Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN KELAHIRAN ANAK

PERTAMA

(Guna Memenuhi Tugas kelompok keperawatan keluarga)

Disusun Oleh :

Andini Larasati 1903011

Eka fitriarahmasari 1903025

Nikmatunazilah 1903041

Novi setyorini 1903043

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADASEMARANG

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 3


2022

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus
mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah berobat dan
tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan
sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu
masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar masyarakat
mengenal arti pentingnya kesehatan. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga
merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target
pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara
menyeluruh bagi anggota keluarga.
Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak, kakak, dan adik yang mempunyai tujuan. Perawat
perlu mengetahui dan memiliki pikiran yang terbuka mengenai konsep keluarga. Sekilas keluarga
memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang
unik. Keluarga banyak menghadapi tantangan seperti salah satunya pada tahap perkembangan keluarga
pada kelahiran anak pertama. Periode kelahiran anak pertama adalah waktu transisi fisik dan psikologis
bagi ibu dan seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya
anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam keluarga akan
berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi ini
menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk beradaptasi
dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif pada fungsi dan interaksi
ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan fisik ibu dan bayi. Maka dari itu

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 4


kelompok tertarik untuk membahas mengenai konsep keluarga dan tumbuh kembang keluarga pada
kelahiran anak pertama.
B.    RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan bahwa rumusan masalah antara lain:
1. Apa konsep dasar keluarga?
2. Bagaimana konsep tugas perkembangan keluarga pada kelahiran anak pertama?
3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan kelahiran anak pertama?
C. TUJUAN PENULISAN
1.  Umum
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu :
a.  Memahami konsep dasar keluarga.
b.  Memahami konsep tugas perkembangan keluarga pada kelahiran anak pertama.
c. Memahami asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan kelahiran anak pertama.
2. Khusus
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu:
a.  Menjelaskan definisi konsep dasar keluarga pada kelahiran anak pertama.
b.  Mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga dengan tahap perkembangan kelahiran anak
pertama.

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 5


BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    KONSEP DASAR KELUARGA


1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari
keluarga (Ekasari, 2000).
Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial setiap anggota.
Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu
yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan
budaya.
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja dari
orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan
yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga,
memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk
menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap
tumbuh kembang keluarga, yaitu :
Tahap I : Keluarga Pemula

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 6


Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga
saat ini adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana.
Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan dengan
keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga,
menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan
keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan
prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan hubungan
perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan
belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung
jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan,
berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan perhatian, memberikan
kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama
sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan keluarga
antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat
dari hasil pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali
hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 7


Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan lingkungan
yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-
anak, memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas
perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan
terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri
terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.
3. Fungsi Keluarga
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya adalah fungsi
afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi keperawatan keluarga.
(Friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
a)    Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang mkerupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal
tersebut dapat dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b)    Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai
sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya
anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian
beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian
keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku
melalui hubungan dan interaksi keluarga.

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 8


c)    Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka
dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada
pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d)    Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak
pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal
ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
e)    Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

B.    KONSEP DASAR KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


KELAHIRAN ANAK PERTAMA
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system keluarga meliputi
perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di sepanjang waktu. Siklus perkembangan
keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga sebagai
suatu system. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. Pada setiap
tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat
dilalui dengan sukses. Kerangka perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman
untuk memeriksa dan menganalisa perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam
keluarga selama siklus kehidupan mereka.

1.  Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga Kelahiran Anak Pertama

Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya
keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola
yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui
tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan tahap

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 9


perkembangan keluarga kelahiran anak pertama. Kehamilan dan kelahiran bayi pertama
dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.
Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi,
pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa
belum siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama perawat keluarga
adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta
bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang positif dan
hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

2.  Tugas Perkembangan Dengan Keluarga Keluarga Kelahiran Anak Pertama

Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada
fase childbearing yaitu: (Duval, dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk :
87-88).
a.  Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi
b.  Membagi peran dan tanggung jawab
c.   Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan
d.  Mempersiapkan biaya atau dana kelahiran anak pertama
e. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
f.   Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g.  Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
h.  Beradaptasi pada pola hubunga seksual
i.   Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985, (Dalam buku “ilmu
keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
a. Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( mengintegrasikan bayi baru ke
dalam keluarga).
b.   Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga .
c.   Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


0
d.  Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orang tua,
kakek, dan nenek.
3. Fungsi Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama
Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm memberikan
asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara lain
(Mubarak, dkk : 88) :
a.         Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
b.        Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya,
c.         Imunisasi yang dibutuhkan anak,
d.        Tumbang anak yang baik,
e.         Interaksi keluarga,
f.         Keluarga berencana, serta
g.        Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.
4. Karakteristik Keluarga Dengan Kelahiran Anak Pertama
1) Perkembangan fisik
Rata-rata berat badan lahir 3400 g, panjang 50 cm.Sampai 10% berat lahir hilang dalam
beberapa hari pertama, utamanya karena kehilangan cairan melalui pernapasan, uri, defekasi, dan
penurunan pemasukan. Berat lahir akan naik kembali pada minggu kedua kehidupan, dan terjadi
peningkatan secara bertahap dalam berat badan, tinggi badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
Pada bulan pertama, berat badan rata-rata meningkat 120-240 g per minggu, tinggi badan 0,6-2,5
cm, dan 2 cm dalam lingkar kepala.
Denyut jantung neonatus secara bertahap menurun dari denyut jantung janin 130 sampai 160
kali per menit turun menjadi 120 sampai 140 kali per menit. Rata-rata tekanan darah 74/46
mmHg. Rata-rata waktu pernapasan adalah 30 sampai 50 kali per menit. Karena neonatus
bernapas melalui hidung, penting untuk menjaga saluran hidung bersih. Temperatur aksila berada
dalam rentang antara 36oC sampai 37,5o C dan secara umum menjadi stabil dalam 24 jam setelah
lahir.
Karakteristik fisik yang normal termasuk tetap adanya lanugopada kulit di bagian belakang ;
sianosis pada tangan dan kaki, khususnya selama aktivitas ; dan abdomen yang lebih lembut dan
menonjol.

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


1
Fungsi neorologis dikaji dengan mengobservasi tingkat aktivitas neonatus, kewaspadaan,
iritabilitas, dan respon terhadap stimulus dan kehadiran serta kekuatan dari refleks. Refleks
normal termasuk berkedip dalam berespon terhadap cahaya yang terang dan gerakan terkejut
dalam respon terhadap suara ribut yang tiba-tiba dan keras.
Karakteristik perilaku bayi baru lahir yang normal meliputi periode mengisap, menangis,
tidur, dan beraktivitas.
2) Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif yang awal mulai dengan perilaku bawaan, refleks, dan fungsi sensori.
Bayi baru lahir memulai aktivitas refleks, menyesuaikan benda-benda yang baru ke dalam
perilaku, dan mengakomodasikan perilaku ini untuk mencapai keinginan mereka. Fungsi sensori
membantu perkembangan kognitif pada bayi baru lahir. Pada saat baru lahir, anak-anak dapat
berfokus pada benda berjarak kira-kira 8 sampai 10 inci dari wajah mereka dan dapat melihat
benda. Sistem auditorius dan vestibular berfungsi dari saat lahir. Kemampuan sensori ini
memberikan neonatus untuk mengeluarkan stimulus lebih daripada hanya menerima stimulus.
Orang tua harus diajarkan pentingnya memberikan stimulus sensori, misalnya berbicara dengan
bayi mereka dan memegang mereka untuk melihat wajah mereka. Hal ini memungkinkan bayi
untuk mencari atau mengambil stimulus, dengan demikian memperbesar pembelajaran dan
peningkatan perkembangan kognitif.
Untuk neonatus menangis adalah komunikasi. Mereka menangis untuk suatu alasan,
walaupun pada saatnya alasan ini sulit untuk ditentukan. Dengan bantuan perawat, orang tua
belajar untuk mengenali arti tangisan bayi dan mengambil tindakan yang sesuai jika dibutuhkan.
3) Perkembangan Psikososial
Selama bulan pertama kehidupan, orang tua dan bayi baru lahir normalnya membangun
hubungan yang kuat yang tumbuh ke dalam kedekatan yang dalam. Interaksi selama perawatan
rutin memperbesar atau memperkecil proses kedekatan. Tindakan menyusui, kebersihan, dan
memberikan rasa nyaman sebanyak mungkin ketika bayi terjaga. Pengalaman interaksi ini
memberi dasar untuk terjadi bentuk kedekatan yang dalam. Neonatus merupakan partisipan yang
aktif dalam proses ini.
Jika orang tua atau anak-anak mengalami komplikasi kesehatan setelah lahir, hubungan dapat
terganggu. Isyarat perilaku bayi mungkin lemah atau tidak ada. Perawatan dan pengasuh secara

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


2
bersama kurang memuaskan. Rasa lelah, orang tua yang sakit memiliki kesulitan untuk
mengartikan dan merespons bayi mereka.
4) Emosi bayi (Neonatal)
Melihat tidak adanya koordinasi yang merupakan ciri dari aktifitas bayi neonatal, tidaklah
masuk akal untuk mengharapkan emosi yang khusus, yang jelas, pada saat bayi dilahirkan. Reaksi
emosional hanya dapat diuraikan sebagai keadaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Yang pertama ditandai oleh tubuh yang tenang dan yang kedua ditandai oleh tubuh yang tegang.
Ciri yang menonjol dari keadaan emosi adalah tidak adanya tingkatan reaksi yang
menunjukkan tingkat intensitas yang berbeda. Apapun rangsangannya, yang dihasilkan adalah
emosi yang kuat (intens) dan tiba-tiba.
5) Kemampuan Belajar
Perkembangan otak dan saraf yang memungkinkan proses belajar belum terdapat pada bayi
neonatal terutama pada hari-hari pertama kehidupan pascanatal. Bayi neonatal sering tidak
mampu melakukan bentuk belajar yang sangat sedehana atau belajar melalui asosiasi. Kecuali
situasi makan, reaksi yang berupa kebiasaan sulit diperoleh. Kalau reaksi ini tampak biasanya
tidak stabil dan kurang bernilai.

6) Bermain
Pola bermain yang umum dari masa bayi :
a. Sensomotorik : ini adalah bentuk permainan yang paling awal dan terdiri dari tendangan,
gerakan-gerakan mengangkat tubuh, bergoyang-goyang, menggerak-gerakkan jari jemari
tangan dan kaki, memanjat, berceloteh dan mengelinding.
b. Menjelajah : dengan berkembangnya koordinasi lengan dan tangan, bayi mulai mengamati
tubuhnya dengan menarik rambut, menghisap jari tangan dan kaki, memasukkan jari-jari ke
dalam pusar, dan memainkan alat kelamin. Mereka mengocok, membuang, membanting,
menghisap dan menarik-narik mainan dan menjelajah dengan cara menarik, membanting dan
merobek benda-benda yang dapat diraihnya.
c. Meniru : dlam tahun kedua, bayi mencoba meniru kelakuan orang-orang di sekitar mereka,
seperti membaca majalah, menyapu lantai atau menulis dengan pensil atau krayon.

