Di susun oleh :
Hub
No. Nama Umur Gender Agama Pendidikan Pekerjaan Ket
dgn KK
a. Genogram
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis perkawinan
: Garis keturunan
: Klien
b. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. S termasuk keluarga inti terdiri dari Ayah, Ibu dan
dua anaknya yaitu Tn. S (ayah), Ny. S (istri), Nn. E (anak pertama),
Tn. I (anak kedua).
c. Suku
Tn. S bersuku Jawa tetapi bahasa sehari-hari yang digunakan
adalah Bahasa Indonesia. Tidak ada faktor budaya yang
mempengaruhi perilaku kesehatan keluarga.
d. Agama
Seluruh anggota keluarga Tn. S beragama Islam, anak-anaknya
sangat rajin menjalankan ibadah.
c. Status social ekonomi keluarga
Tn. S mengatakan penghasilan keluarga per/bulan diatas
Rp.3.000.000 itu penghasilan dari bak air dan dari anak
pertamanya. Pengeluaran digunakan untuk bayar listrik dan
kebutuhan sehari-hari. Kondisi rumah yang ditempati adalah rumah
milik pribadi.
3. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Tn. S dengan anak-anaknya
kurang terbuka, Tn. S kadang harus ditanya dulu oleh anak-
anaknya baru mau bercerita. Pola interaksi dalam keluarga Tn. S
kurang baik karena jadwal padat masing-masing anggota
sehingga hanya berbincang-bincang saat berkumpul saja.
Biasanya yang sering terjadi dalam berkomunikasi pada saat
malam hari sambil menonton TV, karena pada malam hari
semuanya berkumpul. Anggota yang paling dominan berbicara
adalah anak perempuan yang pertama, dengan menggunakan
bahasa Indonesia.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga mengatakan di dalam keluarganya sebagai pengambil
keputusan adalah Tn. S sebagai kepala keluarga, keputusan lebih
dominan diambil oleh Tn. S
c. Struktur peran
1) Tn. S adalah kepala keluarga yang mampu berperan sebagai
mencari nafkah kebutuhan sehari-hari.
2) Nn. E adalah anak perempuan yang pertama yang berperan
sebagai membantu orang tua dan bekerja.
3) Tn. I adalah anak laki-laki kedua yang berperan sebagai
sebagai membantu orang tua dan bekerja.
d. Nilai dan norma budaya
Menurut keluarga nilai dan norma yang berlaku di dalam
keluarga adalah agama, budaya, dan sosisal. Nilai yang dianut
oleh keluarga adalah budaya jawa, nilai budaya jawa sangat
mempengaruhi keluarga dalam kesehatan diabetes melitus.
Menurut keluarga, apabila sedang sakit, maka harus tetap
mengkonsumsi makanan yang banyak agar cepat sembuh. Selain
itu juga Keluarga Tn. S menerapkan aturan-aturan sesuai dengan
ajaran islam dan mengaharapkan anaknya menjadi anak yang
taat dalam menjalankan agama.
4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. S sangat menjaga keharmonisan dan ketentraman
dikeluarga mereka dan sekitar lingkungan mereka. Menurut Tn. S
keluarga selalu mengajarkan sikap saling menyayangi dan
menghormati antar keluarga.
b. Fungsi social
Keluarga selalu mengatakan kepada anaknya untuk selalu
berperilaku baik, sopan, dan santun dan sesuai dengan ajaran yang
mereka anut dalam di kehidupan di lingkungannya.
c. Fungsi ekonomi
Tn. S mengatakan saat ini hanya bekerja sebagai penjual air dari
bak air ke bak yang lainnya yang perbulannya hanya menghasilkan
kurang lebih Rp. 800.000 dan hanya mendapatkan uang tambahan
dari Tn. I dan Nn. E yang bekerja setiap bulannya mendapat kurang
lebih Rp. 3.000.000 dan pengeluaran rutin tiap bulan sebesar Rp.
2.000.000 untuk biaya listrik, kebutuhan bulanan, dan cicilan motor
d. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. S dikaruniai (2 orang anak) 1 anak perempuan dan 1
anak laki-laki, anak perempuan pertama berusia 27 tahun, anak
laki-laki kedua berusia 23 tahun.
6. Kesehatan lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati adalah milik pribadi. Rumah ini berukuran
2 2
dengan luas bangunan 4 x 29 m dengan luas perkarangan 1 m
yang terdiri dari ruang TV yang gabung dengan kamar tidur, dapur
dan kamar mandi, lantai rumah dikeramik semua ruangan tampak
kotor dan banyak barang, serta perabotan rumah tidak tersusun
rapi, terdapat jendela satu dan atap rumah dari asbes.
b. Pengelolaan sampah
Tn. S memiliki tempat pembuangan sampah sendiri dan biasanya
ketika sampah menumpuk ada petugas kebersihan yang datang
untuk membersihkan sampahnya.
c. Sumber air
Tn. S menggunakan sumur gali sebagai sumber air, sedangkan air
yang digunakan untuk mengkonsumsi minum adalah air pam.
d. Jamban keluarga
Tn. S memiliki kamar mandi dan WC sendiri, jenisnya adalah leher
angsa.
Penjajakan II
Masalah kesehatan Diabetes Melitus Tn. S mengatakan memiliki
penyakit gula sudah lama kurang lebih 1 tahun.
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
1) Tn. S mengatakan “penyakit diabetes melitus itu adalah
penyakit gula”
2) Tn. S mengatakan “akibat dari diabetes melitus itu bisa
menyebabkan kesemutan”
3) Tn. S terlihat menggelengkan kepala saat ditanya program diit
DM
4) Tn. S mengatakan “saya tidak tahu tentang program diit DM”
5) Tn. S mengatakan “saya kalau makan itu banyak,
karena kata orang kalau sakit itu harus makan banyak
agar cepat sembuh”
6) Saat dilakukan kunjungan kerumah keluarga, Tn. S penderita
DM tampak sedang makan dengan porsi banyak
7) Keluarga tampak tidak memiliki media informasi (lefleat,
poster dan lembar balik)
8) Tn. S mengatakan “saya tidak mengetahui bagaimana cara
menstabilkan gula darah dengan baik dan benar”
9) Anak Tn. S Tn. I mengatakan “saya khawatir dengan penyakit
Bapak yang tidak kunjung sembuh, karena mengganggu
aktivitasnya”
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Tn. S mengatakan “jika badannya sakit tetapi masih dapat
diatasi dengan sendiri maka Tn. S hanya membeli obat warung,
tetapi apabila sakitnya sudah tidak dapat diatasi sendiri maka
Tn. S segera berobat ke puskesmas terdekat”
Anak Tn. S yaitu Nn. E mengatakan komunikasi antar keluarga
kurang baik karena aktivitas masing-masing anggota keluarga
yang padat dan sibuk
c. Kemampuan keluarga merawat
Anak Tn. S yaitu Nn. E mengatakan “saya tidak tahu bagaimana
cara yang benar untuk merawat ayah saya”
Anak Tn. S yaitu Tn. I mengatakan “saya tidak tahu bagaimana
cara menyembuhkan penyakit Bapak, sudah lama dan tidak
sembuh-sembuh”
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Tn. S mengatakan “cara memodifikasi lingkungan dengan
mengkonsumsi makanan yang banyak”
e. Pemanfaatan kesehatan lingkungan
Tn. S mengatakan “jika saya sakit dan sudah tidak dapat diatasi
sendiri maka Tn. S segera berobat ke puskesmas terdekat”
B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan tentang diit DM untuk keluarga berhubungan dengan
kurang terpapar informasi ditandai dengan; Tn. S terlihat menggelengkan
kepala saat ditanya program diit DM, keluarga tampak tidak memiliki
media informasi (lefleat, poster dan lembar balik), Tn. S mengatakan “saya
tidak tahu tentang program diit DM mbak”, Tn. S mengatakan “saya kalau
makan itu banyak, karena kata orang kalau sakit itu harus makan banyak
agar cepat sembuh” (SDKI, D.0111, Hal. 246).
2. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan ditandai dengan; saat dilakukan kunjungan
kerumah keluarga, Tn. S penderita DM tampak sedang makan dengan porsi
banyak, Tn. S mengatakan “saya tidak mengetahui bagaimana cara
menstabilkan gula darah dengan baik dan benar”, Anak Tn. S yaitu Nn. E
mengatakan “saya tidak tahu bagaimana cara yang benar untuk merawat
ayah saya” (SDKI, D.0115, Hal. 254).
3. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan sistem
pendukung ditandai dengan; saat dilakukan kunjungan kerumah keluarga,
Tn. S penderita DM tampak sedang makan dengan porsi banyak, anak Tn.
S yaitu Tn.I mengatakan “saya tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan
penyakit Bapak, sudah lama sekali dan tidak sembuh-sembuh”, anak Tn. S
yaitu Tn. I mengatakan “saya khawatir dengan penyakit Bapak yang tidak
kunjung sembuh, karena mengganggu aktivitasnya”, Anak Tn. S yaitu Nn.
E mengatakan komunikasi antar keluarga kurang baik karena aktivitas
masing-masing anggota keluarga yang padat dan sibuk (SDKI, D.0096,
Hal. 210).
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Prioritas Masalah
Dx : Defisit Pengetahuan
Kriteria Perhitunga Hasil/ Skor Pembenaran
n
Sifat masalah: 3 1 - Keluarga mengatakan
x1=
aktual 3 tidak tahu diit bagi
penderita DM
Kemungkinan 2 2 - Dekat dengan
x2=
masalah dapat 2 puskesmas
ditangani : mudah - Mempunyai kendaraan
pribadi
- Jalan menuju
puskesmas dapat
ditempuh dengan
kendaraan pribadi
- Keluarga memiliki
BPJS
- Keluarga kooperatif
Potensi masalah 3 1 - Dengan banyak
x1=
untuk dicegah : 3 membaca dan bertanya
tinggi pada petugas
kesehatan/ puskesmas
pengetahuan keluarga
tentang diit DM
meningkat
Menonjolnya 1 1 - Keluarga beranggapan
x1=
masalah : ada 2 2 bahwa DM bukan
masalah, tak merupakan masalah
perlu segera yang gawat, tetapi
ditangani cukup mengganggu
aktivitas sehari-hari
Tn. S
Jumlah Skor 1
4
2
Jumlah Skor 2
3
3
Jumlah Skor 1
4
6
2. Perencanaan