BAB I
PENDAHULUAN
2. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian dariobesitas?
2. Bagaimana klasifikasidariobesitas?
3. Bagaimana komplikasidariobesitas?
4. Bagaimana etiologidariobesitas?
5. Bagaimana manifestasi klinisdariobesitas?
6. Bagaimana patofisiologi dariobesitas?
7. Bagaimana pathway dariobesitas?
8. Bagaimana penatalaksanaandariobesitas?
9. Bagaimana pemeriksaan Diagnostikdariobesitas?
10.Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Pencernaan II yang
berjudul “Obesitas”.Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah menjawab pertanyaan yang
telah dijabarkan pada rumusan masalah agar penulis ataupun pembaca tentang konsep skoliosis
serta proses keperawatan dan pengkajiannya.
4. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi dan internet
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obesitas
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak tubuh
sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan tinggi badan. Prognosis umum
untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun keinginan untuk
pola hidup lebih sehat dan penurunan faktor resiko sehubungan dengan ancaman penyakit
terhadap hidup memotivasi beberapa orang mengikuti diet dan program penurunan berat badan.
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai
penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh
yang lebih banyak dibandingkan pria[rujukan?]. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh
dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan
lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami
obesitas.
B.Klasifikasi
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari
antara orang-orang yang gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)BMI Klasifikasi
< 18.5 berat badan di bawah normal
18.5–24.9 Normal
25.0–29.9 normal tinggi
30.0–34.9 Obesitas tingkat 1
35.0–39.9 Obesitas tingkat 2
≥ 40.0 Obesitas tingkat 3
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan
tinggi badan.
Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram / meter2
Rumus :BMI = b / t2
dimanab adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah tinggi badan dalam
meter.
C.Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain:
1. Hipertensi.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk
ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh
pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang –
kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan
trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan
penyebab atau keadaan dari obesitas.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya
melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang
hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah
dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga
kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan
tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak
dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan
edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki.
F. Patofisiologi pada obesitas
Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang
keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan
adiposa khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah,
diantaranya Timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot
diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan
aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman,
obat-obatan golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan
perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh
telah mengubah bentuk badannya.
G. Pathway
Ob
esitas
Perubahan
nutrisi lebih dari
kebutuhan
Intake makanan intake yang berlebihan obat-obatan steroid akumulasi
Menekan diafragma
Pola nafas tidak
efekif
H.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama.
Terdapat banyak pilihan antara lain:
1. Gaya hidup
Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan
makan disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan jumlsssah
sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori rendah.Pilih jenis makanan dengan
kepadatan energi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis
karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan
hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang
segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV.
2. Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2 atau IMT
35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah
gagal mencapai penurunan BB yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus
Development Panel pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus
menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,0–34,9 kg/m2 dengan keadaan
komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkan penurunan
BB maksimal 21–38%.
4.Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang dipasang ke dalam lambung
untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk makanan.
5.Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara malabsorbsi. Tindakan ini
kadang-kadang dilakukan dengan diversi biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial
lambung dan eksisi kandung empedu dengan transeksi jejunum .jejunum proksimal
dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan jejunum distal
dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan metabolik atau endorin
2. Pemeriksaan antropometrik
Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.
BAB III
PEMBAHASAN
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,
pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
b. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami
penyakit serupa atau memicu
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan beribadah ,
kepercayaan
c. Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena
jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda
adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening
d. Pemeriksaan penunjang
b. Sirkulasi
c. Makanan / cairan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat
badan atau tulang belakang
e. Pernafasan
c. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi sosial
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 2
Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Intervensi :
Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut
Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan
berat badan
Diagnosa 3
Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan interpersonal
Intervensi :
Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikas.
Rasional :
Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan
Diagnosa 4
Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penekanan diafragma
Tujuan :
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Intervensi :
Awasi , auskultasi bunyi napas
Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
Ubah posisi secara periodik
Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis, hipoksia
Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman
Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis minimal
Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegemukan ( obesitas )didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi lemak rubuh
sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin, dan tinggi badan. Prognosis umum
untuk peningkatan dan mempertahankan penurunan berat badan buruk.Namun, keinginan pola
hidup lebih sehat Dn penurunan factor risiko sehubungan dengan ancaman penyakit terhadap
hidup memotivasi beberapa orang untuk mengikuti diet dan program penurunan berat
badan.Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan terdapatnya penimbuan lemak
yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.Masalah gizi karena kelebihan
kalori biasanya disertai kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.
Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan
lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas
primer) sebagai akibat nutrisional (90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya
kelainan hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain :
a. Faktor Genetik
d. Faktor Nutrisi
e. Aktivitas fisik
B. Saran
2. Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola makan yang
baik untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa terjadi.
3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari
keluarga,, mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab klien
DAFTAR PUSTAKA