DINAS KESEHATAN
Dalam
Rangka :
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH ORANG DENGAN MASALAH KEJIWA
DI KABUPATEN TUBAN
2
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
• LATAR BELAKANG
I.
• PAYUNG HUKUM
II.
Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS (Diolah oleh Pusdatin Kemenkes RI)*
DAMPAK POTENSIAL EKONOMI YANG HILANG
DI KABUPATEN TUBAN PER BULAN: ODGJ BERAT
1.797 * T
ODGJ PASUNG DI TEMUKAN
A
98 (49,75%) * K
ODGJ MASIH DI PASUNGAN
(Dapat Perawatan) C
18 (28,57%) * E
SPM (SKIZOPRENIA DAN PSIKOTIK AKUT)2020 M
1.407 (106,27%) * A
* Data Laporan Kohort Kab/Kota Jawa Timur s/d. Desember 2020
Sehat ODMK/Risik
7
o ODGJ
Ringan/GME
ODGJ Berat
Sehat & ODMK
• Melakukan upaya kesehatan jiwa secara KOMPREHENSIF meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Ps 4 ayat 1)
• Mengatur dan menjamin KETERSEDIAAN SDM (Ps 41 ayat 1)
• Menjamin ketersediaan OBAT PSIKOFARMAKA (Ps 62 ayat 1)
• Menyediakan SUMBER PENDANAAN upaya kesehatan jiwa melalui APBD (Ps 67 ayat 1)
• Mengatur KETERSEDIAAN OBAT/PSIKOFARMAKA yang dibutuhkan oleh ODGJ sesuai standar (Ps 79)
• Bertanggung jawab melakukan penatalaksanaan dan Wajib melakukan upaya REHABILITASI terhadap ODGJ
yang terlantar, menggelandang, mengancam keselamatan dirinya dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu
ketertiban dan/atau keamanan umum (Ps 80)
• Wajib melakukan PENAMPUNGAN di fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh
atau terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarga dan/atau TERLANTAR (Ps 82)
• Melakukan PENGAWASAN terhadap penyelenggaraan upaya keswa dan sumber daya dalam upaya keswa (Ps 83
ayat 2)
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT
12 INDIKATOR
Permenkes No 39 thn 2016 KELUARGA SEHAT
ttg Pedoman Penyelenggaran Program Indonesia Sehat
Permenkes No 39 thn 2016
dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat
ttg Pedoman Penyelenggaran
12 dengan Pendekatan Keluarga
PROVINSI
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
KABUPATE/KOTA
KECAMATAN
PERDA PROV. JATIM NO.2 TAHUN 2016
TENTANG UPAYA KESEHATAN
KESEHATAN JIWA, Pasal 54
(1) Pemerintah Provinsi bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dan pengembangan Upaya
Kesehatan Jiwa.
(2) Dalam rangka menjamin penyelenggaraan Upaya Kesehatan Jiwa, Pemerintah Provinsi wajib
melaksanakan:
a. pengembangan upaya kesehatan jiwa berbasis masy. dgn lebih mengutamakan pendekatan
promotif dan preventif serta melibatkan stake holder terkait
b. Koordinasi bersama pemerintah kab/ kota untuk menyediakan dan mengelola data kependudukan
orang dgn gangguan jiwa.
c. koordinasi bersama pemerintah kab/ kota utk melakukan penatalaksanaan orang dengan gangguan
jiwa yang dipasung secara terintegrasi, komprehensif dan berkesinambungan mulai dari deteksi
kasus, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial melalui peran serta/pemberdayaan masyarakat;
d. terintegrasi, komprehensif dan berkesinambungan mulai dari deteksi kasus, rehabilitasi medis,
rehabilitasi sosial melalui peran serta/ pemberdayaan masyarakat;
d. advokasi kabupaten/ kota untuk membentuk dan mengoptimalkan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat dalam penanganan kasus pasung dan/ atau kesehatan jiwa;
e. advokasi kabupaten/ kota untuk membuat minimal 1 (satu) Puskesmas dengan unggulan pelayanan
kesehatan;
f. advokasi kabupaten/ kota untuk menetapkan minimal 1 (satu) Puskesmas dan atau Rumah Sakit sebagai
Institusi Penerima Wajib Lapor bagi pecandu narkotika dan psikotropika;
g. pelayanan rehabilitasi terhadap pecandu narkotika, psikotropika dan minuman beralkohol bersama
kabupaten/ kota;
h. advokasi agar Rumah Sakit Jiwa harus menyediakan ruang perawatan untuk menangani pasien
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan minuman beralkohol; dan
i. pembiayaan pelayanan bagi orang dengan gangguan jiwa yang tidak terdaftar dalam sistem jaminan
kesehatan nasional.
(3) Wewenang Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. membuat kebijakan daerah dalam upaya kesehatan jiwa daerah yang mengacu pada
undang-undang;
b. membentuk dan mengoptimalkan Tim Penanganan Pembebasan Pasung Terpadu;
c. menetapkan Rumah Sakit Rujukan Regional Jiwa; dan
d. membuat kebijakan agar rumah sakit milik Provinsi dan semua Rumah Sakit kelas B
menyediakan pelayanan kesehatan jiwa.
Penanganan ODGJ Berbasis Masyarakat
1. Pemasungan telah terjadi bertahun-tahun sbg dampak dari ketidak mampuan keluarga dalam
merawat ODGJ
2. Membantu Keluarga percaya bahwa ODGJ dapat mengontrol diri dari perilaku kekerasan
3. Melibatkan keluarga sedini mungkin dalam merawat pasien ODGJ pasung
4. Mendekatkan akses pelayanan di puskesmas
5. Membangun kesiapan dan kepercayaan keluarga dan masayarakat bahwa ODGJ dapat
mandiri dan produktif
Pergub Nomor : 23 Tahun 2021
PENERIMA PEMBIAYAAN
A. Masyarakat miskin : yang meliputi :
1. Seniman
2. Penerima Layanan pada UPT Dinas Sosial Provinsi
3. Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan
3. Gelandangan dan orang terlantar yg tidak mempunyai tempat tinggal tetap
(T4)
B. Masyarakat dengan kondisi tertentu, meliputi :
1. Penderita Kusta / mantan penderita Kusta
2. Penderita gangguan jiwa berat dan/atau pasung
3. Penderita Kelainan Kongenital (cacat bawaan lahir)
4. Penderita Gizi Buruk
5. Penderita Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
6. Pengungsi masalah sosial yang ditanggung pemerintah Provinsi
selama masih di penampungan milik Pemerintah Provinsi
7. Penderita TBC
8. Penderita AIDS
9. Penderita Difteria dan atau
10. Ibu Hamil, bersalin, nifas & bayi baru lahir (neonatus) dgn risti.
PENERIMA PEMBIAYAAN BAGI ORANG DENGAN
GANGGUAN JIWA (ODGJ)
Aktivitas
Aktivitas Hasil Aktivitas
Hasil Aktivitas
Deteksi Dini dan
Penemuan Kasus
1. Pasien Pasung
Pengkajian Kemampuan Ada Caregiver bagi pasien Tidak ada Caregiver bagi pasien
Keluarga dan Masy. Pasung Pasung
MAINTENANCE
(psikofarmaka, askep, REHABILITASI
Terapi Anggota Kelompok, (Terapi Okupasi)
09/10/2021
posyandu Jiwa)
ALUR
ODGJ/PASUN PENATALAKSANAAN
G PELEPASAN PASUNG
SKRINING BERBASIS MASYARAKAT
TIDAK YA TIDAK
REHABILITASI
27
KONDISI PASIEN YANG DIRUJUK KE RSJ
1. Ketika pasien menunjukkan ide/tanda-tanda bunuh diri atau resiko yang membahayakan
orang lain.
2. Jika pasien mengalami disabilitas yang berat hingga tidak dapat meninggalkan rumah,
merawat anak, atau melakukan aktifitas se hari-hari
3. Ketika petugas puskesmas membutuhkan keahlian spesialistik untuk mengkonfirmasi
diagnosis atau melakukan terapi spesialistik
5. Ketika relasi dokter pasien sudah tdk berefek terapeutik
6. Ketika upaya yg dilakukan tidak membawa hasil yang optimal Ketika pasien
membutuhkan obat spesifik yang tidak disediakan oleh puskesmas
7. Jika pasien meminta untuk dirujuk
09/10/2021
TARGET PELAYANAN KESEHATAN JIWA
DI KOTA MOJOKERTO
Solusi
Solusi??
• Komitmen dan sistem ?
Solusi
Solusi??
• Tanpa Identitas / NIK
Solusi ?
Solusi ?
• Kesiapan PKM / RS
Solusi
Solusi??
• Kordinasi Lintas sektor ?
Solusi
Solusi??
• Keluarga Miskin
Solusi
Solusi?? • Dana transport pasien
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa Lansia
• Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of
Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk) Pelayanan bagi
• Terintegrasi pada semua tingkat layanan anak SMP/A & • Deteksi dini
keswa lansia
kesehatan dan kegiatan LP/LS remaja • (demensia/
depresi, dll)
Pelayanan
upan • Keswa Renaja
hi d bagi anak
a ke SD
• Konseling: Adiksi
PANTI
PANTI
PETUGAS SWASTA
PETUGAS
PUSK,
SWASTA
PUSK,
PSK/TKSK/
PSK/TKSK/
RELAWAN
RELAWAN TAHAP PELAKSANAAN BEBAS PASUNG
Kendala dan Tantangan TP-KJM
Mayoritas penderita gangguan jiwa adalah keluarga miskin (gakin), sehingga sangat tergantung dengan
obat-obatan subsidi
ODGJ yang tidak mempunyai identitas sehingga sulit mengakses layanan kesehatan
Dana operasional untuk transport dan rujukan pasien masih terbatas bahkan tidak ada
Belum seluruh tenaga dokter , perawat dan Psikiater terlatih tehadap keswamasy.
Belum adanya rawat jalan dan rawat inap di RSUD
Belum adanya rumah singgah untuk kasus gangguan jiwa terlantar (homeless)
Masih belum tersosialisasinya masalah keswa di lintas sektor
Komitmen dan dukungan dari sistem
STRATEGI TP-KJM
PEMBINA
BUPATI/WALIKOTA /KETUA DPRD KAB/KOTA
KETUA/WAKIL KETUA
SEKRETARIS DAERAH
SEKRETARIS
KEPALA DINAS YANG MEMBIDANGI KESEHATAN
ANGGOTA
1. BEBERAPA KEPALA PERANGKAT DAERAH YANG TERKAIT
2. KEPALA KEPOLISIAN RESOR
3. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM/ RS. JIWA
4. ORGANISASI KEMASYARAKATAN
5. CAMAT
TUGAS Tim Pelaksana Kehatan Jiwa Masyarakat di
Kab./kota
1. Identifikasi dan klasifikasi masalah keswamas utk merumuskan kebijakan tingkat
Kabupaten/Kota
2. Memberi masukkan kepada Bupati/Walikota utk koordinasi dan kebijakan operasional
tingkat Kab/Kota
3. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah & panjang
4. Mengklarifikasi dan memberikan masukkan kpd Bupati/Walikota dalam perumusan
kebijakan tugas pembantuan
5. Merumuskan langkah-langkah kegiatan monev tingkat kab/kota
CONTOH SUSUNAN TPKJM
40 KABUPATEN/KOTA
Pembina : Bupati Ketua : KADINKES.
Pengarah: SEKDA Sekretaris : KABID P2P
1. KAPOLRES 11. Satuan Pol. Pamong Praja
2. KADIN PENDIDIKAN 12. Dir RSUD
3. KADINSOS 13. Pokja IV TP-PKK
4. KADIN BUD PAR
5. KA Badan Perencanaan Pem Daerah
6. KADIN Pemberdayaan Masy Desa
7. KABIRO Adm Kesra
8. KABIRO Hukum Sekda
9. Sek DPRD
10. KA KanWil Kem Agama
09/10/2021
TPKJM KECAMATAN
PEMBINA
CAMAT
KOORDINATOR
KESRA
KETUA
KEPALA PUSKESMAS
ANGGOTA
Raker Tahunan
09/10/2021
PERAN SERTA DINAS SOSIAL
44
Identifikasi Peran Dinas Sosial & Tenaga Kesejahteraan Sosial (Kecamatan/ Kelurahan):
TKSK
Kerjasama tentang pasien gangguan jiwa yang: gelandangan
Rehabilitasi Psiko Sosial di Masyarakat
Penemuan Kasus Masalah Kesehatan Jiwa, Gangguan Jiwa dan Pasung
Pelaporan Kasus Masalah Kesehatan Jiwa, Gangguan Jiwa dan Pasung
Rehabilitasi Psikososial Pada ODGJ dan Pemasungan melalui koordinasi dengan dinas
kesehatan
Menyediakan Pendanaan untuk kebutuhan sosial ODGJ seperti kebutuhan perumahan,
pemenuhan kebutuhan pokok dan Pembiayaan pada kasus T4
09/10/2021
45
BAPEDA/KOTA
Semua Kegiatan memerlukan uang
Menyiapkan anggaran untuk Pelatihan Perawat, Dokter, Kader, Pekerja Sosial, Tokoh
Masyarakat tentang kesehatan jiwa
Menyiapkan Anggaran untuk Kunjungan Rumah bagi tenaga kesehatan dan Kader
Menyiapkan anggaran untuk rujukan dari masyarakat ke RSJ dan rujuk balik dari RSJ
ke puskesmas
Penyediaan pelayanan (tenaga dan obat)
Penyediaan anggaran untuk Rehabilitasi ODGJ
09/10/2021
PERAN SERTA SATPOL PP
46
Deteksi Pasien Gangguan Jiwa
Penanganan Pasien Gangguan Jiwa
Mengetahui sistem rujukan
Cara menangkap yang pasien gangguan jiwa
Koordinasi dengan pemerintah setempat
09/10/2021
47 Dinas Tenaga Kerja
Melakukan latihan Kerja bagi ODGJ
Menyiapkan Lapangan kerja bagi ODGJ
Menyalur kerja bagi ODGJ
Departemen Agama
Melakukan Pendidikan Agama bagi ODGJ
Melakukan Pendampingan tentang pemenuhan kebutuhan beragama bagi
ODGJ
09/10/2021
49
09/10/2021
CAPAIAN
00.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
KOTA MOJOKERTO
TULUNGAGUNG
PACITAN
MOJOKERTO
KOTA MALANG
JATIM 11,07%
NGANJUK
PONOROGO
KOTA BLITAR
SIDOARJO
MADIUN
NGAWI
TRENGGALEK
BANYUWANGI
KEDIRI
BLITAR
KOTA SURABAYA
LAMONGAN
KOTA BATU
GRESIK
KOTA PROBOLINGGO
PAMEKASAN
PASURUAN
SITUBONDO
SAMPANG
BONDOWOSO
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan
BANGKALAN
JEMBER
KOTA KEDIRI
TUBAN
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan
KOTA MADIUN
JOMBANG
MAGETAN
MALANG
LUMAJANG
PROBOLINGGO
KOTA PASURUAN
SUMENEP
BOJONEGORO
RENCANA TINDAK
LANJUT
RENCANA PROGRAM INOVASI KE DEPAN UNTUK MEMPERCEPAT
CAPAIAN INDIKATOR KESEHATAN JIWA BERBASIS MASYARAKAT
TAKCEMAS
1. TPKJM
SAJADAH 2. Advokasi Kebijakan & Anggaran
3. Kualitas Yankeswa
KOPIPU
(Santri Jatim Sehat & Berkah) (Konseling dari Pintu ke Pintu)
4. Cari keluarga Gawarat
Pendampingan POSKESTREN 38 KAB/ KOTA terkait Konseling Keswa Dewasa Lansia.
5. Enyahkan Stigma
Keswa Anak dan Remaja. Dilaksanakan di wilayah kerja
6. Memberdayakan Gawarat & Keluarga
7. Ajak Selalu berobat Poskesdes
8. Supervisi & Monev berkelanjutan
RENCANA STRATEGIS PEMECAHAN MASALAH
BENTUK KEGIATAN
MASALAH SASARAN KENDALA YG DITEMUKAN KEBUTUHAN DALAM PENYELESAIAN MASALAH
MENGATASI MASALAH
Jumlah kasus gangguan Deteksi Masalah Kesehatan Seluruh masy. 1. Stigma masyarakat yg kuat thp 1. Penyediaan media promosi masalah kesehatan jiwa,
jiwa dan pemasungan yg Jiwa dan Kasus Pasung. di Jawa Timur. gangguan jiwa. 2. Pendanaan Kegiatan Sosialisasi Kewa di masy.
masih jauh dari estimasi.: 2. Jmlh SDM yg belum mencukupi 3. Penyediaan satu org dokter terlatih keswa di PKM.
- Pasung (14,9 % x 70% di setiap puskesmas. 4. Penyediaan dua orang perawat terlatih kesehatan jiwa di PKM.
dari ODGJ berat). 3. Kegiatan deteksi belum 5. Penyediaan kader terlatih Keswa dg rasio 20 KK satu kader
- ODGJ berat 0,19% x dilakukan pada 100% kesehatan jiwa.
jumlah pddk total jatim. penduduk 6. Kegiatan deteksi pada 100% penduduk
Jumlah SDM terlatih Pelatihan dokter, perawat, Dokter, Keterbatasan anggaran pelatihan Pendanaan pelatihan dokter, perawat, bidan dan kader kesehatan
kesehatan jiwa di tingkat bidan dan kader kesehatan perawat, bidan dokter, perawat, bidan dan kader jiwa.
puskemas yang masih jiwa. dan kader kesehatan jiwa di setiap kab/ kota.
jauh dari standar. Keswa.
Jumlah Puskesmas 1. Pelayanan pengobatan pd Masyarakat 1. Keterbatasan ruangan untuk 1. Menyediakan ruangan untuk memberikan pelayanan kesehatan
menyelenggarakan kasus gangguan jiwa oleh Jawa Timur. melakukan pelayanan jiwa khususnya ruang konsultasi keswa.
pelayanan kesehatan dokter. kesehatan jiwa. 2. Pendanaan obat jiwa yang mencukupi di tingkat puskesmas,
jiwa yg masih terbatas. 2. Pelayanan perawatan dan 2. Keterbatasan dokter, perawat 3. Pendanaan pelatihan posyandu kesehatan jiwa sebagai fasilitas
pengendalian gejala pada dan bidan terlatih sebagai rehabilitasi.
kasus gangguan jiwa oleh penyelenggara pelayanan
perawat. kesehatan jiwa di puskemas.
3. Penemuan kasus secara 3. Keterbatasan jumlah kader
dini oleh Kader kesehatan jiwa.
4. Pemantauan Kepatuhan 4. Keterbatasan ketersediaan obat
minum obat oleh kader jiwa.
kesehatan jiwa. 5. Keterbatasan anggaran untuk
5. Pelaksanaaan posyandu melatih dan menyenggarakan
Keswa. posyandu kesehatan jiwa.
INOVASI PELAKSANAAN PENANGAN KESEHATAN JIWA BERBASIS
MASYARAKAT
KESWA
No MASYARAKAT KEGIATAN SUB KEGIATAN SASARAN
PONDOK
SAJADAH Pendampingan di 1. Deteksi Dini Masalah Kesehatan Pengurus/pengelolapondok
(Santri Jatim Poskestren terkait Jiwa anak dan remaja di Pesantren Santri dan Murid
Sehat dan Kesehatan Jiwa anak dan dan sekolah.
Berkah) Remaja
2. Usaha Kesehatan Jiwa Sekolah dan Para pengurus pondok
Pondok Pesantren
3. Latihan adaptasi di pesantren Para santri dan Murid
4. Latihan kebermaknaan hidup di Para santri dan Murid
pesantren
5. Peer Support Grup
KESWA
No MASYARAKAT KEGIATAN SUB KEGIATAN SASARAN
PONDOK
KOPIPU Kesehatan jiwa Dewasa 1. Deteksi Dini masalah Kesehatan
(Konseling dari Lansia di wilayah kerja keluarga pondok Santri dan pengurus pondok
Pintu ke Pintu) Ponkesdes
2. Pemetaan jumlah keluarga sehat,
Resiko dan Gangguan.
3. Psiko edukasi pada keluarga dg
Orang dengan gangguan jiwa(ODGJ) Santri dan pengurus pondok
dan Orang dengan masalah kejiwaan
(ODMK).
4. Rehabilitasi berbasis keluarga melalui
pemberdayaan keluarga dalam Santri dan pengurus pondok
perawatan ODGJ
5. Pelatihan kesiapan koping keluarga
Pengurus Pondok
terkait masalah keswa
C Cerdas Intelektual emosional dan spritual