Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN DIABETES MELITUS

Di susun oleh :

1. Agnesya Triyuni Lestari (P07120117001)


2. Anisa Dyah Solokha (P07120117003)
3. Deafany Sukmawati (P07120117011)
4. Irma Ferdiningsih (P07120117024)
5. Resilia Wihandesi (P07120117033)

PRODI D-III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
TAHUN 2020
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Umum Keluarga
a. Data Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur/Tanggal Lahir : 54 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl. Hjung RT005/02 Kelurahan
Utanpanjang Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat
b. Komposisi Keluarga

Hub
No. Nama Umur Gender Agama Pendidikan Pekerjaan Ket
dgn KK

1. Tn. S 54 L Islam Suami SMA Wiraswasta DM

2. Nn. E 27 P Islam Anak SMA Karyawan -


swasta
3. Tn. I 23 L Islam Anak STM Tidak -
Bekerja

a. Genogram
: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Tinggal satu rumah

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Klien

b. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti terdiri dari Ayah, Ibu dan
dua anaknya yaitu Tn. S (ayah), Ny. S (istri), Nn. E (anak pertama),
Tn. I (anak kedua).

c. Suku
Tn. S bersuku Jawa tetapi bahasa sehari-hari yang digunakan
adalah Bahasa Indonesia. Tidak ada faktor budaya yang
mempengaruhi perilaku kesehatan keluarga.

d. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. S beragama Islam, anak-anaknya
sangat rajin menjalankan ibadah.
c. Status social ekonomi keluarga
Tn. S mengatakan penghasilan keluarga per/bulan diatas
Rp.3.000.000 itu penghasilan dari bak air dan dari anak
pertamanya. Pengeluaran digunakan untuk bayar listrik dan
kebutuhan sehari-hari. Kondisi rumah yang ditempati adalah rumah
milik pribadi.

d. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga Tn. S melakukan rekreasi dengan menonton tv dirumah,
bersantai bersama, Tn. S mengatakan tidak jalan-jalan keluar
karena ketidaksamaan waktu dan lebih memilih dirumah saja
mengingat semua anggota keluarga sibuk bekerja.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan saat ini adalah untuk tahapan anak usia
dewasa muda. Tugas perkembangan yaitu :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar Nn. E
belum menikah dan masih tinggal bersama Tn. S
2) Mempertahankan keintiman pasangan
Nn. E belum menikah sehingga Nn. E belum memiliki
pasangan
3) Membantu orang tua, suami atau istri yang sedang sakit
atau memasuki masa tua.
Nn. E setiap bulannya membantu orang tua dengan cara
memberikan uang bulanan.
4) Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat
Nn. E belum mempunyai anak karena Nn. E belum
menikah
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Anak pertama maupun anak kedua Tn. S belum menikah
dan masih tinggal bersama Tn. S
b. Tugas keluarga yang belum terpenuhi dari tahap perkembangan
Tugas perkembangan semuanya belum terpenuhi
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua, suami atau istri yang sedang sakit
atau memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penatan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini: Anggota tidak ada
yang menderita penyakit menular
2) Riwayat penyakit keturunan: Ada
3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Kesehatan Kesehatan yang
dilakukan
1. Tn. S 54 65 Keadaan Lengkap Ada riwayat kontrol
kg fisik sehat DM kadar gula
darah tapi
tidak rutin
2. Nn. E 27 50 Keadaan Lengkap Tidak ada Bila sakit
kg fisik sehat riwayat beli obat
penyakit tidak ke warung
menular terlebih
dahulu
3. Tn. I 23 70 Keadaan Lengkap Tidak ada Bila sakit
kg fisik sehat riwayat beli obat
penyakit tidak ke warung
menular terlebih
dahulu

3. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. S dengan anak-anaknya
kurang terbuka, Tn. S kadang harus ditanya dulu oleh anak-
anaknya baru mau bercerita. Pola interaksi dalam keluarga Tn. S
kurang baik karena jadwal padat masing-masing anggota
sehingga hanya berbincang-bincang saat berkumpul saja.
Biasanya yang sering terjadi dalam berkomunikasi pada saat
malam hari sambil menonton TV, karena pada malam hari
semuanya berkumpul. Anggota yang paling dominan berbicara
adalah anak perempuan yang pertama, dengan menggunakan
bahasa Indonesia.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mengatakan di dalam keluarganya sebagai pengambil
keputusan adalah Tn. S sebagai kepala keluarga, keputusan lebih
dominan diambil oleh Tn. S
c. Struktur peran
1) Tn. S adalah kepala keluarga yang mampu berperan sebagai
mencari nafkah kebutuhan sehari-hari.
2) Nn. E adalah anak perempuan yang pertama yang berperan
sebagai membantu orang tua dan bekerja.
3) Tn. I adalah anak laki-laki kedua yang berperan sebagai
sebagai membantu orang tua dan bekerja.
d. Nilai dan norma budaya
Menurut keluarga nilai dan norma yang berlaku di dalam
keluarga adalah agama, budaya, dan sosisal. Nilai yang dianut
oleh keluarga adalah budaya jawa, nilai budaya jawa sangat
mempengaruhi keluarga dalam kesehatan diabetes melitus.
Menurut keluarga, apabila sedang sakit, maka harus tetap
mengkonsumsi makanan yang banyak agar cepat sembuh. Selain
itu juga Keluarga Tn. S menerapkan aturan-aturan sesuai dengan
ajaran islam dan mengaharapkan anaknya menjadi anak yang
taat dalam menjalankan agama.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. S sangat menjaga keharmonisan dan ketentraman
dikeluarga mereka dan sekitar lingkungan mereka. Menurut Tn. S
keluarga selalu mengajarkan sikap saling menyayangi dan
menghormati antar keluarga.
b. Fungsi social
Keluarga selalu mengatakan kepada anaknya untuk selalu
berperilaku baik, sopan, dan santun dan sesuai dengan ajaran yang
mereka anut dalam di kehidupan di lingkungannya.

c. Fungsi ekonomi
Tn. S mengatakan saat ini hanya bekerja sebagai penjual air dari
bak air ke bak yang lainnya yang perbulannya hanya menghasilkan
kurang lebih Rp. 800.000 dan hanya mendapatkan uang tambahan
dari Tn. I dan Nn. E yang bekerja setiap bulannya mendapat kurang
lebih Rp. 3.000.000 dan pengeluaran rutin tiap bulan sebesar Rp.
2.000.000 untuk biaya listrik, kebutuhan bulanan, dan cicilan motor

d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. S dikaruniai (2 orang anak) 1 anak perempuan dan 1
anak laki-laki, anak perempuan pertama berusia 27 tahun, anak
laki-laki kedua berusia 23 tahun.

e. Fungsi pemelihara kesehatan


Tn. S mengatakan jika ada keluarga yang sakit tetapi masih bisa
diatasi sendiri Tn. S hanya membeli obat di warung, kecuali Tn. S
merasa sakitnya sudah tidak dapat diatasi dengan sendiri maka Tn.
S segera membawa berobat ke puskesmas terdekat. Akibat dari
diabetes melitus atau gula itu bisa menyebabkan kaki kesemutan

5. Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Tn. S mengetahui jika terkena DM atau gula waktu Tn. S berobat
ke puskesmas. Dan saat diperiksa gula darah hasilnya tinggi 500
mg/dl. Keluhan yang dirasakan sering banyak minum, sering
banyak kencing dan kadang-kadang kaki tersa kesemutan.
b. Strategi koping yang digunakan
Upaya yang dilakukan Tn. S adalah dengan menggerak-gerakan
jari jari kakinya dan mengontrol makanan makanan yang banyak

c. Strategi adaptasi disfungsional


Setiap ada masalah Tn.S menghadapinya dengan sabar dan pasrah.

6. Kesehatan lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati adalah milik pribadi. Rumah ini berukuran
2 2
dengan luas bangunan 4 x 29 m dengan luas perkarangan 1 m
yang terdiri dari ruang TV yang gabung dengan kamar tidur, dapur
dan kamar mandi, lantai rumah dikeramik semua ruangan tampak
kotor dan banyak barang, serta perabotan rumah tidak tersusun
rapi, terdapat jendela satu dan atap rumah dari asbes.

b. Pengelolaan sampah
Tn. S memiliki tempat pembuangan sampah sendiri dan biasanya
ketika sampah menumpuk ada petugas kebersihan yang datang
untuk membersihkan sampahnya.

c. Sumber air
Tn. S menggunakan sumur gali sebagai sumber air, sedangkan air
yang digunakan untuk mengkonsumsi minum adalah air pam.

d. Jamban keluarga
Tn. S memiliki kamar mandi dan WC sendiri, jenisnya adalah leher
angsa.

e. Pembuangan air limbah


Tn. S memiliki saluran pembuangan air kotor

7. Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan


Tn. S di lingkungan masyarakat kadang mengikuti kerja bakti dan
menjaga pos ronda, sedangkan Nn. E di lingkungan masyarakat tidak
mengikuti kegiatan apapun, sedangkan Tn. I di lingkungan masyarakat
juga tidak mengikuti kegiatan apapun. Fasilitas kesehatan di lingkungan
Tn. S terdapat pengobatan puskesmas.

8. Pemeriksaan fisik anggota keluarga


Pemeriksaan Tn. S Nn. E Tn. I
Fisik
Kepala Kulit kepala ada Kulit kepala Kulit kepala
benjolan, rambut bersih, tidak ada bersih, tidak
tidak benjolan, benjolan, sedikit ada benjolan,
ada benjolan, rambut tidak rambut tidak
rontok, rambut rontok, rambut rontok, rambut
tidak rambut tampak hitam tampak
beruban.
Mata Konjunctiva an- Konjunctiva an- Konjunctiva an-
anemis, sclera anemis, sclera anemis, sclera
anicteric anicteric anicteric
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran sinus, pembesaran
sinus, hidung hidung tampak sinus, hidung
tampak bersih, bersih, dan tidak tampak bersih,
dan tidak ada ada cairan yang dan tidak ada
cairan yang keluar dari idung Cairan yang
keluar dari idung keluardari idung
Mulut Mukosa bibir Mukosa bibir Mukosa bibir
lembab, tidak ada lembab,tidak ada lembab, tidak ada
sariawan, ada sariawan, dan gigi sariawan,dan
beberapa gigi masih utuh gigi masih utuh
yang berlubang
Telinga Telinga tampak Telinga tampak Telinga tampak
simetris, tidak simetris, tidak ada simetris, tidak ada
ada serumen atau serumen atau Serumen atau
Kotoran telinga, Kotoran telinga, Kotoran telinga,
dan pendengaran dan pendengaran Dan pendengaran
baik baik baik
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar
tiroid/kelenjar tiroid/kelenjar tiroid/kelenjar
getah bening getah bening getah bening
Dada Dada tampak Dada tampak Dada tampak
simetris, suara simetris, suara simetris, suara
paru-paru paru-paru paru-paru
vesikuler, dan vesikuler dan tidak vesikuler dan
tidak ada suara ada suara tidak ada suara
tambahan tambahan tambahan
Abdomen Teraba massa Tidak ada benjolan Tidak ada
dibawah puser diperut, benjolan diperut,
sampai ke tidak ada luka tidak ada luka
pubis, Tidak ada bekas operasi, bekas operasi,
benjolan diperut, tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tidak ada luka tekan, dan bising tekan, dan bising
bekas operasi, usus 6x/menit usus 6x/menit
dan bising usus
7x/menit
Ekstremitas atas Tidak ada edema, Tidak ada Tidak ada
tetapi kadang Kesulitan dalam kesulitan dalam
suka merasa pergerakan, tidak pergerakan, tidak
keram/kesemutan ada edema ada edema
Ekstremitas Tidak ada edema, Tidak ada Tidak ada
tetapi kadang kesulitan dalam kesulitan dalam
bawah suka merasa pergerakan, tidak pergerakan, tidak
keram/kesemutan ada edema ada edema
TTV (Tanda- TD:120/70 TD:120/790mmH TD:120/90mmH
mmHg g g
Tanda Vital) N: 85 x/menit N: 89 x/menit N: 90 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 19 x/menit RR : 19 x/menit
S: 36,5 °C S: 36,7 °C S: 36,6 °C
Pemeriksaan Hasil Tidak ada Tidak ada
pemeriksaan
fisik lainnya Gula darah
sewaktu tanggal
08 mei 2017: 400
mg/dl
Kesimpulan Tn. S ada Nn. E tidak ada Tn. I tidak ada
masalah masalah pada masalah pada
kesehatan: kesehatan kesehatan
Diabetes Melitus
(gula) dan
Rematik

