KETERGANTUNGAN NARKOBA
Patrilineal Matrineal
Patrilokal Matrilokal
Keluarga
Kawin
Tipe Keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) The nuclear family (keluarga inti)
2) The dyad family
3) Keluarga usila
4) The childless family
5) The extended family (keluarga luas/besar)
6) The single-parent family (keluarga duda/janda)
7) Multigenerational family
8) Kin-network family
9) Blended family
10) The single adult living alone / single-adult family
b. Keluarga Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother
2) The stepparent family
3) Commune family
4) Foster family
5) Homeless family
Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap I : keluarga dengan pasangan baru (Beginning Family)
b. Tahap II : keluarga dengan kelahiran anak pertama (Childbearing Family)
c. Tahap III : keluarga dengan anak prasekolah (Families with Preschool)
d. Tahap IV : keluarga dengan anak usia sekolah (families with children)
e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya ( middle age families)
h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan
fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
b. Fungsi sosialisasi
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
e. Fungsi perawatan kesehatan
Tugas keluarga
a. Sebagai pendidik
b. Sebagai Koordinator Pelaksana Pelayanan Keperawatan
c. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
d. Sebagai pembela (advokat)
e. Sebagai fasilitator
f. Sebagai peneliti
Konsep REmaja
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari
saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual
sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual
(Sarwono, 2011). Masa remaja disebut juga sebagai masa
perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik
(Pratiwi, 2012). WHO membagi kurun usia dalam 2 bagian,
yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
a. Kegelisahan
e. Keinginan
mencoba b. Pertentangan
segala sesuatu
d. Aktivitas
c. Mengkhayal
Kelompok
Bentuk – Bentuk Kenakalan Remaja
a) Kenakalan Remaja Terisolir (Delinkuensi
Terisolir)
b) Kenakalan Remaja Neurotik (Delinkuensi
Neurotik)
c) Kenakalan Remaja Psikotik (Delinkuensi
Psikopatik)
d) Kenakalan Remaja Defek Moral (Delinkuensi
Defek Moral)
C.Konsep NAPZA
•Pengertian NAPZA
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah obat
bahan atau zat bukan makanan yang jika diminum, diisap, dihirup, ditelan,
atau disuntikan, berpengaruh pada kerja otak yang bila masuk kedalam
tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak (susunan saraf
pusat), sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan
fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta
ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA tersebut. (UU 35 tahun
2009 tentang narkoba).
JENIS-JENIS NAPZA
1.Narkotika
2.Psikotropika
3.Zat Adiktif
Faktor Penyebab Penyalahgunaan NAPZA
1. Lingkungan social
Motif ingin tahu : di masa remaja seseorang lazim mempunyai rasa
ingin tahu lalu setelah itu ingin mencobanya. Misalnya dengan narkotika
2. Kepribadian
Rendah diri : perasaan rendah diri di dalam pergaulan di masyarakat
ataupun di lingkungan sekolah , kerja dan sebagainya. Mereka
mengatasi masalah tersebut dengan cara menyalahgunakan narkotika,
psikotropika maupun minuman keras yang dilakukan untuk menutupi
kekurangan mereka tersebut sehingga mereka memperoleh apa yang
diinginkan seperti lebih aktif dan berani.
Ciri – Ciri Pengguna Narkoba
A. Pengkajian Keperawatan
Data Umum
- Nama kepala keluarga
- Alamat dan nomor telepon
- Komposisi keluarga
Meliputi daftar anggota, termasuk : nama, umur, pendidikan, dan status imunisasi anggota
keluarga. Komposisi keluarga terdiri dari Genogram 3 generasi.
- Tipe Keluarga
- Suku
- Agama
- Status sosial ekonomi keluarga
- Aktivitas rekreasi keluarga
D. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi perawatan kesehatan
E. Stress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
3. Strategi koping yang digunakan
4. Stategi adaptasi disfungsional
F. Harapan Keluarga
G. Pemeriksaan fisik anggota keluarga
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinis yaitu head totoe
yaitu :
- Kepala
Biasanya akan dijumpai sakit kepala.
- Mata
Biasanya akan dijumpai mata memerah, pupil mengecil atau lebih
besar dari nomal.
- Hidung
Biasanya pilek tampa sebab dan sering mimisan terkait dengan obat
yang dihisap melalui hidung seperti : methamphetamine atau kokain).
- Mulut
Biasanya timbul bintik- bintik disekitar mulut, sering
membasahi bibir.
- Leher
Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid.
- Paru paru
- Jantung
- Abdomen
- Ekstermitas atas dan bawah
Biasanya tremor, adanya bekas suntikan, dan adanya bekas
sayatan tangan dan kaki.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan
pengkajian keluarga, dengan merumuskan tujuan,
mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber serta
menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau
standar, tetapi dirancang begi keluarga tertentu dengan siapa
perawat keluarga sedang bekerja (Friedman, 2010).
Implementasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatannya, sehingga memiliki produktivitas yang tinggi
dalam mengembangkan setiap anggota keluarga. Sebagai
komponen kelima dalam proses keperawatan, evaluasi adalah
tahap yang menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan
akan menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan
evaluasi (Padila,2012).
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Remaja dengan
Ketergantungan Narkoba
A. Pengkajian Keperawatan
1. Data umum
1)Nama Kepala keluarga : Bapak A
2)Usia : 47 tahun
3)Agama : Islam
4)Pekerjaan : Wiraswasta
5)Alamat : Komplek Karya Rei Blok G No 6 Kel.
Korong Gadang, Kec. Kuranji Kota Padang
6)Pendidikan : SMA
2. Riwayat perkembangan keluarga
a.Tahap perkembangan keluarga
Tahap perkembangan keluarga anak I berada pada tahap perkembangan kelima yaitu tahap
keluarga dengan anak remaja.
B. Diagnosa Keperawatan
1.Ansietas berhubungan dengan kurang informasi keluarga dalam
masalah remaja dengan perilaku NAPZA.
2.Harga diri rendah kronik berhubungan dengan ketidakmampuan
anggota keluarga merawat anggota keluarga pada remaj dengan
perilaku NAPZA.
Disfungsi proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga untuk merawat anggota keluarga pada remaj dengan
perilaku NAPZA.
C. Rencana Keperawatan Keluarga pada Remaja dengan Perilaku NAPZA
2 Harga diri rendah Setelah dilakukan asuhan keperawatan Kaji kemampuan keluarga tentang
kronik b/d keluaraga selama 1x30 menit keluarga harga diri rendah Diskusikan dengan
ketidakmampuan mampu : 1. Mengenal masalah tentang keluarga tentang pengertian harga diri
keluarga merawat harga diri rendah: - Keluarga mampu rendah Beri kesempatan keluarga
anggota keluarga menyebutkan pengertian harga diri rendah untuk bertanya Beri pujian kepada
dengan masalah keluarga yang dapat menjawab dengan
remaja dengan tepat
perilaku NAPZA
3. Disfungsi proses Setelah dilakukan asuhan keperawatan Kaji kemampuan keluarga tentang
keluarga berhubungan keluarga selama 1x30 menit keluarga merawat anggota keluarga dengan
dengan mampu : 1. Mengenal masalah tentang remaja perilaku NAPZA Diskusikan
ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan remaja dengan keluarga tentang pengertian
keluarga untuk dengan perilaku NAPZA : Keluarga mampu merawat anggota keluarga keluarga
merawat anggota menyebutkan pengertian merawat anggota Beri kesempatan keluarga untuk
keluarga pada remaja keluarga dengan masalah remaja dengan bertanya Beri pujian kepada keluarga
dengan perilaku perilaku NAPZA yang dapat menjawab dengan tepat
NAPZA
2. Mengambil keputusan untuk merawat Kaji pengetahuan keluarga tentang
anggota keluarga dengan penyalahgunaan dampak anggota keluarga dengan
zat Keluarga mampu menyebutkan dampak remaja perilaku NAPZA Diskusikan
penyalahgunaan NAPZA bersama keluarga Beri pujian kepada
keluarga Evaluasi kembali