Anda di halaman 1dari 11

ASKEP ANGKATAN KERACUNAN

A. DEFINISI
Racun adalah zat yang ketika tertelan, terhisap, diabsorbsi, menempel pada kulit,
atau dihasilkan di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil menyebabkan cedera dari
tubuh dengan adanya reaksi kimia. Keracunan melalui inhalasi dan menelan materi
toksik, baik kecelakaan dan karena kesengajaan, merupakan kondisi bahaya yang
mengganggu kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian. Sekitar 7% dari semua
pengunjung departemen kedaruratan datang karena masalah toksik. (Sartono, 2012).
Racun adalah zat yang ketika ditelan, terhisap diabsorpsi, menempel pada kulit,
atau dihasilkan didalam tubuh dalam jumlah relaktif kecil menyebabkan cedera tubuh
dengan adanya reaksi kimia (Smeltzer suzana dalam nurarif kusuma, 2015).
Keracuanan adalah penyakit yang tiba – tiba dan mengejutkan yang dapat terjadi
setelah menelan makanan / minuman yang terkontaminasi ( Brunner & Suddarth, 2015).

B. KLASIFIKASI
Keracunan dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang mengandung bahan
berbahaya dan potensial dapat menjadi racun. Penyebab-penyebab tersebut antara lain:
1. Makanan
Bahan makanan pada umumnya merupakan media yang sesuai untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan mikroorganisme. Proses pembusukan merupakan proses awal
dari akibat aktivitas mikroorganisme yang mempengaruhi langsung kepada nilai
bahan makanan tersebut untuk kepentingan manusia. Selain itu, keracunan bahan
makanan dapat juga disebabkan oleh bahan makanannya sendiri yang beracun,
terkontaminasi oleh protozoa, parasit, bakteri yang patogen dan juga bahan kimia
yang bersifat racun. Di Indonesia ada beberapa jenis makanan yang sering
mengakibatkan keracunan, antara lain:
a) Keracunan botolinum
Clostridium botolinum adalah kuman yang hidup secara anaerobik, yaitu di
tempat-tempat yang tidak ada udaranya. Kuman ini mampu melindungi dirinya
dari suhu yang agak tinggi dengan jalan membentuk spora. Karena cara hidupnya
yang demikian itu, kuman ini banyak dijumpai pada makanan kaleng yang diolah
secara kurang sempurna.
Gejala keracunan botolinum muncul secara mendadak, 18-36 jam sesudah
memakan makanan yang tercemar. Gejala itu berupa lemah badan yang kemudian
disusul dengan penglihatan yang kabur dan ganda. Kelumpuhan saraf mata itu
diikuti oleh kelumpuhan saraf-saraf otak lainnya, sehingga penderita mengalami
kesulitan berbicara dan susah menelan.Pengobatan hanya dapat diberikan di
rumah sakit dengan penyuntikan serum antitoksin yang khas untuk botulinum.
Oleh karena itu dalam hal ini yang penting ialah pencegahan.
Pencegahan: sebelum dihidangkan, makanan kaleng dibuka dan kemudian
direbus bersama kalengnya di dalam air sampai mendidih.
b) Keracunan jamur
Gejala muncul dalam jarak bebarapa menit sampai 2 jam sesudah makan
jamur yang beracun (Amanita spp). Gejala tersebut berupa sakit perut yang hebat,
muntah, mencret, haus, berkeringat banyak, kekacauan mental, pingsan.
Tindakan pertolongan: apabila tidak ada muntah-muntah, penderita
dirangsang agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan larutan encer
kalium permanganat (1 gram dalam 2 liter air), atau dengan putih telur campur
susu. Bila perlu, berikan napas buatan dan kirim penderita ke rumah sakit.
c) Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam
saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya
keracunan, yaitu: jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan
penyerta lainnya.
Gejala klinisnya seperti: sakit pinggang yang disertai dengan sakit perut, nyeri
sewaktu kencing, dan kristal-kristal asam jengkol yang berwarna putih nampak
keluar bersama air kencing, kadang-kadang disertai darah.
Tindakan pertolongan: pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum
air soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit dapat diberikan
untuk mengurangi sakitnya.Pada keracunan yang lebih berat, penderita harus
dirawat di rumah sakit.
d) Keracunan ikan laut
Beberapa jenis ikan laut dapat menyebabkan keracunan.Diduga racun tersebut
terbawa dari ganggang yang dimakan oleh ikan itu. Gejala-gejala keracunan
berbagai binatang laut tersebut muncul kira-kira 20 menit sesudah
memakannya.Gejala itu berupa: mual, muntah, kesemutan di sekitar mulut, lemah
badan dan susah bernafas.
Tindakan pertolongan: usahakan agar dimuntahkan kembali makanan yang
sudah tertelan itu. Kalau mungkin lakukan pula pembilasan lambung dan
pernafasan buatan.Obat yang khas untuk keracunan binatang-binatang laut itu
tidak ada.
e) Keracunan singkong
Racun singkong ialah senyawa asam biru (cyanida).Singkong beracun
biasanya ditanam hanya untuk pembatas kebun, dan binatangpun tidak mau
memakan daunnya.Racun asam biru tersebut bekerja sangat cepat.Dalam
beberapa menit setelah termakan racun singkong, gejala-gejala mulai
timbul.Dalam dosis besar, racun itu cepat mematikan.

2. Minyak Tanah
Penyebabnya karena meminum minyak tanah. Insiden Intoksikasi minyak tanah:
a) Terutama pada anak-anak < 6 tahun. Khususnya pada negara-negara berkembang.
b) Daerah perkotaan > daerah pedesaan
c) Pria > wanita
d) Umumnya terjadi karena kelalaian orang tua
Gejala dan tanda klinis utamanya berhubungan dengan saluran napas, pencernaan,
dan CNS. Awalnya penderita akan segera batuk, tersedak, dan mungkin muntah,
meskipun jumlah yang tertelan hanya sedikit. Sianosis, distress pernapasan, panas
badan, dan batuk persisten dapat terjadi kemudian.

3. Baygon
Baygon adalah insektisida kelas karbamat, yaitu insektisida yang berada dalam
golongan propuxur. Penanganan keracunan Baygon dan golongan propuxur lainnya
adalah sama. Contoh golongan karbamat lain adalah carbaryl (sevin), pirimicarb
(rapid, aphox), timethacarb (landrin) dan lainnya.
Gejala keracunan sangat mudah dikenali yaitu diare, inkontinensia urin, miosis,
fasikulasi otot, cemas dan kejang.Miosis, salvias, lakrimasi, bronkospasme, kram otot
perut, muntah, hiperperistaltik dan letargi biasanya terlihat sejak awal.Kematian
biasanya karena depresi pernafasan.

4. Bahan Kimia
Keracunan bahan kimia biasanya melibatkan bahan-bahan kimia biasa seperti
bahan kimia rumah, produk pertanian, produk tumbuhan atau produk industri.
5. Sengatan serangga
Manifestasi klinis bervariasi dari urtikaria umum, gatal, malaise, ansietas, sampai
edema laring, bronkhospasme berat, syok dan kematian.Umumnya waktu yang lebih
pendek diantara sengatan dan kejadian dari gejala yang berat merupakan prognosis
yang paling buruk.
Beberapa contoh masalah serius yang diakibatkan oleh gigitan atau serangan
gigitan serangga didantaranya adalah:
a. Reaksi alergi berat (anaphylaxis). Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun dapat
mengancam kahidupan dan membutuhkan pertolongan darurat. Tanda-tanda atau
gejalanya adalah:
1) Terkejut (shock). Dimana ini bisa terjadi bila sistem peredaran darah tidak
mendapatkan masukan darah yang cukup untuk organ-organ penting (vital)
2) Batuk, desahan, sesak nafas, merasa sakit di dalam mulut atau
kerongkongan/tenggorokan
3) Bengkak di bibir, lidah, telinga, kelopak mata, telapak tangan, tapak kaki, dan
selaput lendir (angioedema)
4) Pusing dan kacau
5) Mual, diare, dan nyeri pada perut
6) Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkak Gejala tersebut dapat
diikuti dengan gejala lain dari beberapa reaksi.
b. Reaksi racun dari serangan lebah, tawon, atau semut api.
1) Seekor lebah dengan alat penyengatnya di belakang lalu mati setelah
menyengat. Lebah madu afrika, yang dinamakan lebah-lebah pembunuh,
mereka lebih agresif dari pada lebah madu kebanyakan dan sering menyerang
bersama-sama dengan jumlah yang banyak
2) Tawon, penyengat dan si jaket kuning (yellow jackets), dapat menyengat
berkali-kali. Si jaket kuning dapat menyebabkan sangat banyak reaksi alergi
3) Serangan semut api kepada seseorang dengan gigitan dari rahangnya,
kemudian memutar kepalanya dan menyengat dari perutnya dengan alur
memutar dan berkali-kali
c. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau serangan
d. Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan
e. Penyakit serum (darah), sebuah reaksi pada pengobatan (antiserum)
Digunakan untuk mengobati gigitan atau serangan serangga. Penyakit serum
menyebabkan rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan bengkakserta diiringi
gejala flu tujuh sampai empat belas hari setelah penggunaananti serum.
a. Infeksi virus. Infeksi nyamuk dapat menyebarkan virus West Nile kepada
seseorang, menyebabkan inflamasi pada otak (encephalitis).
b. Infeksi parasit. Infeksi nyamuk dapat menyebabkan menyebarnya malaria.

C. ETIOLOGI
Penyebab keracunan menurut Nurarif dan Kusuma (2015) ada beberapa macam dan
akibatnya bisa mulai yang ringan sampai yang berat. Secara umum yang banyak terjadi di
sebabkan oleh :

1. Mikroba
Mikroba yang menyebabkan keracunan di antaranya :
a. Escherichia coli patogen
b. Staphilococus aureus
c. Salmonella
d. Bacillus Parahemolyticus
e. Clostridium Botulisme
f. Streptokokus

2. Bahan Kimia
a. Peptisida golongan organofosfat
b.Organo Sulfat dan karbonat

3. Toksin
a. Jamur
b. Keracunan Singkong
c. Tempe Bongkrek
d. Bayam beracun
e. Kerang

D. TANDA DAN GEJALA

Beberapa tanda dan gejala menurut Nurarif dan Kusuma (2015) diantaranya:

1. Gejala yang paling menonjol meliputi

a. Kelainan visus

b. Hiperaktivitas kelenjar ludah dan keringat

c. Gangguan saluran pencernaan

d. Kesukaran bernafas

2. Keracunan ringan

a. Anoreksia

b. Nyeri kepala

c. Rasa lemah
d. Rasa takut

e. Pupil miosis

f. Tremor pada lidah dan kelopak mata

3. Keracunan
sedang

a. Nausea, muntah-muntah

b. Kejang, dan kram perut

c. Hipersalifa

d. Fasikulasi otot

e. Bradikardi

4. Keracunan berat

a. Diare

b. Reaksi cahaya negative

c. Sesak napas, sianosis, edema paru

d. Inkontinensia urin

e. Kovulasi

f. Koma, blockade jantung dan akhirnya meninggal

E. PATHOFISIOLOGI
Keracunan dapat di sebabkan oleh beberapa hal di antaranya yaitu faktor bahan
kimia, mikroba, toksin dll. Dari penyebab tersebut dapat mempengaruhi vaskuler
sistemik shingga terjadi penurunan fungsi organ – organ dalam tubuh. Biasanya akibat
dari keracunan menimbulkan mual, muntah, diare, perut kembung,gangguan pernafasan,
gangguan sirkulasi darah dan kerusakan hati ( sebagai akibat keracunan obat da bahan
kimia ). Terjadi mual, muntah di karenakan iritasi pada lambung sehingga HCL dalam
lambung meningkat . Makanan yang mengandung bahan kimia beracun (IFO) dapat
menghambat ( inktivasi ) enzim asrtikolinesterase tubuh (KhE). Dalam keadaan normal
enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis arakhnoid (AKH) dengan jalan mengikat Akh –
KhE yang bersifat inakttif. Bila konsentrasi racun lebih tingggi dengan ikatan IFO-KhE
lebih banyak terjadi. Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh di tempat – tempat
tertentu, sehingga timbul gejala – gejala rangsangan Akh yang berlebihan, yang akan
menimbulkan efek muscarinik, nikotinik, dan ssp ( menimbulkan stimulasi kemudian
depresi SSP ).
F. PATHWAY
Makanan Bahan kimia & Gigitan binatang
(bakteri & non obat-obatan berbisa
bakteri)

Saluran cerna Saluran kulit


pernapasan

Mual, muntah Pembekuan Korosi trakea Pembekuan Nyeri local &


& diare darah darah kemerahan

Deficit cairan Gg. System Edema laring Saluran cerna Gg. Integritas
& elektrolit saraf otonom kulit

Obstruksi Mual, muntah


saluran nafas

Ketidakefektifan Deficit cairan


bersihan jalan & elektrolit Hipotensi
nafas

Nyeri kepala Kelemahan Pusat pernapasan


& otot otot,kram,opi
stotonus

Gg. Rasa Gg. pergerakan Nafas cepat Gg. Pola nafas


nyaman & dalam

Intoleransi 𝐶𝑂2 dikeluarkan


aktivitas >>

Alkalosis
respiratorik
G. NURSING CARE PLANE

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI

1. Ketidakefektifan bersihan jalan


1. Monitor vital sign
napas berhubungan dengan
2. Pelihara kepatenan jalan nafas
hipersaliva
3. Lakukan suction untuk menghilangkan hipersaliva
4. Berikan bronkodilator bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada bila perlu
6. Monitor respirasi dan status O2
7. Berikan infus dextrose 5 %

2. Ketidakefektifan pola napas


1. Buka jalan napas menggunakan tekhnik jaw thrust
berhubungan dengan disstres
2. Berikan oksigen therapy 4-6 liter menggunakan
pernafasan
nasal kanul atau sesuai instruksi
3. Monitor aliran oksigen
4. Monitor vital sign
5. Auskultasi suara napas

3. Kekurangan volume cairan


1. Monitor TTV
berhubungan dengan mual, muntah
2. Lakukan kumbah lambung apabila keracunan
bukan disebabkan zat korosif
3. Berikan antidot untuk menghilangkan efek racun
4. Berikan penggantian nasogastrik sesuai output
5. Kolaborasikan pemberian cairan IV
H. DAFTAR PUSTAKA
Bunner and Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah, vol 3. EGC. Jakarta
Dongoes, Marillyn. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta
Sartono. 2012. Racun dan Keracunan. Widya Merdeka. Jakarta.
Suzanne C. Brenda G. 2015. Keperawatan Medikal Bedah, EGC. Jakarta
Widodo, Djoko. 2013. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai