkolaborasi dalam mengembangkan program aksi
di komunitas
6. Dorong lingkungan untuk berpartisipasi aktif dalam
keselamatan komunitas
7. Koordinasikan layanan terhadap kelompok dan
komunitas berisiko

58
8. Lakukan edukasi untuk kelompok berisiko
Pengajaran : Proses Penyakit (5602) :
1. Kaji tingkat pengetahuan masyarakat terkait dengan
proses penyakit yang spesifik
2. Review pengetahuan masyarakat mengenai
kondisinya
3. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit
sesuai kebutuhan
- Identifikasi kemungkinan penyebab sesuai kebutuhan
- Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin
diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang
akan datang atau mengontrol proses penyakit.
- Edukasi masyarakat mengenai tindak untuk
mengontrol gejala sesuai kebutuhan.
4Kesiapan meningkatkan Perilaku skrining kesehatan pribadi Modifikasi perilaku :
4. kesehatan
1. Mengenali adanya risiko penyakit 1. Tentukan motivasi pasien terhadap perlunya
dan kebutuhan untuk skrining perubahan perilaku
2. Menggambarkan kerangka waktu, 2. Dukung untuk mengganti kebiasaan yang tidak
keuntungan dan kontraindikasi diinginkan menjadi yang diinginkan
skrining 3. Dukung pa sien untuk memeriksa perilakunya
3. Mempertahankan pencatatan sendiri
skrining yang update 4. Bantu pasien mengidentifikasi meskipun hanya
4. Melakukan penjadwalan untuk keberhasilan kecil
skrining selanjutnya dan 5. Identifikasi masalah pasien terkait dengan istilah
mendapatkan skrining sesuai perilaku

59
interval waktu yang 6. Identifikasi perubahan perilaku (target perilaku)
direkomendasikan dengan istilah yang khusus, konkrit
5. Mendapatkan skrining dini 7. Pilah-pilah perilaku menjadi bagian-bagian kecil
berdasarkan riwayat keluarga untuk dirubah menjadi unit perilaku yang terukur.
6. Mendapatkan skrining didasarkan 8. Kembangkan program perubahan perilaku
factor risiko personal dan usia yang 9. Tetapkan perilaku awal sebelum memulai perubahan
direkomendasikan 10. Dukung pasien berpartisipasi dalam monitor dan
7. Identifikasi sumber daya komunitas catatan perilaku
untuk skrining 11. Diskusikan proses modifikasi perilaku dengan
8. Mendapat pelayanan kesehatan psien/orang yang penting bagi pasien
sesuai hasil skrining 12. Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses
modifikasi.

B. Implementasi Keperawatan

60
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEGIATAN METODE SASARAN WAKTU PELAKSANAAN PESERTA PENCAPAIAN

Memiliki data
Skrining Warga RW 004
Pemeriksaan 27 November 2018 40 orang tekanan darah 40
hipertensi Kel. Tallo
orang
Kesiapan
meningkatkan
manajemen kesehatan Membuat 4 tutup
Pemanfaatan Warga RW 004 bosara dan 1
Demonstrasi 8 Desember 2018 13 orang
barang bekas Kel. Tallo gantungan
kudung

Penyuluhan
Perilaku kesehatan Warga RW 004 Penyuluhan ini
bahaya Ceramah 8 Desember 2018 13 orang
Kel. Tallo dihadiri 13 orang
cenderung berisiko merokok

berhubungan dengan
Penyuluhan
kurang pemahaman Warga RW 004 Penyuluhan ini
pemilahan Ceramah 8 Desember 2018 13 orang
Kel. Tallo dihadiri 13 orang
sampah

61
Ketidakefektifan
Penyuluhan Peserta
pemeliharaan Ceramah Warga RW 004
Hipertensi 27 Desember 2018 40 orang penyuluhan 40
Kel. Tallo
kesehatan orang

Penyuluhan
Ketidakefektifan Kesehatan Warga RW 004 Semua peserta
Ceramah 28 Desember 2018 23 orang
manajemen kesehatan Gigi dan Kel. Tallo berpartisipasi
Mulut

Kerja Bakti Bekerjasama Warga RW 004 Warga RW 004 75% Warga


8 Desember 2018
Masal dengan warga Kel. Tallo Lanraki berpartisipasi

62
BAB V

EVALUASI

Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai hasil dari tindakan keperawatan kepada

masyarakat. Evaluasi dilakukan baik dari respon verbal maupun psikomotornya.

A. Evaluasi dari perencanaan kegiatan ini disesuaikan dengan masalah yang didapatkan pada

saat pengkajian komunitas dan telah diorganisir dengan baik mencakup penunjukan

penanggung jawab atau kepanitiaan, job description, dengan harapan kegiatan tersebut dapat

berlangsung dengan baik dengan melibatkan peran serta dari masyarakat sebagai

penanggungjawab salah satu kegiatan yang didampingi oleh penanggung jawab dari

mahasiswa profesi komunitas serta dukungan dari pemerintah RW 004 Kelurahan Tallo

Kecamatan Tallo Kota Makassar.

B. Proses Pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung dengan baik, karena semua anggota

kelompok dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan.

Beberapa kegiatan dapat menjadi program yang efektif, hal ini disebabkan oleh kegiatan

tersebut terus berlanjut dan berkesinambungan setelah kegiatan yang dilakukan oleh

mahasiswa profesi selesai. Kegiatan yang dimaksud adalah pelakanaan posyandu lansia dan

kerja bakti yang dilaksanakan 1 bulan sekali di RW 004 Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo.

C. Evaluasi dari proses perencanaan keperawatan dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan

yang ditemukan di RW 004 Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo Kota Makassar dan

diobservasi secara langsung dan telah disusun menurut skala prioritas. Kegiatan perencanaan

tindakan keperawatan ini juga melibatkan masyarakat untuk menentukan rencana tindakan

dan waktu yang tepat untuk pelaksanaan rencana tindakan tersebut yang kemudian disusun

dalam bentuk POA (Planning Of Action).

63
D. Pada praktek profesi keperawatan komunitas ini, semua kegiatan terlaksana sesuai dengan

rencana awal. Jenis kegiatan yang dilaksanakan yaitu:

1. Skrining hipertensi

2. Penyuluhan hipertensi

3. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

4. Penyuluhan bahaya merokok

5. Penyuluhan pemilahan sampah

6. Pemanfaatan barang bekas

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut semua mahasiswa profesi keperawatan PSIK

UNHAS dan masyarakat setempat turut berperan aktif dalam mengikuti kegiatan.

Pembentukan kelompok kerja lansia dan kelompok kerja kesehatan lingkungan membanu

dalam pelaksanaan program. Kami merekomendasikan RW 004 Kelurahan Tallo Kecamatan

Tallo dapat menjadi daerah binaan khusus lansia karena mengingat masih sedikit program

lansia dan jumlah lansia yang cukup banyak.

64
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum pelaksanaan kegiatan yang direncanakan (Mahasiswa dan Puskesmas)

baik secara struktur, proses maupun outcome dapat terealisasi sesuai yang diharapkan dengan

menerapkan prinsip kerja TIM dan kerjasama(Partnership).

Hasil pembahasan sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan,sebagai berikut:

1. Analisis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari beberapa permasalahan

kesehatan yang ada di RT 005 dan 006 RW 004 Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo

Kota Makassar dilakukan bersama-sama dengan masyarakat yang sebelumnya

melibatkan pemerintah setempat, kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh

agama,dan tokoh pemuda.

2. Program kerja kesehatan lingkungan: Kegiatan yang direncanakan adalah Skrining

hipertensi, Penyuluhan hipertensi, Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, Penyuluhan

bahaya merokok, Penyuluhan pemilahan sampahm dan Pemanfaatan barang bekas.

Hasilnya : Penyuluhan PHBS, Skrining hipertensi, Penyuluhan hipertensi,

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, Penyuluhan bahaya merokok, Penyuluhan

pemilahan sampahm dan Pemanfaatan barang bekas dapat terealisasikan dengan

baik.

65
B. Saran

Berdasarkan hasil pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas Keluarga dan

Gerontik dalam rangka meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dapat

direkomendasikan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Perlunya pemberdayaan keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2. Perlunya dimaksimalkan peran lintas sektor terkait seperti PKK dan Pemerintah

setempat.

3. Perlunya fungsi koordinasi lintas program dan sektor secara berkala di tingkat

kecamatan untuk mengevaluasi masalah kesehatan di masyarakat khususnya di RW

004 Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo Kota Makassar.

4. Hendaknya profesi keperawatan dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitas

asuhan keperawatan di komunitas dengan lebih mengaktifkan peran perawat

perkesmas yang ada di Puskesmas.

5. Usulan dan harapan dari beberapa warga bahwa kegiatan posyandu lansia

dan kerja bakti tetap dilanjutkan setelah kegiatan profesi mahasiswa berakhir karena

dianggap sangat bermanfaat oleh warga untuk meningkatkan taraf kesehatan bagi

lansia.

6. Diharapkan program yang telah terlaksana tetap dipertahankan demi RW 04

Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo Kota Makassar yang mandiri dalam bidang

kesehatan

66
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, M. C. (2013). Nursing
intervention classification (NIC) sitxh edition. America: Elsevier.

Mubarak,W.I.,& Chayatin,N.(2009).Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan


teori,(Vol.1).Salemba Medika.Jakarta.

Mubarak, W.I.,Chayatin,N.,& Santoso,B.A.(2009). Ilmu keperawatan komunitas konsep dan


aplikasi.Vol.2.Salemba Medika. Jakarta.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing outcomes classification
(NOC) measurement of health outcomes. America: Elsevier.

NANDA. (2015-2017). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi (10 ed.). (T. H. Herdman,
& S. Kamitsuru, Eds.) Jakarta: EGC
Kemenkes (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan .Diakses tanggal 25 April 2017. http://sireka.pom.go.id/requirement/UU-36-
2009-Kesehatan.pdf

67

Anda mungkin juga menyukai