Anda di halaman 1dari 59

PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS KESEHATAN

PERAN TIM PENGARAH, PELAKSANA KESEHATAN


JIWA MASYARAKAT (TP-KJM)

 Dalam
Rangka :
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN MASALAH ORANG DENGAN MASALAH KEJIWA

DI KABUPATEN TUBAN
2
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
• LATAR BELAKANG
I.

• PAYUNG HUKUM
II.

• KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN DALAM PENANGANAN ODGJ


III.

• KONSEP TIM PENGARAH, PELAKSANA KESEHATAN JIWA


IV. MASYARAKAT. (TP-KJM)

• CAPAIAN/ RENCANA TINDAK LANJUT


V.
09/10/2021
LATAR BELAKANG
ESTIMASI MASALAH KESEHATAN JIWA DI KABUPATEN TUBAN
(Riskesdas 2018)
JUMLAH
NO VARIABEL
(Jiwa)
1 Jumlah Penduduk Kabupaten Tuban* 1.182.070
2 Gangguan Mental Emosional (GME) 3,71% (>15 thn) 30.698
3 Orang Dengan Depresi 3,21% (>15 thn) 26.561

4 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat 0.16% 1.891


Riwayat Pasung (Pernah dan atau sedang mengalami
5 197
Pemasungan) usia >15 thn (14,9%)
6 Masih Mengalami Pasung (31.5%) 63

Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS (Diolah oleh Pusdatin Kemenkes RI)*
DAMPAK POTENSIAL EKONOMI YANG HILANG
DI KABUPATEN TUBAN PER BULAN: ODGJ BERAT

Sumber Daya Manusia (SDM) Potensi ekonomi yang


NO
yang tidak produktif hilang
Jumlah Pasien x Upah Minimal Rata2 :*)
1 5,2 M
1.891 x 2,75 jt (1,7 – 3,8 Jt)*)
Jumlah Care Giver : 50% x Jumlah
2 ODGJ 2,6 M
243 x 2,75 jt
TOTAL POTENSI EKONOMI YANG HILANG
7,8 M

*) Estimasi : Upah Minimal Rata2


DATA KASUS KESWA DI
KAB.TUBAN LU
E R
P ERLU
ORANG DGN GANGGUAN JIWA (ODGJ) NON PASUNG P

1.797 * T
ODGJ PASUNG DI TEMUKAN
A
98 (49,75%) * K
ODGJ MASIH DI PASUNGAN
(Dapat Perawatan) C
18 (28,57%) * E
SPM (SKIZOPRENIA DAN PSIKOTIK AKUT)2020 M
1.407 (106,27%) * A
* Data Laporan Kohort Kab/Kota Jawa Timur s/d. Desember 2020
Sehat ODMK/Risik
7
o ODGJ
Ringan/GME

ODGJ Berat
Sehat & ODMK

Promosi Pasung 889 kasus

Pencegahan Kuratif & Rehabilitasi


Kuratif 09/10/2021

Masalah Kesehatan abupaten Tuban (Riskesdas 2018)


T  Tim Kesehatan Jiwa Masyarakat di Kab/Kota

A  Advokasi Kebijakan & Anggaran

K  Kualitas Pelayanan Kesehatan Jiwa


C

C  Cari keluarga Gangguan jiwa berat di Dusun/RW

E  Enyahkan Stigma Masyarakat

M  Memberdayakan ODGJ Berat dan Keluarga

A  Ajak selalu berobat

S  Supervisi & Monev berkelanjutan


PAYUNG HUKUM
• Mempertahankan & Meningkatkan derajat keswamas secara

(UU NO 18 TH 2014 TENTANG KESWA)


• Mempertahankan & Meningkatkan derajat keswamas secara
optimal.
optimal.
PROMOTIF
• Menghilangkan stigma pelanggaran HAM ODGJ.
• Menghilangkan stigma pelanggaran HAM ODGJ.
PROMOTIF • Meningkatkan pemahaman & penerimaan masyarakat terhadap

RUANG LINGKUP KESWA


• Meningkatkan pemahaman & penerimaan masyarakat terhadap
Keswa.
Keswa.
• Mencegah terjadinya masalah Keswa.
• Mencegah terjadinya masalah Keswa.
• Mencegah timbulnya atau kambuhnya gangguan jiwa.
PREVENT • Mencegah timbulnya atau kambuhnya gangguan jiwa.
PREVENT
IF • Kurangi faktor resiko.
IF • Kurangi faktor resiko.
• Cegah timbulnya dampak psikososial.
• Cegah timbulnya dampak psikososial.
• Penyembuhan atau pemulihan.
• Penyembuhan atau pemulihan.
• Pengurangan penderitaan
• Pengurangan penderitaan
KURATIF • Pengendalian disabilitas
KURATIF • • Pengendalian disabilitas
Pengendalian gejala penyakit.
• Pengendalian gejala penyakit.

• Mencegah atau mengendalikan disabilitas.


