PERTAMA
Disusun Oleh :
Nikmatunazilah 1903041
BAB I
PENDAHULUAN
Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil, misalnya
keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga
melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola
yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga agar dapat melalui
tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan tahap
Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas perkembangan keluarga pada
fase childbearing yaitu: (Duval, dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku Mubarak, dkk :
87-88).
a. Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi
b. Membagi peran dan tanggung jawab
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan
d. Mempersiapkan biaya atau dana kelahiran anak pertama
e. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
f. Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
g. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
h. Beradaptasi pada pola hubunga seksual
i. Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985, (Dalam buku “ilmu
keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah sebagai
berikut:
a. Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( mengintegrasikan bayi baru ke
dalam keluarga).
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga .
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
6) Bermain
Pola bermain yang umum dari masa bayi :
a. Sensomotorik : ini adalah bentuk permainan yang paling awal dan terdiri dari tendangan,
gerakan-gerakan mengangkat tubuh, bergoyang-goyang, menggerak-gerakkan jari jemari
tangan dan kaki, memanjat, berceloteh dan mengelinding.
b. Menjelajah : dengan berkembangnya koordinasi lengan dan tangan, bayi mulai mengamati
tubuhnya dengan menarik rambut, menghisap jari tangan dan kaki, memasukkan jari-jari ke
dalam pusar, dan memainkan alat kelamin. Mereka mengocok, membuang, membanting,
menghisap dan menarik-narik mainan dan menjelajah dengan cara menarik, membanting dan
merobek benda-benda yang dapat diraihnya.
c. Meniru : dlam tahun kedua, bayi mencoba meniru kelakuan orang-orang di sekitar mereka,
seperti membaca majalah, menyapu lantai atau menulis dengan pensil atau krayon.
g. Bahaya Moralitas
Bahaya psikologis yang serius untuk perkembangan moral di masa depan terjadi bila bayi
mendapatkan bahwa ia lebih banyak memperoleh perhatian kalau ia melakukan sesuatu yang
mengganggu atau melawan orang lain daripada kalau melakukan tindakan yang lebih
diterima.
h. Bahaya Hubungan Keluarga pada Masa Bayi
- Perpisahan dengan Ibu
- Gagal mengembangkan perilaku akrab
- Merosotnya hubungan keluarga
- Terlampau melindungi
- Latihan yang tidak konsisten
- Penganiayaan anak
6. Perawat Dalam Tahap Perkembangan Keluarga Dengan Keluarga Kelahiran Anak Pertama
Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm memberikan
asuhan keperawatan keluarga.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara lain (Mubarak,
dkk : 88) :
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
b. Mengenali gangguan kesehatn bayi secara dini dan mengatasinya,
c. Imunisasi yang dibutuhkan anak,
d. Tumbang anak yang baik,
e. Interaksi keluarga,
f. Keluarga berencana, serta
A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. D
2. Usia : 23 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Swasta
5. Alamat : Karanganyar rt01/rw01 Banyumanik Semarang
6. Komposisi keluarga
Smg, 12
2 Ny. V P Istri SMA
maret 2001
3 An. V P Anak -
Smg, 6
maret 2022
Genogram
: Laki-Laki
: Perempuan
7. Tipe keluarga
8. Suku
- Belum ada
14. Riwayat keluarga inti
- Riwayat kesehatan keluarga saat ini (masing-masing anggota keluarga)
Ayah, ibu dan anaknya-anaknya semuanya dalam keadaan sehat.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
-
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
- Gambaran tipe rumah
Rumah berada di lingkungan Kampung yang memiliki bangunan permanen dan semuanya
ukurannya sama, memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan 1 dapur.
- Gambaran kondisi rumah
Ruang tamu : Memiliki tempat duduk dan ada TV
Kamar tidur : Memiliki 2 tempat tidur
Ruang keluarga : Tidak ada
Dapur : Tempat kulkan kompor dan alat alat dapur
Kamar mandi : Ada peralatan mandi
17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
- Rumah berhubungan baik dengan tetangga di sekitarnya
18. Mobilitas geografis keluarga
- Keluarga tidak pernah pindah rumah dan sudah menepati selama 3 tahun bersama istri dan
anaknya
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
- Keluarga sering berkumpul dengan tetangga dan sering berinteraksi dengan tetangga
20. Sistem pendukung keluarga
- Keluarga tidak ada yang mengambil keputusan sendiri. Mereka selalu membicarakan masalah
yang terjadi secara bersama-sama.
23. Struktur peran
- Tn. D berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah dan istri menjaga anak.
24. Nilai dan norma budaya
- Keluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungan.
V. Fungsi keluarga
25. Fungsi afektif
- Keluarga mengembangkan sikap saling menyayangi.
26. Fungsi sosialisasi
- Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berprilaku sesuai dengan agama yang
dianut dalam kehidupan sehari-hari.
27. Fungsi perawatan keluarga
- Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya mungkin untuk mencari bantuan pelayanan
kesehatan yang ada
- Ny. V mengatakan khawatir dan cemas takut jika anak pertamanya kekurangan ASI
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
- Keluarga selalu segera memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit terdekat
31. Strategi koping yang digunakan
- Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada didalam rumah.
32. Strategi adaptasi disfungsional
-
Catatan: Setiap point data yang dikumpulkan yang ditemukan maladaptif, langsung lanjut ke penjajakan tahap 2
untuk menggali kemampuan keluarga dalam: mengenali masalah(pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab);
mengambil keputusan ( akibat masalah dan keputusan keluarga untuk menyelesaikannya dikaitkan dengan
sumberdaya yang tersedia); merawat sesuai masalah prioritas hasil penapisan; memodifikasi lingkungan fisik
dan psikologis yang menunjang timbulnya masalah kesehatan; memanfaatkan pelayanan kesehatan dan sosial
(tempat layanan, waktu konsultasi dan keterjangkauan keluarga).
1 Data Subyektif
...
Data Obyektif
2 Data Subyektif
...
Data Obyektif
C. PERENCANAAN
1. Prioritas Masalah
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah: 1
Tidak/kurang sehat (3)
Ancaman kesehatan (2)
Krisis/ keadaan sejahtera
Kemungkinan diubah: 2
Mudah (2)
Sebagian (1)
Kemungkinan dicegah: 1
Tinggi (3)
Universitas
Cukup (2) Yahoed S1 Kep_ desain Penugasan KEPERAWATAN KELUARGA 5
Menonjolnya masalah: 1
Membutuhkan
perhatian segera (2)
Tidak membutuhkan
Skor Total: Skor/Skor Tertinggi x Bobot
Diagnosa 2
D. CATATAN PERKEMBANGAN
No Diagnosis Tanggal/Waktu Implementasi Evaluasi TTD
Evaluasi asuhan keperawatan keluarga mencakup evaluasi tingkat kemandirian keluarga (I-IV).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan
perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian
dari keluarga (Ekasari, 2000).
SARAN
Kepada klien dan keluarga khususnya agar selalu memahami dengan pengertian
tersebut dan untuk mahasiswa diharapkan agar dapat melakukan pemahaman keperawatan
keluarga pada keluarga baru mempunyai anak satu dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika