Anda di halaman 1dari 12

LITERATUR KASUS DEKOMPENSASI KORDIS

NAMA : INTAN SURYA ARDILLA

PROPESI KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
TAHUN 2020
1

Kasus ini diambil di ambil di RSUD Prof.Dr.W.Z.Johanes Kupang ruangan II


Wanita Kamar G 4, Masuk Rumah Sakit tanggal 25 maret 2005 dengan diagnosa
Decompensasi Cordis, Informasi didapat pada tanggal 31 maret 2005.
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien :
Nama           : Ny. Y
Umur                                  : 38 tahun
Jenis Kelamin                     : Perempuan
Alamat                               : Oebobo
Status Perkawinan              : Menikah
Agama                                :  Kristen Protestan
Suku                                    : Timor
Pendidikan                : SMK
Pekerjaan                 : Ibu rumah tangga
Tgl MRS                : 25 Maret 2005
Tgl Pengkajian              : 31 Maret 2005
Sumber informasi          : Klien, keluarga, catatan medis
B. Keluhan Utama
Napas sesak, nyeri ulu hati, kaki bengkak dan kalau bekerja cepat capek.
C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan Masuk rumah sakit kali ini adalah yang ketiga. Klien pernah
masuk rumah sakit dengan keluhan “napas sesak”, badan bengkak terutama kaki
dan perut. Masuk rumah sakit terakhir adalah enam bulan yang lalu dengan
keluhan kaki bengkak dan tangan kanan tidak bisa diangkat dan karena sudah
sembuh sehingga di pulangkan. Setelah pulang dari RS klien di rumah tidak
kerja hanya bantu masak dan mencuci. Kegiatan ini dilakukan tapi cepat capeh
dan napas mulai sesak. Pernah berobat di dokter praktek namun obat habis dan
tidak control lagi. Dalam beberapa minggu terakhir kaki dan badan mulai
bengkak dan napas sesak sehingga di bawa ke RS untuk opname tgl 25 Maret
2005 yang lalu.
D. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 25 maret 2005 dan dirawat di Unit
Gawat Darurat, Keluhan masuk adalah karena napas sesak, nyeri uluhati, kaki
bengkak sudah satu minggu di rumah, bekerja sedikit sudah capeh. Setelah
2

dirawat di UGD akhirnya pasien di pindahkan ke Ruang II Wanita tanggal 28


maret 2005. Saat pengkajian tanggal 31 maret 2005 klien mengatakan sudah
tidak sesak lagi, kaki tidak bengkak lagi namun masih rasa capeh, sering
keringat dingin dan jantung kadang berdebar-debar.
E. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan keluarganya banyak yang menderita penyakit jantung. Orang
tua laki-laki meninggal karena sakit jantung,saudara dari bapak meninggal
karena stroke, orang tua perempuan meninggal karena tekanan darah tinggi,
saudara dari orangtua perempuan maninggal karena sakit ginjal dan saudara
perempuan kedua meninggal di Bali karena sakit jantung.
F. Pola Nutrisi
Klien mengatakan di rumah makan tiga kali sehari,menu yang dimakan antara
lain nasi, sayur, ikan dan kadang daging, begitu pula sekarang. Makanan yang
disiapkan oleh Rumah Sakit selalu dihabiskan. Tidak ada masalah dengan pola
makan. Klien mengatakan sebelum sakit senang minum kopi namun setelah
sakit tidak minum lagi.
G. Pola Eliminasi
Klien mengatakan saat masuk rumah sakit kencing terasa sakit namun sekarang
tidak ada lagi. Eliminasi alvi tidak ada keluhan. Saat dikaji klien sedang
terpasang kateter tetap.
H. Personal Hygiene
Klien mengatakan tidak mandi hanya dilap diatas tempat tidur. Personal higiene
baik.
I. Aktifitas Sehari-Hari
Sehari hari klien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sejak mulai sakit klien tidak
terlalu banyak kerja karena kerja sedikit sudah rasa capeh. Saat ini kebutuhan
klien dibantu diatas tempat tidur.
J. Psikososial
Interaksi sosial : Kebiasaan sehari-hari hubungan dengan keluarga dan tetangga
baik. Kebiasaan saat ini hubungan dengan perawat,dokter dan pasien lain baik.
Pola toleransi terhadap stres : Klien mengatakan jika ada masalah  selalu
memecahkannya bersama suami, untuk keadaan sakit klien mengatakan
menerima keadaannya karena riwayat keluarga banyak yang menderita
penyakit jantung. Demikian juga suami dan anak-anak sehingga klien merasa
3

