Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

DISUSUN OLEH:
NAMA : DELPIANA WENI SAMARA
NIM: C2014201114
SKENARIO
Balita laki-laki usia 3 tahun diantar ibunya ke poliklinik anak karena mulut dan jari-jarinya
kebiruan setelah bermain. Hasil pengkajian didapatkan GCS 15, TTD 100/60mmHg, frekuensi
nadi 116x/menit, pernapasan jantung murmur sistolik, hasil pemeriksaan ekokardiografi
didapatkan gambaran ventrikel septal defect (VSD), stenosis pulmonal, overriding aorta,
hipertropi ventrikel kanan, BB 10 kg, TB 60cm
Riwayat : kelainan jantung bawaan sejak usia 3 bulan, mengalami kebiruan pada bibir dan ujung
jari ketika menangis sejak usia 2 minggu, kebiruan ini menetap dan bertambah saat beraktvitas
dan berkurang jika beristirahat. Perawat menganjurkan untuk menekuk kedu lutut kedada jika
merasa kelelahan terutama sehabis bermain, menangis dan menyusu

1. Dari kasus di atas penyakit yang diderita atau dialami oleh anak tersebut adalah Penyakit
jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang kemungkinan terjadi sejak dalam
kandungan dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Jenis penyakit jantung yang
tergolong penyakit jantung bawaan diantaranya adalah Atrial Septal Defect (ASD),
Ventricular Septal Defect (VSD) dan Tetralogi Of Fallot (TOF).
2. Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara
pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.
3. Berat badan anak tersebut tidak sesuai dengan usianya , karena harusnya BB anak
tersebut 12-16 kg , hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya faktor genetika dengan
demikian anak tersebut kekurangan gizi.
4. Terapi yang dapat diberikan pada anak tersebut ialah terapi pembedahan
Terapi pembedahan dibagi menjadi 2 yaitu :
 Bedah paliatif yang biasa dilakukan adalah operasi B – T (Blalock – Taussig) Shunt yang
bertujuan meningkatkan sirkulasi pulmonal dengan menghubungkan arteri subklavia
dengan pulmonalis yang ipsilateral. Umumnya bedah paliatif dilakukan pada bayi kecil
atau dengan hipoplasia arteri pulmonalis dan pasien yang sering mengalami serangan
sianotik. Sedangkan
 bedah korektif dilakukan koreksi total yang dapat didahului atau tanpa bedah paliatif.
Bila arteri pulmonalis tidak terlalu kecil, umumnya koreksi total dilakukan pada pasien
tetralogi fallot di bawah usia 2 tahun.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB)
Penyakit jantung dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu penyakit jantung didapat dan
penyakit jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan adalah kelainan struktural jantung yang
kemungkinan terjadi sejak dalam kandungan dan beberapa waktu setelah bayi dilahirkan. Jenis
penyakit jantung yang tergolong penyakit jantung bawaan diantaranya adalah Atrial Septal
Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD) dan Tetralogi Of Fallot (TOF).
A. Tetralogi Of Fallot (TOF)
a. Pengertian Tetralogi of Fallot ( TOF )
adalah defek jantung sianotik congenital yang terdiri dari 4 defek structural, yaitu: VSD
besar, stenosis atau atresia paru. overriding aorta dan ypertrofi ventrikel kanan
b. Kelainan struktur anatomi padaTOF
Ada 4 temuan kelainan anatomi yang menjadi ciri utama pada kasus Tetralogi of Fallot.
1. Stenosis arteria Pulmonale
Stenosis ini dapat bervariasi dalam ukuran dan distribusi, kelainan bias terdapat
infundubular, valvular, supravalvular, atau kombinasi, yang menyebabkan obstruksi
aliran darah ke dalam arteri pulmuner dapat pula terjadi atresia atau hipoplasia. Pada
beberapa individu, tingkat 'berbagai stenosis arteri perifer paru terjadi, yang selanjutnya
membatasi aliran darah paru. Paru atresia menghasilkantidak ada hubungan antara
ventrikel kanan dan arteri pulmonalis utama, dalam hal ini, aliran darah paru
dipertahankan baik oleh duktus arteriosus atau sirkulasi kolateral dari pembuluh bronkial
2. Ventrikel Septum Defek
Terdapat defek pada septum interventrikuler kanan dan kiri. Karena ukuran VSD ini
cukup besar maka tekanan ventrikel kiri dapat sarna besar dengan tekanan ventrikel
kanan. Karena itu arah pirau bergantung pada perbedaan antara tahanan vascular
pulmonal dan tahanan vascular sistemik. Secara klinis, pasien dengan Tetralogi Fallot
mengalami hambatan dalam pengosongan ventrikel kanan karena obstruksi pada arteria
pulmonale. Adanya defek pada septum ini memungkinkan darah dari ventrikel kanan
masuk ke ventrikel kiri dan masuk ke dalam aorta.
3. Overriding Aorta
Pergeseran ke kanan dan pembesaran pangkal aorta
4. Right Ventrikel Hypertropi
Terjadi penebalan pada dinding ventrikel kanan

B. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara
pasti, diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.
Faktor –faktor tersebut antara lain adalah
1. Faktor endogen yaitu berbagai jenis penyakit genetik (kelainan kromosom); anak
yang lahir sebelumnya menderita penyakt jantung bawaan; adanya penyakit tertentu
dalam keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung dan kelainan
bawaan,
2. Faktor eksogen yaitu riwayat kehamilan ibu : sebelum ikut program KB oral atau
suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine,
aminopterin, amethopterin, jamu); ibu menderita penyakit infeksi (rubella); pajanan
terhadap sinar-X.
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah
menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab
adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada
sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh karena pada minggu ke delapan kehamilan
pembentukan jantung janin sudah selesai.
C. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik yang sering terjadi pada anak yang mengalami TOF adalah
1. sianosis akut dan menetap (Morbus Sereleus),
sianosis muncul setelah berusia beberapa bulan, jarang tampak pada saat lahir,
bertambah berat secara progresif, serangan hypersianotik (blue spell),
mengalami peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan, iritabilitas
system syaraf pusat yang dapat berkembang sampai lemah dan pingsan dan
akhirnya menimbulkan kejang (spells), stroke dan kematian ( terjadi pada 35
% ).
2. Murmur
Merupakan suara tambahan yang dapat didengar pada denyut jantung bayi.
Pada banyak kasus, suara murmur baru akan terdengar setelah bayi berumur
beberapa hari.
3. Dispneu
Terjadi bila penderita melakukan aktifitas fisik. Bayi-bayi dan anak-anak yang
mulai belajar bejalan akan bermain aktif untuk waktu singkat kemudian akan
duduk atau berbaring. Anak- anak yang lebih besar mungkin mampu berjalan
sejauh kurang lebih satu blok, sebelum berhenti untuk beristirahat. Derajat
kerusakan yang dialami jantung penderita tercermin oleh intensitas sianosis
yang terjadi. Secara khas anak-anak akan mengambil sikap berjongkok untuk
meringankan dan menghilangkan dispneu yang terjadi akibat dari aktifitas
fisik, biasanya anak tersebut dapat melanjutkan aktifitasnya kembali dalam
beberapa menit.
4. Serangan-serangan dispneu paroksimal (serangan-serangan anoksia
“biru”) Terutama merupakan masalah selama 2 tahun pertama kehidupan
penderita. Bayi tersebut menjadi dispneis dan gelisah, sianosis yang terjadi
bertambah hebat, pendertita mulai sulit bernapas. Seranganserangan demikian
paling sering terjadi pada pagi hari.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan
Yang tidak tumbuh dan berkembang secara tidak normal dapat mengalami
keterlambatan pada tetralogi Fallot berat yang tidak diobati. Tinggi badan dan
keadaan gizi biasanya berada di bawah rata-rata serta otot-otot dari jaringan
subkutan terlihat kendur dan lunak dan masa pubertas juga terlambat.
6. Biasanya Denyut Pembuluh Darah Normal
Seperti halnya tekanan darah arteri dan vena. Hemitoraks kiri depan dapat
menonjol ke depan. Jantung biasanya mempunyai ukuran normal dan impuls
apeks tampak jelas. Suatu gerakan sistolis dapat dirasakan pada 50% kasus
sepanjang tepi kiri tulang dada, pada celah parasternal ke-3 dan ke-4. 7.
Bising Sistolik Yang ditemukan seringkali terdengar keras dan kasar, bising
tersebut dapat menyebar luas, tetapi paling besar intensitasnya pada tepi kiri
tulang dada. Bising sistolik terjadi di atas lintasan aliran keluar ventrikel
kanan serta cenderung kurang menonjol pada obstruksi berat dan pintasan dari
kanan ke kiri. Bunyi jantung ke-2 terdengar tunggal dan ditimbulkan oleh
penutupan katup aorta. Bising sistolik tersebut jarang diikuti oleh bising
diastolis, bising yang terus menerus ini dapat terdengar pada setiap bagian
dada, baik di anterior maupun posterior, bising tersebut dihasilkan oleh
pembuluh- pembuluh darah koleteral bronkus yang melebar atau terkadang
oleh suatu duktus arteriosus menetap.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung (D.008) b/d perubahan preload/perubahan


afterload /kontraktilitas
2. Resiko gangguan integritas kulit (D.0139) b/d kelebihan volume cairan
3. Intoleransi aktivitas (D.0056) kelemahan
4. Gangguan pertukaran gas (D.0003) b/d perubahan membrane alveoulus-
kapiler
5. Deficit nutrisi (D.0019) b/d ketidakmampuan mencerna makanan, faktor
psikologis
INTERVENSI

DIAGNOSA Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Penurunan curah Tujuan : (Perawatan jantung I.02075)
jantung b.d setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tanda/gejala primer
perubahan preload / keperawatan diharapkan curah penurunan curah jantung
perubahan afterload / jantung meningkat. 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder
perubahan Kriteria hasil : (curah jantung penurunan curah jantung .
kontraktilitas L.02008) 3. Monitor intake dan output cairan
1.Tanda vital dalam rentang 4. Monitor keluhan nyeri dada
normal 5. Berikan terapi terapi relaksasi
2.Kekuatan nadi perifer untuk mengurangi strees, jika
meningkat perlu
3. Tidak ada edema 6. Anjurkan beraktifitas fisik sesuai
toleransi 3.
7. Anjurkan berakitifitas fisik secara
bertahap
8. Kolaborasi pemberian antiaritmia,
jika perlu
2. Resiko gangguan Tujuan : (Edukasi Edema I.12370)
integritas kulit b.d setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kemampuan pasien
kelebihan volume keperawatan diharapkan dan keluarga menerima informasi
cairan integritas kulit dan jaringan .
meningkat. 2. Persiapkan materi dan media
Kriteria hasil : (integritas kulit edukasi (mis: formulir balance
dan jaringan L.14125) cairan)
1.Resiko kerusakan jaringan 3. Berikan kesempatan pasien dan
integritas kulit meningkat keluarga bertanya
2. Tidak ada tanda kemerahan 4. Jelaskan tentang defenisi, tanda,
3..Tidak ada keluhan nyeri dan gejala edema
pada daerah edema 5. Jelaskan cara penanganan dan
pencegahan edema
6. Intruksikan pasien dan keluarga
untuk menjelaskan kembali
definisi, penyebab, gejala dan
tanda, penanganan dan
pencegahan edema.

3. Intoleransi aktifitas Tujuan : (Manajemen energi I.050178)


b.d kelemahan setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kelelahan fisik dan
keperawatan diharapkan emosional
toleransi aktifitas meningkat. 2. Monitor pola dan jam tidur
Kriteria hasil : Toleransi 3. Sediakan lingkungan yang
aktivitas (L.05047) nyaman dan rendah stimulus (mis:
1. kemampuan melakukan cahaya, suara, kunjungan)
aktifitas sehari-hari meningkat
2.Pasien Mampu berpindah 4. Berikan aktifitas distraksi yang
dengan atau tanpa bantuan menenangkan
3.Pasien mangatakan dipsnea 5. Anjurkan tirah baring
saat dan/atau setelah aktifitas 6. Anjurkan melakukan aktifitas
menurun secara bertahap
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
4. Gangguan Tujuan : (Pemantauan Respirasi I.01014)
pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi irama,
perubahan membran keperawatan diharapkan kedalaman dan upaya nafas
alveolus-kapiler pertukaran gas meningkat. 2. Monitor pola nafas
Kriterian hasil : 3. Monitor kemampuan batuk efektif
(Pertukaran gas L.01003) 4. Monitor nilai AGD
1.Dipsnea menurun 5. Monitor saturasi oksigen
2.bunyi nafas tambahan 6. Auskultasi bunyi nafas
menurun 3.pola nafas membaik 7. Dokumentasikan hasil
4. PCO2 dan O2 membaik pemantauan
8. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
9. Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
10. Kolaborasi penggunaan oksigen
saat aktifitas dan/atau tidur
5. Defisit nutrisi b.d Tujuan : (Manajemen gangguan makan I.03111)
ketidakmampuan setelah dilakukan tindakan 1. Monitor asupan dan keluarnya
mencerna makanan, keperawatan diharapkan status makanan dan cairan serta
faktor psikologis nutrisi membaik. kebutuhan kalori
(mis:stress,keeng Kriteria hasil : 2. Timbang berat badan secara rutin
ganan untuk makan) (status nutrisi L.03030) 3. Anjurkan membuat catatan harian
1. Porsi makan yang tentang perasaan dan situasi
dihabiskan meningkat pemicu pengeluaran makanan
2. Perasaan cepat kenyang (mis:pengeluaran yang disengaja,
menurun muntah, aktivitas berlebihan)
3. Nafsu makan membaik 4. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
Daftar pustaka

file:///E:/ModulLengkapBahanAjarAnak.pdf
Wong D.L.(2009). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 6.Volume 1. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai