Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat
pada waktunya dengan judul “Pendidikan Kesehatan Pada Keluarga”. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan
dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini. Semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
..................................................................................................................................................
i
DAFTAR ISI
..................................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
............................................................................................................................................
1
1.2 RumusanMasalah
............................................................................................................................................
1
1.3 Tujuan
............................................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1............................................................................................................................................
Konsep Dasar Keluarga
...........................................................................................................................................
2
2.2............................................................................................................................................
Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan
ii
...........................................................................................................................................
5
2.3............................................................................................................................................
Pendidikan Kesehatan dalam keluarga
...........................................................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................................................................................
14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui konsep dasar keluarga ?
1
2. Mengetahui konsep dasar pendidikan
3. Mengetahui proses pendidikan kesehatan dalam keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tipe keluarga
Menurut Friedman, Bowden & Jones tahun 2003 dalam buku ajar keperawatan
dewasa mengatakan bahwa agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga.
a. Tradisional
1) The nuclear family, Keluarga yang terdiri dari suami,istri dan anak.
2) The dyad family, Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang
hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila, Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan
anak yang memisahkan diri.
4) The childless family, Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar
karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
2
5) The extended family, Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup
bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua
(kakek-nenek), keponakan.
6) The single-parent family, Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau
ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian
atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan.
7) Commuter family, Kedua orang tua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga saat weekends atau pada waktu-waktu
tertentu.
8) Multigenerational family, Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network family, Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau
saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang
sama.
10) Blended family, Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan sebelumnya.
11) The single adult living alone/single-adult family, Keluarga yang terdiri dari
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi).
b. Non tradisional
1) The unmarried teenage mother, Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family, Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family, Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, Keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
5) Gay and lesbian families, Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana “marital partners”.
6) Cohabiting family, Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
3
7) Group-maariage family, Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat
rumah tangga bersama, yang saling merasa saling ,enikah satu dengan yang
lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8) Group network family, Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai,
hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah
tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family, Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family, Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang, Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman, Bowden dan Jones (2003) dibagi menjadi lima,
yaitu :
a. Fungsi efektif dan koping :
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota
dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stres.
b. Fungsi sosialisasi :
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme
koping, memberikan feed-back dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
c. Fungsi reproduksi :
Keluarga melahirkan anak.
d. Fungsi ekonomi :
Keluarga memberikan financial untuk anggota keluarganya dan kepentingan
dimasyarakat.
e. Fungsi atau perawatan kesehatan :
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
4
2.2. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar. Hal ini berarti di dalam pendidikan
itu terjadi proses petumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,
lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Azmi, 2013).
Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial di dalam
kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup didalam masyarakat selalu memerlukan
bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu,
lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut seorang individu, kelompok
atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar (Azmi, 2013).
5
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah
lakunya sendiri (Setyabudi, 2012).
6
1) Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion), misal peningkatan
gizi, perbaikan sanitasi lingkungan, gaya hidup dan sebagainya.
2) Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific Protection), misal :
imunisasi
3) Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat (Early
diagnostic and prompt treatment), misal : dengan pengobatan layak dan sempurna
dapat menghindari dari resiko kecacatan.
4) Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation), misal : dengan
memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu
7
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pendidikan kesehatan dapat
mencapai sasaran (Saragih, 2010) yaitu :
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru
yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.
b. Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
menerima informasi baru.
c. Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai
sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
d. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang
yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan
penyampaian informasi
e. Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat
untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan
8
b. Metode berdasarkan pendekatan kelompok
Penyuluh berhubungan dengan sasaran secara kelompok. Dalam penyampaian
promosi kesehatan dengan metode ini kita perlu mempertimbangkan besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Ada 2 jenis
tergantung besarnya kelompok, yaitu :
1) Kelompok besar
2) Kelompok kecil
c. Metode berdasarkan pendekatan massa
Metode pendekatan massa ini cocok untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Sehingga sasaran dari metode ini
bersifat umum, dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status social ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya, sehingga
pesan-pesan kesehatan yang ingin disampaikan harus dirancang sedemikian rupa
sehingga dapat ditangkap oleh massa.
9
8. Peranan Pendidikan Kesehatan
Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu
kepada H.L.Blum. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang
paling besar terhadap status kesehatan. Disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor
dua. Pelayanan kesehatan, dan keturunan mempunyai andil kecil terhadap status
kesehatan.
Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau
dipengaruhi 3 faktor pokok yakni :
a. Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)
b. Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)
c. Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan pendidikan
kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu
kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan. Dengan kata lain
pendidikan kesehatan adalah suatu usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis
dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.
10
1. Tahap-tahap pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan yang baik harus dilakukan secara terstruktur agar
tujuan dapat dicapai dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan langkah yang
sistematis. Langkah yang dapat ditempuh dalam suatu pedidikan kesehatan antara
lain:
a. Tahap sensitisasi
Tahap pertama berisi pemberian informasi mengenai masalah kesehatan,
pengetahuan kesehatan, serta fasilitas kesehatan yang ada. Namun demikian
pada tahap ini belum merujuk pada perubahan perilaku.
b. Tahap publisistas
Melanjutkan tahap yang pertama dengan fokus pada publikasi layanan
kesehatan.
c. Tahap edukasi
Tahap ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap
menjadi apa yang diinginkan, metode yang sesuai dengan proses belajar dan
mengajar.
d. Tahap motivasi
Diharapkan pada tahap ini masyarakat dapat merubah perilaku dan
melanjutkan hal tersebut.
11
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam 4 kelompok besar,
yakni : Faktor materi (bahan mengajar), lingkungan, instrumental, dan subjek belajar.
Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan
belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar,
metode belajar, organisasi dan sebagainya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah diatas adalah Pendidikan kesehatan
merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien
baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat
pendidik. Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai
kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok
atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak
mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu dan lain
sebagainya.
3.2. Saran
Dengan penulisan makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar
dapat memilih manfaat yang tersirat didalamnya dan dapat dijadikan sebagai
kegiatan motivasi untuk mejaga kesehatan. Mohon maaf jika terjadi kesalahan, saran
dan kritik dari pembaca juga dibutuhkan untuk mebuat makalah ini menjadi lebih
baik lagi
13
DAFTAR PUSTAKA
14