tidak menjadi suatu beban untuk dipikirkan. Spritual : Klien adalah penganut
ajaran Kristen protestan yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan  biasa
hari minggu ke gereja. Saat ini pasien hanya dapat berdoa di tempat tidur.
K. Pengkajian Fisik
 Keadaan kompos mentis, Glacow Scale (GCS) Refleks membuka mata  : 4,
bicara  : 5 dan motorik : 6.
 Tanda-tanda vital (TTV) Suhu : 36,5 oc, nadi  : 96x/m, tekanan darah :
100/70 MmHg, Respiratori Rate (RR)  : 18x/m.
 pulmonal dan cardiovaskuler nyeri, dispnoe, ronchi/rales dan kelainan
bentuk dada tidak ditemukan, peningkatan tekanan vena jugolaris tidak
ditemukan. Ditemukan suara galop positif. Saat perkusi jantung, bunyi
pekak melebar ke daerah aksila anterior.
 Pada  daerah  Abdomen   :Asites, hepatomegali, splenomegali, nyeri
tekan,tidak ditemukan.
 Kemampuan pergerakan sendi ( Bebas). Tidak ada kelumpuhan.Klien tidak
banyak bergerak karena takut kelelahan atau sesak napas.
 Ektremitas : Tangan kanan terpasang infus. Oedem dan kelainan warna kulit
tidak ditemukan. Turgor kulit baik, Akral hangat dan kapilari reffil kurang
dari   3 detik.
L. Pemeriksaan Penunjang Yang Dilakukan Berupa :
Laboratorium  : White Blood Cel ( WBC) : 5,9/mm3 , Red Blood Cel (RBC) :
4,5 /mm3 , Haemoglobin  (HB) : 13,8g% ,Haematocrit (HCT): 42,2 mm,
Platelet (PLT ) : 209 mm3, Gula darah sesaat : 144 mg % Ureum : 21,63 mg.
Kreatinin  : 1,33 mg%. Electrocardiogram (ECG) : Ditemukan adanya  Left
Ventrikel Hypertropy (LVH) ,Rontgen Foto : Ditemukan adanya Cardiomegale.
M. Pengobatan Yang Diberikan Adalah
Lasix 2x 1 tab (40 Mg), Aspar K 2x1 ( 300 mg), Digoxin 2x ½ tab ( 0,25 mg),
Laksadin 2x1 senduk makan.

2. ANALISA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


Setelah data dikumpulkan maka dilakukan analisa untuk menentukan masalah
keperawatan. Data hasil pengkajian diatas berupa  :
4

DS : Klien mengatakan masuk Rumah Sakit karena napas sesak dan badan bengkak
(bengkak pada kaki dan perut). Klien mengatakan cepat capeh kalau bekerja. Kaki
tangan sering terasa dingin dan berkeringat. Kadang jantung terasa berdebar-debar.
DO : Pasien nampak lemah, Klien kelihatan sangat berhati-hati dalam melakukan
aktifitas
(hendak bangun duduk di tempat tidur atau duduk di kursi). Tanda-tanda Vital : Suhu
36,50C., Nadi 96 x/m kuat dan teratur.,Tensi 100/70 MmHg, RR 18 kali permenit.
Pada Auskultasi jantung ada bunyi gallop.
Hasil Rontgen Foto adanya Cardiomegali. Hasil ECG  : Left Ventrikel Hipertropy
(LVH ) posisif.
Masalah keperawatan :
a. Cardiac out put menurun b.d factor mechanical (Preload,After load, Kekuatan
kontraksi jantung)
DS  : Klien mengatakan sudah pernah masuk rumah sakit karena sakit jantung.
Saat masuk Rumah Sakit dengan keluhan sesak napas,bengkak pada kaki dan
perut. 
DO  : Klien sedang terpasang kateter. Tidak ditemukan oedema atau asites  Hasil
Rontgen ada cardiomegali. Pada auscultasi ada bunyi gallop. Ureum 21,63 mg
Creatinine 1,33 mg %.
  Masalah Keperawatan  :                                                 
b. Resti kelebihan volume cairan b.d retensi natrium dan air sekunder terhadap
penurunan perfusi glumerolus.
DS   : Klien mengatakan jika bekerja/beraktifitas cepat capeh dan sesak napas.
DO : Klien kelihatan sangat berhati-hati dalam melakukan aktifitas (hendak
bangun duduk di tempat tidur atau duduk di kursi). Pasien Bedrest. Tangan
kanan sedang terpasang infuse Ringer laktat(RL). Sedang terpasang Kateter
tetap.
Masalah keperawatan   :
c. Intoleransi aktifitas b.d lemah, letih lesu sekunder terhadap penurunan cardiac
output.
DS : Klien mengatakan pernah masuk Rumah Sakit karena sakit jantung dan
sekarang adalah kali yang ketiga. Klien mengatakan akhir-akhir ini tidak ada
kerja dan hanya di rumah saja. Klien mengatakan sebelum sakit tidak pernah
5

mengontrol tekanan darahnya. Klien mengatakan sebelum sakit senang minum


kopi dan kadang kala membantu suami untuk perbaiki mobil.
DO: Klien nampak bingung dan menanyakan “ Saya sakit jantung tapi tekanan
darah saya   kok rendah ?”
Masalah keperawatan :
d. kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pemeliharaan kesehatan b.d
kurang terpaparnya informasi.
Dari analisa data di atas maka ditegakan diagniosa keperawatan dengan urutan
prioritas masalah yaitu prioritas pertama :
1) Cardiac out put menurun b.d factor mekanikal (preload, after load,
Kekuatan kontraksi jantung). Penurunan cardiac output diangkat menjadi
prioritas pertama karena masalah ini mengancam jiwa di mana volume
darah yang di kirim oleh jantung ke jaringan berkurang maka tubuh akan
kekurangan oksigen dan nutrisi sehingga akan terjadi metabolisme yang an
aerob dan dengan demikian akan terjadi iskemic jaringan, berlanjut menjadi
infark dan kematian jaringan. Hal ini berbahaya jika terjadi pada organ-
organ penting berupa jantung sendiri, ginjal, paru, otak dan jaringan tubuh
lainnya.
2) Resiko kelebihan volume cairan b.d Retensi natrium dan air sekunder
terhadap perfusi ke glumerolus ginjal yang menurun diangkat menjadi
prioritas kedua karena masalah ini akan mengancam kesehatan.Cairan yang
berlebihan dalam tubuh sebagai dampak dari penahanan garam (sodium)
dan peningkatan absorbsi air dalam tubulus ginjal mengakibatkan volume
cairan dalam vaskularisasi meningkat. Hal ini akan berdampak pada
peningkatan venus return sehingga akan menambah beban kerja jantung.
3) Masalah keperawatan yang ketiga adalah Intoleransi aktivitas  b.d lemah,
letih lesu sekunder terhadap penurunan cardiac output. Masalah ini diangkat
menjadi prioritas penanganan yang ke tiga Karena  masalah ini jika
tidakditangani dengan baik maka akan mengancam kesehatan. Alasannya
adalah jika klien beraktifitas melampaui batas toleransi dimana akan terjadi
penggunaan energi yang lebih besar maka akan menambah beban kerja
jantung. Sementara kondisi saat ini jantung tidak mampu melakukan
fungsinya secara maksimal. Pacu jantung meningkat akan memperburuk
keadaan.
6

4) Masalah  kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pemeliharaan


kesehatan b.d kurang terpaparnya informasi menjadi prioritas yang ke empat
untuk ditangani.  Karena kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan
pemeliharaan kesehatan akan menimbulkan sikap, prilaku dan tindakan baik
dari pasien sendiri maupun keluarga dimana akan mengakibatkan kondisi
sakit pasien menjadi lebih berat.

3. PERENCANAAN/INTERVENSI
A. Untuk Diagnosa 1 Tujuannya Adalah :
Adanya peningkatan Cardiac Output yang adekuat untuk kebutuhan tubuh.
Kriteria evaluasinya adalah :
Setelah dilakukan perawatan 2-3 hari klien tidak mengeluh sesak napas, RR
dalam batas normal (18-20 x/m), Kaki dan tangan hangat, tidak mengeluh
berdebar-debar, tanda-tanda vital dalam batas normal, suhu 36-37,5oC, Nadi
80-100x/m, dan tensi < 140/90 MmHg.
Rencana tindakannya  adalah :
 Monitor tanda-tanda vital ( tensi, nadi, RR,suhu), catat bunyi jantung.
Rasionalnya adalah : Tacicardi dan perubahan tekanan darah menunjukan
kegagalan kompensasi jantung untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
 Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.
Rasionalnya : Pucat/sianosis menunjukan tidak adekuatnya perfusi jaringan.
 Pantau  intake out put.(Jumlah intake cairan dan produksi urin).
Rasionalnya :Ginjal berespons pada penurunan curah jantung dengan
menahan natrium dan air sehingga urine akan berkurang.
 Berikan suasana tenang dan biarkan pasien istirahat yang cukup dengan
posisi kepala agak lebih tinggi.
Rasionalnya : istirahat fisik harus dipertahankan untuk memperbaiki
efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan kebutuhan  konsumsi oksigen
miocard. Posisi kepala lebih tinggi memudahkan pengambilan oksigen lebih
maksimal.
 Beri obat sesuai order ( digoxin).
Rasionalnya : Digoksin meningkatkan kontraksi jantung dengan demikian
fungsi pompa akan diperbaiki.
7

B. Diagnosa Ke-2, Tujuannya :


adanya keseimbangan cairan dalam tubuh ( Balance antara intake dan output )
Kriteria hasilnya adalah  :
Dalam waktu 2-3 hari tidak ada keluhan sesak napas dengan RR 18-
20x/m.Tidak ada oedema anasarca. Intake dan output cairan seimbang. Tidak
ada peningkatan tekanan JVP, JVP dalam batas normal 2-4 cm. Bunyi paru
bersih  tak ada bunyi rales/ronchi.
Rencana tindakannya :
 Pantau eliminasi urin catat jumlah dan warna, pantau/hitung
keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
Rasionalnya : ketidakseimbangan antara intake dan haluaran
mengindikasikan adanya retensi.
 Kaji distensi Vena jugolaris dan catat adanya oedema.
Rasionalnya : Peninggian JVP dan adanya oedema menunjukan adanya
retensi air dan garam yang menimbulkan penimbunan cairan dalam
tubuh dan kegagalan jantung kanan.
 Auskultasi bunyi paru, catat bunyi tambahan, catat adanya peningkatan
dispnoe.
Rasionalnya : Rales dan dispnoe menunjukan adanya oedema paru.
 Rawat kateter.
Rasionalnya : Kateter juga sebagai media invasi kuman.
 Anjurkan untuk hindari intake garam.
Rasionalnya : Sifat garam adalah mengikat cairan sehingga
mempermudah terjadi oedema.
 Kolaborasi pemberian obat diuretic.
Rasionalnya : Obat diuretic membantu mengatasi oedema.
C. Diagnosa Keperawatan Ke-3, Tujuannya Adalah :
Adanya peningkatan aktifitas sebatas toleransi tanpa kelelahan.
Kriteria evaluasi :
Setelah dilakukan perawatan selama  2-3 hari  klien dapat ke kamar mandi, WC
dengan bantuan minimal (sekedar pengawasan). Klien dapat bangun duduk
tanpa sesak dan rasa lelah.
Rencana tindakannya adalah :
8

 Kaji dan monitor kemampuan aktifitas pasien.


Rasionalnya : Sebagai data untuk intervensi selanjutnya.
 Tingkatkan istirahat, batasi pengunjung.
Rasionalnya : Dengan adanya pengunjung akan terjadi perbincangan yg
panjang membuat waktu istirahat pasien tidak maksimal.
 Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen contoh
mengedan saat defikasi.
Rasionalnya  :Aktivitas yg memerlukan menahan napas dan menunduk
(valsalva –manufer) dapat menurunkan curah jantung.
D. Untuk Diagnosa Keperawatan Yang Ke-4,
Tujuannya adalah : Adanya peningkatan pengetahuan tentang proses penyakit
dan upaya pemeliharaan kesehatan.
Kriteria evaluasi : Setelah diberikan penyuluhan + 25 menit klien dan keluarga
mampu menyebutkan kembali pengertian dari gagal jantung, etiologi, faktor
pencetus, upaya penanganan dan upaya pencegahannya.
Rencana tindakannya :
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit, penyebab, factor
pencetus dan upaya penanganan kesehatan pada pasien dengan gagal
jantung.
Rasionalnya : Dengan peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga maka
mereka dapat aktif dalam upaya penanganan  kesehatan dirinya sendiri dan
keluarga.

4. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
 Implementasi yang dilakukan pada tanggal 31 maret 2005.
A. Untuk diagnosa 1à cardiac output menurun berhubungan dengan factor
mekanikal (Preload,After load, Kekuatan kontraksi jantung)
 Jam 08.15 Wita monitor TTV dengan hasil Suhu 36,5oc,Nadi 96x/m, Tensi
100/60 MmHg.RR 18x/m. auskultasi bunyi jantung gallop positif Mengkaji
kulit dan kuku tidak ada sianosis.
 Jam 09,45 Wita : Membuang urin dalam urobag dan membuat catatan
balance cairan. Menjelaskan pada pasien dan keluarga untuk mencatat atau
melaporkan jumlah air yang diminum. Menjelaskan pada pasien  untuk
9

membatasi aktifitas dan istirahat saja di tempat tidur dan hindari gerakan
yang banyak mengeluarkan energi. Menganjurkan pada keluarga untuk
meletakan barang kebutuhan pasien di dekat pasien.
 Jam 10,50 Wita : Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala lebih tinggi.
Anjurkan pada keluarga agar semua kebutuhan pasien dilayani di tempat
tidur temasuk BAK/BAK.
 Jam 18.00 Wita, melayani obat oral Digoxin 0,25 mg,Aspar K 300 mg.
(dilakukan oleh dinas sore).
B. Untuk diagnosa ke-2 à keperawatan resiko tingggi (resti) kelebihan volume
cairan b.d  retensi natrium dan air sekunder terhadap penurunan perfusi
glumerolus.
 Jam 11.30 Wita : Mengosongkan urobag dan membuat catatan balance
cairan. Aff Infus dengan alasan cairan merembes. Kaji distensi vena jugular
dengan hasil 3 Cm dan tak ada bendungan.
 Jam 11,50 Wit Auskultasi paru tak ada rales, suara napas bersih.
Menganjurkan pada pasien dan keluarga untuk tidak  makan makanan yang
asin-asin. Merawat kateter.
 Jam 18.00 wita memberikan obat minum Lasix 40 mg oral(Oleh petugas
sore).

C. Diagnosa keperawatanke-3 à Intoleransi aktifitas b.d lemah, letih lesu sekunder


terhadap penurunan cardiac output.
 Jam 08 .15 Wita. Menanyakan keadaan pasien dengan hasil; pasien dapat ke
kamar mandi namun perlu di tuntun dan pendampingan keluarga.
Menjelaskan pada keluarga untuk membatasi kunjungan agar pasien dapat
istirahat. Anjurkan untuk meletakan barang kebutuhan pasien dalam
jarakyang bisa dijangkau tanpa mengeluarkan tenaga yang banyak.
 Jam 10.15 Wita. Ajarkan pasien, bila hendak bangun duduk sebaiknya
miring badan kesah satu sisi dan tangan yang lain menekan tempat tidur
sebagai tahanan untuk bangun. Anjurkan keluarga untuk mendampingan
pasien.
D. Untuk diagnosa ke-4 àkeperawatan Kurang pengetahuan tentang proses
penyakit dan pemeliharaan kesehatan b.d kurang terpaparnya informasi.
10

 Jam 10.30 wita : Membuat kontrak waktu dengan pasien dan keluarga untuk
penyuluhan besok tanggal 1 april 2005.
 Jam 07.15 wita, menyiapkan bahan penyuluhan, mempersiapkan  sasaran
penyuluhan : memberitahu pasien dan keluarga untuk bersabar dan
mendengar penyuluhan tentang penyakit gagal jantung.
 Jam 09.15 wita Memberikan penyuluhan penyakit gagal jantung berupa :
Menjelaskan apa itu penyakit gagal jantung, menjelaskan tentang penyebab
gagal jantung dan prosesnya sampai menimbukan jantung gagal pompa,
menjelaskan tentang factor-faktor pencetus, menjelaskan tentang bagaimana
upaya penanganan pada saat terjadi serangan/timbul gejala, menjelaskan
bagaimana upaya pencegahan dan penanganan kesehatan agar tidak terjadi
gagal jantung,.

5. EVALUASI
          Setelah dilakukan tindakan maka dilakukan evaluasi pada tanggal   1 april 2005.
Tgl 1-4- 2005. Jam 07.00 Wita.
A. Untuk Diagnosa Ke-1àcardiac Out Put Menurun Berhubungan Dengan
Factor Mekanikal (Preload, After Load, Kekuatan Kontraksi Jantung).
S  : Klien mengatakan agak lebih enak namun kadang jantung rasa agak
berdebar.
O :  Klien nampak segar,bersih,namun nampak takut untuk bangun dan duduk
dikursi.
 A : Masalah belum teratasi.
 P : Intervensi dilanjutkan.

B. Untuk Diagnosa Ke-2à Resti Kelebihan Volume Cairan B.D  Retensi


Natrium Dan Air Sekunder Terhadap Penurunan Perfusi Glumerolus.
Jam 07.15 Wit.
S:  Klien mengatakan minum air sejak kemarin sore sampai pagi ini 1000
cc.,Napas tidak sesak,klien mengatakan tangan basah karena air infus.
O: Produksi urine 24 Jam 2150cc intake/24 jam 2100 cc, Kateter masih
terpasang, infuse basah merembes.
A. Masalah teratasi sebagian.
P. Aff Infus dan lanjutkan intervensi lainnya.
11

C. Diagnosa  Keperawatan Intoleransi Aktifitas B.D Lemah, Letih Lesu


Sekunder Terhadap Penurunan Cardiac Output.  Jam 08.15 Wita
S:  Klien mengatakan masih lemah tapi rasalebih enak dari kemarin.
O:  Pasien nampak duduk sambil baca koran, kateter masih terpasang.
A:  Masalah belum teratasi.
 P: Intervensi lanjut.

D. Untuk Diagnosa Ke-4à Keperawatan Kurang Pengetahuan Tentang Proses


Penyakit Dan Pemeliharaan Kesehatan B.D Kurang Terpaparnya
Informasi. Tgl 31 Maret 2005. Jam 12.30 Wit.
S: Klien mengatakan besok suami dan dua orang anak akan hadir utk
mendengarkan penyuluhan.
O: Nampak pasien membuat pesanlewat anaknya yang mau. pulang rumah.
A: Masalah belum teratasi
P: Siapkan bahan untuk penyuluhan. tanggal 1 April 2005.
Setelah penyuluhan  tanggal 1 april 2005 dilakukan evaluasi dengan hasil
S: Audiens ( pasien, keluarga dan keluarga dari pasien lain) mengatakan mengerti
dengan jelas apa yang dijelaskan.
O: Audiens dapat menjawab pertanyaan evaluasi dengan benar.  
A: Masalah teratasi.
P:  Intervensi penyuluhan dihentikan dan beri penjelasan tentang hal-hal yang perlu
untuk persiapan pulang.

Anda mungkin juga menyukai