Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK USIA DEWASA

Disusun Oleh :

Kelompok 6B

Aibah hajja P051202200

Dina Permata Sari P05120220055

Resti Adidana Anugrah P05120220075

Vina Rezarah P05120220083

Sindita Septianda P051202200

Dosen Pengampu:

Ns. Hermansyah, S.Kep., M.Kep.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Masalah Dewasa” tepat pada waktunya. Makalah
ini merupakan tugas mata kuliah “Keperawatan Keluarga”. Adapun
hal-hal yang dimuat dalam makalah ini adalah bagaimana proses
pengkajian pada keluarga dengan pasangan baru menikah serta apa
saja tugas tahap perkembangan keluarga dengan pasangan baru
menikah. Untuk bisa menyelesaikan makalah ini, kami dibantu oleh
berbagai pihak. Karenanya, kami sampaikan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari
para pembaca selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada Allah SWT dan
kepada pihak-pihak yang terlibat. Semoga Allah SWT senantiasa
meridai segala usaha yang telah kami lakukan.

Bengkulu, 29 September 2022

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................
C. Manfaat.................................................................................................
D. Sistematika Penulisan...........................................................................

BAB II KONSEP TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA...................

A. Definisi Keluarga Dewasa....................................................................


B. Tugas-tugas Perkembangan Keluarga Tahap VI..................................
C. Masalah-masalah Kesehatan.................................................................
D. Fungsi Perawat Pada Keluarga Tahap VI.............................................
E. Karakteristik Keluarga Dewasa............................................................
F. Tugas Perkembangan pada Keluarga Dewasa......................................
G. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga...............................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA.................................

A. Pengkajian.............................................................................................
B. Analisa Data dan Masalah Keperawatan..............................................
C. Skoring dan Prioritas Masalah..............................................................
D. Prioritas Diagnosa Keperawatan...........................................................
E. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Dewasa................................
F. Catatan Perkembangan (Implementasi dan Evaluasi)..........................

BAB IV PENUTUP.........................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang
memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari
keluarga. Salah satunya adalah belajar menghormati orang yang lebih tua
serta membantu menyelesaikan berbagai masalah yang timbul. Orang tua
diharapkan dapat membantu anak dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan untuk mengatasi masalah secara realistik dan simpati. Oleh
karena itu, keluarga sebagai tempat untuk mengkondisikan pemberian nilai
positif pada anak. Salah satu aspek penting dari perawatan adalah
penekanannya pada unit keluarga.
Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai
dengan anak pertama meninggalkan tumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat dan agak panjang, tergantung pada beberapa banyak anak yang ada
dalam rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih
tinggal dirumah setelah tamat dari SMA dan perguruna tinggi.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh
anak-anak untuk kehidupan dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan
menjadi penting ketika sebuah keluarga tersebut berubaah dari sebuah rumah
tangga dengan anak-anak ke sebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari
sepasang suami dan istri.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui batasan keluarga tahap 6.
2. Untuk mengetahui proses Asuhan Keperawatan Keluarga pada Masalah
Dewasa.
3. Mengetahui tentang konsep tugas perkembangan keluarga pada dewasa
dengan pelepasan anak
4. Mengetahui Konsep Dasar Keluarga pada dewasa dengan pelepasan anak
C. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi
bagi pemakalah maupun pembaca tentang proses pengkajian serta tahapan
perkembangan keluarga dengan masalah dewasa pada asuhan keperawatan
keluarga dewasa dan batasan keluarga tahap 6.
BAB II
KONSEP TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA

A. Konsep Keluarga Anak Dewasa


Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa dimulai pada saat
anak pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah mengorganisasi
kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak untuk hidup
sendiri. Keluarga mempersipakan anaknya yang tertua untuk membentuk
keluarga sendiri dan tetap membantuk anak terakhir untuk lebih mandiri
(Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006).
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah
berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang
penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana
mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia
pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan
dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di
masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal, masa
jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .
Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian. Menurut
Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam beberapa
fase yaitu:
1. Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas perkembangan
pada masa dewasa awal yaitu:
a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan
hubungan yang intim di luar
c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja
2. Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih
teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy
sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh
terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga diri
yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap posiif terhadap perubahn
fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik diet yang
seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang baik.
Teori-teori tentang masa dewasa tengah
1. Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang utama
pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas
adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa tengah
dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam
interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah gagal
mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini ditunjukkan dengan
perhatian yang berlebihan pada dirinya atau perilaku merusak anak-anaknya
dan masyarakat.
2. Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh
perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972). Tugas
perkembangan tersebut meliputi:
a. Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa
b. Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan
c. Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia
d. Mengembangkan aktivitas luang
e. Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu
f. Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan
g. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.
Tahap-tahap perkembangan
1. Perkembangan fisiologis
Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65 tahun. Perubahan yang
paling terlihat adalah rambut beruban, kulit mulai mengerut dan pinggang
membesar. Kebotakan biasanya terjadi selama masa usia pertengahan,
tetapi juga dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman
penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.
2. Perkembangan kognitif
Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang terjadi kecuali karena
sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat mempelajari keterampilan dan
informasi baru. Beberapa dewasa tengah mengikuti program pendidikan
dan kejuruan untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau
perubahan pekerjaan.
3. Perkembangan psikosial
Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah dapat meliputi kejadian
yang diharapkan, perpindahan anak dari rumah, atau peristiwa perpisahan
dalam pernikahan atau kematian teman. Perubahan ini mungkin
mengakibatkan stress yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan
dewasa.
3. Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses-sukses
berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa ini dapat
dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah
mantap.Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
a. Menurunnya keadaan jasmaniah
b. Perubahan susunan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam
bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
d. Penurunan fungsi tubuh
B. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga tahap VI
Tugas Menurut Wahit dkk, 2006:
1. Memperluas keluarga inti mjd keluarga besar
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua suami/istri yg sdg sakit & memasuki masa tua.
4. Mempersiapkan anak utk hidup mandiri & menerima kepergian anaknyatu
5. Menata kembali fasilitas & sumber yg ada pd keluarga. Berperan suami-
istri, kakek dan nenek
6. Menciptakan lingkungan rmh yg dpt mjd contoh bagi anak-anaknya.

Menurut Carter & Mc. Goldrik, 1988; Duval & Miller, 1985:

1. Siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang


didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
3. Membantu orangtua lanjut usia dari pihak suami maupun istri.

Menurut Spradley : Penataan kembali fasilitas dan sumber

1. Penataan kembali tanggung jawab antar anak


2. Kembali suasana suami istri
3. Mempertahankan komunikasi teristri
4. Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu

C. Masalah-masalah Kesehatan
Masalah kesehatan:
1. Komunikasi anak – orang tua.
2. Transisi perantu
3. Perawatan kesehatan: lansia, Ht, menopause, dll.

D. Fungsi Perawat Pada Keluarga Tahap VI


Fungsi perawat pada tahap ini yaitu memberi konsultasi penyakit-
penyakit yang dapat timbul, misalnya: penyakit kronis atau faktor-faktor
predisposisi misalnya kolesterol tinggi, obesitas, hipertensi, masalah
menopause, juga peningkatan kesehatan serta pola hidup sehat.

E. Karakteristik Keluarga Dewasa


Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia
dewasa awalsebagai berikut:

1. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang


mulaimenerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.
2. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif
untukmemiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki
peran barusebagai orang tua.
3. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah
baru yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah
pernikahan.
4. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang
memiliki peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu
seseorang berada pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan
kondisi lingkungan serta permasalahan baru.
5. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan
memasukidunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu,
hubungan dengan kelompokteman sebaya semakin renggang.
6. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola
hidup baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-
komitmen barudalam kehidupan.
7. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian,ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung
pada pihak lain.
8. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota
kelompokorang dewasa.
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
10. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.
F. Tugas Perkembangan pada Keluarga Dewasa
Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa:
1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin
memilikikematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan
tugas reproduksi,yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan
jenisnya, asalkanmemnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi).
Untuk sementara waktu,dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan
terlebih dahulu.
Mereka akan beruapaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk
dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk
kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria
usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai persyaratan
pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyaikriteria yang berbeda-beda.
2. Membina kehidupan rumah tangga
Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena
sekaligusdijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah
tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat
membentuk, membina,danmengembangkan kehidupan rumah tangga
dengan sebaik-baiknya agar dapatmencapai kebahagiaan hidup.
3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah
tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas,umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna
menerapkan ilmu dankeahliannya, mereka berupaya menekuni karier
sesuai dengan minat dan bakat yangdimiliki, sertamemberi jaminan masa
depan keuangan yang baik.
4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin
hidup tenang,damai, dan bahagia ditengah-tengah masyarakat. Syarat-
syarat untuk menjadi warganegara yang baik harus dipenuhi oleh
seseorang, sesuai dengan norma sosial budayayang berlaku di masyarakat
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Usia Anak Dewasa

Proses keperawatan merupakan pusat bagi semua tindakan


keperawatan, yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa saja, dalam kerangka
referensi tertentu, konsep tertentu, teori atau falsafah. Friedman dalam Proses
keperawatan keluarga juga membagi dalam lima tahap proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian terhadap keluarga, identifikasi masalah keluarga
dan individu atau diagnosa keperawatan, rencana perawatan, implemntasi
rencana pengerahan sumber-sumber dan evaluasi perawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan seorang perawat mengumpulkan informasi


secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Secara garis
besar data dasar yang dipergunakan mengkaji status keluarga adalah.

1. Struktur dan karakteristik keluarga.


2. Sosial, ekonomi dan budaya .
3. Faktor lingkungan.
4. Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga.
5. Psikososial keluarga.

Hal-hal perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut.

1. Data umum
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri atas nama
atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan
kepala keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga
dan genogram (genogram keluarga dalam tiga generasi).
b. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji asal suku
bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
terkait dengan kesehatan.
1. Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga.
2. Tempat tinggal keluarga bagaimana (uraikan bagian dari sebuah
lingkungan yang secara etnik bersifat homogen).
3. Kegiatan-kegiatan social bidaya, rekreasi dan pendidikan. Apakah
kegiatan-kegiatan ini ada dalam kelompok kultur atau budaya
keluarga. Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana, baik tradisional
ataupun modern.
4. Bahasa yang digunakan di dalam keluarga (rumah).
5. Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga dan praktisi.
Apakah keluarga mengunjungi praktik, terlibat dalam praktik-
praktik pelayanan kesehatan tradisional, atau mempunyai
kepercayaan tradisional dalam bidang kesehatan.
d. Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat memengaruhi kesehatan seperti:
1. Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan
beragamanya;
2. Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan agama atau
organisasi keagamaan;
3. Agama yang dianut oleh keluarga;
4. Kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai keagamaan yang dianut
dalam kehidupan keluarga, terutama dalam hal kesehatan.
e. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupu anggota
keluarga lainnya. Selain itu, status ekonomi keluarga ditentukan pula
oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-
barang yang dimiliki oleh keluarga seperti:
1. Jumlah pendapatan per bulan;
2. Sumber-sumber pendapatan per bulan;
3. Jumlah pengeluaran per bulan;
4. Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga;
5. Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengeluarannya.
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak
hanya dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi, namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio
juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan
waktu luang atau senggang keluarga.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga adalah pengkajian keluarga berdasarkan


tahap kehidupan keluarga. Menurut Duvall, tahap perkembangan keluarga
ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji sejauh mana
keluarga melaksanakan tugas tahapan perkembangan keluarga. Sedangkan
riwayat keluarga adalah mengkaji riwayat kesehatan keluarga inti dan riwayat
kesehatan keluarga.

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
c. Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga
inti, meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota, dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga
seperti perceraian, kematian dan keluarga yang hilang.
d. Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua (seperti
apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan
orang tua dari kedua orang tua.
3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
a) Gambaran tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar,
kontrak atau lainnya). Apakah keluarga memiliki sendiri atau
menyewa rumah untuk tempat tinggal.
b) Gambaran kondisi rumah meliputi bagian interior dan eksterior.
Interior rumah meliputi: jumlah kamar dan tipe kamar (kamar
tamu, kamar tidur); penggunaan-penggunaan kamar tersebut; dan
bagaimana kamar tersebut diatur. Bagaimana kondisi dan
kecukupan perabot, penerangan, ventilasi, lantai, tangga rumah,
susunan, dan kondisi bangunan tempat tinggal. Termasuk
perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah tinggalnya.
Apakah keluarga menganggap rumahnya memadai bagi mereka.
c) Dapur, suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, apakah ada
fasilitas pengaman bahaya kebakaran.
d) Kamar mandi, sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan
handuk.
e) Kamar tidur, bagimana pengaturan kamar tidur. Apakah memadai
bagi anggota keluarga dengan pertimbangan usia mereka,
hubungan dan kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya.
f) Kebersihan dan sanitasi rumah, apakah banyak serangga-serangga
kecil (khususnya di dalam), dan masalah-masalah sanitasi yang
disebabkan binatang-binatang peliharaan lainnya seperti ayam,
kambing, kerbau dan hewan peliharaan lainnya.
g) Pengaturan privasi. Bagimana dengan perasaan keluarga terhadap
pengaturan privasi rumah mereka memadai atau tidak. Termasuk
bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah atau lingkungan.
h) Perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan
rumah mereka.
b. Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
1. Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa.
2. Tipe tempat tinggal (hunian, industry, campuran hunian dan
industri kecil, agraris).
3. Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, dalam
perbaikan atau lainnya).
4. Sanitasi jalan dan rumah. Bagaimana kebersihannya, cara
penanganan sampah dan lainnya.
5. Adakah jenis-jenis industri di lingkungan rumah (kebisingan,
polusi air dan udara).
6. Karakteristik demografi di lingkungan komunitas tersebut.
7. Kelas social dan karakteristik etnik penghuni.
8. Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial, apa yang ada dalam
lingkungan dan komunitas (klinik, rumah sakit, penanganan
keadaan gawat darurat, kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
9. Kemudahan pendidikan di lingkungan dan komunitas, apakah
mudah diakses dan bagaimana kondisinya.
10. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki di komunitas tersebut.
11. Fasilitas-fasilitas ekonomi, warung, toko, pasar, wartel dan lainnya.
12. Transportasi umum. Bagaimana pelayanan dan fasilitas tersebut
dapat di akses (jarak, kecocokan, jam pemberangkatan dan lainnya)
untuk keluarga/komunitas.
13. Kejadian tingkat kejahatan di lingkungan dan komunitas, apakah
ada masalah n yang serius seperti tidak aman dan ancaman serius.
c. Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, lama keluarga tinggal di


daerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat
tinggal.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta


perkumpulan keluarga yang ada.
Sistem pendukung keluarga meliputi:

a. Jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki


keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis;
b. Sumber dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau
dukungan masyarakat setempat, lembaga pemerintah, maupun
swasta /LSM;
c. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang dimiliki keluarga.
e. Struktur Keluarga
1. Pola-pola komunikasi keluarga

Menjelaskan cara berkomunikasi antaranggota keluarga, termasuk


pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan, komunikasi secara langsung
atau tidak, pesan emosional (positif atau negatif), frekuensi dan kualitas
komunikasi yang berlangsung. Adakah hal-hal yang tertutup dalam keluarga
untuk didiskusikan.

2. Sturktur kekuatan keluarga


a. Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang memutuskan
dalam penggunaan keuangan, pengambil keputusan dalam pekerjaan
atau tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan
kedisiplinan anak-anak.
b. Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam
membuat keputusan.
3. Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga,
baik secara formal maupun informal.
a. Peran formal, posisi dan peran formal pada setiap anggota keluarga
(gambarkan bagaimana setiap keluarga melakukan peran masing-
masing) dan apakah ada konflik peran dalam keluarga.
b. Peran informal, adakah peran informal dalam keluarga, siapa yang
memainkan peran tersebut, berapa kali dan bagaimana peran
tersebut dilaksanakan secara konsisten.
c. Analisis model peran, siapa yang menjadi model dalam
menjalankan peran di keluarga, apakah status social memengaruhi
pembagian peran keluarga, apakah budaya masyarakat, bagaimana
agama memengaruhi pembagian peran keluarga, apakah peran
yang dijalankan sesuai tahap perkembangannya, bagaimana
masalah kesehatan memengaruhi peran keluarga, adakah peran
baru, bagaimana anggota keluarga menerima peran baru, respons
keluarga yang sakit terhadap perubahan peran atau hilangnya
peran, serta apakah ada konflik akibat peran.
4. Struktur nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga dengan


kelompok atau komunitas. Apakah sesuai dengan nilai norma yang dianut,
seberapa penting nilai yang dianut, apakah nilai yang dianut secara sadar atau
tidak, apakah konflik nilai yang menonjol dalam keluarga, bagaimana kelas
sosial keluarga, bagaimana latar belakang budaya yang memengaruhi nilai-
nilai keluarga, serta bagimana nilai-nilai keluarga memengaruhi status
kesehatan keluarga.

1. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
1. Pola kebutuhan keluarga. Apakah anggota keluarga merasakan
kebutuhan individu lain dalam keluarga, apakah orang tua
mampu menggambarkan kebutuhan mereka, bagimana
psikologis keluarganya, apakah setiap anggota keluarga
memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga, apakah dalam
keluarga saling menghormati satu sama lainnya, dan apakah
setiap anggota keluarga sensitive terhadap persoalan individu.
2. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga. Perasaan memiliki
dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota
keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga, serta keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
3. Keterpisahan dan keterikatan. Bagaimana keluarga
menghadapi keterpisahan dengan anggota keluarga lain,
apakah keluarga merasa adanya keterikatan yang erat antara
anggota keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain.
b) Fungsi sosialisasi.
1. Tanyakan apakah ada otonomi setiap anggota dalam keluarga.
2. Apakah saling ketergantungan.
3. Siapa yang bertanggung jawab dalam membesarkan anak atau
fungsi sosialisasi.
4. Adakah faktor social budaya yang memengaruhi pola-pola
membesarkan anak.
5. Apakah keluarga mempunyai masalah dalam mengasuh anak.
6. Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak
untuk bermain sesuai dengan tahap perkembangannya.
7. Apakah ada peralatan atau permainan yang cocok dengan
usianya.
c) Fungsi perawatan kesehatan

Sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian dan


perlindungan terhadap anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga
mengenai konsep sehat sakit. Kesanggupan keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga, diantaranya adalah sebagai berikut.
Mengenai masalah kesehatan. Sejauh mana keluarga mengenal fakta-fakta
dari masalah kesehatan meliputi: pengertian, tanda dan gejala, penyebab
serta yang memengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah.

1. Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat atau sakit bagi anggota


Keyakinan, nilai dan perilaku keluarga
2. Nilai yang dianut terkait kesehatan
3. Apakah keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai tersebut
4. Bagaimana perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung
peningkatan kesehatan
5. Konsep dan pengetahuan keluarga tentang konsep sehat sakit
keluarga.
a. Kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi tanda dan gejala
pada anggota keluarga yang sakit.
b. Sumber-sumber informasi yang diperoleh keluarga dalam
kesehatan.
c. Masalah kesehatan yang dianggap serius dalam keluarga dan
tindakan apa yang diambil.
2. Praktik diet keluarga
a. Pengetahuan keluarga tentang makanan yang bergizi.
b. Riwayat pola makan keluarga.
c. Bagaimana cara keluarga menyiapkan makanan. Keluarga
menyiapkan makanan dengan digoreng, direbus, dipanggang,
dimasak, atau disajikan mentah. Jenis makanan yang dikonsumsi
keluarga setiap hari dan cara menyimpannya.
d. Bagaimana jadwal makan keluarga (utama dan selingan).
e. Siapa anggota keluarga yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan, belanja dan menyiapkan makanan.
f. Kebiasaan tidur dan istirahat. Waktu tidur keluarga, kecukupan,
adakah kesulitan tidur dan di mana tempat keluarga tidur.
3. Latihan dan rekreasi
a. Apakah keluarga menyadari bahwa rekreasi dan olahraga secara aktif
sangat diperlukan bagi kesehatan.
b. Jenis-jenis rekreasi dan aktivitas-aktivitas fisik anggota keluarga.
c. Keikutsertaan anggota keluarga dalam aktivitas olahraga atau rekreasi.

Mengambil keputusan mengenai keputusan yang tepat. Sejauh


mana keluarga mengenal sifat dan luasnya masalah, bagaimana masalah
dirasakan, menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akibat dari
tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan,
dapatkah menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan, serta mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.

4. Kebiasaaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga


a. Kebiasaan penggunaan alcohol, tembakau dan kopi.
b. Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep atau
dengan resep.
c. Kebiasaan keluarga menyimpan obat-obatan dalam jangka waktu lama
dan menggunakan kembali.
d. Kebiasaan menyimpan obat dan memberi label.
5. Peran keluarga dalam praktik perawatan diri
a. Apa yang keluarga lakukan untuk memperbaiki statuskesehatan.
b. Apa yang keluarga lakukan untuk mencegah sakit atau penyakit.
c. Siapa yang berperan mengambil keputusan dalam hal kesehatan
keluarga.
d. Pengetahuan keluarga tentang tata cara perawatan pada anggota
keluarga yang sakit.
6. Cara-cara pencegahan penyakit
a. Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit.
b. Kebiasaan keluarga dalam pemeriksaan kesehatan.
c. Status imunisai keluarga pada bayi, balita dan ibu hamil.
7. Perasaan dan persepsi keluarga tentang pelayanan kesehatan.
a. Perasaan keluarga terhadap jenis-jenis perawatan kesehatan.
b. Pengalaman masa lalu dengan pelayanan kesehatan.
c. Kepuasan dan kepercayaan keluarga terhadap pelayan kesehatan.
d. Harapan keluarga terhadap petugas pelayanan kesehatan.

Merawat anggota kelurga yang sakit. Sejauh mana keluarga


mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahui sifat dan perkembangan
perawatan yang dibutuhkan; menegtahui sumber-sumber yang ada dalam
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas
fisik, psikososial); mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.

8. Riwayat kesehatan keluarga

Tanyakan riwayat penyakit genetic dan penyakit keluarga pada masa


lalu dan masa sekarang separti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi,
kanker, stroke dan arthritis reumatis, penyakit gagal ginjal, tiroid, asma, alergi,
penyakit-penyakit darah, dan lain-lain.

9. Sumber keuangan

Tanyakan bagaimana pola keluarga dalam pembayaran biaya


kesehatan dan asuransi kesehatan yang dimiliki oleh keluarga. Memelihara
lingkungan rumah yang sehat, sejauh mana keluarga mengetahui sumber-
sumber yang dimiliki, keuntungan/manfaat memeliharaan lingkungan,
mengetahui pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antaranggota
keluarga pada praktik lingkungan. Apakah saat ini keluarga terpapar oleh
polusi udara, air atau kebisingan dari lingkungan tempat tinggalnya, apa yang
dilakukan keluarga untuk mencegah penyakit, siapa orang yang berperan
membuat keputusan terkait masalah keluarga, serta bagaimana pengetahuan
keluarga cara perawatan anggota keluarga yang sakit.

Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat,


apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, memahami
keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan
keluarga terhadap petugas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap
petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.

10. Pelayanan kesehatan darurat


1. Pengetahuan keluarga terkait tempat pelayanan kesehatan darurat
terdekat.
2. Pengetahuan keluarga cara memanggil ambulan atau pelayanan
kesehatan darurat.
3. Pengetahuan keluarga mengenai cara penanganan keadaan darurat.
11. Fasilitas transportasi keluarga untuk perawatan kesehatan.
a. Bagaimana jarak fasilitas pelayanan kesehatan dari rumah.
b. Jenis alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk mencapai
fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Masalah apa yang dihadapi keluarga dalam hubungannya antara
transportasi dengan tempat fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Fungsi reproduksi

Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga,


serta metode apa yang digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah
anggota keluarga.

3. Fungsi ekonomi

Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan


dan papan. Bagaimana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat guna meningkatkan status kesehatan keluarga.

4. Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek, yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
b. Stressor jangka panjang, yaitu stressor yang saat ini dialami yang
memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan.
c. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor,
mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor.
d. Strategi koping yang digunakan, strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
e. Strategi adaptasi disfungsional, menjelaskan adaptasi disfungsional
yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
5. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik (head to toe).
6. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian ini, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap


petugas kesehatan yang ada.

B. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dan


pemeriksaan fisik, kemudian dilakukan analisa data.Analisa data dilakukan
dengan memilih data-data yang ada, sehingga dapat dirumuskan menjadi suatu
diagnosis keperawatan.adapun tiga norma yang perlu diperhatikan oleh
perawat.

1. Keadaan kesehatan yang normal dari tiap anggota keluarga.


2. Keadaan kesehatan dan sanitasi lingkungan

C. Karakteristik Keluarga

Berdasarkan analisa data, dapat diketahui masalah kesehatan dan


keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat.Selanjutnya dengan masalah
tersebut perawat dapat menyusun rencana asuhan keperawatan yang
selanjutnya dapat dilakukan intervensi.Masalah-masalah yang telah
dirumuskan terkadang tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.Oleh karena itu,
diperlukan suatu prioritas masalah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
penentuan prioritas masalah adalah sebagai berikut:

1. Penyelesaian masalah tidak dapat diatasi dalam keluarga.


2. Masalah yang dapat mengancam kehidupan keluarga.
3. Respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga.
4. Keterlibatan keluarga dalam problem solving.
5. Sumber daya keluarga dalam penyelesaian masalah.
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
D. Diagnosis Keluarga

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,


keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan
data dan analisis data secara cermat, memberikan dasar untuk menetapkan
tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab untuk
melaksanakannya.

Diagnosis keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian


terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,
struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping keluarga, baik yang bersifat
actual, risiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan
tanggung jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama
dengan keluarga, berdasarkan kemampuan, dan sumber daya keluarga.

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang


didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi
problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda yang
selanjutnya dikenal dengan PES.

1. Problem atau masalah (P)


2. Etiology atau penyebab (E)
3. Sign atau tanda (S)

Tipologi dari diagnosis keperawatan,

1) Diagnosis actual (terjadi defisist atau gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada diagnosis
keperawatan actual, factor yang berhubungan merupakan etiologi, atau factor
penunjang lain yang telah memengaruhi perubahan status kesehatan.
Sedangkan factor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori,
yaitu :

a. Patofisiologi (biologi atau psikologi)


b. Tindakan yang berhubungan
c. Situasional (lingkungan, personal)
d. Maturasional

Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis


keperawatan keluarga adalah adanya:

1. Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan


persepsi)
2. Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
3. Ketidakmampuan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur
atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik financial,
fasilitas, system pendukung, lingkungan fisik, dan psikologis).
2) Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi
tanda tersebut dapat menjadi masalah actual apabila tidak segera mendapatkan
bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan. Factor-faktor risiko
untuk diagnosis risiko dan risiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana
kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok. Factor ini membedakan
klien atau kelompok risiko tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama
yang mempunyai risiko.

3) Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan


keluarga dapat ditingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencakup
factor-faktor yang berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan
atau potensi keluarga dapat ditingkatkan ke arah yang lebih baik.
E. Skoring Keluarga

Setelah data dianalalisis kemungkinan perawat menemukan lebih dari


satu masalah.Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber daya yang dimiliki
oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-masalah tersebut tidak dapat
ditangani sekaligus.Oleh karena itu, perawat kesehatan masyarakat dapat
menyusun prioritas masalah kesehatan keluarga.

F. Penyusunan rencana keperawatan

Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah


teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana
keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Perencanaan
keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan
umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria
dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

5. Tahap pelaksanaan keperawatan keluarga

Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga


dimana perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga
dalam mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. Tindakan
yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya.

6. Tahap evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian


dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil,
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh
karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan ketersediaan keluarga. Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP
secara operasional.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian Pada Keluarga dengan Masalah Dewasa


Pengkajian dilakukan pada hari Rabu dan Sabtu, tepatnya pada tanggal 7
dan 9 Oktober 2022 di Jalan Hibrida 10 Kota Bengkulu dengan keluarga Tn.
A dan pasangannya Ny.F Dari hasil pengkajian yang kami lakukan
didapatkan hasil:
1. Data Umum
a) Nama Kepala Keluarga : Tn.A

b) Usia Kepala Keluarga : 50 Tahun

c) Alamat : Jalan Hibrida 10 RT 20/RW 03


Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

d) Pekerjaan K.Keluarga : Tukang Sayur Keliling

e) Pendidikan K.Keluarga : SMP

f) Komposisi keluarga : Identitas anggota keluarga

Hub. Umur Pendid Status imunisasi


No Nama Jenis Kel. ikn Polio DPT Hepatitis Campak
Kelam KK B 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
C
in
G
1. Ny.F P Istri 48 th SD ✓✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
2. Nn. J P Anak 24 th Maha ✓✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Siswa
3. Nn. C Maha
siswa
4.
An. A Siswa
g) Genogram (3 Generasi) :

Keterangan :

: Laki – laki

: Perempuan

: Laki – laki Meninggal

: Perempuan Meninggal

: Pasien

: Dalam satu Keluarga

h) Tipe Keluarga :
Keluarga Tn.A termasuk keluarga inti yang terdiri dari suami istri
dan anak
i) Suku Bangsa : Bengkulu
j) Agama : Islam

k) Status Sosial Ekonomi :


Tn.A memiliki pekerjaan sebagai tukang sayur keliling. Penghasilan
yang didapat kisaran Rp.350.000- 500.000 perhari. Penghasilan yang
didapatkan Tn. A mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari.
l) Aktifitas Rekreasi Keluarga :
Ny.F mengatakan apabila waktu luang digunakan untuk berkumpul
dan menonton TV bersama suami, keluarga jarang keluar namun
kadang-kadang pergi untuk jalan-jalan
 Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Tn.A adalah tahap 6, keluarga dengan
masalah dewasa(lounching center families). Tn.A dan Ny.F memiliki 4
anak, dan anak pertama sudah menikah, Anak kedua sedang kuliah, Anak
ketiga sedang kuliah, Anak keempat masih SMP.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi :
Menurut Tn.A tugas perkembangan keluarga sudah terpenuhi, seperti
memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
3. Riwayat Keluarga Inti :
Pada keluarga Tn.A dan Ny.F saat dilakukan pengkajian memiliki
riwayat kesehatan keluarga yaitu,Tn.A sebagai kepala keluarga tidak
memiliki Riwayat penyakit sedangkan pada Ny.F memiliki riwayat
hipertensi tetapi baik Tn.A maupun Ny.F mengatakan masih bingung saat
hipertensi kambuh bagaimana cara mengatasinya.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya : Keluarga Tn.A tidak memiliki riwayat
penyakit keluarga maupun penyakit keturunan.
 Lingkungan
1. Karakteristik Rumah :
Luas rumah keluarga Tn. A ±180 m2 dan kepemilikan rumah pribadi.
Rumah Tn. A terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar mandi, 3 kamar tidur,
sumber air yang digunakan adalah sumur. Jarak sumur dengan septitank ±
10 meter yang terletak dibelakang rumah. Pencahayaan didalam rumah
cukup. Jendela setiap hari terbuka.

Denah Rumah :

Kamar
Dapur
T
E R. Keluarga
R. Tamu
R R. Makan
A
S Kama
Kamar Kamar
Kamar r
Mandi
Mandi

2. Karakteristik tetangga dan Komunitas RW :


Hubungan antar tetangga baik, Tn.A sering mengikuti kegiatan yang ada
di lingkungan sekitar, dan Ny.F juga aktif dalam mengikuti pengajian di
masjid dan arisan.
3. Mobilitas Geografis Keluarga : Keluarga menetap di rumah yang saat ini
di tempati
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat :
Anak-anak Tn.A jarang berkunjung ke rumah sehingga jarang berkumpul
dengan keluarga besar. Tn.A dan Ny.F aktif mengikuti perkumpulan
masyarakat jika ada kegiatan
5. Sistem Pendukung Keluarga :
Keluarga memiliki fasilitas kesehatan seperti BPJS jika ada
keluarga ,Tn.A yang sakit Tn.A segera membawah keluarga yang sakit ke
fasilitas Kesehatan yang ada seperti ke puskesmas terdekat dan keluarga
memilih membeli obat sendiri sehingga tensi pada Ny.F tidak terkontrol
Ny. F hanya sering membeli obat amlodipin.

 Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga : Pola komonikasi keluarga terbuka Tn.A
selalu bercerita dengan Ny.F tentang aktivitas dan masalah yang di hadapi
2. Struktur Kekuatan Keluarga : Reward fower ( pengaruh kekuatan karena
adanya harapan yang akan di terima )
3. Struktur Peran Formal dan Informal :
a. Tn. A
Peran formal : Tn. A sebagai kepala keluarga, suami, bapak, dan
kakek yang menjadi tulang punggung/mencari nafkah untuk istrinya.
Peran informal : Tn. A sebagai kepala keluarga yang dihormati dan
disayangi oleh anggota keluarganya.
b. Ny. F
Peran formal : Ny. F sebagai ibu, istri, dan nenek
Peran informal : Ny. F sebagai ibu yang menyayangi anak, suami,
dan cucu serta sebagai pendidik bagi anaknya.
4. Nilai dan Norma dalam Keluarga :
Ny. F dan Tn. A menerapakan budaya sopan santun dan saling
menghargai dan menghormati. Dan keluarga menerapkan hidup
bersih sehat
 Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif : Keluarga Tn A adalah keluarga yang rukun saling
menghormati dan menyayangi
2. Fungsi Sosial : Hubungan keluarga Tn A dan tetangga terjalin dengan
baik. Tn A dan Ny F aktif dalam mengikuti kegiatan
3. Fungsi Perawatan Keluarga :
a. Mengenal masalah
Tn. A dan Ny. F belum mengerti tentang masalah penyakit dan cara
mengatasi masalah tersebut, dan Ny.F masih bingung makanan apa
saja yang menjadi pantanganya baginya
b. Memutuskan masalah
Ny. F mengatakan apabila ada anggota keluarganya yang sakit
dibawa ke fasilitas kesehatan
c. Merawat anggota keluarga
Ny. F mengatakan apabila hipertensinya kambuh, akan meminum
daun rebusan sirsak dan meminum obat rutin (amlodipine) dan jika
tetap tidak ada perubahan Tn.A membawa Ny. F ke fasilitas
kesehatan,
d. Memodifikasi lingkungan
Halaman rumah keluarga Ny. F dan Tn. A terlihat bersih dan rapi,
terdapat tanaman bunga di depan rumah, lantai rumah terbuat dari
keramik.
e. Memanfaatkan
Keluarga Tn. A menggunakan fasilitas yang ada. Apabila sakit
berobat ke fasilitas kesehatan dengan menggunakan Kartu BPJS
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.F mengatakan mempunyai 4 orang anak, 3 anak perempuan, 1 anak
laki-laki dan 1 anak sudah menikah dan mempunyai rumah dan anak ke 2
selesai sudah kuliah , anak 3 masih kuliah, anak ke 4 masih smp
5. Fungsi Ekonomi :
Tn. A sebagai tulang punggung keluarga dan Ny.F sebagai ibu rumah
tangga. Penghasilan yang di dapatkan cukup untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
 Stress Dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang :
a. Steresor jangka pendek yaitu Tn.A dan Ny. F tidak merasa kesepian
meskipun anak pertama sudah menikah dan memiliki rumah karena
anak dan cucunya sering main kerumah.
b. Stresor jangka panjang yaitu tentang masalah kesehatanya yaitu
hipertensi yang sering kambuh, dan memikirkan biaya anaknya yang
masih kuliah dan masih sekolah

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor :


Keluarga berharap dan berdoa supaya anggota keluarganya selalu diberi
kesehatan.
3. Strategi Koping yang Digunakan :
Keluarga Tn. A apabila mendapat masalah selalu di musyawarahkan
bersama-sama.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional : Biasanya Tn. A dan Ny. F saling tegur
menegur apabila ada yang salah

 Pemeriksaan Fisik Head To Toe (Dikaji Pada Setiap Anggota


Keluarga)

Suami Istri
No Jenis
Pemeriksaan Tn.A Ny.M
1 Kesadaran Compos mentis Compos mentis
umum
2 Riwayat Tn.A tidak memiliki Riwayat Ny.F memiliki Riwayat
penyakit saat penyakit hipertensi dan sering
ini kambuh.jika memiliki
banyak pikiran dan pola
makan yang tidak baik

3 Keluhan yang Tn.A mengatakan tidak Ny.F mengeluh sering sakit


dirasakan memiliki keluhaan yang kepalasehingga mengganggu
dirasakan. aktivitas

4 Riwayat Tn.A Ny.M mengalami hipertensi


penyakit mengatakan tidak pernah kurang lebih sejak 6 tahun
sebelumnya mengalami sakit yang serius, yang lalu
hanya sakit seperti demam
maupun flu saja
5 Tanda-tanda TD : 120/90 mmHg TD : 150/90mmHg
vital N : 80 x/m N : 82 x/m
RR : 18 x/m RR : 20 x/m
S : 36,8C S : 36,5C

6 Kepala Bentuk kepala mesochepal, Bentuk kepala mesochepal,


tidak ada udema/ benjolan, tidak ada udema/ benjolan,
tidak ada lesi, rambut sedikit tidak ada lesi, rambut sedikit
beruban beruban

7 Leher Tidak ada pembengkakan Tidak ada pembengkakan


kelenjar thyroid kelenjar thyroid

8 Thoraks Paru-paru Paru-paru

Inspeksi : dada simetris tidak Inspeksi : dada simetris


ada lesi tidak ada lesi

Palpasi : tidak ada nyeri tekan Palpasi : tidak ada nyeri


tekan
Perkusi : sonor
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
Auskultasi : vesikuler

9 Jantung Jantung Jantung

Inspeksi : ictus kordis tidak Inspeksi : ictus kordis tidak


tampak
Palpasi : letak jantung teraba tampak
di ICS 4 -5
Palpasi : letak jantung
Perkusi : pekak teraba di ICS 4 -5

Auskultasi : S1, S2 reguler Perkusi : pekak

Auskultasi : S1, S2 reguler

10 Abdomen Inspeksi : bentuk simetris, Inspeksi : bentuk simetris,


tidak ada lesi tidak ada lesi

Auskultasi : bising usus 13 Auskultasi : bising usus 10


x/mnt x/mnt

Palpasi : tidak ada nyeri tekan Palpasi : tidak ada nyeri


pada perut tekan pada perut

Perkusi : tympani Perkusi : tympani

11 Esktremitas Atas : akral hangat, tidak ada Atas : akral hangat, tidak
udema ada udema

Bawah : akral hangat, tidak Bawah : akral hangat, tidak


ada udema, tidak ada masalah ada udema
pada bagian tangan maupun
kaki

12 Kulit Warna kulit: sawo matang Warna kulit: kuning langsat


Turgor kulit : elastis kembali Turgor kulit : elastis
<3detik kembali <3detik
Tidak terdapat lesi Tidak terdapat lesi

 Harapan Keluarga : Tn.A dan Ny.F berharap bisa langgeng menjadi keluarga
yang Sakinah, Mawadah, Warohmah dan diberikan kesehatan
B. Analisa Data dan Masalah Keperawatan

No Data Masalah Keperawatan


1. Data Subjektif : Nyeri Kronis
1. Ny. F mengatakan
Domain 12. Kenyamanan
memiliki riwayat
penyakit hipertensi Kelas 1. Kenyamanan fisik

2. Ny. F mengatakan (00133) Nyeri Kronis


sering mengalami sakit
Definisi : Pengalaman sensorik dan
kepala dan sering
emosional tidak menyenangkan dengan
kambuh Ketika banyak
kerusakan jaringan aktual atau potensial,
pikiran dan pola makan
atau digambarkan sebagai suatu
yang tidak baik
kerusakan (International Association for
3. Pengkajian PQRST
the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba
- P : Ny. F
atau lambat dengan intensitas ringan
mengatakan nyeri
hingga berat, terjadi konstan atau
dibagian kepala
berulang yang berakhirnya tidak dapat
Dan sakit
diantisipasi atau diprediksi, dan
dibagian belakang
berlangsung lebih dari 3 bulan.
leher
- Q : Ny. F
Mengatakan
Batas karakteristik:
kualitas nyeri
1. Perubahan pola tidur
yang dirasakan
2. Bukti nyeri dengan mengguanakan
seperti ditekan
standar daftar periksa untuk pasien
- R : Ny. F
tidak dapat dapat
mengatakan nyeri
mengungkapkannya
pada kepala
3. Sikap melindungi area nyeri
- S : Ny.F
4. Keluhan tentang intesitas
Mengatakan skala
menggunakan standar skala nyeri
nyeri yang
dirasakan pada
skala 5 (nyeri 5. Keluhan tentang karakterisktik
sedang) nyeri dengan menggunakan standar
- T : Ny. F instrument nyeri
mengatakan nyeri
yang dirasakan
hilang timbul

Data Objektif :

1. Ny.F tampak meringis

2. Ny.F tampak memijit-


mijit kepala

3. Ny.F tampak tertekan


2. Data Subjektif : Domain 1. Promosi Kesehatan
1. Tn.A dan Ny.F
Kelas 2. Manajemen kesehatan
mengatakan jika
mengalami keluhan (00099) Ketidakefektifan

tidak mengetahui apa Pemeliharaan Kesehatan

yang harus di lakukan Definisi : Ketidakmampuan


2. Tn.A dan Ny.F mengidentifikasi,
mengatakan jika
mengelola, dan/atau mencari bantuan
hipertensinya kambuh
tidak berobat ke untuk mempertahankan kesejahteraan.
pasilitas Kesehatan
hanya membeli obat di
Batasan Karakteristik :
apotek
1. Kurang pengetahuan tentang
Data Objektif : praktik kesehatan dasar
1. Tn.A dan Ny. F tidak 2. Kurang dukungan social
mengetahui 3. Pola perilaku kurang mencari
perkembangan tekanan bantuan kesehatan
darahnya karena tidak
Faktor yang berhubungan:
berobat ke pasilitas
Kesehatan sehingga 1. Strategi koping tidak efektif

tidak terkontrol
2. My. F hanya sering
membeli obat
amlodipine
C. Skoring dan Prioritas Masalah
Dx.1 Nyeri Kronis (00132)

No Kriteria Skor Bobot Skoring Ket Pembenaran

1 Sifat Masalah Masalah sudah


Skala : 3 1 3/3x1=1 Aktual terjadi pada
Tidak / Kurang Sehat keluarga Tn. A
Ancaman Kesehatan terutama pada
Keadaaan Sejahtera Ny .F yang
mengalami
hipertensi sejak 6
tahun yang lalu
hingga saat ini
2 Kemungkinan Masalah dapat Sumber daya
diubah Skala : keluarga untuk
Mudah 2 2 1/2x2=1 Sebagian mengatasi
Sebagian masalah dapat di
Tidak dapat jangkau dari segi
ekonomi, dan
bersedianya untuk
membawa anggota
keluarga ke
pelayanan
kesehatan
puskesmas.
3 Potensial Masalah Untuk Masalah sudah di
dicegah rasakan dan
Skala : 3 1 3/3x1=1 Tinggi masalah dapat
Tinggi dicegah karena
Cukup adanya keinginan
Rendah keluarga untuk
merawat Ny. F
4 Menonjolnya Masalah Keluarga merasa
Skala : Adanya adanya masalah
Masalah Berat harus segera di tangani 2 masalah yang berat dan
Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 2/2x1 tetapi harus segera di
Masalah Tidak Dirasakan. =1 perlu tangani karena
keluarga takut Ny.
F mengalami
penyakit yang
lebih parah.
Jumlah 4

Dx.3 Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan (00099)


No Kriteria Skor Bobot Skoring Ket Pembenaran

1 Sifat Masalah Karena jika saat


Skala : Ny.F sakit jarang
Tidak / Kurang Sehat 3 1 3/3x1=1 dibawa periksa ke
Ancaman Kesehatan 2 Aktual puskesmas/fasyan
Keadaaan Sejahtera 1 kes terdekat

2 Kemungkinan Masalah Keluarga Tn.a


dapat diubah mempunyai
Skala : 2 1/2x2=1 jaminan Kesehatan
Mudah 2 Sebagian dan Tn.A masih

Sebagian 1 mampu membawa


Tidak dapat 0 ny.F ke pasilitas
Kesehatan
3 Potensial Masalah Masalah keluarga
Untuk dicegah tn.a dapat dicegah
Skala : karena Ny.F
Tinggi 3 1 3/3x1=1 memiliki
Cukup Tinggi keinginan untuk
Rendah mengetahui
perawatan dan
Kesehatan pada
penyakitnya

4 Menonjolnya Masalah Adanya Keluarga merasa


Skala : masalah adanya masalah
Masalah Berat harus segera di tangani 1 1 2/2x1=1 tapi tidak yang berat dan
Adanya Masalah tetapi tidak perlu ditangani 2 perlu harus segera di
Masalah Tidak Dirasakan 0 ditangani tangani karena
untuk
meningkatkan
Kesehatan Ny F

Jumlah 4

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1) Nyeri Kronis (00132)
2) Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan (00099)
E. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Dewasa
Diagnosa, intervensi, dan evaluasi keperawatan yang bisa diangkat berdasarkan NANDA, NIC, dan NOC ialah sebagai berikut.
N NANDA NOC NIC
1. Nyeri Kronis TUK 1 : Keluarga mampu mengenal masalah (2390) Peresepan Obat

Domain 12. Kenyamanan (2008) Status Kenyamanan


1. Evaluasi tanda dan gejala dari
Kelas 1. Kenyamanan fisik masalah kesehatan saat ini
Kriteria Hasil:
(00133) Nyeri Kronis 2. Identifikasi obat-obat yang memiliki
1. Kesejahteraan fisik (skala 2 ke 4)
indikasi untuk masalah kesehatan
Definisi : Pengalaman sensorik dan 2. Kontrol terhadap gejala (skala 2 ke 4)
saat ini
emosional tidak menyenangkan dengan 3. Lingkungan fisik (skala 2 ke 4)
3. Ajarkan pasien dan atau keluarga
kerusakan jaringan aktual atau potensial, 4. Kesejahteraan psikologis (skala 2 ke 4)
metode pemberian sesuai kebutuhan
atau digambarkan sebagai suatu
5. Hubungan sosial (skala 2 ke 4) 4. Monitor efek teraupetik dan efek
kerusakan (International Association for
TUK 2 : Keluarga mampu membuat keputusan samping dari obat yang
the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba
perawatan kesehatan diberikan,sesuai kebutuhan
atau lambat dengan intensitas ringan
(3016) Kepuasan klien : Manajemen nyeri 5. Konsultasikan dengan dokter atau
hingga berat, terjadi konstan atau
petugas farmasi sesuai kebutuhan
berulang yang berakhirnya tidak dapat
(6000) Imajinasi terbimbing
diantisipasi atau diprediksi, dan Kriteria Hasil :
berlangsung lebih dari 3 bulan. 1. Nyeri Terkontrol (skala 2 ke 4)
1. Skrining adanya masalah emosi
2. Mengambil tindakan untuk mengurangi nyeri (Skala 2 ke
yang berat,riwayat penyakit
4)
Batas karakteristik: 3. Memberikan pilihan-pilihan untuk manajemen nyeri psikiatri,atau halusinasi
(Skala 2 ke 4) 2. Skrining adanya penurunan tingkat
1. Perubahan pola tidur
energi saat ini,ketidakmampuan
2. Bukti nyeri dengan mengguanakan 4. Memberikan informasi tentang pembatasan aktivitas
(Skala 2 ke 4) untuk berkonsentrasi,atau gejala-
standar daftar periksa untuk pasien
gejala lain yang mungkin
tidak dapat dapat 5. Pendekatan preventif digunakan untuk manajemen nyeri
mengganggu kemampuan koknitif
mengungkapkannya (Skala 2 ke 4)
untuk menciptakan fokus imajinsi
3. Sikap melindungi area nyeri
mental
4. Keluhan tentang intesitas
3. Kegiatan lingkungan yang nyaman
menggunakan standar skala nyeri
tanpa intrupsi,jika memungkinkan
5. Keluhan tentang karakterisktik
4. Intrupsikan pasien untuk
nyeri dengan menggunakan standar
mempraktikan imajinasi,jika
instrument nyeri
memungkinkan
TUK 3 : Keluarga mampu merawat anggota keluarga 5. Evaluasi dan dokumentasikan
(1605) Kontrol Nyeri pasien terhadap kegiatan imajinasi
terbimbing

Kriteria Hasil :
1400 (Manejemen Nyeri)
1. Mengenali kapan nyeri terjadi (Skala 2 ke 3)
2. Melaporkan nyeri yang terkontrol (Skala 4 ke 5)
1. Lakukan pengkajian nyeri
3. Melaporkan perubahan terhadap gejala nyeri pada
komperhensif yang meliputi
profesional kesehatan (Skala 3 ke 4)
lokasi,karakteristik,onset/durasi ,fre
4. Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri (Skala 3 kuensi,kualitas,intensitas atau
ke 4) beratnya nyeri dan faktor pencetus.

5. Menggunakan Jurnal harian untuk memonitor gejala dari 2. Gali pengetahuan pasien dan
waktu ke watu (Skala 2 ke 4) kepercayaan pasien mengenai nyeri
3. Pastikan perawatan analgesik bagi
pasien bagi pasien dilakukan dengan
pemantauan yang ketat.
4. Evaluasi pengalaman nyeri di masa
lalu yang meliputi riwayat nyeri
kronik individu atau keluarga atau
nyeri menyebabkan
disability/ketidakmampuan/kecacata
n,dengan tepat
TUK 4 : Keluarga mampu mempdifikasi lingkungan 5. Bantu keluarga dalam mencari dan

(2002) Kesejahteraan Pribadi menyediakan dukungan

(6482) Manajemen lingkungan :


Kriteria Hasil :
kenyamanan
1. Kemampuan untuk mengontrol aktivitas (Skala 3 ke 4)
2. Tingkat kebahagian (Skala 3 ke 5)
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
3. Kesehatan fisik (Skala 3 ke 5)
dan mendukung
4. Kemampuan untuk mengatasi(masalah) (Skala 3 ke 4) 2. Sesuaikan suhu ruangan yang paling
5. Kesehatan psikologis (Skala 3 ke 4) menyamankan invidu,jika
memungkinkan
3. Cepat bertindak jika terdapat
panggilan bel yang harus selalu
dalam jangkauan
4. Sediakan lingkungan yang aman
dan bersih
5. Hindari gangguan yang tidak perlu
dan berikan untuk waktu istirahat

TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan


kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada
(1608) Kontrol Gejala
(5465) Sentuhan teraupetik

Kriteria Hasil :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
1. Memantau munculnya gejala (Skala 3 ke 4)
tanpa distraksi
2. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan (Skala 2 ke 4)
2. Fokuskan niat untuk memfasilitasi
3. Membantu keparahan gejala (Skala 3 ke 4) kesemestrisan dan penyembuhan
4. Melakukan tindakan untuk mengurangi gejala (Skala 2
ke 4) dalam area terjangkau

5. Memantau variasi gejala (Skala 3 ke 4) 3. Dukung pasien untuk beristirahat


selama 20 menit atau lebih setelah
penanganan
4. Tentukan kesedian untuk merasak
intervensi
5. Catat apakah pasien telah
mengalami respon relaksasi dan
perubahan yang berkaitan
2. Domain 1. Promosi Kesehatan TUK 1: Keluarga mampu mengenal masalah (5602) Pengajaran : Proses penyakit

Kelas 2 . Manajemen kesehatan (1803) Pengetahuan : Proses Penyakit 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
terkait dengan proses penyakit yang
(00099)Ketidakefektifan pemeliharaan
Kriteria Hasil : spesifik
kesehatan
1. Pengetahuan karakter spesifik penyakit meningkat 2. Review pengetahuan pasien
Definisi:Ketidakmampuan mengenai kondisinya
(Skala 2 ke 3)
mengidentifikasi, mengelola,dan/atau 3. Jelaskan mengenai proses penyakit,
2. Pengetahuan faktor resiko meningkat(Skala 2 ke 4)
mencari bantuan untuk mempertahankan sesuai kebutuhan
3. Pengetahuan tanda dan gejala penyakit meningkat
kesejateraan 4. Beri informasi kepada
(Skala 2 ke 4)
keluarga/oruang yang penting bagi
4. Pengetahuan efek psikososial penyakit pada individu
pasien mengenai perkembangan
Batasan Karakteristik : meningkat (Skala 1 ke 3)
1. Tidak menunjukan minat pada pasien, sesuai kebutuhan
perbaikan perilaku sehat TUK 2: Keluarga mampu membuat keputusan 5. Diskusikan perubahan gaya hidup
2. Kurang pengetahuan tentang perawatan kesehatan yang mungkin diperlukan untuk
praktik kesehatan dasar mencegah komplikasi di masa yang
(1623) Perilaku patuh : Pengobatan yang disarankan
3. Pola perilaku kurang mencari akan datang dan/atau mengontrol
bantuan kesehatan proses penyakit
Kriteria Hasil :
1. Memperoleh obat yang diperlukan meningkat (skala 1 ke
3)
2. Memantau efek samping obat meningkat (skala 1 ke 3)
(525
0) Dukungan pengambilan keputusan
TUK 3: Keluarga mampu merawat anggota keluarga
(1600) Perilaku Patuh (Bersifat Aktif)
1. Tentukan apakah terdapat
perbedaan antara pandangan pasien
Kriteria Hasil :
dan pandangan penyediaan
1. Menggunakan strategi untuk mengoptimalkan
perawatan kesehatan mengenai
kesehatan meningkat (skala 1 ke 3)
kondisi pasien
2. Melakukan aktivitas hidup harian sesuai dengan energy
2. Informasikan kepada pasien
dan toleransi meningkat (skala 1 ke 3)
mengenai solusi alternative dengan
3. Melakukan monitor sendiri mengenai status kesehatan
cara yang jelas dan mendukung
4. Berikan informasi sesuai permintaan pasien (skala 1 ke 3. Bantu pasien mengidentifikasi
3) keuntungan dan kerugian dari setiap

5. Jadilah sebagai penghubung antara pasien dan keluarga alternative pilihan

secara mandiri meningkat(skala 1 ke 3) 4. Fasilitasi percakapan pasien


mengenai tujuan perawatan
5. Berikan informasi sesuai
TUK 4 : Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
permintaan pasien
(1623) Perilaku patuh : pengobatan yang disarankan
6. Jadilah sebagai penghubung antara
pasien dan keluarga
Kriteria hasil :
(6520) Manajemen Obat-Obatan:
1. Membuat daftar semua obat-obatan dengan dosis dan
Skrining kesehatan:
frekuensi pemberian
2. Memperoleh obat yang dibutuhkan
3. Menginformasikan profesional kesehatan mengenai 1. Ukur tekanan darah, tinggi badan,
semua obat yang sudah dikonsumsi berat badan, kolesterol dan gula
4. Memantau efek samping obat-obatan darah yang sesuai
TUK 5 : Keluarga mampu memanfaatkan pelayanan 2. Berikan informasi tentang
kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada pemeriksaan diri yang tepat selama

(1603) Perilaku Pencarian Kesehatan skrining


3. Berikan hasil skring kepada pasien

Kriteria Hasil : (2380) Manajemen obat:


1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan kesehatan meningkat (skala 2 ke 3)
2. Mendapat bantuan dari profesional kesehatan meningkat 1. Tentukan obat apa yang diperlukan
(skala 2 ke 4) dan kelola menurut askep dan atau
3. Menggunakan informasi kesehatan yang terkemuka protocol
meningkat(skala 2 ke 4) 2. Tentukan kemampuan pasien untuk
mengobati diri sendiri dengan cara
yang tepat.
3. Ajarkan pasien dan atau anggota
keluarga mengenai tindakan dan
efek samping yang diharapkan dari
obat.
4. Berikan pasien dan atau anggota
keluarga mengenai informasi
tertulis dan visual untuk
meningkatkan pemahaman diri
mengenai pemberian obat yang
tepat.

(7400
) Panduan sistem pelayanan kesehatan
1. Jelaskan sistem perawatan
kesehatan sesegera, cara kerjanya,
dan apa yang bisa diaharapkan
2. Bantu klien memilih perawatan
kesehatan yang tepat
3. Informasikan klien mengenai
perbedaan berbagai jenis fasilitas
pelayanan kesehatan yang tepat
4. Informasikan klien mengenai hak
untuk mengganti penyedia layanan
kesehatan
5. Informasikan klien cara mengakses
emergency
6. Identifikasi dan fasilitasi kebutuhan
transportasi untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan
7. Dorong klien untuk pergi ke ruang
gawat darurat, jika sesuai
F. Catatan Perkembangan (Implementasi dan Evaluasi)

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


Jumat, 7 (2390) Peresepan Obat S:
Dx I
oktober 1. Mengkaji tanda dan gejala dari masalah  Ny. F mengatakan sering mengalami sakit kepala dan
(00132) Nyeri Kronis
2022 kesehatan saat ini pada Ny.F sering kambuh Ketika banyak pikiran dan pola makan
2. Mengidentifikasi obat-obatan yang bisa yang tidak baik
digunakan sesuai indikasi dan kebutuhan  Pengkajian PQRST
3. Mengajarkan Ny.F dan keluarga Tn.A metode - P : Ny. F mengatakan nyeri dibagian kepala Dan
dan cara pemberian obat sakit dibagian belakang leher
4. Memonitor efek samping dari obat yang - Q : Ny. F Mengatakan kualitas nyeri yang dirasakan
digunakan seperti ditekan
- R : Ny. F mengatakan nyeri pada kepala
(6000) Imajinasi Terbimbing - S : Ny.F Mengatakan skala nyeri yang dirasakan
1. Melakukan skrining awal mengenai masalah pada skala 5 (nyeri sedang)
emosi Ny.F - T : Ny. F mengatakan nyeri yang dirasakan hilang
2. Mengidentifikasi apakah adanya penurunan timbul
daya ingat atau konsentrasi pada Ny.F
3. Memberikan lingkungan yang nyaman O:
4. Melakukan evaluasi dan dokumentasi  Ny.F tampak lemas
keadaan Ny.F  Ny. F tampak meringis
 Ny. M tampak memijat - mijat kepalanya
(1400) Manajemen Nyeri
- TTV Ny. F
1. Melakukan pengkajian nyeri meliputi lokasi,
- TD : 110/90 mmhg
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
- N : 83x/menit
intensitas nyeri
- T : 36,5 RR : 20x/menit
2. Mengkaji faktor pemicu dan pencetus nyeri
3. Memberikan informasi kepada Ny.F tentang
A : Masalah teratasi sebagian
nyeri yang dialami
4. Menggunakan strategi komunikasi terapeutik
P : Intervensi dilanjutkan
dan membangun rasa percaya klien
5. Memantau pemberian analgesik yang  Diskusikan tentang metode-metode penanganan nyeri
dikonsumsi Ny.F yang dirasakan
6. Memberi dukungan pada Ny.F dan keluarga  Tentukan kemampuan yang bisa klien lakukan dalam
menggunakan metode yang yang dipilih
(6482) Manajemen Lingkungan : Kenyamanan
1. Menciptakan lingkungan yang tenang dan
aman bagi klien
2. Menyesuaikan suhu ruangan yang nyaman
3. Memantau keadaan dan kondisi di sisi klien
4. Menyediakan lingkungan yang bersih
5. Menghindari klien dari gangguan di sekitar
6. Memberikan waktu istirahat yang cukup bagi
Ny.F

(5465) Sentuhan Terapeutik


1. Menciptakan lingkungan yang nyaman
2. Memfasilitasi Ny.F untuk beristirahat selama
20 menit setelah penanganan
3. Mendokumentasikan hasil kondisi dan respon
relaksasi Ny.F
Sabtu, 8 (5602) Pengajaran : Proses penyakit S:
Dx III
oktober 2022  Tn.A dan Ny.F mengatakan jika
(00099)Ketidakefektifan 1. Mengkaji tingkat pengetahuan Ny.F terkait
mengalami keluhan tidak mengetahui apa
pemeliharaan kesehatan dengan proses penyakit yang spesifik
yang harus di lakukan
2. Mereview pengetahuan Ny.F dan keluarga
mengenai kondisinya  Tn.A dan Ny.F mengatakan jika

3. Menjelaskan mengenai proses penyakit, hipertensinya kambuh tidak berobat ke

berdasarkan kebutuhan klien pasilitas Kesehatan hanya membeli obat di

4. Memberikan informasi kepada keluarga Ny.F apotek

mengenai perkembangan klien, sesuai


kebutuhan O:

5. Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang  Tn.A dan Ny. F tidak mengetahui

mungkin diperlukan untuk mencegah perkembangan tekanan darahnya karena

komplikasi di masa yang akan datang dan/atau tidak berobat ke pasilitas Kesehatan

mengontrol proses penyakit sehingga tidak terkontrol


 Ny. F hanya sering membeli obat
amlodipine
(5250) Dukungan pengambilan keputusan  TTV Ny. F

1. Menentukan apakah terdapat perbedaan antara - TD : 112/90 mmhg

pandangan pasien dan pandangan penyediaan - N : 85x/menit

perawatan kesehatan mengenai kondisi Ny.F


2. Memberikan informasi kepada Ny.F dan - T : 36,7
keluarga mengenai solusi alternatif dengan cara - RR : 19X/menit
yang jelas dan mendukung  Ny.R

3. Membantu keluarga mengidentifikasi - TD : 115/80 mmhg

keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif - N : 87X/menit

pilihan - T : 36,6

4. Memberikan kesempatan pengambilan - RR : 20x/menit

keputusan dengan diskusi


5. Membantu menyatukan pendapat antar anggota A : Masalah teratasi sebagian
keluarga
P : Intervensi keperawatan dilanjutkan

(5250) Dukungan pengambilan keputusan


1. Memberikan informasi pada keluarga
mengenai solusi alternatif dengan cara yang
jelas dan mendukung
2. Membantu keluarga mengidentifikasi
keuntungan dan kerugian dari setiap alternatif
pilihan
3. Memberikan informasi kepada Ny.F mengenai
tujuan perawatan
4. Memberikan kesempatan pengambilan
keputusan dengan diskusi
5. Menghormati hak keluarga untuk menerima
atau tidak menerima
6. Membantu menyatukan pendapat antar anggota
keluarga

(6520) Manajemen Obat-Obatan: Skrining


kesehatan:

1. Mengukur tekanan darah, tinggi badan, berat


badan, kolesterol dan gula darah klien
2. Memberikan informasi tentang pemeriksaan
diri klien yang tepat selama skrining
3. Memberikan dan menjelaskan hasil skring
kepada pasien

(2380) Manajemen obat:

1. Menentukan obat apa yang diperlukan untuk


klien menurut askep dan medis
2. Menentukan kemampuan Ny.F untuk
mengobati diri sendiri dengan cara yang tepat.
3. Mengajarkan Ny.F, Tn,A,Nn.J,Nn.C dan Tn.A
mengenai tindakan dan efek samping yang
diharapkan dari obat.
4. Memberikan klien dan anggota keluarga
mengenai informasi tertulis dengan poster dan
leaflet untuk meningkatkan pemahaman
tentang pemberian obat yang tepat.

(7400) Panduan sistem pelayanan kesehatan

1. Menjelaskan sistem perawatan kesehatan


sesegera, cara kerjanya, dan apa yang bisa
diharapkan kepada Ny.F dan Tn.A
2. Membantu Ny.F memilih perawatan kesehatan
yang tepat
3. Memberikan informasi kepada Tn.A dan
keluarga mengenai perbedaan berbagai jenis
fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat
4. Memberikan informasi kepada klien mengenai
hak untuk mengganti penyedia layanan
kesehatan
5. Mendorong klien untuk pergi ke pelayanan
kesehatan sesegera mungkin bila kondisi belum
membaik
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengkajian ini diketahui tahapan-tahapan dalam proses keperawatan saling
bergantungan satu sama lainnya dan bersifat dinamis, dan disusun secara sistematis
untuk menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ke tahap yang lain.
Tahapannya ada pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi atau
pelaksanaan, dan evaluasi.

Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi : 1. Pengkajian - Yang termasuk


pengkajian keluarga yaitu cara mengidentifikasi data demografi dan data sosiokultural,
data lingkungan, kemudian struktur dan fungsi keluarga, stress dan strategi koping yang
digunakan keluarga dan juga perkembangan keluarga. - Yang termasuk pengkajian
terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah pengkajian : Fisik, Mental, Emosi,
Sosial, Spiritual 2. Perumusan diagnosis keperawatan 3. Penyusunan perencanaan
Perencanaan ini disusun berdasarkan prioritas, menetapkan tujuan, identifikasi sumber
daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan. 4. Pelaksanaan asuhan
keperawatan Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi
sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah. 5. Evaluasi Pada
tahapan evaluasi ini, perawat dapat melakukan penilaian terhadap kegiatan apa saja yang
sudah dilaksanakan. (Elsa Lestyanty, Mar, and Solikah 2021)

B. Saran
Dari makalah yang telah penulis buat, dapat diketahui bahwa memang makalah ini
masih belum sempurna oleh karena itu penulis mohon kepada pembaca untuk
memberikan masukan dan kritikan tentang tulisan kami ini. Saran dan masukan yang
kalian berikan akan menjadi acuan kami untuk menyusun makalah selanjutnya
LAMPIRAN DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Elsa Lestyanty, Febriana, Maula Mar, and Atus Solikah. 2021. “Family Nursing With Adult
Family Development Stage.”

Rkt, Elda Yanti Syafitri. 2019. “Tahapan Proses Keperawatan Keluarga.” : 1–8.
file:///D:/SEM 6/KEPERAWATAN KELUARGA/Pengkajian-2 KDK 2 ELDA.R..pdf.

Friedman , M. Marilyn . Vicky R. Browden , dan Elaine G. Jones , 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga Riset , Teori , & Praktik Jakarta : EGC .

Muhlisin , Abi . 2012. Keperawatan Keluarga Yogyakarta : Gosyen Publishing

Setiadi . ( 2008 ) . Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga . Yogyakarta : Graha Ilmu

Hurlock , E B.1980.Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan


Jakarta :Erlangga

Marilyn M. Friedman1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik Jakart EGC

Mubarak , Wahid Iqbal.2006.Ilmu Keparawatan Komunitas 2 Teori da Aplikasi dalam


Praktik : Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas , Gerontik dan Keluarga .
Jakarta : Sagung Seto

Edisi Keenam Nursing Interventions Classification ( NIC ) Edisi Bahasa Indonesia Gloria M.
Bulechek Howard K. Butcher Joanne M. Dochterman Cheryl M. WagnerEditor Bahasa
Indonesia : Intansari Nurjannah Roxsana Devi Tumanggor

NANDA - I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020 BUKU ASLI


BERSTIKER HOLOGRAM 3 DIMENSI BUKU ASLI PENERBIT BUKU
KEDOKTERAN : EGC

Edisi Kelima Nursing Outcomes Classification ( NOC ) Pengukuran Outcomes Kesehatan


Edisi Bahasa Indonesia Sue Moorhead Meridean L. Maas Elizabeth Swanson Marion
Johnson Editor Bahasa Indonesia : Intansari Nurjannah Roxsana Devi
Tumanggor.ELSEVIER mocomed

Anda mungkin juga menyukai