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


3
d. Berpura-pura : selama tahun kedua, kebanyakan bayi memberikan sifat kepada mainannya
seperti sifat-sifat yang sesungguhnya. Boneka-boneka hewan diberi sifat hewan sungguhan
sama halnya boneka atau mobil-mobilan dianggap seperti orang atau mobil.
e. Permainan : sebelum berusia satu tahun bayi memainkan permainan-permainan tradisional
seperti ”Cilukba”, ”Petak umpet (sembunyi-sembunyian)” dsb. Biasanya dilakuakan bersama
orang tua, nenek, atau kakak-kakak.
f. Hiburan : bayi senang dinyanyikan, diceritai, dan dibacakan dongeng-dongeng. Kebanyakan
bayi menyenangi siaran radio dan televisi dan melihat gambar-gambar.
5. Masalah Kelahiran Anak Pertama
Masalah-masalah yang sering terjadi pada anak baru lahir meliputi bahaya fisik, bahaya fisiologis,
dan bahaya psikologis.
1) Bahaya Fisik
a. Kematian
Selama tahun pertama, kematian biasanya disebabkan oleh penyakit yang parah sedangkan
dalam tahun kedua kematian lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan. Sepanjang masa bayi,
lebih banyak anak laki-laki yang mati dari pada anak perempuan.
b. Penyakit
Meskipun benar bahwa banyak kematian dalam bulan-bulan pertama disebabkan karena
penyakit gastrointestinal atau komplikasi pernapasan, tetapi jumlah kematian yang dulu
disebabkan karena penyakit parah sekarang jauh berkurang karena sekarang bayi diberi
suntikan dan vaksinasi untuk memperkebal tubuh terhadap penyakit yang dulu merupakan
penyakit yang fatal. Tetapi penyakit ringan seperti selesma dan gangguan pencernaan umum
terjadi. Diagnosa yang tetap dan perawatan medis yang baik dapat mencegah akibat yang
buruk. Tetapi kalau diabaikan, seperti yang terjadi dalam selesma, gangguan-gangguan yang
lebih parah berkembang cepat, terutama radang telinga. Penyakit yang lama dapat
mengganggu pola pertumbuhan normal. Tidak semua bayi setelah sembuh dapat mengejar
perkembangan pertumbuhannya. Seberapa jauh pola pertumbuhan dipengaruhi oleh penyakit
yang lama diderita sampai sekarang belum dapat ditentukan.
c. Kecelakaan
Pada tahun pertama kecelakaan tidak banyak terjadi karena bayi sangat terlindung dalam
tempat tidur atau kereta tidurnya. Namun dalam tahun kedua pada saat bayi dapat bergerak

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


4
lebih bebas dan tidak sangat dilindungi, kecelakaan lebih sering terjadi. Kecelakaan seperti
luka memar dan luka garuk merupakan kecelakaan ringan dan tidak meninggalkan akibat
yang permanen. Jenis lain seperti pukulan di kepala atau sobekan-sobekan merupakan
kecelakaan yang cukup parah dan dapat meninggalkan bekas luka atau bahkan
mengakibatkan akibat yang fatal. Tetapi kecelakaan ringan sekalipun dapat meninggalkan
luka psikologis. Bayi sering menakuti situasi yang sama dengan situasi yang menimbulkan
kecelakaan atau ia mengembangkan sikaf takut sebagai akibat seringnya mengalami
kecelakaan.
d. Kurang Gizi
Kekurangan gizi yang dapat disebabkan karena kurang makan atau diet yang tidak seimbang,
tidak saja dapat merusak pertumbuhan fisik tetapi juga merusak perkembangan mental. Hal
ini dapat menyebabkan rintangan dalam pertumbuhan dan mengakibatkan cacat fisik seperti
gigi busuk, kaki bengkak dan kecenderungan menderita banyak penyakit. Karena otak
tumbuh dan berkembang sangat cepat dalam masa bayi maka dapat sangat dipengaruhi oleh
kurangnya gizi. Dua tahun pertama disebut periode kritis dalam pertumbuhan otak karena
adanya peningkatan yang mencolok dalam perkembangan sel-sel otak pada masa ini, oleh
karena itu merupakan periode dimana otak sangat rentan terhadap kerusakan. Kalau pada saat
ini bayi menderita kekurangan gizi tidak dapat dijamin bahwa perkembangan selanjutnya
akan berjalan normal. Kalau pertumbuhan dan perkembangan otak terganggu anak tidak
dapat mencapai potensi-potensi intelektualnya, sekalipun sudah menjadi lebih besar anak
tidak dapat melakukan tugas-tugas intelektual yang seharusnya dapat dilakukan seandainya
perkembangan yang normal tidak terganggu oleh rusaknya perkembangan otak karena
kekurangan gizi.
2) Bahaya Fisiologis
a. Kebiasaan Makan
Bayi yang menetek terlampau lama menunjukkan tanda-tanda tegang. Mereka lebih lama
terlibat dalam kegiatan menghisap lainnya (seperti menghisap ibu jari), lebih banyak
mengalami kesulitan tidur dan lebih gelisah dari pada bayi yang periode meneteknya lebih
singkat. Kalau terlambat disapih bayi cenderung menolak jenis makanan yang baru dan
cenderung menghisap ibu jari sebagai pengganti puting susu ibu. Bayi juga akan menolak

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


5
makanan yang agak padat kalau makanan agak keras terlampau cepat diperkenalkan, bukan
karena rasanya melainkan karena kekerasannya.
b. Kebiasaan Tidur
Menangis, permainan yang berat dengan orang dewasa, atau kegaduhan dapat membuat anak
menjadi tegang dan sulit tidur. Jadwal tidur yang tidak memenuhi persyaratan membuat bayi
tegang dan menolak tidur.
c. Kebiasaan Pembuangan
Kebiasaan ini tidak dapat dibentuk sebelum saraf dan otot-otot berkembang dengan baik.
Mencoba melatih pembuangan terlampau awal membuat bayi tidak mau berkerja sama dalam
membentuk kebiasaan ini kalau ia sudah matang nantinya. Sebaliknya, penundaan melatih
pembuangan mengakibatkan kebiasaan yang tidak teratur dan kurangnya motivasi.
Mengompol merupakan hal yang umum bila latihan bila tidak dilakukan sesuai dengan
kesiapan perkembangan bayi.
3) Bahaya Psikologis
a. Bahaya dalam perkembangan motorik
Kalau perkembangan motorik terlambat, bayi akan sangat dirugikan pada saat mulai bermain
dengan teman-teman sebaya. Semakin banyak kelambatan dalam pengendalian motorik, akan
semakin lambat ia memperoleh keterampilan yang dimiliki anak-anak lain. Lagi pula, karena
keinginan mandiri sudah mulai berkembang pada awal tahun kedua, maka bayi yang
perkembangan motoriknya terlambat akan merasa kecewa kalau gagal dalam usahanya
melakukan sesuatu secara sendirian. Yang juga sangat mengganggu dalam penyesuaian diri
anak adalah tekanan dari orang tua untuk mencapai pengendalian motorik dan untuk belajar
keterampilan motorik sebelum ia cukup matang untuk melakukannya. Di bawah kondisi ini
bayi sering mengembangkan sikap menolak dan negativistik yang akan melemahkan
motivasinya dan menyebabkan tertunda mempelajari tugas-tugas yang seharusnya sudah
dapat kuasai.
b. Bahaya Dalam Berbicara
Kelambatan dalam berbicara, seperti halnya kelambtan dalam pengendalian motorik, menjadi
serius dalam masa bayi karena pada masa ini diletakkan dasar-dasar untuk alat komunikasi
yang nanti diperlukan kalau cakrawala sosial meluas. Dalam masa awal kanak-kanak, ketika
minat terhadap orang-orang di luar rumah mulai timbul, anak yang mengalami kelambatan

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


6
berbicara akan merasa dikucilkan. Kelambatan berbicara disebabkan karena beberapa hal,
yang paling sering adalah intelegensi yang rendah, kurangnya perangsangan (terutama dalam
tahun pertama) dan kelahiran kembar. Kalau orang tua atau pengasuh tidak merangsang anak
untuk berceloteh atau mencoba mulai bicara, maka kebanyakan bayi akan kehilangan minat
untuk mencoba bicara. Kelambatan bicara pada bayi kembar banyak dapat disebabkan karena
kelambatan perkembangan yang merupakan ciri dari bayi tersebut atau karena bayi biasanya
belajar saling berkomunikasi dengan bentuk prabicara.

c. Bahaya Emosi Yang Umum Pada Masa Bayi


- Kurangnya kasih sayang
- Tekanan
-  Terlampau banyak kasih sayang
-  Emosi yang kuat
d. Bahaya Sosial
Bahaya sosial yang utama adalah kurangnya kesempatan dan motivasi untuk belajar menjadi
sosial. Ini mendorong lambatnya sifat-sifat egosentris berlangsung, yang merupakan ciri dari
setiap bayi, dan mengakibatkan perkembangan sikaf introvert. Kurangnya kesempatan untuk
kontak sosial dalam setiap usia akan mengganggu, terutama dari usia 6 minggu sampai 6
bulan yang merupakan saat keritis dalam pengembangan sikap yang mempengaruhi pola
sosialisasi. Meskipun sikap sosial dapat dan memang berubah, banyak individu yang
membentuk sikap sosial yang kurang baik pada saat bayi akan terus bersikap kurang sosial
kalau besar nanti.
e. Bahaya Bermain
Bermain pada masa bayi merupakan bahaya potensial, baik secara fisik maupun psikologis.
Banyak mainan dapat menimbulkan goresan, memar atau menyebabkan bayi tercekik karena
ada bagian yang lepas. Bahaya psikologis yang utama adalah bahwa bayi sangat bergantung
pada mainan untuk memperoleh hiburan dan tidak belajar bermain yang melibatkan interaksi
dengan orang-orang lain. Televisi, yang digunakan pengganti pengasuh, tidak mendorong
anak untuk memainkan peran aktif dalam bermain.
f. Bahaya dalam Pengertian

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


7
Meskipun pengertian merupakan tahap perkembangan yang masih sangat sederhana namun
dapat merupakan bahaya psikologis yang bahaya. Dalam perkembangan konsep, relatif
mudah untuk memperbaiki konsep yang salah tentang orang, benda atau situasi dengan
konsep yang benar. Tetapi, semua konsep mempunyai bobot emosi, dan disinilah letak
bahayanya. Kalau, misalnya, bayi belajar mengasosiasikan kembang gula dengan perilaku
yang baik dan menganggap sayur-sayuran sebagai bentuk hukuman, bobot emosi dari konsep
ini akan mengakibatkan suka atau tidak terhadap jenis makanan.

g. Bahaya Moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral di masa depan terjadi bila bayi
mendapatkan bahwa ia lebih banyak memperoleh perhatian kalau ia melakukan sesuatu yang
mengganggu atau melawan orang lain daripada kalau melakukan tindakan yang lebih
diterima.
h. Bahaya Hubungan Keluarga pada Masa Bayi
-          Perpisahan dengan Ibu
-          Gagal mengembangkan perilaku akrab
-          Merosotnya hubungan keluarga
-          Terlampau melindungi
-          Latihan yang tidak konsisten
-          Penganiayaan anak
6. Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Keluarga Kelahiran Anak Pertama
Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm memberikan
asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara lain (Mubarak,
dkk : 88) :
a.  Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
b.  Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya,
c.  Imunisasi yang dibutuhkan anak,
d.  Tumbang anak yang baik,
e.  Interaksi keluarga,
f.   Keluarga berencana, serta

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


8
g.  Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 1


9
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. D
2. Usia : 23 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Swasta
5. Alamat : Karanganyar rt01/rw01 Banyumanik Semarang
6. Komposisi keluarga

No Nama Jenis Hub dg Tempat/T Pendid


kelamin KK gl lahir ikan
1 Tn. D L Suami Smg, 26 nov SMA
1999

Smg, 12
2 Ny. V P Istri SMA
maret 2001

3 An. V P Anak -
Smg, 6
maret 2022

Genogram

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 2


0
Keterangan

: Laki-Laki

: Perempuan

7. Tipe keluarga

- Jenis type Keluarga :


Tipe keluarga Tn. S adalah Keluarga inti yaitu dalam satu keluarga bersama istri dan anak-anaknya
- Masalah yang terjadi dilihat dari type Keluarga :
Tidak ada masalah yang terjadi.

8. Suku

- Latar Belakang Etnis Keluarga atau Anggota keluarga


Keluarga klien berasal dari suku jawa atau Indonesia, kebudayaan yang dianut tidak bertentangan
dengan masalah kesehatan sedangkan bahasa sehari-hari yang digunakan bahasa Indonesia
- Tempat tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen)
Bertempat tinggal di Karanganyar rt01/rw01 Banyumanik Semarang
- Kegiatan keagamaan, social, budaya
Tidak ada kegiatan keagamaan dan sebagainya.
- Kebiasaan berbusana sehari-hari
Memakai baju rumah bersih dan rapi
- Struktur kekuasaan keluarga
Ayah sebagai Kepala keluarga yang mencari nafkah
- Bahasa yang digunakan di rumah
Bahasa Indonesia
- Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi
Tidak ada
9. Agama
- Agama yang dianut keluarga
Seluruh anggota keluarga Tn.D adalah beragama islam
- Apakah antara anggota keluarga ada yang berbeda keyakinan keagamaan mereka?
Tidak ada
- Seberapa aktiv keluarga terlibat dalam kegiatan keagamaan atau organisasi keagamaan?
Aktif bila ada acara di komplek
- Adakah kepercayaan dan nilai kegamaan yang berpengaruh terhadap kesehatan keluarga?
Tidak ada
10. Status Sosial ekonomi keluarga
- Berapa penghasilan keluarga per bulan?
Penghasilan keluarga per bulan Rp. 1.800.000 Jt,- yang diperoleh dadi hasil kerja Tn. D, Ny. V
mengatakan dari penghasilan yang ada cukup untuk biaya makan, minum, berobat.

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 2


1
- Apakah keluarga merasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan penghasilan saat
ini?
Mencukupi pemenuhan kebutuhan keluarga
- Apakah keluarga memiliki tabungan untuk keperluan yang akan datang (misalnya anak
melanjutkan sekolah, dll)
Ada
- Apakah keluarga memiliki tunjangan kesehatan (asuransi, dll)?
Tidak mempunyai
11. Aktivitas rekreasi keluarga

- Bagaimana aktifitas rekreasi keluarga?


Selama mempunyai anak pertama baru lahir tidak keluar rumah berekreasi

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 2


2
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
- Tn. D mempunyai 1 orang anak. Anak pertama yang baru lahir umur 1bulan
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

- Belum ada
14. Riwayat keluarga inti
- Riwayat kesehatan keluarga saat ini (masing-masing anggota keluarga)
Ayah, ibu dan anaknya-anaknya semuanya dalam keadaan sehat.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
-

III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
- Gambaran tipe rumah
Rumah berada di lingkungan Kampung yang memiliki bangunan permanen dan semuanya
ukurannya sama, memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan 1 dapur.
- Gambaran kondisi rumah
Ruang tamu : Memiliki tempat duduk dan ada TV
Kamar tidur : Memiliki 2 tempat tidur
Ruang keluarga : Tidak ada
Dapur : Tempat kulkan kompor dan alat alat dapur
Kamar mandi : Ada peralatan mandi
17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
- Rumah berhubungan baik dengan tetangga di sekitarnya
18. Mobilitas geografis keluarga

- Keluarga tidak pernah pindah rumah dan sudah menepati selama 3 tahun bersama istri dan
anaknya
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
- Keluarga sering berkumpul dengan tetangga dan sering berinteraksi dengan tetangga
20. Sistem pendukung keluarga

- Jika keluarga mempunyai masalah dukungan keluarga sangat baik

IV. Struktur keluarga

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 2


3
21. Pola komunikasi keluarga
- Pola komunikasi keluarga yang sering diterapkan dalam keluarga ini dilakukan secara langsung dan
bersifat terbuka.
22. Struktur kekuatan keluarga

- Keluarga tidak ada yang mengambil keputusan sendiri. Mereka selalu membicarakan masalah
yang terjadi secara bersama-sama.
23. Struktur peran
- Tn. D berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah dan istri menjaga anak.
24. Nilai dan norma budaya
- Keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungan.

V. Fungsi keluarga
25. Fungsi afektif
- Keluarga mengembangkan sikap saling menyayangi.
26. Fungsi sosialisasi
- Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berprilaku sesuai dengan agama yang
dianut dalam kehidupan sehari-hari.
27. Fungsi perawatan keluarga

- Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya mungkin untuk mencari bantuan pelayanan
kesehatan yang ada

VI. Stress dan koping keluarga


28. Stressor jangka pendek
- Ny. V mengatakan merasa cemas dengan kurangnya ASI terhadap anaknya dan kurangnya
pengetahuan tentang ASI
29. Stressor jangka panjang

- Ny. V mengatakan khawatir dan cemas takut jika anak pertamanya kekurangan ASI
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
- Keluarga selalu segera memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit terdekat
31. Strategi koping yang digunakan

- Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada didalam rumah.
32. Strategi adaptasi disfungsional
-

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 2


4
VII Harapan Keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga

Catatan: Setiap point data yang dikumpulkan yang ditemukan maladaptif, langsung lanjut ke penjajakan tahap 2
untuk menggali kemampuan keluarga dalam: mengenali masalah(pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab);
mengambil keputusan ( akibat masalah dan keputusan keluarga untuk menyelesaikannya dikaitkan dengan
sumberdaya yang tersedia); merawat sesuai masalah prioritas hasil penapisan; memodifikasi lingkungan fisik
dan psikologis yang menunjang timbulnya masalah kesehatan; memanfaatkan pelayanan kesehatan dan sosial
(tempat layanan, waktu konsultasi dan keterjangkauan keluarga).

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 2


5
B. ANALISIS DATA
No. Data Diagnosis

1 Data Subyektif

...

Data Obyektif
2 Data Subyektif

...

Data Obyektif

C. PERENCANAAN
1. Prioritas Masalah
Kriteria Bobot Skor Pembenaran

Sifat masalah: 1
Tidak/kurang sehat (3)
Ancaman kesehatan (2)
Krisis/ keadaan sejahtera
Kemungkinan diubah: 2
Mudah (2)
Sebagian (1)
Kemungkinan dicegah: 1
Tinggi (3)
Universitas
Cukup (2) Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 5

Menonjolnya masalah: 1
Membutuhkan
perhatian segera (2)
Tidak membutuhkan
Skor Total: Skor/Skor Tertinggi x Bobot

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 6


2. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Data Diagnosis NOC NIC
Pengkajian Keperawatan
Diagnosa 1

Diagnosa 2

D. CATATAN PERKEMBANGAN
No Diagnosis Tanggal/Waktu Implementasi Evaluasi TTD

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 7


E. EVALUASI

Evaluasi asuhan keperawatan keluarga mencakup evaluasi tingkat kemandirian keluarga (I-IV).

No Diagnosis Evaluasi TTD


Keperawatan S

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian
dari keluarga (Ekasari, 2000).

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 8


Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini, 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota.

SARAN

Kepada klien dan keluarga khususnya agar selalu memahami dengan pengertian
tersebut dan untuk mahasiswa diharapkan agar dapat melakukan pemahaman keperawatan
keluarga pada keluarga baru mempunyai anak satu dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Ali. 2006. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta. EGC.

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika

Sertiadi.2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga

Universitas Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 9

Anda mungkin juga menyukai