Anda di halaman 1dari 18

ASKEP ANAK OBESITAS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah


Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai tanda kesuksesan
seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan seseorang hidup berkecukupn.
Namun sekarang obesitas telah menjadi masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai
komplikasi penyakit yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus
badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada
lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung
berbeda.Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan
gambaran seperti buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut,
sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas
menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa yang kami
tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguba bagi kami mahasiswa keperawatan
khususnya dan khalayak ramai  pada umunya.

2. Rumusan masalah
1.  Bagaimana pengertian dariobesitas?
2.  Bagaimana klasifikasidariobesitas?
3.  Bagaimana komplikasidariobesitas?
4.  Bagaimana etiologidariobesitas?
5.  Bagaimana manifestasi klinisdariobesitas?
6.  Bagaimana patofisiologi dariobesitas?
7.  Bagaimana pathway dariobesitas?
8.  Bagaimana penatalaksanaandariobesitas?
9.  Bagaimana pemeriksaan Diagnostikdariobesitas?
10.Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Pencernaan II yang
berjudul “Obesitas”.Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang
telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis
serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
4. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi dan internet
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh
sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum
untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk
pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit
terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai
penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh
yang lebih banyak dibandingkan pria[rujukan?]. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh
dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan
lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas.
B.Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1.  Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2.  Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3.  Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari
antara orang-orang yang gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)BMI Klasifikasi
< 18.5  berat badan di bawah normal
18.5–24.9        Normal
25.0–29.9        normal tinggi
30.0–34.9        Obesitas tingkat 1
35.0–39.9        Obesitas tingkat 2
≥ 40.0  Obesitas tingkat 3
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan
tinggi badan.
Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram / meter2
Rumus :BMI = b / t2
dimanab adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan dalam
meter.
C.Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
1.      Hipertensi.

Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah. Peningkatan kadar insulin


berkaitan dengan retensi garam dan air yang meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat
dan kapasitas pembuluh darah mengangkut darah berkurang.Semuanya dapat menungkatkan
tekanan darah.
2.      Diabetes.

Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi


insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3. Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol (jahat), penurunan kadar
high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia
berisiko terbentunya aterosklerosis.
4. Penyakit jantung koroner dan Stroke
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis.
5.Osteoartritis.
Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.
6. Apnea tidur.
Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang selanjutnya menyebabkan
henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkur berat.
7.Asthma
Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau
pembatasan keaktifan fisik.
8. Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada perempuan kanker
payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan
prostat.
9. Penyakit perlemakan hati
Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit perlemakan hati (non
alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat
berkembang menjadi sirosis.
10.  Penyakit kandung empadu
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung
empedu.
D. Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-
obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan.
E.   Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul
menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat
dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia
tulangnya), sehingga pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai
tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari – jari yang
berbentuk runcing.

b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk
ganda.

c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh
pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.

d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang –
kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan
trisebnya

Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan
penyebab atau keadaan dari obesitas.

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya
melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang
hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah
dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga
kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak
dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan
edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.
F.    Patofisiologi pada obesitas
Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang
keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan
adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah,
diantaranya Timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot
diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan
aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman,
obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan
perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh
telah mengubah bentuk badannya.
G. Pathway

Ob
esitas

Genetik           pola fungsi kesehatan                          obat-obatan                 akitvitas

Perubahan
nutrisi lebih dari
kebutuhan
 
Intake makanan           intake yang berlebihan            obat-obatan steroid                 akumulasi

Yang adekuat                                                              nafsu makan


berlebih              lemak tubuh

Akumulasi lemak pada                                                            BB berlebih                 BB


berlebih
Gangguan pencitraan
diri
 
Daerah abdomen                                             tidak nyaman dalam situasi sosial
Hambatan interaksi sosial
 

Menekan diafragma
 
Pola nafas tidak
efekif
 
H.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama.
Terdapat banyak pilihan antara lain:
1.      Gaya hidup

Perubahan perilaku dan pengaturan makan.Prinsipnya mengurangi asupan kalori dan


meningkatkan keaktifan fisik, dikombinasikan dengan perubahan perilaku.Kata pepatah Cina
kuno “makan malam sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilan
tahun”.Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat.

Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan
makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlsssah
sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan
kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis
karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan
hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang
segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.

2.      Bedah bariatrik

Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT
35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah
gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus
Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus
menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan
komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan
BB maksimal 21–38%.

3.Obat-obat anti obesitas


Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation, menurunkan selera
makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin.Obat ini
hanya dibolehkan untuk jangka pendek.Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga
menurunkan pencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinja dengan
sedikit kalori yang diserap. Sibutramine meningkatkan statiation dengan cara menghambat
ambilan kembali monoamine neurotransmitters (serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin),
menyebabkan peningkatan senyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk
kelompok antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada reseptor CB1
neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan
rimonabant dapat dipergunakan untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya;
rimonabant masih ditunda di Amerika Serikat.Sayangnya obat-obatan tersebut tiada yang dapat
memenuhi harapan dan kebutuhan orang.Oleh karena itu industri farmasi masih mengembangkan
banyak calon obat baru.

4.Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung
untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.

5.Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini
kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial
lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal
dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal
dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.

G.   Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan metabolik atau endorin

Dapat menyatakan ketidaknormalan misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme,


peningkatan pada insulin, hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam
hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.

2. Pemeriksaan antropometrik
Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.
BAB III
PEMBAHASAN

A.    Konsep Asuhan keperawatan dengan obesitas


1.      Pengkajian
a.       Identitas Pasien

Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

b.      Riwayat kesehatan

Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini

Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas

Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami
penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah ,
kepercayaan

c.       Pemerikasaan fisik :

Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena
jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.

Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas

Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda
adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.

Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan,


sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.

Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening

d.      Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme,


hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin)

2.      Pola fungsi kesehatan


a.       Aktivitas istirahat

Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang keinginan untuk


beraktifitas.

b.      Sirkulasi

Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat  menghilangkan


perasaan tidak senang : frustasi

c.       Makanan / cairan

Mencerna makanan berlebihan


d.      Kenyamanan

Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat
badan atau tulang belakang

e.       Pernafasan

Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea


f.       Seksualitas

Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan amenouria


2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang
berlebih

b. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan  biofisika atau psikosial pandangan px


tehadap diri

c. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi sosial

d. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penekanan diafragma


3. Perencanaan
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang
mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana
tindakkan keperawatan.
Diagnosa 1
Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang
berlebih.

Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan

Menunjukan penurunan berat badan


Intervensi :
1.      Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2.      Timbang berat badan secara periodik
3.      Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet
4.   Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat
badan

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)

Rasional :
1.      Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2.      Memberikan informasi tentang keefektifan program
3.      Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
4.      Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5.      Penurunan berat badan

Diagnosa 2
Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
         Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme

         Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri

Intervensi :

         Beri privasi kepada px selama perawatan

         Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya  bagi px trsebut

         Waspadai mitos px / orang terdekat

         Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik

         Waspadai makan berlebih

         Kolaborasi dengan kelompok terapi


Rasional :

         Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri

         Pasien mengungkapkan beban psikologisnya

         Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan
berat badan

         Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan masalahnya

         Pola makan terjaga

         Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi

Diagnosa 3
Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial

Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk

Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal

Intervensi :
         Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
         Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
         Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikas.
Rasional :
         Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
         Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
         Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan

Diagnosa 4
Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penekanan diafragma
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
         Mempertahankan ventilasi yang adekuat

         Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain

Intervensi :
         Awasi , auskultasi bunyi napas
         Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
         Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
         Ubah posisi secara periodik
         Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
         Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis, hipoksia
         Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman
         Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan  napas, resiko atelektasis minimal
         Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kegemukan ( obesitas )didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh
sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum
untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun, keinginan pola
hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap
hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan program penurunan berat
badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak
yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.Masalah gizi karena kelebihan
kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya  kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas
primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya
kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain :
a.       Faktor Genetik

b.      Faktor Psikologis (gangguan emosi)

c. Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)

d. Faktor Nutrisi

e. Aktivitas fisik

B. Saran

Saran saya sebagai penyusun makalah ini :


1.   Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program diet, harus
lebih banyak berdiskusi dengan klien.

2.   Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang
baik untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.

3.   Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari
keluarga,, mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab klien

DAFTAR PUSTAKA

  NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2005-2006


  Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius
Barbara C long.(1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung
Guytion & Hall, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua, Media Aesculapius, FKUI 2000

Anda mungkin juga menyukai