Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS KESEHATAN ANAK&REMAJA


“Disusun Guna Memenuhi Tugas Askep Angkatan Semester 6”

DISUSUN OLEH :

DELLA AYU SETYORINI

NIM 1020183128

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Jl.Ganesha l Purwosari Kudus Jawa Tengah (59316) | Email : sekretariat@umkudus.ac.id


A. DEFINISI
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun,menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun
2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun
dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)
rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewas. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional , sosial dan fisik. Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan
anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut kaum muda (youth) untuk
usia antara 15-24 tahun. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa
(rentang waktu) remaja tada tiga tahap, yaitu: masa remaja awal (10-12 tahun),
masa remaja tengah (13-15 tahun), dan masa remaja akhir (16-19 tahun). Definisi
ini kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (young people) yang
mencakup usia 10-24 tahun (Kusmiran, 2016)
Jadi, remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke remaja yang berada
pada rentang umur 10-24 tahun dan belum menikah dan sedang tumbuh menjadi
dewasa dan masih berada dalam ketidakjelasan emosional, tempat, kematangan
mental, social da fisik.
B. ETIOLOGI
Masalah remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode hidup manusia
mempunyai masalah tersendiri, termasuk periode remaja. Remaja seringkali sulit
mengatasi masalah mereka. Ada dua alasan hal itu terjadi yaitu : yang pertama
ketika masih anak anak dan seluruh masalah mereka selalu diatasi oleh orang-
orang dewasa. Hal inilah yang membuat remaja tidak mempunyai pengalaman
dalam menghadapi masalah yangkedua karena remaja telah menganggap dirinya
lebih mandiri, maka mereka mempunyai gengsi dan menolak bantuan dan orang
dewasa remaja pada umunya mengalami bahwa pencarian jati diri atau keutuhan
diri itu suatu masalah utama karena adanya perubahan perubahan sosial, fisiologi,
dan psikologis didalam diri dalam masyarakat kita yang semakin kompleks dan
berteknologi modern.
1. Kecelakaan
Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada
adolesens (sekitar 70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang
merupakan penyebab umum terbanyak, mengakibatkan hamper setengah
kematian pada usia 16 sampai 19 tahun. Kecelakaan ini sering dikaitkan
dengan intoksikasi alcohol atau penyalahgunaan obat.
2. Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi
mereka yang bekerja dengan adolesens. Adolesens dapat menyakini
bahwa zat yang merubah alam persaan menciptakan perasaan sejahtera
atau membuktika tingkat penampilan. Semua adolesensberada pada risiko
penggunaan zat untuk eksperimental atau kebiasaan atau berasal dari
keluarga yang tidak stabil lebih berisiko terhadap penggunaan kronik dan
ketergantungan fisik. Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat
membuat mereka lebih matur.
3. Bunuh diri
Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad
adolesens usia antara 15 dan 24 tahun, kecelakaan dan pembunuhan
merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi social biasanya
mendahului usha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga sebagai akibat dari
kombinasi beberapa factor.
4. Penyakit menular
Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di
bawah usia 25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens
yang aktif seksual dilakukan skrining terhadap PMS, meskipun mereka
tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja merupakan kejadian umum di
Amerika Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20 tahun
mengalami kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara
bayinya sendiri. Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang
masih remaja kecuali mereka dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima
perawatan prenatal. B.
Adapun masalah lain yang dihadapi remaja masa kini antara lain :
1. Kebutuhan akan figure teladan
Remaja jauh lebih mudah terkesan akan nilai-nilai luhur yang
berlangsung dan keteladanan orang tua mereka daripada hanya sekedar
nasehat-nasehat bagus yang tinggal hanya kata-kata indah.
2. Sikap apatis
Merupakan kecenderungan untuk menolak sesuatu pada saat
bersamaan tidak mau melibatkan diri didalamnya. Sikap apatis ini
terwujud didalam ketidakacuhannya akan apa yang terjadi
dimasyarakatnya.
3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
Kata stress atau frustasi semakin umum dipakai kalangan remaja.
Banyak kaum muda yang mencoba mengatasi rasa cemasnya dalam
bentuk “pelarian”
4. Ketidakmampuan untuk melibatkan diri
Kecenderungan untuk mengintelektualkan segala sesuatu dan pola
piker ekonomis, membuat para remaja sulit melibatkan diri secara
emosional maupun efektif dalam hubungan pribadi dan dalam kehidupan
masyarakat. Persahabatan dinilai untung dan rugi atau malahan dengan
uang.
5. Perasaan yang tidak berdaya
Perasaan tidak berdaya ini muncul pertama-tama karena teknologi
semakin menguasai gaya hidup dan berpola fikir masyarakatmodern.
6. Pemujaan dan pengalaman
Sebagian besar tindakan-tindakan negative anak muda dengan
minuman keras. Obat-obatan dan seks pada mulanya berawal dan
mencoba-coba. Lingkungan pergaulan anak muda dewasa ini memberikan
pandangan yang keliru tentang pengalaman

Bentuk-bentuk dan perbuatan yang anti sosial antara lain :


1) Anak-anak muda yang berasal dari golongan orang kaya yang
biasanya memakai pakaian yang mewah. Hidup hura-hura dan
pergi kediskotik
2) Disekolah, misalnya dengan melanggar tata tertib sekolah seperti
bolos, terlambat masuk kelas, tidak mengerjakan tugas dan lain
sebagainya.
3) Ngebut, yaitu mengendairai mobil atau motor ditengah tengah
keramaian kota dengan kecepatan yang melampau batas
maksimum yang dilakukan oleh pemuda belasan tahun.
4) Membentuk kelompok remaja yang tingkah lakunya sangat
menyimpang dengan norma yang berlaku dimasyarakat, seperti
tawuran antar kelompok.

Permasalahan Yang Muncul dari Perubahan Fisik dan Psikis Remaja :


1. Ketidakmatangan intelektual dan emosional. Hal ini berakibat pada tindakan
yang tidak rasional, cenderung emosional dan tanpa pikir panjang.
2. Penerimaan (akseptansi) menyeluruh terhadap setiap perubahan bentuk dan
fungsi tubuhnya sebagai usaha penyesuaian diri terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. Mereka merasa tidak puas akan penampilannya. Mereka
terhambat dalam hal akseptansi karena menyadari pentingnya penampilan
dalam penerimaan sosial. Apalagi pada saat pubertas ini, minat terhadap jenis
kelamin lain mulai berkembang pula.
3. Perkembangan seksual yang meningkat. Pemuasan dorongan seks masih
dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan
pengetahuan yang benar tentang seksualitas yang pada awalnya berupa
keinginan untuk jatuh cinta atau bercinta
4. Krisis identitas. Setiap remaja harus mam.pu melewati krisisnya dan
menemukan jati dirinya. Sehingga dapat memahami dirinya sendiri,
kemampuan dan kelemahan dirinya serta peranan dirinya dalam
lingkungannya.
5. Ikatan kelompok yang kuat. Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan
segala keinginan dirinya menyebabkan timbulnya dorongan yang kuat untuk
berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan dirinya seolah-olah
dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar.

C. MANIFESTASI KLINIS

Karakteristik pertumbuhan dan perkembangan remaja yang mencakup


perubahan transisi bilogis, transisi kognitif, transisi social, transisi psikis akan
dipaparkan di bawah ini

1. Transisi Biologis
perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa
pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial.
Diantara perubahan fisik itu yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan
jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan
tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat refroduksi(ditandai dengan
haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual
sekunder yang tumbuh

Perubahan fisik yang terjadi pada anak perempuan yaitu: pertumbuhan


tulang-tulang, badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang,
tumbuh payudara. Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kemaluan,
mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimum setiap tahunnya,
bulu kemaluan menjadi kriting, menstruasi atau haid, tumbuh bulu-bulu
ketiak.
Sedangkan pada anak laki-laki perubahan yang tetjadi antara lain:
pertumbuhan tulang-tulang, testis (buah petir) membesar, tumbuh bulu
kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap, awal perubahan suara,
ejakulasi (keluarnya air mani) bulu kemaluan menjadi kriting, pertumbuhan
tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya, tumbuh rambut-
rambut halus diwajah (kumis, jenggot), tumbuh bulu ketiak, akhir perubahan
suara, rambut-rambut diwajah bertambah tebal dan gelap, dan tumbuh bulu
dada.
Pada dasarnya perubahan fisik remaja disebabkan oleh kelenjar pituitary
dan kelenjar hypothalamus. Kedua kelenjar itu masing-masing menyebabkan
terjadinya pertumbuhan ukuran tubuh da n merangsang aktifitas serta
pertumbuhan alat kelamin utama dan kedua pada remaja.
2. Transisi Kognitif
Dalam perkembangan kognitif, remaja tidak terlepas dari lingkungan
sosial. Hal ini menekankan pentingnya interaksi sosial dan budaya dalam
perkembangan kognitif remaja.
secara lebih nyata pemikiran operasional formal bersifat lebih abstrak,
idealis dan logis. Remaja berfikir lebih abstrak dibandingkan dengan anak-
anak misalnya dapat menyelesaikan persamaan aljabar abstrak. Remaja juga
lebih idealis dalam berfikir seperti memikirkan karakteristik ideal dari diri
sendiri, orang lain dan dunia. Remaja berfikir secara logis yang mulai berfikir
seperti ilmuan, menyusun berbagai rencana untuk memecahkan masalah dan
secara sistematis menguji cara pemecahan yang terpikirkan.

3. Transisi Sosial
Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa
kanak-kanak san selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak
pertama-tama masing sangat terbatas dengan orang tuanya dalam kehidupan
keluarga, khususnya dengan ibu dan berkembang semakin meluas dengan
anggota keluarga lain, teman bermain dan teman sejenis maupin lain jenis

4. Transisi Psikis
Transis psikis adalah perubahan mengenai rohani seseorang seperti tingkah
laku, sikap, mental, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah beberapa prubahan
psikis pada masa remaja.

 Keadaan emosi yang tidak stabil sehingga remaja mudah merasa


gembira sekaligus mudah sedih. Keadaan ini menjadikan remaja
memiliki emosi yang meledak-ledak.
 Perasaan menjadi sangat peka atau sensitive. Situasi tertentu dapat
menjadikan remaja mudah tersentuh dan tersinggung.
 Sikap mental agresif, ditunjukkan dalam bentuk suka menentang kepada
aturan atau perintah. Keadaan ini muncul karena dalam diri anak mulai
merasakan bahwa ia sudah tidak mau lagi disebut sebagai anak kecil dan
menganggap dirinya sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan dan
kemauannya sendiri.
 Mulai mencari identitas diri. Hal ini ditunjukkan dengan berbagai
perilaku, antara lain:

 Senang berkelompokan melakukan kegiatan bersama


kelompoknya
 Senang melakukan hal-halang menantang, yang cenderung
memuaskan perasaan ingin tahu yang begitu besar terhadap
sesuatu hal, maka sering anak remaja ini melakukan sesuatu
yang di luar perhitungan akan kemampuannya.Senang menarik
perhatian orang lain dengan melakukan sesuatu yang menyalahi
aturan pada umumnya
D. PATHOFISIOLOGI
Masa remaja dibagi menjadi 3 masa, yaitu :
1) Masa remaja awal (12-15 tahun) anak memasuki masa puber yang ditandai
dengan perkembangan ciri seksual sekunder yang memiliki pengaruh
langsung pada dorongan seksual intrinsik, walaupun terdapat perbedaan
antara kedua jenis kelamin. Pada remaja laki-laki, perkembangan yang
utama adalah kapasitas ejakulasi yang langsung terkait dengan
pengalaman seksual yang menyenangnkan. Makna privasi yang disertai
kapasitas tersebut terletak pada perilaku mastrubasi. Pada remaja
perempuan, ekspresi pubertas yang paling utama adalah menstruasi.

2) Masa remaja akhir (16-18 tahun), masa ini bagi kedua jenis kelamin
merupakan masa utuk menjalin hubungan heterososial seperti orang
dewasa pada umumnya, yaitu ketika remaja laki-laki dan perempuan
melakukan suatu hubungan guna mengantisipasi kehidupan keluarga kelak
pada masa yang akan dating. Sebagian besar laki-laki pada masa ini sudah
melakukan petting berat yang menyertakan kontak genetik tanpa coitus,
sedangkan pada sebagian besar perempuan keterlibatakan dalam kegiatan
petting masih terbatas jumlahnya.

3) Masa muda (18-23 tahun), perkawinan biasanya terjadi pada akhir periode
ini sehingga periode ini merupakan periode dari kesadaran seksual secara
interpersonal dan intrapsikis. Pada periode ini, seseorang telah memiliki
kesadaran jenis kelamin yang utuh dan diyakininya. Kemampuan
membina hubungan intim antar jenis kelamin sudah dilandasi oleh aspek
komitmen romantic dan kasih saying.
E. PATHWAY
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko cidera berhubungan dengan factor ekstrinsik
2. Deficit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
G. NURSING CARE PLAN
NO DIAGNOSA Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1. Resiko cidera Setelah dilakukan tindakan 1) Anjurkan remaja untuk
berhubungan
keperawatan 2x 24 jam mengikuti program
dengan factor
ekstrinsik diharapkan factor-faktor pendidikan mengemudi dan
penyebab resiko cedera menggunakan sabuk
dapat berkurang, dan klien keselamatan
dapat mempunyai 2) Informasikan remaja tentang
kehidupan yang lebih risiko yang berkaitan dengan
sehat minimum dan berkendaraan,
penggunaan obat
3) Tingkatkan penggunaan helm
oleh remaja yang
menggunakan kendaraan
bermotor
4) Yakinkan remaja
mendapatkan oorientasi yang
tepat untuk penggunaan
semua alat olahraga

2. Deficit Setelah dilakukan 1. berikan remaja informasi


pengetahuan
tindakan keperawatan mengenai penyakit,
berhubungan
dengan kurangnya selama 2×24 jam dengan bentuk penularan, dan
informasi
kriteria hasil : gejala yang berhubungan
 Tau tentang 2. dorong pantangan
informasi penyakit terhadap aktifitas seksual
menular seksual atau bila aktif seksual
 Dapat mencegah tentang penggunaan
terjadinya kondom
penyebaran 3. berikan informasi akurat
penyakit menular tentang konsekuensi
seksual aktivitas seksual
-
re
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja (Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Gunarsa,Singgih D.2014. Psikologi Praktis: Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK


Gunung Mulia.

Kowalak, J.P. 2013. Buku Ajar Patofisiologis. Jakarta: EGC.

Kusmiran, E. 2016. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika:


Jakarta.

NANDA. (2015).buku diagnosa keperawatan definisi dan klasifikasi 2015-2017.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai