Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

KELUARGA DEWASA

Dosen Pengampu :

Ns. Marini Agustin, S.Kep, M.Pd.

Nama Kelompok :

1. Amelia Putri 1720200017


2. Maeta Ulfa 1720200019
3. Choirunnisa 1720200011

PRODI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

Jl. Jatiwaringin No. 12, Jati cempaka, Kec. Pondok Gede

Kota Bekasi, Jawa Barat 17411

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA


”bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga .

Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:

1. Ibu Ns. Marini Agustin, S.Kep. M.Pd. selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Keluarga.
2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan.
3. Teman-teman yang ikut menyusun makalah ini.
4. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu.

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Besar
harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik dan saran.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 20 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1

DAFTAR ISI..............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3

A. Pendahuluan....................................................................................................................3

B. Tujuan Penulisan.............................................................................................................4

BAB II KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA...............................................5

A. Pengertian Keluarga Dewasa..........................................................................................5

B. Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa.........................................................................6

C. Masalah yang Muncul pada Keluarga Dewasa...............................................................8

D. Asuhan Keperawatan pada Keluarga Dewasa...............................................................10

BAB III PENUTUP..................................................................................................................15

A. Kesimpulan...................................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................32
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan
bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan
keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek
keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga,
maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat
pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham setiap tahap
perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.

Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi
jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam
pembuatan keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para
anggota keluarga. Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka. Pada keluarga
dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar meninggalkan
rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana orang tuanya
akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini
juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat
sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan
kepada keluarga. Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa
pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik tentang
konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan , agar dapat
memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan hidup dan khususnya
kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara rinci dan mendalam pada bab
selanjutnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum

Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA

A. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa komponen
yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004). Keluarga adalah
sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri
dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis,
2004 ). Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-
masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, dan
nenek. (Raisner, 2009).

Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescence-
adolescere yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi, kata adult berasal dari
bentuk lampau kata kerja adultus yang berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran
yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Jadi, orang dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat
bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun
sampai 40 tahun, saat perubahan- perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif (Hurlock, 2009).

Menurut Santrock (2002), masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan
menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal
lainnya. Bagi kebanyakan individu, menjadi orang dewasa melibatkan periode transisi
yang panjang. Baru-baru ini, transisi dari masa remaja ke dewasa disebut sebagai masa
beranjak dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun, ditandai oleh ekperimen dan
eksplorasi. Dimana banyak individu masih mengeksplorasi jalur karier yang ingin
mereka ambil, ingin menjadi individu yang seperti apa, dan gaya hidup yang seperti apa
yang mereka inginkan, hidup melajang, hidup bersama, atau menikah (Arnett dalam
Santrock, 2002)

Menurut (Friedman, 1998), membuat defenisi yang berorientasi pada tradisi dan
digunakan sebagai referensi secara luas :
1. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi.
2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama dalam satu rumah,
atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran –
peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak
perempuan, saudara dan saudari.
4. Keluarga sama – sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

B. Tugas Perkembangan Keluarga Dewasa


Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa
awal sebagai berikut:

1. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulai
menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.
2. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif untuk
memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki peran baru
sebagai orang tua.
3. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah baru yang
berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah pernikahan.
4. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang memiliki
peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu seseorang berada
pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan kondisi lingkungan serta
permasalahan baru.
5. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan memasuki
dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu, hubungan dengan kelompok
teman sebaya semakin renggang.
6. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola hidup
baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-komitmen baru
dalam kehidupan.
7. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan kemandirian,
ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung pada pihak lain.
8. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota kelompok
orang dewasa.
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
10. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.

Sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu orang
mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial pada masa dewasa
awal. Selama manusia berkembang maka akan terjadi perubahan-perubahan yakni
perkembangan-perkembagan yang dialami oleh individu tersebut.

Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berpikir,
motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi masyarakat. 
Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang bekurang harapan hidupnyadisebut proses
menjadi tua. Proses ini merupakan sebagian dari pada keseluruhan proses menjadi tua.
Proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor kehidupan bersama dan faktor pribadi
orang itu sendiri, yaitu  regulasi diri sendiri. Perkembangan dalam arti tumbuh,
bertambah besar, mengalami diferensiasi, yaitu sebagai proses perubahan yang dinamis
pada  masa dewasa berjalan bersama keadaan menjadi tua. Dalam hal ini ada tiga macam
perubahan, yaitu dalam tubuh orang yang menjadi tua, dalam kedudukan sosial, dan
dalam pengalaman batinnya.

Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak harus terkait
pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir proses penuaan berbeda-beda
pada orang yang satu dengan orang yang lain. Seperti halnya sulit untuk menentukan
kapan dimulainya fase dewasa, begitu pula dirasa sulit untuk menunjukkan kapan
dimulainya proses menjadi tua. Hal itu sebetulnya tidak terlalu penting bila pendapat
mengenai orang lanjut usia tidak diwarnai oelh gambaran citra yang negatif seperti yang
ada pada masyarakat pada umumnya. (F.J. Monks. 2006. 323-324)

Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :

1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup

Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki


kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,
yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan jenisnya, asalkan
memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi). Untuk sementara waktu,
dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan
beruapaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam
perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka
akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu,
sebagai persyaratan pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang
berbeda-beda.

2. Membina kehidupan rumah tangga

Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus
dijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah tangga yang baru.
Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina,
danmengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat
mencapai kebahagiaan hidup.

3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga

Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas,


umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan
keahliannya, mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang
dimiliki, sertamemberi jaminan masa depan keuangan yang baik.

4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab

Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang,
damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-syarat untuk menjadi warga
negara yang baik harus dipenuhi oleh seseorang, sesuai dengan norma sosial budaya
yang berlaku di masyarakat

C. Masalah yang Muncul pada Keluarga Dewasa


Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:
1. Masalah Fisiologis
a. Faktor Resiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas, gaya hidup
dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai kategori sebagai berikut ;
 Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada populasi
dewasa awal. Kematian dan cedera dapat terjadi karena serangan fisik,
kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan lain dan usaha bunuh diri.

Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan yang mengakibatkan


cedera atau kematian, yaitu :

 Kemiskinan
 Keretakan keluarga
 Penganiayaan
 Pengabaian anak

Penting sekali bila seseorang perawat melakukan pengkajian psikososial


secara keseluruhan termasuk faktor seperti : pola perilaku, riwayat
penganiayaan fisik dan peyalahgunaan zat, pendidikan, riwayat pekerjaan dan
system pendukung sosial untuk mengetahui faktor risiko terhadap kekerasan
personal dan lingkungan.

 Penyalahgunaan Zat

Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung berperan terhadap


mortalitas dan morbilitas pada dewasa awal. Intoksikasi pada dewasa awal
dapat menyebabkan cedera berat dalam kecelakaan kedaraan bermotor yang
dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan permanen. Penyalahgunan pada
obat stimulan dan depresan yang (“upper”) dapat menekan system
kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas sehingga menyebabkan
kematian. Penyalahgunaan zat tidak selalu dapat didiagosa, khususnya pada
tahap awal. Informasi yang penting mungkin diperoleh dengan membuat
pertanyaan yang spesifik tentang masalah medis di masa lalu, perubahan
masukan makanan, pola tidur atau masalah labilitas emosi. Laporan
penangkapan karena mengemudi saat intoksikasi, penganiayaan istri dan anak
atau perilaku yang melanggar peraturan untuk memeriksa kemungkinan
penyalahgunaan obat secara cermat (Winger, Hofmam dan Woods, 1992).

 Kehamilan yang tidak diinginkan

Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi pada masa
remaja, sebanyak 55% kemamilan terjadi pada wanita dewasa awal dan tengah
(Alan Guttmacher Institute). Kehamilan yang tidak direncanakan dapat
mempunyai efek fisik dan emosional jangka panjang pada masa awal dewasa.
Kehamilan yang tidak direncanakan adalah sumber stress yang berkelanjutan.
Sering kali dewasa awal yang mempunyai tujuan pendidikan, karier dan
mengutamakan perkembangan keluarganya. Gangguan pada tujuan tersebut
dapat mempengaruhi hubungan masa depan dan hubungan orang tua-anak
nantinya.

 Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual yaitu sifilis, klamidia, gonore, herpes genital dan
AIDS. Penyakit sekual menular mempunyai efek yang cepat seperti keluarnya
rabas, ketidaknyamanan dan infeksi. PMS juga memicu gangguan kronis yang
diakibatkan penyakit herpes genital, infertilitas yang diakibatkan gonore atau
bahkan kematian yang disebabkan AIDS. Penyakit ini dapat terjadi pada orang
yang aktif secara seksual dan diperkirakan hampir dua pertiga kasus PMS
terjadi pada individu berusia antara 15-24 tahun (Killion,1994).

 Faktor Lingkungan dan Pekerjaan

Faktor lingkungan dan pekerjaan yang umum yaitu : paparan terhadap partikel
udara yang dapat menyebabkan penyakit paru dan kanker. Penyakit paru yang
termasuk silikosis berasal dari inhalasi bedak atau debu silikon dan emfisema
karena  kanker disebabkan paparan tentang pekarjaan dapat menyerang paru,
hati, otak, darah atau kulit. Pertanyaan tentang paparan pekerjaan terhadap
bahan-bahan berbahaya harus menjadi bagian rutin pengkajian perawat.   

2. Gaya Hidup
Kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres, kurang large dan higiene personal
yang buruk meningkatkan risiko penyakit di masa depan. Riwayat penyakit dalam
keluarga seperti kardiovaskular, ginjal, endokrin atau neoplastik meningkatkan
risiko penyakit juga. Peran perawat dalam meningkatkan kesehatan yaitu
mengidentifikasi faktor yang meningkatkan risiko masalah kesehatan pada dewasa
awal. Merokok adalah faktor risiko penyakit paru, jantung dan vaskular yang
diketahui dengan baik pada perokok dan orang yang menghisap asap rokok.
Inhalasi polutan rokok meningkatkan risiko kanker paru-paru, emfisema dan
bronkhitis kronis. Nikotin pada tembakau adalah vasokontriktor yang bekerja pada
arteri koroner, darah meningkatkan risiko penyakit angina, infark miokard dan
arteri koroner. Nikotin juga menyebabkan penyempitan vasokonstriksi perifer dan
memicu masalah vaskular.
Pada semua kelompok usia, kebiasaan higiene personal pada dewasa awal dapat
menjadi faktor risiko. Meminjamkan peralatan makan dengan seseorang yang
mempunyai penyakit yang mudah menular meningkatkan risiko penyakit. Higiene
gigi yang buruk meningkatkan risiko penyakit periodontal. Riwayat penyakit
dalam keluarga menempatkan dewasa awal pada risiko berkembangnya penyakit
pada masa dewasa tengah atau dewasa akhir. Contohnya, seorang pria muda yang
ayah dan kakek dari ayahnya yang mempunyai infark miokard (serangan jantung),
pada usia 50-an mempunyai risiko infark miokard di masa depan. Adanya
penyakit kronik tertentu dalam keluarga meningkatkan risiko bagi anggota
keluarga terhadap perkembangan penyakit itu. Risiko penyakit keluarga jelas
merupakan penyakit herediter. Kurangnya kepatuhan untuk pemeriksaan skrining
rutin dapat menempatkan klien pada risiko penyakit berat karena kegagalan
deteksi dini.
3. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan konsepsi involunter pada pria, wanita atau
pasangan.

D. Asuhan Keperawatan Keluarga Dewasa


Pengkajian

Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan


perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga membedakan tahap serta
konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis.

1. Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20 tahun.
Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui. Perubahan fisik,
kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada wanita hamil dan keluarga
usia subur sangat luas.
Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak sesering
kelompok usia yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala fisik dan sering
menunda dalam mencari perawatan kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai
berubah mendekati usia baya. Temuan pengkajian umumnya dalam batas
normal, kecuali klien mempunyai penyakit. Namun demikian klien pada tahap
perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi.
Pengkajian gaya hidup dapat membantu perawat dan klien mengidentifikasi
kebiasaan yang meningkatkan resiko penyakit jantung, maligna, paru, ginjal atau
penyakit kronik lainnya.
Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian kepuasan hidup
secara umum, yaitu:
 Hobi dan Minat
 Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan
penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
 Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
kesehatan dan hewan peliharaan
 Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan terhadap
fisik dan mental.
2. Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal
dan tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup
secara umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan konsep
individu, pemecahan masalah dan keterampilan motorik.
Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama dewasa
awal. Ketika seseorang mengetahui persiapan pendidikannya, keahlian, bakat
dan karakteristik kepribadian. Pilihan pekerjaan menjadi lebih muda dan
biasanya meraka akan lebih luas dengan pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa
awal kekurangan sumber dan system pendukung untuk memfasilitasi pendidikan
lebih lanjut atau pengembangan keahlian yang diperluhkan untuk berbagai posisi
pekerjaan. Akibatnya, beberapa dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang
terbatas
3. Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu
mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa awal kadang
terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada
tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa. Namun pola tertentu atau
kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara usia 23-28 tahun, arang dewasa
memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan berhubungan. Dari usia 29-34 tahun
orang dewasa mengarahkan kelebihan energinyaterhadap pencapaian dan
penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar
dari tujuan hidup dan hubungan. Perubahan telah dibuat dalam kehidupan
pribadi, sosial dan pekerjaan. Seringkali stress dalam ujian ini
mengakibatkan  “krisi usia baya” ketika pasangan dalam pernikahan, gaya hidup
dan pekerjaan dapat berubah.
Selama masa dewasa awal, seseorang biasanya lebih perhatian pada
pengejaran pekerjaan dan sosial. Selam periode ini individu mencoba untuk
membuktikan status sosialekonominya. Mobilitas yang lebih tinggi didapat
melalui pilihan karier. Akan tetapi adanya kecenderungan saat ini terhadap
pengecilan perusahaan menyebabkan posisi yang tinggi lebih sedikit. Kemudian
banyak dewasa awal menghadapi peningkatkann stress karena persaingan yang
lebih besar di tempat kerja untuk mencapai dan mempertahankan status kelas-
menengah. Konseling karier dan kepribadian dapat membantu individu
mengidentifikasi pilihan karier dan menentukan tujuan yang realistik.
Faktor etnik dan jender mempunyai dampak sosiologis dan psikologis dalam
kehidupan dewasa dan faktor tersebut dapat merupakan tantangan yang jelas
bagi asuhan keperawatan. Dewasa awal harus membuat keputusan mengenain
kerier, pernikahan dan menjadi orang tua. Meskipun setiap orang membuat
keputusan tersebut berdasarkan faktor individu, perawat harus memahami
prinsip umum yang tercangkup dalam aspek pengembangan psikososial dewasa
awal.
4. Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan
dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres situasi pekerjaan
situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat
waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko stres
pekerjaan menurun, yang memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan
posisinya lebih sedikit dalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi
jika seseorang tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap
individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada
setiap klien. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi
pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada
kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
5. Stress Keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat
diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga
berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu peran penting
adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah
pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan coleader. Dalam keluarga
orang tua tunggal, orang tua atau adakalanya seorang anggota keluarga besar
menjadi kepala keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan
dapat terjadi. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk
sistem pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota
keluarga.

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada keluarga dewasa adalah :


1. Masalah Potensial
a. Gangguan proses keluarga
b. Gangguan penampilan
c. Gangguan proses berpikir
d. Gangguan pemeliharaan kesehatan
e. Gangguan peyalahgunaan zat
f. Gangguan pola seksual
g. Konflik peran keluarga
h. Konflik pengambilan keputusan
i. Ketidakefektifan koping keluarga
j. Hambatan interaksi social
k. Ketidakberdayaan
l. Defisit pengetahuan
m. Defisit perawatan diri
n. Perubahan kebutuhan nutrisi
2. Masalah Resiko
a. Risiko perubahan peran orang tua
b. Risiko penularan infeksi
c. Risiko kesepian
d. Risiko cedera
3. Masalah Potensial
a. Potensial berkembangnya koping keluarga
b. Potensial pemeliharaan kesehatan

Intervensi Keperawatan

1. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber


psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan karier
ANALISA DATA
Data Mayor :
 Pengungkapan ketidakmampuan untuk mengatasi atau menerima bantuan
 Penggunaan mekanisme koping yang tidak sesuai
 Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan
Data Minor :
 Rasa khawatir, ansietas
 Melaporkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan
 Ketidaefektifan partisipasi social
 Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
 Perubahan pola komunikasi yang biasa
Intervensi :
a. Kaji status koping individu saat ini
 Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
 Dengarkan dengan cermat dan amatiwajah, gerak tubuh, kontak mata,
intonasi, dan intensitas suara
b. Berikan dukungan jika individu berbicara
 Tenangkan bahwa perasaan yang dimulainya memang sulit
 Jika individu menjadi pesimis, upayakan untuk lebih member harapan
pandangan realistis
c. Dorong untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya
 Apa hal tersebut berguna bagi anda?
 Bagaimana hal tersebut dapat membantu?
d. Bantu individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
 Apa yang menjadi masalah
 Siapa yang akan bertanggungjawab terhadap masalah tersebut
 Apa keuntungan dan kerugian dari setiap pilihan
e. Bicarakan alternative yang mungin timbul (misalnya membicarakan dengan
orang terdekat)
f. Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik pelaksanaan
stress (misalnya jogging, yoga)
2. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga
(misalnya pernikahan)
ANALISA DATA
Data Mayor :
Tidak berkomunikasi secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga
Data Minor :
 Tidak dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosi,dan spiritual semua anggota
keluarga
 Tidak dapat mengekspresikan atau menerima perasaan secara terbuka
Intervensi :
a. Bantu keluarga menghadapi kekhawatirannya terhadap masalah tersebut
b. Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkan
diri, bermusuhan, dan mengenal lebih lanjut perasaannya dalam anggota
keluarga
c. Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan prioritas untuk
mempertahankan integritas keluarga dan menurunkan stress
d. Bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga
3. Ketidakfektifan pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang pencegahan penyakit
ANALISA DATA
Data Mayor :
Melaporkan atau memperlihatkan gaya hidup yang tidak sehat (misalnya
penggunaan obat-obatan, makan dalam jumlah yang berlebihan, diet tinggi lemak)
Data Minor :
Melaporkan atau memperlihatkan :
 Sistem pernapasan (sering terinfeksi, batuk kronis, dispnea saat aktivitas)
 Rongga mulut (sering sariawan, ompong pada usia dini)
 Sistem pencernaan dan nutrisi (obesitas, anoreksia, kakeksia, anemia kronis)
 Sistem musculoskeletal ( tot sering tegang, sakit punggung, nyeri leher)
 Konstitusional (keletihan kronis, malaise, apatis)
 Neurosensori (sakit kepala,adanya kerutan pada wajah)
 Psikoemosional (emosi rapuh, gangguan perilaky, sering merasa sanga kacau)
Intervensi :
a. Kaji pengetahuan tentang pencegahan primer
 Diet yang sehat ( misalnya, “empat dasar”, rendah lemak dan garam, tinggi
karbohidrat kompleks, asupan vitamin, mineral yang mencukupi, air 2-3
liter sehari)
 Kontrol berat badan
 Hindari penyalahguanaan zat (misalnya alcohol, obat-obatan, tembakau)
 Hindari penyakit hubungan seksual
 Hygiene gigi/mulut (misalnya setiap hari, dokter gigi)
 Imunisasi
 Pola olahraga teratur
 Penatalaksanaan stress
 Bimbingan gaya hidup (misalnya seks aman, keluarga berencana,
ketermpilan menjadi orangtua, perencana keuangan)
b. Ajarkan pentingnya pencegahan sekunder
c. Tentukan pengetahuan yang diperluakn untuk mengatasi kondisi penyakit
d. Kaji apakah sumber daya yang dibutuhkan dirtumah tersedia (pemberi asuhan,
keuangan, peralatan)
4. Konflik pengambilan keputusan berhubungan dengan pertentangan dalam system
pendukung
ANALISA DATA
Data Mayor :
 Mengungkapkan ketidakpastian tentang pilihan-pilihan dan konsekuensi
alternative tindakan yang diinginkan
 Kebimbangan tentang alternative pilihan
 Menunda pengambilan keputusan
Data Minor :
 Mengungkapakan perasaan disstres saat mengupayakan suatu keputusan
 Berfokus pada diri sendiri tanda-tanda fisik disstres atau keteganagan
(peningkatan frekuensi jantung dan ketegangan otot, gelisah)saat keputusan
menjadi focus perhatian
 Mempertanyakan nilai-nilai atau keyakinan pribadi saat mengusahakan suatu
pengambilan keputusan
Intervensi :
a. Jalin hubungan saling percaya dan berarti yang meningkatkan saling pengertian
dan perhatian
b. Fasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis
 Bantu individu mengenlai apa masalahnya dan dengan jelas
mengidentifikasi keputusan yang harus dibuat
 Gali apa yang akan timbul bila tidak membuat keputusan
 Bantu mengidentifikasi kemungkinann hasil berbgaai alternative
 Bantu individu untuk menghadapi ketakutan
 Benahi kesalahan informasi
 Bantu dalam mengevaluasi alternative berdasarakan pada ancaman
potensial atau actual terhadap nilai-nilai atau keyakinan
 Beri dorongan pada individu untuk membuata keputusan
c. Beri dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan proses
pengambilan keputusan
d. Dengan aktif yakinkan individu bahwa keputusan sepenuhnya ditangannya dan
menjadi haknya untuk melakukan itu
e. Libatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan
5. Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan pergi
dari rumah)
ANALISA DATA
Data Mayor :
 Pengungkapan rasa kesepian  karena telah melepaskan anak yang  menikah
 Ingin mencari suasana yang lebih ramai
Data Minor :
 Cemas, gelisah
 Sedih
 Sering merenung
Intervensi :
a. Identifikasi factor penyebab dan penunjang
b. Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan kesepian
c. Tingkatkan interksi social
 Kerahkan system pendukung tetangga dan keluarga individu
 Rujuk pada penyuluhan keterampilan social
 Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu menampilkan diri pada
orang lain
d. Kurangi hambatan kontak sosial
 Tentukan ketersediaan transportasi dalam komunitas (umum, yang
berubngan dengan ibadah)
 Identifikasi aktivitas yang membantu mempertahankan individu tetap sibuk,
terytama dalam periode risiko tinggi kesepian
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap tahap
perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing termasuk
tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke tahap berikutnya
dengan sukses. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
telah membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan
lancar sesuai dengan tahap perkembangan keluarga dewasa awal (melepas anak
sebagai dewasa) sehingga dapat menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota keluarga.

B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui keperawatan keluarga tentang keluarga
dewasa ini
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori dan. Praktek.
Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1. Jakarta : EGC

Mubarak, wahit iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta : EGC

Perry and Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan I: konsep, proses, dan praktik
Edisi 4 / Patricia A. Potter, Anne Griffin Perry ; alih bahsa, Yasmin Asih [et all];
editor edisi bahasa Indonesia, Devi Yulianti, Monica Ester. Jakarta : EGC

Setiawati, santun. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info med

Sudiharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan


Transkultural. Jakarta: EGC

Suprayitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai