Anda di halaman 1dari 5

RESUME

KONSEP PERAWATAN ANAK DENGAN PENYAKIT TERMINAL &


PATOFISIOLOGI KELAINAN KONGENITAL PADA ANAK
(Tugas disusun untuk memenuhi matkul Keperawatan Anak II)

NAMA : Andini Larasati


NIM : 1903011

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
I.KONSEP PERAWATAN ANAK DENGAN PENYAKIT TERMINAL
Pengertian
Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada oatnya, kematia tidak daoat
dihindari dalam waktu bervariasi.Kondisi termisal adalah suatu proses yang progesif menuju
kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik,psikososial dan spiritual bagi
individu. Pasien terminal adalah pasien pasien yang dirawat,yang akan meninggal atau
keadaan mereka makin lama makin memburuk.sudah jelas bahwa mereka
Jenis penyakit kronik dan terminal pada anak
ISK bawah,pneumonia dan bronchitis
HIV AIDS,Malaria,Diare ,TuberculosisCampak, Tetanus,Infeksi selaput otak
( meningnitis),Difteri,Penyait kankerAkibat kecelakaan fatal
Tahapan penerimaan kronik illness:
1. Denial ( penolakan )
2. cemas ( terkejut )
3. depression ( depresi )
Tahapan penerimaas terminal illness
1. Konsep berduka
2. Denial
3. Anger
4. Bargaining
5. Depression
6. Acceptance
Adaptasi terminal dengan illness
Menurut safaroni (2002)
 Anak : konsep kematian masih abstrak dan tidak dimengerti.
Cara menjelaskan kematian pada anak.
- Ajak anak berdiskusi mengenai Tuhan,surga dan benda yang tidak terlihat
- Lihat respon anak dengan tahapan perkembangan anak
- Pada pra sekolah anak mengartikan kematian sudah tidak ada nafas, dada perut
datar tidak dapat bejalan .
- Beri support system supaya anak merasa dicintai
- Orangtua harus simpati dan peka, dukung yang anak rasakan.
 Remaja atau anak muda :bahwa kematian pada usia muda cukup tinggi, mereka
memimpikan kematian yang tiba-tiba dan kekerasan
Kebutuhan anak yang terminal
 Masalah fisik
 Masalah psikilogi
 Masalah social
 Masalah spiritual
Asuhan keperawatan yang diperlukan anak yangmengalami penyakit terminal

Palliative care : tujuannya adalah meningkatkan kualitas hidup anak pada kondisi terminal,
berfokus pada gejala rasa sakit,dan kondisi, mengontrol rasa nyeri dan gejala lainnya,
mempersiapkan diri mengadapi kematian dengan tenang.
Prinsip dari perawatan palliative care : menghormati martabat harga diri pasien dan
keluarga pasien,dukungan cargiver, acses yang kompetent compasionet, mengembangkan
prodesional dan social support, melanjutkan mengembangkan pediatrik palliative melalui
penelitian.
Palliative care plane( rencana asuhan keperawatn palliative) : melibatkan partnersip
antara anak,ortu,pegawai,guru,staff dan petugas Kesehatan professional, support
phisik,emosional,psikososial,dan spiritual khususnya, melibatkan self care,anak butuh
gambaran dan kondisi, menyediakan diagnostic
Asuhan keperawatan pada masalah kelihangan dan berduka
 Diagnosis :
- Berduka berhubungan dengan kehilangan
- Berduka antisipatif berhubungan dengan perpisahan
- Berduka disfungsional berhubungan dengan kehilangan orang/benda yang di
sayangi.
 Perencanaan Tindakan perawatan :
1. Membina dan meningkat hubungan saling percaya dengan cara :
mendengarkan pasien berbicara,memberikan dorongan agar pasien mau
mengungkapkan perasaannya, menjawa pertanyaan pasien secara langsung,
menunjikkan sikap menerima dan empati.
2. Mengenali factor yang menghambat
3. Mengurangi atau menghilangkan factor penghambat
4. Memberi dukungan terhadap respons kehilangan pasien
5. Meningkatkan rasa kebersamaan
6. Menentukan tahap keberadaan pasien

II. PATOFISIOLOGI KELAINAN KONGENITAL PADA ANAK

Penyakit jantung bawaan


Merupakan kelainan susunan jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, terjadi sebelum bayi
lahir. Kelainan ini tidak selalu memberikan gejala setelah bayi lahir. PJB merupakan kelainan
yang disebabkan gangguan perkembangan sistem kardiovaskuler pada embrio yang diduga
karena adanya faktor endogen dan eksogen.
Jenis-jenis Penyakit jantung bawaan
PJB non-sianotik dengan vaskularisasi bertambah defek septum ventrikel (DSV), defek
septum atrium (DSA), dan duktus arteriosus persisten (DAP) . PJB non-sianotik dengan
vaskularisasi paru normal. Misalnya: stenosis aorta (SA), stenosis pulmonal (SP), dan
koartaksis aorta . PJB sianotik dengan vaskularisasi berkurang, misal: tetralogi fallot . PJB
sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misal: transposisi arteri besar (TAB)

(DUKTUS ARTERIOSUS PERSISTEN (DAP)/ PATEN DUKTUS ARTERIOSUS)

Pada masa janin duktus arteriosus diperlukan untuk mengalirkan darah dari arteri pulmonalis
ke aorta. Saat tersebut paru janin belum berfungsi, sehingga hanya memerlukan sedikit darah
sehingga sebagaian besar darah dari arteri pulmonalis dialirkan ke aorta melalui duktus
arteriosus. Setelah bayi lahir, duktus ini menutup. DAP terjadi kalau duktus ini tidak menutup
setelah bayi lahir.
(Etiologi)
Penyebab secara pasti belum diketahui, akan tetapi faktor keturunan, infeksi dan maternal
rubella memegang peranan penting terjadinya DAP.
(PATOFISIOLOGI)
DAP yang terjadi menyebabkan darah mengalir secara langsung dari aorta (dengan tekanan
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (dengan tekanan rendah). Aliran dari kiri ke kanan ini
menyebabkan resirkularisasi darah yang beroksigen tinggi yang jumlahnya semakin banyak
dan mengalir ke dalam paru, serta menambah beban jantung sebelah kiri. Usaha tambahan
dari ventrikel kiri untuk memenuhi peningkatan kebutuhan ini menyebabkan pelebaran dan
hipertensi atrium kiri yang progresif. Kejadian ini menimbulkan hiertensi pulmonal dan gagal
jantung kanan jika tidak dilakukan koreksi dengan terapi medis atau bedah.
(Gambaran klinik)
terdapat tanda-tanda gagal jantung : tekanan nadi besar (water hammer pulses), ujung jari
hiperemia, resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.Infeksi saluran nafas
berulang, mudah Lelah,Apnue,Tachipneu,Retraksi dada,Hipoksemia,Murmur persisten
(sistolik, kemudian paling nyata terdengan di tepi sternum kiri atas

(Komplikasi)
Gagal jantung kronik,Endokarditis infektif.,Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis
pulmoner.Penyakit vaskuler paru progresif, 5Kerusakan sistem konduksi ventrikel

(Pemeriksaan diagnostik)
Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel,EKG,Foto
rontgen,Echochardiografi

(Diagnosa keperawatan)
Penurunan curah jantung berhubungan dengan malfomasi jantung,Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan kongesti pulmonal,Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara oksigen yang masuk dan oksigen yang digunakan, Nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya kebutuhan kalori,Resiko infeksi
berhubungan dengan menurnnya status kesehatan, Perubahan tumbuh kembang berhubungan
dengan tidak adekuatnya nutrisi dan oksigen ke jaringan.

(Tetralogi fallot )
Perubahan peran orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, kekhawatiran terhadap
penyakit anak.
Kecemasan anak dan orang tua berhubungan dengan hopitalisasi.
Tetralogi fallot merupakan kelainan jantung bawaan dengan gejala sianosis yang timbul sejak
bayi lahir, dan bertambah nyata jika bayi menangis/menetek lama.
(Manifestasi klinik)
Sianosis, muncul setelah beberapa bulan, jarang tampak pada saat lahir, dan bertambah berat
secara progresif.
Serangan hipersianotik :
a. Peningkatan frekwensi dan kedalaman pernafasan.
b. Sianosis akut.
c. Iritabilitas sistem saraf pusat yang dapat berkembang sampai lemah dan pingsan dan
akhirnya menimbulkan kejang, stroke, dan kematian.
Jari tabuh (clubbing fingers) .
Anemia yang menyebabkan perburukan gejala :
a. Penurunan toleransio terhadap latihan.
b. Peningkatan dispneu.
c. Peningkatan frekwensi hiperpnea paroksimal. .

(Komplikasi)
 Penyakit vaskuler pulmoner.
Deformitas arteri pulmoner kanan
(Komplikasi yang muncul saat pembedahan)
 Perdarahan : terutama pada anak-anak dengan polisitemia,Emboli atau trombosis
serebri,Gagal jantung kongestif,Oklusi dini pada pirau,Hematotoraks ,Pirau kanan ke
kiri persisten pada tingkat atrium, terutama pada bayi,Sianosis persisten,Kerusakan
nervus frenikus,Efusi pleura
(Pemeriksaan diagnostik)
Foto thorak : menunjukkan peningkatan atau penurunan aliran pulmoner. Tidak ada bukti-
bukti pembesaran jantung.
EKG : menunjukkan hiperrofi ventrikel kanan, hipertrofi venrikel kiri, atau keduanya.
Analisa gasa darah Hematokrit.
Ekokardiogram : mendeteksi defek septum, posisi aorta, dan stenosis pulmoner.
Kateterisasi jantung : peningkatan tekanan sistemik dalam ventrikel kanan,penurunan tekanan
arteri pulmoner dengan penurunan saturasi hemoglobin arteri.
Jumlah trombosit menurun.

Masalah keperawatan :
Intoleransi aktivitas,Ansietas.,Takut.,Penurunan curah jantung,Perubahan perfusi jaringan.
Kelebihan volume cairan,Resiko tinggi infeksi,Resiko tinggi cidera.Perubahan proses
keluarga,Koping individu tidak efektif.,Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Resiko tinggi perubahan tumbuh kembang,Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik
tidak efektif

Anda mungkin juga menyukai