• Mencegah atau mengendalikan disabilitas.
REHABILI • Memulihkan fungsi sosial.
REHABILI • Memulihkan fungsi sosial.
TATIF • Memulihkan fungsi okupasional.
TATIF • Memulihkan fungsi okupasional.
• Memberdayakan kemampuan ODGJ untuk mandiri di Masyarakat
• Memberdayakan kemampuan ODGJ untuk mandiri di Masyarakat
(UU no 18 th 2014)
Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah Daerah

• Melakukan upaya kesehatan jiwa secara KOMPREHENSIF meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Ps 4 ayat 1)
• Mengatur dan menjamin KETERSEDIAAN SDM (Ps 41 ayat 1)
• Menjamin ketersediaan OBAT PSIKOFARMAKA (Ps 62 ayat 1)
• Menyediakan SUMBER PENDANAAN upaya kesehatan jiwa melalui APBD (Ps 67 ayat 1)
• Mengatur KETERSEDIAAN OBAT/PSIKOFARMAKA yang dibutuhkan oleh ODGJ sesuai standar (Ps 79)
• Bertanggung jawab melakukan penatalaksanaan dan Wajib melakukan upaya REHABILITASI terhadap ODGJ
yang terlantar, menggelandang, mengancam keselamatan dirinya dan/atau orang lain, dan/atau mengganggu
ketertiban dan/atau keamanan umum (Ps 80)
• Wajib melakukan PENAMPUNGAN di fasilitas pelayanan di luar sektor kesehatan bagi ODGJ yang telah sembuh
atau terkendali gejalanya yang tidak memiliki keluarga dan/atau TERLANTAR (Ps 82)
• Melakukan PENGAWASAN terhadap penyelenggaraan upaya keswa dan sumber daya dalam upaya keswa (Ps 83
ayat 2)
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT
12 INDIKATOR
Permenkes No 39 thn 2016 KELUARGA SEHAT
ttg Pedoman Penyelenggaran Program Indonesia Sehat
Permenkes No 39 thn 2016
dengan Pendekatan Keluarga Program Indonesia Sehat
ttg Pedoman Penyelenggaran
12 dengan Pendekatan Keluarga

1 Keluarga mengikuti KB Penderita hipertensi berobat teratur

Gangguan jiwa berat tidak


Ibu bersalin di fasilitas kes. Gangguan jiwa berat tidak
ditelantarkan
ditelantarkan
Bayi mendapat imunisasi Tidak ada anggota keluarga yang
dasar lengkap merokok

Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 Keluarga mempunyai akses terhadap


bulan air
bersih

Pertumbuhan balita dipantau tiap Keluarga mempunyai akses atau


bulan menggunakan jamban sehat

Penderita TB Paru berobat sesuai


Sekeluarga menjadi anggota JKN/askes
standar
PMK Nomor :220/MENKES/SK/III/2002
PEMBENTUKAN TIM PENGARAH, PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TP-KJM)

PROVINSI
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
KABUPATE/KOTA

KECAMATAN
PERDA PROV. JATIM NO.2 TAHUN 2016
TENTANG UPAYA KESEHATAN
KESEHATAN JIWA, Pasal 54
(1) Pemerintah Provinsi bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dan pengembangan Upaya
Kesehatan Jiwa.
(2) Dalam rangka menjamin penyelenggaraan Upaya Kesehatan Jiwa, Pemerintah Provinsi wajib
melaksanakan:
a. pengembangan upaya kesehatan jiwa berbasis masy. dgn lebih mengutamakan pendekatan
promotif dan preventif serta melibatkan stake holder terkait
b. Koordinasi bersama pemerintah kab/ kota untuk menyediakan dan mengelola data kependudukan
orang dgn gangguan jiwa.
c. koordinasi bersama pemerintah kab/ kota utk melakukan penatalaksanaan orang dengan gangguan
jiwa yang dipasung secara terintegrasi, komprehensif dan berkesinambungan mulai dari deteksi
kasus, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial melalui peran serta/pemberdayaan masyarakat;
d. terintegrasi, komprehensif dan berkesinambungan mulai dari deteksi kasus, rehabilitasi medis,
rehabilitasi sosial melalui peran serta/ pemberdayaan masyarakat;
d. advokasi kabupaten/ kota untuk membentuk dan mengoptimalkan Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa
Masyarakat dalam penanganan kasus pasung dan/ atau kesehatan jiwa;

e. advokasi kabupaten/ kota untuk membuat minimal 1 (satu) Puskesmas dengan unggulan pelayanan
kesehatan;

f. advokasi kabupaten/ kota untuk menetapkan minimal 1 (satu) Puskesmas dan atau Rumah Sakit sebagai
Institusi Penerima Wajib Lapor bagi pecandu narkotika dan psikotropika;

g. pelayanan rehabilitasi terhadap pecandu narkotika, psikotropika dan minuman beralkohol bersama
kabupaten/ kota;

h. advokasi agar Rumah Sakit Jiwa harus menyediakan ruang perawatan untuk menangani pasien
penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan minuman beralkohol; dan

i. pembiayaan pelayanan bagi orang dengan gangguan jiwa yang tidak terdaftar dalam sistem jaminan
kesehatan nasional.
(3) Wewenang Pemerintah Provinsi dalam penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Jiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. membuat kebijakan daerah dalam upaya kesehatan jiwa daerah yang mengacu pada
undang-undang;
b. membentuk dan mengoptimalkan Tim Penanganan Pembebasan Pasung Terpadu;
c. menetapkan Rumah Sakit Rujukan Regional Jiwa; dan
d. membuat kebijakan agar rumah sakit milik Provinsi dan semua Rumah Sakit kelas B
menyediakan pelayanan kesehatan jiwa.
Penanganan ODGJ Berbasis Masyarakat

PERDA Nomor : 2 Tahun 2016 Tentang Upaya Kesehatan

1. Pemasungan telah terjadi bertahun-tahun sbg dampak dari ketidak mampuan keluarga dalam
merawat ODGJ
2. Membantu Keluarga percaya bahwa ODGJ dapat mengontrol diri dari perilaku kekerasan
3. Melibatkan keluarga sedini mungkin dalam merawat pasien ODGJ pasung
4. Mendekatkan akses pelayanan di puskesmas
5. Membangun kesiapan dan kepercayaan keluarga dan masayarakat bahwa ODGJ dapat
mandiri dan produktif
Pergub Nomor : 23 Tahun 2021
PENERIMA PEMBIAYAAN
A. Masyarakat miskin : yang meliputi :
1. Seniman
2. Penerima Layanan pada UPT Dinas Sosial Provinsi
3. Penghuni Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan
3. Gelandangan dan orang terlantar yg tidak mempunyai tempat tinggal tetap
(T4)
B. Masyarakat dengan kondisi tertentu, meliputi :
1. Penderita Kusta / mantan penderita Kusta
2. Penderita gangguan jiwa berat dan/atau pasung
3. Penderita Kelainan Kongenital (cacat bawaan lahir)
4. Penderita Gizi Buruk
5. Penderita Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
6. Pengungsi masalah sosial yang ditanggung pemerintah Provinsi
selama masih di penampungan milik Pemerintah Provinsi
7. Penderita TBC
8. Penderita AIDS
9. Penderita Difteria dan atau
10. Ibu Hamil, bersalin, nifas & bayi baru lahir (neonatus) dgn risti.
PENERIMA PEMBIAYAAN BAGI ORANG DENGAN
GANGGUAN JIWA (ODGJ)

Penderita gangguan jiwa berat


Masyarakat Jawa Timur yang menderita gangguan jiwa berat yang telah
ditegakkan diagnosanya oleh Dokter Penanggungjawab Pelayanan

Penderita gangguan jiwa pasung


Masyarakat Jawa Timur yang menderita gangguan jiwa dalam kondisi dipasung
(dirantai, dikurung, diisolasi di tempat tertentu)
KEBIJAKAN DINAS KESEHATAN DALAM
PENANGANAN ODGJ
KEBIJAKAN, TUJUAN, SASARAN
KEBIJAKAN TUJUAN
TUJUAN
Menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan
Menjamin
kejiwaan yg setiap orang dari
sehat, bebas dapatketakutan,
menikmati kehidupan
tekanan, &
1. Peningkatan pengetahuan keswa masyarakat dari
kejiwaan yg sehat, bebas dari
gangguan lain yg dpt mengganggu keswa ketakutan, tekanan, &
seluruh pemangku kepentingan. gangguan lain yg dpt mengganggu keswa
2. Pelayanan kesehatan jiwa yang berkualitas di tiap (UU NO 36 THN 2009)
tingkat. BAB IX (UU NO 36 THN
KESEHATAN 2009)
JIWA Pasal 144
BAB IX KESEHATAN JIWA Pasal 144
3. Skema pembiayaan yg memadai untuk semua bentuk
upaya kesehatan jiwa.
4. Kerja sama dan koordinasi lintas sektor di bidang upaya
kesehatan jiwa Masyarakat.
5. Terselenggaranya sistem monitoring dan evaluasi
SASARAN
SASARAN
TERTANGANINYA KASUS ORANG DENGAN
TERTANGANINYA
GANGGUAN JIWAKASUS
BERATORANG DENGAN
PASUNG DAN NON
GANGGUAN JIWA BERAT PASUNG
PASUNG DAN NON
PASUNG
MEKANISME PENANGANAN KASUS ODGJ

Aktivitas
Aktivitas Hasil Aktivitas
Hasil Aktivitas
Deteksi Dini dan
Penemuan Kasus
1. Pasien Pasung

Kegawatan/ Agresif & tidak


Pengkajian Pasien Pasung Mampu Mengontrol Diri Dgn Masalah FIsik ada perbaikan dlm
saat Kunjungan (penyakit Kronis, RM) penatalaksanaan di Puskesmas

Pilihan Pelepasan Pelepasan BERBASIS


Pemasungan MASYARAKAT Rujuk Ke RSUD Rujuk Ke RSJ
MEKANISME PENANGANAN KASUS ODGJ TERHADAP KELUARGA
DAN MASYARAKAT

Aktivitas Hasil Aktivitas (KELUARGA DAN MASY.)


