Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP AGAMA DAN KEHIDUPAN BERAGAMA

Dosen pembimbing :
M.Abdur Rozaq, S.Pd.I., M.Pd.I
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
1. Nilla Alfiatin Nadila (1020183109)
2. Amara Shafira Vica Antono (1020183110)
3. Dinda Ayu Natasya (1020183111)
4. Jihan Fahira (1020183121)
5. Fairudzal Diana (1020183123)
6. Cintana Olivia Marthabella (1020183127)
7. Zendy Padesta Putri (1020183129)
8. Lilik Anawati Ningsih (1020183136)
9. Amelia Rizqi (1020183138)
10. Erik Riki Putra Pratama (1020183153)
11. Deby Kurniadi (1020183158)

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
Tahun 2018/2019
Alamat : Jl. Ganesha 1, Purwosari, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59316
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNyalah akhirnya makalah
in telah selesai disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam.

Makalah ini disusun agar mahasiswa atau para pembacanya dapat mengetahui tentang konsep
agama dan kehidupan beragama sehingga dapat hidup dengan rukun antar umat beragama,
karena di Indonesia terdapat banyak agama yang berbeda.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun berupaya mengumpulkan informasi dari
berbagai referensi agar dapat merumuskan pokok-pokok bahasan tentang konsep agama dan
kehidupan beragama.

Semoga makalah ini dapat membantu memperluas wawasan mahasiswa ataupun para
pembacanya tentang kerukunan antar umat beragama. Tentu saja makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami selaku penyusun makalah ini mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada. Kami selalu menanti saran dan kritik dari dosen pembimbing maupun
pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Kudus, 13 September 2018

Penulis,
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1
1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
2.1. Konsep Agama ............................................................................................................ 2
2.2. Hakekat dalam beragama….. ........................................................................................ 3
2.3. Nilai agama dalam kehidupan profesi farmasi dan sosial masyarakat ........................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 7
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................. 9
3.2. Saran ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Agama merupakan sebuah kepercayaan yang dianut oleh seseorang. Pengertian agama adalah
sebuah ajaran atau sistem yang mengatur tatacara peribadatan kepada Tuhan dan hubungan antar
manusia. Dalam uraian ini adan diuraikan hakikat agama, komponen yang terkandung dalam
kehidupan beragama dan hikmah beragama. Di Indonesia ada 6 agama yang dikenal. Yakni
islam, hindu, budha, Kristen, katholik, konghucu. Agama merupakan hak asasi yang dimiliki
oleh setiap indvidu yang ditur dalam undang undang yang ada di Negara. Dengan demikian,
maka seseorang yang beragama pasti akan selalu berbuat kebaikan, karena mereka tahu bahwa
semua perilaku akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan konsep agama?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat agama?
3. Apa saja komponen yang terkandung di dalam kehiupan beragama?
4. Bagaimana nilai nilai agama dalam kehidupan profesi Keperawatan dan sosial
masyarakat?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan penulis sebagai berikut:
1. Agar mahasiswa mampu memahami konsep agama
2. Agar mahasiswa mampu memahami hakikat agama
3. Agar mahasiswa mampu memahami tentang komponen dalam beragama
4. Agar mahasiswa mampu memahami tentang nilai agama dalam kehidupan profesi
Keperawatan dan sosial masyarakat.
1.4 MANFAAT PENULISAN
Makalah ini bermanfaat agar kita bisa mengetahui hakikat dalam beragama, komponen
yang terkandung dalam beragama serta dapat mengamalkan tentang nilai-nilai agama dalam
profesi keperawatan dan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP AGAMA
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan
kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain
untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar
pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi,
seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

2.2 HAKIKAT BERAGAMA

Pengertian Agama

Agama dalam pengertiannya dapat dikelompokkan pada dua bahagian yaitu agama
menurut bahasa dan agama menurut istilah. Beberapa persamaan arti kata “agama’’ dalam
berbagai bahasa:

Ad din (Bahasa Arab danSemit)


Religion (Inggris)
La religion (Perancis)
De religie (Belanda)
Die religion (Jerman
Secara bahasa, perkataan “agama’’ berasal dari bahasa Sangsekerta yang erat
hubungannya dengan agama Hindu dan Budha yang berarti ‘’tidak pergi” tetap di tempat,
diwarisi “turun temurun’’. Adapun kata din mengandung arti menguasai, menundukkan,
kepatuhan, balasan atau kebiasaan. Dan juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-
hukum yang harus dipatuhi baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa
larangan yang harus ditinggalkan. Kata din dalam Al Qur’an disebut sebanyak 94 kali dalam
berbagai makna dan kontek, antara lain berarti :
Pembalasan (Q.S Al Fatihah (1) ayat 4.

Undang-undang duniawi atau peraturan yang dibuat oleh raja (Q.S Yusuf (12)ayat 76)

Agama yang datang dari Allah SWT, bila dirangkaikan dengan kata Allah (Q.S Ali Imran (3)
ayat 83.

Agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama yang benar, yakni Islam,
bila kata din dirangkaikan dengan kata al-haq (Q.S AtTaubah (9) ayat 33

Agama selain Islam (Q.S Al Kafirun(109) ayat 6 dan Q.S Ash Shaf (61) ayat

Menurut Abu Ahmadi agama menurut bahasa :

Agama berasal dari bahasa Sangsekerta yang diartikan dengan haluan, peraturan, jalan atau
kebaktian kepada Tuhan.

Agama itu terdiri dari dua perkataanya itu A. berarti tidak, Gama berarti kacau balau, tidak
teratur. Jadi agama berarti tidak kacau balau yang berarti teratur.
Agama menurut istilah adalah undang-undang atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia
dalam hubungannya dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesame manusia dan
hubungan manusia dengan alam. Maka orang yang beragama adalah orang yang teratur, orang
yang tenteram dan orang yang damai baik dengan dirinya maupun dengan orang lain dari segala
aspek kehidupannya.
Sebuah agama biasanya melingkupi tiga persoalan pokok, yaitu :

Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan menciptaalam.

Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatura ltersebut sebaga ikon sekuensi atau pengakuan dan ketundukannya.

Sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta
yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut.

Hakikatnya agama adalah keyakinan akan adanya Tuhan yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan manusia, maka sangat perlu dipahami secara seksama oleh setiap manusia. Agama
juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum-hukum yang harus dipatuhi baik dalam
bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan.
Setiap agama pada dasarnya terdiri dari empat unsur, yaitu:

Ajaran (= teori; konsep) sebagai sisi gaib

Iman sebagai interaksi antara pelaku dan konsep,

Ritus (= upacara) sebagaisistemlambang, dan

Praktik( =amal) sebagai perwujudan konsep dalam segala segi kehidupan individu dan
masyarakat.

Agama itu saling pengaruh mempengaruhi dengan sistem organisasi kekluaragaan,


perkawinan, ekonomi, hukum dan politik. Agama juga memasuki lapangan pengobatan, sains
dan teknologi. Serta agama itu telah memberikan inspirasi untuk memberontak dan melakukan
peperanagan dan terutama telah memperindah dan memperhalus karya seni. Tidak terdapat suatu
institusi kebudayaan lain yang menyajikan suatu lapangan ekspresi dan implliksi begitu halus
sepertihalnya agama.

2.3 KOMPONEN DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA


Ajaran Islam menganung 3 komponen besar yang diperintahkan yaitu:
Aqidah,
Yaitu keimanan dan kepercayaan terhadap Allah SWT Tuhan yang wajib disebah dan
tiada Tuhan melainkannya
Syariat atau Ibadah
Ajaran – ajaran yang berkaitan dengan amalan praktikal yang diperintahkan oleh Allah
meliputi soal ibadah, muamalat, munakahat dan jinayat.
Akhlak
Ajaran ajarn yng berkaitan dengan prinsip-prinsip tingkah laku manusia yang dituntut
oleh agama

Ajaran Islam mengandung komponen besar yang dilarang yaitu:


Di antara keindahan Islam adalah larangan-larangan yang memperingatkan seorang muslim agar
tidak terjerumus ke dalam keburukan dan ancaman keras atas akibat buruk dari perbuatan tercela
itu. Di antara larangan Islam itu adalah:

1. Islam melarang syirik, yaitu menyekutukan Allah Azza wa Jalla dengan sesuatu.Allah Azza
wa Jalla berfirman:

Allah berfirman dalam Q.S. Yunus ayat 18 yang berbunyi: “Dan mereka menyembah selain
daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula)
kemanfaatan, dan mereka berkata: “mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami disisi
Allah”. Katakanlah: “apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui –Nya
baik dilangit dan tidak (pula) dibumi?”, Maha Suci Allah dan Maha tinggi dan apa yang mereka
mempersatukan (itu)”.

Oleh sebab itu bagi mereka yang menyembah kepada selain Allah, berarti mereka telah
meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan hal
itu merupakan bentuk dari kezhaliman yang paling besar.

ِ ‫ك بِ ِه َويَ ْغفِ ُر َما ُدونَ ٰ َذلِكَ لِ َمن يَ َشا ُء ۚ َو َمن يُ ْش ِر ْك بِاهَّلل ِ فَقَ ِد ا ْفتَ َر ٰى إِ ْث ًما ع‬
‫َظي ًما‬ َ ‫إِ َّن هَّللا َ اَل يَ ْغفِ ُر أَن يُ ْش َر‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan
Allah mengampuni (dosa) selainnya bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An-Nisaa’: 48]

2. Islam melarang kekafiran,

Yaitu perkara-perkara yang apabila dilakukan oleh seseorang, maka atas orang tersebut dihukumi
bahwa orang itu adalah kafir. Dan sebab-sebab kekafiran menurut hukum dunia itu hanya ada
dua saja dan tidak ada yang ketiganya, yaitu perkataan yang mengkafirkan dan perbuatan yang
mengkafirkan [di antaranya meninggalkan atau menolak]. Dan sebetulnya seorang hamba juga
bisa kafir dengan keyakinan yang mengkafirkan yang dilakukan oleh hatinya, hanya saja
keyakinan hati tidak bisa ditetapkan dengan hukum dunia kecuali keyakinan hati itu tampak
dalam ucapan maupun perbuatan yang mungkin dapat ditetapkan terhadap pelakunya
berdasarkan ijma’ ahlus-sunnah dan seluruh kelompok bahwa hukum dunia berjalan sesuai
dhahirnya. Yang dhahir yang mungkin dapat ditetapkan terhadap pelakunya adalah ucapan atau
perbuatan bukan apa yang ada di dalam hatinya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
Sesungguhnya aku tidak diutus tidak untuk membelah hati manusia dan menyobek perut
mereka.” {Mutafaqun ‘Alaih], perbuatan hati tidak akan dihukumi menurut hukum dunia kecuali
apabila tampak dalam ucapan atau perbuatan, berkata ibnu Hajar : Semua ulama sepakat bahwa
hukum dunia berjalan berdasarkan dhohirnya dan Allah SWT mengetahui yang tersembunyi.
Penetapan ucapan dan perbuatan yang mengkafirkan adalah ucapan dan perbuatan yang telah
ditetapkan syariat atas kekafiran orang yang melakukannya [yaitu, ucapan dan perbuatan].

3. Islam melarang bid’ah (mengadakan sesuatu ibadah yang baru dalam agama).

4. Islam melarang riba dan makan harta riba.

5. Islam melarang sifat takabur, dengki, ujub (bangga diri), hasad, mencela, memaki orang lain
dan mengganggu tetangga.

6. Islam melarang perbuatan menggunjing (ghibah), yaitu membicarakan keburukan orang lain
dan mengadu domba (namimah), yaitu mengadakan provokasi di antara sesama untuk
menimbulkan kerusakan dan permusuhan.

7. Islam melarang banyak berbicara yang tidak berguna, menyebarluaskan rahasia orang lain,
memperolok-olok dan menganggap remeh orang lain.

8. Islam juga melarang mencaci-maki, mengutuk, mencela dan ungkapan-ungkapan buruk dan
memanggil orang lain dengan panggilan-panggilan buruk.Allah Azza wa Jalla berfirman:
‫وا‬zzُ‫ ٰى أَن يَ ُكون‬z‫َس‬ َ ‫وْ ٍم ع‬zzَ‫وْ ٌم ِّمن ق‬zzَ‫ َخرْ ق‬z‫وا اَل يَ ْس‬zzُ‫إِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُونَ إِ ْخ َوةٌ فَأَصْ لِحُوا بَ ْينَ أَ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمونَ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمن‬
ُ ‫س ااِل ْس ُم ْالفُسُو‬
ِ ‫ق بَ ْع َد اإْل ِ ي َم‬
ۚ ‫ان‬ ِ ‫خَ ْيرًا ِّم ْنهُ ْم َواَل نِ َسا ٌء ِّمن نِّ َسا ٍء َع َس ٰى أَن يَ ُك َّن َخ ْيرًا ِّم ْنه َُّن ۖ َواَل ت َْل ِم ُزوا أَنفُ َس ُك ْم َواَل تَنَابَ ُزوا بِاأْل َ ْلقَا‬
َ ‫ب ۖ بِ ْئ‬
‫ ُكم‬z‫ْض‬ُ ‫وا َواَل يَ ْغتَب بَّع‬z‫َّس‬ ُ ‫ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل ت ََجس‬ َ ‫يرًا ِّمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع‬zzِ‫وا َكث‬zzُ‫َو َمن لَّ ْم يَتُبْ فَأُو ٰلَئِكَ هُ ُم الظَّالِ ُمونَ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِب‬
ِ ‫بَ ْعضًا ۚ أَيُ ِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَن يَأْ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۚ إِ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ ر‬
‫َّحي ٌم‬

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat. Wahai
orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh
jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan
pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita
(yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-
buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk (fasiq) sesudah beriman dan barangsiapa yang
tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim. Wahai orang-orang yang beriman.
Jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang
sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” [Al-Hujuraat: 10-12]

12. Islam melarang berburuk sangka, memata-matai dan mencari-cari kesalahan orang lain.

َ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ ِإنَّا َخلَ ْقنَا ُكم ِّمن َذ َك ٍر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َع‬
‫ارفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِعن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم ۚ إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر‬

“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain…” [Al-Hujuraat: 12]

13. Islam melarang membuat tato, mengerik bulu wajah, mencukur alis, menyambung rambut
(sanggul) dan memakai pakaian yang tidak menutup aurat.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫ت خَ ْل‬
ِ‫ق هللا‬ ِ ‫ اَ ْل ُم َغي َِّرا‬،‫ت لِ ْل ُح ْس ِن‬
ِ ‫ت َو ْال ُمتَفَلِّ َجا‬ َ ‫ت َو ْال ُمتَنَ ِّم‬
ِ ‫صا‬ ِ ‫ت َو ْال ُم ْستَوْ ِش َما‬
ِ ‫لَ َعنَ هللاُ ْال َوا ِش َما‬.

“Allah melaknat wanita yang bertato, wanita yang meminta ditato, wanita yang mengerik bulu
wajah, wanita yang mencukur bulu alis matanya dan wanita yang mengikir giginya agar tampak
cantik, mereka telah mengubah ciptaan Allah.” [5]

2.1 Nilai Nilai Agama Dalam Kehidupan Profesi Keperawatan Dan Sosial Masyarakat

Nilai dipelajari sejak kecil oleh anak di rumah, kemudian berkembang sepanjang hidupnya. Bila
seseorang memilih menjadi perawat berarti ia membawa nilai yang ada sebelumnya kedalam
dunia keperawatan. Untuk praktik sebagai perawat professional, diperlukan nilai yang sesuai
dengan kode etik profesi, antara lain:

1. Menghargai martabat individu tanpa prasangka


2. Meindungi seseorang yang hal privasi
3. Bertanggung jawab untk segala tindakannya. Tindakan tersebut imanifestasikan dalam
perilaku tertentu sebagai kegiatan yang dilaksanakan dengan hati hati dan
melaporkannya bila terjadi suatu kesalahan

Nilai yang sangat diperlukan oleh perawat

 Kejujuran
 Lemah Lembut
 Ketetapan setiap tindakan
 Menghargai orang lain
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Agama merupakan sebuah kepercayaan yang dianut oleh seseorang. Pengertian agama adalah
sebuah ajaran atau sistem yang mengatur tatacara peribadahan kepada Tuhan dan hubungan antar
manusia. Ada 3 komponen besar dalam konsep beragama, yaitu Aqidah, Syariat dan beribadah dan
Akhlak. Sebagai perawat juga harus menerapkan nilai nilai dalam agama dan sosial masyarakat

3.2 Saran
Degan adanya konsep agama ini diharap mahasiswa dapat memahami dan mengamalkan
isinya, terlebih lg sebagai seorag tenaga keperawatan dalam menjalankan tugasnya tidak
akan melakukan deskriminasi terhadap pasien karena ras, agama atau hak asasi manusia
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

A’laMaududi Abu. 1967. Towards Understanding Islam. Islamic Fublication Ltd. LahoreDacca.

MuhibbuddinWaly MA. 1971. SejarahSyari’ah Islam di Indonesia. MajalahIlyaUlumuddin.

AnshariSaifuddin. 1980. Kuliah Al Islam Perp. Salman ITB, Bandung.

AnshariSaifuddin. 1987. IlmuFilsafatdan Agama. PT BinaIlmu. Surabaya.


SidiGazalba. 1975. Anzis Agama Islam. BulanBintang. Jakarta.
https://almanhaj.or.d/2265-keindahan-islam-yang-berupa-perintah-perintah-dan-larangan-
larangan.html diakses pada tanggal 12 September 2018 pukul 21:35 WIB

Anda mungkin juga menyukai