Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI TUMBUH KEMBANG

DAN PERENCANAAN DALAM KEPERAWATAN

Disusun Oleh : Kelompok 6

M. Zulfa Ramadhani ( 22.14201.91.26.P )


Wita Veramida ( 22.14201.91.21.P )
Resti ( 22.14201.91.11.P )
Nurul Hidayati ( 22.14201.91.19.P )
Yuli Fitriani ( 22.14201.9137.P )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalalah
ini . Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Keluarga
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
sehingga makalah ini selesai sesuai dengan waktunya. Penyusun menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun khususnya dari dosen mata kuliah Keperawatan Keluarga sangat penyusun
harapkan, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penyusun untuk lebih baik
di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para mahasiswa keperawatan yang ingin
menambah wawasan ilmu pengetahuan. Penyusun juga mengharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan
dan ilmu pengetahuan kita semua.

Mei 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali


dari pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa prioritas,
perencanaan keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan
keluarga bersifat komprehensif, mencakup seluruh anggota keluarga. Membantu
dalam menyelesaikan permasalah keluarga dimulai dari permasalahan fisik
hingga masalah dalam tahap perkembangan keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga
merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki
kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang lain yang saling
ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki keterkaitan yang erat dengan
kesehatan setiap anggotanya.
Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan.
Kesehatan yang terganggu, akan menghambat setiap orang dalam beraktivitas.
Pemerintah berlomba-lomba mencanangkan berbagai program guna
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program tersebut dapat berhasil
berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor kesehatan. Dalam
ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain tentu menjadi
kunci utama. Perawat dituntut terampil dalam memberikan asuhan keperawatan
pada keluarga sehingga program dapat berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Bagaimana konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap tahap?
2. Bagimana konsep teori asuhan keperawatan keluarga?
3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada
keluarga dengan anak usia remaja?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Konsep tahap perkembangan keluarga dan tugas pada setiap tahap
2. Konsep teori asuhan keperawatan keluarga?
3. Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga
dengananak usia remaja?
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Teori Tahap Perkembangan Keluarga


Dalam siklus kehidupan keluarga terdapat tahap-tahap yang dapat diprediksi
seperti halnya individu-individu yang megalami tahap pertumbuhan dan
perkembangan secara terus menerus. Keluarga sebagai sebuah unit juga
mengalami tahap perkembangan yang terus menerus. Duval (1997) dalam Padila
(2012) telah membuat formulasi tahap-tahap perkembangan keluarga dengan
menggunakan usia anak yang paling tua sebagai patokannya, kecuali pada tahap
terakhir ketika anak tidak lagi adadi rumah.

Carter dan Mc Goldrick (1989) dalam Padila (2012) membagi keluarga dalam 5
tahapperkembangan, yaitu:
1. Keluarga antara (masa bebas/pacaran) dengan usia dewasa muda
2. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan
3. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai anak
usiasekolah)
4. Keluarga yang memiliki anak dewasa
5. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
6. Keluarga lansia

Berikut diuraikan kedelapan tahap siklus kehidupan keluarga berikut tugas


perkembangannya (Duval 1977 dalam Friedman, 1998)
1. Tahap keluarga pemula (Beginning Family)
Keluarga baru atau pasangan yang belum memiliki anak. Tugas
perkembangankeluarga:
a. Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis
c. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)
d. Menetapkan tujuan bersama
e. Persiapan menjadi orang tua
f. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadiorang tua)
2. Tahap keluarga sedang mengasuh anak (child bearing)
Keluarga dengan anak pertama berusia kurang dari 30 bulan. Studi klasik
la master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah,
selebihnya bermasalah dalam hal:
a. Suami merasa diabaikan
b. Peningkatan perselisihan dan argumen
c. Interupsi dalam jadwal kontinu
d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan
menurunTugas perkembangan keluarga tahap ini
adalah:
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(integrasibayi dalam keluarga)
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhananggota keluarga
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memprluas persahabatan keluarga besar dengan menambah peran
orangtua, kakek dan nenek
e. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
f. Konseling KB post partum 6 minggu
g. Menata ruang untuk anak
h. Menyiapkan biaya child bearing
i. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
j. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah


Keluarga dengan anak pertama berusia 30 bulan sampau 6 tahun, tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah:

a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang


bermain, privasi dan keamanan
b. Mensosialisasikan anak
c. Mengintegrasikan anak yang baru dan memnuhi kebutuhan anak yang lain
d. Mempertahankan hubungan yang sehat (hubungan perkawinan dan
ubungan orang tua-anak) serta hubungan di luar keluarga (keluarga
besar dan komunitas)
e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
f. Pembagian tanggung jawab
g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah


Keluarga dengan anak pertama berusia 6-13 tahun. Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah:
a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah
danmengembangkan hubungan dengan teman sebaya
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
d. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
e. Menyediakan aktivitas untuk anak

5. Tahap keluarga dengan anak remaja


Keluarga dengan anak pertama berusia 13-20 tahun. Tugas perkembangan
padatahap ini adalah:
a. Memberikan keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab
ketikaremaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b. Memfokuskan kembali hubungan intim perkawinan
c. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
d. Mempersiapkan perubahan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembanganggota keluarga.
6. Tahap keluarga dengan anak dewasa
Keluarga dengan anak pertama meninggalkan rumah. Tugas
perkembangankeluarga pada tahap ini adalah:
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
barudari perkawinan anak-anaknya
b. Melanjutkan dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan
c. Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau istri
d. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat
e. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya
f. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya.
7. Tahap keluarga usia pertengahan (middle age
family)Tugas perkembangan keluarga:
a. Menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
paraorang tua (lansia) dan anak-anak
c. Memperkokoh hubungan perkawinan
d. Persiapan masa tua/ pensiun.

8. Tahap keluarga lanjut usia


Tugas perkembangan
keluarga:
a. Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup
b. Mempertahankan pengetahuan hidup yang memuaskan
c. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
d. Mempertahankan hubungan perkawinan
e. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
f. Mempertahankan ikatan keluarga antar genarasi
g. Melakukan life review masal lalu.

B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan yang sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga
dan individu-individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses
keperawatan keluarga meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan perencanaan, perencanaan asuhan dan penelitian (Jhonson dan
Leny, 2010).
1. Pengkajian keluarga
Pengkajian merupakan suatu tahapan di mana perawat mengambil data
secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya.
a. Pengumpulan data
Sumber informasi dari tahapan pengumpulan data dapat menggunakan
metode wawancara, observasi misalnya tentang keadaan rumah,
pemeriksaan fisik terhadap seluruh anggota keluarga secara head to toe
dan telaahan data sekunder seperti hasil laboratorium, hasil x-ray, pap
smear dan lain sebagainya.
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga
adalah:
1) Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a) Nama kepala keluarga
b) Alamat dan telepon
c) Pekerjaan kepala keluarga
d) Pendidikan kepala keluarga
e) Komposisi keluarga dan genogram
i. Komposisi keluarga: menjelaskan anggota keluarga
yang diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga
mereka. Komposisi tidak hanya mencantumkan
penghuni rumah tangga, tetapi juga anggota keluarga
lain yang menjadi bagian dari keluarga tersebut. Bentuk
komposisi keluarga dengan mencatat terlebih dahulu
anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudia diikuti
dengan anggota keluarga

yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari


yang tua, kemudia mencantumkan jenis kelamin,
hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat
tanggal lahir atau umur, pekerjaan dan pendidikan.
ii. Genogram: genogram keluarga merupakan sebuah
diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga
(pohon keluarga). Genogram merupakan alat
pengkahian informatif yang digunakan untuk
mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber
keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan
vertikal (lintas generasi) dan horizontal (dalan generasi
yang sama) untuk memahami kehidupan keluarga
dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut,
maka genogram keluarga harus memuat informasi tiga
generasi (keluarga inti dan keluarga masing-masing
orang tua).
Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien yang diidentifikasi

: Meninggal

: Menikah

: Pisah

: Cerai
: Tidak menikah

: Anak adposi/ anak angkat

: Kembar

: Anggota serumah
f) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/ tipe keluarga beserta kendala
atau masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/ tipe
keluarga tersebut
g) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan
h) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan
i) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditetntuka oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga
lainnnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh

kebutuhan-kebuthan yang dikeluarkan oleh keluarga serta


barang yang dimiliki oleh keluarga
j) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
relreasi tertentu, namu dengan menonton televisi dan
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua
darikeluarga inti.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
olehkeluarga serta kendala-kendala mengapa tugas
perkembangantersebut belum terpenuhi.
c) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti,
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian keluarga
terhadap pencegahan penyakit termasuk imunisasi, sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan dan pengalaman
terhadap pelayanan kesehatan.
d) Riwayat keluarga sebeblumnya
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami dan istri.
3) Pengkajian lingkungan
a) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas
rumah,tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak
septic tank

dengan sumber air, sumber air minum digunkan serta


dilengkapidengan denah rumah.
b) Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan
komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan atau kesepakatan penduduk setempat serta budaya
setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografis keluarga
Monilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untukberkumpul serta perkumpulan yang ada dan sejauh
manainteraksi keluarga dengan masyarakat.
4) Struktur keluarga
a) Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
b) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai bagaimana cara berkomunikasi antar
anggota keluarga
c) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku.
d) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga
baik secara formal maupun informal.

e) Nilai atau norma keluarga


Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

5) Struktur keluarga
a) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosialiasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggotan keluarga belajar disiplin, norma,
budaya,serta prilaku.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat
sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan
perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga
dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu
keluarga mapu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan
terhdapa anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapar meningkatkan kesehatan dan mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
d) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai reproduksi keluarga adalah:
i. Berapa jumlah anak
ii. Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah
anggotakeluarga
iii. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana anggota keluarga
memnuhi kebutuhan sandang pangan dan papan serta sejauh
mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya pengingkatan status kesehatan
keluarga.

6) Stres dan koping keluarga


a) Stressor jangka pendek dan panjang
i. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu
kurang dari enam bulan
ii. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami
keluarga yang memrlukan penyelesaian dalam waktu
lebihdari enam bulan
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
c) Strategi koping yang digunakan
Mengkaji strategi koping yang digunakan keluarga
bila menghadapi permasalah
d) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
Metodeyang digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.

8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah


keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian fungsi
perawatan keluarga.

Diagnosa keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi, dan


simtom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari
NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima
tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah.

Tipologi dari dignosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa


keperawatan keluarga actual (terjadi defisit/gangguan kesehatan), resiko
(ancaman kesehatan)dan keadaan sejahtera (wellness).
Penulisan diagnosa keperawatan keluarga :
a. Diagnosa keperawatan keluarga : aktual
Contoh: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan anak balita T
keluarga bapak N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga dengan kekurangan nutrisi.
Ketidakmampuan keluarga merawat, dapat pula mencerminkan tiga
etiologi atau lebih dari masalah yang sama, namun pada saat
merumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga atau lebih
etiologi tersebut.

b. Diagnosa keperawatan keluarga: risiko (ancaman)


Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah ada
data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya
lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat dan lain sebagainya.

Contoh :
1) Resiko gangguan perkembangan pada balita (anak P) keluarga
Bapak N berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
melakukan stimulasi terhadap balita.
2) Resiko terjadi konflik pada keluarga Bapak N berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.

c. Diagnosa keperawatan keluarga: sejahtera (potensial)


Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu keadaan
dimana kelurga didalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan keluarga
dapat di tingkatkan. Rumusan diagnosanya boleh tidak menggunakan
etiologi.
Contoh :
1) Potensial peningkatan status kesehatan bayi (anak k) keluarga Bapak K
2) Potensial peningkatan status kesehtan pada pasangan baru menikah
keluarga Bapak A
Berikut disajikan rumusan masalah keperawatan terkait dengan kondisi
kesehatan kelurga berdasarkan NANDA dalam friedman (1989).

Tabel : Rumusan Dignosa keperawatn keluarga


Aspek Rumusan Diagnosa
Kesehatan lingkungan Kerusakan pemeliharaan rumah
keluarga
Pola dan proses komunikasi Kerusakan komunikasi verbal
keluarga
Struktur kekuatan (power) Konflik menyangkut keputusan
keluarga
Struktur peran (role) - Berduka yang diantisipasi
- Berduka disfungsional
- Isolasi sosial
- Perubahan dalam perenting
- Perubahan kinerja peran
- Gangguan citra tubuh
Nilai – nilai keluarga Konfilk lain
Fungsi efektif - Gangguan proses keluarga
- Gangguan menjadi orang tua
- Berkabung yang disfungsional
- Koping keluarga tidak efektif
- Resiko terjadi kekerasan
Fungsi sosialisasi - Perubahan proises keluarga
- Kurang pengetahuan
- Kurang peran orang tua
- Perubahan menjadi orang tua
- Perilaku mencari pertolongan
kesehatan (diagnosa
wellness)

Fungsi perawatan kesehatan - Perubahan pemeliharaan


kesehatan perilaku mencari
kesehatan
Proses dan strategi koping - Koping keluarga tidak efektif
keluarga - Resiko kekerasan

Setelah seluruh diagnosa keperawatan kelurga ditetapkan sesuai


prioritas, maka selanjutnya dikaji tingkat kemandirian keluarga. (
format pengkajian kemandirian : lihat di penilaian ).
Pada satu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu
diagnosa keperawatan keluarga, maka selanjutnya bersama keluarga
harus menentukan prioritas dengan menggunakan skala perhitungan
sebagai berikut :
Tabel : skala prioritas masalah keluarga
Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Aktual
3
(tidak/kurang
sehat)
1
b. Ancaman
2
kesehatan
c. Keadaan
1
sejahtera
2. Kemungkinan
masalah dapat di
ubah
2
a. Mudah 2
b. Sebagian 1
c. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah
untuk dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. rendah 1
Sumber : Baylon & Maglaya

Cara melakukan skoringnya adalah :


1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan boboit
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor
diagnosakeperawatan keluarga

Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang


mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat
masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada
tidak/kurang sehat karna kondisi ini biasanya disadari dan
disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor
dua dan keadaan sejahtera skor satu.

Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat


diubah, perawat perlu memperhatikan faktor-fakor berkut :
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan
tindakan untukmenangani masalah.
2) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik,
keuangan maupuntenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan danwaktu
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas,
organisasi masyarakatdan dukungan masyarakat
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah,
perawat perlumemperhatikan faktor-faktor berikut :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka
waktu masalah ituada
3) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-
tindakan yang tepatdalam memperbaiki masalah
4) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang
sangat pekamenambah masalah
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat
perlu menilaipersepsi atau bagaimana keluarga melihat
masalah kesehatan tersebut.

3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencangkup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta
dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat kriteria dan
standar. Tujuan dirumuskan secara spesifik, dapat diukur
(marusable), dapat dicapai (achivable), rasional dan menunjukan
waktu (SMART). Rencana intervensi ditetapkan untuk mencapai
tujuan. Wright dan Lrahey dalam friedman (1998) membagi
intervensi keperawatan keluarga menjadi dua tingkatan intervensi,
yaitu intervensi permulaan dan intervensi lanjut. Intervensi
permulaan meliputi intervensi yang bersifat sportif edukatif dan
langsung kearah sasaran, sedangkan pada tingkat lanjut, meliputi
sejumlah intervensi terapi keluarga yang lebih bersifat psikososial
dan tidak langsung.

Feeman (1970) dalam Friedman (1998) mengklasifikasikan


(tipologi) intervensikeperawatan keluarga menjadi :
a. Intervensi supplemental
Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan
mengintervensi bidang-bidang yang keluarga tidak dapat
melakukannya.
b. Intervensi fasilitatif
Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan
keluarga seperti pelayanan medis, kesejahteraan sosial,
transportasi dan pelayanan kesehatandirumah.
c. Intervensi perkembangan
Perawat melakukan tindakan dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan
tanggung jawab pribadi. Perawat membantu keluarga
memanfaatkan sumber-sumber perawataan untuk keluarganya
termasuk dukungan internal dan ekternal.
Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan
menjadi intervensi yang mengarah pada aspek kognitif,
efektis dan psikomotor (prilaku). Semua intervensi baik
berupa pendidikan kesehatan, tetapi modalitas ataupun terapi
koplementer pada akhirnya ditunjukan untuk meningkatkan
kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga
dalam kesehatan.
Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria
dapat berupa respons verbal, sikap atau psikomotor,
sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan
berdasarkan kemampuan keluarga, sehingga dalam
menentukan standar antara klien satu dengan klien yang
lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi
berbeda.
Contoh:
Tujuan Khusus: Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga dapat
menjelaskantanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue.

Kriteria: Respons verbal (karena menjelaskan)


Standar: Tanda-tanda bahaya demam oleh virus dengue
1) Panas tinggi tidak turun dengan obat penurun panas
2) Perdarahan dibawah kulit, dan lain sebagainya

4. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan
perawat pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya.
Tindakan perawatan terhadap keluarga mencangkup dapat berupa:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal
masalah dan kebutuhan kesehatan, dengan cara:
1. Memberikan informasi: penyuluhan atau konseling
2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat,dengan cara:
1. mengintifikasi konsukuensi tidak melakukan tindakan
2. mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3. mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit
:
1. mendemostrasikan cara perawatan
2. menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3. mengawasi keluarga melakukan tindakan/perawatan
d. membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat
lingkunganmenjadi :
1. menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2. melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada,dengan cara :
1. memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam
lingkungankeluarga

2. membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan


yang ada Metode yang dapat dilakukan untuk menerapkan
implementasi dapat bervariasiseperti melalui partisipasi aktif
keluarga, pendidikan kesehatan, kontrak,memanajemen kasus,
kolaborasi dan konsultasi.

5. Penilaian
Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya
dilakukan penilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga
mungkin saja tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan,
untuk itu dilakukan secara bertahap, demikian halnya dengan
penilaian. Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan SOAP (subyektif, obyektif, analisa, dan planning).
S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga, misalnya keluarga anak
P nafsumakannya lebih baik
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur, misalnya
anak P naik BB nya 0,5 kg
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan
dan diagnosa P : Perencanaan yang akan datang setelah
melihat respons keluarga.

Penilaian terhadap asuhan keperawatn juga dilakukan dengan


melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat
pengkajian kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat
kemandirian keluarga sebelum diberikan pembinaan/tindakan
keperawatan, sedangkan pada saat evaluasi dilakukan untuk
mengetahui tingkat kemandirian keluarga setelah
pembinaan/tindakan keperawatan dilakukan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI No : 267 Tahun 2006, penilaian
kemandirian keluarga ini diajdikan sebagai outcome pelaksanaan
perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) dipusat kesehatan
masyarakat (perkesmas).

3. Perencanaan dalam keperawatan


Dalam membuat rencana keperawatan, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan
yaitu:
1. Menentukan Prioritas masalah, Cara memprioritaskan masalahkeperawatan
keluarga adalahdengan menggunakan skoring. Komponen dari prioritas
masalah keperawatan keluarga adalahkriteria, bobot, dan pembenaran. Kriteria
prioritas masalahkeperawatan keluarga adalah berikut ini:
a. Sifat masalah. Kriteria sifat masalah ini dapat ditentukan dengan melihat
katagoridiagnosis keperawatan.
b. Kriteria kedua, adalah kemungkinan untuk diubah. Kriteria ini dapat ditentukan
dengan melihat pengetahuan, sumber daya keluarga, sumber daya perawatan yang
tersedia,dan dukungan masyarakatnya.
c. Kriteria ketiga, adalah potensial untuk dicegah. Kriteria ini dapat ditentukan
dengan melihat kepelikan masalah, lamanya masalah, dan tindakan yang sedang
dilakukan.
d. Kriteria terakhir adalah menonjolnya masalah. Kriteria ini dapat ditentukan
berdasarkan persepsi keluarga dalam melihat masalah.
2. Menentukan tujuan,
Perencanaan keperawatan memilikitujuan sebagai berikut:
a. Alat komunikasi antarperawat dalam memberikan asuhankeperawatan keluarga.
b. Meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan yangdiberikan pada keluarga.
c. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil sebagai pedoman bagi perawat dalam
melakukan tindakan kepadakeluarga serta melakukanevaluasi.
d. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
e. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.
f. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.
g. Menyediakan suatu pedomandalam penulisan.
h. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pedoman dalam melakukan evaluasi
keperawatan keluarga.
3. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan hasil yang ingin dicapai untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi
pada klien. Dalam suatu tujuan terdapat kriteria hasil yang mempunyai komponen sebagai
berikut. S (subjek), P (predikat), K (kriteria), K (kondisi), W (waktu) dengan penjabaran sebagai
berikut:
S : Perilaku pasien yang diamati.
P : Kondisi yang melengkapi pasien.
K : Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainyatujuan.
K : Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W : Waktu yang ingin dicapai.
Kriteria hasil (hasil yang diharapkan) adalah standar evaluasi yang merupakan gambaran
tentangfaktor-faktor yang dapat memberipetunjuk bahwa tujuan telah tercapai dan digunakan
dalam membuat pertimbangan. Kriteria hasil yang dibuat harus dapat diukur, dilihat, dan
didengar.
Penulisan kriteria hasil, menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata
negatif. perumusan tujuan dan kriteria hasil yang efektif dilakukan bersama keluarga, karena
keluarga bertanggung jawab terhadap kehidupannya dan perawat perlu menghormati
keyakinan keluarga. Tujuan yang dirumuskan ada dua, yaitu tujuan jangka panjang dan
tujuan jangka Pendek.

