Anda di halaman 1dari 18

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Overweight adalah istilah yang digunakan untuk kelebihan berat
badan, sedangkan obesitas digunakan untuk kelebihan lemak. Namun,
karena tidak ada metode pengukuran lemak tubuh dalam praktik sehari-
hari, obesitas diukur melalui perkiraan lemak tubuh secara tidak langsung
(antropometri).
Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak
dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan
berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.
Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh
lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat
ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Menghitung BMI
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh
penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko
kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan
dengan meningkatnya angka BMI
BMI didefinisikan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat
dari tinggi badan (dalam meter). Formulanya dapat kita lihat pada gambar
berikut.

1
Contoh kasus : Berat badan 14 Januari 2010 72 kg. Tinggi badan 1.82 m.
Jadi nilai BMI adalah: 72 / (1.82) = 21.74 kg/m.
BMI diklasifikasikan menjadi kategori-kategori yang menjelaskan
hubungan antara jangkauan nilai BMI dengan status bobot. Tabel berikut
menjelaskan pengklasifikasian tersebut.

BMI (kg/m) Status Bobot


BMI < 15.0 Starvation
BMI < 17.5 Anoreksia
Kekurangan
15.0 BMI < 18.5
berat
18.5 BMI < 25.0 Ideal
25.0 BMI < 30.0 Kelebihan berat
30.0 BMI < 40.0 Obesitas
BMI > 40.0 Sangat obesitas
Catatan. Tabel ini berlaku untuk orang dewasa (20 tahun ke atas). Remaja
dan anak-anak menggunakan interpretasi yang berbeda karena dipengaruhi
oleh umur dan jenis kelamin.
2. Etiologi / Penyebab Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih
banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya
ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum
jelas.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:
a. Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga
memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya
berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa
mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan
faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru

2
menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh
sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
b. Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai
kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan
yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup
(misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta
bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah
pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan
aktivitasnya.
c. Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa
mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan
reaksi terhadap emosinya dengan makan.

3. Gejala obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di
dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan
pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas
yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur
apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk
nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah
pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan
kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya,
sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan
keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.

4. Komplikasi

3
Seseorang dengan obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang
berat, antara lain:
a. Hipertensi. Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah.
Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang
meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas
pembuluh darah mengangkut darah berkurang. Pada obesitas, juga
sering terjadi aterosklerosis (penumpukan plak pada pembuluh darah)
sehingga pembuluh darah menjadi kaku dan menyempit. Semuanya
dapat meningkatkan tekanan darah.
b. Diabetes. Obesitas merupakan penyebab utama Diabetes Melitus Tipe 2
(DM 2). Adanya lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin yang
menyebabkan hiperglikemia (tingginya kadar gula atau glukosa dalam
darah) yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan. Diabetes
melitus dapat memicu timbulnya komplikasi penyakit lain seperti
ginjal, jantung, glaukoma (kebutaan), dll.
c. Dislipidemia. Meningkatnya kadar lemak dalam tubuh menmbulkan
peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol ("jahat"),
penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (HDL atau yang
dikenal dengan kolesterol "baik") dan peningkatan kadar trigliserida
dalam darah. Dispilidemia ini berisiko terbentuknya aterosklerosis yang
dapat menyebabkan hipertensi, stroke, dan penyakit jantung koroner
(PJK).
d. Penyakit jantung koroner dan Stroke. Penyakit-penyakit ini merupakan
penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
e. Osteoartritis. Obesitas menyebabkan berat badan semakin menngkat
sehingga memperberat beban pada sendi-sendi. Bila sendi-sendi tidak
kuat, maka akan timbul peradangan (disebut osteoartritis) yang
menimbulkan rasa nyeri.
f. Apnea tidur (sesak napas saat tidur). Obesitas menyebabkan saluran
napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan henti napas
sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat (ngorok). Hal ini dapat
berakibat fatal (bahkan kematian), karena berhenti bernapas dapat

4
menyebabkan otak kekurangan oksigen (asfeksia) dan jarngannya
menjadi rusak.
g. Asma. Anak dengan berat badan lebih atau obes cenderung lebih
banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.
Saluran pernapasan yang menyempit karena timbunan lemak dan
kondisi badan yang berat menyebabkan asma dan keterbatasan aktivitas
fisik.
h. Kanker. Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya
pada perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan
kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
i. Penyakit perlemakan hati. Baik peminum alkohol maupun bukan dapat
mengidap penyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease =
NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat
berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati). Pada seseorang yang
obes, sisa cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk lemak
(jaringan adiposit) dapat disimpan pada sekitar organ hati, dan ini dapat
mengganggu kinerja atau fungsi organ tersebut.
j. Penyakit kandung empedu. Orang dengan BBL dapat menghasilkan
banyak kolesterol yang memberatkan kerja empedu, dapat juga berisiko
menmbulkan batu kandung empedu.
k. Gout (Asam Urat). Obesitas juga mungkin berkaitan dengan gout.
Bahkan pada perempuan sehat yang belum obes the Pensacola Study
telah menujukkan bahwa peningkatan lingkar pinggang sudah
meningkatkan parameter risiko metabolik.

DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN


a. Aktivitas / Istirahat
Gejala :
Kelemahan, cenderung terus mengantuk
Ketidakmampuan / kurang keinginan untuk aktif atau melakukan latihan
teratur
Dispnea dengan kerja

5
Tanda :
Peningkatan kecepatan jantung / pernafasan dengan aktivitas
b. Sirkulasi
Gejala :
Riwayat factor budaya / pola hidup mempengaruhi pilihan makan
Berat badan dapat / tak dapat diterima sebagai masalah
Makan menghilangkan perasaan tak senang, misalnya : kesepian, frustasi,
kebosanan
Persepsi gambaran diri sebagai tak dapat diinginkan
Tahanan orang terdekat untuk menurunkan berat badan (dapat
menyabotase upaya pasien)
c. Makanan / Cairan
Gejala :
Mencerna makanan dengan berlebihan / normal
Percobaan dengan berbagai tipe diet (diet yo-yo) dengan berbagai / hasil
sedikit
Riwayat berulangnya penurunan dan peningkatan berat badan
Tanda :
Berat badan tak tepat dengan tinggi badan
Tipe tubuh endormofik (halus / sekitar)
Gagal untuk menentukan masukan makanan untuk menurunkan kebutuhan
(contoh : perubahan pola hidup dari aktif menjadi tak berolahraga,
penuaan)
d. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri / ketidaknyamanan pada sendi yang menopang berat badan
atau tulang belakang
e. Pernafasan
Gejala : Dispnea
Tanda : Sianosis, distress pernafasan (sindrom pickwickian)
f. Seksualitas
Gejala : Gangguan menstruasi, amenorea
g. Penyuluhan / pembelajaran
Gejala :

6
Masalah dapat berupa masa hidup atau sehubungan dengan peristiwa
hidup
Riwayat keluarga kegemukan
Masalah kesehatan yang menyertai termasuk hipertensi diabetes, penyakit
kandung empedu dan kardiovaskuler, hipotiroidisme

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan
kadar insulin). Ini juga diduga bahwa penyebab gangguan ini dapat menimbulkan
neuroendokrin abnormal dalam hipotalamus yang mengakibatkan berbagai
gangguan kimia.

PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Membantu pasien mengidentifikasi metode yang dapat bekerja untuk mengontrol
berat dihubungkan dengan makanan yang sehat.
2. Mendorong pelaksana kesehatan untuk memberikan kontrol berat badan
sepanjang hidup.

TUJUAN
1. Pola makan sehat dan kontrol berat badan teridentifikasi
2. Penurunan berat badan mencapai tujuan yang dibuat
3. Persepsi positif terhadap pernyataan diri
4. Merencanakan untuk kontrol masa depan memelihara berat badan

7
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Nn. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Swasta
Status : Belum kawin
Agama : Katholik
Alamat : Jl. Adi Sucipto

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak, susah sekali berdiri sehabis duduk dari lantai,
lemah, mual, tidak ada nafsu makan.

8
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengalami keluhan sesak nafas, lemah, kesadaran kompos mentis.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengalami kelebihan berat badan sejak kecil dan semakin
bertambah hingga dewasa
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami obesitas.
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Nutrisi
1) Kebiasaan sehari-hari
Pasien makan 3-4x sehari dengan porsi biasa.
2) Saat sekarang
Pasien makan lebih dari 3-4x sehari dengan porsi banyak dan kadang-
kadang ditambah dengan makanan ringan, pasien selalu ingin ngemil.
BB 155kg, TB 155cm.
b. Pola Eliminasi
1) Kebiasaan sehari-hari
Pasien BAB dan BAK normal
2) Saat sekarang
Pasien BAB dan BAK normal
c. Pola Istirahat-Tidur
1) Pasien tidur pada jam-jam istirahat
2) Sesudah mengalami obesitas pasien lebih sering mengantuk dan
memperbanyak tidurnya.
d. Pola Aktivitas
1) Kebiasaan sehari-hari
Pasien dalam menjalankan aktivitas tidak mengalami keluhan /
hambatan.
2) Saat sekarang
Pasien mengalami hambatan, cepat capek dan lelah, malas dengan
berat badan yang berlebihan.

4. Pengkajian Psiko-Sosial-Spiritual
a. Psikologi pasien

9
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang dan
merasa enjoy atas apa yang dianugerahkan meski terkadang merasa
minder.
b. Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik
dapat menerima dan diterima oleh orang lain.
c. Spiritual
Dalam kondisi dengan badan yang berlebih pasien masih tetap aktif
menjalankan ibadah.

5. Pemeriksaan fisik
a. Vital sign
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Pernafasan : 40 x/menit
Nadi : 102 x/menit
Suhu : 37,60C
b. Keadaan umum : Baik (CM)
c. Pemeriksaan Head to Toe
1) Kulit : Warna sawo matang, agak banyak lipatan
2) Kepala : Rambut panjang dan bersih
3) Telinga : Bersih tidak serumen
4) Mata : Bersih tidak anemis
5) Mulut : Bersih dan gigi normal
6) Leher : Agak banyak lipatan
7) Dada : Normal / simetris, pergerakan didinding
dada cepat akibat sesak, dada terasa
berdebar.
8) Abdomen : Normal tapi ada lipatan

10
6. Data penunjang
Hasil laboratorium saat pasien masuk :

N Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

o
1 Glukosa 184 mg/dl 70 - 150 mg/dl

2 SGOT 37 U/L P = 0-31

3 SGPT 19 U/L P = 0-32

4 Cholesterol total 100 mg/dl < 220

5 HDL Cholesterol 17 mg/dl > 55

6 LDL Cholesterol 64 mg/dl < 150

7 Trigliserida 90 mg/dl < 200

8 Ureum 86,6 mg/dl 10 50

9 Kreatunin 3,73 mg/dl 0.5 1,2

10 Asam Urat 14,11 mg/dl P = 2,4 5,7

11 WBC/Leuko 21,64 (103/uL) 4.0 11,0

12 RBC 3.85 (106/uL) P = 4,1 5,1

13 HGB 8.9 g/dl P = 11,5 16,5

14 PLT/trombo 219 (103/uL) 150 - 400

7. Radiologi
RO Thorax : Kardiomegali

11
8. Pengobatan
Tonar 2x1 tab
Maltofer 1x1 tab
Persatin 2x1 tab
Vit C 1x1 tab
Puricemia 1x1 tab
Inj Lasix 3x1 amp
Inj Ceftriaxone 2x1 gr
Infus RL 10 tt/mnt
Oksigen 3 Liter/mnt

9. Diagnosa yang diangkat


a. Tidak efektifan pola nafas b/d penurunan ekspansi paru.
b. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d obesitas.
c. Resiko penurunan curah jantung b/d kardiomegali, gangguan
kontraktilitas miokard.
d. Intoleransi aktifitas b/d kegemukan dan kelemahan.
e. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual
dan tidak nafsu makan.

B. ANALISA DATA
N DATA SENJANG MASALAH
o
1 Ds : Tidak efektifan pola
- Klien mengatakan sesak. nafas b/d penurunan
- Klien mengatakan mual ekspansi paru

12
- Klien mengatakan badan terasa
lemah
- Klien mengatakan sulit untuk
mobilisasi aktivitas.
Do :
- Klien mual
- Klien tampak sesak RR 40 x/m, N
102 x/m, TD 100/70 Mmhg, S
37,6C, BB 155kg, TB 155cm.
- Badan klien terasa lemah
- Nafas pendek, nafas dalam dan
cepat (pergerakan didndind dada)
- GDS 184 mg/dl
2 Ds : Perubahan nutrisi
- Klien mengatakan makan 34x/ hr lebih dari kebutuhan
ditambah cemilan. tubuh b/d obesitas
- Klien mengatakan badannya
sangat berat
- Do :
- Klien makan 3-4x/hr ditambah
cemilan.
- Panjang lingkar lengan 55cm
- BB 155kg dengan tinggi badan
155 cm.
- BMI >40 % sangat obesitas
3. Ds : Resiko penurunan
- Klien mengatakan nafas sesak dan curah jantung b/d
dada berdebar. kardiomegali,
- Klien mengatakan lemah gangguan
Do : kontraktilitas
- Klien tampak sesak RR 40 x/m, N miokard

13
102 x/m, TD 100/70 Mmhg, S
37,6C, BB 155kg, TB 155cm.
- Ro kardiomegali, tacikardi.
- Pergerakan dinding dada cepat

D. Catatan Keperawatan

Nomor Tanggal dan Tindakan keperawatan Para


Diagnosa waktu f
1 1/12/2010 Tinggikan TT 30 derajat (semi fowler)
Ds : Pasien mengatakan masih sesak
Do : Pasien tampak sesak
Mengkaji pola nafas pasien

14
Ds : Pasien mengatakan nafas terasa sesak
Do : RR 40x/m, Pasien tampak gemuk BB
155kg
Berikan Oksigen sesuai indikasi
Do : Pasien terpasang Oksigen 3 liter/mnt
2 1/12/2010 Kaji penyebab kegemukan
Ds : Pasien mengatakan makan 3-4 x/hr,
ditambah kebiasaan makan cemilan.
Do : BMI pasien > 40 %
3 1/12/2010 Kaji TTV pasien
Do : TD 100/70, RR 40 x/m, N 102 x/m, S
37,6
1 2/12/2010 Tinggikan TT 30 derajat (semi fowler)
Ds : Pasien mengatakan masih sesak
Do : Pasien tampak sesak
Mengkaji pola nafas pasien
Ds : Pasien mengatakan nafas terasa sesak
Do : RR 40x/m, Pasien tampak gemuk BB
155kg
Kolaborasi pengobatan
Ds :Pasien mengatakan masih sesak tapi
mulai berkurang
Do : Kolaborasi pemberian obat deuretik.
Pemeriksaan GDS
Do : GDS pasien 184 mg/dl
2 2/12/2010 Buat rencana makan dengan pasien
Ds : pasien makan makamnan dari RS
Do : Pasien tampak makan makanan
dari RS Tapi masih makan makanan
dari luar RS
Timbang BB pasien
Do : BB 155 kg, lingkar lengan 50cm,
Motivasi kebiasaan makan berlebihan

15
pasien
Ds : Pasien mengatakan sulit mengontrol
kebiasaan makan berlebihan dan suka
cemilan.
3 2/12/2010 Pantau pemeriksaan EKG
Do : Hasil pemeriksaan EKG normal tapi
terdapat tacikardi

16
No DX Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
1 1/12/10 Subjek :
Pasien mengatakan masih sesak.
Objek :
- Klien tampak sesak

- Pergerakan dinding dada cepat


- RR 40 x/m, N 102 x/m, TD 100/70
Mmhg, S 37,6C, BB 155kg, TB
155cm.
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Intervensi dilanjutkan seluruhnya.

2 1/12/10 Subjek :
Klien mengatakan ingin merubah pola
makan
Objek :
Klien tamapak ada motivasi
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Intervensi dilanjutkan seluruhnya
3 1/12/10 Subjek :
Klien mengatakan sesak dan dada berdebar
Objek :
RO kardiomegali
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Intervensi dilanjutkan seluruhnya
1 2/12/10 Subjek :
Klien mengatakan setelah dipasang
oksigen sesak sedikit berkurang.
Objek :
Pasien tampak tenang dengan
terpasang oksigen 3 liter
Analisa :
Masalah belum teratasi

17
Planning :
Intervensi dilanjutkan seluruhnya
2 2/12/10 Subjek :
Klien mengatakan ingin merubah pola
makan
Objek :
Klien tamapak ada motivasi

Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Intervensi dilanjutkan seluruhnya
3 2/12/10 Subjek :
Klien mengatakan sesak dan dada berdebar
Objek :
RO kardiomegali
Analisa :
Masalah belum teratasi
Planning :
Intervensi dilanjutkan seluruhnya

18

Anda mungkin juga menyukai