Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA KELUARGA

Dosen Pengampu : Indra Febriani, S.Pd, M.Kes


Disusun Oleh :
Tingkat III A
Kelompok 1
1. Adela Ayu Basmari 13. Aulia Nurul Latifah
2. Adiza 14. Ayunda Intan Wulandari
3. Ahmad Widad Allan Annuari 15. Citra Insani Utami
4. Aldora Ramadhini Kopolino 16. Desi Prihartini
5. Ambrina Rosyadah 17. Dewi Anjarwati
6. Amelia 18. Dhava Titania
7. Anda Putri Oktaviana 19. Dhona Novia
8. Annisa Riska Hidayani 20. Dian Setiagusti
9. Apriliani Dwi Putri 21. Dita Febriyani
10. Arifah Risanti 22. Doniarafik
11. Arlaida Anggistina 23. Dwi Dhia
12. Astri Fatma Putri 24. Dwi Indriani

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya dengan judul “Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga”. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Palembang, 26 September 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
..................................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
..................................................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
............................................................................................................................................
1
1.2 RumusanMasalah
............................................................................................................................................
1
1.3 Tujuan
............................................................................................................................................
1

BAB II PEMBAHASAN
2.1............................................................................................................................................
Konsep Dasar Keluarga
...........................................................................................................................................
2
2.2............................................................................................................................................
Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan

ii
...........................................................................................................................................
5
2.3............................................................................................................................................
Pendidikan Kesehatan dalam keluarga
...........................................................................................................................................
10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
............................................................................................................................................
13
3.2 Saran
............................................................................................................................................
13

DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................................................................................
14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami pemuktahiran dan
pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri perhatian masyarakat. Seiring dengan itu
banyak pula masalah-masalah yang tentunya mampu membuat derajat kesehatan manusia
menurun. Dengan adanya masalahmasalah tersebut maka status kesehatan masyarakat juga
mengalami degradasi.Pada masa sekarang status kesehatan telah menjadi suatu keharusan
untuk dipertahankan bagi setiap anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah
tertentu. Status kesehatan sekarang telah dianggap sesuatu yang berharga dan menjadi suatu
hal yang harus ditingkatkan oleh setiap manusia.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan
domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan
ini harus didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya
kesehatan itu sendiri.Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan
kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, maka perlu dilakukan
pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat di rumuskan beberapa poin malah
yaitu :
1. Bagaimana konsep dasar keluarga ?
2. Bagaimana konsep dasar pendidikan kesehatan ?
3. Bagaimana proses pendidikan kesehatan dalam keluarga ?

1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui konsep dasar keluarga ?

1
2. Mengetahui konsep dasar pendidikan
3. Mengetahui proses pendidikan kesehatan dalam keluarga
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Keluarga


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keluarga adalah ibu dan bapak beserta anak-
anaknya seisi rumah.
1. Definisi keluarga menurut para ahli
a. Bailon dan Maglaya (1997)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya.
b. Allender dan spradley (2001)
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran
dan tugas.

2. Tipe keluarga
Menurut Friedman, Bowden & Jones  tahun 2003 dalam buku  ajar keperawatan
dewasa mengatakan bahwa agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga.
a. Tradisional
1) The nuclear family, Keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak.
2) The dyad family, Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila, Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang memisahkan diri.
4) The childless family, Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.

2
5) The extended family, Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan.
6) The single-parent family, Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau
ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian
atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan.
7) Commuter family, Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga saat weekends atau pada waktu-waktu
tertentu.
8) Multigenerational family, Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family, Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama.
10) Blended family, Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single-adult family, Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi).

b. Non tradisional
1) The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family, Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family, Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, Keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5) Gay and lesbian families, Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana “marital partners”.
6) Cohabiting family, Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.

3
7) Group-maariage family, Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang saling merasa saling ,enikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family, Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family, Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family, Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang, Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, Bowden dan Jones (2003) dibagi menjadi lima,
yaitu :
a. Fungsi efektif dan koping :
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota
dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stres.
b. Fungsi sosialisasi :
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme
koping, memberikan feed-back dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
c. Fungsi reproduksi :
Keluarga melahirkan anak.
d. Fungsi ekonomi :
Keluarga memberikan financial untuk anggota keluarganya dan kepentingan
dimasyarakat.
e. Fungsi atau perawatan kesehatan :
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

4
2.2. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar. Hal ini berarti di dalam pendidikan
itu terjadi proses petumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,
lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Azmi, 2013).
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial di dalam
kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup didalam masyarakat selalu memerlukan
bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu,
lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut seorang individu, kelompok
atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar (Azmi, 2013).

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan dalam arti pendidikan secara umum adalah segala
upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok,
atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input
(sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses ( upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan). Hasil yang
diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan,
atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh
sasaran dari promosi kesehatan. (Notoadmojo, 2012)
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam
bidang kasehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu
pedagogik praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan
kesehatan adalah pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan (Azmi, 2013).
Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan
kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi
pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan. Pendidikan kesehatan tidak
dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya
sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya
sendiri. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar

5
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah
lakunya sendiri (Setyabudi, 2012).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan


Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar individu mampu untuk :
a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri
b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah kesehatan yang
dihadapi dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan
dari luar
c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan
No. 23 Tahun 1992 maupun WHO adalah meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk memelihara dan meningkakan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan social,
sehingga produktif secara ekonomi maupun secara social. Pendidikan kesehatan di
lakukan di semua program kesehatan, baik pemberantasaan penyakit menular, sanitasi
lingkungan, gizi masyarakat maupun program kesehatan lainnya.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan


Ruang lingkup pendidikan kesehatan masyarakat dapat dilihat dari 3 dimensi :
a. Dimensi sasaran
1) Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu
2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu.
3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

b. Dimensi tempat pelaksanaan


1) Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dankeluarga
2) Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar.
3) Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat
atau pekerja

c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

6
1) Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal peningkatan
gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
2) Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection), misal :
imunisasi
3) Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early
diagnostic and prompt treatment), misal : dengan pengobatan layak dan sempurna
dapat menghindari dari resiko kecacatan.
4) Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation), misal : dengan
memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu

4. Pentingnya Pendidikan Kesehatan


Banyak dari kita yang sudah diajarkan pentingnya kesehatan sejak menginjak
pendidikan sekolah dasar hingga bangku sekolah menengah atas. Sehingga ketika kita
dewasa, kita bisa mengetahui mana yang berguna bagi kesehatan dan mana yang bisa
menurunkan kesehatan.Jika kita maknai lebih lanjut, sebenarnya ada beberapa alasan
mengapa pendidikan kesehatan itu Penting dan perlu diberikan. Antara lain:
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat, dalam
membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran aktif
dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yg optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yg sesuai
dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian.
c. Agar orang mampu menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu
memahami apa yg dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber
daya yg ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu
memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan
kesejahteraan masyarakat

7
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan dapat
mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
b. Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
menerima informasi baru.
c. Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai
sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
d. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan
penyampaian informasi
e. Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan

6. Metode Pendidikan Kesehatan


Menurut Notoadmojo (2012), berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin
dicapai, penggolongan metode pendidikan ada 3 (tiga) yaitu:
a. Metode berdasarkan pendekatan perorangan
Metode ini bersifat individual dan biasanya digunakan untuk membina
perilaku baru, atau membina seorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena
setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan
dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.
Ada 2 bentuk pendekatannya yaitu :
1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)
2) Wawancara

8
b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Dalam penyampaian
promosi kesehatan dengan metode ini kita perlu mempertimbangkan besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Ada 2 jenis
tergantung besarnya kelompok, yaitu :
1) Kelompok besar
2) Kelompok kecil
c. Metode berdasarkan pendekatan massa
Metode pendekatan massa ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Sehingga sasaran dari metode ini
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status social ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, sehingga
pesan-pesan kesehatan yang ingin disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh massa.

7. Prinsip Pendidikan Kesehatan


Berikut ini adalah beberapa prinsip – prinsip dalam melaksanakan pendidikan
kesehatan, yaitu :
a. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan
kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat
mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
b. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada
orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat
mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
c. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah
lakunya sendiri.
d. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

9
8. Peranan Pendidikan Kesehatan
Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu
kepada H.L.Blum. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang
paling besar terhadap status kesehatan. Disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor
dua. Pelayanan kesehatan, dan keturunan mempunyai andil kecil terhadap status
kesehatan.
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau
dipengaruhi 3 faktor pokok yakni :
a. Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)
b. Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)
c. Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan
kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu
kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain
pendidikan kesehatan adalah suatu usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis
dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.

2.3. Pendidikan Kesehatan Dalam Keluarga


Pendidikan Kesehatan  keluarga berfokus pada fungsi keluarga yang sehat dalam
perspektif sistem keluarga dan memberikan pendekatan terutama pencegahan . Keterampilan
dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berfungsi secara sehat secara luas dikenal:
keterampilan komunikasi yang kuat, pengetahuan tentang perkembangan khas manusia,
keterampilan membuat keputusan yang baik, positif harga diri ,dan hubungan interpersonal
yang sehat. Tujuan pendidikan kehidupan keluarga adalah untuk mengajar dan
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan ini untuk memungkinkan individu dan
keluarga untuk berfungsi optimal .
Pendidikan kesehatan keluarga mempertimbangkan isu-isu sosial termasuk ekonomi,
pendidikan, masalah kerja keluarga, orangtua, seksualitas, gender dan lainnya dalam konteks
keluarga. Mereka percaya bahwa masalah sosial seperti penyalahgunaan zat, kekerasan dalam
rumah tangga, pengangguran, hutang, dan kekerasan terhadap anak dapat lebih efektif
ditangani dari perspektif yang menganggap individu dan keluarga sebagai bagian dari sistem
yang lebih besar. Pengetahuan tentang fungsi keluarga yang sehat dapat diterapkan untuk
mencegah atau meminimalkan banyak masalah ini.

10
1. Tahap-tahap pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan yang baik harus dilakukan secara terstruktur agar
tujuan dapat dicapai dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan langkah yang
sistematis. Langkah yang dapat ditempuh dalam suatu pedidikan kesehatan antara
lain:
a. Tahap sensitisasi
Tahap pertama berisi pemberian informasi mengenai masalah kesehatan,
pengetahuan kesehatan, serta fasilitas kesehatan yang ada. Namun demikian
pada tahap ini belum merujuk pada perubahan perilaku.
b. Tahap publisistas
Melanjutkan tahap yang pertama dengan fokus pada publikasi layanan
kesehatan.

c. Tahap edukasi
Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap
menjadi apa yang diinginkan, metode yang sesuai dengan proses belajar dan
mengajar.
d. Tahap motivasi
Diharapkan pada tahap ini masyarakat dapat merubah perilaku dan
melanjutkan hal tersebut.

2. Proses Pendidikan Kesehatan


Pokok dari pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Kegiatan belajar terdapat tiga
persalan pokok, yakni :
1. Persoalan masukan (input), Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah
menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat
yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya.
2. Persoalan proses, Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya
perubahan kemampuan (prilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Di dalam proses ini
terjadi pengaruh timbale balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar,
pengajar (pendidik atau fasilitator) metode dan teknik belajar, alat bantu belajar, dan
materi atau bahan yang dipelajari.
3. Keluaran (output), Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu
berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar.

11
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam 4 kelompok besar,
yakni : Faktor materi (bahan mengajar), lingkungan, instrumental, dan subjek belajar.
Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan
belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar,
metode belajar, organisasi dan sebagainya.

3. Peran, fungsi, dan kompetensi perawat keluarga


Peran adalah pola tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang
menduduki suatu jabatan atau pelaksana satu pekerjaan yang pantas dilakukan oleh
orang tersebut. Dalam meningkatkan kemampuannya menyelesaikan masalah
kesehatan, perawat dapat berperan dalam keperawatan keluarga sebagai:
a. Pemantau kesehatan (health monitor), Perawat membantu keluarga mengenali
penyimpangan kesehatan dengan menganalisis data secara objektif serta membuat
keluarga sadar tentang masalah di keluarga.
b. Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit.
c. Koordinator perawatan kesehatan keluarga.
d. Fasilitator, Perawat dapat meningkirkan rintangan yang menghambat perawatan
kesehatan keluarga.
e. Pendidik, Perawat harus mampu memberi pendidikan pada klien agar mampu
mengatasi masalahnya sendiri.
f. Penasehat, Dengan komunikasi yang baik, keluarga akan berani meminta nasehat
perawat dan perawat  akan memberi nasehat yang benar.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah diatas adalah Pendidikan kesehatan
merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien
baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat
pendidik. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai
kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok
atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak
mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu dan lain
sebagainya.

3.2. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar
dapat memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan sebagai
kegiatan motivasi untuk mejaga kesehatan. Mohon maaf jika terjadi kesalahan, saran
dan kritik dari pembaca juga dibutuhkan untuk mebuat makalah ini menjadi lebih
baik lagi

13
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga (edisi kesatu). Jakarta: EGC.


Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan (edisi kesatu). Jakarta: EGC.
Bastable, S. B. (1999). Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan
Pembelajaran (edisi kesatu). Jakarta: EGC.
Effendy, N. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat (edisi kesatu). Jakarta:
EGC.
http://digilib.unila.ac.id/2443/10/BAB%20II.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/162/jtptunimus-gdl-ahmadyusuf-8066-2-3.babii.pdf
Machfoedz, I., Suryani, E. (2008). Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan
(edisi kesatu). Yogyakarta: Fitramaya.
Maulana, H. D. J. (2007). Promosi Kesehatan (edisi kesatu). Jakarta: EGC.
Notoatmojo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Setiawati, Dermawan. (2008). Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta :
Trans Info Media.

14

Anda mungkin juga menyukai