4. Penyusunan rencana tindakan keperawatan keluarga


Berikut ini akan diuraikan rencana tindakan berdasarkan tugas kesehatan
keluarga adalah sebagai berikut:
a. Rencana tindakan untuk membantu keluarga dalam rangka menstimulasi
kesadaran dan penerimaan terhadap masalah keperawatan keluarga adalah
dengan memperluas dasar pengetahuan keluarga, membantu keluarga untuk
melihat dampak atau akibat darisituas yang ada,menghubungkan antara
kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang telah ditentukan, dan
mengembangkan sikap positif dalam menghadapi masalah. Rencana
tindakan untuk membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang
tepat, sehingga dapat menyelesaikan masalahnya, yaitu berdiskusi dengan
keluarga tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak melakukan tindakan,
alternatif tindakan yang mungkin dapat diambil, serta sumber-sumber yang
diperlukan dan manfaat dari masing-masing alternatiftindakan.
b. Rencana tindakan agar keluargadapat meningkatkan kepercayaan diri dalam
memberikan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
melakukan tindakan antara lain dengan mendemonstrasikan tindakan yang
diperlukan, memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada di rumah, dan
menghindari hal-hal yang merintangi keberhasilan keluarga dalam merujuk klien
atau mencari pertolongan pada petugas kesehatan.
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan yang
menunjang kesehatan, antara lain dengan membantu keluargamencari cara
untuk menghindari adanya ancaman dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga, membantu keluarga memperbaiki fasilitas fisik yang ada, menghindari
ancaman psikologis dengan memperbaiki pola komunikasi, memperjelas peran masing-
masing anggota keluarga, dan mengembangkan kesanggupan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan psikososial.
c. Rencana tindakan berikutnya untuk membantu keluarga dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada. Perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas
dan tepat tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan cara
memanfaatkannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial.


Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari individu-
individu yang memiliki hubungan erat satu salam alin, saling tergantung
yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mengcapai
tujuan tertentu.

Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula,


tahap keluarga sedang mengasuh anak, tahap keluarga dengan anak
usia pra sekolah, tahap keluarga dengan anak usia sekolah, tahap
keluarga dengan anak remaja, tahap keluarga dengan anak dewasa,
tahap keluarga usia pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia.

Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data,


diagnosa keperawatan, prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan
keluarga, catatan perkembangan dan evaluasi.

B. Saran
1. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca
berbagai referensi sehingga menambah pengetahuan tentang
asuhan keperawatan keluarga.
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan
keperawatan keluarga, agar dapat diaplikasikan di lingkungan
sekitar serta dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan.
DAFTAR
PUSTAKA

Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek.
EdisiKelima. Jakarta: FKUI

Jhonson, R dan Leni, R. 2010. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha

MedikaPadila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha

Medika Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta:

Graha Ilmu

Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai