PERKEMBANGAN CHILDBEARING
Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas II
Dosen Koordinator : Ns. Dessy Ayu Wardani, M.Kep., Sp.Kep.Mat
Dosen Pengampu : Hestri Norhafipah, SST., M.Keb
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara
terus menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin
maju. Orang dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit
berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan
sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan.
Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan dari
sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan. Keperawatan
keluarga merupakan salah satu area spesialis dalam keperawatan yang
berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan
keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh
bagi anggota keluarga.
Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, anggota keluarga biasanya
hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai
peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak, dan adik yang mempunyai tujuan.
Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran yang terbuka mengenai
konsep keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap
bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga
banyak menghadapi tantangan seperti salah satunya pada tahap
perkembangan keluarga childbearing. Periode childbearing adalah waktu
transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus
beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya anggota baru dalam
keluarga yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan
berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat
sehingga kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan
mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru.
Stress dari berbagai sumber dapat berdampak pada kesehatan fisik ibu dan
bayi. Maka dari itu kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep
keluarga dan tumbuh kembang keluarga childbearing.
B. Tujuan Penulisan
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu
a. Memahami konser dasar keluarga
b. Memahami konsep keluarga dalam periode childbearing
c. Memahami asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan
childbearing
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulam orang yang terkait dengan perkawinaan
kelahiran serta adopsi yang saling ketergantungan, dimana mempunyai tujuan
yaitu untuk menciptakan serta mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan setiap anggota keluarga.
Sedangkan pengertian dari Child-Bearing adalah merupakan waktu
transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh anggota keluarga, dalam hal
ini orang tua, saudara atau anggota keluarga lainnya harus dapat beradaptasi
terhadap perubahan struktur karena adanya anggota keluarga baru yaitu bayi,
dengankehadiran seorang bayi maa system dalam keluarga akan berubah serta
pola pikir keluarga harus diperkembangkan.
B. Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap CHILDBEARING
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
systemkeluarga meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara
anggotanya disepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga sebagai
komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga
sebagai suatu system Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau
kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui
dengan sukses. Kerangka perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall
memberikan pedoman untuk memeriksa dan menganalisa perubahan dan
perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus
kehidupan mereka :
1. Tahap-tahap perkembangan keluarga "Childbearing" (kelahiran anak
pertama).
Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang
dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan
anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas
dan fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang
menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3.2 tahun)
merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing. Kehamilan dan
kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui
beberapa tugas perkembangan yang penting, Kelahiran bayi pertama
memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering
terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus
perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap
menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama
perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua
berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi berespon Perawat
perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan hangat
sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
2. Tugas perkembangan dengan keluarga childbearing
Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada
beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu:
(Duval. dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk :
87-88).
a. Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi
b. Membagi peran dan tanggung jawab
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
d. Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing
e. Memfasilitasi role learning anggota kleuarga
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
h. Beradaptasi pada pola hubunga seksual
i. Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-
masing pasangan.
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller,
1985, (Dalam buku “ilmu keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai berikut:
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan tugas
antara satu dengan yang lainnya. Tahap dalam tumbuh kembang keluarga,
yaitu tahap ketika seorang bayi mulai lahir di tengah pasangan baru yang
terdiri dari dua individu sebagai pasangan. Keluarga tahap II (childbearing
family) dimulai sejak kelahiran anak pertama sampai bayi berumur 30 bulan
[2]. Tahap kedua ini merupakan tahap transisi dari peran individu menjadi
orang tua dan membentuk sistem permanen. Tahap ini memiliki perhatian
kesehatan dalam pemenuhan tugas perkembangannya
Tugas perkembangan keluarga, khususnya keluarga tahap (childbearing
family) tidak seluruhnya dapat terpenuhi dengan optimal. Tugas
perkembangan keluarga diukur dengan 12 indikator dan dilakukan
pengkategorian dengan cut off point. Terdapat 9 indikator dengan pemenuhan
baik dan 3 indikator dengan pemenuhan kurang. Indikator dengan pemenuhan
yang baik mendukung tugas perkembangan keluarga tahap (childbearing
family) yang terpenuhi, begitu pula sebaliknya.
Indikator penerimaan kehadiran bayi baru lahir dipenuhi dengan baik
(69,1%). Hal ini disebabkan karena penyesuaian dengan kehadiran bayi telah
dipersiapkan sejak kondisi prenatal. Beberapa individu yang beralih peran
menjadi orang tua telah beradaptasi dari anggota keluarga besar yang telah
melewati tahap peran tersebut. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan berkumpul
dengan keluarga besar.
Penerimaan kehadirna bayi baru lahir dapat didukung dengan partisipasi
keluarga besar untuk mengoptimalkan pemenuhan indikator penerimaan
kehadiran bayi baru lahir. Indikator pengasuhan bayi oleh orang tua dipenuhi
dengan baik oleh responden (76,5%). Pengasuhan yang dilakukan oleh orang
tua merupakan bentuk penerimaan kehadiran bayi baru lahir.
Pemenuhan pada indikator penerimaan kehadiran bayi baru lahir
mempengaruhi pemenuhan pada indikator ini. Indikator ini dapat dipenuhi
dengan menggengendong bayi, merawat bayi sendiri atau oleh pasangan.
Indikator perawatan bayi oleh orang tua merupakan indikator dengan
pemenuhan yang cukup tinggi (88,2%). Perawatan bayi yang baik, meliputi
ketepatan penatalaksanaan masalah kesehatan, imunisasi, pertumbuhan dan
perkembangan normal, keamanan, dan promosi kesehatan umum [2].
Indikator pemahaman komunikasi bayi dapat dipenuhi responden dalam
jumlah tinggi (88,6%). Pola komunikasi tidak hanya diperuntukkan antar
pasangan, namun juga terhadap seorang bayi. Orang tua harus memahami dan
menangkap dengan cermat komunikasi bayi yang berupa tangisan.
Indikator pola komunikasi pasangan merupakan indikator yang dipenuhi
dnegan baik oleh responden (77,9%). Hal ini karena kemampuan adaptasi
pasangan yang baik terhadap kebutuhan komunikasi pada tahap baru
keluarga. Pasangan atau orang tua juga dapat memahami pentingnya pola
komunikasi yang baik setelah lahirnya bayi, yang dibutuhkan untuk
pemenuhan kebutuhan keluarga. Komunikasi yang dibutuhkan pada tahap
perkembangan tersebut juga disesuaikan dengan bertambangan anggota baru
dalam keluarga yang menuntut diskusi dari pasangan. Indikator perasaan stres
dipenuhi dengan baik oleh responden (67,6%). Responden juga tidak
mempersepsikan hilangnya kebebasan personal yang membatasi hubungan
sosial individu sehingga penyesuaian peran pada tahap ini dapat dilalui
dengan cukup baik yang berimplikasi pada tidak timbulnya stres yang besar.
Indikator waktu untuk suami dan istri dipenuhi dengan baik (82,4%).
Pemenuhan indikator karena waktu yang dihabiskan untuk bersama
pasangan dapat berkurang dengan lahirnya bayi dalam keluarga. Waktu untuk
pasangan berkaitan dengan komunikasi yang tetap dipertahankan seperti pada
tahap keluarga baru atau tahap pertama. Indikator tugas perkembangan
pemenuhan kebutuhan fisiologis pasangan dengan baik seiring dengan
kemampuan adaptasi individu (76,5%). Peralihan tahap perkembangan
keluarga berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan personal dan kebutuhan
pasangan. Kelahiran anak pertama mengakibatkan berkurangnya keintiman
dan kasih sayang pasangan, dan menimbulkan stres tingkat ringan
Indikator pemenuhan kebutuhan fisiologis pasangan dipenuhi dengan
baik (76,5%). Peralihan tahap perkembangan keluarga berpengaruh pada
pemenuhan kebutuhan personal dan kebutuhan pasangan. Kelahiran anak
pertama mengakibatkan berkurangnya keintiman dan kasih sayang pasangan,
dan menimbulkan stres tingkat ringan
Indikator berkumpul bersama teman dipenuhi dengan baik (82,4%).
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan sosialisasi. Kebutuhan berkumpul dengan
teman sebaya juga dapat dipenuhi dalam area kerja. Keluarga dengan orang
tua muda perlu mengetahui waktu membutuhkan bantuan dan asal bantuan
tersebut didapatkan, dari luar keluarga ataupun dari sumber-sumber dalam
keluarga.
A. Analisa data
Data Etiologi Masalah keperawatan
Ds: Keterbatasan lingkungan Disorganisasi perilaku
- bayi
Do:
- Jari jari meregang
atau tangan
menggegam
- Gerakan tidak
terkordinasi
- Menangis
Edukasi:
-Anjurkan posisi duduk
jika perlu
-Anjuran diet yang
diprogramkan
Kolaborasi:
-Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
-Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Riasmini NM, Permatasari H. Chairani R. Astuti NW. Ria RTTM, et al.
2017. Panduan Asuhan Keperawatan individu, keluarga, kelompok
dan komunitas dengan modifikasi NANDA, ICNP, NOC, NIC di
Puskesmas dan masyarakat. Jakarta: UI Press.
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan
Praktek. Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Susanto T. 2015. Buku ajar keperawatan keluarga. Jakarta: Trans Info Media.
Raudhoh. (2017). Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak Usia Din. Jambi:
IAIN