Anda di halaman 1dari 20

assalamualaikum

Pendampingan Klien Saat Sakit Dan Tata Cara Ibadah Dalam Sakit

Kelompok 3

 Dina Aulia F
 Imroatus Sholekhah
 Nabila Choirunnisa
 Aditya Very Anggoro
 M. GatotRizaldi
 Neli Nadianti R
 Anastasia Yunita E. N
 Ikazulfah Q.A
 Herlina Julia R
 Nurul Asnal M
 NikenDwi Purbowati
Pendampingan Klien Saat Sakit Dan Tata Cara Ibadah Dalam
Sakit

Konsep Sakit dan Penyakit Menejemen Menghadapi


Dalam Islam Respon Sakit dan Penyakit

Konsistensi Beribadah Kesimpulan


Dalam Kondisi Sakit
Konsep Sakit dan Penyakit Dalam Islam

sehat sakit

ALLAH SWT
Konsep Sakit dan Penyakit Dalam Islam

Sehat

Sehat merupakan nikmat terbesar Allah yang harus kita syukuri.


Bentuk rasa syukur kita terhadap nikmat Allah adalah senantiasa
menjaga kesehatan sesuai dengan sunnatullah seperti firman Allah
dalam QS. Al Maidah, 5 : 3. Dalam ayat ini Allah melarang kita
memakan makanan haram seperti yang telah Allah sebutkan dalam
ayat tersebut.
Konsep Sakit dan Penyakit Dalam Islam

Sakit

sakit dan penyakit merupakan peristiwa yang selalu


menyertai kehidupan manusia sejak jaman nabi dulu.
Sakit merupakan takdir Allah, dan allah memberikan kita
sakit karena Allah menyayangi kita dan Allah ingin kita
lebih mendekatkan diri kepada Nya.
Konsep Sakit dan Penyakit Dalam Islam

Sehat dan sakit merupakan takdir dari Allah. Jika kita


diberi kesehatan oleh Allah maka kita harus
mensyukurinya dan menjaganya dengan melaksanakan
sunnatullah. Jika kita diberi sakit oleh Allah hendaklah
kita tetap bersyukur karena Allah masih sayang kepada
kita dengan memberikan kita sakit dengan tujuan agar
kita mengingatnya. Dan janganlah kita berprasangka
terhadap Allah dan tidak berputus asa akan rahmat Allah
serta selalu bersabar dan menerima takdir Allah.
Menejemen Menghadapi Respon Sakit Dan Penyakit

Simpati Empati

Perbedaan simpati
Penguatan
dan empati
Menejemen Menghadapi Respon Sakit Dan Penyakit

Simpati

salah satu proses kejiwaan yang pada intinya


adalah “Adanya keinginan untuk memahami pihak
lain/ dalam kaitannya dengan hal ini yaitu“Pasien”.
Menejemen Menghadapi Respon Sakit Dan Penyakit

Empati

jika pada proses simpati hanya adanya keinginan


untuk memahami pasien, dalam Empati perawat turut
merasakan emosional orang lain (Pasien). Jadi empati
dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa yang
merasa iba melihat penderitaan orang lain dan
terdorong dengan kemauan sendiri untuk
menolongnya tanpa mempersoalkan perbedaan latar
belakang agama, budaya, bahasa, kebangsaan, etnik,
golongan dan sebagainya.
Menejemen Menghadapi Respon Sakit Dan Penyakit

Penguatan

dipandang sebagai pemberian sumber


kebijakan,pengetahuan, dan keberanian bagi
penerima (Pasien), termasuk memberi suatu
pengetahuan tentang ke-Tuhanan/ Agama yang
tertuang dalam kitab suci tertentu dan dalam konteks
terkait yang dideritanya (Pasien), serta memberi
motivasi-motivasi yang membangkitkan rasa
keberanian pasien.
Menejemen Menghadapi Respon Sakit Dan Penyakit

Perbedaan Empati dan Simpati

Empati :
 Memberikan perhatian yang sama terhadap perasaan duka dan suka
 Tidak terlalu larut dalam perasaan dukanya
 Memberikan Pendapat dan lebih memahami keluhan yang berduka
 Bersifat objektif

Simpati :
 Memberikan perhatian terhadap perasaan sedih saja
 Larut dalam berbagai perasaan duka
 Cenderung memberikan Pendapat
 Bersifat Subjektif
Konsistensi Beribadah Dalam Kondisi Sakit

Ibadah yang bisa tetap Kemudahan bagi orang


dilakukan ketika sakit sakit dalam beribadah
Konsistensi Beribadah Dalam Kondisi Sakit

Hal yang bisa tetap dilakukan ketika sakit :

o Membaca Al Qur’an
o Berdzikir kepada Allah
o Berdoa kesembuhan kepada Allah
o Tetap sholat dan melakukan ibadah yang lain
Konsistensi Beribadah Dalam Kondisi Sakit

Kemudahan bagi orang sakit dalam beribadah:

Tayamum

Kemudahan
sholat
Konsistensi Beribadah Dalam Kondisi Sakit

Gerakan Tayamum :

1. Menepuk permukan bumi (misalnya dinding yang mengandung


debu) dengan kedua telapak tangan sekali tepuk kemudian
meniupnya
2. Mengusap punggung telapak tangan kanan dan kiri bergantian
sampai telapak tangan dengan sekali usap
3. Mengusap wajah dengan kedua tangan sekali usap
Konsistensi Beribadah Dalam Kondisi Sakit
Kemudahan sholat :
Pertama:
Wajib bagi orang sakit shalat fardhu dengan cara berdiri, walaupun bersandar ke
tembok, tiang, atau tongkat (jika mampu)
Kedua:
Jika tidak mampu shalat berdiri, maka shalat dengan cara duduk. Yang lebih
afdhal, duduk bersila ketika posisi berdiri dan rukuknya. Dan duduk iftirasy
seperti biasa ketika duduk antara dua sujud
Ketiga:
Jika tidak mampu shalat duduk, shalat dengan cara berbaring (miring)
menghadap kiblat. Miring kanan lebih baik daripada miring kiri. Jika tidak
memungkinkan menghadap kiblat, shalat menghadap mana saja dan tidak perlu
mengulang
Keempat:
Jika tidak mampu shalat dengan berbaring (miring), maka shalat dengan cara
terlentang. Kaki menghadap kiblat dan yang lebih afdhal kepalanya sedikit
diangkat mengarah ke kiblat (bisa di sanggah dengan bantal-pen). Jika tidak
mampu, maka bisa menghadap ke mana saja dan tidak perlu mengulang.
Konsistensi Beribadah Dalam Kondisi Sakit
Kemudahan sholat :
Kelima:
Wajib bagi orang sakit melakukan rukuk dan sujud (secara normal meskipun shalat
dilakukan dengan cara duduk). Jika tidak mampu maka berisyarat dengan kepalanya.
Berisyarat dengan menundukkan kepala lebih rendah ketika sujud dibanding rukuk. Jika
tidak mampu sujud, maka ia rukuk ketika sujud dan berisyarat saja untuk rukuk dan
sebaliknya.
Keenam:
Jika tidak mampu berisyarat dengan kepalanya ketika rukuk dan sujud, maka berisyarat
dengan pandangannya yaitu matanya. Ia pejamkan matanya sebentar ketika rukuk dan
memejamkan mata lebih lama ketika sujud. Adapun berisyarat dengan telunjuk yang
dilakukan sebagian orang yang sakit maka tidak diketahui memiliki dalil dari Al Quran,
sunnah dan perkataan para ulama.
Ketujuh:
Jika dengan anggukan dan isyarat mata juga sudah tidak mampu maka hendaknya ia shalat
dengan hatinya. Jadi ia takbir, membaca surat, niat ruku, sujud, berdiri dan duduk dengan
hatinya Dan setiap orang mendapatkan sesuai yang diniatkannya.
Kesimpulan

Dalam keadaan sehat maupun sakit kita harus tetap beribadah


kepada Allah. Ketika kita sakit janganlah meninggalkan ibadah
karena Allah telah memberikan kemudahan bagi orang yang
mengalami kesulitan. Dan jangan jadikan sakit kita sebagai alasan
untuk menjauh dari Allah, karena sakit merupakan takdir dan selalu
berprasangka baik kepada Allah. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.
Terima kasih
wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai