Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

Nama kelompok:
Keyvin Suak
Vanesa Lontoh
Friskila Garasut

UNIVERSITAS KATOLIK DELA SALLE


FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Yang MahaEsa,
yang Maha Kuasa,Karena dengan penyertaan-Nyalahsehingga tugas makalah ka
mi ini dapat terselesaikan. Dalammakalah in penulis memasukkan beberapa hal 
utama tentang“penyakit jantung
bawaan”guna agar kita semua dapatmengetahui berbagai penyakit jantung
bawaan
Kami kelompok  meminta maaf apabila ada kesalahan dalampenyusunan
 makalah ini atau ada penulisan yang tidak tepatdalam makalah ini kami 
ucapkan terimakasih
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I
1.latar belakang
BAB 2
Pembahasan
a.penyakit jantung bawaan
b.etikogi
c.klasifikasi penyakit jantung bawaan
d.tanda dan gejala
c.patofisiologi penyakit jantung bawaan
BAB III
Penutup
Daftar pustaka
BAB 1
A.Latar belakang
Penyakit jantung bukan hanya monopoli orang dewasa, melainkan juga di
alami anak-anak. Sejak masa dalam rahim, manusia rentan terhadap kelainan
jantung bawaan yang terjadi pada masa organ tubuh vital tersebut. Pusat  Jantung
Nasional Harapan Kita menyebutkan dari  1.000 bayi yang lahir hidup di
berbagai daerah di Tanah Air, enam hingga sembila di antaranya mengindap
kelainan jantung bawaan. Dengan demikian, tiap tahun sedikitnya 40.000 bayi
hidup dengan jantung bocor. Mayoritas bayi yang lahir dengan penyakit jantung
bawaan (PJB) itu meninggal sebelum berusia satu tahun. Sementara bayi yang
bisa diselamatkan melalui pembedahan hanya 800 hingga 900 kasus pertahun,
sebagian besar dilakukan di Pusat jantung Harapan Kita. Berbeda dengan angka
kasus penyakit jantung reumatik yang cenderung menurun namun dalam
beberapa tahun terakhir, jumlah kasus kelainan jantung bawaan justru tidak
menurun.Terjadinya kelainan jantung bawaan masih belum jelas namun
dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk genetik. Ada  beberapa faktor yang
dapat menimbulkan gangguan jantung  yang  dapat menimbulkan gangguan
jantung yang terjadi pada masa kehamilan tiga bulan pertama, antara lain paparan
sinar rontgen, trauma fisik dan psikis, serta minum jamu atau pil kontrasepsi.
Kelainan jantung bawaan juga dapat terjadi  jika ibu dan janin berusia di atas
40 tahun, menderita penyakit kencing manis, campak dan hipertensi (darah
tinggi) serta jika ayah dan ibu merokok saat janin berusia 3 bulan dalam rahim.

BAB II
PEMBAHASAN
 
A. PENYAKIT JANTUNG BAWAAN ( PJB )
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah
malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak
lahir. Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu memberi gejala segera
setelah bayi lahir tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukan setelah pasien
berumur beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun. Penyakit jantung bawaan
yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak
dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung
bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien
tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi
dini pada usia muda.
Kelainan yang termasuk dalam penyakit Jantung bawaan banyak sekali jenis
nya, mencakup gangguan pada bilik dan atau serambi jantung serta gangguan
pada pembuluh darah jantung.Apapun jenis kelaian pada penyakit jantung
bawaan, semuanya mengakibatkan ketidaklancaran sirkulasi darah, karena
Jantung sebagai salah satu organ vital dalam tubuh memiliki tugas memompa
dan mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh.
Beberapa kelainan pada jantung yang paling banyak diderita yang termasuk
dalam kategori penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada katup balik,
kelainan pada katup serambi dan kebocoran pada pembuluh darah balik paru-
paru, berikut pembahasannya :
1. Kelainan katup balik
Dinding yang memisahkan bilik kanan dan kiri pada jantung tidak selalu
tertutup rapat, kadangkala pada dinding pemisah itu terdapat suatu lubang
atau celah, hingga menyebabkan tekanan aliran darah yang menuju paru-paru
meningkat, hal ini lah yang disebut kelainan jantung bawaan pada katup
balik.Gejala kelainan ini tidak spesifik, karena tergantung dari besar kecilnya
celah yang terdapat pada katup pemisah bilik tersebut.Semakin besar celah
pada katup pemisah, semakin terlihat gelaja penyakit jantung bawaan yang
diderita. Sesak nafas, bibir kebiruan, tidak berselera makan, banyak
mengeluarkan keringat dan ada kalanya mengalami infeksi paru-paru yang
sering kambuh
2. Kelainan katup serambi
Seperti hal nya serambi kanan, serambi kiri jantung juga dipisahkan oleh
katup.Dan pada katup ini pun sering terdapat celah yang mengakibatkan aliran
darah ke serambi kanan menuju ke serambi kiri jantung menjadi tidak
nomal.Kelainan pada katup serambi pada umumnya lebih banyak diderita
oleh wanita, namun belum dapat dipastikan apakah hal ini terjadi karena
faktor genetik yang terkait pada kromosom gender.
3. Kebocoran pada pembuluh arteri paru-paru
Sejak lahir, pembuluh darah dari paru-paru ke aorta yang ada saat bayi
dalam kandungan akan menutup dengan sendirinya sesuai dengan
perkembangan tumbuh kembang anak, namun sayang nya tidak semua bayi
demikian. Ada anak-anak yang pembuluh arteri paru-parunya tidak menutup
walaupun makin beranjak dewasa.celah tersebut akan mengalirkan darah di
antara pembuluh arteri paru-paru dan aorta.
Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Peningkatan kerja jantung dengan gejala : kardiomegali, hipertrofi, dan
tachycardia.
2. Curah jantung yang rendah, dengan gejala : gangguan pertumbuhan, intoleransi
teradap aktivitas.
3. Hipertensi pulmonal dengan gejala : dyspnea, tachypnea.
4. Penurunan saturasi oksigen areri, dengan gejala : polisitemia, asidosis, sianosis.
 
B. Etiologi 
Penyebab penyakit jantung congenital berkaitan dengan kelainan
perkembangan embrionik, pada usia lima sampai delapan minggu, jantung dan
pembuluh darah besar dibentuk. Penyebab utama terjadinya penyakit jantung
congenital belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung
bawaan.
1. Faktor Prenatal :
a. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella, influenza atau chicken fox.
b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu dan sebelumnya  ikut program KB
oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, ( thalidmide,
dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin).
f. Terpajang radiasi (sinar X).
g. Gizi ibu yang buruk.
h. Kecanduan obat-obatan yang mempengaruhi perkembangan embrio.
 
2. Faktor Genetik :
a. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
b. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
c. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
 
C. Klasifikasi Penyakit Jantung Bawaan
1. Berdasarkan kelainan anatomis, PJB secara garis besar dibagi atas 3
kelompok, yaitu:
a. Adanya penyempitan stenosis atau bahkan pembutuan pada bagian tertentu
jantung
1) Stenosis  ( penyempitan ) katup pulmonal : terjadi pembebanan pada jantung
kanan, yang pada akhirnya berakibat gagal jantung kanan. Maka istilah ini
bukanlah jantung gagal berdenyut, melainkan jantung tak mampu memopakan
darah sesuai kebutuhan tubuh dan sesuai jumlah darah yang kembali ke jantung.
Tanda gagal jantung kanan adalah pembengkakan kelopak mata, tungkai, hati dan
enimbunan cairan di rongga perut.
2) Stenosis ( penyempitan katup aorta ) : terjadi pembebanan pada jantung kiri, yang
pada akhirnya berakibat kegagalan jantung kiri, yang ditandai oleh sesak, batuk
kadang-kadang berdahak berdarah.
3) Atresia ( pembuntuan katup pulmonal ) : pada fase ini katup pulmonal sama sekali
buntu, sehingga tak ada aliran darah dari jantung ke paru.
4) Coarcetatio aorta : pada kasus ini area lingkungan pembuluh darah aorta
mengalami penyempitan.
b. Adanya lubang pada sekat pembatas antar ruang jantung
1) Atrial septal efek ( ASD ) : lubang ASD kini dapat ditutup dengan tindakan non
bedah; Amplatzer septal okluder ( ASO ) yakni memasang alat penymbat yang
dimasukan melalui pembuluh darah di lipatan paha.
2) Ventrikuler septal defek ( VSD ) : pada VSD tertentu dapat ditutp dengan
tindakan non bedah menggunakan penyumbat Amplatzer, namun sebagian besar
kasus memerlukan pembedahan.
3) Paten duktus arteriosus ( PDA ) : PDA juga dapat ditutup dengan tindakan non
bedah menggunakan penyumbatan Amplatzer, namun bila PDA sangat besar
tindakan bedah masih merupakan pilihan utama.
c. Pembuluh darah utama jantung keluar dari ruang jantung dalam posisi tertukar
(pembuluh darah aorta keluar dari bilik kanan sedangkan pembuluh darah
pulmonal atau paru keluar dari bilik kiri). Kelainan ini disebut transposisi arteri
besar. Akibatnya darah kotor yang kembali ke jantung dialirkan lagi ke seluruh
tubuh, sehingga terjadi sianosis / biru di bibir, mukosa mulut dan kuku.
 
 
 
2. Berdasarkan kelainan fungsi yang terjadi, yaitu :
1. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
Penyakit ini terjadi karena adanya keabnormalan struktur jantung yang
cukup kompleks hingga hanya bisa ditangani dengan bedah. Pada kasus ini,
bayi yang baru saja lahir terlihat biru karena adanya percampuran darah
kotor dan darah bersih karena kelainan pada struktur jantung. Jaringan
dalam tubuh bayi mendapatkan oksigen yang sangat minim sehingga sangat
berbahaya untuk kelangsungan hidupnya dan harus ditangani secara cepat.
Darah yang miskin oksigen dapat disebabkan oleh mekanisme berikut:
a. Terjadi kebocoran sekat antara bilik kiri dan kanan yang disertai
penyempitan arteri pulmonal, bahkan buntu sama sekali.
b. Terjadi kesalahan posisi dari arteri pulmonalis (pembuluh darah yang mengalirkan
darah dari bilik kanan ke paru).
 
Klasifikasi penyakit jantung bawaan sianotik :
a. Dengan vaskularisasi paru bertambah :
1) Transposisi arteri besar tanpa stenosis pulmonal
2) Double outlet right ventricle tanpa stenosis pulmonal
3) Trunkus arteriosus persisten
4) Ventrikel tunggal tanpa stenosis pulmonal
5) Anomaly total drainase vena pulmonalis
b. Dengan vaskularisasi berkurang :
1) Stenosis pulmonal berat pada neonates
2) Tetralogy Fallot
3) Atresia pulmonal
4) Atresia tricuspid
5) Anomaly ebstein
 
 
 
2. Penyakit Jantung Bawaan Asianotik
Penyakit jantung bawaan asianotikumumnya memiliki kelainan yang
sederhana dan tunggal, namun tetap saja lebih dari 90% di antaranya perlu
tindakan bedah jantung terbuka untuk pengobatannya. Gejala pada penyakit
jantung bawaan asianotik tidak terlihat nyata. Sehingga sering tidak
terdiagnosa dan tidak disadari baik oleh dokter maupun orang tua. Beberapa
mekanisme yang terjadi pada penyakit ini adalah :
a. Aliran darah terjadi dari kiri ke kanan melalui kebocoran sekat antara jantung
kanan dan jantung kiri, baik pada tingkat serambi maupun bilik jantung. Juga dapat
terjadi karena tidak menutupnya pembuluh yang menghubungkan aorta dan arteri
pulmonal, sedangkan pada bayi normal pembuluh darah tersebut menutup sesaat
setelah bayi lahir.
b. Adanya sumbatan (obstruksi) pada jantung kanan
c. Obstruksi pada jantung kiri.
Klasifikasi penyakit jantung bawaan nonsianotik :
a. Dengan vaskularisasi paru normal
1) Stenosis aorta
2) Stenosis pulmonal
3) Coarktasio aorta
4) Kardiomiopati
b. Dengan vaskularisasi paru bertambah
1) Defek septum arteri
2) Defek atrioventrikularis
3) Defek septum ventrikel
4) Duktus arteriosus persisten
5) Anomaly drainase vena pulmonal parsial
 
D. Tanda dan Gejala 
1. Sesak napas
2. Sianosis
3. Nyeri dada
4. Syncope
5. Kurang gizi / kurang pertumbuhan
 
E. Patofisiologi Penyakit Jantung Bawaan
Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang bertekanan
tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Daerah yang bertekanan tinggi ialah
jantung kiri sedangkan yang bertekanan rendah adalah jantung kanan. Sistem
sirkulasi paru mempunyai tahanan yang rendah sedangkan sistem sirkulasi
sistemik mempunyai tahanan yang tinggi.
Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang bertekanan
tinggi dengan rongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi aliran
darah dari rongga jantung yang bertekanan tinggi ke rongga jantung yang
bertekanan rendah. Sebagai contoh adanya defek pada sekat ventrikel, maka
akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan. Kejadian ini
disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteri pulmonalis
dan defek septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan lebih tinggi dari
tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin
akan oksigen mengalir melalui defek tersebut ke ventrikel kiri  yang kaya akan
oksigen, keadaan ini disebut dengan pirau (shunt) kanan ke kiri yang dapat
berakibat kurangnya kadar oksigen pada sirkulasi sistemik. Kadar oksigen yang
terlalu rendah akan menyebabkan sianosis.
Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Peningkatan kerja jantung, dengan gejala: kardiomegali, hipertrofi, tachykardia.
2. Curah jantung yang rendah, dengan gejala: gangguan pertumbuhan,  intoleransi
terhadap aktivitas.
3. Hipertensi pulmonal, dengan gejala: dispnea, takhipnea
4. Penurunan saturasi oksigen arteri, dengan gejala: polisitemia, asidosis, sianosis.
 
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmukeperawatananakapridoni.blogspot.co.id/2013/05/askep-
penyakit-jantung-bawaan.html
web : http://bukittin.blogspot.co.id/2012/05/makalah-pjb.html
http://bukittin.blogspot.co.id/2012/05/makalah-pjb.html
http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-pykit-jantung-bawaan
http://www.scribd.com/doc/147512016/Makalah-Penyakit-jantung-bawaan#scribd
http://penyakitjantungbawaan.com/patofisiologi-penyakit-jantung-bawaan/
https://cardiologyupdateunand.files.wordpress.com/2011/06/pjb-untuk-prof-gmh-
revisi-for-windows.pdf
http://www.heartcenter.co.id/index.php/list-artikel/77-jenis-pjb

Anda mungkin juga menyukai