Penjajakan II
Masalah kesehatan Diabetes Melitus Tn. S mengatakan memiliki
penyakit gula sudah lama kurang lebih 1 tahun.
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
1) Tn. S mengatakan “penyakit diabetes melitus itu adalah
penyakit gula”
2) Tn. S mengatakan “akibat dari diabetes melitus itu bisa
menyebabkan kesemutan”
3) Tn. S terlihat menggelengkan kepala saat ditanya program diit
DM
4) Tn. S mengatakan “saya tidak tahu tentang program diit DM”
5) Tn. S mengatakan “saya kalau makan itu banyak,
karena kata orang kalau sakit itu harus makan banyak
agar cepat sembuh”
6) Saat dilakukan kunjungan kerumah keluarga, Tn. S penderita
DM tampak sedang makan dengan porsi banyak
7) Keluarga tampak tidak memiliki media informasi (lefleat,
poster dan lembar balik)
8) Tn. S mengatakan “saya tidak mengetahui bagaimana cara
menstabilkan gula darah dengan baik dan benar”
9) Anak Tn. S Tn. I mengatakan “saya khawatir dengan penyakit
Bapak yang tidak kunjung sembuh, karena mengganggu
aktivitasnya”
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Tn. S mengatakan “jika badannya sakit tetapi masih dapat
diatasi dengan sendiri maka Tn. S hanya membeli obat warung,
tetapi apabila sakitnya sudah tidak dapat diatasi sendiri maka
Tn. S segera berobat ke puskesmas terdekat”
Anak Tn. S yaitu Nn. E mengatakan komunikasi antar keluarga
kurang baik karena aktivitas masing-masing anggota keluarga
yang padat dan sibuk
c. Kemampuan keluarga merawat
Anak Tn. S yaitu Nn. E mengatakan “saya tidak tahu bagaimana
cara yang benar untuk merawat ayah saya”
Anak Tn. S yaitu Tn. I mengatakan “saya tidak tahu bagaimana
cara menyembuhkan penyakit Bapak, sudah lama dan tidak
sembuh-sembuh”
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Tn. S mengatakan “cara memodifikasi lingkungan dengan
mengkonsumsi makanan yang banyak”
e. Pemanfaatan kesehatan lingkungan
Tn. S mengatakan “jika saya sakit dan sudah tidak dapat diatasi
sendiri maka Tn. S segera berobat ke puskesmas terdekat”

B. ANALISA DATA

No Data Masalah Penyebab


.
1. DO: Defisit pengetahuan Kurang
- Tn. S terlihat tentang diit DM untuk terpapar
menggelengkan kepala saat keluarga informasi
ditanya program diit DM (SDKI, D.0111, Hal.
- Keluarga tampak tidak 246)
memiliki media informasi
(lefleat, poster dan lembar
balik)
DS:
- Tn. S mengatakan “saya
tidak tahu tentang program
diit DM”
- Tn. S mengatakan “saya
kalau makan itu banyak,
karena kata orang kalau
sakit itu harus makan
banyak agar cepat sembuh”
2. DO: Manajemen kesehatan Konflik
- Saat dilakukan kunjungan keluarga tidak efektif pengambilan
kerumah keluarga, Tn. S (SDKI, D.0115, Hal. keputusan
penderita DM tampak 254)
sedang makan dengan
porsi banyak
DS:
- Tn. S mengatakan “saya
tidak mengetahui
bagaimana cara
menstabilkan gula darah
dengan baik dan benar”
- Anak Tn. S yaitu Nn. E
mengatakan “saya tidak
tahu bagaimana cara yang
benar untuk merawat ayah
saya”
3. DO: Koping tidak efektif Ketidakadekua
- Saat dilakukan kunjungan (SDKI, D.0096, Hal. tan sistem
kerumah keluarga, Tn. S 210) pendukung
penderita DM tampak
sedang makan dengan
porsi banyak
DS:
- Anak Tn. S yaitu Tn. I
mengatakan “saya tidak
tahu bagaimana cara
menyembuhkan penyakit
Bapak, sudah lama dan
tidak sembuh-sembuh”
- Anak Tn. S Tn. I
mengatakan “saya
khawatir dengan penyakit
Bapak yang tidak kunjung
sembuh, karena
mengganggu aktivitasnya”
- Anak Tn. S yaitu Nn. E
mengatakan komunikasi
antar keluarga kurang baik
karena aktivitas masing-
masing anggota keluarga
yang padat dan sibuk

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan tentang diit DM untuk keluarga berhubungan dengan
kurang terpapar informasi ditandai dengan; Tn. S terlihat menggelengkan
kepala saat ditanya program diit DM, keluarga tampak tidak memiliki
media informasi (lefleat, poster dan lembar balik), Tn. S mengatakan “saya
tidak tahu tentang program diit DM mbak”, Tn. S mengatakan “saya kalau
makan itu banyak, karena kata orang kalau sakit itu harus makan banyak
agar cepat sembuh” (SDKI, D.0111, Hal. 246).
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan ditandai dengan; saat dilakukan kunjungan
kerumah keluarga, Tn. S penderita DM tampak sedang makan dengan porsi
banyak, Tn. S mengatakan “saya tidak mengetahui bagaimana cara
menstabilkan gula darah dengan baik dan benar”, Anak Tn. S yaitu Nn. E
mengatakan “saya tidak tahu bagaimana cara yang benar untuk merawat
ayah saya” (SDKI, D.0115, Hal. 254).
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
pendukung ditandai dengan; saat dilakukan kunjungan kerumah keluarga,
Tn. S penderita DM tampak sedang makan dengan porsi banyak, anak Tn.
S yaitu Tn.I mengatakan “saya tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan
penyakit Bapak, sudah lama sekali dan tidak sembuh-sembuh”, anak Tn. S
yaitu Tn. I mengatakan “saya khawatir dengan penyakit Bapak yang tidak
kunjung sembuh, karena mengganggu aktivitasnya”, Anak Tn. S yaitu Nn.
E mengatakan komunikasi antar keluarga kurang baik karena aktivitas
masing-masing anggota keluarga yang padat dan sibuk (SDKI, D.0096,
Hal. 210).
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Prioritas Masalah

Dx : Defisit Pengetahuan
Kriteria Perhitunga Hasil/ Skor Pembenaran
n
Sifat masalah: 3 1 - Keluarga mengatakan
x1=
aktual 3 tidak tahu diit bagi
penderita DM
Kemungkinan 2 2 - Dekat dengan
x2=
masalah dapat 2 puskesmas
ditangani : mudah - Mempunyai kendaraan
pribadi
- Jalan menuju
puskesmas dapat
ditempuh dengan
kendaraan pribadi
- Keluarga memiliki
BPJS
- Keluarga kooperatif
Potensi masalah 3 1 - Dengan banyak
x1=
untuk dicegah : 3 membaca dan bertanya
tinggi pada petugas
kesehatan/ puskesmas
pengetahuan keluarga
tentang diit DM
meningkat
Menonjolnya 1 1 - Keluarga beranggapan
x1=
masalah : ada 2 2 bahwa DM bukan
masalah, tak merupakan masalah
perlu segera yang gawat, tetapi
ditangani cukup mengganggu
aktivitas sehari-hari
Tn. S

Jumlah Skor 1
4
2

Dx: Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif


Kriteria Perhitunga Hasil/ Skor Pembenaran
n
Sifat masalah: 3 1 - Keluarga kesulitan
x1=
aktual 3 dalam menjalani
program
perawatan/pengobatan
Kemungkinan 1 1 Pendukung:
x2=
masalah dapat 2 - Keluarga kooperatif
ditangani : - Jarak rumah dengan
sebagian puskesmas dekat dan
telah tersedianya
tenaga kesehatan yang
dapat mendampingi
keluarga dalam diskusi
mengenai diit DM
Penghambat:
- jadwal anggota
keluarga cukup padat
untuk dilakukan
diskusi
- Komunikasi anggota
keluarga belum cukup
baik
Potensi masalah 2 2 Pendukung:
x1=
untuk dicegah : 3 3 - dengan pendampingan
cukup dan diskusi, keluarga
dapat menerapkan
program diit DM pada
Tn. S secara mandiri
Penghambat:
- Komunikasi anggota
keluarga belum cukup
baik
Menonjolnya 2 1 - Penerapan program diit
x1=
masalah : berat, 2 DM dapat mengontrol
harus segera gula darah Tn. S
ditangani

Jumlah Skor 2
3
3

Dx : Ketidakmampuan koping keluarga


Kriteria Perhitunga Hasil/ Skor Pembenaran
n
Sifat masalah: 3 1 - keluarga merasa
x1=
aktual 3 khawatir dengan
adanya anggota
keluarga yang terkena
DM, karena
mengganggu aktivitas
Kemungkinan 2 2 - ada petugas puskesmas
x2=
masalah dapat 2 yang dapat
ditangani : memfasilitasi
mudah pengambilan
keputusan dalam
merencanakan
perawatan jangka
panjang
- jarak dengan
puskesmas dekat
Potensi masalah 2 2 Pendukung:
x1=
untuk dicegah : 3 3 - dengan melalui
cukup konseling kemampuan
koping keluarga dapat
ditingkatkan guna
menerapkan diit DM
pada Tn. S
Penghambat:
- Adanya koping adaptif
keluarga yang belum
optimal yaitu Tn. S
makan banyak untuk
mempercepat
kesembuhan
Menonjolnya 1 1 - Tn. S mengatakan
x1=
masalah : ada 2 2 yang ia ketahui untuk
masalah, tidak mengatasi DM adalah
harus segera mengkonsumsi buah-
ditangani buahan dan makan
yang banyak

Jumlah Skor 1
4
6
2. Perencanaan

Diagnosa Tujuan Tindakan Keperawatan


Keperawatan
Defisit Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan
Observasi
Pengetahuan kunjungan selama 45
a. Identifikasi kesiapan
tentang masalah menit dalam 1x
dan kemampuan
DM yang terjadi pertemuan diharapkan
menerima informasi
pada keluarga tingkat pengetahuan
Edukasi
(SDKI, D.0111,
keluarga meningkat,
a. Jelaskan materi tentang
Hal. 246)
dengan kriteria hasil:
DM
a. Kemampuan
b. Ajarkan perilaku hidup
menjelaskan
bersih dan sehat bagi
tentang konsep
Klien penderita DM
DM meningkat
Terapetik
(L.12111, Hal. 146
a. Sediakan materi dan
SLKI,2019)
media pendidikan
kesehatan tentang DM
b. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
c. Berikan kesempatan
keluarga untuk
bertanya

(I.12383, Hal. 65 SIKI 2018)

Manajemen Setelah dilakukan Dukungan Keluarga


kesehatan keluarga tindakan keperawatan Merencanakan Perawatan
Observasi
tidak efektif selama 5x pertemuan
a. Identifikasi sumber-
(SDKI, D.0115,
dalam 3 minggu
sumber yang dimiliki
Hal. 254)
manajemen kesehatan
keluarga
keluarga meningkat b. Identifikasi tindakan
dengan kriteria hasil: yang dapat dilakukan
a. Kemampuan
Terapetik
menjelaskan
a. Motivasi
masalah pengembangan sikap
kesehatan dan emosi yang
tentang DM mendukung upaya
meningkat keseahatan
b. Aktivitas b. Gunakan sarana dan
keluarga fasilitas yang ada
mengatasi dalam keluarga
c. Ciptakan perubahan
masalah DM
lingkungan rumah
meningkat
c. Verbalisasi yang efektif
kesulitan Edukasi
menjalankan a. Ajarkan cara
perawatan DM perawatan DM yang
yang ditetapkan bisa dilakukan
menurun keluarga
d. Gejala penyakit (I.13477, Hal. 26 SIKI, 2018)
DM anggota
keluarga Koordinasi Diskusi
menurun Keluarga
Observasi
(L.12105, Hal. 62 SLKI,
a. Identifikasi gangguan
2019)
kesehatan setiap
anggota keluarga
Terapeutik
a. Libatkan keluarga
dalam mengambil
keputusan untuk
melakukan tindakan
yang tepat
b. Berikan perawatan
pada anggota keluarga
yang sakit
Edukasi
a. Anjurkan anggota
keluarga dalam
memanfaatkan sumber-
sumber yang ada
dalam masyarakat
(I.12482, Hal. 140 SIKI, 2018)
Pendampingan Keluarga
Observasi
a. Identifikasi tugas
keluarga yang
terhambat
b. Identifikasi dukungan
spiritual yang mungkin
untuk keluarga
Terapeutik
a. Bina hubungan saling
percaya dengan
anggota keluarga
b. Dukung mekanisme
koping adaptip yang
digunakan keuarga
Edukasi
a. Ajarkan mekanisme
koping yang dapat
dijalankan keluarga
(I.13486, Hal. 287 SIKI, 2018)
Koping tidak Setelah dilakukan Dukungan Pengambilan
efektif kunjungan selama 3x Keputusan
(SDKI, D.0096,
pertemuan dalam 2 Observasi
Hal. 210).
minggu status koping a. Identifikasi persepsi
keluarga membaik mengenai masalah dan
dengan kriteria hasil: informasi yang
a. Keterpaparan
memicu konflik
terhadap informasi Terapeutik
a. Motivasi keluarga
diit DM meningkat
b. Kekhawatiran pada untuk mengambil
anggota keluarga keputusan dalam
yang sakit menerapkan program
menurun diit DM
c. Komunikasi antara b. Hormati hak keluarga
anggota keluarga untuk menerima atau
meningkat menolak informasi
d. Ketergantungan c. Fasilitasi hubungan
pada anggota antara Klien, keluarga,
keluarga lain dan tenaga kesehatan
menurun lainnya
Edukasi
(L.09088, Hal. 117
a. Berikan informasi
SLKI, 2019)
tentang program diit
DM
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan
ahli gizi dalam
memfasilitasi
pengambilan
keputusan
(I.09265, Hal. 34 SIKI 2018)
Promosi Koping
Observasi
a. Identifikasi kegiatan
jangka pendek dan
panjang sesuai tujuan
b. Identifikasi
kemampuan yang
dimiliki anggota
keluraga
c. Identifikasi
pemahaman proses
penyakit DM
d. Identifikasi metode
penyelesaian masalah
terapeutik
Terapeutik
a. Diskusikan perubahan
peran yang dialami
b. Berikan pilihan realitas
mengenai aspek-aspek
tertentu dalam
perawatan DM
c. Motivasi
mengidentifikasi
system pendukung
yang tersedia
Edukasi
a. Anjurkan penggunaan
spiritual
b. Ajarkan cara
memecahkan masalah
secara konstruktif
c. Anjurkan keluarga
untuk selalu terlibat
(I.09312, Hal.375 SIKI, 2018)

Anda mungkin juga menyukai