Aktivitas Hasil Aktivitas (KELUARGA DAN MASY.)

Deteksi Dini dan 2. Keluarga Dan Masyarakat


Penemuan Kasus

Pengkajian Kemampuan Ada Caregiver bagi pasien Tidak ada Caregiver bagi pasien
Keluarga dan Masy. Pasung Pasung

Pilihan Pelepasan Pada Pelepasan BERBASIS Rujuk Ke Rumah Sakit


Pemasungan MASYARAKAT Jiwa
ALUR PELEPASAN
24
PASUNG
DETEKSI DINI MAPPING
PELATIHAN
(SEHAT, ODMK,
(perawat, dokter, kader) (Nakes, Kader) ODGJ)

PELEPASAN BERBATAS WAKTU KOORDINASI


NUTRUS SOSIALISA (Pemerintah, aparat,
KEBERSIHAN OBAT masyarakat, keluarga)
I SI
DIRI

MAINTENANCE
(psikofarmaka, askep, REHABILITASI
Terapi Anggota Kelompok, (Terapi Okupasi)
09/10/2021
posyandu Jiwa)
ALUR
ODGJ/PASUN PENATALAKSANAAN
G PELEPASAN PASUNG
SKRINING BERBASIS MASYARAKAT

BERBASIS BERBASIS RUJUK RSU DAN RSJ


BERBASIS
MASYARAKAT BERBASIS RUJUK RSU DAN RSJ
MASYARAKAT

Advokasi Pasien Pasung Advokasi Keluarga Advokasi


Masyarakat

TIDAK YA TIDAK

Ulangi Advokasi Pasien Pasung Ulangi Advokasi Keluarga


1.Latih mengontrol diri Pelepasan 1.Ajarkan cara merawat
2.Yakinkan kita menerima dia apa Pasung Berbatas 2.Berikan bantuan utk eksplorasi perasaan
YA YA
adanya Waktu ketakutan
3.Berikan pujian setiap kemampuan 3.Turunkan stigma
positif
Kunjungan Puskesmas Pertama Lepas Pasung di Rumah Pasien (Durasi 1 jam)
Kunjungan Puskesmas Pertama Lepas Pasung di Rumah Pasien (Durasi 1 jam)
1. Pendidikan kesehatan pada pasien

Kebersihan Pemenuhan Pemberian


diri nutrisi obat
Sosialisasi ke Latihan kontrol
masyarakat gejala
2. Pendidikan kesehatan pada keluarga

Jarak kunjungan 1 atau 3 minggu sekali

Kunjungan Puskesmas kedua


1. Lepas Pasung di rumah pasien (durasi 2 jam)
2. Mekanisme pada pasien yang sama hanya ditambahkan durasi waktu
3. Pendidikan kesehatan pada keluarga

Jarak kunjungan 1 atau 3 minggu sekali

Lepas pasung selamanya

REHABILITASI
27
KONDISI PASIEN YANG DIRUJUK KE RSJ

1. Ketika pasien menunjukkan ide/tanda-tanda bunuh diri atau resiko yang membahayakan
orang lain.
2. Jika pasien mengalami disabilitas yang berat hingga tidak dapat meninggalkan rumah,
merawat anak, atau melakukan aktifitas se hari-hari
3. Ketika petugas puskesmas membutuhkan keahlian spesialistik untuk mengkonfirmasi
diagnosis atau melakukan terapi spesialistik
5. Ketika relasi dokter pasien sudah tdk berefek terapeutik
6. Ketika upaya yg dilakukan tidak membawa hasil yang optimal Ketika pasien
membutuhkan obat spesifik yang tidak disediakan oleh puskesmas
7. Jika pasien meminta untuk dirujuk
09/10/2021
TARGET PELAYANAN KESEHATAN JIWA
DI KOTA MOJOKERTO

1. SEHAT JIWA TETAP SEHAT


2. RISIKO GANGGUAN JIWA JADI SEHAT JIWA
3. GANGGUAN JIWA JADI MANDIRI DAN PRODUKTIF
4. BEBAS PASUNG

KABUPATEN TUBAN SEHAT JIWA DAN BEBAS PASUNG


(Gubernur Jatim Merencanakan Pada 2023)
KONSEP TIM PELAKSANA KESEHATAN
JIWA MASYARAKAT (TP-KJM)
DALAM PENANGANAN ODGJ
1. Masalah keswa tidak hanya masalah medik sudah menjadi masalah kesmas.
2. Upaya penanggulangan berdasarkan pendekatan kesmas (Promotif, Preventif, Kuratif,
Rehabilitatif).
3. Mengintegrasikan pelayanan pada semua yankes yg ada melalui :
a. Pemetaan epidemiologi masalah keswa utk menyusun kebijakan, strategi, rencana
aksi, peraturan serta pembiayaan.
b. Mengembangkan sistem yankeswa yang komprehensif shg semua level yankes
mempunyai kapasitas mengatasi masalah keswa.
c. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masy. Tentang keswa melalui promisi
keswa.
Lanjutan.............
4. Penanggulangan keswa harus didasarkan pada partisipasi dan pemberdayaan masy.
(swasta, pemerintah).
5. Dilaksanakan secara multi disiplin, Linsek, Linprogram.
6. Dilaksanakan sesuai dengan situasi setempat sejalan dengan azas desentralisasi.
7. Penanggulangan keswa harus Disertai dengan reformasi bidang kesehatan dan
didukung oleh Perpu perda yang berlaku.
8. Dilakukan pada semua siklus kehidupan manusia.
9. Didasari pada 3 strategi utama Surveilans, Promotif, Preventif, Manajemen
Yankeswa.
Kendala dan Tantangan TP-KJM

Solusi
Solusi??
• Komitmen dan sistem ?

Solusi
Solusi??
• Tanpa Identitas / NIK

Solusi ?
Solusi ?
• Kesiapan PKM / RS

Solusi
Solusi??
• Kordinasi Lintas sektor ?

Solusi
Solusi??
• Keluarga Miskin

Solusi
Solusi?? • Dana transport pasien
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa Lansia
• Pendekatan Siklus Kehidupan (Continuum of
Care) dan Kelompok Risiko (Population at Risk) Pelayanan bagi
• Terintegrasi pada semua tingkat layanan anak SMP/A & • Deteksi dini
keswa lansia
kesehatan dan kegiatan LP/LS remaja • (demensia/
depresi, dll)
Pelayanan
upan • Keswa Renaja
hi d bagi anak
a ke SD
• Konseling: Adiksi

e r tam Pelayanan HV/AIDS


arip bagi balita
• Life skill remaja
0 h • Mindfulness
100
Pelayanan
Persalinan, Deteksi Dini
bagi bayi keswa anak usia
nifas &
sekolah
Pemeriksaan neonatal
• Pemantauan
Kehamilan perkembangan
Pelayanan • Deteksi Dini
• Pola asuh dan Keswa Anak
PUS & WUS
tumbuh kembang
anak
• Deteksi dini Keswa • Deteksi dini pd
• Deteksi Dini Bulin, Bufas dan gg perkembangan
Keswa Ibu Hamil Buteki anak
• Konseling • Stimulasi Janin •
Pranikah dalam
Kandungan
DINKES & SOSIAL DINKES DINSOS
TP-KJM (Tim
TP-KJM (Tim
Pelaksanan Kewa
Pelaksanan
Masy) : Kewa
Masy) :
1.Bupati/walikota
1.Bupati/walikota PONPES
(Pembina).
(Pembina).
PONPES
2.Dinkes Kab/Kota
2.Dinkes Kab/Kota
(Sekretaris).
(Sekretaris).
3.SKPD terkait
3.SKPD terkait RUMAH Panti/
(Anggota).
RUMAH Panti/
(Anggota).
SAKIT Rumah KEL/
SAKIT Rumah KEL/
Yansos MASY
JIWA Yansos MASY
PENEMUAN JIWA Rujukan
PENEMUAN
PENDERITA
Rujukan
PENDERITA

PANTI
PANTI
PETUGAS SWASTA
PETUGAS
PUSK,
SWASTA
PUSK,
PSK/TKSK/
PSK/TKSK/
RELAWAN
RELAWAN TAHAP PELAKSANAAN BEBAS PASUNG
Kendala dan Tantangan TP-KJM

 Mayoritas penderita gangguan jiwa adalah keluarga miskin (gakin), sehingga sangat tergantung dengan
obat-obatan subsidi
 ODGJ yang tidak mempunyai identitas sehingga sulit mengakses layanan kesehatan
 Dana operasional untuk transport dan rujukan pasien masih terbatas bahkan tidak ada
 Belum seluruh tenaga dokter , perawat dan Psikiater terlatih tehadap keswamasy.
 Belum adanya rawat jalan dan rawat inap di RSUD
 Belum adanya rumah singgah untuk kasus gangguan jiwa terlantar (homeless)
 Masih belum tersosialisasinya masalah keswa di lintas sektor
 Komitmen dan dukungan dari sistem
STRATEGI TP-KJM

