Oleh :
Kelompok 3
Indriani (A 18.10.026)
T.A 2020/2021
Kata Pengantar
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Keluarga
mengenai “Keluarga dengan anak remaja”. Makalah ini dianjurkan guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari
segi penyusunan,ataupun penulisannya. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran
yang manfaatnya membangun semangat kami,khususnya dosen mata kuliah guna mencapai
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk baik dimasa yang akan datang.
Penyusun
Kelompok 3
Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................................................2
Daftar Isi..........................................................................................................................................3
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
Manajemen Nutrisi........................................................................................................................29
A. Kesimpulan.........................................................................................................................31
B. Saran...................................................................................................................................31
Daftar Pustaka................................................................................................................................32
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki
karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya,
karena pada tahap ini seseorang mengalami peralihan dari masa anak-anak ke dewasa.
Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Karakteristik psikososial remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini
sering menimbulkan banyak masalah pada diri remaja. Transisi dari masa anak-anak
dimana selain mneingkatnya kesadaran diri (self consciousness) terjadi juga perubahan
secara fisik, kognitif, sosial maupun emosional pada remaja sehingga remaja cenderung
mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah marah, tersinggung
bahkan agresif. Perubahan-perubahan karakteristik pada masa remaja tersebut, ditambah
dengan faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan
gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya masalah-
masalah remaja Pianta, 2005 dalam [ CITATION Joh07 \l 1057 ].
Peran perawatan dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia
remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri,
dan masalah yang timbul bisa teratasi [ CITATION Joh07 \l 1057 ].
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keluarga dengan anak remaja?
2. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga dengan anak remaja?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep keuarga dengan anak remaja.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan keluarga ini adalah melepaskan pemuda ini dan mendorong tanggung
jawab ke tahap berikutnya. Adapun tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja,
yaitu:
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena orang tua menyerahkan
kewengangannya dan mengarahkan anaknya untuk bertanggung jawab denga
kewenangan atas diri sendiri dalam peran dan fungsinya, konflik sering terjadi antara
orang tua dan remaja karena anak ingin bebas melakukan aktivitas, dan orang tua berhak
mengontrol aktivitas anaknya. Dalam hal ini, orang tua perlu menjalin komunikasi yang
terbukan untuk menghindari kecurigaan dan permusahan agar hubungan antara orang tua
dan anak tetap harmonis .
B. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas
perkembangan :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
C. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya
pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat
komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota
keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan
keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia,
terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat
tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa
aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam
menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga
ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan
remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku yang tenang
dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat
mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun
semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-
kadang tegang namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang
lain dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian
sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh
romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran.
Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan
membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain
pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam
kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak
dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas
diri, mereka sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat
sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya
mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting
dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan
gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Masalah lain
yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ
reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang
menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan
dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal
untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam
melakukan hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan
sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remaja.
Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku
atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma
masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam menyikapi,
cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara bertahap terhadap
anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai
akhirnya dewasa.
II. Asuhan keperawatan keluarga dengan Anak Remaja
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur/tanggal lahir : 39 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Desa Tamaona
No.Telepon :-
X X
40 39
16
Keterangan: = laki-laki
= perempuan
X = Meninggal
// = cerai
G1 : Merupakan generasi pertama dimana kakek dan nenek dari ibu klien telah meninggal
dunia dan kurang diketahui apa penyebabnya,sedangkan kakek dan nenek dari keluarga
bapak masih hidup.
G2 : Merupakan generasi kedua dimana kedua orang tua baik dari laki-laki maupun dari
perempuan masih hidup, namun orang tua klien telah bercerai >3 tahun.
G3 : Merupakan generasi ketiga dimana An.F merupakan anak tunggal. Saat ini An.F sering
mengalami sakit-sakitan seperti kesurupan dan sesekali tiba-tiba merasakan sakit pada
daerah kaki dan sakit saat digerakkan. Selain itu An. F juga mengalami penurunan BB
dikarenakan ia malas makan dan pilih-pilih makanan. An.T mengatakan terbiasa tidak
mengkonsumsi nasi hanya cemilan atau tidak makan apa-apa hanya air minum. Selain itu
juga An.F menderita penyakit maag karena ia malas makan. Saat ini klien hanya tinggal
berdua bersama ibunya. Namun sesekali ibu klien pergi merantau untuk mencari nafkah.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
4. Tipe keluarga
Keluarga Ny. T termasuk keluarga inti, karena hanya teridiri dari Ny. T dan An. F.
C. STRUKTUR KELUARGA
4. Struktur nilai/values
Ibu T berasal dari suku Makassar, budaya yang paling dominan dalam keluarga adalah
budaya Makassar. Keluarga Ibu T masih sangat mempercayai yang namanya sanro atau
dukun terutama hal – hal yang masih mistis untuk melakukan pengobatan, contohnya
saja saat An.F merasakan sakit pada kakinya Ibu T hanya membawa anaknya berobat ke
sandro, akan tetapi Ibu T masih tetap mempercayai pengobatan medis, karena Ibu T
biasa melakukan pemeriksaan keadaan An. F di PUSKESMAS saat Maagnya kambuh.
5. Struktur peran
Peran yang diambil dalam keluarga yaitu Ibu T sebagai kepala keluarga mencari nafkah,
An.F , Sebagai peran formal sebagai anak jarang membantu ibunya dalam hal pekerjaan
rumah seperti menyapu, mencuci piring ataupun pakaian An. F hanya sesekali
melakukan pekerjaan rumah. Saat ibunya pergi merantau kadang kakak ke-4 dari ibunya
datang kerumah An. F untuk membersihkan rumah bahkan mencuci pakain An.F
dikarenakan saat pulang kerumah An. F lebih betah didalam kamarnya.
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Ibu T mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling terbuka
dalam menyampaikan pendapat walaupun An. T termasuk anak yang jarang
menyampaikan pendapatnya.
2. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik. Hubungan anggota
keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga Ibu T sudah tergolong lama tinggal
di wilayah tersebut.
3. Fungsi Reproduksi
Ibu T dikaruniahi anak tunggal dari pernikahannya dengan mantan suaminya. Saat ini Ibu
T belum menikah karena takut An. F akan marah dan mengamuk. An. F mengatakan
haidnya lancar tiap bulan setiap 25 hari.
4. Fungsi Ekonomi
Pendapatan utama keluarga ini adalah dari Ibu T yang bekerja sebagai seorang juruh
masak dan bantuan penghasilan dari penjualan barang. Penghasilan yang di dapatkan
perbulannya tidak menentu. Menurut pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ibu T mengatakan bahwa ketika An. F sakit kadang ia membawa anaknya ke neneknya
(saudara dari bapak Ny. T) berobat atau diberikan obat dari warung atau apotek. Keluarga
Ibu T juga memanfaatkan pelayanan kesehatan di PUSKESMAS dan RS jika obat warung
tersebut tidak mempan, tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung
maka hanya diobati di rumah saja. An. F mengatakan sering merasakan sakit secara tiba-
tiba pada daerah kaki walaupun dia tidak melakukan aktivitas apa-apa. An. F mengatakan
saat sakitnya kambuh ibunya bolak-balik membawanya berobat ke sandro yang ada di
daerah Bt.bangun.
Komposisi jenis makanan sehari-hari
Ketersediaan
a. Makanan pokok √
b. Lauk-pauk √
- protein hewani
- protein nabati √
c. Sayuran √
d. Buah-buahan √
e. Susu √
Penyajikan makanan dalam keluarga secara terbuka. Menurut ibu T Pantangan makanan
dalam keluarganya adalah makanan yang teralalu pedas dikarenakan An. F menderita
penyakit maag. Selain itu juga makanan yang disediakan dirumah hanya makanan
kesukaan An. F karena jika tidak An.F tidak akan memakan masakan tesebut. Kebiasaan
keluarga dalam mengelola air minum dengan cara dimasak. Kebiasaan keluarga dalam
mengelola makanan dengan cara dicuci baru dipotong-potong. Kebiasaan makan dalam
keluarga secara bersama
Tidak ada anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari Ibu T
mengatakan hanya tidur siang sesekali P saat ada waktu senggang. Setiap anggota
keluarga memiliki kamar tidur masing-masing. An. F mengatakan sesekali ia tidur
bersama ibunya.
Ibu T sangat mencemaskan pergaulan An. F yang sudah memasuki masa remaja.
An. F sudah mulai sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman di
lingkungannya tersebut. An. F mengatakan sudah memiliki pacar.
G. KESEHATAN LINGKUNGAN
1. Perumahan
Rumah yang ditinggali Ibu T dan An. F sekeluarga adalah rumah permanen yang
berukuran dengan luas rumah 10x7 m2, luas pekarangan ± 6 m2, atap rumah seng, mempunyai
ventilasi, cahaya masuk pada siang hari, mempunyai penerangan listrik, lantai ubin, kondisi rumah
tidak teratur dan tidak bersih.. Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan, yang paling
depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling belakang adalah dapur dan
kamar mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Ibu T, sedangkan 1 kamar tidur lainnya
digunakan oleh An. F dan 1 kamar tidur lagi kamar tamu. Lantai rumah terbuat dari
keramikk Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal dari pegunungan sehingga
airnya tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap
pencahayaan lampu dalam rumah Bp. P terbilang terang.
Keadaan rumah
a. Halaman
b. Ruang tamu
c. Ruang tidur
d. Ruang makan
e. Dapur
f. Kamar mandi
g. WC
Denah Rumah
Kamar Dapur
Mandi
Ruang Ruang
Tdur Keluarga 10 m
s
Ruang Ruang
keluarga tidur
Teras
7m
H. FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS KESEHATAN
a. Pemeriksaan Fisik
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
1 Ny. T
120/90 86 21 36,7 52 155
(39 tahun)
Keluhan/RPS Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat Ny. T mengatakan sebelumnya tidak memiliki riwayat
penyakit penyakit apapun.
dahulu
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan
tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
2 An. F (16
110/80 82 19 36,8 48 157
tahun)
Keluhan fisik An. F menderita penyakit maag. An. F juga kadang tiba-tiba
merasakan sakit pada kedua kakinya.
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
PEDOMAN PENJAJAKAN II
( Kelompok 3)
FORMAT ANALISA DATA DAN
KELUARGA An.F
Do :
- Aktivitas keluarga
untuk mengatasi
masalah kesahatan
tidak tepat dengan
tidak
memeriksakan
keadaan anaknya
ke dokter.
perhitu
Kriteria dan Skor skor justifikasi
ngan
2. Ancaman kesehatan
3. Keadaan sejahtera
2. Sebagian (1)
2. Sedang (2)
3. Rendah (1)
2. Menyadari adanya
masalah tetapi
menganggap tidak
perlu segera ditangani
3. Masalah Tidak
dirasakan.
Total 31/6
Diagnosa 2: Resiko defisit nutrisi Faktor resiko : faktor psikologis (keengganan untuk makan)
TN/NY : Ny. T
Edukasi
- Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia
A. Kesimpulan
Masa remaja dianggap penting karena adanya perubahan tubuh dan
perkembangan kecerdasan yang pesat, selama masa transisi dari masa kanak-kanak
hingga dewasa, perkembangan psikologis remaja biasanya tidak berdampak negative
pada tahap psikologis remaja, oleh karena itu dibutuhkan penyesuaian psikologis dan
pembentukan sikap, nilai, dan minat baru. Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia
13 tahun dan meninggalkan rumah orang tuanya setelah 6-7 tahun. Tujuan keluarga ini
adalah melepaskan pemuda ini dan mendorong tanggung jawab ke tahap berikutnya.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh
romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran.
Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan
membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain
pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam
kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak
dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas
diri, mereka sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat
sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
B. Saran
Dalam masa peralihan anak-anak mejadi Remaja orang tua harus lebih bijaksana
dalam menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara
bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara
bertahap sampai akhirnya dewasa. Perawat keluarga harus lebih memperhatikan
kesehatan keluarga teruma dalam hal perawatan dan pelayanan kesehatan, baik pelayanan
kesehatan dirumah, PUSKESMAS atau RS.
Daftar Pustaka
Aszrul Ab, S.ST, S.Kep, Ns, M.kes, Safruddin, S.Kep, Ns, M.Kep. (2021). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Keluarga. Bulukumba: LP2M