Anda di halaman 1dari 32

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak remaja

Oleh :

Kelompok 3

Eka Hasriani R (A 18.10.016)

Dian Alfionita (A 18.10.015)

A.Ayu Lestari (A 18.10.002)

Ana Jihad Islamiyah (A 18.10.010)

Fadliah Isnaeni (A 18.10.019)

Indriani (A 18.10.026)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

PANRITA HUSADA BULUKUMBA

T.A 2020/2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan

hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Keperawatan Keluarga

mengenai “Keluarga dengan anak remaja”. Makalah ini dianjurkan guna untuk memenuhi tugas

mata kuliah.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari

segi penyusunan,ataupun penulisannya. Oleh karena itu,kami mengharapkan kritik dan saran

yang manfaatnya membangun semangat kami,khususnya dosen mata kuliah guna mencapai

acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk baik dimasa yang akan datang.

Bulukumba, 25 Oktober 2021

Penyusun

Kelompok 3
Daftar Isi

Kata Pengantar..............................................................................................................................2

Daftar Isi..........................................................................................................................................3

BAB 1..............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................4

C. Tujuan...................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..............................................................................................................................5

I. Konsep Keluarga dengan Anak Usia Remaja.......................................................................5

A. Defenisi Keluarga dengan anak usia remaja.....................................................................5

B. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.................................................6

C. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak


Usia Remaja.............................................................................................................................6

II. Asuhan keperawatan keluarga dengan Anak Remaja...........................................................8

Manajemen Nutrisi........................................................................................................................29

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................31

A. Kesimpulan.........................................................................................................................31

B. Saran...................................................................................................................................31

Daftar Pustaka................................................................................................................................32
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang memiliki
karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap perkembangan lainnya,
karena pada tahap ini seseorang mengalami peralihan dari masa anak-anak ke dewasa.
Masa remaja adalah masa dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Karakteristik psikososial remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini
sering menimbulkan banyak masalah pada diri remaja. Transisi dari masa anak-anak
dimana selain mneingkatnya kesadaran diri (self consciousness) terjadi juga perubahan
secara fisik, kognitif, sosial maupun emosional pada remaja sehingga remaja cenderung
mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi mudah marah, tersinggung
bahkan agresif. Perubahan-perubahan karakteristik pada masa remaja tersebut, ditambah
dengan faktor-faktor eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan
gangguan mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya masalah-
masalah remaja Pianta, 2005 dalam [ CITATION Joh07 \l 1057 ].
Peran perawatan dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap anak usia
remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga, sehingga keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri,
dan masalah yang timbul bisa teratasi [ CITATION Joh07 \l 1057 ].

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keluarga dengan anak remaja?
2. Bagaimana asuhan keperawatan yang diberikan pada keluarga dengan anak remaja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep keuarga dengan anak remaja.
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada keluarga dengan anak remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

I. Konsep Keluarga dengan Anak Usia Remaja

A. Defenisi Keluarga dengan anak usia remaja


Masa remaja dianggap penting karena adanya perubahan tubuh dan
perkembangan kecerdasan yang pesat, selama masa transisi dari masa kanak-kanak
hingga dewasa, perkembangan psikologis remaja biasanya tidak berdampak negative
pada tahap psikologis remaja, oleh karena itu dibutuhkan penyesuaian psikologis dan
pembentukan sikap, nilai, dan minat baru. Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia
13 tahun dan meninggalkan rumah orang tuanya setelah 6-7 tahun.

Tujuan keluarga ini adalah melepaskan pemuda ini dan mendorong tanggung
jawab ke tahap berikutnya. Adapun tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja,
yaitu:

1. Mempertimbangkan bertambahnya usia dan kemandirian kaum muda, berikan


kebebsan untuk menyeimbangkan tanggung jawab
2. Menjaga hubungan dekat dengan keluarga
3. Menjaga komuniasi terbuka antara anak dan orang tua, hindari perdebatan,
permusuhan dan keraguan
4. Mengubah peran dan aturan tumbuh kembang keluarga

Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena orang tua menyerahkan
kewengangannya dan mengarahkan anaknya untuk bertanggung jawab denga
kewenangan atas diri sendiri dalam peran dan fungsinya, konflik sering terjadi antara
orang tua dan remaja karena anak ingin bebas melakukan aktivitas, dan orang tua berhak
mengontrol aktivitas anaknya. Dalam hal ini, orang tua perlu menjalin komunikasi yang
terbukan untuk menghindari kecurigaan dan permusahan agar hubungan antara orang tua
dan anak tetap harmonis .
B. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anakterakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan
adaatau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas
perkembangan :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

C. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia
Remaja
Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang ditunjukkan oleh adanya
pertengkaran dengan anggota-anggota keluarga,terus menerus mengritik atau buat
komentar-komentar yang merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota
keluarga, sering terjadi selama tahun-tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan
keluarga biasanya berada pada titik rendah.
Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada setiap usia,
terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki dan perempuan sangat
tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada keluarga untuk memperoleh rasa
aman. Yang lebih penting lagi, mereka memerlukan bimbingan atau bantuan dalam
menguasai tugas perkembangan masa remaja. Kalau hubungan-hubungan keluarga
ditandai dengan pertentangan, perasaan-perasaan tidak aman berlangsung lama, dan
remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola perilaku yang tenang
dan lebih matang. Remaja yang hubungan keluarganya kurang baik juga dapat
mengembangkan hubungan yang buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun
semua hubungan, baik dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-
kadang tegang namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang
lain dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini menghambat penyesuaian
sosial yang baik.
Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh
romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran.
Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan
membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain
pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam
kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak
dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas
diri, mereka sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat
sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun sebenarnya
mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang yang dianggap penting
dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka berusaha untuk mengikitu pendapat dan
gaya teman-temannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Masalah lain
yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ
reproduksi (seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang
menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain kebudayaan
dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar pernikahan. Padahal
untuk menikah banyak persyaratan yang harus dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam
melakukan hubungan seksual, tetapi diperlukan ekonomi, kematangan psikologi, dan
sebagainya.syarat-syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remaja.
Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan, membaca buku
atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini sebenarnya tetap melanggar norma
masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.
Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam menyikapi,
cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara bertahap terhadap
anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara bertahap sampai
akhirnya dewasa.
II. Asuhan keperawatan keluarga dengan Anak Remaja
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA

A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Ny. T
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur/tanggal lahir : 39 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Desa Tamaona
No.Telepon :-

2. Susunan Anggota Keluarga

N Nama Umur Gender Agama Hub.dgn Pendidikan Pekerjaan Ket


o KK

1. AN. F 16 P Islam Istri SMA Pelajar


tahun
3. Genogram

X X

40 39

16

Keterangan: = laki-laki

= perempuan

X = Meninggal

---- = tinggal serumah

// = cerai

G1 : Merupakan generasi pertama dimana kakek dan nenek dari ibu klien telah meninggal
dunia dan kurang diketahui apa penyebabnya,sedangkan kakek dan nenek dari keluarga
bapak masih hidup.

G2 : Merupakan generasi kedua dimana kedua orang tua baik dari laki-laki maupun dari
perempuan masih hidup, namun orang tua klien telah bercerai >3 tahun.

G3 : Merupakan generasi ketiga dimana An.F merupakan anak tunggal. Saat ini An.F sering
mengalami sakit-sakitan seperti kesurupan dan sesekali tiba-tiba merasakan sakit pada
daerah kaki dan sakit saat digerakkan. Selain itu An. F juga mengalami penurunan BB
dikarenakan ia malas makan dan pilih-pilih makanan. An.T mengatakan terbiasa tidak
mengkonsumsi nasi hanya cemilan atau tidak makan apa-apa hanya air minum. Selain itu
juga An.F menderita penyakit maag karena ia malas makan. Saat ini klien hanya tinggal
berdua bersama ibunya. Namun sesekali ibu klien pergi merantau untuk mencari nafkah.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap Perkembangan keluarga saat ini

Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan keluarga dengan anak


remaja yang dilakukan oleh keluarga antara lain :
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi
dewasa dan mandiri.
Keluarga sudah memberikan kesempatan bagi An. F untuk memilih apa
yang ingin dilakukan. An. F mengatakan tanggung jawabnya adalah belajar dan
membantu orang tua, itupun jarang dilakukan atas kemauannya sendiri. An.F
sudah memiliki cita-cita, yaitu menjadi seorang Polwan, tetapi hanya sebatas
harapan dan tidak tahu bagaimana mencapai tujuannya.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
Pernikahan Ibu T dan bpk. H berlangsung hanya selama <13 tahun mereka
memutuskan untuk berpisah. Ibu T tidak mengungkapkan alasan dari perpisahan
mereka.

2. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap perkembangan

a. Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak.


Ibu T mengatakan bahwa An. F adalah anak yang pendiam dan jarang
berbicara jika tidak ditanya. Terutama saat memasuki usia remaja, An. F sudah
mulai jarang berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An. F banyak
menghabiskan waktunya di dalam kamar bermain handphone. An. F mengatakan
jarang berbicara dengan bapaknya karena mereka hidup dirumah yang berbeda
dan hanya bertemu sesekali. Ibu T juga mengatakan bahwa An. F sulit untuk
diatur semenjak memasuki SMA (sekolah menengah Atas). Ibu T mengatakan
An. F saat menginginkan sesuatu keinginannya harus dituruti karena jika tidak
dia akan marah dan tidak mengajaknya berbicara. An. Y mengatakan tugas
perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja tidak ada perbedaan.
Selain itu, sebelumnya An. F tidak pernah mendapatkan informasi mengenai
tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya setelah memasuki usia remaja
An. Y mengatakan tidak ada yang berubah dengan hidupnya sekarang walaupun
sudah menjadi remaja.

3. Riwayat keluarga Inti


Bp. H dan Ibu T menikah pada tahun 2004, dari pernikahan mereka dikaruniai 1 orang
putri. Namun, mereka berpisah saat pernikahan mereka berlangsung selama < 13 Tahun.

4. Tipe keluarga

Keluarga Ny. T termasuk keluarga inti, karena hanya teridiri dari Ny. T dan An. F.
C. STRUKTUR KELUARGA

1. Komunikasi dalam Keluarga


Ibu T mengatakan interaksi dengan anaknya tidak tentu terutama dengan An. F, mereka
hanya lebih banyak berinteraksi saat makan atau pergi jalan-jalan bersama. Ibu A
mengatakan pola interaksi antara Ibu T dan An. F tidak memiliki masalah keluarga
dalam berinteraksi. An. F mengatakan tidak ada masalah saat berinteraksi dengan
ibunya. Interaksi tersebut berlangsung dengan hanya sekedar menanyakan kegiatan apa
yang dilakukan dan pelajaran sekolah anaknya hari itu.
2. Cara berkomunikasi dalam keluarga
Ibu A mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya menekankan keterbukaan.
Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu T mendiskusikan bersama An. F , terkadang
meminta bantuan nasihat dari saudaranya. Waktu yang biasanya digunakan untuk
komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan waktu makan bersama dengan anggota
keluarga. Namun An. F mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-
temannya dibandingkan kepada orang tua ataupun keluarganya yang lain. Selain itu, Ibu
T juga sring kali sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
3. Struktur keluarga

Ibu T mengatakan pemegang keputusan di keluarga adalah Ibu T sebagai kepala


keluarga, Untuk memecahkan masalah kesehatan keluarga, biasanya ketika AN. F sakit
Ibu T akan meminta bantuan kepada kakak ke-4 nya.

4. Struktur nilai/values
Ibu T berasal dari suku Makassar, budaya yang paling dominan dalam keluarga adalah
budaya Makassar. Keluarga Ibu T masih sangat mempercayai yang namanya sanro atau
dukun terutama hal – hal yang masih mistis untuk melakukan pengobatan, contohnya
saja saat An.F merasakan sakit pada kakinya Ibu T hanya membawa anaknya berobat ke
sandro, akan tetapi Ibu T masih tetap mempercayai pengobatan medis, karena Ibu T
biasa melakukan pemeriksaan keadaan An. F di PUSKESMAS saat Maagnya kambuh.
5. Struktur peran
Peran yang diambil dalam keluarga yaitu Ibu T sebagai kepala keluarga mencari nafkah,
An.F , Sebagai peran formal sebagai anak jarang membantu ibunya dalam hal pekerjaan
rumah seperti menyapu, mencuci piring ataupun pakaian An. F hanya sesekali
melakukan pekerjaan rumah. Saat ibunya pergi merantau kadang kakak ke-4 dari ibunya
datang kerumah An. F untuk membersihkan rumah bahkan mencuci pakain An.F
dikarenakan saat pulang kerumah An. F lebih betah didalam kamarnya.

D. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif

Ibu T mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling terbuka
dalam menyampaikan pendapat walaupun An. T termasuk anak yang jarang
menyampaikan pendapatnya.

2. Fungsi Sosialisasi

Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik. Hubungan anggota
keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga Ibu T sudah tergolong lama tinggal
di wilayah tersebut.

3. Fungsi Reproduksi
Ibu T dikaruniahi anak tunggal dari pernikahannya dengan mantan suaminya. Saat ini Ibu
T belum menikah karena takut An. F akan marah dan mengamuk. An. F mengatakan
haidnya lancar tiap bulan setiap 25 hari.

4. Fungsi Ekonomi
Pendapatan utama keluarga ini adalah dari Ibu T yang bekerja sebagai seorang juruh
masak dan bantuan penghasilan dari penjualan barang. Penghasilan yang di dapatkan
perbulannya tidak menentu. Menurut pengakuan keluarga penghasilan tiap bulan cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

5. Fungsi pemeliharaan kesehatan

Ibu T mengatakan bahwa ketika An. F sakit kadang ia membawa anaknya ke neneknya
(saudara dari bapak Ny. T) berobat atau diberikan obat dari warung atau apotek. Keluarga
Ibu T juga memanfaatkan pelayanan kesehatan di PUSKESMAS dan RS jika obat warung
tersebut tidak mempan, tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung
maka hanya diobati di rumah saja. An. F mengatakan sering merasakan sakit secara tiba-
tiba pada daerah kaki walaupun dia tidak melakukan aktivitas apa-apa. An. F mengatakan
saat sakitnya kambuh ibunya bolak-balik membawanya berobat ke sandro yang ada di
daerah Bt.bangun.
Komposisi jenis makanan sehari-hari

Ketersediaan

Selalu kadang- Tidak


Komposisi
ada kadang pernah

a. Makanan pokok √

b. Lauk-pauk √

- protein hewani

- protein nabati √

c. Sayuran √

d. Buah-buahan √

e. Susu √

Penyajikan makanan dalam keluarga secara terbuka. Menurut ibu T Pantangan makanan
dalam keluarganya adalah makanan yang teralalu pedas dikarenakan An. F menderita
penyakit maag. Selain itu juga makanan yang disediakan dirumah hanya makanan
kesukaan An. F karena jika tidak An.F tidak akan memakan masakan tesebut. Kebiasaan
keluarga dalam mengelola air minum dengan cara dimasak. Kebiasaan keluarga dalam
mengelola makanan dengan cara dicuci baru dipotong-potong. Kebiasaan makan dalam
keluarga secara bersama

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Tidak ada anggota keluarga mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari Ibu T
mengatakan hanya tidur siang sesekali P saat ada waktu senggang. Setiap anggota
keluarga memiliki kamar tidur masing-masing. An. F mengatakan sesekali ia tidur
bersama ibunya.

Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan Latihan

Keluarga mempunyai kebiasaan rekreasi yang tidak teratur dengan frekuensinya


seminggu sekali dengan nonton Tv bersama. Tidak ada anggota keluarga menggunakan
waktu senggangnya dengan kegiatan yang bermanfaat. Tidak ada anggota keluarga
melakukan aktifitas olahraga secara teratur karena mereka tidak terlalu minat olahraga.

Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri

Kebiasaan anggota keluarga dalam pemeliharaan kebersihan diri seperti mandi


2x/hari,sikat gigi 2x/hari dan cuci rambut 1x/hari.

E. STRESSOR DAN KOPING

Ibu T sangat mencemaskan pergaulan An. F yang sudah memasuki masa remaja.
An. F sudah mulai sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman di
lingkungannya tersebut. An. F mengatakan sudah memiliki pacar.
G. KESEHATAN LINGKUNGAN

1. Perumahan
Rumah yang ditinggali Ibu T dan An. F sekeluarga adalah rumah permanen yang
berukuran dengan luas rumah 10x7 m2, luas pekarangan ± 6 m2, atap rumah seng, mempunyai
ventilasi, cahaya masuk pada siang hari, mempunyai penerangan listrik, lantai ubin, kondisi rumah
tidak teratur dan tidak bersih.. Desain interior rumah terbagi menjadi 6 ruangan, yang paling
depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan yang paling belakang adalah dapur dan
kamar mandi. Kamar tidur 1 digunakan oleh Ibu T, sedangkan 1 kamar tidur lainnya
digunakan oleh An. F dan 1 kamar tidur lagi kamar tamu. Lantai rumah terbuat dari
keramikk Sumber air yang digunakan oleh keluarga berasal dari pegunungan sehingga
airnya tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap
pencahayaan lampu dalam rumah Bp. P terbilang terang.

1.1. Keadaan bagian rumah

Keadaan rumah

Tidak ada Kotor Bersih


Bagian Rumah

a. Halaman 

b. Ruang tamu 

c. Ruang tidur 

d. Ruang makan 

e. Dapur 

f. Kamar mandi 

g. WC 
Denah Rumah

Kamar Dapur
Mandi

Ruang Ruang
Tdur Keluarga 10 m

s
Ruang Ruang

keluarga tidur

Ruang tidur Ruang tamu

Teras

7m
H. FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS KESEHATAN

Bp. P jarang berkumpul dengan tentangga karen akesibukannya, namun Ibu A


aktif di arisan PKK dan pengajian yang ada di lingkungan rumah. Ibu A sendiri tidak
bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus warung yang ada di rumah.

a. Pemeriksaan Fisik
TD Nadi RR Suhu BB TB
No Nama
(mmHg) (x/menit) (x/menit) (0C) (Kg) (cm)
1 Ny. T
120/90 86 21 36,7 52 155
(39 tahun)
Keluhan/RPS Tidak memiliki keluhan fisik
Riwayat Ny. T mengatakan sebelumnya tidak memiliki riwayat
penyakit penyakit apapun.
dahulu
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus
sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan
tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 10x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, tidak
ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam baik.
2 An. F (16
110/80 82 19 36,8 48 157
tahun)
Keluhan fisik An. F menderita penyakit maag. An. F juga kadang tiba-tiba
merasakan sakit pada kedua kakinya.
Pemeriksaan Kepala :
Fisik Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat merasakan
benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang, dan alis
simetris.
Mata :
Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan tangan
pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil ± 2 mm,
reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea tidak
ikterik.
Mulut dan Hidung :
Bibir simetris, mukosa lembab, lidah simetris, dapat
bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat, lidah dapat
merasakan asam, asin, manis dengan baik.
Bentuk hidung simetris, warna kulit sama dengan kulit
sekitarnya, tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung
lembab, terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
Telinga :
Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada
benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
serumen. Klien tampak mendengar dengan baik.
Leher :
Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak terdapat
pembesaran JPV dan tiroid. Tidak terdapat massa. Dapat
bergerak proporsional ke kiri, kanan, atas, dan bawah tanpa
ada nyeri.
Jantung :
Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada, tidak ada
retraksi intercostae, terdengar dullness pada perkusi batas
jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal, serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru :
Pengembangan simetris, warna dada sama dengan kulit
lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak terdapat
tonjolan abnormal (juga pada payudara), pernafasan 19
x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas
terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen :
Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan kulit lainnya
(tidak ada lebam dan kemerahan), perut teraba lemas, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar tidak teraba,
bising usus terdengar 9x/menit.
Ekstremitas :
Terlihat bahu simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan menahan beban
dengan baik, refleks brachioradialis normal kiri dan kanan,
refleks platela normal kiri dan kanan, kekuatan otot : 5 5
5 5
Kulit :
Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang, elastis,
tidak ada lesi, sensitifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
PEDOMAN PENJAJAKAN II

1. Masalah kesehatan keluarga :


Ny. T mengetahui bahwa An. F memiliki riwayat penyakit maag dimana mengetahui
bahwa gejala maag itu ketika kambuh sakitnya muncul pada lambung bagian atas/ulu
hati. Karena An.T terbiasa tidak mengkonsumsi nasi hanya cemilan atau tidak makan
apa-apa hanya air minum. Selain itu Ibu T tidak mengetahui penyebab sakit kaki
anaknya. An. F mengatakan hanya dibawa berobat ke dukun.

2. Apa yang bapak/ibu lakukan dengan adanya masalah tersebut


Ny. T membawa An. T berobat ke dukun atau hanya memberikan obat warung pereda
nyeri kepada Tn. P untuk meredakan nyeri pada kakinya. Ny. T hanya membawa anaknya
periksa ke PUSKESMAS saat An. F tidak bisa menahan sakit pada daerah ulu hatinya.
3. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan perawatan terhadap anggota keluarga dengan
masalah tersebut diatas atau apa upaya penanggulangan yang dilakukan keluarga
Ny. T Menganjurkan untuk tidak memakan makanan pantangan seperti makanan pedas.

4. Bagaimana cara bapak/ibu menata lingkungan yang dapat meningkatkan keberhasilan


penyelesaian masalah
Ny. T mengatakan sangat sulit untuk melakukan modifikasi lingkungan terutama
makanan yang tersedia di rumah, pola makan klien belum bisa di ubah tetapi menurut
keluarga sudah berusa sedikit demi sedikit mengurangi konsumsi makanan menjadi
pantangan penyakitnya seperti mulai tidak mengkonsumsi makanan terlalu pedas.

5. Apakah bapak/ibu memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat untuk


mengatasi masalah tersebut diatas
Keluarga Ibu T juga memanfaatkan pelayanan kesehatan di PUSKESMAS dan RS
jika obat warung tersebut tidak mempan, tetapi jika sudah sembuh dengan mengkonsumsi
obat warung atau setelah berobat pada dukun maka hanya diobati di rumah saja. Ibu T
belum sempat memeriksakan ke dokter keaadan kaki An. F yang kadang tiba-tiba sakit
dikarenakan sibuk bekerja.

Bulukumba,25 Oktober 2021


Mahasiswa,

( Kelompok 3)
FORMAT ANALISA DATA DAN

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

KELUARGA An.F

No Data Fokus Masalah Kemungkinan Etiologi

1 Ds : Manajemen kesehatan Konflik pengambilan


- Ibu T mengatakan keluarga tidak efektif keputusan
bahwa ketika An. F
sakit kadang ia
membawa anaknya
ke neneknya
(saudara dari bapak
Ny. T) berobat atau
diberikan obat dari
warung atau
apotek. Keluarga
Ibu T juga
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan di
PUSKESMAS dan
RS jika obat
warung tersebut
tidak mempan,
tetapi jika sudah
sembuh dengan
mengkonsumsi
obat warung maka
hanya diobati di
rumah saja
- An. F mengatakan
sering merasakan
sakit secara tiba-
tiba pada daerah
kaki walaupun dia
tidak melakukan
aktivitas apa-apa
An. F mengatakan
saat sakitnya
kambuh ibunya
bolak-balik
membawanya
berobat ke sandro
yang ada di daerah
Bt.bangun.

Do :

- Aktivitas keluarga
untuk mengatasi
masalah kesahatan
tidak tepat dengan
tidak
memeriksakan
keadaan anaknya
ke dokter.

2 An. F mengalami Resiko defisit nutrisi Faktor resiko : faktor


penurunan BB dikarenakan psikologis (keengganan
ia malas makan dan pilih- untuk makan)
pilih makanan An.T
mengatakan terbiasa tidak
mengkonsumsi nasi hanya
cemilan atau tidak makan
apa-apa hanya air minum
selain itu juga An.F
menderita penyakit maag
karena ia malas makan.
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan 1 : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif b/d Konflik


pengambilan keputusan

perhitu
Kriteria dan Skor skor justifikasi
ngan

Sifat Masalah: 3/3x1 1 Keluarga An. F mengangap berobat ke

1. Aktual (Tidak/kurang PUSKESMAS atau RS bila sakitnya


sehat) parah

2. Ancaman kesehatan

3. Keadaan sejahtera

Kemungkinan Masalah 1/2x2 1 Keluarga tidak melakukan pemeriksaan


dapat Diubah: kesehatan secara teratur
1. Mudah (2)

2. Sebagian (1)

3. Tidak Dapat (0)

Potensial Masalah untuk 2/3x1 2/3 Keluarga mampu melakukan pencegahan


Dicegah: dengan memeriksakan kesehatan An. F
ke PUSKESMAS atau RS.
1. Tinggi (3)

2. Sedang (2)

3. Rendah (1)

Menonjolnya Masalah: 1/2x1 ½ Keluarga AN. F masih melakukan

1. Menyadari masalah pengobatan dukun sampai saat ini


berat, dan harus segera
ditangani

2. Menyadari adanya
masalah tetapi
menganggap tidak
perlu segera ditangani
3. Masalah Tidak
dirasakan.

Total 31/6

Diagnosa 2: Resiko defisit nutrisi Faktor resiko : faktor psikologis (keengganan untuk makan)

No Kriteria perhitungan skor justifikasi

1 Sifat Masalah : 3/3 x 1 = 1 1 An. F mengatakan malas makan


dan kadang hanya mengkonsumsi
*). Aktual (3)
cemilan dikarenakan lebih betah
*). Resiko (2) bermain handphone dikamarnya.

*). Potensial (1)

2. Kemungkinan masalah 2/2 x 2 =2 2 An. F mengatakan lebih betah


untuk dirubah bermain Hp dan memakan cemilan
dikamarnya
*). Mudah (2)

*). Sebagian (1)

*). Sulit (0)

3. Potensi pencegahan masalah 3/3 x 1=1 1 Keluarga mampu melakukan


pencegahan dengan
*). Tinggi (3)
menyediakan makanan
*). Sedang (2) kesukaan An. F dan mencegah
*). Rendah (1) konsumsi makanan yang
menjadi pemicu maag.
4. Menonjolkan masalah 1/2 x 1=1/2 1 An. F sampai saat ini masih malas
untuk makan apalagi saat ibunya
*). Masalah dirasakan
pergi merantau
dengan ada upaya (2)

*). Masalah dirasakan


dengan tidak ada
upaya (1)
*). Masalah tidak dirasakan
(0)

Total Skor 21/6


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

TN/NY : Ny. T

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Tindakan


Keperawatan
Umum Khusus Kriteria Standard Keperawatan

1. Manajemen Keluarga - Keluarga Setelah dilakukan - Aktivitas Dukungan koping keluarga


kesehatan mampu berpartisipasi intervensi keperawatan keluarga
keluarga tidak memanfaatka dalam selama 1 x 24 jam, maka mengatasi Tindakan
efektif b/d n fasilitas memutuskan diharapkan manajemen masalah Observasi
Konflik pelayanan tindakan kesehatan keluarga kesehatan tepat
pengambilan kesehatan perawatan meningkat dengan meningkat - Identifikasi respon
keputusan - Mampu kriteria hasil : - Tindakan untuk emosional terhadap
mengidentifik mengurangi kondisi saat ini
asi sumber - Aktivitas faktor resiko - Identifikasi
pelayanan keluarga meningkat pemahaman tentang
kesehatan. mengatasi - Gejala penyakit keputusan
- Keluarga masalah anggota perawatan setelah
berpartisipasi kesehatan tepat keluarga pulang
dalam meningkat (5) menurun
- Tindakan untuk Terapeutik
pemanfaatan
pelayanan mengurangi
- Dengarkan masalah,
kesehatan faktor resiko
perasaan, dan
meningkat (5)
pertanyaan keluarga
- Gejala penyakit
- Terima nilai-nilai
anggota keluarga
keluarga dengan
menurun (5)
cara tidak
menghakimi
- Diskusikan rencana
medis dan
perawatan
- Fasilitasi
pengambilan
keputusan dalam
merencanakan
perawatan jangka
panjang, jika perlu
- Hargai dan dukung
mekanisme koping
adaktif yang di
gunakan

Edukasi

- Informasikan
fasilitas perawatan
kesehatan yang
tersedia

2. Resiko defisit Keadekuatan - Keinginan Setelah dilakukan - Pengetahuan


nutrisi Faktor asupan nutrisi makan intervensi keperawatan tentang pilihan Manajemen Nutrisi
resiko : faktor cukup untuk membaik selama 1 x 24 jam, maka makanan yang Tindakan
psikologis memenuhi - Asupan diharapkan status nutrisi sehat meningkat Observasi
(keengganan kebutuhan nutrisi membaik dengan kriteria - Pengetahuan - Observasi identifikasi
untuk makan) metabolisme membaik hasil: tentang standar status nutrisi
tubuh nutrisi yang - Identifikasi alergi dan
- Verbalisasi tepat meningkat intoleransi makanan
keinginan untuk - Identifikasi makanan
meningkatkan - Frekuenzi yang disukai
nutrisi meningkat makan - Identifikasi kebutuhan
(5) membaik kalori dan jenis
- Pengetahuan - Nafsu makan nutrient
tentang pilihan membaik - Identifikasi perlunya
makanan yang penggunaan selang
sehat meningkat nasogatik
(5) - Monitor asupan
- Pengetahuan makanan
tentang standar - Monitor berat badan
nutrisi yang tepat Terapeutik
meningkat (5) - Fasilitasi menentukan
- Nyeri abdomen pedoman diet (mis.
menurun (5) Piramida makanan)
- Frekuenzi makan - Sajikan makanan
membaik (5) secara menarik dan
- Nafsu makan suhu yang sesuai
membaik (5) - Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencega konstipasi
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen,
jika perlu
Edukasi
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan ( mis. Pereda
nyeri, antiemtic), jika
perlu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja dianggap penting karena adanya perubahan tubuh dan
perkembangan kecerdasan yang pesat, selama masa transisi dari masa kanak-kanak
hingga dewasa, perkembangan psikologis remaja biasanya tidak berdampak negative
pada tahap psikologis remaja, oleh karena itu dibutuhkan penyesuaian psikologis dan
pembentukan sikap, nilai, dan minat baru. Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia
13 tahun dan meninggalkan rumah orang tuanya setelah 6-7 tahun. Tujuan keluarga ini
adalah melepaskan pemuda ini dan mendorong tanggung jawab ke tahap berikutnya.

Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan penuh
romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang penuh dengan kesukaran.
Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga dan lingkungan sosial. Masa ini akan
membuat remaja mengalami kebingungan disatu pihak masih anak-anak, tetapi dilain
pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam
kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan kalau tidak
dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam usahanya mencari identitas
diri, mereka sering membantah orang tuanya, karena memulai mempunyai pendapat
sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.

B. Saran
Dalam masa peralihan anak-anak mejadi Remaja orang tua harus lebih bijaksana
dalam menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control secara
bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi diri sendiri secara
bertahap sampai akhirnya dewasa. Perawat keluarga harus lebih memperhatikan
kesehatan keluarga teruma dalam hal perawatan dan pelayanan kesehatan, baik pelayanan
kesehatan dirumah, PUSKESMAS atau RS.
Daftar Pustaka

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Aszrul Ab, S.ST, S.Kep, Ns, M.kes, Safruddin, S.Kep, Ns, M.Kep. (2021). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Keluarga. Bulukumba: LP2M

Anda mungkin juga menyukai