1. Advokasi “Kebijakan Publik” yang memperhatikan aspek kesehatan jiwa.


2. Penguatan “Kerjasama Lintas Sektor“ dan “Kemitraan dengan Swasta“.
3. “Pemberdayaan Masyarakat” melalui pendidikan/ penyuluhan/ promosi tentang kesehatan jiwa secara
terintegrasi dengan program kesehatan dan sektor pada umumnya.
4. Mengoptimalkan fungsi - fungsi TPKJM sesuai dengan tugas pokoknya.
5. “Desentralisasi” program kesehatan jiwa pada Kabupaten/Kota.
6. “Sosialisasi upaya kesehatan jiwa masyarakat” dengan dukungan bahan-bahan informasi yang
lengkap dan memadai.
7. “Meningkatkan komunikasi dan forum koordinasi” dalam rangka pemberdayaan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kesehatan jiwa
masyarakat.
STRUKTUR ORGINASI TIM PELAKSANA-KJM
TP-KJM KAB/KOTA TK. KAB/KOTA

PEMBINA
BUPATI/WALIKOTA /KETUA DPRD KAB/KOTA

KETUA/WAKIL KETUA
SEKRETARIS DAERAH

SEKRETARIS
KEPALA DINAS YANG MEMBIDANGI KESEHATAN

ANGGOTA
1. BEBERAPA KEPALA PERANGKAT DAERAH YANG TERKAIT
2. KEPALA KEPOLISIAN RESOR
3. DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM/ RS. JIWA
4. ORGANISASI KEMASYARAKATAN
5. CAMAT
TUGAS Tim Pelaksana Kehatan Jiwa Masyarakat di
Kab./kota
1. Identifikasi dan klasifikasi masalah keswamas utk merumuskan kebijakan tingkat
Kabupaten/Kota
2. Memberi masukkan kepada Bupati/Walikota utk koordinasi dan kebijakan operasional
tingkat Kab/Kota
3. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah & panjang
4. Mengklarifikasi dan memberikan masukkan kpd Bupati/Walikota dalam perumusan
kebijakan tugas pembantuan
5. Merumuskan langkah-langkah kegiatan monev tingkat kab/kota
CONTOH SUSUNAN TPKJM
40 KABUPATEN/KOTA
Pembina : Bupati Ketua : KADINKES.
Pengarah: SEKDA Sekretaris : KABID P2P
1. KAPOLRES 11. Satuan Pol. Pamong Praja
2. KADIN PENDIDIKAN 12. Dir RSUD
3. KADINSOS 13. Pokja IV TP-PKK
4. KADIN BUD PAR
5. KA Badan Perencanaan Pem Daerah
6. KADIN Pemberdayaan Masy Desa
7. KABIRO Adm Kesra
8. KABIRO Hukum Sekda
9. Sek DPRD
10. KA KanWil Kem Agama

09/10/2021
TPKJM KECAMATAN

PEMBINA
CAMAT

KOORDINATOR

KESRA

KETUA

KEPALA PUSKESMAS

ANGGOTA

BEBERAPA KEPALA OPD TERKAIT, KAPOSEK, DANRAMIL, KEPALA DESA


Langkah-Langkah Pelaksanaan
• RAPAT Pokja I Pelayanan • Rapat Pokja II
Kesehatan) (Kebijakan dan
• Setiap Bulan Advokasi)
• DOKUMENTASI • Setiap Bulan
• DOKUMENTASI
Rapat TIM Rapat TIM
(triwulan) (triwulan)

Raker Tahunan

Rapat TIM Rapat TIM


(triwulan) (triwulan)

• Rapat Pokja III (Litbang) • Rapat Pokja IV (Pendanaan


• Setiap Bulan dan SDM)
• DOKUMENTASI • Setiap Bulan
• DOKUMENTASI
43 Dinas Kesehatan dan Puskesmas
 Deteksi tentang Masalah kesehatan jiwa
 Melatih Dokter, perawat dan Kader Kesehatan Jiwa
 Melakukan Asuhan Medis dan Keperawatan Jiwa pada ODGJ, ODMK, pasien pasung,
keluarga dan masyarakat
 Melakukan Pendidikan kesehatan Jiwa pada keluarga yang sehat dan resiko
 Melakukan kunjungan rumah pada ODGJ, ODMK dan Pemasungan
 Melakukan Pendampingan Pasien Pasung
 Melakukan Rujukan Kasus Kesehatan Jiwa ke Puskesmas
 Melaporkan Perkembangan Perawatan masalah Kesehatan Jiwa

09/10/2021
PERAN SERTA DINAS SOSIAL
44

 Identifikasi Peran Dinas Sosial & Tenaga Kesejahteraan Sosial (Kecamatan/ Kelurahan):
TKSK
 Kerjasama tentang pasien gangguan jiwa yang: gelandangan
 Rehabilitasi Psiko Sosial di Masyarakat
 Penemuan Kasus Masalah Kesehatan Jiwa, Gangguan Jiwa dan Pasung
 Pelaporan Kasus Masalah Kesehatan Jiwa, Gangguan Jiwa dan Pasung
 Rehabilitasi Psikososial Pada ODGJ dan Pemasungan melalui koordinasi dengan dinas
kesehatan
 Menyediakan Pendanaan untuk kebutuhan sosial ODGJ seperti kebutuhan perumahan,
pemenuhan kebutuhan pokok dan Pembiayaan pada kasus T4

09/10/2021
45
BAPEDA/KOTA
 Semua Kegiatan memerlukan uang
 Menyiapkan anggaran untuk Pelatihan Perawat, Dokter, Kader, Pekerja Sosial, Tokoh
Masyarakat tentang kesehatan jiwa
 Menyiapkan Anggaran untuk Kunjungan Rumah bagi tenaga kesehatan dan Kader
 Menyiapkan anggaran untuk rujukan dari masyarakat ke RSJ dan rujuk balik dari RSJ
ke puskesmas
 Penyediaan pelayanan (tenaga dan obat)
 Penyediaan anggaran untuk Rehabilitasi ODGJ

09/10/2021
PERAN SERTA SATPOL PP
46
 Deteksi Pasien Gangguan Jiwa
 Penanganan Pasien Gangguan Jiwa
 Mengetahui sistem rujukan
 Cara menangkap yang pasien gangguan jiwa
 Koordinasi dengan pemerintah setempat

PERAN SERTA PKK


 Dari RT – RW – Kelurahan – Kecamatan – Propinsi – Pusat
 Fasilitasi Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa
 Peningkatan Kesadaran Kesehatan Jiwa Masyarakat

09/10/2021
47 Dinas Tenaga Kerja
 Melakukan latihan Kerja bagi ODGJ
 Menyiapkan Lapangan kerja bagi ODGJ
 Menyalur kerja bagi ODGJ

Departemen Agama
 Melakukan Pendidikan Agama bagi ODGJ
 Melakukan Pendampingan tentang pemenuhan kebutuhan beragama bagi
ODGJ

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan


 Melakukan Pendidikan Kesehatan Jiwa pada Masyarakat di Sekolah
 Melakukan deteksi Dini masalah kesehatan Jiwa di Sekolah
09/10/2021
48

TUGAS INSTITUSI PENDIDIKAN KESEHATAN

 Deteksi Kesehatan Jiwa Masyarakat: termasuk pasung


 Melatih Kader Kesehatan Jiwa
 Melakukan Asuhan Keperawatan Jiwa pada ODGJ, ODMK, pasien pasung, keluarga dan
masyarakat
 Melakukan Pendidikan kesehatan Jiwa pada keluarga yang sehat dan resiko
 Melakukan kunjungan rumah pada ODGJ, ODMK dan Pemasungan
 Melakukan Pendampingan Pasien Pasung
 Melakukan Rujukan Kasus Kesehatan Jiwa ke Puskesmas

09/10/2021
49

Perusahaan dan CSR


 Menyiapkan anggaran untuk Pelatihan Perawat, Dokter, Kader, Pekerja Sosial,
Tokoh Masyarakat tentang kesehatan jiwa
 Menyiapkan Anggaran untuk Kunjungan Rumah bagi tenaga kesehatan dan Kader
 Penyediaan anggaran untuk Rehabilitasi ODGJ

09/10/2021
CAPAIAN
00.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%

KOTA MOJOKERTO
TULUNGAGUNG
PACITAN
MOJOKERTO
KOTA MALANG

JATIM 11,07%
NGANJUK
PONOROGO
KOTA BLITAR
SIDOARJO
MADIUN
NGAWI
TRENGGALEK
BANYUWANGI
KEDIRI
BLITAR
KOTA SURABAYA
LAMONGAN
KOTA BATU
GRESIK
KOTA PROBOLINGGO
PAMEKASAN
PASURUAN
SITUBONDO
SAMPANG
BONDOWOSO
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan

BANGKALAN
JEMBER
KOTA KEDIRI
TUBAN
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan

KOTA MADIUN
JOMBANG
MAGETAN
MALANG
LUMAJANG
PROBOLINGGO
KOTA PASURUAN
SUMENEP
BOJONEGORO
RENCANA TINDAK
LANJUT
RENCANA PROGRAM INOVASI KE DEPAN UNTUK MEMPERCEPAT
CAPAIAN INDIKATOR KESEHATAN JIWA BERBASIS MASYARAKAT

TAKCEMAS

1. TPKJM
SAJADAH 2. Advokasi Kebijakan & Anggaran
3. Kualitas Yankeswa
KOPIPU
(Santri Jatim Sehat & Berkah) (Konseling dari Pintu ke Pintu)
4. Cari keluarga Gawarat
Pendampingan POSKESTREN 38 KAB/ KOTA terkait Konseling Keswa Dewasa Lansia.
5. Enyahkan Stigma
Keswa Anak dan Remaja. Dilaksanakan di wilayah kerja
6. Memberdayakan Gawarat & Keluarga
7. Ajak Selalu berobat Poskesdes
8. Supervisi & Monev berkelanjutan
RENCANA STRATEGIS PEMECAHAN MASALAH
BENTUK KEGIATAN
MASALAH SASARAN KENDALA YG DITEMUKAN KEBUTUHAN DALAM PENYELESAIAN MASALAH
MENGATASI MASALAH
Jumlah kasus gangguan Deteksi Masalah Kesehatan Seluruh masy. 1. Stigma masyarakat yg kuat thp 1. Penyediaan media promosi masalah kesehatan jiwa,
jiwa dan pemasungan yg Jiwa dan Kasus Pasung. di Jawa Timur. gangguan jiwa. 2. Pendanaan Kegiatan Sosialisasi Kewa di masy.
masih jauh dari estimasi.: 2. Jmlh SDM yg belum mencukupi 3. Penyediaan satu org dokter terlatih keswa di PKM.
- Pasung (14,9 % x 70% di setiap puskesmas. 4. Penyediaan dua orang perawat terlatih kesehatan jiwa di PKM.
dari ODGJ berat). 3. Kegiatan deteksi belum 5. Penyediaan kader terlatih Keswa dg rasio 20 KK satu kader
- ODGJ berat 0,19% x dilakukan pada 100% kesehatan jiwa.
jumlah pddk total jatim. penduduk 6. Kegiatan deteksi pada 100% penduduk

Jumlah SDM terlatih Pelatihan dokter, perawat, Dokter, Keterbatasan anggaran pelatihan Pendanaan pelatihan dokter, perawat, bidan dan kader kesehatan
kesehatan jiwa di tingkat bidan dan kader kesehatan perawat, bidan dokter, perawat, bidan dan kader jiwa.
puskemas yang masih jiwa. dan kader kesehatan jiwa di setiap kab/ kota.
jauh dari standar. Keswa.
Jumlah Puskesmas 1. Pelayanan pengobatan pd Masyarakat 1. Keterbatasan ruangan untuk 1. Menyediakan ruangan untuk memberikan pelayanan kesehatan
menyelenggarakan kasus gangguan jiwa oleh Jawa Timur. melakukan pelayanan jiwa khususnya ruang konsultasi keswa.
pelayanan kesehatan dokter. kesehatan jiwa. 2. Pendanaan obat jiwa yang mencukupi di tingkat puskesmas,
jiwa yg masih terbatas. 2. Pelayanan perawatan dan 2. Keterbatasan dokter, perawat 3. Pendanaan pelatihan posyandu kesehatan jiwa sebagai fasilitas
pengendalian gejala pada dan bidan terlatih sebagai rehabilitasi.
kasus gangguan jiwa oleh penyelenggara pelayanan
perawat. kesehatan jiwa di puskemas.
3. Penemuan kasus secara 3. Keterbatasan jumlah kader
dini oleh Kader kesehatan jiwa.
4. Pemantauan Kepatuhan 4. Keterbatasan ketersediaan obat
minum obat oleh kader jiwa.
kesehatan jiwa. 5. Keterbatasan anggaran untuk
5. Pelaksanaaan posyandu melatih dan menyenggarakan
Keswa. posyandu kesehatan jiwa.
INOVASI PELAKSANAAN PENANGAN KESEHATAN JIWA BERBASIS
MASYARAKAT

KESWA
No MASYARAKAT KEGIATAN SUB KEGIATAN SASARAN
PONDOK
SAJADAH Pendampingan di 1. Deteksi Dini Masalah Kesehatan Pengurus/pengelolapondok
(Santri Jatim Poskestren terkait Jiwa anak dan remaja di Pesantren Santri dan Murid
Sehat dan Kesehatan Jiwa anak dan dan sekolah.
Berkah) Remaja
2. Usaha Kesehatan Jiwa Sekolah dan Para pengurus pondok
Pondok Pesantren
3. Latihan adaptasi di pesantren Para santri dan Murid
4. Latihan kebermaknaan hidup di Para santri dan Murid
pesantren
5. Peer Support Grup
KESWA
No MASYARAKAT KEGIATAN SUB KEGIATAN SASARAN
PONDOK
KOPIPU Kesehatan jiwa Dewasa 1. Deteksi Dini masalah Kesehatan
(Konseling dari Lansia di wilayah kerja keluarga pondok Santri dan pengurus pondok
Pintu ke Pintu) Ponkesdes
2. Pemetaan jumlah keluarga sehat,
Resiko dan Gangguan.
3. Psiko edukasi pada keluarga dg
Orang dengan gangguan jiwa(ODGJ) Santri dan pengurus pondok
dan Orang dengan masalah kejiwaan
(ODMK).
4. Rehabilitasi berbasis keluarga melalui
pemberdayaan keluarga dalam Santri dan pengurus pondok
perawatan ODGJ
5. Pelatihan kesiapan koping keluarga
Pengurus Pondok
terkait masalah keswa
C Cerdas Intelektual emosional dan spritual

E Empati dalam berkomukasi efekftif

R Rajin beribadah sesuai agama dan kenyakinan

I Interksi yang bermanfaat bagi kehidupan

A Asah, asih, asuh tumbuh kembang dlm keluarga & masyarakat


58

Anda mungkin juga menyukai